Jika hati bisa berbicara, mungkin hatiku telah berkoar dengan kerasnya menyampaikan rasa yang singgah ini kepadamu langsung.
Jika tekad dan keinginanku yang kuat untuk memilikimu kuterusterangkan, maka bisakah aku memilikimu?
Apakah aku sudah menjadi seorang wanita yang baik dalam pandanganmu??
Apakah menurutmu aku pantas menjadi calon ibu dari anak-anakmu kelak???
"Astagfirullah, apa yang telah aku pikirkan ya Allah, ampunilah zina mata dan pikiran jorok hambamu ini," gumam Riani segera melepas pandangannya dari pria ganteng itu sambil menampar-nampar pipinya agar segera sadar.
"Ada apa riani?" tanya pria yang ditatap Riani sedari tadi tiba-tiba muncul dihadapan Riani dengan memasang senyum manis diwajahnya itu.
Melihat senyum pria itu membuat pipi Riani jadi merah merona dan detakan jantungnya bergerak cepat serta berbunyi keras membuat Riani mundur 3 langkah secara refleks dari pria itu agar bunyi jantungnya yang kencang itu tidak ketahuan.
"Apakah saya mengejutkanmu?" tanya pria itu dengan tatapan bersalah.
Riani mengelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak-tidak....kamu sama sekali tidak mengejutkan aku Ndi, aku tadi hanya bengong saja," jelas riani gelagapan pada pria yang bernama Andi itu.
"Kalau begitu maafkan saya yang mengangetkanmu tiba-tiba, Riani," tunduk Andi dan berpamitan pada Riani untuk memulai kembali kelasnya.
Riani secara tak sadar kembali menatap Andi dari belakang dengan tatapan kagum dan penuh cintanya.
"Hayooo looo, ketahuan nih menatap sang pujaan hati," ledek Kirana, seorang sahabat baik Riani sekaligus teman sekamarnya itu yang datang tiba tiba dari samping Riani.
"Aaa... apa sih," ujar riani gelagapan dengan wajah memerah nya.
"Ya udah ayo masuk kelas udah ditungguin kiai dari tadi tuh," ajak Kirana.
Riani mengangguk mengikuti langkah sahabatnya itu untuk memulai kelas pesantrennya.
***
Pelajaran materi pun selesai dan seluruh santri segera kembali ke asrama mereka masing masing kecuali sebagian dari santri laki-laki yang harus kekebun mengecek tanaman dan ke kandang membersihkan kotoran hewan yang menjadi patokan penghasilan dan konsumsi pesantren.
"Kok bengong gitu Ni?" tanya kirana sambil meletakkan Qur'an yang dipegangnya sedari tadi ke atas meja belajarnya.
Riani menggelengkan kepalanya dan kemudian bergegas ke kamar mandi untuk bersih bersih diikuti oleh Kirana yang juga mau mandi.
***
Riani mengambil buku diary-nya yang motif polos bewarna hijau itu beserta sebuah pulpen bertinta hijau favorit Riani kemudian membuka gembok kecil buku diary-nya dan kembali membalik helaian buku itu menorehkan tinta penanya ke atas kertas.
17 November
Kali ini aku kembali berbicara dengannya
walau hanya dengan beberapa kalimat saja namun aku bahagia bisa berjumpa kembali dengannya.
Entah apa yang telah membuat cintaku begitu besar pada dirinya apakah karna ketampananya? Kebaikan hatinya? Kepintarannya? Atau ibadahnya? Yang pasti aku bahagia dan jiwaku sejuk saat mendengar suaranyanya hatiku tenang saat berjumpa dengannya dan setiap waktu aku selalu memikirnya tak lupa aku mendoakannya seusai shalatku.
Kalau aku boleh berharap maka tolong jadikan dia selalu dekat dan selalu disisiku ya Allah, jadikan dia orang yang selalu kuliat setiap hariku....... Aamiin.
Rasaku yang akan selalu mencintaimu.
