" saya terima nikah dan kawinnya Cantika kemala dengan mas kawin dua ratus juta di bayar lunas "
Suara lantang suaminya begitu mengiris hati Anjani Khairunnisa atau yang lebih sering di panggil Nisa oleh suami yang baru enam bulan menikahinya, dia Bimo Bimantara dimana hari ini adalah hari pernikahan Bimo dengan Tika wanita pilihan ibunya.
" Nis jika kamu tidak kuat sebaiknya kita pergi dari sini " ajak citra sahabat Nisa yang diminta Nisa menemani nya menyaksikan pernikahan suaminya yang iya izinkan sendiri.
" tidak cit, aku yakin aku kuat dan aku harus kuat " ucap Nisa dimana hatinya sungguh sangat sakit melihat kenyataan yang baru saja dia lewati.
" apa kamu yakin ?" tanya citra yang tak bisa membayangkan jika dirinya ada di posisi Nisa saat ini mungkin air matanya sudah mengalir begitu deras membasahi pipinya.
Ya pernikahan Nisa dengan Bimo memang tak pernah mendapat restu dari ibunya Bimo, ditambah setelah setengah tahun Nisa masih belum di karuniai seorang anak dari pernikahannya dengan Bimo membuat Bu Laras memiliki alasan untuk melanjutkan perjodohan yang sempat iya rancang untuk Bimo dengan anak sahabatnya sendiri.
Setelah mengucapkan ijab kabul, Bimo mencari sosok wanita yang begitu sangat iya cintai tapi harus iya khianati atas nama bakti seorang anak pada ibunya.
" sayang " Bimo langsung memeluk Nisa di depan semuanya yang baru saja menyaksikan pernikahan nya dengan Tika lima menit yang lalu.
" mas janji akan berlaku adil pada kalian berdua dan mas tidak akan pernah membeda bedakan baik itu perhatian atau pun pembagian waktu mas dengan kalian berdua " ucap Bimo sambil menangkup wajah Nisa agar Nisa yakin dengan apa yang Bimo ucapkan.
" Bim, harusnya Tika yang lebih kamu perhatikan saat ini " ucap Bu laras sambil menarik tangan Bimo agar menjauh dari Nisa dan kembali ke kursi pelaminan dimana Tika menantu idamannya berada.
Nisa hanya bisa mengangguk saat Bimo melihat ke arahnya tapi langkahnya tetap mengikuti ibunya yang masih menuntunnya untuk duduk bersama Tika.
" mas, setidaknya hargai aku yang saat ini sudah menjadi istri mu " ucap Tika yang sangat cemburu dengan apa yang baru saja iya lihat, bagaimana tatapan Bimo pada Nisa membuat darahnya mendidih diliputi rasa cemburu yang begitu membara karena memang Tika sudah sangat lama mencintai Bimo.
" tapi kamu harusnya ingat jika semua ini bisa terjadi atas izin dari Nisa " ucap Bimo yang memang masih merasa terpaksa menikahi Tika jika bukan karena desakan dari ibunya.
" iya aku tau tapi kamu juga harus menjaga harga diriku di hadapan para tamu dong " jawab Tika ketus.
Tak ingin membuat keributan di hari pernikahan nya membuat Bimo memilih untuk bungkam karena semakin siang tamu yang berdatangan pun semakin banyak.
Lain halnya dengan Bu Laras yang malah menarik Nisa keluar dari gedung pernikahan Bimo dan Tika sedangkan citra hanya bisa mengikuti keduanya tanpa bisa menghentikan apalagi mencegah karena Nisa sendiri yang melarangnya dengan menggelengkan kepalanya.
" sebaiknya kamu pulang dan biarkan Bimo disini bersama dengan Tika " ucap Bu Laras sedikit mendorong Nisa keluar dari gedung pernikahan putranya dengan Tika.
