MonaLisa
The Prolog
Kenalan dulu sama tokoh-tokohnya biar ngga bingung wkwkwk..
Lissa Orlando
Lisa Orlando
Albiru Radeya
Albiru Radeya
Barra Orlando
Barra Orlando, kakak pertama Lissa.
Bobby Orlando
Bobby Orlando. Kakak kedua Lissa.
Rangga
Rangga Wijaya. Tunangan Lissa dan pacar Natalie.
Givano
Givano, sahabat Mona.
Raditya
Raditya, sahabat Mona.
Manda
Manda, sahabat Lissa.
Natalie
Natalie, pacar Rangga, sahabat Bara dan Adam.
Pokonya masih banyak cogan yang belom nongol wkwkwk
Yang tidak author cintai..
KALO MAMPIR JANGAN SUNGKAN SPAM KOMEN, LIKE DAN SAWERANNYA, OKAY!
Suara deru motor di arena balap itu tengah memanas malam ini.
Dengan puluhan atau bahkan ratusan orang yang berkumpul memberikan sorakan mendukung pilihan mereka masing masing.
Raditya
Mon, lo udah siap?
Mona Ivander
{Mengangguk sekilas}
Mona menyorot sinis pada lawan yang berada di samping nya, alis nya terangkat, dengan bibir mungil yang tersembunyi itu tersenyum meremehkan.
Merasa tertantang dengan sikap nya, lawan nya itu turut menarik gas motor nya, menciptakan bunyi yang sama keras nya hingga sorakan sorakan tercipta.
Di pertengahan malam, sirkuit yang berada di tengah tengah kota kembang itu kian ramai dengan suara motor dan teriakan heboh penonton nya.
Suara motor terdengar memekak kan seiring dengan laju nya yang kian cepat.
Gadis itu mengemudikan kuda besi nya dengan lihai, Bibir nya bahkan memberikan kekehan kecil saat adrenalin nya merasa tertantang.
Manik nya melirik kearah spion, menatap lawan nya yang berada tepat di belakang nya nyaris tanpa jarak.
Mona menambah laju kecepatan nya, menciptakan senyum smirk di balik helm nya, yakin sekali siapa kali ini yang kembali membawa kemenangan.
Sampai saat di tikungan tempat nya memutar arah, dia sadar jika rem dari si kuda kesayangan tak lagi berfungsi.
Dia melebarkan manik nya, mencoba mengontrol gerakan nya meskipun mustahil karna kondisi motor nya berada di kecepatan maksimal.
Mona Ivander
Aaarrggghhh!!
Dan kejadian naas itu tak mampu di hindari, saat motor milik nya menabrak pembatas jalan hingga tubuh nya terpental beberapa kali.
Ketua Genk motor BlackMoon terbesar dikotanya..
Natalie
Lo tau? gue benci lo hidup!
Lissa Orlando
A-ampun, Kak..
Gadis berkaca mata itu terus melangkah mundur, menghindar dari gadis di depan nya yang tengah memainkan pisau di jemari nya dengan lihai.
Tangan nya bergetar, bahkan air mata nya sudah sedari tadi keluar.
Manik nya mencoba memindai sekitar, sekira nya bisa melihat apapun yang mampu dia gunakan di detik detik terakhir nya sebelum meregang nyawa di tangan iblis berwajah malaikat itu.
Namun nihil, tak ada apapun yang dia lihat bisa menolong nya.
Tangan nya terangkat menutup mulut, ingin berteriak namun bibir nya kelu, seakan kehilangan kemampuan untuk bersuara.
Sepatu nya menabrak sesuatu, dan kaki nya melemas saat sadar jika kini dia sudah berada di pembatas rooftop sekolah.
Sedang seseorang di depannya semakin maju menampak kan pisau yang berkilau tajam seolah siap menusuk tubuhnya kapan pun.
Natalie
Kata kata terakhir?
Lissa Orlando
Kenapa Kakak jahat?
Lissa Orlando
Aku salah apa?
Natalie
Karena lo ngerebut cowok gue!
