hai-hai haiii??!
ini Novel pertama Nae tentang Transmigrasi sekalian ikut lomba wanita kuat, mohon maaf jika ada kesalahan karna ini hanya dunia fantasi jadi jangan samakan sama dunia nyata ya?
Selow Update??!
Happy Reading??!
.
gemerlap lampu ditengah acara Award menyinari seluruh Artis bintang Top yang masuk jajaran nominasi sebagai Artis paling Terpopuler akhir tahun ini.
"mari kita buka amplopnya!" kata Model Pria dan Wanita yang menjadi pembawa acara dalam acara Awards itu.
mereka melihat itu saling melempar senyum sementara semua Artis yang masuk nominasi mulai memperbaiki rambut serta melihat riasan wajah mereka kalau dipanggil ke atas panggung sementara seorang Gadis yang terlihat begitu cantik sedang sibuk memainkan kukunya juga memperhatikan cincin usangnya.
"kenapa aku sayang banget sama cincin usang ini ya?" gumam Gadis itu dengan heran.
"kita panggil..! Aulya Ronglay." kata MC dengan lantang di sambut tepuk tangan meriah oleh para penonton dan artis, aktor yang tidak masuk Nominasi.
Artis yang masuk Nominasi bersama Aulya malah memaksakan bibir mereka untuk tersenyum sambil bertepuk tangan, dalam hati mereka mengutuk mengapa Aulya? Aulya? Aulya? dan Aulya setiap banyaknya Penghargaan selalu saja Aulya sampai semua Artis papan atas saingan Aulya merasa muak dengan Aulya.
Aulya yang dipanggil bisa-bisanya terkejut dan itu tertangkap oleh kamera sehingga wajahnya yang cantik saat terkejut itu terpampang di layar TV besar dan banyak yang tertawa bercampur gemas melihat tingkah Aulya yang malah terkejut dengan kemenangannya itu.
Aulya pun berdiri dengan langkah anggun Ia terus berjalan sambil melambai ke semua arah pada fans setianya yang bersorak memanggil namanya, pengawal membantu Aulya naik ke panggung acara karna gaun Aulya yang begitu megah.
Aulya mengatakan beberapa hal tentang kemenangannya sesekali Ia tertawa malu dan mengatakan bahwa Ia sangat tidak nyaman dengan semua hadiah ini seolah dirinya mengambil kemenangan artis lain.
"itu karna kamu berbakat Aulya!!" teriak para Fans menggema.
Artis senior lainnya hanya memaksakan bibir untuk tersenyum seindah mungkin supaya nama baik mereka tetap aman.
Aulya tertawa kecil lalu mengucapkan banyak terimakasih pada semua yang terkait dengannya terutama fans nya yang selalu setia menemaninya dari nol hingga sampai dipuncak kesuksesan.
.
kini Aulya berada di Kamarnya tengah menonton TV yang menunjukkan berita tentangnya yang lagi-lagi memenangkan penghargaan Artis terpopuler sekaligus terkenal di akhir tahun ini padahal Aulya hanya memainkan 3 drama di tahun ini berbeda dengan artis lain yang memainkan banyak drama juga Film melebihi Aulya tapi tetap saja populer mereka tidak bisa mengalahkan keberuntungan Aulya.
Aulya menguap lebar, "apa mereka tidak punya berita lain?" Aulya menggerutu sambil mengikat rambutnya asal dan memakan cemilannya.
"membosankan, apa tidak ada cara lain supaya aku istirahat selama beberapa bulan? semua Orang ingin aku main drama dan main film, apa mereka pikir tubuhku ini robot yang tidak lelah?" celoteh Aulya dengan sebal sambil meletakkan remot TVnya dan bangkit dari sofa nya.
Aulya mencari buku di perpustakaan kecilnya dalam kamar dan tidak sengaja Ia menjatuhkan satu buku tebal dengan 600 halaman mengenai kakinya.
"aduhh!" Aulya sontak saja terduduk dilantai memegang ibu jari kakinya.
"haisshh!" Aulya meletakkan buku yang Ia ambil dan mengambil buku yang terjatuh itu.
"Cinta yang tidak bisa memilih." Aulya membaca judulnya lalu membolak-balik buku itu sambil mencoba berdiri dan jalan sedikit tertatih ke Sofa.
