NovelToon NovelToon

Suamiku, Tolong Cintai Aku

Awal pernikahan Livia dan Ricko

Ricko Alexander Pratama adalah bos dari LV group, perusahaan terbesar, dan dia terkenal dengan ketampanannya serta sikap menyebalkan dan ketusnya. Dia juga masih mencintai masa lalunya. Dan sekarang dia resmi menjadi suami dari Desainer ternama Livia Agustina Prasetyo. Dapatkah Livia menaklukkan hati suaminya?
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Perkenalkan namaku Livia Agustina Prasetyo. Ucap Livia saat pertama kali bertemu suaminya.
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Memandang tajam* Livia Agustina Prasetyo, aku bukan tipe suami romantis. Tapi kita akan jalani ini. Ada bisnis yang perlu kuat, bukan hanya asmara. Persiapkan dirimu. *Berlalu tanpa banyak kata*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Aku bisa mendampingimu berbisnis
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko menatap Livia dengan serius* Bisnis ini keras, Livia. Tidak ada tempat untuk lemah. Kita lihat apakah kamu bisa mengimbangi kehidupan ini. *Melangkah maju, tatapannya masih tajam*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Asal kamu bersamaku
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko menatap Livia dengan tatapan tajam* Aku di sini untuk bisnis, bukan cengengesan. Pastikan kamu tidak menjadi beban. Kesalahpahaman itu akan berakhir. Bisnis kita utama. *Langsung fokus pada pekerjaan, tanpa banyak kata.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Baiklah
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko menatap Livia dengan serius* Bisnis ini tanpa kompromi. Aku butuh pasangan yang kuat, bukan yang membutuhkan kepastian. Jangan menganggap enteng. Persiapkan dirimu, Livia. *Tersenyum dingin sebelum berlalu*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Tapi setelah pulang kerja kita dinner ya
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Baiklah, tapi jangan berharap ada keakraban atau kelembutan. Kita makan saja. Tidak ada waktu luang untuk kebersamaan.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Tapi aku ingin seperti pasangan lain
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko: Menatap tajam* Kalau itu yang kau inginkan, cari pasangan lain. Aku tidak berubah. Ini bukan tentang cinta romantis. Kita berdua harus fokus pada bisnis. Pikirkan baik-baik, Livia. Bisnis adalah prioritas.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Apa kamu tidak pernah mencintaiku
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Aku tidak terlibat dalam perasaan itu. Kita di sini untuk bisnis. Kesalahan besar jika kamu mengharap lebih. Fokus pada tugasmu, Livia. *Melangkah pergi dengan tegas, meninggalkan Livia tanpa ampun.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Bagaimana kalau kita cerai
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Tidak ada perceraian. Ini bisnis, bukan drama. Kita terikat kontrak. Selesaikan tugasmu. Jangan ganggu fokus bisnisku. *Melangkah pergi tanpa memberikan opsi, meninggalkan Livia dengan ketidakpastian.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Bagaimana jika kontrak pernikahan kita selesai?
