"Mulai sekarang kamu akan tinggal di sini" ucap Raja hingga membuat Viana merasa heran. Bukankah mereka sudah menikah, tapi kenapa hanya Viana saja yang tinggal di rumah ini. Lalu, di mana suaminya itu akan tinggal jika tidak bersama dengannya?
"Maksudnya bagaimana Mas?" tanya Viana memberanikan diri untuk bertanya pada suaminya.
"Maksud ku sudah jelas Viana. Kamu akan tinggal di sini mulai sekarang dan nanti ada seorang pembantu yang menemani kamu karena aku tidak bisa setiap hari bersama kamu di sini. Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan di luar sana, tapi aku akan berusaha sebisa mungkin untuk pulang setiap hari." ucap Raja yang membuat Viana mulai mengerti dengan apa yang dimaksud suaminya.
Ini adalah malam pertama mereka sebagai sepasang suami istri, tapi dia malah ditinggal begitu saja oleh Raja. Sedih, Viana tidak merasa sedih sama sekali karena dia berpikir bahwa suaminya akan pergi bekerja. Tanpa dia tahu apa yang terjadi sebenarnya.
Raja bergegas pergi meninggalkan rumah ini, tapi dia kaget ketika Viana memanggil namanya.
"Mas Raja..." panggil Viana hingga membuat Raja berhenti melangkah dan berbalik ke arahnya.
"Hati-hati di jalan," ucap Viana yang mengambil tangan suami dan mencium punggung tangan pria itu. Dia melakukan apa yang memang harus dilakukan olehnya. Viana sudah menikah saat ini dan dia harus patuh pada suaminya. Berharap bahwa semuanya akan baik-baik saja.
"Ya," jawab Raja datar dan berlalu dari hadapannya.
Sedangkan Viana sendiri mulai memasuki rumah tempat di mana dia tinggal sekarang. Dia hanya seorang perawat yang merawat mendiang Ayahnya Raja dan pernikahan ini pun terjadi karena permintaan terakhir mendiang ayah mertuanya itu. Itu pun baru di ketahui Raja dan dia saat setelah pemakaman mendiang ayah mertuanya.
Raja berada dalam perjalanan untuk pulang ke rumahnya. Semua ini terjadi begitu tiba-tiba dan dia tidak menyangka jika dia bisa menikahi suster ayahnya. Karena surat wasiat itu pula Raja harus menikahi wanita yang tidak dicintainya sama sekali bahkan dia hanya mengetahui jika Viana adalah suster sekaligus perawat ayahnya. Mereka memang sering bertemu dan bahkan hampir setiap hari bertemu di rumah sakit saat ayahnya masuk rumah sakit sedangkan dia sendiri sibuk dengan pekerjaannya. Tapi semua itu terjadi dengan begitu tiba-tiba, sehingga mau tidak mau dia menikahi Viana.
"Apa yang harus aku lakukan saat ini?" tanya Raja yang merasa frustrasi dengan semua ini. Apalagi Giselle yang terus saja mempertanyakan hubungan mereka dan kapan mereka menikah membuat kepala Raja ingin meledak saat itu juga.
Di saat dia tengah melamun, tiba-tiba saja ponselnya berdering dan itu panggilan masuk dari Giselle.
"Hallo, sayang..."
"Kamu di mana? kenapa belum datang?" tanya Giselle karena dia sudah kesal dengan Raja yang belum juga sampai hingga membuatnya merasa bosan.
"Sebentar lagi aku sampai. Tadi ada pekerjaan yang harus aku kerjakan di luar. Tunggu sebentar lagi oke," ucapnya yang berharap bahwa istrinya bisa mengerti dengan keadaan mereka saat ini. Lebih tepatnya keadaan dia yang baru saja kehilangan ayahnya.
"Kamu itu nyebelin!" Giselle marah karena Raja terlalu lama menjemputnya. Apalagi mereka akan menghadiri acara pesta pernikahan rekan artisnya Giselle.
"Iya sayang, sabar sebentar lagi oke." ucap Raja sekali lagi berharap bahwa Giselle mengerti.
Tut!
Sambungan teleponnya di tutup begitu saja oleh Giselle secara sepihak karena dia tidak ingin berbicara lebih banyak lagi dengan suaminya.
