NovelToon NovelToon

Kuberikan Suami Benaluku Untuk Pelakor

Bab 1 ~ Pendahuluan ~

" Mas aku pergi dulu jualan,sarapan untuk Yuna dan Yola sudah aku siapkan dimeja,jangan lupa bangunkan mereka." Ucap Sarah sambil menyiapkan semua barang-barang yang akan dia bawa ke pasar untuk jualan nasi hari ini.

Seperti itulah kehidupan rumah tangga Sarah yang sudah berjalan hampir tujuh tahun ini.Anak pertamanya yang bernama Yuna sudah masuk taman kanak-kanak dan yang kedua yola sudah berumur tiga tahun.

"Hmm..." Hannya itu jawaban yang keluar dari mulut Bima yang masih rebahan di atas tempat tidur, sementara Sarah sudah bangun dari jam setengah empat untuk menyiapkan sarapan untuk mereka semua dan juga bahan jualannya.Bima memang sangat beruntung memiliki istri yang baik,pekerja keras dan tidak banyak menuntut.

Kehidupan mereka berjalan begitu mulus selama tujuh tahun ini,sekalipun sebagai kepala keluarga Bima tidak pernah memberikan nafkah kepada Sarah,dia tidak pernah mempermasalahkan itu semua.Bahkan sering sekali Bima malah meminta uang kepada istrinya jika dia tidak punya uang lagi.

Perlahan Bima beranjak dari tempat tidurnya lalu keluar dari kamar menuju kamar kedua putri kecilnya karna sudah tidak bekerja hampir dua bulan ini akhirnya sekarang dia bertugas mengantar jemput putrinya ke sekolah.

" Yuna..Yola bangun...Hari sudah siang." Teriak Bima dari luar kamar sambil berjalan menuju dapur.

Dengan langkah yang malas Bima menuju lemari piring dapur sudah sangat rapi dan sarapan sudah tersaji di meja makan,Bima mengambil gelas lalu membuatkan kopi untuk dirinya sendiri.

"Mentang-mentang aku tidak bekerja Sarah sudah jarang melayaniku,istri macam apa dia setiap hari sibuk mencari uang hingga melupakan kewajibannya sebagai istri,dia sangat beruntung punya suami sepertiku yang tidak mau melirik wanita lain." Ucapnya dalam hati sambil menghela napas panjang.Dia benar-benar lelaki tidak tau malu andaikan dia sadar akan tanggung jawabnya mungkin saja istrinya Sarah tidak akan banting tulang mencari nafkah setiap hari.

Dia duduk di kursi sambil menghisap rokoknya dalam-dalam entah apa yang dia pikirkan intinya dia sudah malas dengan aktifitasnya setiap hari mengantar jemput putri pertamanya ke taman kanak-kanak.

"Pa..Kami sudah siap mana sarapan untuk kami?" Tanya Yuna sambil duduk tempat duduknya.Bima yang sedari tadi sudah menyimpan rasa kesal dia menatap kedua putrinya dengan tatapan tidak suka.

"Kalian berdua kan sudah besar harusnya kalian sudah bisa ambil sendiri,jangan malah menyuruh papa!!"Bentak Bima hingga kedua putrinya ketakutan.

"Ta_tapi pa..

"Tidak ada alasan mulai hari ini kalian urus diri sendiri jangan manja, kalian sudah besar." Tambah Bima dengan wajah marah lalu pergi begitu saja meninggalkan kedua putrinya ke dalam kamar.

"Kakak apa salah kita kenapa papa marah,kenapa ya papa akhir-akhir ini gampang sekali marah padahal dia tidak punya kerjaan seperti mama." Ucap Yola dengan wajah memelas lalu menunduk ketakutan.

" Tidak papa,kakak akan ambilkan sarapan untuk kita." Ucap Yuna lalu dia mengambil piring dari lemari lalu dia menyendok makanan ke dalam piring adiknya.

Disaat dia akan mengambil air minum tiba-tiba dia salah ambil dia malah mengambil air panas hingga dia kaget dan tangannya tersiram air panas hingga dia menjerit kesakitan.

"Auh....Panas..." Teriaknya sambil melempar gelas di tangannya hingga pecah.Bima yang mendengar teriakan itu langsung keluar dari dalam kamar lalu berlari menghampiri kedua putrinya.

