NovelToon NovelToon

Terpaksa Menikahi Sepupu

Mendadak horor

Di luar rumah, hari sudah sangat terang, terik mata hari sudah berada di atas ubun ubun, menandakan waktu pagi sudah hampir lewat. Lolita yang masih berguling di bawah selimut, menggeliatkan tubuhnya, kemudian memeluk bantal guling di sampingnya dengan erat. Masih malas untuk bangun, mengingat hari ini adalah hari libur hampir seluruh ummat manusia di muka Bumi. Mengingat hari ini adalah tanggal satu bulan Januari.

Apa lagi tadi malam Lolita bersama keluarga besarnya habis merayakan malam Tahun baru di Villa sang Kakek. Tadi malam mereka baru istirahat setelah jam menunjukkan pukul dua malam. Membuat Lolita dan semua penghuni Villa itu sepertinya akan bangun kesiangan.

Lolita yang merasakan bantal gulingnya terasa berbeda bentuk dari bantal guling biasanya, mengernyitkan keningnya. Tangannya pun bergerak gerak meraba raba bantal guling yang terasa hangat, Karas dan ada yang kenyal di bagian tertentu.

"Loh kok ada tangannya? Ada udelnya juga." batin Lolita terus menggerakkan tangannya ke bawah." loh ini apa? kenapa ada tripang di sini. Lah lah lah! Kok mengembang?.“

Sambil membatin, Lolita terus meremas remas tripang yang bergerak semakin besar itu.

“Ah uh ah uh yes baby. Teruskan! Lebih cepat lagi."

Mendengar rancauan seorang pria uh ah uh ah keenakan. Sontak Lolita membuka matanya membulat sempurna.

"Aroooon!" teriak Lolita begitu kaget melihat Aron sepupunya tidur di sampingnya. Wanita itu langsung memukuli Aron membabi buta dengan tangannya. Sehingga membuat Aron yang bermimpi indah dengan kekasihnya, terbangun.

“Apa yang kamu lakukan? Ha!. Kenapa kamu berada di kamarku?" teriak Lolita lagi.

Jiwa Aron yang belum kembali sepenuhnya, kembali memejamkan matanya. Malah pria itu menarik lengan Lolita untuk menggenggam tripang yang di katakan Lolita.

"Aaaa!“ Lolita memekik kaget saat merasakan tangannya basah.

Apa itu?

"Ah! Terimakasih Cila, my darlingku" rancau aron lagi. Berhasil membuat Lolita menatap jijik ke arah sepupu luknatnya itu.

"Lolita! Apa kamu sudah bangun?."

Mendengar suara sang Mama dari luar kamar, Lolita menjadi panik sendiri. Ia pun menggoyang lengan Aron untuk menyadarkan pria itu dari mimpi manisnya.

“Aron, sadar. Mama manggil dari luar“ ucap Lolita berusaha untuk duduk. Tiba tiba Aron menarik tubuhnya sehingga terjatuh ke atas dada bidang pria itu.

Ceklek!

"Lolita"

Saat itu juga pintu kamar Lolita terbuka dari luar. Lolita membeku melihat sang Mama, sedangkan wanita paru baya yang berdiri di ambang pintu terdiam melihat Lolita berada di atas tubuh laki laki. Tak lain laki laki itu adalah keponakannya sendiri.

"Apa yang kalian lakukan?."

Lolita tidak menjawab, ia pun berusaha turun dari atas tubuh Aron yang tidak memakai baju, sama seperti dirinya.

“Mama" Wajah Lolita gugub, ia juga tidak tau apa yang sudah mereka lakukan di atas tempat tidur itu tadi malam. Yang ia tau, saat terbangun, Aron sudah berada di sampingnya. Tidur lelap dengan mimpi manisnya bersama wanita bernama Cila.

Sedangkan Aron yang merasakan suhu di ruangan itu semakin dingin dan mendadak horor, perlahan membuka matanya.

