NovelToon NovelToon

Boneka Untuk Tuan Aiden

satu

"Pagi Paman!!!"

teriak Luna memanggil pamannya yang masih berada di teras rumah, menikmati secangkir kopi sebelum pergi berangkat bekerja di salah satu kantor pengiriman barang,paman Luna bekerja sebagai kurir pengantar barang atau paket.

"Haduh kamu ini selalu muncul tiba-tiba dan berteriak,bisakah kau tak membuat aku senam jantung Luna?"

Paman Nau bersungut sambil mengelap bagian pipi dan tangan bekas air kopi yang menyembur dari mulutnya karena ulah Luna, Paman Nau menggelengkan kepalanya gemas dengan tingkah sang keponakan.

Luna terkekeh melihat ekspresi Paman hidungnya penuh dengan bubuk kopi, dia beranjak ke teras bersiap untuk berangkat ke toko Nyonya Lin, Nyonya Lin adalah pemilik Toko kue, Luna bekerja sebagai penjual, pengantar pesanan kue keliling.

Pagi pagi Luna berangkat,mengayuh sepeda cantiknya yang di beri nama kety sepeda itu berwarna pink muda,Luna dan sepeda adalah sahabat hanya kety yang selalu menemaninya.

Karena sibuk bekerja Luna tak sempat bergaul dan memiliki sahabat manusia,melainkan kucing dan barang apa saja yang ingin di ajak bicara,dia adalah gadis yang unik,Luna sering berbicara dengan apa saja yang ada di dekatnya .

"Kety,kumohon padamu jangan bikin susah lagi atau kau akan ku antarkan ke tukang lelang di pasar sekarang",Luna mengancam sepedanya,karena semalam kety membuat masalah ban bocor,rantainya putus membuat Luna kesusahan bekerja.

na..na.na Luna bersenandung ria sambil sesekali berteriak memanggil orang orang yang sedang bersantai di teras rumah.

Sesampainya di toko

Bibi Lin menyuruh Luna untuk

Mengantarkan beberapa pesanan pelanggan.

"Luna,tolong antarkan beberapa pesanan ini pada pelanggan biasa dan lekaslah kembali,"bibi Lin memberi beberapa lembar nama pelanggan yang harus Luna antar,Luna mengangguk paham,karena dia sudah hapal dengan jalan di sungai X daerah Cina.

"oke bu boss,siap.p",ucap Luna sambil menyambar sepotong kue di atas meja dan memakannya sambil mengayuh sepeda.

Bibi Lin hanya tersenyum gemas pada Luna.

Luna adalah gadis yang sangat riang,meski hidupnya begitu banyak cobaan dan jauh dari kata layak,namun Luna tetap bersyukur,ia menikmati hidupnya tanpa harus menangis atau meratapi nasib,karena baginya itu hanya membuang waktu dan sia-sia,tidak akan ada orang yang kasihan dan berbelas kasih,dia harus menyayangi dirinya sendiri.

Sekolah Luna baru saja selesai,sebelumnya Luna selalu bekerja paruh waktu,saat pagi ia akan berangkat sekolah,dan sepulang sekolah akan berkerja di toko bibi Lin membantu bibi membuat kue.

namun saat ini Luna sudah lulus SMA, dia tidak mampu meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,karena batas ekonomi, ayah Luna telah lama meninggal dunia karena penyakit paru-paru yang di derita,ibu Luna juga telah tiada saat melahirkannya,ibunya mengalami pendarahan hebat karena terjatuh di kamar mandi.

dia tinggal bersama paman dan bibinya,paman memiliki seorang putri bernama Maura,yang juga baik dan selalu menyayangi Luna.

mereka adalah satu-satunya keluarga yang Luna miliki,bibi Lusi ibunya Maura juga sangat baik dan menyayangi Luna.

saat ini di pikiran Luna adalah bagaimana dia bisa membantu perekonomian keluarga yang telah tulus menyayanginya,Luna tidak ingin sepupunya Maura harus putus pendidikan sama seperti dirinya,karena ekonomi Luna harus berhenti cukup sampai di jenjang SMA,Maura sepupunya saat ini sudah kelas Tiga,hanya menunggu waktu pengumuman kelulusannya saja.

paman Nau hanyalah kurir pengantar barang,sedangkan bibinya adalah penjahit rumahan,meski mereka tak pernah meminta agar Luna membantu,namun Luna tetap ingin adiknya tidak terputus pendidikan karena alasan ekonomi.

