NovelToon NovelToon

We Are Married Now. (Jungkook)

Chapter 1: Awal mula.

◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Azka berjalan pelan memasuki ruangan OSIS. Ia melirik pada sahabatnya yang melamun memandangi sesuatu.
Tidak biasanya. Jujur saja, Azka lebih senang kalau sahabatnya itu tidur seharian di ruang OSIS atau memandangi langit dari jendela ruangannya. Yah, itu lebih baik daripada sahabatnya itu melamun.
Azka Ashward
Azka Ashward
Mandangin foto Chelsea?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*menoleh pelan
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*menghela nafas panjang
Azka Ashward
Azka Ashward
Masih ga disetujui orang tua lo?
Azka Ashward
Azka Ashward
Udahlah, Jay, kita ini masih SMA, kenapa lo terlalu mikirin masalah kek gitu, ayolah, nanti juga paman ngerestuin hubungan lo.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Akhir-akhir ini gua ngerasa mulut lo lebih konslet di banding otak lo.
Azka Ashward
Azka Ashward
Sialan!
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*memberikan sesuatu pada Azka
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Siap-siap, besok kita ke Bali.
Azka Ashward
Azka Ashward
Apa?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ikut gua rekreasi. Ayah nyuruh gua kesana dan ngasih gua dua tiket pesawat kesana.
Azka Ashward
Azka Ashward
Benar? Yes! Refreshing kita, akhirnya setelah sekian lama, orang tua es lo itu peka–
Bruk!
Sebuah tas melayang di muka Azka. Untungnya berhasil di tangkap.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ayo, pulang.
Azka Ashward
Azka Ashward
Bocah satu ini emang ga asik.
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Cylla Stelzer
Cylla Stelzer
Jadi Viona, mereka akan menginap di penginapan anda.
Viona
Viona
Lalu, apa mereka membawa teman?
Viona bertanya, salah satu pelaku yang memiliki akses besar dalam jebakan kali ini.
Shiella Sacharist
Shiella Sacharist
Hm, sepertinya Shanne mengajak Bella. Ya! Pasti putriku membawa temannya.
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Yang penting, tugas ini harus berhasil. Setengah bayarannya akan kami bayar setelah malam pernikahannya.
Vaka Sacharist
Vaka Sacharist
Untuk teman anak-anak kami, sebisa mungkin di hindarkan dari rencana ini. Biarkan mereka tau saat rencananya sudah selesai.
Shiella Sacharist
Shiella Sacharist
Jadi bagaimana Viona? Bisa?
Viona
Viona
*mengangguk mantap
Viona
Viona
Tenang saja, saya sudah mempersiapkan semuanya. Percayakan pada saya.
Cylla Stelzer
Cylla Stelzer
Baik, ingat jangan sampai salah orang dan lihat di foto itu.
Viona
Viona
Baik nyonya.
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Saat liburan sekolah dimulai..
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Huwaa... cerah sekali tempat ini!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Benar. *terpekik senang melihat cuaca cerah di bali
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Eh ayo, Bel, kita harus segera ke penginapan. Badan gua udah capek semua.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Okee.
Azka Ashward
Azka Ashward
Dia norak sekali, ya.
Jayden melihat kedua wanita tersebut dan memperhatikan wanita yang dimaksud Azka –Bella–
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Biarin aja sih. Repot amat.
Azka Ashward
Azka Ashward
*memutar bola matanya malas
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Jayden terlihat tidak nyaman saat resepsionis hotel dimana ia meninggalkan reservation menatapnya lekat-lekat.
Jayden melirik plakat nama di bagian dada kemejanya. Viona.
Perempuan itu menatap wajahnya seolah ia melihat wajah seorang artis terkenal yang tersasar karena mendadak datang ke hotelnya. Yah.. itu sudah biasa baginya yang selalu menjadi populer. Terlebih lagi di sekolah ia menjadi ketua osis, pasti banyak yang mengenalnya, kan?