" tapi Bu "
" jika kamu terus di sini Bimo tidak akan bisa fokus pada Tika dan asal kamu tau jika nanti malam Bimo dan Tika akan bulan madu ke raja Ampat selama satu Minggu " ucap Bu Laras yang tanpa perasaan mengatakan itu semua pada Nisa.
Setelah mengatakan itu Bu Laras pun kembali masuk ke dalam gedung pernikahan menyambut para tamu yang rata rata orang berada dan pengusaha kaya kenalan Bimo dan juga Tika.
" Nis kamu tidak apa apa ?" tanya citra yang kini sudah menitikkan airmata nya melihat perlakuan yang di berikan Bu Laras pada Nisa istri dari anaknya sendiri.
" ayo kita pulang " ucap Nisa yang selalu menutupi lukanya dari siapapun termasuk citra sahabatnya sendiri.
Nisa memilih berlalu tanpa melihat ke arah citra yang masih diam terpaku melihat dirinya yang bahkan tak menangis sedikitpun mendapat perlakuan seperti itu.
" Nis ... Nisa tunggu " ucap citra yang menarik tangan Nisa yang sudah membuka pintu taksi yang baru saja berhenti di hadapannya.
" maaf pak kami tidak jadi naik " ucap citra yang kembali menutup pintu taksi setelah mengatakan itu semua.
" ikut aku " ucap citra yang kini sudah menarik tangan Nisa menuju mobilnya yang tak jauh dari posisi mereka saat ini.
Nisa yang sudah sangat lelah bukan karena lelah fisik tapi lebih kepada lelah hari memilih untuk mengikuti citra sahabatnya yang tak akan mudah menyerah jika sudah seperti ini.
" aku akan membawa kamu ketempat dimana kamu bisa menumpahkan semua rasa sesak yang mungkin kamu rasakan saat ini " ucap citra yang ternyata langsung di jawab oleh Nisa sambil menggelengkan wajahnya.
" tidak cit, aku belum izin sama mas Bimo kalo aku akan ikut dengan mu " ucap Nisa yang memang selalu meminta izin pada Bimo atas apapun yang akan dirinya lakukan.
" huhhh.. Pantas Bimo seperti ini "
" kamu terlalu baik dan terlalu naif " ucap citra yang sangat kesal dengan sifat penurut yang Nisa tunjukan.
" kamu tidak akan mengerti cit " ucap Nisa yang memilih memejamkan matanya membiarkan citra dengan pikirannya sendiri tentang sikap yang dirinya tunjukan.
" ya... Terserah kamu saja " ucap Citra yang memilih mengemudikan mobilnya menuju rumah Nisa dan Bimo yang cukup jauh dari tempat mereka saat ini.
Lain halnya dengan Tika yang merasa bahagia saat Bu Laras menceritakan apa yang sudah dirinya lakukan pada Nisa tanpa sepengetahuan Bimo.
" Bu lihat Nisa tidak ?" tanya Bimo setelah tamu undangan sudah mulai berkurang.
" ibu ngga tau dan ibu ngga perduli dia akan pergi kemana ?" ucap Bu Laras.
" bukannya katamu Nisa istri yang sangat berbakti dimana dia tidak akan pernah pergi tanpa izin dari suaminya ?" tanya Bu Laras mulai menebar racun kecurigaan di hati Bimo.
" Nisa pasti punya alasan kenapa tidak bicara pada Bimo saat akan pergi " ucap Bimo yang tak ingin berpikir terlalu jauh kenapa Nisa pergi tanpa izin pun memilih kembali fokus pada tamu yang sudah mulai berdatangan lagi.
" mulai saat ini kamu harus mulai berani mengambil hati Bimo "
" dan ibu sudah menyiapkan tiket bulan madu untuk kalian malam ini dan kalian akan berangkat setelah pesta usai " ucap Bu Laras yang memang sudah mengatur semuanya tanpa sepengetahuan Bimo.