Lissa Orlando
Tapi Kak Rangga sendiri yang ngajuin pertunangan nya.
Natalie
Dan gue gak perduli.
Hingga Natalie hendak menusukkan pisau itu keperut Lissa, namun...
Lissa Orlando
Aaargghhhh...
Lissa memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung.
Natalie
Ah.. gadis pintar, aku tidak perlu repot-repot mengotori tanganku.
The Hospital
Ruangan dengan serba putih itu sangat sunyi. Diatas brankar terdapat seorang gadis dengan perban yang membalut luka dikepala dan lengannya.
Perlahan mata indah itu terbuka. Hingga sang empu melihat langit-langit ruang inapnya. Setelah menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Gadis itu sedikit mengernyit karena kepalanya yang pusing.
Hingga selang beberapa detik pandangan nya mulai jelas, manik nya berkeliaran memandang kesebagian ruang yang terasa asing bagi nya.
Dengan sisa tenaga dia menegak kan tubuh, denyut yang dia rasakan refleks membuat tangannya terangkat menyentuh kepala.
Ah.. Dia ingat kecelakaan yang terjadi di sirkuit hari itu..
Mona Ivander
Apa gue selamet?
Viona Orlando
Lissa sayang..
Viona Orlando
Kamu udah bangun?
Viona Orlando
Astaga... kamu bikin mama khawatir.
Mona Ivander
{Dahi meengernyit}
Siapa orang itu yang dia panggil Lissa? Dirinya? Dia yakin jika wanita yang kini memeluknya itu salah masuk ruangan.
Mona Ivander
{Melepaskan pelukan}
Viona Orlando
{Kening mengernyit dengan bibir bergetar}
Viona Orlando
Lissa, ini Mama nak, maaf karna Mama jarang sekali pulang, Lissa maafin Mama kan?
Mona Ivander
Saya gak ngerti tante ngomong apa, Lissa siapa yang tante maksud?
Mona bisa melihat jelas manik wanita itu yang membola terkejut, juga jangan lupakan jika kini wanita itu keluar dengan langkah cepat sembari menutup mulut nya menahan isakan.
Lagian ini Bunda nya kemana sih? Kenapa wanita yang selalu mengomeli nya karna kenakalan nya itu tidak juga memunculkan diri?
Suara itu kembali membawa manik Mona menuju pintu yang terbuka, seorang dokter bersama dengan dua suster yang membantu kini menghampiri nya dengan ekspresi seolah olah dia akan mati dalam beberapa menit kedepan.
Mona Ivander
{Membaringkan tubuh dengan rusuh}
Mona sangat membenci rumah sakit dan dokter, namun entah kenapa selalu ada saja kejadian yang membuatnya berurusan dengan dua hal tersebut.
Dokter
{Berjalan mendekat kearah Mona}
Dokter
Nonna, ingat siapa Nyonya yang tadi masuk?
Mona Ivander
{Mengerutkan kening}
Mona Ivander
Gak tau. Salah ruangan mungkin.
Mona menatap dua suster yang saling pandang..
Mona Ivander
Lo pikir gue amnesia apa!
Dokter
Kalau Nonna ingat nama Nonna, kenapa Nonna tidak ingat Mama Nonna?
Ini dia dirumah sakit atau rumah sakit jiwa sih? kenapa Dokter sama susternya abnormal gini?
Mona Ivander
Lo pada ngomong apa sih?
Mona Ivander
Gue gak ngerti siapa yang kalian maksud.
Mona Ivander
Nama gue Mona Mirabelle Ivander.
Mona Ivander
{Menghela napas}
Dokter
Nonna, nama Nonna itu Lissa Naura Orlando, putri dari Nyonya Viona dan Tuan Jonathan.
Mona Ivander
{Terdiam dengan wajah dingin}
Mona Ivander
Dokter lagi ngerjain saya?
Dokter
{Menghembuskan napas pelan}
Dokter
Sus, bisa kalian keluar dulu?
Kedua suster itu pun beranjak pergi meninggalkan ruangan.
