NovelToon NovelToon

Failed Marriage!

PROLOG

...

Suara musik dengan volume tinggi, banyak orang menari ria di tengah tempat itu. Suram, kata yang sering orang lemparkan pada tempat itu. Apalagi kalau bukan Club malam? Di tengah suasana ricuh khas Club malam, orang-orang terlihat menikmatinya bersama orang terdekat, namun tidak dengan gadis yang nampak yang nampak frustrasi di kursi bar....

Kondisinya saat ini bisa dibilang mengenaskan atau juga memperihatinkan, setengah tak sadarkan diri karena sudah banyak minuman keras yang ia teguk sampai habis, seolah berharap minuman itu dapat memberikannya lebih banyak kesenangan.

"Maaf, Nona. Tapi, sepertinya anda sudah terlalu banyak minum," ucap seorang Pelayan Bar pada gadis itu. Ia menolak ketika gadis itu kembali meminta lebih setelah banyak botol sebelumnya.

"Ah, aku masih baik-baik saja. Tolong beri aku satu botol lagi," jawab gadis itu.

Meski ia terus merengek meminta, namun Pelayan Bar yang sadar sepenuhnya itu enggan menuruti permintaannya. Akan membahayakan jika terlalu banyak minum dalam sekali waktu, terlebih ketika ia sudah mabuk berat seperti ini.

"Boleh saya tanya siapa namamu, Nona?" tanya Pelayan Bar itu lagi

"Oh? Aku Reina. Panggil saja Reina." jawab Reina yang sudah mulai mabuk.

Ya, gadis yang tampak mabuk berat itu bernama Reina. Entah apa yang sedang mengganggunya hingga ia meminum banyak minuman malam ini.

"Apa ada teman atau kerabat Nona yang bisa dihubungi? Untuk menjemput nona di sini?" tanya Pelayan Bar.

"Hm, kerabat? Oh, itu dia calon suamiku," tunjuk gadis itu pada seorang pria yang tengah duduk di kursi VIP.

Sang empu yang kebetulan melihat dirinya di tunjuk-tunjuk oleh seseorang, lantas bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri dua orang itu. Memasang wajah datar dan mengintimidasi gadis itu.

"Ada apa ini?" tanya pria tersebut sesampainya di depan Reina dan Pelayan Bar yang sedang menghadapinya.

"Maaf, Tuan. Sepertinya Nona ini sudah sangat mabuk berat, tapi ia terus meminta satu botol lagi. Dan tadi ia berkata kalau Tuan ini adalah calon suaminya, apa benar?" jelas Pelayan Bar itu.

Pria yang diketahui bernama Alex itu mengangkat sebelah alisnya, terlihat seperti berpikir. Menangkup pipi Reina lantas membalikkan wajah cantik itu ke hadapannya. Tak lama, pria itu mengangguk serta mengiyakan.

"Oh iya, Nona ini memang calon istri saya. Jadi, biar saya membawanya pulang, terima kasih, ya," ucap Alex seraya memaksakan senyumnya.

Tanpa basa-basi dan berkompromi lagi, Alex segera menggendong Reina yang dalam keadaan setengah tak sadarkan diri, berniat membawa gadis itu ke rumahnya. Dengan meminta asisten pribadinya menyiapkan mobil, Alex bergegas ke arah parkiran dan memasuki mobilnya.

-

Mobil mewah yang Alex tumpangi kini sampai di sebuah rumah yang tak kalah mewah milik keluarga Alex. Sesampainya ia di sana, para pekerja tentu terkejut melihat Alex, Tuan Muda mereka, yang nampak membawa seorang gadis setengah tak sadarkan diri di pangkuannya.

"Ada apa ini, Tuan Muda?" tanya salah satu Pembantu yang melihat Tuan Mudanya datang.

"Biar saya bantu urus Nona ini," tambah yang lain.

"Tidak perlu, ini urusan saya," tegas Alex, menolak tawaran dari pembantunya.

Menghentikan langkah, Alex membalikkan diri menatap ke arah para pembantunya.

