Seorang pengecut yang selalu melihat ke belakang, yang selalu mengharapkan sesuatu mungkin akan membantunya. Kukatakan sekali lagi, TIDAK! Mereka tak akan membantumu tidak ada seorang pun kecuali dirimu sendiri.
Jangan berharap akan sesuatu yang selalu membuatmu kecewa, dan itu pasti. Akhirnya selalu sama, kau sendirian, semuanya......
Bajingan.
Shaaaaahhhh
Sore itu, dengan terangnya jingga langit di atas sana seorang pemuda jatuh dari ketinggian 35 meter, dengan berani ia menerjunkan tubuhnya yang kering kerempeng itu ke dalam sungai di bawah jembatan Busan Gwangandaegyo Bridge.
Blup blup blup
Dia, Kim Jeon Woo menutup matanya pasrah hidupnya berakhir hari ini. Dengan wajahnya yang terang di dalam air yang begitu biru, sebelum kematiannya benar-benar menjemputnya ia menyempatkan diri tersenyum bahagia.
Ya, dia tak akan lagi merasakan deritanya yang selama ini dia alami. Toh, dia bukanlah seseorang yang istimewa.
Ha, akhirnya....
Aku bebas.
Begitulah bagaimana Kim Jeon Woo membunuh dirinya sendiri setelah mengalami berbagai penderitaan di dalam hidupnya. Bunuh diri, tidak buruk juga.
Pikirnya, tanpa mengetahui itu adalah awal kehidupannya.
Kim Jeon Woo, Nikmatilah Hidupmu Kali Ini.
Malam itu, di bawah jembatan Busan Gwangandaegyo Bridge terjadi kehebohan orang-orang yang berlalu lalang di sana. Kepolisian baik ambulans menarik perhatian warga atas kasus bunuh diri lagi di sungai itu.
Walaupun sudah tidak asing lagi atas kasus itu namun tetap saja orang-orang sangat antusias membagi berita tersebut melalui handphone nya.
“Mohon untuk tidak mengambil foto ataupun video di sini, nona-nona.”
Beberapa anggota kepolisian segera mengamankan tempat di sana dan menghadang para warga yang antusias memotret tubuh korban yang saat ini baru saja akan di tutup oleh kain putih.
“Omo-omo, sayang sekali padahal masih muda.” Ucap seorang wanita tua yang sempat melihat jasad tersebut.
Beberapa orang pun mulai mengasihani korban dengan raut wajah penuh kengerian. Tak ada satu pun dari mereka yang mengenal korban bunuh diri itu yang pada akhirnya mereka kembali tak peduli dan melanjutkan aktivitas masing-masing.
Begitulah, siklus kehidupan di dunia. Kematianmu tidak akan bisa menghentikan mereka untuk terus melanjutkan hidup. Kau, akan hidup dan mati dalam kesendirian.
“Cepat-cepat, kita harus menyelesaikan kasus ini sebelum ada penumpukan kasus lain.” Titah seorang polisi yang berstatus ketua itu pada anggotanya. Namanya Yoon Gi Il.
“Benar, aku pun sudah sangat lelah dan ingin segera pulang sekarang.” Ucap Tae Jo Bin, salah satu anggotanya yang memiliki sifat pemalas dalam bekerja tidak mau tahu pekerjaannya hanya satu saja. Satu perintah dari Yoon Gi Il.
Hari ini pun Tae Jo Bin hanya mengawasi korban kasus bunuh diri saat ini, karena kebetulan sudah satu minggu kepolisian nganggur tak ada kasus berat yang datang pada mereka. Palingan kasus kecil-kecilan seperti pelanggaran lalu lintas, keributan tetangga, masalah hewan peliharaan dan kasus pencurian dompet.
Malam itu, tubuh korban kasus bunuh diri ini segera di bawa ke rumah sakit sedangkan para polisi bergegas mencari identitas korban agar keluarganya mengetahuinya.
“Kau sudah menemukan informasinya belum, Han Ki Seok?” Tanya Yoon Gi Il sembari memajukan kepalanya di depan meja komputer Han Ki Seok, anggotanya yang bertugas mencari informasi.