Ah, mata Jayden menangkap lagi sosok dua wanita cantik yang sempat dibilang norak tadi oleh Azka. Keduanya sibuk menyeret koper masing-masing.
Jayden tersenyum geli melihat kedua gadis itu. Ia sedikit heran karena dilihat dari manapun, kedua gadis itu pastilah pelajar SMA seperti dirinya.
Dan kalau mereka berlibur untuk menghabiskan musim panas, maka tenggang harinya tak akan jauh berbeda, tapi nyatanya, dari ukuran koper mereka, Jayden dapat berasumsi bahwa para gadis itu akan menginap untuk setengah tahun.
Shanne menyadarinya jika sedari awal ia di perhatikan oleh lelaki di depan nya ini. Hanya dalam hitungan detik, gadis itu sudah berdiri di sampingnya.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Apa? *menatap sinis Jayden
Shanne menatap mata Jayden dengan setengah sinis. Karena lelaki itu menatapnya geli seperti sedang menatap topeng monyet saja.
Sebagai laki-laki, Jayden langsung melengos masuk hotel begitu selesai tanpa mengatakan apapun.
Jayden membuang muka. Dia paling benci memasukkan dirinya dalam situasi yang akhirnya dapat menimbulkan masalah yang merepotkan.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Dih, laki-laki sialan.
Azka Ashward
Azka Ashward
Wah Jay, lo di katain. *sambil mengikuti Jayden dari belakang
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Diam dan abaikan aja.
Shanne mendengarnya, ia bertambah jengkel dengan Jayden. Memangnya dia ada salah apa sampai dia begitu?
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Mereka kenapa, sih?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ngga tau, nyebelin, baru dateng udah ada pemandangan itu disini.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Sabar..
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Bagus, hari ini nyebelin banget! *setengah teriak shanne
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*berbaring di tempat tidur lalu menendangi kain sprei hingga kasurnya berantakan
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Herannya, kenapa kamar dua orang aneh itu berhadapan sama kamar kita? *keluhnya
Karena Bella juga melihatnya tadi saat mereka kembali berpas-pasan dengan mereka kembali di depan kamar mereka.
Azka menatapnya aneh, mungkin ia juga memikirkan hal yang sama dengan Jayden. Bahwa gadis SMA di depan nya ini ingin berlibur setengah tahun.
Keduanya masih ingat jelas kalimat Viona, manajer hotel. Dan hebatnya, kedua nomor yang meluncur dari mulutnya ternyata berhadap-hadapan dengan kamar kedua lelaki tersebut.
Saat malam harinya..
Tok Tok Tok
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*terkejut dengan suara ketukan yang lumayan keras
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Sial.
Baru saja bermimpi bertemu Raja –pacar Shanne– ia malah terbangun karena ketukan tak jelas saat ia tidur. Shanne melirik Bella. Hebat juga, gadis itu ternyata tak bergeming dan pulas sendirian.
Tok Tok
Suara ketukan lagi, Shanne dengan malas membuka pintu. Kedua matanya menangkap sosok Viona di depan pintu kamarnya.
Viona
Viona
Sebaiknya Nona ikut pesta. Ada festival di dekat laut tak jauh dari sini. Ada pesta kembang api dan bazaar yang cukup murah. Acara tersebut disediakan hanya untuk pengunjung hotel saja.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Haruskah?
Ceklek
Pintu kamar seberang terbuka. Dua orang pemuda muncul keluar dari kamar dengan dandanan yang yah~ cukup keren. Cukup untuk membuat beberapa teman, atau mungkin semua siswi di kelasnya berhisteris.
Viona membungkukkan badannya lalu bergegas pergi tanpa mengucapkan kata-kata apapun.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Pervert.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Apa? *mendelik menatap Jayden
Shanne tersadar dari lamunannya. Konsentrasinya kembali dan ion-ion di tubuhnya terisi penuh begitu mendengar satu kata aneh dari mulut Jayden.
Azka Ashward
Azka Ashward
Cuma pervert yang menatap lawan jenisnya sampai matanya ga berkedip. *jelas Azka
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*blushing
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ayo.