Luna menabung agar bisa membantu paman dan bibinya untuk biaya pendidikan sang adik.

Itulah yang mendorong Luna agar tetap bersemangat bekerja,tanpa sepengetahuan pamannya Luna menabung di dalam celengan untuk sang adik.

*****

Luna bersenandung ria di jalanan sepanjang sungai,ia mengayuh sepeda kesayangannya namun saat Luna melihat ke arah jalanan.

Crang...

  

Luna menabrak sebuah mobil yang  tengah melaju,semua orang yang ada di sana berlari menuju ke arah suara gaduh,Luna terduduk di samping sepedanya,dia meringis kesakitan karena luka di lutut dan telapak tangannya sedikit tergores.

Luna mulai emosi,Luna berdiri mengetuk kaca mobil yang tengah berhenti di depannya,dia melihat seorang pria duduk memegang stir,mata laki-laki itu lurus ke depan terlihat seperti tidak ada kejadian yang serius,padahal dia telah menabrak seorang gadis dan terjatuh.

para penduduk yang melihat kejadian ini berlari ke arah Luna,mereka memunguti kue yang berserakan di jalan dan memasukkan kembali ke dalam wadah di keranjang sepeda Luna,ada juga yang menepikan sepeda alias kety yang saat ini berubah bentuk menjadi angka delapan.

Luna memandangi sepeda kesayangannya,"ketyyyyy!!" Luna berteriak kencang, saat melihat temannya sekarang menjadi angka,"apa yang terjadi padamu,aku akan meminta ganti rugi pada orang sial*n ini".

dia kembali mengetuk pintu mobil hidungnya kembang kempis karena marah,"hey buka pintu ini, keluar lah jangan jadi pengecut"ucap Luna lantang,namun pria di dalam mobil itu tak menggubrisnya,dia hanya menatap datar pada arah jalanan.

    Setelah beberapa saat Luna marah-marah akhirnya dia turun dengan santai sambil melipat kedua tangannya di dada,Luna terperangah saat laki-laki itu menunjukkan wajahnya.

"ya ampun",ucap para warga,ada yang menunggu di tempat ada juga yang sudah kembali ke tempat semula setelah menolong Luna.

"dia tampan sekali,seperti lelaki di dunia dongeng",ucap para ibu-ibu yang masih disana,Mereka sangat takjub saat melihat seorang lelaki berparas tampan,mengenakan kacamata hitam,hidungnya Bangir bibir seksi,mata indah dan teduh,kulit putih bersih, otot-otot yang terlihat menambah kegagahannya.

Luna tak berkedip,air liurnya meleleh,namun dia tersentak kala laki-laki itu menghidupkan sebatang rokok di tangannya,sang laki-laki masih terdiam di tempat,ia hanya berdiri memandang lurus ke depan.

"tuan anda menabrak sepedaku"ucap Luna dengan nada rendah,bukan lagi yang menggelegar seperti petir di siang hari,dia juga membenarkan rambut yang berantakan.

"aku tak menabrak mu"ucap suara bariton sang pria,membuat dada Luna sesak,"kau yang menabrak ku,kau lihat tidak?,aku parkir di samping jalan".

Saat itu la menoleh pada mobil sang pria,ternyata memang benar.

Luna juga baru sadar dia lah yang salah karena sibuk menghayal dia tidak melihat ada mobil yang sedang terparkir di depannya.

"Maaf tuan kalau begitu aku permisi hehe",Luna mundur beberapa langkah,sambil nyengir kuda,dia sangat malu saat ini, malu jika terlihat bodoh,dia menyeret sepedanya  kety,meski terseok-seok Luna tetap memaksa menyeret sepeda yang akan dia bawa ke bengkel.

"Kenapa kau membawaku ke arah mobil?" Sungut Luna,"sekarang kau sendiri yang terluka".

namun tak berselang lama,ada dua orang yang menghentikan langkah Luna,", nona ini ada titipan dari tuan Aiden"ucap salah satu orang yang berpenampilan seperti bodyguard.