" Yuna apa yang terjadi ya ampun apa yang kamu lakukan kenapa gelasnya sampai jatuh dasar anak tolol." Makinya dengan kasar membuat kedua putrinya semakin ketakutan.

"Sekarang ganti pakaian,kamu tidak usah ke sekolah aku akan mengantarmu ke tempat jualan mama kalian ini bisanya hannya menyusahkan saja." Ucapnya sudah tidak tahan lagi.

Tampa memperdulikan luka di tangan Yuna, Bima memaksa kedua putrinya masuk ke kamar untuk ganti pakaian begitu juga dengannya,dia juga masuk ke dalam kamarnya mengabaikan semua kekacauan yang ada di dapur.

Setelah kedua putrinya keluar dari dalam kamar,dengan mengendarai sepeda motornya dia pergi ke pasar menemui istrinya yang sedang sibuk melayani para pembeli.Karena masih pagi istrinya masih sibuk melayani orang-orang yang sedang sarapan.

"Mas kenapa tidak mengantar Yuna sekolah,kenapa malah membawa mereka kemari?" Tanya Sarah disela-sela kesibukannya.Bukannya menjawab pertanyaan istrinya dia malah mendekati Sarah ke tempatnya lalu dengan suara setengah berbisik dia meminta uang kepada istrinya.

Sarah sangat tau betul dengan sikap Bima dia akan sangat marah kalau permintaanya ditolak dengan berat hati dia memberikan tiga lembar uang ratusan ribu.Setelah mendapat apa yang dia mau dia meninggalkan tempat kerjaan istrinya tanpa mau membantu padahal istrinya begitu sibuk melayani para pembeli.

Setelah hari sudah mulai siang dan pembeli sudah mulai sepi Sarah mendekati kedua putrinya yang sedang duduk di kursi sudut warungnya saat itu matanya tertuju dengan bekas merah melepuh di tangan putrinya.

"Yuna apa yang terjadi dengan tangan mu? dan kenapa kamu tidak sekolah hari ini?"Tanya Sarah sambil meraih tangan putrinya.

"Ini semua gara-gara papa...Dia menyuruh kami untuk ambil makan sendiri,akhirnya tangan kakak kena air panas." Yola mengadu kepada ibunya membuat darah Sarah mendidih mendengar pengaduan putrinya.

"Keterlaluan mas bima,masak mengambil sarapan untuk anaknya saja dia tidak bisa,keterlaluan." Ucapnya dalam hati dengan amarah yang dia tahan.

"Jadi kalian sudah makan?"

"Belum,papa tadi marah-marah terus." Jawab Yola putri keduanya.Sarah langsung mengambil dua porsi makanan untuk kedua putrinya lalu mengoleskan salep ke tangan Yuna. Sebenarnya dia sangat marah kepada suaminya tapi dia tidak bisa berkata-kata.

Setelah sore harinya dia kembali ke rumah setelah semua jualannya terjual habis,sepanjang hari moodnya sangat buruk karena tangan Yuna yang terluka karena kelalaian suaminya dan bahkan Yuna tidak masuk sekolah hari ini.

Sesampainya di rumah,keadaan rumah masih sepi,dia segera ke dapur setelah menyuruh kedua putrinya masuk ke dalam kamar untuk istrahat.

"Ya ampun kenapa dapur begitu berantakan,mas Bima memang semakin keterlaluan,apa sih yang dia lakukan hingga membereskan ini saja dia tidak bisa." Sarah terus mengomel sambil membereskan semua kekacauan dapur.

"Kalian sudah pulang,tumben cepat,buatkan aku makan aku sangat lapar!!" Bima menarik kursi lalu duduk dengan santai tanpa rasa bersalah atas kejadian tadi pagi.Sarah yang sudah menahan rasa kesal sejak pagi langsung membuang kain lap yang ada di tangannya lalu berbalik menatap suaminya yang sedang duduk di kursi.

"Mas...Kamu memang keterlaluan sekali ya,bisa-bisanya kamu tidak merasa bersalah atas perbuatan mu terhadap Yuna tadi pagi,bahkan kamu tidak mengantarnya ke sekolah!!!" Bentak Sarah sambil menatap Bima dengan tatapan penuh amarah.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Bab 2 ~ Suami egois ~

Bukannya merasa takut atas kemarahan istrinya Bima malah menatap balik kepada Sarah dengan tatapan yang tidak kalah menakutkan.