" makasih Bu, Tika janji akan memberikan kabar gembira sepulang dari bulan madu nanti " ucap Tika yang mulai merencanakan apa yang akan iya lakukan dan iya gunakan untuk bisa memikat hati Bimo agar bisa berpaling dari Nisa setelah bulan madu nanti.
" aku janji Bim, kamu akan bertekuk lutut dan kamu akan lebih memprioritaskan aku dari pada wanita mandul itu "
✍️✍️✍️ Hai... Ketemu lagi sama R-kha di cerita novel R-kha yang ke sekian, mudah mudahan kalian suka sama jalan ceritanya tapi kalian harus banyak bersabar dan menahan amarah di novel kali ini karena akan banyak luka dan air mata yang akan mengiringi perjalanan hidup Nisa kedepannya.
Apakah Bimo akan bisa menepati janjinya pada Nisa tentang keadilan sikap dan waktu Bimo untuk kedua istrinya ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya dan jadikan R-kha author favorit kalian agar kalian bisa tau update terbaru nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
Hampir satu jam citra mengemudikan mobilnya menuju rumah Nisa dan juga Bimo sedangkan sejak masuk ke dalam mobil Nisa lebih memilih memejamkan matanya meski Nisa bisa mendengar setiap ucapan atau mungkin lebih tepatnya luapan rasa kesal citra akan sikap Nisa yang menurutnya sangat lemah sebagai wanita.
" Nis kita sudah sampai jadi kamu tak perlu pura pura tidur lagi " ucap citra sambil menepuk paha Nisa.
" makasih ya cit "
" tapi maaf aku ingin sendiri saat ini " ucap Nisa yang sejujurnya tak enak mengatakan itu semua tapi hanya sendiri yang Nisa butuhkan saat ini.
" baiklah baiklah, aku mengerti kamu hanya ingin berkeluh kesah padaNYA dari pada bercerita padaku " ucap citra yang memang sudah mengenal Nisa cukup lama.
" aku masuk dulu " ucap Nisa tanpa melihat ke arah citra karena kini pertahanan yang sudah iya bangun mulai lurus dan satu persatu tetes airmata itu kini sudah mengajak sungai di pipinya.
" kamu memang sangat pandai menutupi air matamu nis " ucap citra yang tau jika saat ini sahabatnya sedang tidak baik baik saja.
" tapi sampai kapan nis .. Sampai kapan kamu selalu menutupi seolah semuanya baik baik saja padahal hari dan jiwa mu sakit " ucap citra yang prihatin dengan apa yang harus nisa alami dimana selama hidupnya Nisa terbilang tidak beruntung.
" tapi kamu tenang saja nis, aku akan selalu ada untuk kamu kapan pun kamu butuhkan " ucap citra yang sudah menganggap Nisa lebih dari sahabat begitu juga dengan orang tua citra yang menganggap Nisa seperti anaknya sendiri.
Citra pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumahnya yang hanya setengah jam dari rumah Nisa, sedangkan Nisa yang baru saja sampai di dalam kamar nya terduduk menangis tersedu karena sejatinya tidak akan ada wanita yang rela untuk dimadu apapun alasannya dan hanya wanita yang memiliki keikhlasan yang luar yang bisa menerima itu semua.
" kenapa rasanya sangat sakit mas " ucap Nisa sambil memukul mukul dadanya yang terasa sangat sesak bahkan air matanya tak ingin berhenti mengalir membasahi pipinya.
" mah kenapa takdir Nisa seperti ini " ucap Nisa menyebut ibunya yang sudah lama tiada, dimana jika Nisa bisa ingin sekali menyalahkan takdir atas apa yang dirinya alami saat ini.
" mas Bimo tak akan pernah berubah " ucap Nisa mencoba meyakinkan dirinya dan mencoba percaya dengan janji yang Bimo katakan selepas akad nikahnya tadi hingga tanpa sadar Nisa pun terlelap dalam tangisnya dengan posisi yang masih sama tergeletak di lantai depan pintu kamarnya sendiri.