"Cukup siapkan keperluan untuk Nona ini, dan antar kan saja ke kamar saya," titah Alex kepada mereka.

"Baik, Tuan Muda," jawab mereka serentak, sebelum akhirnya melenggang setelah menundukkan kepala pada Tuannya.

Sedangkan sang Asisten Pribadi sudah siap di depan kamar pria itu, segera membukakan pintu kamar ketika Tuannya datang, karena melihat Alex pasti kesulitan membuka pintu dengan kondisi ia menggendong seorang gadis.

Memasuki kamarnya, ia diikuti para pembantu wanita yang sudah membawakan semua permintaannya.

"Apa semua yang saya butuhkan sudah disiapkan?" tanya Alex.

Semua pembantu mengangguk. "Sudah, Tuan Muda."

"Baik, segera tinggalkan kami. Jangan ada datang ke kamar saya, sebelum saya suruh," perintah pria itu.

"Baik, Tuan Muda," ucap Asisten Pribadinya mewakili yang lain.

Mereka lantas meninggalkan ruangan tersebut tanpa terkecuali, menyisakan Alex dan Reina hanya berdua di sana.

Reina, gadis itu kini terlihat beranjak setelah Alex baringkan di atas ranjang. Ia terduduk dengan terus memperhatikan Alex. Ketika pria itu mendekat, ia tersenyum-senyum menggoda, seakan dia memang miliknya.

"Calon suamiku, kamu sungguh tampan!" puji gadis itu seraya membelai pipi Alex.

"Apa kamu tahu risiko yang akan kamu terima karena telah mencoba menggoda saya?" tanya Alex pada gadis itu.

"Aku akan memberikan seluruh jiwa dan ragaku untukmu, calon Suamiku!" seru Reina dengan bersemangat. Membuat nafsu Alex seketika meningkat.

Tanpa basa-basi, pria bernama Alex itu langsung meniduri Reina yang masih dalam kondisi setengah sadar karena mabuk, dan terjadilah malam pertama antara mereka berdua.

-

Pagi sudah tiba, tugas indurasmi di gelapnya malah sudah berakhir, kini bagaskara mulai menaiki singgasana untuk menggantikannya. Cahayanya mulai menyoroti seluruh kota termasuk rumah mewah milik seseorang yang semalam membawa Reina.

Mata gadis bernama Reina itu mulai terbuka perlahan, tangannya ia tempatkan di depan mata untuk menghalau cahaya yang datang dari sela-sela jendela.

"Aku di mana?" monolognya. Gadis itu sangat terkejut kala melihat dirinya terbangun tanpa busana bersama seorang pria di sampingnya.

"Apa m-maksudnya i-ini?"

Gadis itu gelagapan mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya, sampai ia menarik selimut yang dipakai Alex, membuat pria itu mulai menggeliatkan badannya.

"Ah tolonglah apa yang sudah aku lakukan!?"

"Argh!" teriak Reina frustrasi.

Alex yang sebelumnya masih sulit membuka mata, tiba-tiba saja mengerjat bangun karena teriakan gadis itu.

"Apa yang kau lakukan di pagi hari seperti ini dengan berteriak!?" tanya pria itu kesal.

"Ada apa ini? Dan kenapa aku di sini bersamamu!" Reina balik bertanya seraya masih saja gelagapan mencari kain untuk menutupi tubuhnya.

Pria itu tersenyum miring, "Saya calon suamimu, bukankah kau yang berkata seperti itu semalam di atas ranjangku?" ucapnya dengan santai.

Reina mulai berusaha menjauh dari Alex, dengan tergesa-gesa gadis itu beranjak dari ranjang lantas mengambil pakaiannya yang berhamburan di lantai. Ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, rasa canggung serta malu bercampur menjadi satu memenuhi pikirannya.

"Mengapa kau terlihat panik? Sangat berbeda ketika kau menggodaku kemarin," sindir Alex membuat Reina tambah gugup menghadapinya.