---RIANI PUTRI---
Riani kembali menutup dan mengembok lembaran diary yang ditulis nya kemudian memeluk diary itu.
Kret....
Pintu kamar asrama dibuka oleh Kirana yang tampak sibuk mengaduk telur dalam sebuah mangkuk, "Ni tolongin mbak Ayu masak makan malam gih!" seru kirana sambil terus fokus mengaduk telurnya dan segera berjalan kembali ke dapur.
"Oh iya, sekarang jadwalku ya untuk bantu masak," guman Riani sambil segera bergegas ke dapur.
***
Makan malampun berlalu secepat kilat oleh santriwati asrama kemudian mereka segera membereskan alat alat makan dan kembali ke kamar masing masing untuk bersiap siap ke masjid melakukan shalat isya berjamaah.
Allahu Akbar Allahu Akbar.....
Suara adzan yang menyentuh hati itu terdengar telah dikumandangan dengan merdunya.
"Ayo ni!" sahut Kirana yang telah memakai mukenah berwarna putih bersihnya itu.
"Ayo!" jawab Riani membuka pintu kamar dan kembali menutupnya setelah Kirana keluar.
Mereka menunaikan panggilan Allah itu dengan segera dan setelah selesai berdoa mereka keluar teratur dari masjid.
"Assalamu'alaikum," salam andi.
"Eh wa... wa'alaikumsalam Ndi, ada apa?" tanya Riani gelagapan.
Kirana yang baru keluar memakai sendalnya segera, "Ah ada Andi" sapanya diangguki oleh andi.
"Gak ada apa apa kok, saya cuman ingin menyapa saja, bukankah baik jika kita saling menjalin tali silaturahmi bersama orang lain dan juga waktu kita untuk bertemu di pesantren ini hanya 1 bulan lagi," nyata Andi sambil melebarkan senyum di wajah ganteng, kinclong, glowing, putih dan bersihnya itu.
"Ii... iya," jawab riani.
"Hati-hati sama senyum kamu loh Ndi," sahut Kirana.
"Eh kenapa dengan senyum saya Kirana?" tanya Andi tampak bingung.
"Senyum kamu tuh mematikan loh," ledek Kirana.
"Kok gitu?" tanya andi cemas.
"Hahahah, maksudnya mematikan hati wanita," tawa Kirana.
"Ah saya pikir apa. Senyum itu berkah Kirana, jadi saya harus banyak banyak senyum biar pahala saya banyak juga dan mengalir terus hahaha," tawa andi yang membuat wajah Riani makin memerah.
Melihat wajah Riani yang tampak memerah membuat Kirana langsung peka dan berpamitan segera ke andi kembali ke asrama bersama riani.
"Ya udah Ndi, aku dan Riani balik ke asrama dulu ya!" pamit kirana sambil melambaikan tangannya.
"Oke, hati-hati," sahut andi yang diangguki oleh riani dan kirana.
"Ucapan bisa bohong tapi hati gak bisa loh Ni," ledek kirana.
"A... apa sih!" bentak Riani malu dengan wajah yang masih memerah.
***
1 bulan kemudian
Pagi hari di pesantren An-Nur kota Binaraga menggelar acara kelulusan santriwan santriwatinya dengan syukuran dan acara sederhana, sebagian santri ada yang tetap dipensantren menjadi guru dan pengelolaan perkebunan dan peternakan dan ada yang melanjutkan sekolahnya ke university jurusan agama dan dakwah, serta ada yang kembali ke kampung halamannya untuk melanjutkan bisnis orang tua dan menikah muda.
"Assalamu'alaikum," salam Andi dan Abra teman sekamar andi.
"Wa'alaikumsalam," jawab Riani dan Kirana sambil memasukkan barang barang ke mobil yang mereka sewa.
"Mau langsung pulang?" tanya Abra.
"Iya udah ditunggu sama keluarga," jawab kirana yang diangguki oleh Riani.