Luna heran,ia melihat ke kiri dan kanan tidak ada orang di sekelilingnya,dia sangat terkejut melihat salah satu orang berkepala plontos yang berpakaian serba hitam tengah membawa satu buah sepeda cantik berwarna biru.

"Apa ini,siapa tuan Aiden?"tanya Luna karena ia memang tak pernah mengenal manusia yang bernama Aiden,Luna kembali melanjutkan langkahnya yang terseok rambutnya acak-acakan,ada robekan di bagian lutut kiri kanan celana,bajunya juga kotor karena terjatuh,ingin sekali para pengantar sepeda itu tertawa melihatnya.

       

"Nona terimalah ini dari tuan Aiden yang mobilnya anda tabrak tadi",ucap bodyguard dengan nada memohon.

"dia menggantikan sepeda untuk Nona" sang bodyguard mendorong sepeda baru berwarna biru itu ke hadapan Luna.

"aku tidak mau kety di gantikan"sahut Luna cemberut,kety sudah lama menemaninya,saat Luna pergi kemana pun kety lah yang ia tunggangi,kety sudah seperti saudara baginya.

Mereka merasa Luna lebih gila dari pada majikannya,"tolonglah Nona terima ini,jika tidak, tuan akan mencekik kami semua",salah satu bodyguard itu memohon pada Luna.

"Hmm baiklah,aku akan menerimanya,tapi tolong bantu aku memperbaiki kety ku", Luna mendorong kety pada bodyguard yang juga mengulurkan tangan menyambut sepeda Luna yang telah rusak parah.

"baiklah kami akan Membawanya ke bengkel di depan,nanti Nona ambil saja di sana"Luna mengangguk paham,dia memindahkan sisa kue yang masih tersisa ke dalam keranjang sepeda barunya,dia akan melanjutkan pekerjaannya,meski kakinya masih perih namun Luna adalah gadis yang penuh tanggung jawab,dia tidak akan menyerah sebelum semua pekerjaannya selesai.

Luna kembali mengantarkan sisa kue pada pelanggan,satu persatu pesanan telah sampai kepada pemiliknya.

Jika bertemu lagi dengan pria itu aku akan berterimakasih atas sepeda barunya.

Luna berkali-kali mengusap sepeda yang masih mengkilap itu,dia sangat bahagia,karena tidak mudah bagi Luna untuk membeli sebuah sepeda,apalagi sepeda yang di berikan oleh Aiden ini sepeda yang mahal dan limited edition.

"karena yang memberimu bernama Aiden kau akan ku beri nama Aiden juga",ucap Luna girang,agar dia mengingat orang yang memberinya sepeda berwarna biru laut ini dia memberikan nama yang sama dengan orang tersebut.

Ya Aiden...

Nama yang bagus.

      

dua

Keesokan harinya....

     "Kau harus lebih berhati-hati kak,"ucap Maura yang sudah mengetahui kejadian yang menimpa Luna semalam.

    

       "Siap boss aku akan lebih berhati-hati lagi,aku hanya sedang memikirkan sesuatu kemarin,tenanglah" sahut Luna,ia kembali menyuapkan sarapannya,

"apa yang kau fikirkan hingga tak melihat mobil yang begitu besar" tanya Paman,

"benar nak,jika kau melanggar semut atau keong wajar saja kau tak melihatnya" bibi Lisa juga ikut menimpali,

"aku juga bingung bibi,padahal aku sangat mengingatnya,waktu itu aku memang Tak melihat mobil di situ makanya aku melaju,saat aku menoleh pada orang yang menegurku di jalan ,aku tiba-tiba kaget karena mobil itu sudah ada di hadapanku dan aku terjatuh menabraknya.

    

      Paman dan bibi Lisa hanya saling pandang,"ah ya sudahlah lain kali kau jangan menoleh kemana-mana fokus saja pada jalanan"paman memperingati Luna,"Kakak memang sering ceroboh ayah,dia sering terjatuh dan menabrak sesuatu,maka dari itu hanya si kety yang betah dengannya",seloroh Maura,

"eheh...kecerobohanku kali ini membuahkan hasil tau.u ,aku mendapatkan sepeda baru,apakah kau tidak mau mencobanya?", Goda Luna pada sang adik.

"apakah aku boleh memakainya?"tanya Maura senang.