Gadis itu semakin erat memeluk selimut yang menutupinya, melangkahkan kaki ke arah pintu, berharap ia segera pergi dari hadapan pria yang sudah melihat segalanya.

Alex yang melihat hal itu terkekeh, lantas berkata, "Kau akan keluar dengan kondisi tidak berbusana begitu?"

Pria itu beranjak dari ranjangnya lalu berjalan mendekat.

Tangannya terulur pada bahu Reina dan mengarahkannya pada kamar mandi dan segera memberikan pakaian baru padanya.

"Mandi dan ganti dulu bajumu, baju itu sudah mengenaskan," suruh Nya.

-

"Apa maksudmu dengan ini? Kontrak Pernikahan?" teriak Reina ketika Alex menunjukkan sebuah surat selepas ia mengganti bajunya.

"Ini adalah surat perjanjian kontrak kita selama tiga bulan ke depan. Nona sekarang adalah istri saya," ucap Alex membuat Reina membulatkan matanya.

"Mana bisa seperti itu! Saya tidak terima!" tolak gadis itu dengan sedikit membentak.

"Terima atau tidak, saya tidak peduli dengan jawabanmu.

Cepat segera tanda tangan sebelum saya menyuruhmu dengan cara saya sendiri!" tegas Alex yang tak terbantahkan. Reina juga jadi enggan membantah mengingat kejadian semalam juga merupakan salahnya.

Akhirnya, Reina menyerah dan menandatangani kontrak pernikahan itu dengan Alex. Bersiap untuk melaksanakan kehidupan pernikahan mereka selama tiga bulan ke depan.

...

...

Next Chapter?

Komen yg banyak ya..😊

Terimakasihhh♡

Ep 1

Suara musik dengan volume tinggi, banyak orang menari ria di tengah tempat itu. Suram, kata yang sering orang lemparkan pada tempat itu. Apalagi kalau bukan Club malam? Di tengah suasana ricuh khas Club malam, orang-orang terlihat menikmatinya bersama orang terdekat, namun tidak dengan gadis yang nampak yang nampak frustrasi di kursi bar.

Kondisinya saat ini bisa dibilang mengenaskan atau juga memperihatinkan, setengah tak sadarkan diri karena sudah banyak minuman keras yang ia teguk sampai habis, seolah berharap minuman itu dapat memberikannya lebih banyak kesenangan.

"Maaf, Nona. Tapi, sepertinya anda sudah terlalu banyak minum," ucap seorang Pelayan Bar pada gadis itu. Ia menolak ketika gadis itu kembali meminta lebih setelah banyak botol sebelumnya.

"Ah, aku masih baik-baik saja. Tolong beri aku satu botol lagi," jawab gadis itu.

Meski ia terus merengek meminta, namun Pelayan Bar yang sadar sepenuhnya itu enggan menuruti permintaannya. Akan membahayakan jika terlalu banyak minum dalam sekali waktu, terlebih ketika ia sudah mabuk berat seperti ini.

"Boleh saya tanya siapa namamu, Nona?" tanya Pelayan Bar itu lagi

"Oh? Aku Reina. Panggil saja Reina." jawab Reina yang sudah mulai mabuk.

Ya, gadis yang tampak mabuk berat itu bernama Reina. Entah apa yang sedang mengganggunya hingga ia meminum banyak minuman malam ini.

"Apa ada teman atau kerabat Nona yang bisa dihubungi? Untuk menjemput nona di sini?" tanya Pelayan Bar.

"Hm, kerabat? Oh, itu dia calon suamiku," tunjuk gadis itu pada seorang pria yang tengah duduk di kursi VIP.

Sang empu yang kebetulan melihat dirinya di tunjuk-tunjuk oleh seseorang, lantas bangkit dari tempat duduknya untuk menghampiri dua orang itu. Memasang wajah datar dan mengintimidasi gadis itu.

"Ada apa ini?" tanya pria tersebut sesampainya di depan Reina dan Pelayan Bar yang sedang menghadapinya.