"Ngapain kamu di kamarku?" cetus Aron melihat Lolita di sampingnya.

Lolita memutar bola matanya, berpikir jika pertanyaan itu cocoknya buat Aron yang berada di kamarnya.

“Mama tunggu kalian di bawah."

Mendengar suara wanita dari arah pintu, berhasil mengalihkan pandangan Aron ke arah wanita itu.

“Tante" gumamnya pelan, belum menyadari situasi mereka di kamar itu, sama sama tidak memakai baju.

Wanita yang biasa di panggil Ibu Aprilia itu pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun lagi. Wajahnya telihat datar tanpa ekspresi, sehingga orang tidak bisa membaca pikiran wanita itu.

Sedangkan Lolita dan Aron yang masih berada di atas tempat tidur, saling berpandangan dengan tatapan yang sama sama tajam menghunus jantung lawan.

“Kita ini musuh, malah kau masuk ke dalam kamarku. Dan...."

“Awu!" jerit Aron merasakan ngilu di bagian bawah pusarnya.

Sedangkan Lolita sendiri, menghambur dari atas kasur masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

“Dasar licik, aku rasa dia merencakan sesuatu" gemas Aron. Aron berpikir jika Lolita sudah menjebaknya untuk tujuan tertentu. Bisa saja wanita itu ingin membuat fitnah, atau wanita itu memang menginginkannya. Mengingat di masa lalu Lolita pernah menyukainya.

Selesai membersihkan diri, Lolita langsung keluar dari dalam kamar mandi. Di lihatnya Aron masih duduk di atas kasur sembari memainkan ponselnya.

“Ini kamarku, kenapa masih di sini?" cetus Lolita. Lolita ingin memakai baju, tapi pria itu masih berada di kamarnya.

Aron mendengus, lantas turun dari atas kasur dan masuk ke dalam kamar mandi. Mengingat tadi malam di Villa itu dia tidak kebagian kamar. Sebagai laki laki, dia pun di suruh mengalah untuk tidur di ruang keluarga. Namun karena kedinginan, ia menyusup masuk ke kamar Lolita yang kebetulan pintunya tidak di kunci, karena tidak mau sampai dia mati karena kedinginan.

Selesai berpakaian, Lolita langsung turun ke lantai bawah Villa itu. Di ruang keluarga, ternyata kedua orang tuanya, kedua orang tua Aron dan sang Kakek sudah berkumpul di sana.

“Mana Aron?" tanya Ibu Aprilia menatap tajam pada Lolita.

“Masih di kamar, Ma" jawab Lolita santai seolah olah tidak ada hal buruk yang terjadi. Setelah Lolita duduk di samping sang Mama, tak lama kemudian Aron turun.

“Selamat pagi semua" sapanya dengan ramah seperti biasanya. Berhasil membuat kelima orang tua itu sama sama menghela napas mereka.

Tidak ada yang membalas sapaannya, sehingga membuat kening Aron mengernyitkan keningnya. Ada apa? Kenapa wajah kelima orang tua itu terlihat serius?. Apa mereka masih mengantuk gara gara begadang tadi malam?.

"Kalian harus menikah."

"What!"

Aron dan Lolita sama sama memekik kaget mendengar apa yang di ucapkan sang Kakek barusan. Sampai sampai Lolita langsung berdiri dari tempat duduknya saking kagetnya.

Menikah dengan Aron, no no no no!. Lolita tidak mau, mengingat selama ini mereka adalah musuh. Lolita harus tetap dengan misinya, merebut tahta tertinggi di perusahaan sang Kakek, menyingkirkan Aron si play boy cap cicak.

"Siapa yang menyuruh kalian tidur satu kamar? Ha!. Sama sama tidak memakai baju lagi. Apa kalian tau apa yang sudah kalian lakukan?. Bagaimana kalau kalian sudah melakukan hal yang tidak di perbolehkan?. Siapa yang menjaminnya?. Bagaimana kalau Lolita hamil?. Kalau kalian tidak mau di nikahkan, siapa yang menjadi Ayah bayi itu?" cerca sang Kakek, galak.