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko: Mengangkat alis tajam* Kontrak pernikahan tak bisa berakhir begitu saja. Ini bukan pilihan. Fokus pada bisnis, Livia. Jangan menciptakan masalah yang tak perlu. *Mengambil langkah mantap keluar dari ruangan, meninggalkan Livia dengan ketidakpastian.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Pergilah
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
*Ricko: Membuat senyum sinis* Dengan senang hati. Kurasa kita berdua sependapat. *Berjalan keluar dengan perasaan puas, meninggalkan Livia sendirian dengan perasaan campur aduk.*
Livia pun ikut keluar dari kantor suaminya. Ketika dia keluar, dia melihat seorang gadis yang sedang menghampiri suaminya. Ya,, dia adalah kekasih masa lalunya. Lisa Cahyadi namanya.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Kenapa wanita itu kesini? Pikir livia
Melihat kekasihnya datang, Ricko tersenyum ramah. Tidak seperti saat bersama istrinya Livia. Yang selalu berbicara kasar dan tersenyum sinis.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Andai saja kamu bersikap seperti itu padaku. Gumam Livia lirih
Setelah Lisa pergi dari kantor, Livia mendatangi kantor suaminya lagi.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Kenapa lisa datang menemuimu?
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Livia, bisnisku bukan urusanmu. Lisa datang karena masalah bisnis. Fokuslah pada tugasmu. Jangan campuri urusanku. *Menatap tajam, memberikan kesan bahwa bisnis tetap menjadi prioritas utama.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Hah, bisnis? bukankah dia kekasih di masa lalumu? *Livia tersenyum sinis*
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Maaf, urusan masa lalu saya tak relevan. Jangan campuri urusan bisnis. Fokus pada tugasmu. Ini bukan masalahmu.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Aku ini istrimu. tentu aku harus tau
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Tentu, Livia. Namun, masa lalu itu tak penting. Fokuslah pada peranmu sebagai istri. Jangan campuri bisnisku. Ini urusanku. *Mengisyaratkan bahwa batas antara hubungan pribadi dan bisnis harus dijaga.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Ini sudah waktunya pulang kerja. ayo kita pulang bersama? *Livia mencari topik perbincangan lain*
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Sudah waktunya. Pulanglah sendiri. Aku masih memiliki urusan di kantor.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Aku akan menunggumu disini. menemanimu
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Aku tak butuh pendamping. Pulanglah. Bisnisku bukan untuk diintervensi. *Ricko melangkah menjauh, meninggalkan Livia di tempat itu dengan sikap dingin dan tanpa ampun.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Baiklah. aku akan pulang sendiri. jaga kesehatanmu
Ricko Alexander Pratama
Ricko Alexander Pratama
Sudahlah, urus tugasmu saja. Jangan ikut campur dalam hidupku. Kesehatanku bukan urusanmu. *Berlalu tanpa melihat ke belakang, membiarkan Livia sendiri di tempat itu.*
Livia pun akhirnya pulang kerumah sendiri. Dan Ricko pun melanjutkan pekerjaan kantornya lagi.