"kenapa judulnya begini?" gumam Aulya yang selama ini jarang mendengar judul Novel seperti ini.
biasanya Novel itu judulnya akan berbaur romans dan pastinya menarik tapi ini judulnya malah aneh namun bikin penasaran juga maksud dari Cinta yang tidak bisa memilih.
Aulya mengambil cemilannya lalu membuka Novel itu sambil mengunyah matanya juga membaca Novel itu hingga tiba-tiba matanya melebar melihat nama karakter dalam Novel itu.
"Aulya Ronglay? apa-apaan ini si pembuat Novel? bisa-bisanya dia mengambil nama beserta nama Keluarga besarku dalam kisahnya, sebagai pemeran utama tidak masalah kenapa malah jadi pemeran Figuran?" oceh Aulya tidak terima.
Aulya melihat profil penulis Novel itu tapi ternyata tidak ada yang bisa di curigai sebab penulis itu mengambil nama tokoh dari Artis yang Ia suka walau pemerannya berantakan tapi jujur saja penulis suka kalau sosok Aulya jadi pemeran Figuran, selama ini Aulya selalu dapat pemeran utama dan tidak pernah dapat peran antagonis (jahat) apalagi hanya seorang Figuran.
"aku baca aja demi menghargaimu.!" ucap Aulya pada buku itu dan mulai membaca satu persatu halaman Novel itu dengan benar.
Aulya tidak menyangka ternyata perasaannya sungguh nano-nano membaca Novel itu, Ia tidak suka karakter namanya dijadikan Orang yang tersakiti oleh pemeran Utama Pria hingga berakhir bunuh diri.
takkk!!
Aulya menutup buku Novelnya sambil mengumpat kesal, "memangnya Pria didunia Novel itu hanya dia aja? kenapa Aulya disini bodoh sekali? ciihh Cinta yang tidak bisa memilih, setidaknya bisa memilih kebahagiaan sendiri kan?" oceh Aulya dengan kesal.
Aulya melihat jam dindingnya dan kaget ternyata sudah larut malam saking seriusnya baca Novel, Aulya lupa waktu.
Aulya pun merebahkan dirinya di ranjangnya dan menarik selimut menutupi tubuhnya sampai perutnya.
"sebenarnya apa yang dipikirkan penulis saat membuat namaku dalam Novelnya? apa dia Hatersku? bisa-bisanya dia menjadikanku sebagai Orang yang menyedihkan disitu." gerutu Aulya.
"huuh!! jika aku ada dalam Novel itu maka aku tidak ingin hidup seperti itu." ucap Aulya sembari memejamkan matanya dan mencari posisi yang paling nyaman baginya.
Aulya tidak sadar Cincin yang dikenakannya mengeluarkan cahaya kecil lalu redup beberapa saat kemudian.
.
Aulya mengerutkan keningnya mendengar suara kicauan burung disekitarnya sebab Ia tinggal di Apartemen kedap suara bagaimana bisa ada suara burung didekatnya.
"Haisssh!! berisik banget sih nih burung, minta di kebiri kali ya?" kesal Aulya langsung terduduk dengan mata setengah terpejam dan tangan terkepal lalu kembali terlentang di ranjangnya membuat pelayannya terkejut dengan ucapan Aulya yang tidak pernah berbicara seperti itu.
"kenapa dengan Nona?" gumam Pelayan itu dengan bingung lalu mendekati ranjang Aulya.
"Nona?? bukankah hari ini anda minta dibangunkan Pagi-pagi buta? Nona? anda bilang mau membuat sesuatu untuk Sahabat baik Nona." Pelayan itu mencoba membangunkan Aulya.
Aulya menepis tangan Pelayan itu sambil balik badan membuat Pelayan itu semakin kebingungan karna jika Aulya tidak bangun maka Ia akan di hukum dengan berat melanggar perintah Aulya.
"Ehh??" Pelayan itu tiba-tiba kaget mendengar teriakan Pelayan diluar sana bahwa sahabat baik Aulya datang.
"Nona? Tuan Robby Yarth tiba!" pekik Pelayan itu dengan nada cukup kuat.
Aulya tidak merespon hingga Pelayan itu semakin panik.
Robby Yarth yang melihat Aulya terlelap pun semakin marah.
"Aulyaaaaa!!?" bentak Robby dengan marah.
Aulya seketika terduduk mengucek-ngucek telinganya yang terasa mau pecah akibat kuatnya suara Robby.