Berhasil membuat Aron dan Lolita terdiam, pikiran mereka sama sama berputar ke kejadian tadi. Dimana adik kecil Aron sempat muntah di tangan Lolita.

"Apa iya aku udah gak perawan lagi?“ batin Lolita bertanya tanya, sembari menatap Aron tajam. Kalau benar apa yang di pikirkan ya, habislah pria itu di tangannya.

"Ck! Kakek kan tau aku sudah punya pacar, Masa aku harus menikahi tutup panci" ucap Aron berusaha menolak perintah sang Kakek.

"Apa kamu bilang? Enak aja ngatain aku tutup panci. dari pada kamu, tutup botol, lebih kecil" balas Lolita tidak terima dikatakan tutup panci. Dan juga apa hubungannya dia sama tutup panci, sama sekali tidak nyambung.

"Kalau kalian tidak mau, terserah kalian. Kakek aka mendepak kalian dari perusahaan dan menghapus nama kalian dari ahli waris Kakek."

“Mana bisa begitu, Kek!."

Lolita dan Aron langsung panik, keduanya sama sama mendekati sang Kakek dan memegang satu satu kaki pria yang sudah tua itu.

Sang Kakek mengedikkan bahunya, acuh.

Mengibarkan bendera perang

Sang Kakek mengedikkan bahunya, acuh. Pria tua bernama Batara Sbastian itu berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke arah pintu keluar Villa itu. Namun baru satu langkah, Kakinya sudah tertahan ke empat tangan Cucunya.

"Kek!" rengek keduanya.

Kakek Batara Dian saja, Pria itu mengeluarkan ponsel dari tas kecil yang bergelayut di dadanya, dan langsung melakukan panggilan telepon.

“Sansos, depak kedua cucu luknatku dari perusahaan.“

Mendengar sang Kakek akan memecat mereka dari perusahaan, Lolita langsung beranjak dari lantai, berpindah ke arah sang Mama yang masih duduk di sofa.

"Ma, aku gak mau di pecat. Tolong bilangin sama Kakek, Ma" mohon Lolita. Berpikir kalau dia di pecat, itu artinya ia tidak akan punya kesempatan naik jawaban menjadi Direktur utama di perusahaan itu. Serakah memang, tapi itulah kenyataannya seorang Lolita.

Mendengar anaknya memohon, Ibu Aprilia langsung berdiri dari tempat duduknya, di ikuti sang suami yang duduk di sampingnya dari tadi. Wajah sepasang suami itu terlihat datar tanpa ekspresi.

“Mama, Papa" rengek Lolita lagi, namun tidak dihiraukan oleh kedua orang tuanya.

Malah kedua orang tuanya melangkahkan kaki bersama ke arah pintu tanpa mengatakan apa pun.

“Mama! Papa!" Lolita langsung mengikutinya.

Sedangkan Aron, yang belum melepas kaki sang Kakek, terus memohon kepada pria tua itu supaya tidak memecatnya dan tidak menikahkannya dengan Lolita, gadis yang paling menyebalkan di Dunia ini.

"Kakek, Aron janji akan lebih giat bekerja lagi memajukan perusahaan Kakek" bujuk pria berusia dua puluh lima Tahun itu sembari memijat mijat kaki sang Kakek.

Kakek Batara memutar mata jengah. Cucu luknatnya itu sangat pandai merayunya. Namun kali ini pria itu tidak akan luluh lagi.

"Kaki Kakek pasti lelah, Aron pijitin ya."