Azka Ashward
Azka Ashward
Ya!
Kedua pemuda itu lalu menyingkir pergi dari jangkauan pandangannya. Shanne berbalik dan segera membangunkan Sakura. Sepertinya ia tertarik datang ke festival itu. Sepertinya menyenangkan.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Yah, gagal! *kesal Bella
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*terkekeh melihat Bella
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Berarti lo emang gembel, Bel.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Ihh jahat.
Shanne masih tetap menertawakannya, bukan hanya karena melihat tampang kecewa Bella yang mengenaskan, tapi juga karena ini sudah keempat kalinya Bella main.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Bel, ayo keliling.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Oh, ayo! Let's go.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Yah! *pekik Shanne saat permen gulalinya jatuh
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Yah HAHAHAH kasian. *kali ini gilirannya yang tertawa
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Hei! *panggilnya pada sosok tinggi di hadapannya
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*menoleh tanpa ekspresi
Azka Ashward
Azka Ashward
Lo gapapa? *sambil membantu Shanne bangun
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*menerima bantuan Azka
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Heh! Ganti rugi.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Apa sih?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Apa? Heh lo yang nabrak gua dan permen gulali gua jadi jatoh tau. *sengitnya
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Untuk apa? lo yang menabrak gua dari belakang, kan?
Ia paling malas menemui gadis macam Shanne. Gadis cerewet dan tak mau kalah seperti kekasihnya. Bukannya benci yang seperti itu, tapi mungkin sedikit ketakutan kalau malah ia jadi menyukai Shanne.
Ah, Payah. Mudah sekali Jayden tertarik pada gadis macam ini. Apakah ini sebab karena sedari kecil bertemu gadis seperti itu, maksudku ibunya juga bersifat seperti itu hei. Wajar bukan, jika Jayden kalah pada gadis seperti ini.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Hei, suruh teman lo minta maaf dan ganti permennya yang dia jatuhin.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Asal kalian tahu aja, kita ngantri lama buat ngebelinya!
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Terus?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*pergi meninggalkan Shanne
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Heh! *mengejar Jayden dan menarik baju Jayden hingga terjerembab kebelakang
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Apa–
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Lo mau lari, ya?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Kalau lo ga mau ganti permen gua, gua bakalan teriak lo pencopet.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*mendelik mendengar perkataan Shanne
Azka Ashward
Azka Ashward
Udahlah relain aja permen lo. *menarik Shanne dari Jayden, dan membela Jayden
Azka Ashward
Azka Ashward
Kami bakalan ke pantai, sebentar lagi ada pesta kembang api, Viona menunggu kami.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ya, bakalan ada banyak makanan di sana, ngantri buat permen lo itu ngerepotin banget!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*melirik Bella bermaksud meminta pendapatnya
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Terserah. *mengangkat bahunya
Akhirnya dengan malas kedua gadis itu berjalan pelan di belakang Jayden dan Azka sampai akhirnya keempat pelajar SMA itu sampai di tepi pantai. Di sana terlihat Viona dengan beberapa pegawai hotel sudah menunggu.
Viona
Viona
Akhirnya kalian datang juga! Wah, ada tamu yang lain!
Viona
Viona
*melempar senyum manis
Viona
Viona
Ini sih bakalan jadi lebih mudah, kembalilah ke hotel, ambil persiapannya. *berbisik pada orang suruhannya
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔

Chapter 2: Menikah.

Di tempat yang sama dan waktu yang sama.
Tanpa disadari semuanya, mereka sudah bersenang-senang bersama melakukan banyak kegiatan.
Semua pemuda itu sudah tertawa-tawa dalam permainan. Sampai pada akhirnya suara letusan kembang api meledak berkali-kali di atas langit.
Saat ini, mereka masuk pada permainan terakhir. Yaitu permainan Drink or Truth.
Awalnya mereka menolak permainan itu karena berfikir mereka masih di bawah umur karena Viona menambahkan sedikit ceritanya yang membuat mereka terpengaruh dan setuju.
