Desa yang terlihat tenang dan damai tentram apalagi dengan penghijauan dan Pemandangan yang alami membuat Desa ini segar untuk dipandang mata.
penduduknya pun tidak pernah membuat ricuh. menjadikan Desa Ini aman dan tentram.
Di situ juga terdapat suatu danau yang di pinggirnya ada sebuah rumah berpenghuni 2 adik kakak yaitu Ihsan dan Dara.
Mereka hanya tinggal berdua,karena orang tua mereka sudah meninggal.
"Kakak jadi hari ini mancingnya ?"tanya Dara.
" Jadi,ini aku mau jalan" Ihsan pun melangkah ke arah danau dengan membawa peralatan pancing.
Sesampainya di danau ia memancing tepat di sisi-sisi Batu yang bisa dia gunakan untuk duduk.
Ihsan pun melemparkan joran pancingannya ke tengah danau tapi matanya tiba-tiba tertuju ke sosok ular yang berukuran besar melata ke bawah pohon yang ada di tengah danau.
Bukan sekali ini saja ia melihat sosok itu.
tapi sudah berkali-kali.
karena ular itu tidak pernah mengganggu kehidupannya maka Ihsan pun tenang-tenang saja.
" palingan ular itu hanya penghuni di danau in"Gumannya.
ia meneruskan pancingnya.
Ihsan adalah pria berparas tampan berkulit kuning langsat.
banyak pula gadis-gadis yang ingin berusaha mendekatinya namun tidak mendapatkan reaksi dari Ihsan.
karena ia tidak percaya diri dengan kondisi hidup nya serba kekurangan.
Ia hanya makan apa yang ditanam dan juga dengan ikan pancingannya.
sedangkan di seberang Danau terdapat sebuah batu berukuran besar yang di dalamnya adalah lubang besar.
di situ ular yang berukuran besar menempatinya ular wanita yang hanya ia tinggal sendiri.
yang seharusnya mereka berdua.
yaitu kakaknya yang sudah 100 tahun mendapat hukuman penjara karena kesalahan yang ia perbuat.
" hari ini 100 tahun Kak Fiona di penjara, seharusnya Kakak sudah keluar dari hukuman, tapi kenapa aku tidak melihatnya?" ujar Luna wanita cantik dan mungil bila berbentuk manusia.
ia mencoba menunggu di pinggir Danau, namun di danau itu datang seorang manusia yang sedang memancing, yaitu Ihsan,
sehingga ular itu menghindar dari Ihsan. menunggunya pergi,
ular itu pun muncul kembali untuk menunggu kakaknya yang merubah dirinya menjadi manusia dan mandi di danau itu.
Sampai hari pun berganti malam.
Kakak Fiona yang ditunggu-tunggu tidak muncul juga.
Luna pun meninggalkan danau itu dan kembali ke tempat tinggalnya di batu besar yang berlubang.
Pada keesokan harinya,Luna keluar kembali untuk menunggu kakaknya dengan bentuk manusia.
Di danau dia tidak mendapati kakaknya.
Tetapi ia mencium bau kakaknya di suatu tempat.
Luna mengendus-endus ke sana kemari.
sampai pada akhirnya lebih tajam lagi di rumah Ihsan.
Disana Ikhsan sedang mengobati seorang wanita cantik yang terluka.
Wanita itu sangat cantik dengan bentuk tubuh yang ideal.
Wajahnya memancarkan Aura Cemerlang. senyumnya pun manis.
membuat yang melihatnya tidak pernah bosan.
siapa nama kamu dek?"Tanya Ihsan kepada wanita itu.
"namaku Fiona, Namamu siapa?"
"Aku Ihsan,aku penghuni rumah ini"ucapan Ihsan membuat wanita itu tersenyum memandang ke wajah Ihsan.
"pria ini baik sekali, juga mempunyai wajah yang tampan, Entah kenapa hatiku menjadi bergetar memandang wajahnya" gumam Ihsan.
Sedangkan di bilik-bilik rumah Ihsan, Luna adik Fiona sedang memperhatikan mereka berdua,dengan bentuk ular melata merayap di dinding bilik rumah itu.
Sampai pada malam hari,di saat Ihsan dan Dara tertidur, Luna merayap masuk ke dalam rumah Ihsan menghampiri kakaknya yang juga tertidur.
Luna membangunkannya.