"Maaf, Tuan. Sepertinya Nona ini sudah sangat mabuk berat, tapi ia terus meminta satu botol lagi. Dan tadi ia berkata kalau Tuan ini adalah calon suaminya, apa benar?" jelas Pelayan Bar itu.

Pria yang diketahui bernama Alex itu mengangkat sebelah alisnya, terlihat seperti berpikir. Menangkup pipi Reina lantas membalikkan wajah cantik itu ke hadapannya. Tak lama, pria itu mengangguk serta mengiyakan.

"Oh iya, Nona ini memang calon istri saya. Jadi, biar saya membawanya pulang, terima kasih, ya," ucap Alex seraya memaksakan senyumnya.

Tanpa basa-basi dan berkompromi lagi, Alex segera menggendong Reina yang dalam keadaan setengah tak sadarkan diri, berniat membawa gadis itu ke rumahnya. Dengan meminta asisten pribadinya menyiapkan mobil, Alex bergegas ke arah parkiran dan memasuki mobilnya.

-

Mobil mewah yang Alex tumpangi kini sampai di sebuah rumah yang tak kalah mewah milik keluarga Alex. Sesampainya ia di sana, para pekerja tentu terkejut melihat Alex, Tuan Muda mereka, yang nampak membawa seorang gadis setengah tak sadarkan diri di pangkuannya.

"Ada apa ini, Tuan Muda?" tanya salah satu Pembantu yang melihat Tuan Mudanya datang.

"Biar saya bantu urus Nona ini," tambah yang lain.

"Tidak perlu, ini urusan saya," tegas Alex, menolak tawaran dari pembantunya.

Menghentikan langkah, Alex membalikkan diri menatap ke arah para pembantunya.

"Cukup siapkan keperluan untuk Nona ini, dan antar kan saja ke kamar saya," titah Alex kepada mereka.

"Baik, Tuan Muda," jawab mereka serentak, sebelum akhirnya melenggang setelah menundukkan kepala pada Tuannya.

Sedangkan sang Asisten Pribadi sudah siap di depan kamar pria itu, segera membukakan pintu kamar ketika Tuannya datang, karena melihat Alex pasti kesulitan membuka pintu dengan kondisi ia menggendong seorang gadis.

Memasuki kamarnya, ia diikuti para pembantu wanita yang sudah membawakan semua permintaannya.

"Apa semua yang saya butuhkan sudah disiapkan?" tanya Alex.

Semua pembantu mengangguk. "Sudah, Tuan Muda."

"Baik, segera tinggalkan kami. Jangan ada datang ke kamar saya, sebelum saya suruh," perintah pria itu.

"Baik, Tuan Muda," ucap Asisten Pribadinya mewakili yang lain.

Mereka lantas meninggalkan ruangan tersebut tanpa terkecuali, menyisakan Alex dan Reina hanya berdua di sana.

Reina, gadis itu kini terlihat beranjak setelah Alex baringkan di atas ranjang. Ia terduduk dengan terus memperhatikan Alex. Ketika pria itu mendekat, ia tersenyum-senyum menggoda, seakan dia memang miliknya.

"Calon suamiku, kamu sungguh tampan!" puji gadis itu seraya membelai pipi Alex.

"Apa kamu tahu risiko yang akan kamu terima karena telah mencoba menggoda saya?" tanya Alex pada gadis itu.

"Aku akan memberikan seluruh jiwa dan ragaku untukmu, calon Suamiku!" seru Reina dengan bersemangat. Membuat nafsu Alex seketika meningkat.

Tanpa basa-basi, pria bernama Alex itu langsung meniduri Reina yang masih dalam kondisi setengah sadar karena mabuk, dan terjadilah malam pertama antara mereka berdua.

-

Pagi sudah tiba, tugas indurasmi di gelapnya malah sudah berakhir, kini bagaskara mulai menaiki singgasana untuk menggantikannya. Cahayanya mulai menyoroti seluruh kota termasuk rumah mewah milik seseorang yang semalam membawa Reina.

Mata gadis bernama Reina itu mulai terbuka perlahan, tangannya ia tempatkan di depan mata untuk menghalau cahaya yang datang dari sela-sela jendela.