Dan kesepakatan akhir, mereka semua setuju dan mulai bermain.
Sampai ditengah permainan yang membuat mereka sudah mabuk semua, terkecuali Viona sendiri –pelaku utama sang perencana–
Viona
Viona
Hei, kalian semua sudah mabuk.
Viona
Viona
Mari berhenti sejenak. Bagaimana kalau kita sedikit bercerita saja.
Viona
Viona
Coba ceritakan tentang orang yang kau benci, Shanne?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Aku, hic, benci Raja!
Sepertinya efek alkoholnya bekerja dengan baik, sehingga mereka mampu membicarakan hal pribadinya secara langsung.
Viona
Viona
Siapa raja?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Dia, hic, kekasihku! Dia itu sama sekali tidak, hic, pernah memperhatikan ku, hic.
Viona
Viona
Jadi kau diacuhkan pasanganmu?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*menganguk dengan cegukan –efek dari alkohol–
Viona
Viona
Lalu, bagaimana denganmu, Jay?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Gua dan pacar gua.. ga disetujui ayah gua. *bicaranya dengan pelan
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
A.. aku menyerah, aku mau, hic, kembali.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Aku ke, hic, penginapan duluan.
Viona
Viona
Baiklah, akan kusuruh orang untuk mengantarmu, ya.
Viona
Viona
(saatnya menjalankan rencana)
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Saat sampai hotel, semua sudah di atur oleh Viona.
Shanne dan Jayden di dorong masuk kedalam kamar yang bukan milik mereka, lebih tepatnya itu kamar baru khusus mereka.
Sedangkan Bella dan Azka di antar ke kamarnya masing-masing.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Bel.. Bella, hic.
Terlihat kaget saat sadar sosok di depannya ternyata bukan Bella. Itu Jayden! Pemuda itu bangkit dan duduk di hadapannya.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Lo... kenapa ke-kesini?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
I-ini kan, hic, kamarku!
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ini kamar gua, Bodoh!
Jayden mendorong Shanne menjauh namun Shanne justru menarik kerah Jayden agar tubuhnya sendiri tidak kehilangan keseimbangan.
Dan tak sengaja keduanya... berciuman!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Hei, hic, sengaja menciumku ya?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
E-enak saja!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ya, ya, ya, anak baik-baik, hic, sepertimu pasti jarang melakukan seperti ini dan penakut, kan?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Lo menantangin? Gua bakalan.. Buat lo memohon untuk ini.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Try me!
Hal selanjutnya yang terjadi pada mereka berdua hanyalah hubungan intim dan juga rencana Viona yang berniat menikahkan keduanya secara agama.
Keduanya sekarang tercatat sebagai suami istri.
Esok paginya.
Mata Shanne terbuka saat menyadari ada gerakan di sampingnya.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*berbalik dan mengucek kedua matanya yang masih lengket
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Eum... Bella, lo semalam kema–
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Apanya?
Deg.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
E-elo!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*mundur ke belakang
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*Tangannya menyentuh sesuatu!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*melirik pelan
Itu bra!
Tunggu..
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ini..
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
KYAAAA...!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Hmph–
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*membungkam mulut Shanne
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
He-hei, jangan berisik!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ke-kenapa? Ta-tadi malam.. kita.. apa yang kita... lakuin? *shanne gugup dan terbata-bata
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
... *mukanya memerah
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Lo tahu jawabannya.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*mengacak-acak rambutnya
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*membeku
Semalam ia tidur dengan Jayden. Tidur. Semalam ia... melakukan itu. Tunggu. Ada yang mengganjal di tangan kanannya.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Heh! I.. ini cincin siapa? *teriaknya
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*ikut menoleh ke arah jarinya
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ini bukan cincin dari Raja! Ini cincin siapa yang di jari gua!
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*melirik jari manisnya juga
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*matanya langsung melotot
Cincinnya sama dengan Shanne. Keduanya berpandangan lalu mulai terlihat ketakutan.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ga mungkin!
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ja-jangan bilang.. kita udah...