"Kirana..." panggil Abra.
"Ya, ada apa Abra?" tanya Kirana.
"Bisa bicara di sana sebentar?" tanya Abra sambil menunjuk pondok diseberang taman.
Kirana mengangguk mengiyakan.
Sedangkan Riani dan Andi masih berdiri di belakang mobil memperhatikan apa yang akan dilakukan dua insan itu.
"Langsung berangkat Mbak?" tanya sopir yang punya mobil sewa itu.
"Eh, bisa tunggu sebentar Pak?" tanya Riani.
"Owh bisa Mbak, saya tunggu di dalam aja ya Mbak," pamit supir itu tak mau menganggu mereka.
Riani mengangguk mengiyakan.
"Kira-kira Abra mau ngomongin apa ya Ndi?" tanya Riani angkat bicara memecah keheningan antara mereka berdua.
"Abra mau ngelamar Kirana," jawab Andi.
"Masya Allah, beneran?!" kaget Riani.
"Iya," angguk Andi.
"Kok bisa?!" kaget Riani.
"Cinta gak bisa ditebak," jawab Andi singkat.
"By the way, kamu ada wanita yang disukai juga Ndi?" tanya Riani terang-terangan.
Andi menatap lama ke arah Riani dan menyunggingkan bibirnya tersenyum tipis, sangat menawan, membuat wajah Riani kembali memerah, malu.
jika aku boleh bertanya.....
maka akan kutanyakan 4 hal
siapa orang paling berharga bagimu selain keluargamu?
dan adakah aku hatimu?
penantian panjang ku selama ini apakah tersia siakan?
apa akan kau balas dengan hal tak terduga yang pernah aku bayangkan?__
Senyuman mematikan andi memecah keheningan diantara kedua insan itu
"untuk saat ini saya masih mau menfokuskan karir dari pada percintaan ni"jawab andi
Riani bergelimang perasaan setelah mendengar jawaban andi antara bahagia karna dia masih punya peluang untuk mendapatkan hati Andi dan sedih karena sampai saat ini Andi tak menganggapnya orang yang spesial
***
"ada apa abra?"tanya kirana sambil duduk dibangku taman
Abra menekukkan lututnya ke rumput taman itu sambil mengeluarkan sebuah cincin dari kotak yang digenggamnya "maukah kamu menerima lamaranku?"
Kirana tersentak kaget kemudian air matanya berlinang dari kedua mata indah dan cemerlangnya itu
"eh...eh apa saya mengatakan sesuatu yang salah pada kamu Kirana?"cemas abra
Kirana menggelengkan kepalanya sembari membersihkan air mata dari wajahnya
"jadi?"tanya abra cemas
Kirana menganggukan kepalanya "temui lah kedua orang tuaku dikediamannya lusa besok"jawab kirana
Abra mengangguk cepat tersenyum bahagia diterima oleh orang yang selama ini mampu membuat hatinya berdebar kencang dia adalah Kirana Zahara mantan sekretaris dari himpunan dakwah pesantren yang di ketuai oleh Andi dan Abra sebagai wakilnya
"sejak kapan rasamu tumbuh kepadaku?"tanya kirana sambil menggeser duduknya ke sudut kiri agar abra bisa duduk disudut kanannya karna mereka bukan muhrim yang bisa saling bersentuhan
Abra menceritakan pandangan pertamanya saat berjumpa dengan kirana di pengangkatan perangkat himpunan dakwah pesantren An-Nur itu dia melihat kegigihan Kirana dan cara kirana menyampaikan pendapatnya dengan ekspresi tegas penuh wibawa membuat hati Abra langsung tersentuh oleh kirana
"kenapa kamu menerima lamaran saya?apakah kamu ada perasaan pada saya?"tanya abra malu malu