"bedeb*h mana yang membuat gendang telingaku rusak." teriak Aulya pun tak kalah kencang hingga Robby meringis mendengar suara Aulya yang melengking kuat.
Aulya berdiri diatas kasurnya sambil berkacak pinggang, "berani sekali perampok seperti kalian masuk dalam Apartemenku hah? apa kalian tidak takut aku laporkan ke Polisi? aku sudah lelah bekerja siang-malam dan sekarang baru bisa tidur nyenyak kenapa kalian tidak merampok saja tidak usah mengganggu jam tidurku." marah-marah Aulya.
Robby dan Pelayan setia Aulya pun menganga dengan wajah bodoh.
"Apartemen apa yang dimaksudnya?" tanya Robby ke Pelayannya Aulya.
Pelayan itu menggeleng kepalanya tidak tau maksud kata-kata Aulya, sementara Aulya menguap lebar diatas ranjang lalu kembali berbaring di Ranjangnya seperti hendak melanjutkan tidurnya lagi.
Aulya belum sadar dengan situasinya kini, sedangkan Robby semakin geram dengan akting Aulya yang mengada-ngada.
"pasti dia ingin menyelamatkan diri saja dari amarahku." kata Robby lalu menarik selimut Aulya dengan kasar hingga Aulya yang sudah tertidur pulas pun terjatuh dari ranjangnya.
Pelayan membekap mulutnya syok sebab ini bukan penampakan aneh lagi baginya, bagaimana tingkah Aulya selama ini tentu Pelayannya tau karna rasa Cintanya itu pada Robby membuat Aulya menjadi perempuan jahat yang selalu melakukan berbagai cara supaya hubungan Robby merenggang dengan perempuan yang Robby suka.
Aulya meringis memegang bok*ngnya yang sakit lalu menjerit histeris hingga semua yang ada disekitarnya menutup kedua telinga, mereka tidak menyangka Aulya punya suara yang begitu kuat dan anehnya bisa merusak telinga.
"beraninya kalian...!?" teriak Aulya berdiri dari posisi menyedihkannya dan tanpa ragu meninju Robby serta membanting Robby sampai terjatuh dilantai.
"akhhh!" Robby yang tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan tak biasa itu tentu tidak sempat mengelak sebab Ia juga tidak bisa beladiri.
Aulya hendak menginjak Kepala Robby yang Ia pikir Perampok di Apartemennya, "ahh! tidak mungkin aku menginjak kepalanya lebih baik aku foto terus disebarkan ke Sosmedku kalau disini ada perampok." gerutu Aulya.
"dimana ponselku!!" tanya Aulya dengan nada cukup tinggi.
Aulya sebenarnya perempuan yang sabar tapi Ponsel adalah hidupnya, Aulya paling tidak suka jika Ponselnya hilang atau rusak apalagi di curi sebab banyak file penting didalamnya yang belum dipindahkan ke Laptopnya karna terlalu sibuk belakangan ini.
"i--ini Nona." Pelayannya Aulya segera mengeluarkan Ponsel Aulya dan memberikannya ke Aulya yang merampas Ponselnya lalu memotret Robby.
"apa--apaan kau Aulya?" bentak Robby sambil menutupi wajahnya yang di foto oleh Aulya.
"aku akan sebarkan fotomu memasuki kamar anak Gadis biar namamu rusak, Keluargamu malu dan kau tidak akan bisa menikah. ini kesalahanmu karna berani mengganggu tidur Orang sibuk sepertiku." marah-marah Aulya menarik lengan Robby dengan kasar hingga Aulya bisa memotret wajah Robby yang sangat malu saat ini.
"aku minta maaf ?! jangan sebarkan fotoku." teriak Robby membayangkan Ia tidak bisa menikah dengan Gadis pujaannya tentu membuatnya tidak terima.
"sekarang Keluar dari Kamarkuuu!! sial*nn ??!!" teriak Aulya dengan suara melengking kuat hingga Robby yang syok perubahan Aulya pun berlari keluar Kamar Aulya.
mereka berdua bersahabat baik sejak kecil dan apapun sudah biasa bagi mereka, kamar Aulya dimasuki Robby begitupun sebaliknya bahkan ukuran dalam*n pun sudah saling tau saking akrabnya mereka, tapi semua berubah saat Robby jatuh Cinta pada seorang Gadis polos dan itu membuat Aulya cemburu hingga sanggup melakukan apa saja demi perpisahan keduanya.