Begitulah seorang Aron, meski terlihat sangat berwibawa saat bekerja. Namun itu tidak berlaku di depan sang Kakek. Dia akan berubah menjadi bocah berusia lima Tahun. Karena semenjak lahir, sang Kakek sangat memanjakannya, terlebih Aron dan orang tuanya tinggal bersama di rumah sang Kakek. Dan berbeda lagi jika Aron bersama pacar pacarnya, Aron akan bertingkah menjadi pria yang sangat mesum.

Berbeda dengan Lolita, semenjak lahir gadis itu tinggal di rumah orang tua Ayahnya yang sudah lama tiada. Membuat Lolita cemburu pada Aron yang sangat dekat dengan Kakek Batara. Terlebih Kakek Barata sangat kaya, berbeda dengan Kakek dari Papanya yang memiliki harta tidak seberapa. Menurut Lolita, Kakek Batara lebih menyayangi Aron.

"Menikah atau di pecat" telak sang Kakek, menendang cucu kesayangannya itu supaya melepas kakinya.

Meski sempat kakinya terlepas, namun Aron yang pantang mundur kembali menangkap kakinya, sehingga langkahnya kembali terhenti.

“Kek, kami kan cuma tidur, gak ngapa ngapain. Masa gara gara itu harus di nikahkan. Dulu waktu kecil kan kami sering tidur bareng juga. Kakek gak kenapa kenapa, diam aja" oceh Aron masih berusaha merayu sang Kakek.

"Kalian tidur gak pakai baju, apa yang kalian lakukan?" geram sang Kakek, gemas ingin memukul kepala cucunya itu.

“Ya...aku kan sudah terbiasa tidur gak pake baju dari dulu. Kakek juga tau itu" jawab Aron apa adanya.

Begitulah kebiasaan Aron dari dulu, sering tidur tidak pakai baju dan celana, begitu juga dengan Lolita sepupunya. Bisa di bilang, keduanya memiliki karakter yang sama, dan memiliki kebiasaan yang sama.

“Tapi kenapa kamu masuk ke kamar Lolita? Ha!. Bukankah Kakek sudah bilang, kalau kamu tidur di luar.“

Aron mengerucutkan bibirnya mendengar ocehan sang Kakek." tadi malam aku kedinginan, makanya aku masuk ke kamar Lolita. Habis Kakek juga mengunci pintu kamar Kakek.“

"Siapa juga yang mau tidur dengan orang bau alkohol" cetus Kakek Batara, menendang sekali lagi dada Aron dan langsung pergi.

Ya tadi malam Aron mabuk, tapi itu faktor tidak di sengaja. Lolita lah penyebabnya. Saat dia tersedak makanan, Lolita yang duduk di sampingnya memberinya sebotol minuman yang ada gambar buahnya. Eh ternyata isinya beda, sehingga membuat Aron sedikit tidak waras tadi malam. Aron tau, Lolita memberinya minuman luknat itu, untuk membuat jati dirinya jelek di depan sang Kakek. Sehingga Aron pun membalas perbuatan gadis itu, dengan tidur di samping gadis itu, dan mengerjainya.

Hari sudah siang, mereka harus segera pulang. Jangan sampai mereka sampai di rumah kemalaman, karena besok mereka harus sudah kembali bekerja.

"Pa, Ma" Aron memanggil orang tuanya yang hanya diam dari tadi. Tidak membelanya sama sekali seolah olah dia bukanlah anak mereka.

Pak Lingga mengedikkan bahunya lantas merangkul pinggang sang istri keluar dari Villa meninggalkan Aron yang masih duduk di lantai.

Kalau sudah bersangkutan dengan Aron, pria itu akan selalu menyerahkannya kepada sang Kakek. Tidak ingin ambil pusing mengurus anaknya yang satu itu. Yang suka bermain perempuan dan memiliki otak sedikit tidak waras.