Kirana tersenyum melihat ekspresi pria yang berani melamar gadis jutek tiada feminim nya itu yang bisa juga malu malu sedangkan selama di organisasi abra adalah pimpinan dan wakil yang paling kompeten, tegas ,dan penuh kewibawaan tidak jauh beda dengan sifat kirana,namun siapa sangka abra juga bisa memasang wajah malu nya itu saat mengahadapi pernyataan cinta "aku hanya kagum melihat sikap dewasa dan kompetenmu yang bahkan lebih baik dari pada ketua kita sendiri,aku kagum melihat ketegasan dan kerja kerasmu dalam membina organisasi dan ceramah disetiap masjid yang meminta santri tapi itu bukan penyebab kenapa aku menerima lamaranmu"jelas kirana
"lantas?"tanya abra penasaran
Kirana tersenyum sembari berdiri dari kursi "semuanya akan aku jawab dan jelaskan setelah kamu berani melamar ku didepan orang tuaku,kalo begitu sampai jumpa lusa depan Assalamualaikum"pamit kirana segera mempercepat langkahnya dengan ekspresi bahagia ke arah Riani dan Andi yang sedari tadi menunggu mereka
"Waalaikumsalam"Abra memerhatikan langkah kirana yang pergi jauh meninggalkannya dan masih kepikiran alasan kirana bisa mencintai nya
"ayo!"sahut kirana pada riani sambil langsung duduk di dalam mobil
Riani sontak kaget melihat Kirana yang tiba tiba langsung masuk mobil
"kalo begitu aku pamit ndi, Assalamualaikum"pamit riani
"Waalaikumsalam"jawab andi
Riani segera masuk kedalam mobil
"udah mbak?"tanya sopir yang sudah menunggu dari tadi
"udah pak"jawab riani dan kirana bersamaan
Pak sopir segera menggas mobilnya menuju
stasiun selama diperjalanan Kirana menceritakan kepada riani apa yang dikatakan abra dan membuat wajah riani seketika bahagia melihat sahabat nya itu dilamar orang yang juga telah lama dicintainya dalam diam selama ini
"wah selamat ya na"
kirana mengangguk "jangan lupa ya lusa kerumah aku!"seru kirana
"siyappp bosQ"jawab riani dengan posisi tangan di alisnya hormat kepada kirana
"udah mbak"ujar pak sopir sambil keluar membantu riani dan kirana membantu mengangkat barang barang mereka
"ini pak"serah riani menyerahkan beberapa lembar uang 100.000 pada pak sopir
"eh ini kebanyakan mbak,gak usah sehelai aja cukup"sahut pak sopir
Riani tersenyum"udah ambil aja pak,hitung hitung juga ongkos kita karna bapak sabar nungguin kita tadi padahal udah lewat jadwal pemesanannya dan hitung hitung pendapatan yang bapak terima sedari nungguin kita tadi"senyum riani
"aduh makasih banget mbak,semoga rezeki mbak berdua lancar"ucap pak sopir
"amiinnn"sahut riani dan kirana
"ya udah makasih ya pak"ucap kirana
"Assalamualaikum"salam riani dan kirana bersamaan
"waalaikumsalam"jawab pak sopir sambil kembali masuk ke mobilnya
Kirana dan riani langsung masuk ke dalam kareta yang akan jalan 5 menit lagi karna sebelumnya mereka telah memesan tiket kareta secara online
"aduh"lelah kirana sambil meregangkan kedua tangannya
"capek banget na"ujar riani
kirana menganggukan kepalanya dan langsung molor di kareta,riani menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat dari kecilnya itu
"sudah mau dilamar tapi tingkah masih gak berubah"guman riani
Mereka melalukan perjalanan dikareta selama 6 jam dan tiba di statiun pemberhentian mereka kemudian melanjutkan naik mobil online sampai ke kampung halaman mereka
"aku duluan ya ni, kamu mau mampir dulu?"ajak kirana didepan pintu rumahnya
"ah enggak aku istirahat dirumah aja lagian jarak rumah kita cuman 2 bangunan hahah"
Kirana mengangguk dan masuk ke rumahnya disambut hangat oleh keluarganya dan riani langsung pergi ke rumahnya yang berjarak 10 langkah kaki dari rumah kirana