"Aku di mana?" monolognya. Gadis itu sangat terkejut kala melihat dirinya terbangun tanpa busana bersama seorang pria di sampingnya.

"Apa m-maksudnya i-ini?"

Gadis itu gelagapan mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya, sampai ia menarik selimut yang dipakai Alex, membuat pria itu mulai menggeliatkan badannya.

"Ah tolonglah apa yang sudah aku lakukan!?"

"Argh!" teriak Reina frustrasi.

Alex yang sebelumnya masih sulit membuka mata, tiba-tiba saja mengerjat bangun karena teriakan gadis itu.

"Apa yang kau lakukan di pagi hari seperti ini dengan berteriak!?" tanya pria itu kesal.

"Ada apa ini? Dan kenapa aku di sini bersamamu!" Reina balik bertanya seraya masih saja gelagapan mencari kain untuk menutupi tubuhnya.

Pria itu tersenyum miring, "Saya calon suamimu, bukankah kau yang berkata seperti itu semalam di atas ranjangku?" ucapnya dengan santai.

Reina mulai berusaha menjauh dari Alex, dengan tergesa-gesa gadis itu beranjak dari ranjang lantas mengambil pakaiannya yang berhamburan di lantai. Ia sangat bingung apa yang harus ia lakukan sekarang, rasa canggung serta malu bercampur menjadi satu memenuhi pikirannya.

"Mengapa kau terlihat panik? Sangat berbeda ketika kau menggodaku kemarin," sindir Alex membuat Reina tambah gugup menghadapinya.

Gadis itu semakin erat memeluk selimut yang menutupinya, melangkahkan kaki ke arah pintu, berharap ia segera pergi dari hadapan pria yang sudah melihat segalanya.

Alex yang melihat hal itu terkekeh, lantas berkata, "Kau akan keluar dengan kondisi tidak berbusana begitu?"

Pria itu beranjak dari ranjangnya lalu berjalan mendekat.

Tangannya terulur pada bahu Reina dan mengarahkannya pada kamar mandi dan segera memberikan pakaian baru padanya.

"Mandi dan ganti dulu bajumu, baju itu sudah mengenaskan," suruh Nya.

-

"Apa maksudmu dengan ini? Kontrak Pernikahan?" teriak Reina ketika Alex menunjukkan sebuah surat selepas ia mengganti bajunya.

"Ini adalah surat perjanjian kontrak kita selama tiga bulan ke depan. Nona sekarang adalah istri saya," ucap Alex membuat Reina membulatkan matanya.

"Mana bisa seperti itu! Saya tidak terima!" tolak gadis itu dengan sedikit membentak.

"Terima atau tidak, saya tidak peduli dengan jawabanmu.

Cepat segera tanda tangan sebelum saya menyuruhmu dengan cara saya sendiri!" tegas Alex yang tak terbantahkan. Reina juga jadi enggan membantah mengingat kejadian semalam juga merupakan salahnya.

Akhirnya, Reina menyerah dan menandatangani kontrak pernikahan itu dengan Alex. Bersiap untuk melaksanakan kehidupan pernikahan mereka selama tiga bulan ke depan.

...

...

Next Chapter?

Komen yg banyak ya..😊

Terimakasihhh♡

Ep 2

...

...

Waktu terus hilir berganti pagi dan petang, hingga tak terasa pernikahan yang berdasar pada perjanjian di atas kertas itu telah selesai Reina lalui dan laksanakan. Bahkan kini sudah lima tahun setelah kontak mereka berakhir, Reina memutuskan tinggal jauh dari Alex dengan kembali ke kota kelahirannya tanpa berpamitan.

Sebelumnya ia berpikir setelah pernikahan ia akan sendirian, tapi ternyata tidak. Dua malaikat kecil kini menemani hidup sederhananya.

