NovelToon NovelToon

Married With Mr. Raka

1. Hari Pernikahan

Hari pernikahan Melly Ranita Anjani dengan Raka Wisnu Adharna sudah di hari H. Para orang tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Sambutan untuk pengantin pria pun sudah siap. Gania—Ibu Melly—menghampiri suaminya—Zito—yang sedang berbincang dengan kerabat dekatnya. 

“Mas, semuanya sudah siap 'kan? Tinggal apa yang kurang?” tanya Gania kepada sang suami.

Zito menatapi para tamunya lalu kembali menatap Gania. “Nggak ada kayaknya, Ma. Melly gimana? Sudah siap 'kan?” 

Gania mengangguk. “Iya, sudah siap. Melly lagi sama Sella.”

Zito mengangguk sambil bernafas lega. Pernikahan mewah ini khusus dihadiri dengan tamu-tamu penting, terutama tamu Raka. Raka merupakan pengusaha muda yang mampu melakukan hal yang dia mau dengan uang. Seperti halnya dengan pernikahan ini, Raka mencintai anak kliennya yang tak lain adalah bukan Melly anak Zito. Raka sudah pernah menyatakan cintanya bahkan terang-terangan melamar Melly namun Melly menolaknya. 

Kekuasaan yang Raka miliki mampu membuat dirinya menikah dengan Melly. Lelaki itu mengancam Zito untuk memutus kontrak kerjanya dan akan memberi tahu semua pengusaha untuk tidak menerima kontrak kerja dengan Zito jika sampai Zito tidak mau menerima tawaran Raka. Raka benar-benar kerasa kepala. 

Gania kemudian datang ke kamar Melly, begitu membuka pintu kamarnya, wanita itu terkejut saat melihat Melly tidak ada disana dan Sella yang sedang diikat dengan disumpal mulutnya. 

“SELLA!” Gania begitu panik melihat anaknya yang diikat seperti itu. Dia langsung melepas sumpalan dimulut anaknya itu dan membuka ikatan di tangannya.

“Ma! Kak Melly kabur sama Kak Ardi,” kata Sella panik. 

“Melly kabur?!” Gania begitu terkejut dengan ucapan Sella. 

Sella mengangguk. “Kak Ardi datang menyelinap kesini, Ma.”

Gania bingung saat ini, dia langsung memanggil suaminya. Sella mengambil handphonenya dan mencoba menghubungi nomor Melly. Tak lama kemudian, Zito langsung datang ke kamar Melly. 

“Sella! Dimana kakak kamu?” tanya Zito dengan suara lantang. 

Yang dilemparkan pertanyaan hanya mampu menggelengkan kepalanya. “Pergi sama Kak Ardi, Sella gak tahu kemana mereka.”

PLAK!

Satu tamparan mendarat di pipi Sella, Gania berteriak histeris ketika suaminya melakukan itu. Dia menghampiri Sella yang jatuh. 

“Bodoh! Kenapa kamu membiarkan kakakmu pergi hah? Kalau sudah begini, perusahaan Papa akan terancam, Sella!” Ucap Zito dengan keras. 

“Kenapa Papa malah marahin Sella? Sella diikat oleh mereka berdua, Pa!” Sella membela dirinya sendiri. 

Zito mengusap wajahnya dengan kasar, lelaki itu takut jika nanti perusahaannya terancam bangkrut. Belum lagi dia harus menanggung malu didepan para tamu undangannya. 

Tak lama kemudian, Raka datang dengan tatapan tajam menusuk. Matanya menatap seisi kamar dan mencari keberadaan wanita yang dia cintai. Tidak ada. Kemana wanita itu? Sedangkan penghulu sudah datang.

“Dimana Melly?” tanya Raka sambil berjalan masuk ke arah kamar. “Dimana Melly?!” Nadanya naik satu oktaf. 

“Raka.. Melly.. Melly kabur..” kata Zito. 