"assalamualaikum"salam riani sambil mengetok pintu rumahnya
"waalaikumsalam,wah kakak?!kok sampai gak ngabar ngabarin?!"tanya gadis cantik yang lebih muda sedikit dari riana dengan ekspresi ngambek
"hahaha baterai hp kakak habis syah"jawab riani
"uh...ya udah padahal tadi aku mau jemput ke bandara"celoteh adik riani itu sambil membawa koper kakaknya ke kamar
Riani tersenyum melihat adiknya semata wayang nya itu,melihat rasa kasih sayang dan pengertian adiknya yang begitu dalam padanya
"kakak mau istirahat atau makan dulu?"tanya aisyah sambil menutup laptopnya
"kakak mau mandi dulu,tadi kakak udah istirahat di kareta jadi gak capek lagi"
Aisyah mengangguk mendengar jawaban kakak nya itu kemudian menghangatkan sayur yang dibuatnya
Setelah selesai mandi riani membantu adiknya itu menghidangkan makan malam mereka
"gimana novel kamu syah?"tanya riani
Aisyah tersenyum dan mengacungkan jempolnya tertanda bahwa novel nya kembali sukses
Riani dan Aisyah adalah yatim piatu orang tua mereka meninggal disaat riani kelas 1 smp akibat kecelakaan saat mengantar padi mereka,kini dirumah besar itu hanya tinggal riani dan aisyah,awalnya adik dari ibunya berniat untuk mengasuh riani dan Aisyah namun mereka menolak dan memilih untuk hidup mandiri saja tapi tetap dalam status pengawasan oleh Tante nya yang sebelah rumah itu,untuk kebutuhan sehari hari riani dan aisyah mendapatkan dari penjualan padi sawah orang tuanya sebanyak 10 petak sawah yang kini diurus oleh tantenya beserta suami tantenya itu yang memang orang nya jujur dengan penghasilan dibagi setengah setengah akibat persetujuan riani dan Aisyah yang awalnya ditolak oleh tantenya karna itu terlalu merugikan untuk riani, namun riani bersikukuh memberikan tantenya penghasilan kerja sama dibagi 2
Aisyah sekarang duduk dibangku kelas 2 IPA SMA dan Aisyah juga merupakan seorang penulis online di blog pribadinya yang bahkan sudah 3 karya Aisyah yang dibukukan penerbit dengan penghasilan aisyah di blog nya paling sedikit 3 juta rupiah setiap bulannya
Dulu setelah lulus SMP riani berencana melanjutkan sekolahnya ditempat yang sama dengan sekolah Aisyah sekarang namun berkat saran dari gurunya riani mencoba tes beasiswa di pesantren an-nur Alhamdulillah takdir memilih riani untuk bersekolah disana dengan sahabat kecil nya itu
Setelah lulus beasiswa riani tampak gelisah karna tak mau meninggal kan aisyah yang saat itu masih kelas 2 SMP namun aisyah menyarankan riani agar menerima beasiswa itu karna melihat perjuangan riani siang dan malam untuk belajar dan Aisyah meyakinkan riani Karna dia bisa hidup mandiri seperti riani yang bahkan telah bisa mengatur keuangan saat kelas 1 smp bagaimana mungkin adiknya tidak bisa seperti kakak nya sendiri
Mendengar pernyataan aisyah membuat riani tampak lega lalu memutuskan menerima beasiswa itu dan berangkat ke pesantren
hubungan yang membuat aku sadar akan ketulusan hati wanita itu
kebaikan dan kejujuran nya yang membuat aku bisa mempercayakan keluarga ku satu satunya kepadanya
terima kasih tante atas waktu dan tenaga berharga yang kau berikan pada kami__
"syah,temanin kakak ke tempat tante dulu yuk,kakak belum nyapa tante dan om nih sehabis pulang"ajak riani
Aisyah mengangukan kepalanya dan mengikuti langkah riani dari belakang