Fiona membuka matanya dan mendapatkan Luna adiknya.
"Luna adikku"
" kak, kak Fiona.. Kakak kenapa?Kakak terluka?"
"iyah..karena kakak dilempar kakek suko dari kejauhan"jawab Fiona.
kakek suko melempar Kakak?"
"iya.. karena kesalahan yang kakak buat"
"kesalahan apa Kak?
"seekor ular pada dasarnya akan menelan dan membunuh siapapun yang di dekatnya, tapi kakak menentangnya. karena kakak tidak mau memakan ataupun membunuh, maka kakek Suko murka pada kakak..mungkin karena kita dulu dilahirkan dari setengah ular dan setengah manusia,maka dari itu kakak tidak suka memakan yang berbau mentah. walaupun kamu masih suka memakannya itu adikku"
" iya kak, aku masih suka makan yang mentah,walaupun cuma binatang, kapan kakak kembali tinggal bersamaku?"
sampai keadaanku pulih,biarkan aku sementara di sini sampai sembuh, biarkan manusia ini mengobatiku."
"baik Kak, kalau begitu aku kembali ke tempatku" Luna menelusup ke sisi-sisi bilik, hingga sampai ke seberang danau di tempat kediamannya.
pagi itu seperti biasa Ihsan ingin Memancing dengan alat pancing bawaannya.
Dia berjalan ke danau seperti biasa.
ia melihat sosok ular besar menelusup ke pinggir danau, dan hilang di sebuah batu seberang Danau.
Matahari sudah menyiratkan teriknya
"tumben banget jam segini sudah banyak yang aku dapatkan ikan-ikan ini" gumam hati Ihsan.
"Sepertinya aku sudahi saja, karena sudah banyak yang aku dapat,sebaiknya aku pulang saja" Ihsan pun melangkah pergi meninggalkan danau itu.
ia kembali pulang dan Ia mendapatkan Dara sedang memasak air dengan menggunakan Arang yang terbuat dari ranting-ranting pohon yang didapatkan Dara dari pencariannya tadi siang.
dan juga ia melihat Fiona masih membaringkan tubuhnya di atas bale bale.
tubuhnya masih terasa lemas
"akan aku carikan obat untuk Kak Fiona ya " ujar Ihsan.
"Iya Kak biar darah yang jaga Kak Fiona"
Ihsan pun pergi mencari tumbuh-tumbuhan herbal untuk di ramu menjadi obat Fiona.
tumbuh-tumbuhan herbal di desa ini sangat langka.
Sehingga Ihsan kesulitan mencari beberapa tumbuhan lagi.
Hingga sore Ia baru mendapatkan tumbuhan itu,dan ia pun pulang.
" Dara, tolong rebuskan tumbuhan ini untuk dijadikan obat Fiona"ujar Ihsan seraya meletakkan tumbuhan itu.
"baik Kak"jawab Dara.
"Fiona, kamu sabar ya,sebentar lagi kamu akan sembuh"ucapan Ikhsan membuat Fiona tersenyum,dan senyum itu manis terlihat di mata Ihsan.
sedangkan di mata Fiona ia menyukai Ihsan .
menyukai dari kebaikannya, dan juga dari ketampanannya.
" apa aku sudah jatuh cinta kepada manusia ini?gumam ati Fiona.
Keesokan harinya Fiona mulai bangun dari pembaringannya.
Walaupun masih belum kuat untuk berdiri.
Dengan sabar Ihsan memberikan ia makanan dan obat-obatan yang diramu sendiri.
"Ihsan...Seandainya kamu sebangsa aku,betapa mudah Aku mencintai kamu,tapi untuk kondisi seperti ini,aku tidak mungkin mencintaimu. karena akan banyak malapetaka untuk percintaan manusia dan siluman ular seperti aku"gumam Fiona seraya menatap wajah Ihsan.
Kamu kenapa Fiona?"
" tidak apa-apa,Aku cuma sedang teringat kekasihku dulu mirip sepertimu"ujar Fiona mengalihkan.
"Lantas sekarang sudah putus?"
"ya,sekarang sudah putus" jawab Fiona.
"Kenapa bisa putus?"
"Sudahkah,aku tidak mau membahasnya lagi.masa lalu tinggal masa lalu.aku tidak mau mengingatnya lagi"suara Fiona terdengar parau.