Han Ki Seok yang sedikit pemalu itu segera menjawab pertanyaan atasannya dengan suara pelan.
“Err, iya pak sudah. Namanya Kim Jeon Woo, murid kelas 11 SMA TON JI BI, Busan. Semua keterangannya ada di sana pak, harap bapak baca dengan teliti.” Ucap Han Ki Seok dengan raut wajah yang tak karuan.
Yoon Gi Il segera melirik ke arah printeran di samping komputer Han Ki Seok, di sana keluar beberapa kertas yang baru saja di print.
Sreeetttt sreeetttt
Di ambilnya kertas-kertas itu, segera ia bawa ke ruangannya lalu di bacalah semua yang ada di sana dengan raut wajah yang serius.
-Kim Jeon Woo
-30 Februari 2005{18 tahun}
-Yatim piatu
-Murid kelas 11 SMA TON JI BI
-Saat ini tinggal bersama bibi dan pamannya serta sepupu perempuannya. Rumahnya masih sewa, bibinya Park Ji Kyo seorang ibu rumah tangga, pamannya Park Cho Jae pegawai kantor akuntansi, dan putrinya Park Ji Hwa siswi SMP HANIA, Busan.
-Tak ada catatan kriminal Kim Jeon Woo, namun pamannya Park Cho Jae pernah terkait berbagai kasus antara lain :
1. Mabuk di tengah jalan
2. Gangguan kecil terhadap anak-anak di taman
3. Pencurian di sebuah toko
4. Pelanggaran lalu lintas
5. Keresahan warga di malam hari
6. Kasus orang mesum
-Satu catatan penting : Kim Jeon Woo pernah mengalami kasus pertengkaran di sekolahnya hingga dinyatakan kerusakan tulang di beberapa bagian tubuhnya hingga membutuhkan waktu dua minggu di rumah sakit.
Selesai
Begitulah ringkasan informasi dari beberapa kertas yang di berikan oleh Han Ki Seok padanya, sebagian yang lain berisi identitas Kim Jeon Woo semasa sekolah serta informasi lainnya yang berkaitan dengan paman dan bibinya. Dimana, tidak ada masalah lain selain kasus pertengkaran yang terjadi saat tahun lalu.
Yoon Gi Il segera menutup wajahnya menghela nafas sedang mengistirahatkan dirinya yang terlihat sangat kelelahan membaca teks-teks itu.
Beberapa detik kemudian ia bangkit bersiap-siap menyelesaikan kasus ini tanpa berleha-leha. Di buka pintu kantornya dengan keras saking bersemangatnya Yoon Gi Il.
“Han Ki Seok, segera hubungi keluarga yang bersangkutan dengan korban. Ae Mi Yun, ikut denganku ke rumah sakit.”
“Siap pak.” Serentak mereka berdua melaksanakan perintah Yoon Gi Il, atasannya. Ae Mi Yun bergegas berlari mengekor di belakang Yoon Gi Il
Ae Mi Yun, anggota polisi wanita yang sangat ahli dalam bertarung selalu di jadikan pengawal oleh Yoon Gi Il. Walau demikian, Ae Mi Yun adalah wanita yang berpenampilan sebaliknya dengan kemampuannya. Wajahnya cantik dan tenang seolah dia bukan petarung yang hebat.
Saat ini keduanya sedang dalam perjalanan di mobil, Yoon Gi Il yang menyetir dan Ae Mi Yun duduk di sampingnya.
“Tae Jo Bin, padahal aku sudah menyuruhnya untuk mengawasi jasad korban, sekarang di telpon pun dia tidak mengangkatnya pasti dia sedang berleha-leha.” Yoon Gi il mempercepat laju mobilnya dengan wajahnya yang sangar seperti biasa.
Pria yang sudah berumur kepala tiga itu masih lajang sampai saat ini, padahal sangat di sayangkan dengan wajahnya yang tegas dan tampan itu tapi wajar dia tidak punya pasangan di karenakan kepribadiannya yang selalu dingin dan wajah yang jarang sekali tersenyum.
“Setidaknya rumah sakit adalah tempat yang aman, benar kan pak?” Pikir Ae Mi Yun berharap suasana di mobil itu cair dengan ucapannya.