"Keterlaluan apanya? memangnya aku salah mendidik mereka agar lebih mandiri Yuna itu sudah besar seharusnya mengambil sarapan untuknya dan juga adiknya dia harus sudah bisa,kamu mau memanjakan mereka seperti itu?" Bima berdiri sambil menatap Sarah dengan tatapan penuh kemarahan.

Sarah dari dulu sudah tau kalau pria yang menikahinya tujuh tahun yang lalu bukanlah pria yang mau mengalah dia tidak pernah mau kalah walaupun dia sebenarnya salah.

"Tapi mas mereka itu masih kecil apa salahnya kamu membantu mereka untuk mengambil sarapannya_

"Brak....Sudahlah,kamu memang istri yang tidak tau sopan,mentang-mentang kamu yang cari uang di rumah ini kamu jadi sesuka hati merendahkan suamimu sendiri,lihat kewajiban mu sebagai istri pun kamu sudah lupa,harusnya kamu bersyukur punya suami sepertiku." Bima membanting kunci ke atas meja hingga terdengar suara gaduh dan kedua putrinya keluar dari kamar melihat pertengkaran kedua orang tuanya.

Bima mengambil kembali kunci yang dia banting ke meja barusan lalu pergi dengan wajah yang masih terlihat marah.Sarah memegangi dadanya lalu duduk di kursi sambil menarik napas berat.

"Aku lagi yang salah,lupa...Aku lupa kewajiban ku sebagai istri seharusnya dia malu untuk mengatakan itu,beruntung bukannya dia yang beruntung menikah dengan wanita seperti ku yang tidak pernah mempermasalahkan apa pun aku hannya fokus bekerja kelak kedua anakku bisa sekolah tinggi dan menjadi orang sukses." Ucapnya dalam hati.Sarah mengabaikan semua ucapan suaminya barusan karena baginya tidak ada yang lebih penting di dunia ini selain cari uang yang banyak kelak dia bisa melunasi sisa hutang saat dia membeli rumah yang dia tempati.

Sarah memang wanita yang sangat ambisius dengan semua keinginannya dan mungkin itulah yang membuat suaminya melupakan kewajibannya sebagai seorang suami.Sarah seorang wanita yang enggan meminta-minta kepada suaminya,apalagi setahun pernikahan mereka dulu suaminya yang sedikit malas bekerja keras membuatnya semakin tidak berani berharap lebih kepada pria itu.

"Ma...Papa marah sama mama gara-gara kejadian tadi pagi Yuna tidak papa Bu,mulai besok Yuna pergi saja sendiri ke sekolah,aku tidak mau membuat mama terbebani." Ucap Yuna yang baru saja menghampiri ibunya yang sibuk membereskan piring-piring yang kotor dari warung tadi.

Sarah yang membalikkan badannya lalu tersenyum mendengar ucapan putrinya,dia memeluk Yuna yang sudah mengerti keadaan hal kedua anaknya memang alasan yang pertama untuk bekerja keras siang malam.

"Sayang,mama tidak terbebani sama sekali,mama malah sangat bahagia memiliki dua anak gadis yang cantik dan pintar,maafkan papa ya sayang,mungkin dia banyak pikiran karena belum menemukan pekerjaan yang cocok." Ucapnya sambil memeluk Yuna.

"Nanti mama akan mencari tukang ojek yang bisa mengantar jemput mu setiap hari.Mulai besok kamu harus sekolah,papa tidak perlu mengantar mu lagi.Maafkan mama ya nak karena belum bisa menjadi mama yang sempurna untukmu dan adikmu,mama bekerja keras untuk masa depan kita semua,mama belum bisa seperti mama anak-anak lain yang bisa mengantar jemput mereka setiap hari." Ucap Sarah lalu mengusap rambut Yuna dan memeluknya dengan erat.

"Jangan bicara seperti itu ma,aku sangat bangga punya mama pekerja keras,bahkan aku tidak pernah mendengar mama menuntut apa pun kepada papa,tapi papa sangat egois."

