Brum..brum..brum... Suara motor menghampiri di arena balap. Semua mata menatap ke arah suara motor.
"Fira," ucap Tomi dan endru kompak.
"Akhirnya lo datang fir," Tomi memukul bahu Fira girang. Mereka sempat khawatir jika Fira tidak datang maka habislah mereka di tangan lawan.
"Datang juga lo?" ucap pria yang akan menjadi lawan Fira.
"Gue pasti datang lah, mana mungkin gue biarin kambing co_ngek kayak lu menang." tawa Fira.
"Hehehe...kita lihat saja, siapa yang akan menang."
"Sono lu balik lagi" perintah Fira pada Endru.
"Ya elah beb, gue mau ikut lho." Endru langsung naik ke motor Safira.
"Apaan sih Lo, turun gak lo." teriak Fira kesal, namun Endru masih santai duduk dibelakang Fira.
Satu
Dua
Tigaaa....
"Gak ada waktu lagi cepat tarik gas nya." perintah Endru. Fira melihat lawannya sudah melaju duluan, jika ia masih ngotot nyuruh Endru turun maka dia akan tertinggal jauh dari lawannya, dengan terpaksa dia membiarkan Endru ikut, kemudian ia melajukan motornya membelah jalanan dan dia berhasil menyusul lawannya.
"Yuhuuuu... kita pasti menang." Teriak Endru sambil mengejek lawan yang sudah tertinggal oleh Safira.
"Hebat banget cewek gue." ucap Endru lagi sambil melingkarkan tangannya diperut Fira.
"Lepasin tangan lo oli."
"Kalo gue gak pelukan nanti yang ada gue jatuh."
"Masa bodoh. Cepat lepaskan tangan lo." Safira melambatkan motornya untuk melepaskan tangan Endru.
Brummmm... Motor lawan menyalip Safira. "tuh kan beb kita disalip."
"Lepasin gak tangan lo, kalo gak lo turun aja disini."
"Okeh oke, gue lepas", Endru melepaskan tangannya dari perut Fira, kemudian Fira kembali melajukan motornya hingga ia kembali mendahului lawannya. Ia terus melaju dan sebentar lagi akan sampai di garis finis. Semua orang sudah riuh menyambut kemenangan Fira namun saat beberapa meter lagi sampai finis terdengar suara tembakan ke udara, mobil polisi menghadang tepat di garis finis membuat Safira mengerem mendadak.
Ciiiiiit..... Suara gesekan ban diaspal.
Safira dan endru tidak dapat lagi mengelak, mereka langsung diboyong kekantor polisi, tidak hanya mereka, semua orang yang ada di lokasi langsung diboyong kekantor polisi.
"Kalian ini pelajar kok kerjanya balapan liar." ucap seorang polisi, tak habis pikir dengan para pelajar itu, bahkan seorang wanita yang ikut balapan liar.
Saat ini di kantor hanya tinggal Endru, Safira, Tomi dan sila. Yang lain sudah kembali karena keluarganya datang, sedangkan mereka tidak berani mau menghubungi keluarganya.
"Cepat, berapa nomor keluarga kalian agar mereka bisa datang menjamin kalian."
Orang tua saya tidak ada disini pak." ucap Safira. Berbagai alasan mereka berikan hingga membuat polisi itu pusing. Sekali lagi polisi itu bertanya dan sedikit memberi ancaman jika keluarga mereka tidak datang maka mereka akan tidur di sel, sontak saja membuat mereka takut, Tomi terpaksa memberikan sebuah nomor telepon pada polisi.
Sekitar tiga puluh menit datang seseorang yang membuat Fira menganga, ia tidak menyangka sang kakak datang, rasa takut juga malu memenuhi hatinya.
"Kakak?" ucapnya kaget, wajahnya berubah menjadi pias.
"Kok kakak lho bisa tau fir?" bisik sila pada Fira.
"Gue gak tau, darimana kakak gue tahu." Fira menaikkan bahunya, kemudian ia dan sila menoleh ke arah Tomi yang nyengir sambil mengangkat tangannya dengan jari membentuk huruf v.
"Tomi, kau?" Fira meng_geram.
"Sorry fir, gue terpaksa kasih nomor kak al, gue gak mau kita tidur di sel.
"Dasar lo kutu", sila menoyor kepala Tomi geram.