Lain halnya dengan Bimo yang mencoba menikmati pesta demi menghormati tamu undangan yang datang atas undangan Tika yang bahkan tak pernah Bimo sangka akan seramai dan semegah ini.
" kamu pasti capek ya Bim " ucap Tika sambil merangkul lengan Bimo seolah mereka adalah pasangan bahagia di mata para tamu.
" kenapa kamu mengundang begitu banyak tamu ?" tanya Bimo yang tak tau apa apa tentang pesta atau pun berapa banyak tamu undangan yang di undang Tika.
" agar semua orang tau jika kamu ini suamiku " ucap Tika yang tau jika Bimo dan Nisa hanya menikah di kantor KUA hingga tak banyak yang tau jika Nisa dan Bimo pasangan suami istri.
" tapi Nisa juga istriku dan kamu harus ingat itu " ucap Bimo mengingatkan Tika.
" ya tapi semua relasi dan juga teman teman kita hanya tau jika aku adalah istri mu satu satunya " ucap Tika dimana semua itu sudah di atur oleh Bu Laras.
Flashback tujuh bulan
" APA KAMU INGIN MEMBUAT IBU MATI BERDIRI DENGAN MENIKAHI WANITA SEPERTI DIA ?"ucap Bu Laras saat Bimo membawa Nisa untuk meminta restu untuk hubungannya yang ingin bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius ya itu pernikahan.
" tapi Bu, Bimo mencintai Nisa " ucap Bimo yang masih mencoba membujuk ibunya yang terlihat tak menyukai Nisa yang hanya gadis miskin yatim piatu dimana dalam pikiran Bu Laras Nisa hanya akan menjadi benalu yang akan menjadi beban putranya nanti saat mereka sudah menikah.
" cinta tak akan bisa membuat kamu kenyang "
" dan cinta juga tak selamanya membuat kamu bahagia " ucap Bu Laras yang hanya melihat sekilas ke arah Nisa yang terlihat tak berani menatap ke arahnya.
" terserah kalo ibu tetap tak merestui hubungan kami tapi Bimo akan tetap menikahi Nisa dengan atau tanpa restu dari ibu " ucap Bimo yang malah membuat Nisa menarik lengan Bimo agar melihat ke arahnya.
" mas jangan seperti ini " ucap Nisa yang tak setuju dengan keputusan yang Bimo ambil.
" belum menikah saja dia sudah membuat kamu membangkang pada ibu "
" ibu ngga bisa bayangkan jika kalian sudah menikah " ucap Bu Laras yang terkesan berlebihan menanggapi apa yang Bimo tunjukan akibat penolakan yang Bu Laras berikan.
" mas, Nisa mau pulang " ucap Nisa yang tak ingin Bimo dan ibunya semakin bertengkar karena dirinya.
" ya jangan pernah kembali ke rumah ini karena sampai kapan pun saya tidak akan rela jika kamu menjadi menantu saya " ucap Bu Laras
" BU .. "
" APA ?" bentak Bu Laras yang terlihat sangat marah pada Bimo yang membentak dirinya di depan Nisa.
" Bimo dan Nisa harus bagaimana agar ibu mau merestui hubungan kami ?" ucap Bimo yang masih mencoba membujuk ibunya sedangkan Nisa hanya bisa diam karena bagaimanapun dirinya masihlah orang asing di antara Bimo dan juga Bu Laras.
" sembunyikan pernikahan kalian hingga Nisa bisa melahirkan cucu untuk ibu " ucap Bu Laras yang sudah memikirkan semuanya dengan sangat baik.
" tapi Bu kenapa harus menyembunyikan pernikahan kami ?" tanya Bimo yang tak setuju dengan syarat yang ibu nya berikan.