"Hus... Tidak boleh bicara seperti itu,sekarang kamu masuk kamar mama mau melanjutkan pekerjaan mama,karena sebentar lagi mama akan belanja untuk jualan mama nanti malam." Ucapnya sambil melepaskan pelukannya dari tubuh Yuna kembali ke wastafel untuk menyelesaikan sisa pekerjaanya.

Setelah semua pekerjaanya selesai,dan rumah sudah kembali bersih dan makanan sudah di hidangkan,Sarah bergegas meninggalkan rumah untuk pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumahnya,dia ingin belanja semua perlengkapan jualannya nanti malam,selain jual makanan di pasar setiap malam juga Sarah jualan kopi di taman,dia sudah menekuni usahanya itu hampir empat tahun ini dan hasil dari jualan kopi omsetnya paling banyak dan itu juga yang membuat pundi-pundi tabungannya semakin banyak.

Sarah kembali ke rumahnya setelah semua barang yang diinginkan sudah ada di keranjang belanjaannya saat dia akan menaiki ojek tiba-tiba dia melihat tetangganya yang bekerja sebagai gojek.

" Meri kamu sedang apa disini kamu tidak narik hari ini?" Tanya Sarah sambil mendekati Meri yang juga saat itu hendak pulang.

"Aku sedang belanja mingguan,anakku demam jadi aku tidak bisa diluar lama-lama kamu mau pulang juga ya sudah kita pulang bareng saja kita kan searah."Tawar Meri dengan ramah.Dia juga wanita yang mandiri tapi dia beruntung dia punya suami yang bertanggung jawab walaupun gajinya masih kecil dan itu yang membuatnya bekerja.

"Oke kita pulang." Mereka segera meninggalkan pasar,hingga akhirnya mereka sampai di depan rumah Sarah,Meri menghentikan sepeda motornya.

"Mery aku mau minta tolong mulai besok kamu mau tidak bekerja untukku mengantar jemput Yuna ke sekolahnya,kamu tau sendiri aku sibuk,aku tidak punya waktu untuk mengantarnya,aku bisa membayar mu sesuai keinginan mu,mingguan atau bulanan."Mery terlihat bingung saat Sarah meminta tolong untuknya,dia memang tau kalau suami dari tetangganya itu agak pemalas tapi dia sedikit aneh saja karena yang dia tau suami Sarah sedang pengangguran.

"Lah memangnya suami mu kemana,apa dia tidak mau membantu mu mengurus anak-anak mu,Sarah jadi wanita jangan terlalu baik dan mandiri bisa-bisa suami mu semakin keenakan." Ucap Mery mengingatkan Sarah.

"Sudahlah jangan dibahas,aku hannya ingin anakku sekolah kalau berharap ma suami yang ada hannya membuatku makin emosi dan kesal.Kamu bisa kan?" Tanyanya kembali mengalihkan.

"Oke bisa,kamu bayar aku tiap bulan saja,aku ingin punya tabungan,oke aku pergi dulu ya anakku menunggu di rumah." Ucap Mery lalu dia segera menghidupkan sepeda motornya.

Sarah mengangkat semua barang belanjaannya,lalu masuk ke dalam rumah,di halaman dia sudah melihat sepeda motor yang dipakai suaminya,itu artinya suaminya sudah kembali ke rumah.

Wajah Bima masih terlihat kesal saat Sarah masuk ke dalam rumah,Sarah juga yang masih kesal mengabaikan keberadaan suaminya bahkan dia tidak menyapa suaminya dia langsung pergi ke dapur tanpa menoleh sedikit pun.

" Lihatlah betapa sombongnya dia,semakin hari dia semakin tidak menghargai ku." Sungutnya dia menyusul Sarah yang sudah pergi ke dapur.

" Kamu bahkan tidak meminta maaf kepadaku,hmm aku tau kamu sombong karena kamu bisa cari uang,kamu lupa istri akan masuk neraka kalau tidak menghormati suaminya." Ucap Bima dengan nada kesal.

" Kamu minta maaf dulu kepada Yuna,lihat tangan Yuna ada bekas itu semua karena kamu tidak peduli dengan mereka,dan satu lagi seharian ini kamu kemana saja?"