**

Saat ini, di sinilah Aron dan Lolita berada. Keduanya berdiri berdampingan di atas pelaminan setelah tadi pagi mereka melaksanakan ijab kabul. Keduanya terlihat tersenyum ramah pada tamu undangan yang mengucapkan selamat. Tapi setelah itu, senyum keduanya langsung hilang setelah tamu itu pergi. Keduanya akan kembali saling bertatapan mengibarkan bendera perang.

Pernikahan itu tidak bisa mereka hindari lagi. Karena Kakek Batara tidak main main dengan ancamannya.

Pernah Lolita dan Aron membantah, malah Keduanya di seret keluar dari perusahaan oleh security atas perintah sang Kakek. fasilitas mereka di sita dan semua kartu ATM mereka di bekukan, sehingga keduanya tidak bisa berbuat apa apa. Dan jadilah mereka sepasang suami istri mulai hari ini.

"Lihat saja, aku akan membuatmu menyesal telah menikah denganku Hahahaha...!“ Aron tertawa di dalam hati dengan rencana busuknya.

"Aku juga akan membuatmu kapok sudah menjadi suamiku" balas Lolita dalam hati. Wanita itu mengangkat dagunya lalu membuang muka dari Aron, lalu mata Lolita memicing tajam ke samping.

Saat para tamu naik ke pelaminan lagi, keduanya kembali tersenyum ramah menyambut ucapan selamat para tamu undangan itu.

Begitu seterusnya sampai acara selesai. Dan kini keduanya sudah berada di kamar hotel yang sama. Tepatnya di kamar pengantin mereka yang sudah di hias layaknya kamar pengantin baru.

"Kamu tidur di bawah. Aku gak mau tidur satu kasur denganmu." Lolita yang sudah berada di atas kasur membuang bantal dan guling ke arah Aron yang baru keluar dari dalam kamar mandi.

"Enak saja, kamu aja yang di bawah.“ Aron tidak terima, pria itu pun menarik tubuh Lolita dari atas kasur.

"Aku gak mau, kamu kan cowok, ngalah napa?." Lolita memberontak dan menahan tubuhnya. Namun itu tidak berarti bagi Aron, tubuh Lolita yang jauh lebih kecil dari tubuhnya, dengan mudah ia hempaskan ke lantai.

“Awu!." Lolita meringis kesakitan di bagian pantatnya.

Tak terima dengan perlakuan kasar Aron, Lolita pun menarik handuk Aron yang masih melilit di pinggang pria itu.

“Aaaa!."

Satu Cicit buat Kakek

"Aaaa!"

Sontak saja Lolita menjerit dengan apa yang di lihatnya. Gadis itu langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Benar benar sok melihat penampakan mahluk kecil milik Aron.

Aron menyeringai, pria itu pun membaringkan tubuhnya di atas kasur dengan penuh kemenangan. Aron yakin, Lolita tidak akan berani lagi mendekatinya dengan kondisi tubuhnya yang polos.

“Aron! Dasar kamu itu ya! Gak punya malu!" teriak Lolita, setelah melihat Aron berbaring di atas kasur dengan kondisi polos. Pria itu benar benar sudah putus urat malunya.

"Ngapain malu, kan di depan istri" balas Aron tanpa dosa. Bukan kali ini lagi Lolita melihatnya tanpa baju. Dulu sekali, waktu mereka masih menjadi sepasang kekasih, mereka sudah sering tidur tanpa pakaian. Karena memang itu kebiasaan mereka.

"Ya udah, silahkan tidur di sini. Lebih baik aku tidur di kamar lain." Lolita berdiri dari lantai melangkahkan kakinya ke arah pintu. Namun belum sempat Lolita membuat pintu kamar hotel itu, Aron sudah menangkap tubuhnya.

"Ingat, kalau kita tidak memberikan Kakek cicit, dia akan tetap mengeluarkan kita dari ahli waris" ucap Aron, berhasil membuat Lolita terdiam. Namun itu hanya sesaat, setelah menyadari sesuatu menendang pinggangnya dari belakang, Lolita langsung meronta meminta di lepas.