***
Sudah dua hari ini Viana tinggal di rumah sendirian dan hari ini tiba-tiba saja dia mendapatkan tamu. Dia mendapatkan seorang tamu yang katanya seorang pembantu kiriman dari Raja.
Ya, sudah dua hari ini pula suaminya itu tidak pulang ke rumah dan dia merasa sendirian di sini tapi dia tidak bisa menghubunginya. Viana tidak memiliki nomor ponsel Raja sama sekali jadi dia tidak tahu harus menghubungi siapa.
"Maaf mbak, saya Rina pembantu yang pak Raja kirim untuk membantu dan menemani Mbak Viana di rumah ini. Saya juga sudah membawa beberapa bahan makanan dan ini juga kiriman dari bapak." Rina, tersebut memberikan dua buah kartu ATM pada Viana dan itu semua titipan dari Raja.
"Oh, iya terima kasih. Silahkan masuk." Viana mempersilahkan Rina untuk masuk ke dalam rumah mereka. Lebih tepatnya rumah pemberian Raja untuknya.
"Terima kasih mbak," ucap Viana pada Rina.
Mereka sudah masuk ke dalam rumah, dan Viana juga langsung masuk ke dalam kamarnya karena dia belum mandi. Viana menghabiskan banyak waktu di dalam kamar mandi tanpa dia tahu jika saat ini Raja sudah berada di dalam kamar mereka.
Viana yang baru saja keluar dari kamar mandi langsung kaget ketika melihat Raja yang sudah berada di dalam kamar mereka saat ini.
"Mas Raja," ucap Viana dengan kaget ketika melihat suaminya.
Begitu juga dengan Raja yang melihat penampilan Viana saat ini. Dia terkejut ketika melihat penampilan istrinya yang seperti itu.
Ini adalah akhir pekan dan dia memutuskan untuk melihat keadaan Viana.
"Aku mau mandi!" jawab Raja yang langsung bergegas masuk ke dalam kamar mandi karena tidak ingin terlalu melihat bagaimana penampilan Viana saat ini yang bisa saja membuat dirinya lupa diri nantinya. Apalagi ketika melihat bagaimana kulit putih Viana yang bisa membuatnya gila.
Raja tidak munafik, dia bukan pria yang tidak bergairah. Dia kerap beberapa kali melakukan hubungan intim dengan Giselle dan setiap kalinya Giselle yang selalu mengajaknya.
"Mas Raja kenapa?" tanya Viana merasa kaget dengan suaminya yang tidak terbiasa dengan keadaan mereka saat ini. Bahkan Raja terlihat sangat cangung sekali.
"Ah sudahlah. Aku akan menyiapkan pakaiannya dan juga makan siang. Mungkin dia lelah." Viana bersiap lalu menyiapkan makan siang untuk suaminya.
Begitu juga dengan Raja yang baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat pakaiannya sudah berada di atas tempat tidur dan dia yakin bahwa yang menyiapkan itu semua adalah Viana.
Raja sendiri juga langsung turun ke lantai 1 karena dia memang sudah sangat lapar. Dia harap bawa di rumah ini ada makanan yang bisa dimakan olehnya, jika tidak ada makanan pergi keluar untuk makan. Tanpa diduga oleh Raja bahwa di meja makan sudah tersedia beberapa macam makanan dan bahkan ada ayam yang baru saja di goreng karena itu masih hangat. Apa Viana yang menyiapkan semua ini bayinya bertanya.
Sedangkan Viana juga langsung lu makan makanan untuk suami ketika melihat pria itu sudah datang ke meja makan.
"Makan Mas?" tanya Viana yang melihat Raja sudah duduk di kursinya.
"Ya, tapi aku tidak suka pedas. Aku tidak bisa makan makanan terlalu pedas." jawab Raja karena memang dia tidak bisa makan terlalu pedas.
"Oh iya, ini gak pedas. Tapi Mas boleh mencobanya lebih dulu." Viana mengambil sepotong gading cumi kuah pedas buatannya lalu menyiapkan sendok tersebut pada Raja hingga membuat pria itu langsung memundurkan wajahnya.
"Maaf, mas boleh mencobanya lebih dulu. Ini pedas atau tidak. Jika pedas tidak perlu memakannya." ucap Viana hingga membuat Raja memakan sepotong daging cumi kuah pedas buatan Viana.