"bolehlah, selama kety masih bisa di andalkan aku takkan meninggalkannya mencari yang baru,aku hanya akan berjualan bersamanya", Luna berdiri dari meja makan dan berpamitan pada Paman dan bibinya.

"bawalah Aiden,jaga dia baik-baik,kau boleh memakainya kapan pun kau mau" Luna dan Maura sama-sama menuju ke arah teras.

"terimakasih Kakak ku sayang"maura mencium pipi Luna,"ngomong-ngomong bagus juga nama sepedamu, Aiden".

Maura terkekeh dengan tingkah konyol sang Kakak yang suka memberi nama pada barang kesayangannya.

"nama yang memberi sepeda ini adalah Aiden",jawab Luna sambil mengusap gagang sepeda yang masih mengkilap.

"ohh,ya sudah,ayo kita berangkat"ucap Maura,dia menaiki sepeda baru dengan girang,sesekali ia membunyikan lonceng,biasanya Maura berangkat berjalan kaki,atau di antar oleh ayahnya menggunakan motor tua satu-satunya yang membantu ayahnya mengangkut barang paketan online.

Luna tersenyum kecut saat melihat raut kegembiraan Maura,dia menatap kepergian Maura hingga jauh,mungkin jika dia tidak menabrak orang lain adiknya tidak akan pernah bisa memiliki sepeda.

apakah dia perlu menabrak orang lagi?,supaya bisa mendapat biaya untuk kuliah Maura, bagaimana jika dia mati dan orang itu tidak memberi apa pun,bukankah idenya ini sangat bodoh.

Sedangkan kety saja di Belikan oleh bibi Lin untuk Luna,agar mempermudahnya mengantar pesanan,Luna sangat menyayangi dan menjaga kety seperti nyawanya.

     

Saat sampai di toko,Luna memarkirkan sepedanya di halaman depan toko Lin.

Dia berlari masuk ke dalam toko itu,"Bibi,aku datang!!!",ucap Luna.

bibi Lin tersenyum lebar sambil kembali mengerjakan pekerjaannya,Luna membenarkan beberapa barang yang berserakan,ia juga menata banyak kue yang akan di jual di dalam toko.

usai berkemas bibi Lin keluar dari dapur membawa sekeranjang kue pesanan para pelanggan.

      

"Luna,setelah mengantarkan pesanan ke tempat biasa,tolong kamu antarkan ini ke pelanggan baru di ujung jalan sana,di rumah yang berwarna biru",perintah bibi Lin sambil menulis di daftar pelanggan yang harus Luna antar.

"Baiklah aku akan pergi sekarang bibi",setelah meletakkan keranjang kue di kursi bagian belakang sepedanya, Luna mulai mengayuh si kety.

Seperti biasanya,dia kembali bertegur sapa dengan penduduk yang bertemu di jalan.

Tak lupa membunyikan lonceng sepedanya "Paman Hansen!!",panggil Luna kala melihat seseorang yang tengah melakukan olah raga di Depan rumah.

"aduh.h",Paman itu melepaskan barbel yang tengah dia angkat mengenai kakinya,hingga dia meloncat-loncat menggunakan sebelah kakinya,sambil meringis menahan rasa sakit Paman Hansen menunjuk ke arah Luna."awas ya Gadis nakal,kau membuatku kaget", Paman menggeleng kepala lalu tersenyum.

Luna terkekeh semakin melajukan kayuhnya,dia berhenti di kedai-kedai tempat bibi Lin meletakkan dagangannya seperti biasa,lalu mengantarkan pada rumah pelanggan,setelah selesai dia kembali melihat daftar pelanggan,yang hanya tersisa satu pelanggan di ujung jalan.

"Yess,,tinggal satu pelanggan lagi,setelah itu aku akan pulang ke toko",ucap Luna riang,

Dia akan membantu membuat adonan kue untuk di jual besok,semua pekerjaan yang di suruh bibi Lin dia lakukan dengan senang hati,karena hanya Luna yang bekerja di toko itu,bibi Lin selalu memberi bonus pada Luna yang sudah dia anggap seperti keponakan sendiri,dan uang itu akan dia simpan untuk keperluan Maura nanti, Paman Nau yang hanya pekerja dengan gaji pas-pasan sedangkan ibu Maura menjahit baju dan hasilnya juga tak menentu tergantung banyak atau sedikitnya orang yang ingin membuat baju padanya.