"Hey, kepala gue di fitrahin sama bonyok gue, jangan asal toyor aja lo." Tomi tidak terima kepalanya jadi pelampiasan Sila.
"Mana ada kepala di fitrahin, memang lo kutu." balas sila sengit.
"Udah stop bisa diam gak kalian!" sarkas Fira geram dengan dua sahabatnya yang terus berantem.
Hahahah.. Endru tertawa melihat Tomi dan sila ciut mendengar bentakan Fira. "Kalian seperti Tom and Jerry saja. Gue doain kalian jodoh". Goda Endru sambil menangkupkan kedua tangannya berdoa.
"Ih amit-amit gue jodoh sama kutu." Sila bergidik.
"Eh, sapa juga yang mau sama mak lampir kayak lo." balas Tomi.
"Bisa diam gak sih." Sarkas Fira lagi membuat Tomi dan sila langsung diam. Sekali lagi Endru tertawa menyaksikan adegan lucu menurutnya.
Fira kembali melihat ruangan yang bersekat kaca transparan dimana sang kakak dan polisi sedang berbicara. Jantungnya deg-degan entah apa yang dibicarakan oleh kakaknya dan polisi tersebut. Ia menoleh kepada Endru yang hanya diam, ia menatap Endru dengan sengit seolah ingin memangsanya saat itu juga. "Dasar gak guna." Oloknya pada Endru.
"Ayo pulang" Ucap Alvian dan langsung pergi, Fira dan yang lain menyusul dari belakang. "Kalian barengan kakak atau gimana?" tanya Alvian yang sudah berdiri disamping mobilnya.
"Ka..kami naik taksi aja kak." jawab sila sungkan. Alvian mengangguk, "Makasih ya kak dan kami minta maaf" timpal Tomi serta sila mengangguk membenarkan ucapan Tomi.
"Baiklah," balas Alvian kemudian membukakan pintu mobil untuk Fira. "Masuklah" titahnya pada Fira yang masih menunduk takut. Fira masuk tanpa berkata apa pun.
Alvian menoleh pada Endru dengan tatapan marah. "Kamu" tunjuk Alvian pada Endru, "Bukankah saya mengizinkan kamu berteman dengan Fira untuk menjaganya, bukan malah mendukungnya seperti ini. Mulai sekarang jangan deketin Fira lagi." tekan Alvian kemudian langsung beranjak memasuki mobilnya dan melajukan mobilnya menuju kediaman Atmaja.
Didalam mobil Fira maupun Alvian hanya diam tak ada yang membuka suara hingga kini mereka sudah sampai dirumah.
Safira membolakan matanya saat menangkap mama dan papa nya sedang berada diruang tengah menunggunya. Jantungnya kian terpompa sangat kencang.
"Mampus gue, mama papa kok Uda pulang? Mereka pasti juga mengetahuinya.
"Mampus lo firaa... " jeritnya dalam hati. Kemudian ia duduk didepan papanya yang bersekat meja. Ia menelan saliva gugup dan takut melihat wajah sang papa menahan amarah.
Brak...
Papa menggebrak meja membuat Fira memejamkan mata kaget.
"Kamu bener-bener keterlaluan Fira, harus bagaimana lagi papa memperingatkan mu ha?" Sarkas papa dengan penuh amarah. Mama dan yang kain hanya diam tidak mau menyela,mereka akan membiarkan papa mengambil keputusan.
"Papa tidak bisa mentolerir kamu lagi Fira, kamu akan papa masukkan pesantren." Ucapnya dengan tegas.
Duar...
Bagai disambar petir Fira mendengar pesantren. Ia sangat tidak mau jika harus masuk pesantren, karena disana pasti ia terkekang dan semua harus diatur, ia sama sekali tidak suka diatur.
Fira langsung mendongak menatap papa nya. "A..apa pa? Pe.. pesantren?" tanyanya memastikan namun papa hanya diam.
"Ja..jangan dong pa, Fira janji gak akan balapan lagi pa, tapi jangan masukin Fira pesantren." pintanya memelas.
"Keputusan papa sudah bulat dan tak bisa diubah lagi." ucap papa kemudian pergi meninggalkan Fira yang masih memohon.
"Pa" teriak Fira pada papa yang sudah menaiki tangga menuju kamar nya. Fira menoleh ke mama dan mama pun menggeleng tanda ia tidak bisa membantu. "Itu sudah keputusan papa dan mama Fira." balas mama kemudian pergi menyusul papa.