"Assalamualaikum"salam riani sambil mengetok pintu rumah yang ada disebelah rumahnya itu
"waalaikumsalam,eh riani?!udah pulang?!kok gak ngabarin tante atau om,kan kami bisa jemput"sahut Tante riani
"hahaha maaf tante"ujar riani sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
"ya udah ayo masuk"ajak tante riani dan Aisyah
"oh iya tante ini ada oleh oleh dari Jabetabek untuk Tante dan keluarga"ujar riani sambil menyerahkan oleh oleh yang di gandeng nya sedari tadi
"aduh repot repot aja"ujar Tante riani
"hahahaa gak repot kok Tante"
"makasih ya ni"
"oh iya tante om damar sama adik adik mana?"tanya riani
"om damar lagi ke kota jual padi dan anak anak udah pada tidur"jelas tante riani
"owh gitu tante,kalo gitu riani dan aisyah pulang dulu ya tan,udah malam juga nih"pamit riani
"kok buru buru sih, lagian rumah juga sebelahan"sahut Tante riani
"hahahah iya tan,mau beresin barang barang bawaan tadi"jawab riani
"owh gitu yaudah"
Riani dan Aisyah bersalam pada Tante nya dan kembali ke rumah mereka
"kakak gak ke tempat kak kirana?"tanya aisyah
Riani menggelengkan kepalanya "besok aja dek"
Aisyah mengangguk dan bergegas ke kamarnya
"eh tunggu dulu syah,ini kakak bawa oleh oleh untuk kamu"ujar riani sambil mengangkat beberapa kantong yang dibawanya
"banyak banget kak,serius nih?!"kaget aisyah
Riani tersenyum melihat adiknya bahagia "gak banyak kok kalo buat adik kesayangannya kakak"jawab riani sambil memeluk adiknya itu
***
"gak sekolah syah?"tanya riani
"hahah enggak lah kak,kan sekarang cuti untuk naik kelas besok"
"owh iya ya"
"kakak gak kerumah gak kirana?"
"gak dulu deh, palingan tu anak masih ngorok"
"hahahah,habis ini kakak mau ngapain?cari kerja? lanjutin sawah?atau kuliah?"tanya aisyah penasaran
Riani mengangkat jarinya dibawah dagu berpikir panjang "hmmm kakak mau kuliah sih"
"dimana?"
"di tokyo university?"
"bagus gak kak?"
"bagus lah,tapi kakak masih ragu"
"kenapa?"
"masa pisah dari kamu lagi"
"hahahaha alasan kakak itu mah,bilang aja kakak gak bisa bahasa jepang"ledek aisyah
"hahaha tau aja kamu"tawa riani
tok...tok...tok
"siapa tuh kak?"
riani menggelengkan kepalanya dan berjalan ke arah pintu masuk
"eh udah bangun aja na"ledek riani
"assalamualaikum"salam kirana dengan wajah yang memerah
"waalaikumsalam kenapa wajah merah gitu?"tanya riani
"aku diledekin ni"ujar kirana sambil melangkah menuju ruang tamu tempat aisyah berada
"hai kak"sapa aisyah
"hai syah makin cantik aja kamu"puji kirana
"hahaha bisa aja kakak mah"
"jadi diledekin kenapa?"tanya riani
"tadi aku bilangin ke mak sama bapak kalo besok abra kerumah mau ngelamar terus mereka ketawa gak percaya sama omongan putri cantiknya ini bahkan adik adik aku juga ikutan ngeledek"jelas kirana
"wah serius kak?!"kaget aisyah
Kirana menganggukan kepalanya
"wah orang nya gimana kak?ganteng ngak?"tanya Aisyah
Wajah kirana kembali memerah mengakui bahwa abra itu ganteng
"trus?"tanya riani
"pas aku telpon abra untuk buktiin ke mereka,mereka jadi mematung gak percaya terus meluk aku nangis nangis"ujar kirana
"hahahahah"riani dan aisyah tertawa ngakak bersamaan
"ih kalian kok ketawa juga sih"cemberut kirana
"oh iya kak,kakak mau lanjutin sekolah atau kerja atau nikah????"tanya aisyah
"eh rencana kakak mau lanjutin sekolah ke kairo sih karna dapat beasiswa"
"serius kak?!"