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Ingin rasanya Shanne menangis tetapi sulit baginya untuk mengeluarkan air matanya. Tidak seharusnya ia kehilangan “Hal berharga” nya, apa lagi dengan orang yang benar-benar belum di kenalnya.
Saat tadi Jayden ingin keluar secara tiba-tiba Viona menyambutnya di depan kamar kami.
Saat itu niat hati Jayden ingin memarahinya, tetapi secara tiba-tiba Viona bilang bahwa ia sudah menghubungi orang tua Jayden karena anaknya sudah memperkosa anak orang lain.
Lihat? Bahkan Jaydenpun di tuduh olehnya. Bukankah semalam yang mengantar mereka berdua pegawai hotel tersebut. Jadi apa-apaan ini.
Shanne terduduk lesu menerawang sebuah cincin “pernikahan” di jari manisnya ini.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Shan~ *panggilnya pelan
Bella Lousabel
Bella Lousabel
*khawatir dengan Shanne yang terus saja melamun sejak ia tau bahwa telah terjadi sesuatu semalam padanya
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Eum... mungkin ini emang hanya lelucon, Shan, mungkin ini mimpi?
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Atau mungkin ini cuma sandiwara, bisa aja kan semalam kalian berdua cuma bercanda dan tidur tanpa melakukan itu?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Heum.. andai aja gua nggak ngerasa lutut gua lemes dan seluruh pinggul gua sakit.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Gua mungkin juga bakalan mikir kalau semua ini cuma mimpi, Bell..
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Ah! *terkikik pelan mendengar pernyataan terakhir Shanne
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*melirik Bella dengan malas
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Ayola~h jangan ngeledek, gua serius!
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Gua jadi penasaran, sehebat apa si Jayden itu sampai lo ngeluh lemes begitu?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*reflek mukanya sepenuhnya memerah, mukanya panas sebab godaan Bella
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*mengalihkan pandangannya dari Bella
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Cincin dari Raja ilang dan ini ganti jadi cincin aneh ini.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Gua selalu berharap punya pasangan yang ga sebodoh Raja.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Tapi kenapa Tuhan malah ngirim seorang suami? *ucapnya pelan di akhir kalimat
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Apa tanggapan orang tua lo nanti kalau tahu ini semua, ya?
Shanne menoleh mendengar perkataan Bella. Aduh, benar juga, kira-kira bagaimana, ya. Apakah papanya akan mengasihaninya kembali atau akan marah padanya?
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Udah Shan, jangan terlalu larut dalam pikiran. Ini masih pagi, ayo sarapan dulu.
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Tadi Azka ngajak Jayden sarapan, kan? Ayo nyusul mereka. *ajaknya
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔

chapter 3: Ketahuan.

◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔
Azka Ashward
Azka Ashward
Jay. *memanggil Jayden pelan
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*melirik malas
Azka Ashward
Azka Ashward
Apa lo juga.. nggak inget yang semalem?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*menggeleng pelan
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Relain aja. *menghela nafas lelah
Azka Ashward
Azka Ashward
Wah~ tanggapan macam apa itu?
Azka Ashward
Azka Ashward
Lo ga khawatir?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Mau bagaimana lagi, sudah terjadi kok.
Azka Ashward
Azka Ashward
Ya tapi ini namanya pasrah bodoh.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Udahlah diem, lo berisik.
Azka Ashward
Azka Ashward
Yah.. Inilah yang dinamakan azab menolak perintah orang tua.
Azka Ashward
Azka Ashward
Dijodohkan dengan seorang gadis pilihan orang tua justru di tolak, jadi tuhan langsung nikahin aja lo sama orang ga dikenal, Jay.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*memutar bola matanya
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Otak dan sifat lo kali ini juga bener-bener melenceng, Ka.
Azka Ashward
Azka Ashward
Tapi, omong-omong gimana rasanya semalem? *menggoda Jayden
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Haish, gua ga tau, Azka. *bilangnya frustasi
Azka Ashward
Azka Ashward
Ah, rugi banget lo. Apa jangan-jangan sebenarnya kalian ga ngelakuin apa-apa, ya?