Pada hari-hari berikutnya sakit yang Fiona derita,berangsur-angsur pulih.
Namun siapa sangka Kalau hatinya mulai tertarik pada Ihsan, sang pria tampan yang menolong dirinya.
Fiona menjadi terasa nyaman di samping Ihsan,begitu pula dengan Ihsan.merasakan hal yang sama.
hatinya mulai tertaut pada wanita cantik yang ditolongnya.
Malam itu Luna mendatangi rumah Ihsan dengan menyerupai ular,dengan jalan merayap masuk dari bilik rumah itu.
Dilihat kakaknya sedang tertidur.
Luna memanggil dengan bahasa yang ia miliki.
Fiona pun terbangun.
" Kak Fio, Kak"Panggil Luna.
" Iya Luna,Kakak dengar, Ada apa adikku ?"Fiona pun berbentuk sosok ular.
"Kenapa kau tidak kembali ke alam mu?"
"Aku sudah mencintai manusia ini Luna, Aku ingin selalu dekat dengannya"
"Tidak mungkin Kak,Tidak mungkin itu terjadi"
"Luna,Aku akan kembali bila malam tiba"ucap Fiona Kak.
" Akan membawa masalah Ka"
"aku akan menghabiskan waktuku pada manusia ini di siang hari, dan aku akan pulang pada malam hari "
"Apa Kakak yakin?"
"keputusanku sudah bulat adikku?"
"baiklah kalau itu kemauan Kakak, kita coba jalani ya Kak, semoga tidak terjadi apapun pada Kakak, aku sayang pada Kakak, aku tidak mau kakak mengalami hal yang terburuk terulang lagi"
"cinta tidak bisa ditolak adikku, karena cinta mempunyai perasaan yang lemah, dan kuat"
"baik kak, aku harap, besok malam kakak sudah pulang ke alam Kakak"
"Baik adikku"
"Sekarang aku balik dulu" ujar Luna dengan berjalan melata, menuju seberang Danau, masuk ke lubang batu besar.
Matahari mulai terbit, menyinari desa yang terlihat tenang dan indah, semua mata manusia mulai terbuka untuk menyambut datangnya Sinar pagi dengan segala kegiatan masing-masing.
Begitu juga dengan Ihsan dan Dara, juga Fiona... mereka bertiga pergi ke kebun mencari sayuran yang bisa dimakan.
di belakang mereka, Fiona memburu Kelinci untuk diberikan ke Ihsan, dan Dara yang memasaknya
Ihsan dan Dara merasa bahagia dengan kedatangan penghuni barunya, yaitu Fiona. Malam itu sepertinya ada yang perlu disampaikan oleh Ihsan ke Fiona.
Mereka berdua duduk di kursi panjang yang terbuat dari rotan.
"Fio, sudah 2 bulan kamu di sini bersama kami.. Kami merasa bahagia sekali dengan kehadiranmu.semakin lama hatiku semakin dekat denganmu.boleh aku menjalin hubungan yang lebih dekat lagi bersamamu Fio?"
mendengar ini jantung Fiona berdegup kencang.karena ia sudah merasakan hal ini dari pertama mengenal Ihsan.
" kenapa kau berkata seperti itu?" tanya Fiona
" karena aku sudah mencintaimu"ujar Ihsan tak dapat menahan gejolak hatinya lagi.
karena semakin hari, semakin terasa rasa cinta ke Fiona yang ia tanam di lubuk hatinya.
" Kamu yakin mau berhubungan dekat dengan aku?" tanya Fiona, dengan mata merahnya menembus mata Ihsan.
membuat Ihsan semakin ingin dekat lagi dan semakin mencintai Fiona.
"iya aku yakin sekali.kalau kamu yakin Aku pun merasa hal yang sama denganmu" jawab Fiona
" Benarkah??Aku tidak salah dengarkan Fiona?"
" memang seperti itulah" senyum Fiona.
boleh aku mencium keningmu Fio?"ucap Ihsan menjadikan Vio diam, namun dengan mata terpejam.
Ihsan menciumnya perlahan.
"Terima kasih Fio" senyum Ihsan.
"Kalau kau ingin dekat denganku ada satu syarat untukmu" ujar Fiona.
"Apa itu Fio?"