Aulya menarik nafas dalam-dalam lalu melihat Ponselnya yang berubah, "apa-apaan ini? ini bukan Ponselku." Aulya melempar Ponselnya di ranjangnya dan menatap tajam Pelayan didekatnya.
"kenapa kau disini? apa kau tidak tau malu memasuki Apartemen Orang hah?" bentak Aulya.
"Nona bilang apa? A--Apartemen apa? i--ini hanya Rumah Kontrakan biasa, Nona sudah melarikan diri dari Rumah Orangtua dan tinggal disini untuk mandiri." kata Pelayan itu dengan gugup dan takut.
Aulya mengerutkan keningnya, "apa yang kau bilang? kau fikir bisa menipuku?"
Aulya berdecak sambil melihat sekeliling dan matanya melebar seketika, "kalian menculikku ya??" teriak Aulya dengan emosi.
Pelayan itu berlari dikejar oleh Aulya yang berusaha menjelaskan situasinya hingga tiba-tiba Aulya melihat foto asing yang wajahnya sangat mirip dengannya, Foto itu adalah dirinya yang bermake up tebal serta menor bersama seorang Pria yang Aulya lihat tadi mengganggu tidurnya.
"si--siapa yang mendandaniku seperti badut begini? kalian mau memerasku ya?" murka Aulya.
Aulya berpikir Ia di culik lalu di foto bersama Pria tadi dan meminta uang tebusan juga uang tutup mulut karna Ia seorang Artis Papan Atas yang tidak suka terlibat skandal demi menjaga nama baiknya, sungguh pemerasan yang sangat brilian tapi membuat Aulya sungguh murka.
"Nonaaa?? ini anda kan? kenapa anda jadi aneh saat bangun tidur? tadi malam anda menangis karna dimarahi oleh Tuan Robby, anda melukai Perempuan yang disukainya."
Aulya mematung seketika, "apa-apaan kau ini? kenapa bicaramu aneh hah?"
cukup lama mereka bertengkar namun Pelayan itu selalu berhasil lolos, hanya Pelayan itu saja yang tetap setia pada Aulya walaupun kasar dan dikatai kejam tapi Pelayan itu punya hutang budi pada Aulya yang pernah menyelamatkan hidupnya.
sebenarnya Aulya adalah Gadis yang baik hati tapi karna Cintanya yang buta itu membuatnya berubah jahat hingga dikatai kejam, Aulya seolah berpikir tidak bisa hidup tanpa Robby padahal lelaki dimuka bumi bukan hanya Robby saja.
Aulya seketika berhadapan dengan kaca dan melihat wajahnya dari pantulan cermin, "akkhhh!" jerit Aulya seketika menjatuhkan sapu ditangannya dan berlari kearah cermin.
"kenapa wajahku seperti badut begini?? siapa yang melakukannya?" tanya Aulya dengan lantang.
Aulya adalah seorang Artis papan atas yang sangat menjaga nilai kecantikan yang natural dan Ia tidak pernah membuat wajahnya seperti ini bahkan bermimpi pun tidak pernah.
"Nona? tadi malam anda yang mendandani diri anda sendiri dan bilang akan bertemu dengan Tuan Robby tapi anda malah melihat Tuan Robby berpelukan dengan Gadis lain lalu anda mendorong Gadis itu ke Danau hingga Tuan Robby marah dan anda kembali kesini menangis kencang sampai ketiduran."
semua kata-kata Pelayan itu tidak asing didengar olehnya, "kenapa Ceritamu seperti Novel yang aku baca?" gumam Aulya seketika membelalak lebar mengingat Novel itu.
Aulya memang diceritakan dalam Novel itu adalah Pemeran Figuran yang suka berdandan menor demi menarik perhatian Robby, semua cerita itu sangat mirip dengan setiap adegan yang membuat Aulya kesal setengah mati sebab Aulya dalam Novel itu sangat bodoh.
"No--Novel apa yang Nona bicarakan? sejak Kapan Nona suka membaca Novel? bukankah Nona suka menonton?"
"tidak mungkin aku masuk ke dunia Novel kan?" batin Aulya dengan tubuh mematung didepan cermin.
Pelayannya Aulya melonjak kaget saat Aulya yang tadi jadi patung tiba-tiba menoleh ke arahnya.