Ya, tapi tetap saja Yoon Gi Il tak mengubah ekspresi datarnya saat ini.
Ya, tapi tetap saja Yoon Gi Il tak mengubah ekspresi datarnya saat ini.
“Tetap waspada adalah sikap yang harus selalu di miliki seorang polisi.” Ucap Yoon Gi Il mengakhiri pembicaraan karena mereka sudah sampai di parkiran rumah sakit.
Sesaat keluar dari parkiran mobil, keduanya terperangah dengan keberadaan Tae Jo Bin yang sedang bersenang-senang dengan sekelompok seumurannya di kantin rumah sakit sembari bermain kartu.
“Bagaimana pak? Apakah kita akan membawanya atau membiarkannya?” Tanya Ae Mi Yun menunggu perintah Yoon Gi Il yang saat ini pria itu sedang menatap lekat ke arah kantin tersebut.
“Biarkan saja.”
Selepas itu keduanya masuk ke dalam rumah sakit menuju kamar mayat.
“Kim Jeon Woo.”
Bisik suara wanita dengan nadanya yang sangat lembut, sosoknya yang tak terlihat itu mulai menceritakan suatu kisah yang entah untuk siapa kisah itu di tujukan.
Namun, saat ini Kim Jeon Woo masih terbaring kaku di kamar mayat. Tubuhnya pucat pasi dan hawa dingin mengelilingi ruangan itu.
“Ada satu cerita yang sangat terkenal di kalangan para malaikat, seseorang di antara mereka mengetahui rahasia tuannya. Kekuatan Naga.”
“Akan ada seorang manusia yang di beri kekuatan naga. Rumor yang sudah berusia ratusan tahun itu sampai saat ini masih sangat terkenal di antara mereka yang hidup di atas sana dan mereka yang hidup di dunia yang berbeda. Gaib.”
“Hingga saat ini, kisah itu masih menjadi tanda-tanya bagi mereka semua. Mengapa? Dan kualifikasi apa hingga manusia itu mendapat kekuatan naga? Makhluk paling kuat sejagat raya.”
“Dan hari ini, mereka semua di kejutkan dengan malam yang terang benderang akan cahaya yang memancar indah di langit sana. Perpaduan warna biru putih ungu itu menampilkan bulan besar yang cerah. Akankah rumor itu menjadi suatu kenyataan? Kim Jeon Woo itukah kau?”
Krieettt Brakkk
“Arggh sakit sekali.”
Kim Jeon Woo, pemuda itu tiba-tiba saja terbangun dari kematiannya. Raut wajah terkejutnya terlihat penuh dengan tanda tanya saking herannya ia di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Apakah bunuh dirinya itu tidak berhasil? Siapa orang yang nekat menolongnya di sungai yang dalam itu? Tapi mengapa dirinya saat ini berada di ruangan mayat?
Tak bisa di pungkiri bahwa selain dirinya masih ada beberapa jenazah yang sudah tertutup kain putih dan berjejer rapi di ruangan itu. Kim Jeon Woo melihat dirinya sendiri yang kini sudah telanjang bulat dan hanya kain putih saja sebagai penutup tubuh polosnya itu.
Di raba-raba lah semua anggota tubuhnya khawatir bahwa dirinya benar-benar hidup dan bukan sosok arwah. Setelah beberapa kali pembuktian bahwa dirinya masih hidup Kim Jeon Woo terdiam tak bisa berkata-kata saat ini ia tak tahu harus berbuat apa sedangkan pintu kamar itu tertutup rapat.
Kim Jeon Woo mencoba untuk berdiri di lantai yang sangat dingin itu, sangat dingin hingga kulit kakinya yang putih semakin putih dengan suhu di ruangan tersebut. Kim Jeon Woo melirik ke sana kemari karena dirinya ada rasa takut berada di ruangan yang sama dengan para jenazah yang lain.
Masih terbesit dalam pikirannya, mungkinkah ia hidup kembali setelah mati? Sesaat dirinya melangkah menuju pintu keluar tiba-tiba saja ada orang yang membuka pintu tersebut dengan lebar, sontak mereka yang melihat Kim Jeon Woo berdiri di hadapan mereka melebarkan kedua bola matanya hingga berdiri dalam keadaan kaku.