"iya,btw riani juga dapat full beasiswa panggilan juga kok di Jepang, Singapura, Inggris,dan jerman"jelas kirana
"masa?!kok kakak gak bilang?!"cemberut aisyah pada kakaknya itu
riani hanya tersenyum tipis menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu
"jadi kakak mau pilih yang mana?!"seru aisyah yang marah
"kakak disini aja deh lanjutin sawah papa"
"gak boleh!bukannya kakak yang bilang harus menuntut ilmu jauh jauh!!!"
" eh iya yahhh"
"ihhhh kok lupa sih!!pokoknya sebelum kakak menandatangi formulir persetujuan beasiswa kakak gak aku kasih makan!"ketus aisyah yang membuat kirana tertawa
"hahaha ini yang kakak siapa ya??"ledek kirana
Aisyah kemudian berlari ke arah kamar kakaknya itu membongkar bongkar dokumen yang dibawanya dan kembali ke ruang tamu
"silahkan tanda tangan salah satu!"seru aisyah sambil meletakkan dokumen penerimaan beasiswa kuliah luar negri yang didapat nya dari tas riani
"pilih aja ni, bukannya udah impian kamu untuk kuliah diluar negri?cita cita kamu pengen ke oxford kan?jurusan hukum??"tanya kirana
Riani hanya menundukan pandangan seperti ada sesuatu yang menjadi beban dalam pikirannya
"kenapa?"tanya aisyah
"ada yang kamu pikirkan?"sambung kirana
Riani menggeleng kan kepalanya
"kakak gak usah khawatirin aku sendiri disini,karna masih ada tante ita,sama mak dan bapak nya kak kirana yang bakal jaga aisyah"ujar Aisyah diangguki oleh kirana
Namun bukan hal itu yang dicemaskan oleh Riani karna bagaimana mungkin dia mencemaskan adiknya yang bahkan sudah dari smp ditinggalkannya
"dia?"bisik Kirana
Riani tersentak kaget dan melirik ke arah kirana, kemudian kirana kembali membisikkan "jika dia jodohmu maka Allah akan kembali mempertemukanmu dengan dirinya"
Aisyah yang tidak tau dengan apa yang dibisikkan mereka hanya diam saja sambil membaca dokumen penerimaan beasiswa kakaknya
tereret...tereret...
"eh aku kesana dulu ya"ujar kirana sambil menjauh dari ruang tamu untuk mengangkat panggilan dari abra
"jadi kak?"tanya aisyah
Riani tersenyum kemudian mengambil pena diatas meja dan salah satu dokumen yang sedang dipegang aisyah lalu menandatanganinya
"wah jadi kakak milih ke inggris?"kagum aisyah
Riani menganggukkan kepalanya dan memasukkan dokumen itu ke map untuk dikirim ke pasanteran lalu dikonfir ke oxford di Inggris
"riani!aisyah!aku pulang dulu ya"pamit kirana
"kok buru buru na?"tanya riani
"mau beli baju"ujar kirana
"baju untuk lamaran besok?"tanya riani
Kirana mengangguk malu malu
"hah?!lamarannya besok?!"kaget aisyah
"kenapa kaget gitu syah?"heran riani dan kirana bersamaan
"aku besok mau ke penerbit jadi gak bisa dong liat acara lamaran nya"cemberut aisyah
Riani dan kirana melirik satu sama lain kemudian tertawa mendengar alasan aisyah
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!