" terserah jika kalian tidak setuju dengan apa yang ibu minta "
" tapi jangan harap ibu merestui kalian sampai Nisa bisa memberikan ibu cucu dalam waktu enam bulan " ucap Bu Laras semakin menjadi dimana iya juga sangat yakin jika Nisa tak akan bisa hamil secepat itu.
" satu tahun " tawar Bimo
" enam bulan dan sembunyikan pernikahan kalian atau tidak sama sekali " ucap Bu Laras tetap pada pendiriannya.
" ingat, sampai saat ini ibu masih menginginkan Tika menjadi menantu ibu dari pada dia yang bahkan tak sebanding dengan Tika menantu pilihan ibu " ucap Bu Laras.
Flashback off
Kini Bimo mengerti kenapa ibunya bisa sampai memberikan syarat seperti itu saat dirinya ingin menikahi Nisa dulu, tapi kini nasi sudah menjadi bubur dan suka tidak suka kini Tika juga sudah menjadi istrinya.
" Bim, ini tiket bulan madu kalian " ucap Bu Laras yang lagi lagi membuat Bimo merasa terjebak dengan semuanya.
" tapi Bu, Bimo harus bicara dulu sama Nisa " ucap Bimo yang mencoba menolak dengan halus apa yang sudah di siapkan ibu nya.
" ibu sudah kasih tau Nisa dan dia harus menerima jika kamu juga harus memberikan kewajiban kamu pada Tika "
" dan ibu tak ingin mendengar alasan apapun terlebih tentang wanita itu "
" dan selama kamu disana kamu tidak akan membawa handphone atau alat komunikasi apapun agar kalian bisa semakin dekat "
" Bimo tidak bisa !! Bagaimana jika Nisa mencari atau menelpon Bimo ?"
" Bimo benar Bu, jadi biarkan Tika yang memegang handphone Bimo selama kami di sana " ucap Tika mencoba mencari simpati dari Bimo.
" baiklah ibu setuju "
✍️✍️✍️ apa Tika akan memberitahu Bimo jika nanti bisa menghubungi Bimo ? apa sikap Nisa akan selamanya lemah ??
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
Nisa baru saja terbangun saat matahari sudah mulai tenggelam tapi saat matanya terbuka yang Nisa ingat hanya lah pernikahan suaminya bersama dengan wanita pilihan ibunya sendiri.
" apa kamu bahagia mas ?" tanya Nisa yang sedang menatap ke arah photo pernikahan dirinya dengan Bimo yang bahkan berbanding terbalik dengan pernikahan Bimo dengan Tika yang sangat jauh berbeda.
" kamu harus semangat Nisa karena mas Bimo sangat mencintai kamu dan mas Bimo menikahi Tika hanya karena ibunya tidak lebih " ucap Nisa yang mencoba meyakinkan dirinya jika posisinya tidak akan pernah berubah di hati Bimo suaminya.
Seolah memiliki ikatan dimana setela pesta usai Bu Laras langsung meminta Bimo untuk langsung bersiap bulan madu dengan Tika.
" ayo Bim, sebentar lagi pesawat kalian akan lepas landas " ucap Bu Laras yang memang sudah memesan tiket di jam setelah pesta usai.
" tapi Bu, izinkan Bimo menghubungi Nisa "
" hanya lima menit tidak lebih ?" ucap Bimo menghiba pada ibunya.
" TIDAK " ucap Bu Laras.
" Bim nanti di jalan kamu bisa menghubungi Nisa ok " bisik Tika pada Bimo.
" Bu biar Tika yang pegang handphone Bimo ya " ucap Tika sambil mengulurkan tangannya ke Arah Bu Laras meminta handphone Bimo dan dengan mudahnya Bu Laras memberikan handphone nya pada Tika.
" ayo bim kita berangkat " ucap Tika sambil menggandengnya lengan Bimo menuju mobil.
Sedangkan Bu Laras hanya bisa melihat kepergian Tika yang menggandeng lengan Bimo tanpa mengucapkan apapun sama sekali.