Ya, saat Reina memutuskan mengakhiri hubungan dengan Alex dan pindah kota, ia baru mengetahui bahwa dirinya sudah berbadan dua. Tak tanggung-tanggung, ia saat itu mengandung anak kembar dan diketahui berbeda gender ketika ia melahirkan mereka.

Reina sangat bahagia bersama mereka. Meskipun harus mengurus dan memenuhi kebutuhan hidup dua malaikat kecilnya itu, tapi sikap penurut dan sangat menggemaskan mereka selalu menjadi penawar hati Reina ketika merasa lelah akan hidupnya.

Railo Amer Bieber dan Raisya Inara Bieber.

Dua anak kecil kembar itu yang kini baru berumur empat tahun itu selalu menjadi alasan Reina masih semangat menjalani hidupnya setiap hari. Ia terus memperbaiki dirinya untuk setiap kesalahannya di masa lalu, dan berusaha membuat lembar baru yang lebih baik dalam hidupnya nanti.

Hari ini adalah, hari di mana Reina membawa kedua buah hatinya ke apartemen yang baru saja Reina beli. Meski hanya apartemen kecil dan sederhana, tapi sangat cukup untuk kehidupan keluarga kecil Reina. Barang-barang yang dibutuhkan juga sudah ia lengkapi di sana.

Apartemen itu terletak di kota yang sama sebelum Reina pergi ke kota kelahirannya. Ya, kota di mana dulu ia tinggal bersama Alex.

"Mommy!" panggil Railo yang begitu antusias, anak lelaki pertama Reina.

"Ada apa, Sayang?" sahut Reina yang berada di kursi depan mobil yang sedang mereka tumpangi.

"Apa kita ke sini untuk bertemu dengan Daddy?" tanya Raisya anak perempuan keduanya. Hm, sepertinya kedua malaikat kecil ini sudah berbicara satu sama lain sebelum bertanya.

Reina cukup terkejut, dan nampak berpikir untuk menjawab pertanyaan anak kembarnya itu. Namun dengan tersenyum, ia menjawab, "Eum ... suatu saat nanti, kita akan bertemu Daddy kembali, ya, Sayang?"

Tidak mungkin ia menceritakan hal yang terjadi sebenarnya kepada kedua anak itu. Mereka tidak mungkin bisa memahaminya dengan cepat. Walaupun sekiranya mereka bisa mengerti, itu tetap saja akan menyakiti hati lembut mereka, bukan?

"Tapi kapan, Mommy? Aku sangat tidak sabar ingin memeluk Daddy," ujar Raisya antusias.

"Iya, aku pun sangat ingin sekali bermain bersama dengan Daddy seperti teman-temanku di rumah sana," tambah Railo.

Sejujurnya hati kecil Reina ingin berteriak mendengar pernyataan kedua anaknya. Namun, ia sekuat tenaga menahan untuk tetap terlihat bahagia. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha tidak ada air mata yang terjun dengan lancang.

"Okay-okay, begini saja. Kalian harus berjanji pada Mommy, kalau kalian akan jadi anak pintar saat Mommy daftarkan kalian ke sekolah nanti." Kedua anak kecil itu terlihat berpikir.

"Jika kalian benar-benar membuktikan janji, Mommy akan ajak kalian bertemu Daddy," jelas wanita itu. Membuat mata kedua anak itu seketika berbinar.

"Benarkah? Aku janji aku akan menjadi anak pintar, Mommy!" seru Railo terlebih dahulu.

"Aku juga! Aku juga! Aku akan lebih pintar dari Railo!" tambah Raisya tak kalah antusias.

Railo melirik adiknya itu. "Bagaimana mungkin? Aku yang akan lebih pintar, aku yang akan menemui Daddy lebih dulu!" protesnya.

"Tidak! Aku yang lebih dulu!" pungkas Raisya.

Reina terkekeh melihat perseteruan antara kedua anaknya itu, begitu juga sopir dari mobil sewaan Reina. Ia merasa sangat gemas kepada mereka berdua.

"Iya-iya, anak Mommy dua-duanya pintar. Dua-duanya akan menemui Daddy terlebih dahulu," ucapnya menengahi, dilanjut Railo yang melayangkan tos pada adiknya, Raisya.