Fira kembali monoleh pada sang kakak juga kakak iparnya berharap mereka bisa membantunya. Alvian yang paham maksud Fira berucap, "Kakak tidak bisa bantu Fira, kamu harus menerima konsekuensi perbuatan mu." ucapnya kemudian menarik sang istri untuk kembali kekamar.
.
.
Bersambung.
Kita lanjutkan kisah Safira dan Gus zayyan disini yah😊 jadi stay tun terus🥰🥰
Safira menggusar wajahnya kasar, hatinya benar benar kacau saat ini, tidak tau harus apa, ia membolak balikkan badan nya ke kanan dan ke kiri namun matanya tetap tidak bisa tertidur, ucapan papa yang akan mengantarkannya ke pesantren besok terus saja terngiang di telinganya.
"Gue gak mau masuk pesantren", lirih nya, sedari dulu papa nya memang ingin memasukkannya pesantren, namun dengan bujukan dan rayuan nya ia bisa terbebas dari perintah itu. Tapi sekarang, ia tidak bisa mengelak lagi.
Ting..Ting..Ting..
Notif pesan di ponselnya berbunyi. Ia melihat pesan dari grup temannya yaitu sila dan Tomi.
"Lo uda tidur fir, tom?" pesan sila.
"Gue belom tidur" (Tomi)
"Gimana nasib Fira yah?" (sila)
"Gue deg degan sil, takutnya sila di eksekusi sama bokap nya." ( Tomi)
"Semua gara gara lo tom, kalo Fira kenapa napa lo harus tanggung jawab, lo nikahin tu Fira." (sila)
"What? Emot syok (Tomi)
Fira yang dari tadi hanya membaca pesan teman temannya mengernyitkan kening nya dengan pesan sila.
"Apa hubungannya dengan tanggung jawab dan nikahin gue?" (Fira)
"Syukur lah fir, lo masih hidup." (Tomi)
"Lo kira gue dihukum pancung" ( Fira).
"Gimana keadaan lo fir?" ( sila)
"Iya fir, kakak lho gak sampai hukum lo kan?" ( Tomi)
"Kak Al gak ngehukum gue, tapi papa yang hukum gue." ( Fira)
"What?"(sila), "Papa lo Uda pulang?"
Emot kaget (Tomi)
"Udah, mereka langsung pulang me.dengar berita gue ditahan polisi, dan lebih parahnya lagi gue akan dikirim ke pesantren besok." ( Fira)
"What?"
"What?"
**
Matahari sudah mengambil posisi di singgasana nya, namun Safira belum juga nampak keluar dari kamarnya.
"Bangunkan fira ma" perintah papa, yang sudah duduk diruang makan bersama mama, Alvian dan Nafisah, namun Safira belum keluar. Mama rosa pergi kekamar Safira, mama membuka pintu kamar yang tak dikunci dan melihat Safira yang masih anteng dalam tidurnya.
"Safira Safira.." mama menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya yang tidur tenang tanpa merasa terganggu dengan peringatan papa nya kemarin.
"Safira, sayang, bangun nak!" Mama menggoyangkan tubuh Safira.
"Ehmmm..." Safira menggeliat meregangkan otot otot tubuhnya. "Mama" ucapnya sambil menguap.
"Cepat bangun, papa dan yang lain sudah menunggu diruang makan, ingat jangan buat papa mu marah lagi."
Safira pun bangun membersihkan diri kemudian menyusul keruang makan. Tanpa suara ia duduk di kursi nya dan mengambil sarapannya. Semua tidak ada yang berbicara saat itu, suasana nya sungguh sepi tidak seperti biasa yang rame oleh celotehan Fira dan Alvian. Hari ini semua masih terbawa suasana semalam.
Papa menatap Fira "Siapkan pakaian mu Fira, sore ini papa akan mengantarmu ke ponpes kyai Anwar." ucap papa sembari menyapu mulutnya dengan tisu.
Safira tidak berani menjawab, dia hanya mengangguk diam.
"Fira, kamu sudah siap nak?" Tanya mama Rosa menghampiri Fira dikamar nya.
"Ini lagi siap siap mah!" Safira memasukkan pakaian pakaiannya ke dalam koper.