Bertemu dengan masa lalu

Ketika Livia menunggu taxi online, dari kejauhan terlihat mobil hitam yang mewah. Mobil yang dia kenali. Ya,, mobil itu milik mantannya. Dimas Narindra namanya. Dulu sewaktu kuliah, Dimas dan Livia memang dekat dan menjalin hubungan kasih kurang lebih 3 tahun. Namun hubungan mereka tiba tiba kandas saat Dimas pindah kuliah ke luar negeri. Dan orang tua Livia menjodohkannya dengan anak dari teman bisnisnya. Yaitu Ricko Alexander Pratama. Putra Sulung dari keluarga Pratama. Pebisnis terkenal di seluruh negeri. Bahkan punya perusaan banyak di luar negeri.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Bukankah itu Livia? *tanya Dimas dalam hati*
Setelah mobilnya semakin dekat, dia memastikannya.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Ternyata benar itu Livia. Akhirnya kita berjumpa lagi *gumam Dimas kegirangan*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Bukankah itu Dimas? *pikir livia*
Dimas pun turun dari mobil dan menghampiri Livia
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Halo sayangku, cintaku.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Kapan kamu balik dari luar negeri? Kok kamu tidak bilang padaku? tiba tiba sudah ada di sini. *ucap Livia karena terkejut*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Dimas memandang Livia dengan senyum misterius.* Aku punya kejutan untukmu, sayang. Biarkan ini menjadi rahasia kita. Aku tak sabar untuk melihat ekspresimu saat tahu. Jangan tanya lebih banyak, ya? *Dimas memegang tangan Livia dengan lembut.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Kejutan?
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Tentu saja! Aku membawakanmu hadiah spesial dari luar negeri. Aku yakin kamu akan suka. Tunggu saja, ya. *Dimas tersenyum penuh keceriaan.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Apa itu?
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Dimas: Ini misteri yang akan segera terpecah, sayang. Sabarlah sebentar lagi. Aku ingin melihat senyum bahagiamu. *Dimas meraih kotak kecil dari saku, matanya berbinar penuh antisipasi.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Apa ini? *Tanya Livia penasaran*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Ini adalah kejutan untukmu, Livia. Buka dengan hati terbuka, sayang. *Dimas tersenyum misterius sambil memberikan kotak kecil itu kepada Livia*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Baiklah, akan ku buka
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Pandangan misteriusku tetap, senyuman tak berubah.* Livia, sayang, bukalah dengan hati penuh cinta. Semoga kejutannya membuatmu bahagia. *Sambil berkata, aku menanti dengan penuh antisipasi.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Kalung ini untukku?
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Dimas: Ya, sayang. Aku memilih kalung itu khusus untukmu. Aku harap kamu suka dan mengenangku setiap kali mengenakannya. Kamu membuatku bahagia. *Aku memeluk Livia dengan penuh kasih sayang.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Tapi ini mahal harganya
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Tentu, sayang. Harganya tak sebanding dengan senyumanmu. Kamu layak mendapatkan yang terbaik. *Aku mencium lembut kening Livia.*
Saat Dimas mencium kening Livia,, tiba tiba Livia teringat dengan pernikahan kontraknya. Dia ingin memberi tahu Dimas bahwa dia sudah menikah.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Dimas, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. *ucap livia dengan serius*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Langkahku mendekatimu, mata penuh perhatian.* Apa, sayang? Katakanlah padaku. *Senyum hangat terukir di wajahku, menunggu dengan sabar.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Sebenarnya,,,, *Livia tak sanggup untuk melanjutkan ucapannya*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Hatiku berdegup kencang.* Apa, Livia? Jangan ragu padaku, sayang. *Saat mata kita bertemu, aku mencoba menyampaikan dukungan tanpa kata-kata.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Dimas. Sebenarnya,, aku sudah menikah. *ucap livia berterus terang*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Livia, tatapan terpaku. Senyuman menghilang, digantikan kebingungan.* Aku... Aku tidak tahu harus berkata apa. Kenapa tidak kau katakan sebelumnya?
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Maafkan aku. itu terjadi tiba-tiba. Orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman bisnisnya.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Dimas memejamkan matanya untuk menenangkan diri.* Maafkan aku, Livia. Aku perlu waktu sendiri untuk memproses ini.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Karena kamu tiba tiba pergi ke luar negeri dan tanpa kabar
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Aku tahu aku membuatmu terluka, sayang. Percayalah, itu bukan keinginanku. Tapi aku berjanji, aku akan menyelesaikan masalah ini dan kembali padamu. *Mataku penuh tekad.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Tapi itu sudah terlambat. sekarang aku sudah menjadi istri orang lain
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Aku merasakan dunia terhenti sejenak. Nafasku tercekat.* Aku mengerti, Livia. Aku berharap kau bahagia dengan pilihanmu. *Mataku penuh penyesalan.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
*livia terdiam sejenak* taxi ku sudah tiba. aku pergi dulu