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Heh! Kalau ga ngelakuin apa-apa. Ngapa leher Shanne keliatan seperti itu? *omongnya tiba-tiba saat baru datang
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*buru-buru menaikan kerah bajunya agar tidak terlihat
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*wajahnya memerah
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Bella! *protesnya
Jayden dan Azka dengan cepat menoleh cepat pada leher Shanne. Sial. Kiss mark-nya banyak sekali. Jelas sekali pula.
Kali ini giliran wajah Jayden yang berubah warna seperti kepiting rebus.
Azka Ashward
Azka Ashward
*ia tertawa lepas saat menyadari kelakuan Jayden
Azka Ashward
Azka Ashward
Ga gua sangka lo sekasar itu, Jay, lo bener-bener “nandain” istri lo, ya?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*mukanya benar-benar memerah kali ini
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Azka–
"Jayden!"
Sontak mereka semua yang disitu menoleh keasal suara.
Seketika raut wajah Jayden berubah.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Ah, hahah ayah.. *tertawa canggung dan mencoba untuk tersenyum
Kali ini mereka kedatangan orang tua Jayden yaitu Liam dan Cylla.
Sepertinya orang tua Jayden bermaksud ingin berakting menceramahi anaknya tersebut sebab rencananya sendiri.
Liam Stelzer
Liam Stelzer
*menatap Jayden tajam
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*sadar akan tatapannya
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Eh, yah? Kok disini bukannya lagi ada urusan bisnis? *mencoba berucap setenang mungkin
Azka Ashward
Azka Ashward
*ikut takut dengan keberadaan orang tua Jayden
Cylla Stelzer
Cylla Stelzer
Pinter ya sekarang Jay.
Cylla Stelzer
Cylla Stelzer
Mau ngalihin topik ya kamu.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*menatap Liam dan Cylla
Bella Lousabel
Bella Lousabel
*sedikit nyenggol bahu Shanne
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*terkejut dan menoleh
Bella Lousabel
Bella Lousabel
Kayanya lo bakalan cepet ketahuan dibanding yang di duga deh Shan. *berucap sepelan mungkin
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Mungkin– *omongan nya terputus sebab melihat seseorang yang baru saja datang
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Eh, Papa!
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*menoleh kearah yang dilihat Shanne
Vaka Sacharist
Vaka Sacharist
Sepertinya tidak perlu basa-basi lagi.
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Maksud Papa? *wajahnya berubah pucat
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
(mampus, bokapnya ikut dateng!)
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Benar, ayah sudah dengar semuanya dari pegawai hotel, kau melakukannya padanya?
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
I-itu.. Soal itu, Ayah.. *ucapnya gugup sambil menatap Liam
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Yah, mengingat kau masih sekolah, ayah sedikit marah.
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Hanya sedikit, kau tau.
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Tapi ayah senang kau sudah dewasa dan mengambil keputusanmu sendiri.
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*diam mendengarkan ucapan Liam
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
Tapi, yah, semalam bukan–
Liam Stelzer
Liam Stelzer
Ayah tidak bilang kamu boleh berbicara, Jay. *ucapnya penuh penekanan
Jayden Stelzer
Jayden Stelzer
*kembali membungkam mulutnya
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*menatap Vaka
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*bergantian dengan menatap Shiella
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Mama marah? *ucapnya lirih sambil menatap Shiella
Shiella Sacharist
Shiella Sacharist
Tentu tidak. *menampilkan senyumnya
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
Tapi... *matanya berkaca-kaca
Vaka Sacharist
Vaka Sacharist
Ah, jangan menangis, sayang. *memeluk putrinya
Vaka Sacharist
Vaka Sacharist
Lupakan yang sudah terjadi, semua sudah terjadi, kan? Yang terpenting Jayden ingin bertanggung jawab, benar?
Shanne Sacharist
Shanne Sacharist
*tersenyum kecut dibalik pelukan sang ayah
◔◔◔◔◔◔◔◔◔◔

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!