"Eits, tunggu. Kamu mau berpenampilan seperti ini?" tanya mama melihat Fira dari kaki sampai kepala nya. Walaupun Fira memakai jilbab,tapi pakaiannya masih belum sempurna menutup aurat, ia menggunakan celana kulot dan kemeja serta jilbab segitiga yang ujung depannya diikat melingkari leher.
"Kenapa ma? biasa nya juga begitu."
"Astaghfirullah nak, kamu ini mau masuk pesantren, jadi pakaian mu gunakan yang tertutup."
Safira mengernyitkan dahinya, sembari melihat dirinya sendiri dari celana nya juga baju nya. "Tertutup kok!" sambungnya.
"Kenakan gamis Fira, cepat ganti."
"Gamis? gerah mah, masa aku pake baju kebesaran gitu." Gerutunya.
"Gak ada tapi tapian, cepat ganti pakaian mu." ucap mama sembari mengeluarkan isi koper Fira,dan menggantikannya dengan beberapa gamis.
"Fira, ayo cepat." Papa datang kekamar Fira.
"Iya pa." jawab Fira, "Niat amat sih papa mau buang anaknya." Gerutu Fira pelan namun masih bisa di dengar mama rosa.
"Papa bukan mau membuang kamu Fira, papa mau kamu berubah jadi anak baik." senggak mama.
"Apa selama ini Fira bukan anak baik ma?" tanya nya sedih.
"Kamu anak baik Fira, cuma papa dan mama mau kamu menjadi lebih baik, Soleha, seperti kakak ipar mu Nafisah. Bukan kerjaannya balapan."
Safira sebenarnya memang anak baik, dia tidak pernah bergaul bebas, menggunakan barang terlarang atau apalah yang dilakukan oleh anak-anak nakal lainnya. Dia hanya nakal jika ada yang mengusiknya.
"Ma, Fira gak nyaman make pakaian begini, gerah." ucapnya memelas.
"Nanti kamu juga terbiasa, udah ayo turun." mama menarik koper Safira. Safira hanya bisa pasrah dengan nasibnya, tinggal jauh dari orang tua dan jauh dari temannya.
**
Kini mereka sudah sampai di tempat tujuan, Safira mendongak kan kepala nya melihat palang yang bertuliskan PONPES RAUDHATUL JANNAH.
"Ayo ikut masuk" Ajak papa.
Tidak cuma papa dan mama roda yang mengantar Fira, Nafisah dan Alvian juga ikut serta.
"Ini pesantren tempat kakak ngajar kan kak?" Tanya Fira sambil melangkahkan kakinya.
"Iya fir, insyaallah kamu pasti senang tinggal disini." Nafisah tersenyum dibalik cadarnya.
Kedatangan mereka disambut baik oleh kyai Anwar dan nyai maryam. Setelah berbicara panjang lebar akhirnya mereka pulang meninggalkan Safira disana.
"Ayo Fira kakak antar_kan kamu ke asrama putri." Ucap Laila selaku ustazah disana juga menantu dari kyai Anwar dan umi Fatimah.
"Iya ustazah." Safira mengikuti langkah Laila, dan kini mereka berhenti disebuah kamar. "Nah sekarang ini kamar kamu," Laila mengenalkannya dengan dua orang gadis yang akan menjadi teman sekamarnya.
"Aku tinggal di kamar ini ustazah?" Fira meneliti kamar yang kecil dan ditinggali untuk tiga orang, sangat jauh dari kamarnya dirumahnya. "Apa aku bisa tinggal sendiri ustazah?"
"Tidak bisa Fira, ini sudah peraturan Pondok." jelas Laila pada Fira. Setelah menjelaskan semua aturan pada Fira, Laila pun meninggalkannya dikamar.
😹😹
Fira menghempaskan badannya di ranjang, ia meringis tubuhnya terhempas di ranjang yang keras. "Aw.." Ringisnya pelan sambil menggosok tubuhnya.
"Ma, tolong jemput fira😭 Batinnya menangis.
Ini adalah malam pertama Safira tinggal di pesantren, disaat semua santri dan santriwati bersiap pergi ke mesjid Safira masih dengan tenang meringkuk di balik selimut.
"Fira, bangun fir." Julia menggoyangkan tubuh Fira namun Fira tak terusik sama sekali.