“Oh shit,” umpat Raka. “KENAPA INI BISA TERJADI!”

“Ma.. Maaf Raka..”

“Ba.. Bagaima..mana jika kamu, saya nikahkan dengan Sella?” Zito masih berharap jika Raka tidak memutuskan kontrak kerjanya.

Pandangan Raka beralih kepada perempuan yang tengah menangis di pelukan Gania. Tentu saja Raka tidak mau, dia mencintai Melly bukan Sella. 

“Tidak! Aku tidak sudi menikah dengan dia!”

“Kamu siap menanggung malu, Raka?” tanya Zito. 

Sella menggeleng. “Aku.. Aku gak mau menikah dengan dia, Pa.”

“Diam Sella!” Sahut Zito tajam. “Kamu harus menggantikan Melly!”

Raka emosi, dia menjatuhkan barang-barang yang ada dimeja rias. Keinginannya untuk menikah dengan Melly pupus sudah karena perempuan itu kabur dengan kekasihnya—Ardi. Namun, dia tidak ingin membuat malu keluarganya, apa dia harus menikah dengan Sella? 

“Menikahlah dengan Sella, Raka.”

•••

Kini, Sella harus menanggung semuanya. Melly hilang tanpa kabar di hari pernikahannya. Semuanya terasa hampa bagi Sella, menikahi lelaki yang bukan dia cintai. Tapi apa boleh buat jika sudah seperti ini? 

“SAH!"

Ketika suara itu sudah menggema dan merapal doa, Sella menangis karena sekarang statusnya sebagai istri Raka. Hancur sudah keinginannya untuk menjadi desainer karena menikah terpaksa dengan Raka. 

Gania memeluk tubuh mungil anaknya. “Sayang.. Jangan menangis.”

“Mama, kenapa harus seperti ini?” bisik Sella pelan sekali. 

Semua tamu mengira itu tangis bahagia namun pada kenyataannya itu adalah tangis luka dari seorang gadis berumur 19 tahun. Sedangkan lelaki yang ada disebelahnya hanya diam saja menyaksikan hal itu, dia tidak peduli. 

Gania kemudian kembali duduk di tempatnya, Sella menundukkan kepalanya. Raka mendekati Sella lalu berbisik, “Siapkan dirimu, Sella, hidupmu akan terasa seperti di neraka.”

2. Ancaman Raka

Pagi hari, Sella terbangun di kamar asing. Ah iya, dia baru tau jika ini kamar dirumah suaminya, Raka. Apa yang harus dilakukan sekarang? Biasanya Sella akan mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Tapi, bukankah sekarang dia harus menjalankan tugasnya sebagai seorang Istri?

Tok! Tok! Tok!

Sella terkejut ketika pintu kamarnya diketuk, dia menyibakkan selimutnya lalu turun dari kasur, ketika dia membuka pintu kamarnya, Sella melihat seorang wanita yang sudah berumur kepala empat tersenyum ke arahnya.

“Tuan berkata jika saya akan menjadi pelayan pribadi Nona Sella,” kata wanita itu. “Saya Risma, Nona.”

Sella gelagapan. “Sa-saya Sella.”

“Saya akan mengurus semuanya untuk Nona Sella dengan baik.”

Sella mengangguk. “Saya ingin menemui Raka..”

“Tuan Raka tidak ada dirumah, Nona,” kata Risma.

Sella melihat jam di dinding kamarnya, ini masih begitu pagi. Kemana perginya Raka sepagi ini? Ah, mungkin Raka sedang menghindarinya? Akhirnya, Sella memutuskan untuk pergi kuliah saja dari pada disini.

•••

“Tuan sudah melarang saya untuk membuka pintu pagar ini untuk Nona Sella.”

“Pak, Please, saya harus pergi kuliah,” kata Sella memohon. Dia melirik arlojinya, hari ini dia ada kelas pagi.