“Ki-Kim Jeon Woo.” Yoon Gi Il terbata-bata mengucapkan nama Kim Jeon Woo.
Korban dari kasus bunuh diri kini sedang berdiri normal di hadapan mereka dengan tubuh tak lagi pucat pasi. Ae Mi Yun, gadis itu masih tetap dalam keadaan terbujur kaku hingga saat Yoon Gi Il menyadarkannya barulah tubuhnya perlahan-lahan bergerak.
“Ae Mi Yun sadarlah.” Yoon Gi Il menggoyangkan kedua bahu Ae Mi Yun agar gadis itu kembali normal.
Perlahan bola mata Ae Mi Yun bergerak ke arah Yoon Gi Il sembari bibirnya sedikit bergerak.
“Ya?”
“Kim Jeon Woo tetaplah berdiri di sana. Ae Mi Yun cepat panggilkan dokter!" Yoon Gi Il segera memberi perintah.
Ae Mi Yun bergegas pergi dari ruangan mayat tersebut dan memanggil dokter sedangkan Yoon Gi Il perlahan-lahan mendekat ke arah Kim Jeon Woo. Keduanya berhadapan satu sama lain dengan pertanyaan yang sudah ada di kepala mereka masing-masing.
Siapa dia? Batin Kim Jeon Woo
Bagaimana bisa dia masih hidup? Batin Yoon Gi Il
“Kim Jeon Woo kau....”
Sebelum Yoon Gi Il melanjutkan ucapannya yang terhenti oleh kedatangan dokter, pria itu langsung mundur ke belakang membiarkan dokter memeriksanya sedang Ae Mi Yun sudah sangat penasaran apa yang sedang terjadi saat ini.
Seseorang tidak mungkin masih hidup saat tubuhnya sudah dalam keadaan kaku di sungai sana, aliran darah yang sudah terhenti dan juga jantung tak lagi berdetak itu semua sangat mustahil untuk di percaya bahwa saat ini Kim Jeon Woo dalam keadaan baik-baik saja bahkan terlihat sangat sehat.
Kini Yoon Gi Il maupun Ae Mi Yun lebih memilih menunggu pernyataan dokter di banding mereka menerka-nerka sendiri. Terbesit dalam pikiran mereka kalau Kim Jeon Woo sedang mendapat keberuntungan yang sangat hebat.
“Sangat mustahil Kim Jeon Woo masih hidup, jelas-jelas saat itu tubuhnya sangat dingin. Pak, bagaimana ini? Kasusnya..” Banyak sekali hal yang Ae Mi Yun pikirkan saat ini.
Gadis itu hanya bisa memeluk tubuhnya sendiri karena suhu di sana sangatlah dingin di tambah kejadian tadi yang membuatnya merinding. Yoon Gi Il masih diam saja, pria itu juga bertanya-tanya dalam benaknya dan di saat dokter menghampiri mereka, dokter tersebut menyuruh keduanya berbincang di ruangan lain.
Kang Sin Won duduk di meja kerjanya yang kini sedang berhadapan dengan kedua polisi itu dengan tatapan yang sangat serius. Kang Sin Won yang sebagai dokter sekaligus direktur di rumah sakit itu terlihat menghela nafasnya sembari menjelaskan apa yang sedang terjadi.
“Kim Jeon Woo, hah....” Kang Sin Won menghela nafasnya sembari melepaskan kacamata yang dipakainya.
Pria yang sudah lima puluh tahunan itu sudah tua terlihat dari keriput di wajahnya, saat akan menjelaskan pun Kang Sin Won terlihat keheranan sendiri tapi ia tetap harus memberikan penjelasan.
“Dia baik-baik saja.”
Mendengar itu, Ae Mi Yun segera menyela dengan cepat.
“Tapi bukankah dia sudah mati sebelumnya? Bagaimana hal itu bisa terjadi? Itu benar-benar tidak masuk akal.”
“Kami juga tidak tahu mengapa, sudah sangat jelas saat tim medis membawa tubuhnya dalam keadaan tidak bernyawa. Tubuh manusia tidak bisa bertahan dalam air selama berjam-jam apalagi saat kalian menemukannya di malam hari, air di sana sangatlah dingin.” Kang Sin Won tak mampu menyembunyikan ekspresi herannya saat ini yang terlihat sangat jelas.