Masalah semakin rumit

Saat Dimas sampai di rumahnya. Dia berjalan masuk ke ruang kerjanya dengan sempoyongan. Dia memikirkan apa yang telah di ucapkan Livia padanya.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*livia pergi, tak meninggalkan waktu untuk kata-kata. Hatiku hancur, tapi aku tak bisa memaksamu. Tiba-tiba, mataku terpaku pada secarik kertas di mejaku.* *"Dimas, aku hamil. Ini anak kita."*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Livia, gadis itu adalah cahayaku yang hilang. Kita punya anak, sayang. Aku takkan pernah meninggalkanmu. *Aku memegang kertas itu, mataku berkaca-kaca.* Kita bisa mengatasi ini bersama.
Surat itu di tulis beberapa bulan yang lalu oleh Livia, sebelum dia menikah dengan Ricko
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Livia, aku ingin bicara padamu. *ucap Dimas di telepon*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Apa yang ingin kau bicarakan?
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Mari bertemu di restaurant tempat kencan pertama kita.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Baiklah.
Setelah sampainya di Restaurant tersebut, Dimas sedang menunggu Livia dengan gelisah. Livia melihat Dimas lalu menghampirinya.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Ada perlu apa kamu mengajakku bertemu?* tanya Livia penasaran*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Apakah kamu hamil? Apa itu anakku?* tanya Dimas dengan gembira*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Iya memang benar ini anakmu. Tapi aku tak ingin anak ini
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Livia, jangan putus asa. Kita bisa hadapi ini bersama. Aku ingin menjadi ayah yang baik untuk anak kita. Berikan aku kesempatan membuktikannya. Jangan pernah ragu, aku di sini untukmu.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Aku sudah punya suami
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Aku tahu itu sulit, sayang. Tapi ingatlah, anak ini adalah bagian dari kita berdua. Aku siap melakukan apapun untuk keluarga kita. Beri aku kesempatan membuktikannya.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Bukti?* tanya livia*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Hatiku berdebar keras.* Livia, bukti ada di dalammu, dalam perasaan kita. Biarkan aku memperjuangkanmu dan anak kita. Kita bisa membentuk keluarga bahagia bersama.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Mana buktinya?
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Bukti ada dalam tekadku untuk menjadi ayah yang baik. Livia, izinkan aku mendampingi perjalanan ini bersamamu. Kita bisa membuktikan cinta sejati kita kepada anak kita.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Dimanakah kamu saat aku membutuhkanmu? saat aku sedang terpuruk. *tanya livia dengan penuh emosinal*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Maafkan aku, Livia. Aku melakukan kesalahan dengan meninggalkanmu saat kamu membutuhkanku. Aku bersedia melakukan apapun untuk memperbaiki kesalahan itu dan menjadi pendukungmu dalam segala situasi.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Itu semua sudah terlambat, Dimas.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Hatiku hancur mendengarnya, Livia. Aku tak bisa mengubah masa lalu, tapi ijinkan aku membangun masa depan bersamamu. Kita bisa atasi ini bersama. Aku menyesal, sayang. Jangan biarkan cinta kita mati begitu saja.*
Livia sedih mendengar penyesalan Dimas. Tapi semua itu sudah terlambat. Dia sudah menikah. Meskipun pernikahannya hanya kontrak.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Jika tidak ada yang ingin dibicaran lagi, aku akan pergi. *ucap livia tegas*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Langkahku mendekat pada Livia, tatapanku penuh penyesalan.* Jangan pergi, Livia. Kita masih punya waktu untuk memperbaiki semuanya. Aku janji, tak akan lagi meninggalkanmu. *Tanganku meraih tangan Livia dengan harap.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Sudah cukup, Dimas.
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Maafkanlah aku, Livia. Aku tak ingin kehilanganmu. Biarlah kita temukan jalan untuk memperbaiki ini bersama. Janganlah pergi, sayang.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
*livia menangis*
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Maaf, sayang. Aku menangis jika melihatmu sedih. Biarkan aku mendekatimu, bersamamu melewati kesedihan ini. Kita tak harus kehilangan cinta ini.
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Sekarang aku sudah punya suami
Dimas Narindra
Dimas Narindra
*Livia, aku terkejut mendengarnya. Apakah dia memberimu kebahagiaan yang selalu kau cari? Aku selalu berharap agar kau menemukan kedamaian dalam hidupmu. Meski hatiku terluka, aku hanya ingin yang terbaik untukmu.*
Livia Agustina Prasetyo
Livia Agustina Prasetyo
Meskipun suamiku tidak pernah mencintaiku,
Dimas Narindra
Dimas Narindra
Aku tidak bisa membiarkanmu menderita. Saya siap membantumu dalam situasi apa pun. Jika suamimu tidak mencintaimu, kau harus mempertimbangkan pergi dan menemukan kebahagiaanmu sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!