Seperti itulah ancaman Kakek Batara jika keduanya hanya bermain main dalam pernikahan. Kalau Kakek Batara sampai mengetahui mereka menikah bohongan, Pria tua itu akan memecat mereka dari perusahaan dan mengeluarkan mereka dari ahli waris.

“Ayolah kita bekerja sama. Kamu gak maukan jatuh miskin?. Kalau aku ogah!" lanjut Aron menyeringai dalam hati. Dia harus bisa menaklukkan hati Lolita bagaimana pun caranya, setelah itu Aron yakin, dia akan mudah menumbangkan lawannya itu.

Aron adalah satu satunya cucu laki laki Kakek Batara. Seharusnya dialah pewaris utama, tanpa harus berbagi dengan Lolita. Karena Lolita bukanlah cucu yang menyandang nama Sbastian. Namun, karena Lolita yang menuduh Kakek Batara tidak menyayanginya, akhirnya Kakek Batara pun memutuskan memasukkan Lolita ke dalam daftar ahli waris. Semenjak itulah, terjadi permusuhan antara Aron dan Lolita. Dan mulai saat itu, Aron mulai bermain main dengan wanita lain sehingga membuat hubungan mereka kandas tak bersisa.

Lolita kembali terdiam, menimbang nimbang apa yang di katakan Aron. Ia tidak mau jatuh miskin, tapi untuk memberikan Kakek Batara cicit, Lolita juga tidak siap dan tidak mau kalau yang menjadi Ayah dari anaknya adalah si play boy cap cicak.

“Ayolah, hanya satu cicit buat Kakek.“

Melihat Lolita terdiam, Aron pun memberanikan diri mengecup pipi Lolita dari samping. Jangan tanyakan kenapa Aron berani dan tidak kaku menyentuh Lolita. Jawabannya, itu karena di masa lalu mereka adalah sepasang kekasih. Aron dulu sudah terbiasa mendekap tubuh itu dan mengecupnya.

Melihat Lolita diam, Aron pun mengangkat tubuh Lolita dan membawanya ke atas kasur. Dengan gerakan cepat, pria itu menarik kain yang melekat pada tubuh wanita itu hingga terlepas.

“Arooon!“ teriak Lolita tersadar dari godaan pria terkutuk itu. Lolita langsung duduk dan memukuli Aron membabi buta dengan tangannya. Huh! Hampir saja Lolita masuk ke dalam perangkap pria itu.

"Aa! Sakit Lolita!" keluh Aron kesakitan di wajah dan bahunya karena bertubi tubi mendapat pukulan.

“Rasain, kamu itu ya, dasar buaya. Semua perempuan mau kamu cicipi. Gak milih milih, musuhmu sekali pun mau kamu embat" oceh Lolita terus memukuli Aron dengan tangannya.

Aron yang tidak tahan, pun akhirnya menangkap kedua tangan Lolita menumbangkan tubuh gadis itu dan langsung menindihnya.

"Awas!" Lolita memberontak. Namun tenaganya kalah dari Aron.

Cup!

Satu kecupan pun mendarat di bibir Lolita, berhasil membuat Lolita membeku dan memandangi wajah tampan Aron.

"Tenanglah" ucap Aron dengan suara lembutnya sembari menyingkirkan rambut Lolita di wajahnya. Aron memandangi wajah cantik gadis itu dengan intens. Gadis yang di cintainya dulu, kini menjadi istrinya. Namun rasa sakit di hati Aron membuat cinta itu hilang begitu saja dari hatinya.

Lolita mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak sanggup untuk membalas tatapan pria di atas tubuhnya itu.

“Kita tidak punya pilihan selain menuruti Kakek. Kecuali kamu mengundurkan diri dari persaingan kita dan berhenti menginginkan harta Kakek" bisik Aron di telinga Lolita, lalu mengecup telinga wanita itu.