"Aku tidak bisa di sini terus-menerus,ada kalanya aku harus pulang.yaitu tiap malam tiba aku harus pulang, dan aku akan kembali di pagi hari"
"Tidak masalah kalau itu, aku terima syaratnya"
" Harap kau mengerti Ihsan"
" ya Aku akan mengerti"jawab Ihsan.
"Kak aku dapatkan ini,tapi aku tidak bisa memotongnya" teriak Dara menunjukkan perburuannya, yaitu seekor ayam hutan.
"Kakak juga tidak bisa memotongnya" jawab Ihsan.
"Letakkan di sana saja,Kakak bisa memotongnya nanti"ujar Fiona.
Dara mengikat kaki ayam itu di bawah pohon.
Hingga hari berganti malam, saat Ihsan dan Dara ada di dalam rumah, Fiona keluar menangkap ayam itu dengan tangannya.
ia menjepit ayam itu hingga mati,dan membawanya ke dalam.
"ini,kamu sekarang bisa memotongnya"ujar Fiona menyerahkan ayam itu.
" tapi ini belum dipotong Kak"
" Iya tapi ayam ini sudah mati,kan jadi akan lebih mudah untuk dipotong" ujar Fiona.
"Oh iya,iya..aku akan memotong ayam ini"Dara mengambil ayam itu untuk dimasak.
" kamu bisa memasaknya besok, Karena hari sudah malam.. Jadi kalian harus tidur"
" Iya Kak" jawab Dara.
Hari semakin malam, Ihsan dan Dara terlelap dengan tidurnya.
sedangkan Fiona merubah dirinya menjadi seekor ular besar dan berjalan melata ke luar.
hingga ke seberang Danau.
"kakak baru pulang? aku siapkan makan yah kak" ujar Luna.
"Aaah..tidak usah,kakak masih kenyang" ujar Fiona.
" Kak mandi yuk di danau"
"Ayo" Fiona merubah dirinya menjadi gadis yang cantik.
begitu juga Luna menjadi gadis yang imut.
walaupun usia mereka sudah ratusan tahun.
Fiona dan Luna berlari berkejaran,dan tertawa-tawa.
sampai mereka di danau, mereka mandi bersama dengan sambil berkelakar. dengan gelak tawanya.
Terlihat begitu bahagianya mereka.
karena pada dasarnya mereka bukan ular yang jahat yang sering menelan manusia atau binatang apapun bulat-bulat Sampai Mati di perutnya.
Terlebih dengan Fiona.dia sosok yang lembut.
ia telah dipenjara dengan alasan tidak mau memangsa manusia.
Mereka mandi bersama sampai tengah malam.
Mereka pun tertidur.
karena pagi subuh Fiona sudah harus kembali ke rumah Ihsan dengan sosok manusia seperti biasa.
sebelum matahari terbit Fiona sudah ada duduk di pinggir danau.
Ihsan menghampirinya dan selalu menebarkan senyumnya.
Dengan kegiatan sehari-harinya mereka menanam dan menuai yang sudah bisa dituai.
juga berburu atau mancing untuk persiapan makan mereka.
" Kakak aku dapat ini!"Dara memberikan seekor kelinci putih.
"kelinci ini lucu sekali.apa sebaiknya kita pelihara saja" ujar Fiona.
"Iya,Dia lucu dan cantik.aku pelihara saja ya Kak"
" Hei..ikannya besar "terlihat Ihsan senang.
"Wow.. besar sekali.sepertinya sejak ada Kak Fiona kita selalu dapatkan ikan yang besar-besar dan banyak!" teriak Dara menghampiri Ihsan.
" karena Kak Fiona pembawa rezeki untuk kita Hahaha" ujar Ihsan.
" bisa saja kamu san"
terlihat Fiona di seberang Danau,
Luna duduk di situ memperhatikan dengan senyum.
seakan ia merasakan ikut bahagia melihat kakaknya hidup di dunia baru bersama kedua manusia itu.
"Kakakku yang baik hati,selamat ya Kak, Kakak sudah hidup bahagia"gumam Luna
"sedangkan Fiona ikut tersenyum.
seakan tahu apa yang Luna katakan.
Walaupun penampakan Luna tidak terlihat oleh Ihsan dan Dara, yang hanya bisa terlihat oleh Fiona.
" Terima kasih adikku,Kau juga sosok yang baik senyum Fiona.