Pak Andi selaku penjaga rumah tetap kukuh dengan jawabannya, bagaimana pun juga dia takut dengan bosnya itu. Karena jika sudah marah, itu bahaya dan akan mengancam kelangsungan jangka kerjanya.

“Ra—Mas Raka..” Argh! Sella bingung harus memanggil Raka dengan sebutan apa, Raka atau Mas Raka? Entahlah!

Terpaksa Sella kembali masuk ke dalam rumah yang besar itu. Perempuan itu merogoh saku bajunya dan mencari nomor Raka tapi dia lupa jika dia tidak memiliki nomor Raka. Helaan nafas terdengar, hidupnya yang sudah dia tata dan dia beri plan hancur sudah karena pernikahan konyol ini.

Tiga puluh menit berlalu, Sella mendengar suara derum mobil. Perempuan itu segera melihat dari balik kaca yang menjulang tinggi, Raka datang. Aih, Sella kelabakan, bingung, apa yang harus dilakukannya sekarang? Jantungnya berdegup dengan kencang tatkala lelaki itu saat ini berdiri dihadapannya dengan tatapan dingin menusuk. Ada seorang lelaki dibelakang Raka, dia adalah Nino, orang kepercayaan Raka.

Raka mengangkat tangannya dan Nino serta Risma dan Ony—teman kerja Risma—pergi dari ruang tamu, membiarkan Raka dan Sella berdua. Kini, mereka berdua membuat Sella merasakan situasi canggung.

“Aku.. Aku ingin pergi kuliah.. ta-tapi—”

“Aku tidak mengizinkannya,” kata Raka dingin.

“Ra—Mas Ra-Raka..” Sella gugup. “Aku ha-harus pergi kuliah, hari ini ada jadwal kuliah pagi,” kata Sella lalu menghela nafas karena lega.

Tatapan Raka menajam mendengar ucapan Sella, dia tidak suka dibantah. “Apa kurang jelas ucapan yang aku katakan padamu, Sella?”

“Ta—”

“Tidak!” Bentak Raka.

Sella menundukkan kepalanya mendengar bentakan Raka, dia takut. Perasaannya bergejolak kali ini, dia ingin menangis karena Raka membentaknya. Sella memang gampang menangis apalagi jika dia dibentak.

“Kamu bukan lagi ABG yang mudah berkeliaran, Sella." Raka memasukkan kedua tangannya di saku celananya kemudian lelaki itu berjalan mendekati Sella. “Nasib hidupmu bahkan hidupmu sekarang ada ditanganku, kamu tidak boleh keluar tanpa izinku.”

“Kenapa?”

Raka tertawa namun tertawanya membuat Sella merinding. “Sella, aku ingin hidupmu menyedihkan. Karenamu, aku tidak jadi menikah dengan Melly, itu karena KEBODOHANMU!”

Tes.

Satu tetes air mata Sella jatuh, tak lama setelahnya terdengar isakan kecil yang sedang Sella tahan.

“Sial! Kenapa menangis!” Teriak Raka emosi. “ITU KARENA KESALAHANMU WANITA BODOH! SIALAN!”

“Maaf..” Ucap Sella si sela-sela isakannya.

3. Memiliki Keberanian

Raka kembali di kantornya. Nino menghampirinya sambil membawa berkas lalu meletakkannya di meja Raka.

“Sudah ada perkembangan apa tentang Melly?” tanya Raka.

Nino menggeleng lesu. “Masih belum ada, Tuan, anak buah masih mengecek daftar penumpang di Bandara dan Stasiun.”

Raka yang semula duduk kini berdiri. “Kota ini kecil, Nino. Kemungkinan Melly lolos dari saya itu kecil.”

“Saya akan mencoba untuk tetap mencari sampai Nona Melly ketemu, Tuan.”

Raka hanya berdehem sebagai jawabannya.

•••

Malam hari tiba, Raka baru saja pulang dari kantornya dan melihat Sella yang sedang tidur di sofa ruang TV. Senyum sinisnya terukir melihat perempuan itu, langkahnya menghampiri Sella.