🌺🌺🌺 Bersambung 🌺🌺🌺

Bab 3 ~ Kamu merendahkan suami mu ~

Bima menatap Sarah,dia mengira istrinya itu sudah tidak marah lagi setelah dia pergi nongkrong di ujung jalan bersama para pria pengangguran yang hannya menumpang hidup kepada para istrinya.

"Kamu menyuruhku minta maaf kepada anak-anak? apa sikap mu itu tidak berlebihan bagaimana bisa orang tua minta maaf kepada anak,aku hannya ingin mengajari mereka tanggung jawab dan bersikap mandiri." Ucap Bima dengan nada yang mulai tinggi.

"Tidak ada yang salah mas,jika memang kamu papa yang baik bagi mereka kamu harus mengakui kesalahan mu,dan itu juga akan membuat mereka menjadi orang yang akan menghargai mu kalau tua nanti." Jawab Sarah dengan nada santai tapi cukup menusuk.

Bima yang tadi sempat berdiri,sekarang dia kembali duduk lalu menghela napas berat,rasanya dia cukup kecewa atas sikap Sarah yang memperpanjang masalah itu.

"Aku tau kamu tidak menghargai karena aku tidak bekerja,dan aku juga belum bisa mencukupi kebutuhan kalian,aku tau itu yang membuatmu tidak menghargai ku." Ucap Bima dengan nada yang sudah rendah.Sarah yang sedang menyusun barang belanjaannya malah tertawa kecil walau sebenarnya tidak lucu,dia tertawa mendengar ucapan suaminya yang dia nilai terlalu berlebihan,karena sejak mereka menikah tujuh tahun yang lalu yang dia ingat dia hannya pernah menerima nafkah beberapa kali itu pun hannya cukup untuk makan seminggu dengan lauk seadanya.

"Kenapa kamu tertawa,kamu menghinaku_

"Sudahlah mas, aku tidak mau berdebat,kamu tau kan selama pernikahan kita aku selalu menghindari keributan,aku hannya berharap kamu sadar akan posisi mu." Ucap Sarah lalu dia meninggalkan suaminya di dapur dengan wajah pucat pasi.

Sarah tidak peduli dengan wajah pucat suaminya.Sejak menikah dengan Bima dan pria itu tidak bisa memberikan nafkah layaknya seorang pria bertanggung jawab Sarah memang kadang kurang menghargai pria itu,tapi semua itu bukan dari hati dia hannya ingin Bima sesekali memperlakukan dirinya sebagai istri bukan sebagai tulang punggung keluarga kecilnya.

Sesampainya di kamar,Sarah membangunkan Yuna dan Yola dia selalu memberikan waktu satu jam untuk kedua buah hatinya untuk menemani mereka bermain dan membacakan cerita-cerita legenda.

Setelah Sarah selesai membacakan cerita untuk kedua buah hatinya dia keluar dari dalam kamar,dia akhirnya pamit kepada kedua putrinya untuk berangkat ke taman untuk jualan,dia merasa sangat bersyukur kedua anaknya tidak rewel bahkan Yuna sudah sangat pintar untuk menjaga adiknya.

Sementara itu Bima hannya bermain game di ruang tamu saking asiknya main game dia sampai tidak melihat Sarah keluar dari rumahnya membawa barang jualannya dan Sarah sama sekali tidak mau ambil pusing karena hal itu sudah biasa baginya.

Pada saat itu tidak lama kemudian suara bel pintu berbunyi,Bima beberapa kali mengumpat karena dia sangat terganggu dengan bunyi bel dari luar.

"Dasar kampungan siapa yang ada diluar,ganggu orang sedang main saja." Ucapnya lalu dia menutup ponselnya lalu dia bergegas pergi membuka pintu.

"Ibu...Kenapa tidak menghubungiku kalau kamu kemari kan aku bisa menjemputmu ke terminal?" Bima tampak kaget atas kedatangan ibunya yang mendadak.

" Ibu bawa Raisa,jadi kalau kamu menjemput ku,nanti siapa yang membawa Raisa kemari!!"

"Udah lebih baik kalian masuk dulu." Ucap Bima mempersilahkan ibunya dan juga Raisa saudara jauhnya dari kampung.

Bima kembali dari dapur dia membawa dua gelas minuman dingin di tambah cemilan,dia terlihat sangat senang atas kedatangan ibunya dari kampung.