Dia mengambil beberapa lembaran kertas hasil pemeriksaan sebelumnya lalu di perlihatkan pada mereka berdua, begitu pun dengan beberapa foto dan video sebagai bukti.
“Tubuhnya sudah membeku selama empat jam, peredaran darah maupun jantung sudah tak berfungsi sebelumnya, tak mungkin kami salah, orang biasa pun pasti mengenali antara yang sudah mati maupun tidak.”
Yoon Gi Il membaca semua isi dalam kertas itu sembari ia juga menambahkan sesuatu dan memberitahukan pada Kang Sin Won.
“Empat jam? Kepolisian menemukan tubuhnya hanya dalam waktu tiga puluh menit, orang yang melaporkannya sudah sangat terlambat.”
Mereka bertiga pun terdiam sejenak dalam pikirannya masing-masing namun Yoon Gi Il terus menggali informasi karena menurut firasatnya ada yang tidak beres dengan kasus ini.
“Saat pemeriksaan berlangsung, bagaimana kondisi tubuhnya? Apa semuanya baik-baik saja?”
Pertanyaan yang di ajukan Yoon Gi Il membuat Kang Sin Won mengernyitkan alisnya mulai berpikir.
“Aku tidak langsung mengautopsinya karena butuh ijin lebih dulu dari keluarga korban tapi kami tetap melakukan pemeriksaan fisik bagian luar.”
“Lihatlah foto-foto ini.” Seraya menunjukkan foto-foto di layar komputernya.
“Kim Jeon Woo sepertinya sudah mengalami kekerasan secara fisik. Banyak sekali lebam di tubuhnya dan sepertinya semua luka itu tidak diobati sama sekali akibatnya luka itu semakin bertambah parah. Terlihat juga luka bagian punggungnya yang sangat parah ini bisa di akibatkan luka yang belum sembuh di tambah lagi dengan luka yang lain. Entah berapa banyak penderitaan yang dia alami selami ini.”
Saat menjelaskan hal itu Kang Sin Won terlihat sedih dan prihatin mengingat kembali luka yang sebelumnya ada pada tubuh Kim Jeon Woo.
Sebelumnya?
“Tapi saat kami melakukan pemeriksaan tadi, semua luka di tubuhnya mulai terlihat baik-baik saja tidak ada luka yang parah seperti ini.” Jelasnya sembari berpikir keras.
“Mungkinkah semua itu keajaiban?” Gumamnya yang masih di dengar oleh kedua polisi itu.
Profesi mereka sebenarnya lebih dari sekedar polisi, mereka penyidik dan biasanya kasus yang mereka dapatkan adalah kasus yang ringan bukan kasus berat yang seperti ini.
Kasus ini, sangat membingungkan.
“Kalau begitu bagaimana selanjutnya pak?” Tanya Ae Mi Yun.
Mendengar itu Yoon Gi Il segera berdiri dan mengakhiri kasus ini tanpa memperpanjangnya.
“Karena korban sudah kembali dengan sehat kita akhiri saja kasus ini.” Ucap Yoon Gi Il membuat Ae Mi Yun terheran dengan keputusan ketuanya tersebut.
Gadis itu sebenarnya masih tak percaya kalau orang mati kembali hidup dan itu semua adalah kasus mereka saat ini.
“Seperti yang Anda pikirkan dokter, mungkin semua ini keajaiban. Terima kasih atas kerja samanya, kami akan segera menemui Kim Jeon Woo dan mengakhiri kasus ini.” Yoon Gi Il segera menjabat tangan Kang Sin Won yang hanya terdiam kaku tanpa membalas Yoon Gi Il.
Akhirnya mereka berdua pun bergegas pergi menghampiri Kim Jeon Woo yang saat ini sudah berada di ruangan yang berbeda, bukan lagi ruang mayat.
“Tapi pak, Anda yakin akan menghentikan kasus ini begitu saja? bagaimana dengan keluarga korban yang sudah di hubungi mungkin mereka sudah mempersiapkan pemakamannya.” Pikir Ae Mi Yun.