Terik panas mulai terasa menyentuh kulit Luna,dia berhenti sebentar di tepi sungai melihat pemandangan yang indah disana,Luna mengambil air yang ada di keranjang depan sepedanya,dia meneguk sebotol air hingga tersisa setengah.

"Aku harus cepat menyelesaikan tugas ini,ayo kety let's go!",Luna kembali bersemangat mengayuh sepedanya,dia adalah gadis yang tangguh.

   

tiga

Setelah tiba di depan rumah berwarna biru dengan list putih, Luna terlihat bingung memandang ke kiri kanan Luna memang sedang merasa bingung,bibi Lin hanya menuliskan rumah berwarna biru,tapi di sini ada enam rumah yang seragam berwarna biru.

    

"Baiklah aku akan menanyakan pada satu persatu penghuni disini",Luna memarkir sepedanya dia mulai melangkah menuju pintu rumah biru yang pertama.

"permisi apa ada orang?"tanya Luna.

"hey Luna, itu adalah penginapan,apa yang kau lakukan di situ?apa kau sedang mencari orang?",tanya salah satu warga yang tengah berjalan menyusuri sungai.

"Iya bibi,ini aku membawa pesanan kue dari bibi Lin",sahut Luna ramah.

    

"Itu rumah kosong Luna,coba kau panggil di rumah ke tiga atau ke empat aku melihat keberadaan orang baru menginap di situ,mungkin mereka yang memesan".

     

Luna mengangguk,"terimakasih bibi",

ucap Luna pada bibi yang memberi petunjuk,Luna menuju ke arah rumah nomor tiga dan empat dia mengetuk pintu.

   Tok.. tok..tok

"Permisi tuan, Nyonya saya mengantarkan pesanan kue",ucap Luna sopan,dia sesekali memandang kiri,kanan yang sepi.

"Apa tidak ada kehidupan disini?"batin Luna.apakah yang memesan kue ini adalah zombie?,Luna bergidik ngeri..

   

"Hallo nyonya?".

tok.tok.tok

Luna kembali mengetuk pintu,namun sama sekali tidak ada sahutan,Luna menenteng plastik berisi brownies yang sudah di bungkus bibi Lin.

   

"Hallo".

Luna melihat ke arah jendela rumah itu,dia terus mencoba dan mencoba lagi mengetuk pintu di lanjutkan ke rumah nomor empat,hasilnya tetap sama,dia menatap ke arah brownies yang ia pegang,tak mungkin Luna membawa kembali brownies ini,Luna menggigit bibirnya.

 "Tuannnn".

setelah beberapa saat kesabaran Luna mulai tipis setipis tisu,Luna yang sudah kelelahan menunggu akhirnya menendang ke arah pintu.

"cukup sekali ini memesan kue pada bibi Lin,lihat saja kalau orang rumah biru ini kembali memesan aku akan membawa mesin penghancur untuk menghapus rumah-rumah ini.Luna menggerutu kesal,saat ia berbalik badan ingin melangkah Luna mendengar suara gagang pintu dan terbuka.

kriet..

"Apa kau tuli?aku berteriak dari tadi kau hanya diam di dalam?",Luna membalikkan badannya,dan yang terlihat saat ini adalah pria yang mengenakan celana pendek dengan bertelanjang dada.

"tu..uan?",Luna tergagap karena melihat tubuh atletis sang pria,perutnya berbentuk seperti roti sobek,dia semakin melihat ke arah atas wajah pria,ternyata pelanggan barunya adalah Aiden orang yang ia tuduh buta kemarin,sekarang Luna juga menyebutnya tuli.

Luna salah tingkah,dia menyesali perkataannya,ia berusaha menetralkan suasana yang baginya suasana di sekitarnya sangat dingin,sedingin kutub.

"Tuan Aiden,aku sebenarnya ingin mengucapkan terimakasih atas sepeda baru yang telah kau ki_"

Luna tak menghabiskan kata,karena Aiden menarik tangannya masuk ke dalam rumah itu.