Hubungan Fiona dan ihsan terus berlangsung.
mereka saling menyayangi saling mencintai.
pada akhirnya mereka melakukan hubungan layaknya suami istri.
malam itu mereka melakukannya lagi seperti malam-malam sebelumnya.
"Ihsan,apa kamu benar-benar mencintai aku?" tanya Fiona di suatu malam.
"aku sangat mencintai kamu Fiona."jawab Ihsan.
"kamu belum tahu siapa aku San"
"Memangnya siapa kamu?dan juga aku tidak peduli siapapun kamu" jawab Ihsan mengecup kening Fiona .
"Aku...Aku ini bukan manusia sayang" Fiona menundukkan kepalanya.
"Lalu?"
" aku siluman ular"
""ah, aku tidak peduli, siapapun kamu"jawab Ihsan.
" Benarkah, kamu menerima aku apa adanya?"
" yaaa, aku menerima kamu apa adanya, karena aku mencintaimu"
aku sangat mencintaimu, Ikhsan, jangan tinggalkan aku"
" sampai kapanpun, aku tidak akan meninggalkanmu sayang" ucapan Ihsan membuat hati Fiona bahagia.
"TONG TONG TONG"
Tanda bahaya bunyi kelontongan malam itu menjadikan Fiona dan Ihsan terbangun dari tidurnya.
"Kamu di sini Fio, biar aku yang keluar"Ihsan beranjak pergi keluar rumah dan berlari ke rumah penduduk yang jaraknya memang cukup,berjauhan dari rumah Ihsan.
" Ada apa ini?"tanya Ihsan ke salah satu warga.
"ada yang meninggal"ujar Seorang warga.
"Di mana?tanya Ihsan.
" di rumah Pak Ahmad .Katanya sih kecebur"
"Ayo kita ke sana"ujar warga yang lain, Ihsan mengikutinya.
hingga sampai ke rumah Pak Ahmad benar saja, terlihat di rumah Pak Ahmat, sudah banyak warga yang berdatangan.
Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam,Silakan masuk"
terlihat penghuni di dalam rumah itu di antara beberapa orang yang menangis.
Ihsan dan warga lainnya membantu menata kursi-kursi yang diambil dari Balai warga. juga Pak ustad pun sudah datang.
"Kenapa dia bisa kecebur sumur ya?" tanya Ihsan ke bapak sebelahnya.
"Entahlah, baru kali ini kejadian seperti ini.biasanya aman-aman saja.mungkin sudah takdir juga" Jawab Ihsan yang Ikut mendoakan jenazah.
setelah setelah acara penguburan, Ihsan pun kembali pulang ke rumahnya. hari sudah terik dengan matahari yang menyengat di kulit.
"Kak Isan. Ayo makan dulu" ujar Dara."
"kamu sudah pulang San?"Ayo makan, aku dan Dara sudah menunggumu dari tadi" Fiona menarik tangan Ihsan masuk ke dalam, mereka bertiga makan bersama.
"meninggalnya kenapa San? apa orang itu sakit?" tanya Fiona.
"nggak sakit, cuma kecebur sumur." jawab Ihsan.
"Kok bisa sampai kecebur sumur sih Kak?"
"Kakak juga nggak tahu, Biasanya aman aman saja kok.Mungkin memang sudah takdir."
"San,Nanti malam aku pulang ya, Sudah lama aku nggak pulang."
"iya Fiona..yah sudah Pulanglah.Aku nggak masalah..Apa perlu aku Antar? Aku tidak tahu rumahmu?"
"nggak usah..aku sudah terbiasa jalan sendiri.nggak perlu kamu antar San "
"hati-hati kamu di jalan"
*****
"Ssssst...Sssssst...Kakak pulang" ujar Luna mendesis.
"seperti yang kamu lihat Luna..Ssssst"
""Kak, Kakak kebanyakan di dunia luar, Apakah Kakak nggak takut akan terjadi bencana di sana?" Luna meliuk liukkan tubuhnya yang berbentuk ular besar berwarna kuning.
"ya... semoga saja tidak terjadi apa apa"
berganti Fiona pun meliukkan tubuhnya dengan bentuk ular besar berwarna putih, namun berkepala manusia, wanita cantik, putih, mulus, dengan rambut lurus berwarna kuning.
"aku takut kakak kenapa-napa seharusnya Kakak menghindari untuk mencintai manusia Kak
"aku sudah mencintai manusia itu Luna"
"Aku lapar Kak..Ssssst....sssst"
"Cari makanlah kak Luna!"