"Bagaimana?" tanya Viana lagi.
"Aku bisa memakannya." jawab Raja.
***
Setelah makan, siang, Viana tidak melihat keberadaan Raja di mana pun. Dia berusaha mencari keberadaan suaminya dan ternyata suaminya sedang berada di halaman belakang dengan laptopnya.
Melihat itu membuat Viana memberanikan dirinya untuk menghampiri pria itu dan bertanya apa saja yang bisa membuat hubungan mereka semakin dekat nantinya.
"Mas," panggil Viana ketika dia duduk di samping Raja yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.
"Ada apa?" tanya Raja ketika melihat Viana yang menghampirinya.
"Tidak ada, aku mencari keberadaan kamu tadi dan ternyata kamu di sini." ucap Viana. Keduanya sama-sama diam lagi setelah tidak ada jawaban dari Raja.
Viana sendiri masih menimbang apakah dia harus mempertanyakan tentang hal ini atau tidak. Tapi rasa penasaran itu terus saja menghantuinya hingga membuat dia membenarkan diri untuk bertanya lagi.
"Mas..." panggilnya lagi untuk kedua kalinya.
"Apa?" tanya Raja lagi karena dia berpikir pasti ada yang ingin Viana bicarakan dengannya saat ini.
"Katakan saja apa yang ingin kamu tanyakan. Jangan terlalu banyak membuang waktu ku. Aku terlalu sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk membicarakan tentang omong kosong seperti ini!" jawab Raja.
Dia merasa Viana ini terlalu banyak membuang waktu hanya untuk bertanya seperti itu saja.
"Maaf, aku hanya ingin bertanya kenapa kamu setuju dengan pernikahan ini? Bukankah kamu bisa menolaknya? Kita tidak harus menikah bukan?" tanya Vania hingga membuat Raja langsung menutup laptopnya saat itu juga.
"Dengarkan ini baik-baik. Jangan pernah mengungkit apa pun lagi tentang semua ini. Aku sudah memenuhi janji ku pada ayah ku untuk menikahi mu sesuai dengan syarat wasiatnya. Jika kamu bertanya mengapa aku menikahimu, maka jawabannya hanya satu. Aku menikahi mu hanya untuk memenuhi permintaan terakhir ayahku. Kamu sudah mengetahuinya bukan, jadi berhenti bertanya tentang hal ini lagi." jelas Raja yang langsung pergi meninggalkan Viana begitu saja karena dia tidak ingin membahas tentang hal ini lagi.
Apalagi semuanya sudah sangat jelas bahwa semua ini terjadi karena permintaan terakhir mendiang ayahnya.
Sedangkan Viana sendiri hanya bisa menatap sendu pada punggung Raja yang berlalu meninggalkannya dan hilang di balik pintu kaca rumah mereka.
"Apa aku bisa mendapatkan semuanya Mas? Perasaan dan cinta kamu?" Viana terlihat sangat sendu ketika memikirkan tentang hubungan mereka berdua. Apalagi dengan semua ini.
Tapi dia tidak boleh menyerah begitu saja karena teringat dengan kata-kata mendiang ayahnya Raja yang memintanya untuk membuat Raja kembali seperti dulu lagi, sebelum dia kehilangan ibunya.
"Apakah masa lalu kamu terlalu menyakitkan Mas? Apa aku bisa menyembuhkan luka itu?" tanya Viana pada dirinya sendiri. Suara adzan mulai terdengar hingga membuatnya langsung bergegas pergi ke kamarnya untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim yang taat pada agamanya.
Viana sedang melakukan kewajibannya, dan tiba-tiba saja Raja masuk ke dalam kamar mereka. Betapa kagetnya dia ketika melihat istrinya yang sedang sholat seperti itu. Dengan langkah perlahan Raja melewati istrinya agar tidak menganggu wanita itu yang sedang beribadah sampai dia selesai sholat dan berdoa, Viana berjalan menghampiri Raja hingga membuat pria itu merasa aneh.
"Apa?" tanya Raja ketika melihat Viana yang datang padanya.
"Salim, Mas." jawab Viana yang mengambil tangan Raja dan mencium punggung tangannya. Sumpah demi apa pun rasanya dia benar-benar tidak percaya dengan ini semua. Ini adalah pertama kali baginya dia mendapatkan hal seperti ini.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!