"Ya elah ni anak, kok tidur seperti orang mati." dengus Eli. Julia dan Eli adalah teman sekamar Fira, mereka senior kakak satu tingkat dari Safira.
"Fira ayo bangun" Julia menggoyangkan lagi tubuh Fira.
Hoam... Fira terduduk sambil menguap juga mengucek matanya. "Udah pagi emangnya yah? cepat amat." jawabnya sambil mengucek mata.
"Jam tiga fir, kita akan tahajud bareng di mesjid pondok." jelas Julia.
"What?" Fira membola_kan matanya merasa tak percaya. "Jam tiga? ada saja ni pesantren, masa bangun jam tiga." Fira kembali menarik selimutnya dan kembali ke posisi tidurnya.
"Ya Allah Fira bangun woy" Eli berteriak didekat telinga Fira kesal dengan Fira yang susah dibangunkan.
"Kalian duluan aja, gue ngantuk banget tadi jam satu baru tidur." Jawab Fira dengan mata yang terpejam. Ia memang tidur larut dikarenakan tidak bisa tidur, ia sangat sulit tidur jika bukan di kamarnya di tambah lagi dikamar ini panas dan pengap menurutnya. Ia terus membolak balikkan tubuhnya hingga pada jam satu dini hari barulah ia bisa memejamkan matanya.
"Nanti anti bisa dihukum kalau tidak ikut sholat berjamaah." Jelas Julia namun tidak dihiraukan Fira.
"Ya sudah Jul, kita pergi aja biarin tu si Fira." Eli menarik Julia pergi meninggalkan Fira yang tidur. Azan berkumandang mengharuskan mereka berdua pergi ke mesjid sebelum diketahui oleh ustazah keamanan yang berkeliling dan mendapati mereka belum juga ke mesjid.
Sedangkan Fira kini telah sampai ke alam mimpi tanpa sadar didepan pintu kamarnya berdiri seorang ustazah dengan rotan ditangannya dengan raut wajah marah mendapati masih ada satu santriwati yang masih tidur dan belum pergi ke mesjid.
Ustazah itu menarik selimut Fira "bangun" pekiknya tepat dekat telinga Fira.
"Apaan sih? ganggu gue tidur aja." Fira menggosok telinganya yang berdengung karena teriakan ustazah itu.
"Apa anti seorang muslim?" teriak ustazah dekat telinga nya.
"Ya iya lah, ini juga pesantren pastinya yang tinggal disini semua muslim." Jawab Fira dengan suara tinggi, ia duduk menatap sang ustazah kesal karena sudah mengganggunya.
"Kalau anti muslim cepatlah ke mesjid laksanakan kewajiban mu."
"Tahajjud kan bukan wajib, jadi gak mesti kan." Jawab Fira santai kemudian menarik selimutnya kembali.
Ustazah mengelus dada beristighfar. "Anti anak baru? Peraturan disini diwajibkan semua santri dan santriwati untuk tahajjud ke mesjid, dan dilanjutkan sholat subuh berjamaah, kecuali anti uzur, sekarang ana tanya apakah anti uzur?" Ustazah itu kembali bertanya.
"Haisss cerewet banget jadi orang." Safira bangkit dengan kesal.
"Mau kemana anti?"
"Bukankah ustazah nyuruh ke mesjid, ya ini mau ke mesjid."
"Ya sudah cepat, nanti sebelum masuk kelas temui saya ke ruang guru."
Safira kini berjalan menuju mesjid mengikuti santriwati lain yang sedang berjalan menuju mesjid, sampainya di mesjid safira mengambil saf paling belakang. Yang lain pada sholat tahajjud mengikuti imam sedangkan Fira melanjutkan tidurnya di belakang.
"Astaghfirullah Fira" Julia menggeleng beristighfar melihat Fira yang tidur bersandar di sudut dinding mesjid. "Fira bangun ayo sholat subuh." Julia menggoyangkan tubuh safira.
"Emmm... Safira menggeliat meregangkan otot nya, lalu ia bangkit dan kembali mengambil wudhu. Se_nakal-nakalnya dia, dia tidak pernah meninggalkan sholat wajib.
Selesai sholat subuh dilanjutkan mendengar kajian dari Gus Yusuf, selaku putra dari pemilik pondok pesantren itu. Safira tidak terlalu mendengarkan ceramah karena matanya masih sangat berat, sesekali ia menutup mulutnya menguap. "Ya Allah lama amat sih" keluhnya. Ia ingin melanjutkan kembali tidurnya.