" aku akan mencari makan" ujar Luna Beranjak Pergi Meninggalkan Fiona.
*****
Pagi-pagi warga sudah ramai dengan hilangnya seekor kambing.
"Siapa sih yang nyuri kambing?aku akan menghajarnya kalau tahu siapa yang mencurinya"ujar Seorang warga membuat Ihsan menghampirinya.
"Memang kambingnya Sudah dikandangin?"
"sudah kok.malah sudah dikunci dari luar. nggak mungkin orang bisa masuk. kambing hilang, kandang dalam keadaan terkunci.aneh kan?apa jangan-jangan di kampung ini sudah ada setannya?"
" setan?"
" Iya, karena tidak mungkin manusia bisa melakukannya"Fiona diam-diam mendekatkan telinganya di balik pintu. mendengarkan percakapan mereka.
karena ia tahu itu ulah dari adiknya Luna.
"ini pasti Luna yang melakukannya" batin Fiona.
" Kak Fiona sedang apa?"
tiba-tiba darah muncul di hadapan Fiona
"Ah tidak tidak,Aku mau keluar,tapi masih banyak orang"
"Memangnya kenapa Kak kalau banyak orang ?"
*Tidak enak saja, Kakak belum terbiasa. ya sudah Kakak ke dalam dulu"
"Kak Viona ini aneh sejak dia di sini belum pernah mau ketemu tetangga" batin Dara.
"Dara,Kak Fiona ke mana? tanya Ihsan yang baru saja menapakkan kakinya ke dalam rumah.
"Ada di dalam Kak"
""Aku bingung, kenapa kambing ketangga bisa hilang, padahal kadang sudah dikunci, tapi pencuri bisa masuk, sedangkan kandang masih dalam keadaan terkunci" ujar Ihsan, menghempaskan pantatnya ke kursi." atau jangan jangan ini perbuatanmu?karena kau pernah bilang kau adalah siluman ular."bisik Ihsan.
"iiii ssstt...Aku nggak suka makan binatang bulat-bulat begitu, aku suka yang sudah dimasak seperti kalian" decak Fiona.
"lalu Siapa yang mencuri kambing itu?"
"yaaah..aku mana tahu"jawab Fiona Agak jengkel karena sudah dituduh pencuri .
"kamu Beneran tidak mencuri kan Fiona?"
""Iya, aku tidak mencuri, kamu kok, tidak percaya sama aku? walaupun aku siluman ular, tapi aku tidak suka memakan daging mentah sebesar itu." jawab Fiona, seraya berbisik, karena takut kalau-kalau Dara mendengarnya.
"pantas saja waktu itu kamu pernah makan ikan mentah"
"ya karena itu kesukaanku"
"kita pancing lagi ya ikan-ikannya untuk kamu"
"Aaaah...aku juga bisa kok ambil sendiri di danau itu" jawab Fiona tersenyum.
"jadi nggak perlu dipancing?kamu bisa dapetin ikan-ikan itu ?tanya Ihsan.
" iya dong"
""hahaha, oke, besok aku mau lihat, Bagaimana kau dapati ikanikan itu, Istriku yang cantik" ucap Isan, membuat fionard tersenyum simpul. hingga malam mereka lewati dengan bercinta. sampai akhirnya Ikhsan tertidur, Fiona dengan leluasa, berubah dirinya menjadi seekor ular yang jalan meliukliuk meninggalkan rumah itu
Ssssst...Ssssst..."
"kakak?"
"Luna,Apa kau yang mencuri kambing di desa itu?"
""benar Kak, karena aku lapar" jawab Luna."
Apakah kau tidak bisa mencuri di desa lain? jangan di desa ini lagi"
" karena aku lihat, kambing yang semalam aku curi itu sangat besar Kak, jadinya, aku tertarik"
" tapi lain kali kau tidak usah mencuri di desa Ini lagi, cari itu di desa lain"
"Kakak mau? kalau kakak mau,aku akan mencuri di desa lain"
" tidak, aku tidak mau, dan aku tidak suka memakan binatang sebesar itu dalam keadaan mentah" jawab Fiona.
"kalau kakak mencobanya sekali saja, Kakak pasti akan ketagihan"
" Aku tidak akan pernah mencobanya"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!