"Bu minum dulu kalian pasti sangat lelah setelah perjalanan jauh.Terus kenapa ibu datang tanpa menghubungiku dulu,seharusnya ibu menghubungiku setidaknya aku tidak kaget seperti ini?" Ucap Bima lalu duduk di depan ibunya.

"Ibu kesini buru-buru,Raisa dan suaminya sudah bercerai,dia mau merantau ke kota ini,dia meninggalkan suami dan anaknya,dia sudah tidak tahan dengan suaminya yang pemabuk di kampung.Ngomong-ngomong kenapa aku tidak melihat kedua cucuku dan juga istrimu?" Tanya ibunya dengan mata mengelilingi ruangan itu.

Sebagai seorang ibu,dia cukup kagum dengan kemajuan anaknya di kota ini,bagaimana tidak mereka baru saja merantau enam tahun yang lalu di kota besar ini,tapi kehidupan mereka sudah jauh lebih baik dibandingkan di kampung dulu rumahnya sudah banyak di renovasi dan juga perabotan rumah tangga yang terlihat begitu mewah.

"Sarah sedang jualan bu,Yuna dan Yola sedang ada di kamar mungkin mereka sedang belajar." Jawab Bima.Dia tidak mau mengomentari rumah tangga Raisa,yang jelas dia sangat kaget mendengar kabar buruk tentang Raisa karena beberapa tahun yang lalu sebelum bertemu Sarah dia pernah jatuh cinta kepada Raisa,tapi dia sangat yakin kalau Raisa tidak pernah tau akan perasaanya itu dulu.

" Oohhh....Tapi sepertinya kehidupan kalian semakin membaik ya,ibu ingat waktu ibu berkunjung tiga tahun yang lalu rumah ini masih gubuk tapi sekarang sudah sangat bagus di tambah perabotannya yang mewah ibu bangga kepada mu." Puji ibunya dengan wajah bahagia.

"Biasa saja kok bu,tapi untuk sekarang aku tidak bekerja bu,aku baru resign dari kantorku,ini juga lagi mencari pekerjaan."Ibunya menoleh ke arahnya membuat Bima menunduk malu karena harus mengakuinya di hadapan Raisa.

"Kenapa? bukannya pekerjaanmu sudah bagus? "

"Sudah tapi kemarin ada masalah sedikit makanya aku mengundurkan diri.Sudah kita tidak perlu membahas itu,mungkin kalian sudah kegerahan lebih baik kalian masuk ke kamar tamu dan mandi." Ucap Bima lalu mengantar Raisa dan ibunya ke kamar tamu.

Bima kembali ke ruang tamu lalu dia duduk di sopa,dia masih bingung dengan suami Raisa,rasanya dia kurang percaya dengan apa yang di katakan ibunya.

" Bodoh sekali pria itu,bagaimana bisa dia membuang istri secantik Raisa,selain cantik kulitnya juga mulus,bodinya aduhai padahal dia tinggal di kampung beda sekali dengan Sarah, dia tinggal di kota tetapi kulitnya kusam,wajahnya sudah mulai di hiasi flek hitam,belum lagi tubuhnya yang bau membuatku makin tidak selera,untung saja dia pintar cari duit setidaknya dia masih bermanfaat untukku." Ucapnya dalam hati.

" Arng....Pikiran apa ini,gila apa aku sudah gila memikirkan hal bodoh seperti itu." Ucapnya sambil memukul kepalanya beberapa kali berusaha untuk sadar.

Malam sudah mulai larut,Sarah akhirhya kembali dari taman,dia membawa semua barang-barangnya ke rumah dan meletakkannya di dapur.Dia duduk di sopa dengan wajah lelahnya sementara Bima masih di sana juga minum kopi sambil menonton ibunya dan Raisa sudah tidur sejak tadi jam delapan.

" Sarah,ibu berkunjung aku minta tolong kamu jangan membuat masalah selagi ibu masih disini." Belum hilang rasa lelahnya Bima sudah mengejutkannya dengan ucapannya.

" Untuk apa ibu kemari?" Sarah dan mertuanya dari dulu memang tidak cocok,dia merasa mertuanya terlalu sombong sekelas orang tidak mampu seperti itu.

🌺🌺🌺 bersambung 🌺🌺🌺

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!