Namun semua dugaan Ae Mi Yun saat ini langsung di tepis oleh Yoon Gi Il dengan memberikan penjelasan langsung padanya. Yoon Gi Il sendiri pun sebenarnya heran mengapa hingga saat ini belum ada satu pun orang yang mencari jasad Kim Jeon Woo di rumah sakit bahkan Han Ki Seok yang paling awal di suruh olehnya untuk menghubungi keluarga korban sampai saat ini belum memberi laporan.
“Ae Mi Yun.” Yoon Gi Il segera merangkul pundak gadis itu, menatap matanya langsung seolah meyakinkannya untuk tetap bersabar dalam menjalankan kasus ini.
“Jika semua orang mengetahui kejadian ini sudah pasti Kim Jeon Woo menjadi orang yang paling terkenal dalam sekejap tapi pikirlah sampai saat ini tidak ada satu pun keluarganya yang mencarinya. Kekerasan di dalam sekolahnya juga pasti ada hubungannya dengan kasus ini begitu pun dengan semua luka di tubuhnya. Untuk saat ini kita konfirmasikan saja bahwa kasus ini selesai.” Jelas Yoon Gi Il dengan saat rinci.
Tak lama kemudian mereka berdua sampai di ruangan Kim Jeon Woo, di sana dia sedang duduk menyender di ranjangnya sembari menyibukkan diri dengan nampan makanannya. Ruangannya saat ini berada di ruang VIP karena itulah Kim Jeon Woo sedikit bebas di kamarnya tanpa ada orang lain selainnya.
Pintu kamar terbuka membuat Kim Jeon Woo mendongakkan kepalanya melihat ke arah dua polisi itu. Yoon Gi Il segera memperkenalkan diri begitu pun dengan Ae Mi Yun.
“Sebelumnya kami berdua belum memperkenalkan diri dengan baik, saya Yoon Gi Il ketua kepolisan sekaligus penanggung jawab kasus bunuh diri Anda Kim Jeon Woo dan ini rekan saya Ae Mi Yun.”
Ae Mi Yun membungkuk sedikit begitu pula dengan Kim Jeon Woo memberinya balasan hormat yang sederhana, pemuda itu masih belum berkata apa-apa dikarenakan Yoon Gi Il segera menyuruhnya bekerja sama saat ini juga.
“Saya harap Anda bisa meluangkan waktu Anda untuk bekerja sama dengan kami.”
Mendengar hal tersebut mau tidak mau Kim Jeon Woo mengangguk dan mereka memulai pembahasan kasus ini. Mereka bertiga pun lalu berkumpul di meja yang berada di samping ranjang pasien yang terdapat di ruangan tersebut.
“Kim Jeon Woo siswa kelas 11 SMA TON JI BI di temukan tewas di sungai Gwangan pukul 21.30 malam, kasus masih dalam proses dan saat ini korban sudah kembali selamat.”
Singkat padat jelas itulah yang setidaknya Yoon Gi Il katakan di hadapan Kim Jeon Woo saat ini. Pria itu sedikit mengangkat tangannya seolah tak tahu lagi harus berbuat apa namun ia pun lalu melanjutkan pertanyaan pada Kim Jeon Woo.
“Bisa kau jelaskan pada kami atau setidaknya beri jawaban kecil pada pertanyaan yang akan saya ajukan sekarang.” Ucapnya sembari menatap Kim Jeon Woo dengan tajam dan hal tersebut membuat Kim Jeon Woo sedikit gugup.
“Baik.”
Satu kertas sudah berada di tangan Yoon Gi Il saat ini sedangkan Ae Mi Yun sudah siap dengan rekaman dan video.
“Apa kau ada masalah di sekolahmu dan juga rumahmu hingga memutuskan untuk bunuh diri?”
Sesaat Kim Jeon Woo terdiam belum menjawabnya, bola matanya yang melihat ke bawah membuatnya terlihat sedang berpikir keras. Gerakan tangannya dan juga jawaban dengan suara kecil mengartikan bahwa memang benar ia sedang ada dalam masalah.
“I-iya.” Jawabnya sembari menundukkan kepala.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!