Safira berniat hendak kembali ke kamarnya bersama Julia dan Eli. Safira meletakkan mukenah_nya dan akan menemui ustazah pengawas diruang guru.
"Julia, Eli anterin gue keruang guru yuk." Pinta Safira karena ia tidak tahu dimana ruang guru.
"Ada keperluan apa kamu keruang guru?" Eli bertanya sambil melipat mukenah_nya.
"Gue disuruh menghadap sama ustazah_ ustazah apa lah namanya gue gak tahu."
"Ustazah Ningsih? kamu ditegur ustazah Ningsih fir?" sambung Eli.
"Ya, tadi gue ketahuan masih tidur."
"Ya Allah fir, anti pasti dapat hukuman dari ustazah Ningsih, beliau itu sangat disiplin fir, beliau tidak suka ada santriwati yang melanggar peraturan Pondok." Timpal Julia.
"Benarkah? se_killer apa sih ustazah itu?" tanya Fira lagi penasaran.
"Beliau kalau ngasih hukuman super tega fir, pernah ada santriwati di hukum membersihkan toilet seluruh pondok sampai hampir pingsan."
"Kok bisa sih hampir pingsan?" Fira merasa tidak percaya masa hanya membersihkan toilet saja pingsan.
"Ya karena ia membersihkan seluruh toilet yang ada di pondok." Jelas Julia.
Safira masuk ruangan guru menemui ustazah Ningsih, ia duduk berhadapan ustazah Ningsih yang bersebrangan meja.
" Safira. Nama anti Safira kan?" Tanya ustazah ningsih.
"Iya ustazah."
"Biasakan memberi salam saat berjumpa sesama muslim Fira".
"Iya ustazah, Assalamualaikum ustazah." ucap Fira datar.
"Waalaikumsalam warahmatullahi" ustazah Ningsih menjawab salam Fira tersenyum. "Fira, ustazah mau menjelaskan peraturan-peraturan di pondok ini baik tertulis maupun tidak tertulis, serta apa saja kegiatan selam anti tinggal di pondok ini agar anti tidak lagi melanggar peraturan Pondok, jika anti melanggarnya maka anti akan mendapat hukuman.
"Anti wajib melaksanakan sholat berjamaah dimesjid dan tepat waktu kecuali anti uzur paham Safira?"
"Paham ustazah." Jawab Safira santai.
"Baik, karena anti sekolah di luar anti harus pulang sekolah tepat waktu, tidak boleh kelayapan setelah jam pulang sekolah, jika anti berbohong kami bisa mengetahui dari pihak sekolah anti. Dan anti tau apa hukuman bagi seorang pembohong dan melanggar peraturan Pondok ini?" tanya ustazah Ningsih menggertak.
Safira menggeleng
"Betis ny akan di pecut menggunakan rotan, jika kesalahannya fatal maka dia akan di keluarkan dari pondok.
Safira kembali ke kamarnya dengan muka ditekuk masam, kepalanya pusing karena kurang tidur ditambah mendengar aturan dan kegiatan pondok. Safira menghela nafas.
"Bagaimana fir? apa yang dikatakan ustazah Ningsih?" Julia bertanya.
"Cuma menyampaikan peraturan dan kegiatan pondok." balas Fira santai.
"Syukurlah fir, kami kirain kamu bakal kena hukum." Timpal Eli.
"Kenapa gak sekolah disini aja sih Fira, kan gak perlu capek-capek sekolah luar?" tanya Julia.
"Sekolah disini?" Ekspresi Fira kaget. "Gak lah, empet gue dua puluh empat jam di sini, di luar kan bisa cuci mata, banyak ciptaan Tuhan yang indah bisa dilihat di luaran sana." Jawab Safira tertawa kecil.
"Pemandangan?" Julia seperti berfikir.
"Iya, cowok ganteng misalnya. Disini gak ada cowok ganteng, yang ada cowok culun semua." jawab Safira.
"Astaghfirullah fir, anti gak boleh ngomong gitu dengan ciptaan Allah."
Safira mengangkat bahu acu, kemudian menyandang ranselnya dan pergi keluar dari kamar.
.
.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya yah gays🥰🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!