Akhirnya setelah beberapa jam di perjalanan, mereka bertiga sampai di apartemen yang Reina tuju. Saat hendak turun dari mobil, ia melihat kedua anak tercintanya itu tertidur di bangku belakang. Kedua sudut bibirnya tersenyum manis lalu berjalan keluar mobil untuk membuka pintu belakang.

Dengan penuh kasih sayang, ia mencium dahi keduanya, membuat salah satu dari mereka terbangun. Railo merasakan ciuman itu, lantas membuka matanya perlahan.

"Eunghh, kita sudah sampai, Mommy?" tanya lelaki kecil itu seraya menggeliatkan tubuhnya.

"Wah! Pangeranku terbangun. Maafkan Mommy, ya. Ayo kita masuk ke rumah baru kita!" ucapnya pada Railo.

Melihat Raisya yang masih terlelap dengan tenang, ia memilih menggendong gadis kecilnya itu seraya menggandeng tangan Railo, karena Railo berkata ingin berjalan sendiri.

Untung saja tak banyak yang Reina bawa. Hanya satu buah tas berisi baju Raisya dan Railo yang belum ia pindahkan sebelumnya. Jadi ia tak terlalu kerepotan membawa kedua anak kembarnya.

-

Sudah satu minggu berakhir, sejak Reina pindah ke apartemen itu. Ia sudah menemukan informasi sekolah untuk anak-anak usia dini sebelum masuk ke Sekolah Dasar. Karena itu, ia berencana untuk mendaftarkan Railo dan Raisya sekolah hari ini.

Kedua anak kembarnya itu nampak antusias ketika Reina bilang ia akan mendaftarkan mereka ke sekolah. Karena mereka ingat, untuk bertemu sang ayah, mereka harus pintar di sekolah. Itu artinya tak lama lagi mereka akan bertemu ayahnya.

"Mommy, kita benar-benar akan pergi ke sekolah? Haruskah aku menggunakan seragam seperti yang Mommy bilang? Kapan kita ke sana, Mommy?" cerocos Raisya yang sangat antusias dengan ajakan Mommy-nya.

Reina terkekeh. "Iya-iya, kita akan pergi ke sekolah. Tapi Raisya dan Railo belum memakai seragam, karena ini hanya pendaftaran."

Mendengar itu, Railo mengangkat sebelah alisnya tanda ia tak mengerti. "Pendaftaran itu apa, Mom?"

Wanita itu membungkukkan badannya ke arah Railo. "Pendaftaran itu, untuk memberitahu ibu guru kalau Pangerannya Mommy akan sekolah," jelas Reina seraya mencubit pelan hidung kecil Railo.

-

Reina sudah selesai mendaftarkan kedua buah hatinya ke sekolah berjenjang Taman Kanak-kanak, dan kini kedua malaikat kecilnya itu tengah tidur siang di kamarny.

Ia yang melihat anaknya sudah tertidur pulas, lantas memanfaatkan waktu itu untuk mencari pekerjaan.

Sudah tak mungkin mengandalkan tabungannya karena sudah hampir menipis. Ia pikir ia harus segera bekerja agar tetap bisa menghidupi keluarga kecilnya.

Beberapa jam di depan laptop, ia mendapat banyak lowongan kerja yang cocok dengan dirinya. Lowongan di beberapa perusahaan besar, ia rasa ia bisa bekerja di sana. Karena perusahaan itu sepertinya memiliki cara kerja yang sama dengan perusahaan Alex.

Ia tidak akan terlalu bingung karena saat masih bersama pria itu, ia mengerti banyak hal.

Wanita itu lantas mengirim CV dan berkas-berkas yang dibutuhkan ke beberapa perusahaan yang ia temukan. Tinggal menunggu panggilan kerja dari salah satunya.

"Okay, semangat, Reina!" seru Reina dengan berbisik, untuk menyemangati dirinya sendiri.

...

...

Bantu Vote ya guys.. Makasih♡

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!