"siapa namamu?" tanya Aulya dengan serius.
"Ta--Tania Nona." jawab Pelayan Aulya dengan gugup padahal Ia yakin Aulya tau namanya tapi kenapa malah bertanya namanya?
"Taniaa?" pekik Aulya membuat Tania mengangguk-ngangguk dengan kepala tertunduk takut.
"Aulya? aku Aulya si Pemeran Figuran dalam Novel?" gumam Aulya dengan lirih juga pandangan kosong.
Aulya seorang Artis tentu perubahan ekspresi wajah sudah biasa baginya, Gelar Aulya adalah Dewi Akting.
"apa-apaan ini? kenapa aku bisa memasuki dunia ini? apa yang salah? aku?? aku tidak terima jadi pemeran Figuran?!!!" batin Aulya dengan pandangan yang turun kebawah melihat lantai.
Tania melihat itu pun hanya mampu berceloteh didalam hati padahal Ia ingin membantu tapi melihat Aulya yang sedang patah hati tentu Tania memilih diam dan pura-pura tidak tau.
"Ahhh?! Bab berapa ini?" tanya Aulya tiba-tiba membuat Tania semakin kebingungan.
"Bb--Bab apa Nona?" tanya Tania.
Aulya berdecak sebal lalu teringat kata-kata Tania tadi kalau Ia berdandan tebal dimalam hari hendak bertemu dengan Robby si Pemeran Utama dalam Novel ini tapi malah melihat Robby berpelukan mesra dengan pemeran utama Wanita dalam Novel ini.
"si*l ??! selama hidupku belum pernah mendapatkan peran Antagonis apalagi pemeran Figuran, Cameo? itu lebih baik dari pada pemeran Figuran yang tidak dianggap lalu mati menyedihkan dan kematiannya juga tidak dianggap penting." batin Aulya.
Aulya memijit pelipisnya seketika dan melihat ke arah cermin seketika Ia memekik kaget lagi dengan wajahnya sendiri.
"haiiisshh! kenapa dandanan ini lebih mengerikan daripada badut?" umpat Aulya.
"Nona?" sapa Tania dengan gugup.
Aulya menoleh ke Tania, "kamu memang Tania kan?" tanya Aulya memastikan dibalas anggukan berkali-kali oleh Aulya.
"sekarang Bab 3, Aulya akan mati di Bab pertengahan sampai konflik sebenarnya tiba, aku harus merubah hidupku di dunia Novel ini." batin Aulya.
Tania kebingungan melihat penampilannya sendiri yang membuat Aulya terdiam beberapa saat, Tania memberanikan diri bertanya pada Aulya yang terkejut tapi tidak marah.
"jika kau memang Tania, si Pelayan setia Aulya Ronglay pemeran Figuran maka aku tanya padamu karna di Novel tidak dijelaskan bagaimana kau bisa begitu setia pada Tubuh ini? ahh tidak maksudku pada tubuh ku ini? aku ingin tau alasanmu." Aulya.
Tania tertegun mendengar ucapan Aulya yang sedikit bisa dipahami tapi banyak juga yang Tania tidak mengerti mengapa Aulya harus berkata aneh seolah-olah dia bukan Aulya tapi Orang lain padahal memang Iya, nama mereka sama tapi jiwa mereka berbeda.
"Nona mungkin sudah lupa, Nona pernah menyelamatkan hidup saya dan sejak saat itu hidup saya telah saya jaminkan hanya untuk Nona." jawab Tania dengan senyuman.
Aulya tertegun ditempat, "jika iya kenapa kau membiarkan tubuh ini membuat make up badut seperti ini?" tanya Aulya serius menunjuk wajahnya sendiri padahal niat Tania tulus hanya saja Aulya tidak ingin Tania mati karna ulahnya.
di Bab setelah kematian Aulya, Tania berusaha membuka kebenaran dari penyebab kematian Aulya dan membuat Tania di hukum berat hingga meninggal dunia, anehnya lagi tidak ada gambaran apapun dari dalam Novel itu seolah penulis Novel memang tidak berniat memberi peran lebih buat Aulya dan melupakan karakter pemeran Figuran itu.
Tania gelagapan, "ma--maafkan saya Nona? Nona mengusir saya dan mengurung saya di gudang karna melarang Nona berdandan."