Dokter
{Meraih kaca lalu menyodorkannya pada Mona}
Mona Ivander
Dokter suruh saya ngaca disaat keadaan saya kaya gini?
Dokter
Ngaca dulu, lalu jelaskan.
Mona Ivander
{Meraih cermin dari tangan Dokter}
Dan tak sampai lima detik, cermin itu sudah tak terbentuk di atas lantai. Dengan suara Dokter yang mengumpat sembari berpindah tempat.
Mona masih mempertahan kan wajah terkejut nya, bukan terkejut karna suara kaca pecah tadi, namun terkejut dengan hal lain yang masih tak mampu otak nya cerna.
Mona Ivander
What the... itu tadi muka siapa? kenapa rambutnya panjang?
Mona Ivander
KOK BISA DI GUE?
Dokter
{Menatap Mona lama lalu menggeleng dengan wajah serius}
Dokter
Sudahlah Nona, jangan bercanda, saya tau sekarang sedang tren Novel Transmigrasi jiwa di kalangan remaja.
Mona Ivander
Dok, ini gue beneran gak ngerti kenapa bisa gini.
Mona Ivander
Maksud Dokter, saya nempatin raga nya Lissa gitu?
Mona Ivander
Jelasin, Dok!
Mona Ivander
KENAPA GAK TAU!
Mona Ivander
Terus gue gimana Dok? Jangan jangan lo ya yang sengaja mindahin jiwa gue?
Mona Ivander
{Menyipitkan mata menatap Dokter}
Dokter
{Memutar bola mata}
Dokter
Saya Dokter Nonna, bukan Dukun.
Mona Ivander
Terus gimana?
Dokter
Anggap saja Nona sedang mengalami Amnesia, saya juga akan mengatakan itu pada keluarga anda,
Dokter
Tenangkan diri Nona, jangan terlalu berfikir keras, saya permisi.
Dokter
{Berjalan meninggalkan ruangan}
Mona Ivander
{Mulut menganga}
The Lalissa
Manda
Akhir nya princess gue yang unyu unyu ini sadar juga, gue khawatir lo metong tau gak..
Pagi pagi sekali Mona terbangun karna suara cempreng dari seseorang yang tanpa permisi tiba tiba saja berada di kamar rawat nya.
Mona Ivander
{Melepaskan pelukan lalu mendorong tubuh Manda}
Sudah pernah bilang kan jika dia tidak suka di peluk? Jadi jangan salahkan Mona jika kini tubuh gadis itu sudah terjatuh di atas lantai, di iringi dengan suara gedebug keras yang membuat nya ikut meringis ngilu melihat nya.
Manda
Aaaaaaa... Lissa tega banget dorong gue.
Mona Ivander
{Menutup telinga dengan kedua tangan}
Mona Ivander
Lo bisa diem gak sih? Ini Rumah Sakit bukan hutan!
Mendapat teguran tak santai dari gadis yang biasa nya hanya tersenyum itu, membuat Manda mencebikkan bibir kesal.
Manda
{Menyedakpakan kedua tangan didepan dada dengan wajah cemberut}
Manda
Lissa, tega banget, padahal Manda kangen banget loh sama Lissa.
Manda
Lissa udah sebulan koma, gak kangen apa sama Manda?
Manda sebenar nya bukan orang yang cengeng ataupun manja, bahkan dia terkenal galak dan juga bermulut cabe, entah bagaimana ceritanya, Manda si gadis galak itu berteman dengan seorang Lissa si gadis cupu dan sering menjadi korban Bully.
Mona Ivander
{Memutar bola mata malas}
Mona terbiasa hidup dengan teman-teman Genk Motornya, dia tidak terbiasa dengan orang-orang yang suka merengek manja seperti Manda, itu membuatnya kesal.
Mona Ivander
Lo siapa sih? Dari tadi nyerocos mulu perasaan!
Bukan menjawab, Manda malah menangis histeris sembari mencoba untuk memeluk nya kembali.
Mona Ivander
Jangan coba-coba!