“Kesalahanmu menutupi rupamu.” Ucap Raka.

Setelah itu, Raka memutuskan untuk ke kamarnya. Seharusnya Raka membawa Sella untuk ke kamar, memberikan perhatian seperti seorang suami kepada istrinya. Namun itu tidak berlaku untuk Raka, tidak ada cinta untuk Sella maka Raka tidak akan memberikan perhatian secuil apapun itu.

•••

2 bulan pernikahan..

Selayaknya, Sella harus mencintai Raka dan saat ini perempuan itu sedang belajar untuk mencintai Raka ya walaupun dia tahu jika Raka tidak akan pernah mencintainya. Saat ini, perempuan itu sudah menunggu Raka di ruang makan .

“Mas Raka!” Panggil Sella ketika melihat Raka baru keluar dari kamarnya dengan setelan jas kantornya.

Raka menoleh namun tidak mengeluarkan kata.

“Ayo kita sarapan,” kata Sella dengan tersenyum manis.

“Tidak ada waktu untuk meladenimu, Sella, itu hanya buang-buang waktu saja!” Ucapan Raka begitu masuk ke dalam hati Sella.

Sella yang semula duduk kini berdiri dan menghampiri Raka yang masih berdiri di anak tangga yang terakhir. Karena tubuh Raka tinggi, dia ikut berdiri di anak tangga tersebut, menatap Raka dengan tatapan sedikit mendongak.

“Kita menikah sudah dua bulan lebih, kamu masih mencintainya?” tanya Sella.

Raka mendesis. “Sudah berani bilang seperti itu? Aku rasa kamu tahu apa jawabannya.”

“Bisakah aku menggantikan posisi kakakku dihatimu?”

Damn!

Raka terkejut dengan ucapan Sella barusan, apakah perempuan itu menyatakan perasaannya? Begitu berani dia bilang seperti itu. Sampai kapanpun, pemilik hatinya adalah Melly bukan Sella ataupun perempuan lain.

“Tidak,” kata Raka tajam.

“Kenapa?” Raut wajah Sella berubah sendu.

“Kamu tahu jawabannya,” kata Raka sambil melangkahkan kakinya.

Sella tidak menyerah, dia menjajarkan langkahnya dengan langkah lebar Raka. “Aku sudah berusaha menjadi istri yang baik, aku merelakan pendidikanku juga untukmu, aku juga menuruti ucapanmu, kamu juga mengurungku dirumah mewah ini aku juga diam, Mas!”

“Aku tidak memintamu untuk menjadi istri yang baik.”

“Setidaknya kamu menjadi suami yang baik untuk aku,” kata Sella.

Raka kembali mendengus kesal. “Jangan merusak pagiku!” Teriak Raka. “Aku tidak peduli!”

“Kamu harus melupakan kakakku..” suara Sella melemah.

Mendengar itu, membuat lelaki berusia dua puluh lima tahun itu meliriknya. Seharusnya dia senang jika perempuan itu menangis tapi entah kenapa ada rasa bersalah dilubuk hatinya. Raka sadar, selama dua bulan ini dia terus-terusan membuat Sella menangis dengan sikapnya dan ucapannya.

“Kak Melly.. mungkin juga sudah hidup dengan pasangannya.”

“Jangan bicara seperti itu, Sella! Aku akan menamparmu jika kamu bicara seperti itu lagi."

“Sampai kapan akan terus begini, hah?!” Bentak Sella.

Plak!

“Jaga bicaramu!”

Sella menahan isakan tangisnya, ini pertama kalinya Raka menamparnya karena bicara apa yang dia rasakan. Sebenarnya dia tidak kuat jika hidup dengan Raka yang selalu mengabaikannya dan tidak menganggapnya ada.

Raka pergi begitu saja dari hadapan Sella tanpa rasa bersalah yang menyelimutinya kali ini. Lelaki itu tidak suka jika tidak dihormati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!