Aulya meringis ngilu melihat penampilannya, "Aulya..? Aulya..? kalau begini penampilanmu bukan hanya Pria yang lari darimu tapi hewan buas pun lari jika mereka melihat wajahmu ini yang cocok jadi Badut". batin Aulya.
"cepat carikan aku sesuatu untuk membersihkan muka badut ini!" pinta Aulya dan Tania buru-buru mengerjakan perintah Aulya.
Aulya menghela nafas berkali-kali, "ini merupakan lelucon yang sangat besar. ! bagaimana bisa seorang Aulya Ronglay si Artis Papan atas yang banyak memiliki penghargaan di setiap drama dan filmnya kini di hias seperti badut? jika wajah ini tersebar di Media maka nama baik yang selama ini aku jaga akan jadi lelucon setiap Orang termasuk Para Artis yang membenciku."
tak berapa lama kemudian Tania datang membawa pencuci muka berupa minyak Zaitun, Aulya membersihkan wajahnya dengan tisu dan kapas.
"sekarang sudah Bab dimana Robby dan Aneta sudah saling mencintai, aku harus lari dari masalah cinta gila si bodoh ini." batin Aulya merutuk Aulya yang asli.
Aulya dunia Nyata tidak mencintai Robby si pemeran utama atau mengidolakan Robby yang menurutnya adalah karakter utama terbodoh yang Ia ketahui, bisa-bisanya Robby jatuh cinta pada perempuan lain saat tau sahabat baiknya begitu baik padanya.
Tania menganga melihat wajah Aulya tanpa make Up, Ia sudah lama sekali tidak pernah melihat wajah alami Aulya sebab setiap hari Aulya selalu memakai make up tebal hingga Tania lupa wajah asli Aulya.
setelah membersihkan wajahnya Aulya menoleh ke Tania yang tampak takjub dengan wajahnya, sepertinya pembuat Novel menjadikan dirinya sebagai pemeran Figuran ini karna membenci dirinya, bisa-bisanya Aulya di jadikan pemeran Figuran dengan make up tebal seperti badut dalam karya Novelnya.
"Nona? maafkan saya." ucap Tania.
"bagaimana wajahku Tania? apa begini lebih bagus?" tanya Aulya dengan serius dan Tania segera mengangguk-ngangguk.
"Tumben Nona bertanya pendapatku." batin Tania.
Aulya mengerutkan keningnya, "begini lebih bagus kan? daripada muka badut tadi?" tanya Aulya dan Tania mengangguk lagi.
Aulya tampak mengingat identitas Aulya yang memiliki latar belakang bagus tapi karna bersikeras ingin direstui dengan Robby membuatnya lari dari Rumah sebab Keluarga Aulya tidak suka Aulya menyukai Pria yang tidak seberapa dengannya bukan karna harta tapi perasaan yang tidak sebanding.
"kita pulang!" ajak Aulya membuat Tania syoknya minta ampun.
Aulya melihat semua pakaiannya warna-warni seperti jemuran berjalan, sungguh tidak ada yang modis sama sekali.
"tinggalkan saja semuanya!" titah Aulya dengan ngeri melihat pakaiannya sendiri.
Tania mengira Aulya hanya bercanda tapi tak disangka Aulya benar-benar pulang ke Mansion Keluarganya.
Aulya memicingkan matanya melihat Mansion didepannya sungguh besar, "tidak buruk juga.?! setidaknya Aulya yang menyedihkan punya latar belakang Keluarga yang bagus, kalau tidak? penulis Novel ini benar-benar tidak adil." batin Aulya.
Aulya memasuki Mansion itu di sapa oleh Pelayan yang syok dengan kedatangan Aulya ditambah wajah Aulya yang tidak memakai make up tebal lagi.
"dimana Kedua Orangtuaku?" tanya Aulya pada salah satu Pelayan yang terlihat olehnya.
Pelayan itu tergugu-gagap mengatakan kalau Orangtua Aulya sedang diluar Kota, dan Abang Aulya sedang mengatasi masalah serius di luar dan akan kembali malam hari.
"Abang?" gumam Aulya seketika terbelalak lebar.
"Satria Santa seorang Detektif adalah abangku?" gumam Aulya seketika langsung berbinar teringat tokoh sampingan yang Ia kagumi bukannya pemeran utama dalam Novel.
"Nona?" Tania menyapa Aulya yang tampak bergumam-gumam akan sesuatu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!