Manda
{Langsung duduk dikursi dan melanjutkan tangisnya}
Manda
Jadi bener ya.. Hiks, Lissa Amnesia hiks...
Manda
Huaa.. kasian banget Lissa nya Manda! Udah jelek, goblok, bego, Amnesia lagi, untung hidup.
Mona Ivander
{Membelalakkan mata}
Mona Ivander
Lo temen gue kan?
Manda
{Memberhentikan isaknya}
Manda
Iya dong, Manda tuh.. galak galak gini temen satu satu nya Lissa, karna yang mau temenan sama Lissa kan cuman Manda doang.
Mona Ivander
{Melirik sinis}
Ini dia temen bukan sih? dari tadi perasaan ngehina mulu!
Mona Ivander
{Menghela napas}
Mona Ivander
Bisa lo ceritain kehidupan gue sebelum nya?
Manda tak menjawab, namun sedari tadi binar julid yang ada di mata nya kini berganti dengan binar sendu, Mona tidak perduli, gadis di depan nya itu seperti nya jelmaan bunglon, bisa tertawa, menangis dan marah dalam waktu hanya sepuluh menit.
Manda
Lissa itu anak ketiga dari Mama Viona dan Papa Jonathan.
Manda
Lissa punya dua Abang nama nya Barra sama Bobby.
Manda
Lissa sayang banget sama dua Abang nya, tiap hari Lissa berusaha buat deket sama mereka, tapi mereka malah suka ngata ngatain Lissa.
Manda
Mereka bilang, Lissa goblok, bego, lemah, bahkan mereka gak pernah nganggep Lissa adek.
Manda
Mama sama Papa Lissa sayang banget sama Lissa, tapi mereka orang sibuk, bisa sampai satu bulan gak pulang dari perjalanan bisnis nya.
Manda
Lissa udah punya tunangan juga dari beberapa bulan lalu, namanya Rangga.
Manda
Dia juga yang makin bikin Lissa di benci sama anak anak, mereka bilang kalau Lissa godain Rangga, udah ngasih badan nya ke Rangga,
Manda
Padahal hari itu Manda tau sendiri kalau Rangga dan keluarga nya yang dateng ke rumah Lissa dan minta biar Rangga sama Lissa tunangan.
Manda
Parah nya lagi, setelah Lissa setuju buat nerima pertunangan itu, Rangga malah pacaran sama Natalie mantan temen nya Lissa.
Manda
Lissa jadi makin di benci, apalagi sama abang abang nya yang emang dari awal deket sama Natalie.
Manda
Mereka bilang kalau Lissa yang ngerusak hubungan Rangga sama Natalie,
Manda
Padahal Lissa baru tau kalau Rangga sama Natalie pacaran sehari setelah Lissa sama Rangga tunangan.
Manda
Lissa itu cinta banget sama Rangga, Manda udah minta buat Lissa ngelepasin Rangga, tapi kata Lissa dia udah terlanjur suka.
Manda
Apalagi Lissa itu orang nya penakut, mana berani dia bilang sama Papa Mama nya.
Untuk kali ini Mona diam mencerna apa yang gadis di samping nya itu ceritakan dengan panjang lebar.
Mona benar benar iba pada sang pemilik raga yang kini dia tempati.
Mona Ivander
Pantas aja dia milih bunuh diri. {Membatin}
Tak ada satu orang pun yang menjadi alasan nya bertahan. Teman hanya satu, itu pun memiliki bibir lemes yang lebih sering kepleset menistakan dari pada memberi dukungan.
Namun yang kini menempati tubuh ini bukan lagi seorang Lissa melainkan Mona.
Mona Ivander
{tersenyum smirk dengan manik menatap lurus kedepan.}
Mari selesaikan misi ini dengan baik, Mona dengan senang hati akan membuat mereka menyesal telah menelantarkan Lissa.
Mona Ivander
Ayo bermain.. {Membatin}
Mona Ivander
Jangan harap lo semua bakal hidup tenang setelah ini. {Membatin}
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!