"A- aku belum siap“ gugub Lolita mendorong dada Aron supaya berhenti menggodanya.

Aron menghentikan aksinya dan kembali memperhatikan wajah Lolita. Memandang wanita itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

Lolita kembali mengalihkan tatapannya ke arah lain.

“Baiklah kalau kamu belum siap. Kalau sudah siap bilang saja jangan malu" ucap Aron lantas turun dari atas tubuh Lolita.

Aron pun melangkahkan kakinya ke arah koper miliknya untuk mengambil celana bokser dan langsung memakainya. Kemudian kembali ke atas tempat tidur, membaringkan tubuhnya di sana.

Melihat itu, Lolita yang berbaring di sampingnya, memberi guling di tengah sebagai pembatas mereka. Aron yang tidak terima langsung membuang guling itu, lantas memeluk Lolita dengan erat.

Mereka musuhan gak sih?.

"Jangan peluk peluk!' kesal Lolita, menghempaskan lengan Aron dari pinggangnya.

Aron berdecak, pria itu kembali melingkarkan tangannya ke pinggang Lolita." Tidurlah, aku hanya memelukmu" gumam pria itu memejamkan matanya yang sudah mengantuk.

Selain mengantuk, Aron juga merasakan tubuhnya lelah setelah melewati rentetan acara pernikahan mereka hari ini. Mulai dari acara adat sampai dengan resepsi.

Lolita pun diam dan perlahan memejamkan matanya yang tidak kalah ngantuk dan lelah dengan Aron.

Pagi hari, Lolita mengerutkan keningnya saat merasakan sesuatu yang aneh di atas dadanya. Perlahan Lolita membuka matanya, sontak saja Lolita berteriak kesal, melihat tangan Aron mere mas gundukannya.

"Arooon!“

Mendengar teriakan Lolita, Aron yang sedang bermimpi manis dengan sang kekasih, langsung terbangun. Pria itu langsung duduk sangking kagetnya.

"Kamu itu ya! Gak ada apa isi otakmu itu selain mesum?." kesal Lolita memukul Aron dengan bantal.

“Ck! Jadi gagal kan aku keluar. Lihat ini dia jadi ngamuk." Aron berdecak sembari menunjuk peliharaan kecilnya yang mengamuk di balik selimut.

Lolita memutar bola mata malas, lantas turun dari atas tempat tidur. Kalau terus melayani Aron, Lolita bisa gila di buatnya. Pria itu memang tidak punya malu sedikit pun. Bahkan menurut pria itu, membicarakan hal mesum bukanlah hal yang tabu.

Selesai membersihkan diri, Lolita langsung keluar dari kamar mandi. Di lihatnya Aron masih berada di atas tempat tidur. Pria itu sedang menelepon, melihat wajah senyum pria itu, sepertinya Aron berbicara dengan kekasihnya.

"Aku mengantar Lolita pulang dulu, baru aku menemui mu. Jangan lupa buatkan makanan enak untukku. Seminggu ini aku sudah kangen dengan masakanmu" ucap Aron melalui ponsel di tangannya.

Lolita yang mendengarnya mendengus, lalu memutar mata dengan bibir komat Kamit mengejek Aron. Menurutnya pria itu sangat lebay memperlakukan pacarnya. Dan bodohnya wanita itu, bisa bisanya di bohongi Aron. Tidak tau jika Aron punya lima cewek, Nama namanya, Cila, Dewi, Jeni, Lisa dan Risa.

Selesai berpakaian, Lolita langsung menggeret kopernya ke arah pintu. Lolita bisa pulang sendiri, jadi tidak perlu di antar.

"Hei kau mau kemana?" seru Aron melihat Lolita akan meninggalkan kamar pengantin mereka.

"Pulang" jawab gadis itu singkat dan langsung membuka pintu di depannya, pergi begitu saja meninggalkan Aron yang masih bergulung di bawah selimut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!