Bimo pikir Tika tulus akan membantu dirinya menghubungi Nisa tapi ternyata tak ada yang gratis di dunia ini, meski hanya hal sederhana tapi berdampak pada hubungannya dengan Nisa yang sedang dalam posisi rapuh.
" mana handphone ku ?" tanya Bimo saat dirinya dan Tika sudah dalam perjalanan menuju bandara untuk bertolak ke raja Ampat.
" akan ku berikan tapi kita Poto dulu ya " ajak Tika sambil berpose manja pada Bimo menggunakan handphone nya sendiri.
Bimo hanya bisa tersenyum saat Tika mengarahkan kamera handphone ke arah mereka berdua.
" nih " ucap Tika yang merasa puas sudah mendapatkan apa yang dirinya inginkan.
Tanpa banyak berpikir Bimo pun mengambil handphone nya tapi siapa sangka handphone nya ternyata kehabisan baterai hingga membuat Bimo hanya bisa menarik napas, dan tak mungkin bagi Bimo menghubungi Nisa menggunakan handphone Tika.
" kenapa ? Katanya mau nelpon dia !" tanya Tika yang sebenarnya sudah tau jika handphone Bimo kehabisan baterai bahkan Tika seolah enggan menyebut nama Nisa madunya.
" baterai nya habis " ucap Bimo yang memilih memasukan handphone nya ke dalam saku jasnya.
" mau pakai punya ku ?" tanya Tika menawarkan handphone miliknya.
Bimo langsung menggeleng dan memilih untuk memejamkan matanya membiarkan Tika melakukan apa yang dirinya inginkan.
Melihat Bimo yang memejamkan matanya membuat Tika lebih leluasa menjalankan rencananya untuk semakin memberi jarak pada Bimo dan Nisa agar semakin menjauh.
Ting
Sebuah pesan baru saja masuk ke dalam handphone Nisa yang baru saja selesai makan malam seorang diri di rumahnya.
" nomor baru ? Siapa ?" tanya Nisa pada dirinya sendiri sambil menggenggam handphone karena Nisa ragu untuk melihat pesan yang baru saja masuk tanpa Nisa tau siapa yang mengirim pesan itu padanya.
Nisa pun memberanikan diri membuka pesan yang mana malah membuat hatinya sakit saat melihat sebuah foto dimana madunya merangkul mesra Bimo bahkan tak terlihat penolakan dari Bimo dari yang Nisa lihat.
" aku hanya ingin memberitahu kalo aku dan Bimo akan menghabiskan bulan madu kami di raja Ampat selama seminggu "
" dan aku harap selama itu juga kamu tidak mengganggu kami karena sudah cukup bagi kamu selama enam bulan ini memiliki Bimo seorang diri "
Hati Nisa sangat teriris saat membaca pesan yang ternyata dari Tika istri suaminya yang lain, hingga tanpa Nisa sadari bulir air mata mengalir di pipinya.
" apa kamu bahagia mas ? Apa diam diam kamu juga menyukai dia hingga kamu seolah tak keberatan melakukan itu semua " ucap Nisa yang sempat berpikir jika Bimo menikahi Tika penuh keterpaksaan dari ibunya.
Belum selesai dengan pemikiran yang mulai terpengaruh dengan apa yang Tika tunjukan kini sebuah panggilan dari Bu Laras ibu mertuanya yang terus memanggil meminta di angkat oleh Nisa.
" ibu ?? " meski takut Nisa tetap mengangkat sambungan telepon dari Bu Laras karena bagaimanapun bagi Nisa Bu Laras ibunya juga bukan hanya ibu mertua baginya.
" halo, iya Bu " ucap Nisa saat sudah mengangkat sambungan telepon nya dari Bu Laras.
" saya tidak ingin basa basi " ucap Bu Laras yang terdengar sangat malas berbicara dengan Nisa meski di telpon sekalipun.