"Apa yang kau lakukan tuan?",tanya Luna saat Aiden mendekat padanya hingga berjarak satu senti,namun tatapan Aiden kosong membuat Luna semakin panik,dia menggendong Luna ala bridal style ke dalam kamar,sedangkan Luna berusaha menarik tubuhnya.

"tuan.n,apa kau setan hingga tak bisa bicara dengan manusia?,bicaralah kenapa kau seperti ini?",tanya Luna,namun yang terjadi Aiden semakin tak melepaskannya,Aiden malah meletakkan Luna di atas tempat tidur,

Luna berusaha lepas dari Aiden,namun lengan Aiden semakin erat menguncinya di bawah,Aiden terlihat berbeda,ia seperti tak mengenal siapapun,tatapan nya hanya kosong.

Sesaat kemudian,

terdengar deru mesin mobil yang baru datang "tolong"Luna berteriak,Aiden terus melakukan aksinya,

"tuan buka pintunya"ucap orang di luar sana

,"tuan muda!!"mereka kembali meneriaki Aiden,namun Aiden sama sekali tidak merespon

"nona tolong menghindar lah,tuan kami sedang tidak sehat" ucap salah seorang yang berusaha membuka pintu.

Aiden membuka baju Luna ia memainkan sesuatu aset berharga miliknya,mata Luna melotot

"ini sangat imut"ucap Aiden sambil mencolek mainan yang berisi dan penuh yang menjulang dan kenyal,

"besar sekali"

Aiden seperti anak kecil yang baru dapat mainan baru,ia mengusap wajahnya menggunakan mainan baru ia temui itu,

"ini mainan yang sangat unik".

saat pintu telah berhasil dibuka,Luna berteriak histeris ia sangat ketakutan,airmatanya terus mengalir,tubuhnya bergetar hebat.

Luna tercengang,ia tak menyangka,Aiden berbuat seperti itu,karena Aiden yang kemarin bertemu dengannya adalah pria yang bermartabat dan dingin,ia tidak mengetahui jika yang semalam adalah Aiden mode normal.

"Maaf Nona tuan muda memang terkena gangguan mental,sebaiknya Nona segera pergi dari sini",ucap sang asisten bernama Leon,para pengawal Aiden sedang pergi untuk membeli obat yang biasa di minum Aiden,saat dari Mention obat yang biasa Aiden konsumsi tertinggal di kamarnya,sementara Leon tadi membeli makanan karena Aiden bilang ia ingin makan sushi.

"dia adalah boneka ku", Aiden terus berteriak,sedangkan Luna menutup dadanya yang terbuka ia menangis di sudut kamar,ia sangat ketakutan Luna kembali mengaitkan kancing bajunya,ia berlari keluar rumah itu, dengan cepat mengayuh sepedanya,sepanjang jalan Luna menangis hingga orang-orang yang melihatnya tampak kebingungan,karena luna setiap hari riang gembira mereka sangat mengenalnya,hari ini airmata Luna yang sejak lama ia tahan akhirnya tumpah juga.

itulah sebab Leon terpaksa meninggalkannya sendiri dan mengunci rumah,namun tak di sangka Aiden malah mendengar  Luna yang berteriak mengantar kue,Aiden berusaha membuka dengan peniti dan itu berhasil.

  

Aiden meminta ingin berlibur di kampung tuan Robert pamannya,mereka menuruti kemauan Aiden,Karena rumah sang Paman tidak di tepi sungai maka Leon sang asisten memilih untuk menyewa penginapan di sekitar sungai X.

Sesekali Paman Robert juga datang ke penginapan Aiden,namun Aiden menolak dan menyuruh Paman untuk pulang,Aiden marah pada sang Paman karena tak memiliki rumah dekat dengan sungai,tak mungkin tuan Robert membeli rumah di sana,karena penduduk disana tidak ada yang ingin menjualkan rumah ataupun tanah milik mereka.

tuan Robert yang juga mendirikan panti asuhan untuk anak-anak, akan sangat berbahaya bagi anak-anak jika di seberang tempat tinggal mereka terdapat perairan yang dalam seperti sungai.

setelah berhasil mengamankan majikannya,Mereka berusaha menenangkan Aiden yang sedang mengamuk.

"kembalikan bonekaku!!",Aiden memaksa para pesuruhnya yang baru saja tiba mendapatkan obat untuk Aiden.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!