" iya Bu Nisa tau " ucap Nisa mencoba terus memahami sikap Bu Laras.
" jangan menghubungi Bimo selama satu Minggu ini " ucap Bu Laras yang ternyata sama seperti pesan yang Tika kirimkan beberapa menit lalu.
" tapi Bu bagaimana jika mas Bimo yang menghubungi Nisa ?" tanya Nisa yang tak mungkin tidak mengangkatnya jika sampai Bimo yang menghubunginya.
" pokoknya saya tidak mau tau dan terserah kamu bagaimana caranya, jangan menganggu Bimo dan Tika selama satu Minggu kedepan " ucap Bu Laras yang langsung menutup sambungan teleponnya setelah puas mengatakan apa yang dirinya inginkan.
Nisa pun menyimpan kembali handphonenya di atas meja makan dan Nisa pun hanya bisa menyembunyikan wajahnya di atas meja makan karena ini hanya awal dari keputusan yang dirinya ambil.
" tuhan, kuatkan diriku yang memang memilih jalan ini " ucap Nisa yang merasa salah mengambil keputusan untuk mengizinkan Bimo menuruti permintaan ibunya menikah lagi.
Nisa pun teringat sesuatu tepatnya satu bulan lalu dimana dirinya dan Bimo yang datang berkunjung ke rumah Bu Laras yang ternyata di sana juga ada Tika wanita yang saat ini menjadi istri lain dari suaminya.
Flashback on.
" Bu.. Bimo sama Nisa datang Bu " ucap Bimo yang baru saja membuka pintu rumah ibunya.
" ibu di dalam Bim " ucap Bu Laras dari dalam rumah dan tak lama Bimo dan Nisa pun sudah ada di hadapan Bu Laras tapi tak lama dari arah kamar Bimo muncul seorang wanita yang tak Nisa kenal tapi Bimo sangat mengenalnya.
" hai Bim " sapa Tika sambil mencium pipi Bimo di hadapan Nisa.
" ka jangan seperti ini " ucap Bimo yang tak ingin Nisa salah paham padanya.
" kenapa ?" tanya Bu Laras.
" sudah saatnya dia tau jika Tika adalah wanita yang ibu pilih untuk kamu sebelum kamu membawa dia untuk kamu jadikan istri " ucap Bu Laras yang hanya sekilas melihat ke arah Nisa sambil menggenggam tangan Tika seolah ingin menunjukan jika Tika memang wanita yang iya pilih untuk mendampingi Bimo.
" tapi Bimo sudah memiliki Nisa Bu "
" ibu tau tapi dia wanita pilihan kamu dan ibu tak pernah menginginkan dia menjadi menantu ibu " ucap Bu Laras yang berhasil membuat Nisa menundukkan wajahnya mendapat penolakan dari Bu Laras ibu mertuanya.
" tapi ibu tak mau tau "
" kemarin ibu menuruti permintaan kamu sekarang saat nya kamu menuruti permintaan ibu" ucap Bu Laras terus membujuk Bimo.
" Bimo pasti menuruti apa yang ibu mau tapi tidak untuk yang satu ini " ucap Bimo yang masih menolak apa yang ibunya minta.
" baiklah jika kamu tidak ingin mengikuti apa yang ibu minta " ucap Bu Laras sambil bangkit dari duduknya.
" lebih baik ibu mati karena putra ibu sudah tak sayang lagi sama ibu " ucap Bu laras sambil menggenggam sebuah pisau dari meja makan.
" mas Bimo akan menuruti apa yang ibu minta "
" sayang, mas ngga mau !!
" Nisa ikhlas mas "
✍️✍️✍️ ohh jadi karena ini Nisa memberikan izinnya pada Bimo untuk menikahi Tika 😔😔 apa Nisa mengikuti apa yang Tika dan Bu Laras minta untuk tidak menghubungi Bimo ? Bagaimana hubungan Bimo dan Tika saat bulan madu nanti ??
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!