NovelToon NovelToon

Lihatlah Rasaku

bab 1

Semua panik saat mengetahui calon pengantin wanita kabur, padahal hari pernikahan akan digelar besok. Reva hanya meninggalkan sepucuk surat di atas meja riasnya yang berisi tentang kepergiannya meninggalkan rumah karena belum siap untuk menikah.

Rendy Prasetya adalah putra pebisnis kondang di kota tersebut harus menelan pil pahit saat mengetahui bahwa calon istrinya pergi meninggalkannya di saat hari kebahagiaan segera dilaksanakan.

Laki-laki yang berusia hampir 30 tahun itu sangat kecewa dengan keputusan sang kekasih yang secara mendadak dan tanpa memberitahu sebelumnya padanya sehingga membuatnya merasa malu dan frustasi.

Revalina yang sudah hampir 3 tahun bertahta di dalam hatinya dengan tega meninggalkannya di saat ia sudah benar-benar mencintainya.

Tak bisa dipungkiri bahwa Rendy begitu kecewa dan berusaha untuk membenci perempuan tersebut, tetapi lagi-lagi dengan rasa cintanya yang begitu besar mampu mengalahkan rasa bencinya pada Reva.

Hingga Rendy ingin mengundurkan pernikahan mereka dan masih berusaha menunggu sang kekasih datang untuk jalani kehidupan bersama dirinya.

Rendy masih begitu yakin bahwa Reva masih sangat mencintainya dan akan segera kembali untuk menemuinya dan mengikat janji suci bersama.

" Apa kamu masih tetap mau mengundur pernikahanmu dan menunggu wanita tersebut kembali? Apa kamu sudah gila Ren? Dimana otak kamu? Apa yang akan orang-orang katakan ketika mengetahui pernikahanmu batal padahal semuanya sudah siap, beribu-ribu undangan sudah disebar dan besok adalah hari yang sudah ditetapkan sebagai hari bahagiamu tapi dengan seenak jidat kekasihmu itu justru kabur entah ke mana." Sentak Arga sang Papa dengan wajah yang diliputi amarah yang memuncak.

Laki-laki paruh baya Itu tampak memarahi putranya yang terlalu dibutakan oleh cinta hingga sudah tak bisa lagi membedakan mana wanita yang serius dan mana yang modus.

Tak jauh dari tempat kedua pria yang sedang bicara itu, terdengar tangis seorang wanita yang duduk di sofa ruang tengah karena melihat putranya yang ditinggal oleh kekasihnya.

Wanita itu merasa sesak dan tidak sanggup membayangkan betapa malu keluarganya besok karena undangan pernikahan sudah disebar dan para tamu pasti akan datang. Semua yang sudah disiapkan termasuk dekorasi yang begitu mewah itu terancam batal. Sebagai keluarga terpandang dan terhormat, Citra tidak ingin jika nama baik keluarganya tercoreng begitu saja dan berimbas pada perusahaannya.

" Papa tidak mau tahu pokoknya kamu besok harus tetap menikah." Titah Arga yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.

"Tapi menikah dengan siapa Pak Reva sudah pergi!" Ucap Rendi yang sudah sangat kacau.

"Kamu sudah tidak perlu pusing memikirkan siapa pengganti Reva, karena papa akan mencarikan wanita yang pantas dan yang benar-benar mencintaimu. Percuma Papa membiarkanmu bebas memilih istri, nyatanya kamu dicampakkan begitu saja dan membuat malu keluarga kita. Pernikahan ini tidak boleh batal, kamu mau kita semua menanggung malu hanya karena perbuatan wanita tidak jelas itu?" Tutur Arga.

Sejak awal Arga memang sudah tidak menyukai wanita pilihan Rendy. Tapi karena bujukan sang istri dengan mengatasnamakan kebahagiaan sang anak, akhirnya dengan berat hati Arga merestui hubungan mereka.

Rendy hanya bisa pasrah dengan keadaan, di mana Papanya ingin ia tetap melaksanakan pernikahan itu dengan wanita yang dipilihkan oleh orang tuanya. Pria itu tak berdaya ketika Papanya mengancam akan mencabut semua fasilitas mewah yang selama ini ia dapatkan serta mencabut Rendy sebagai pewaris tunggal kekayaan keluarganya.

Kini Arga dan Citra sedang duduk di hadapan sahabatnya. Mereka meninggalkan Rendy di rumah dan berkunjung ke rumah sahabatnya walaupun malam sudah larut.

"Arga? Citra? Ada apa kalian malam-malam datang ke sini? Bukankah kalian seharusnya mempersiapkan pesta Rendy untuk esok hari?" Tanya Dika sahabat Arga.

Belum sempat Arga menjawab, Sari istri Dika datang menyuguhkan minuman.

" Ayo diminum dulu nanti baru lanjut ceritanya." Titah Sari.

Arga dan Citra meminum teh yang sudah disiapkan oleh sahabat mereka. Sejak mendapat kabar perginya calon menantu mereka, keduanya belum sempat makan ataupun minum.

Rasa panik membuat keduanya tidak terpikirkan untuk mengisi perut mereka. Karena yang ada di kepala mereka hanyalah bagaimana caranya agar besok bisa mendapatkan pengantin perempuan pengganti Reva.

"Jadi ada perlu apa sehingga membuatmu datang ke sini di saat tengah malam begini. Sepertinya ada sesuatu yang mendesak?" Tanya Dika.

"Calon istrinya Rendy kabur." Jawab Arga dengan perasaan masih begitu kesal.

"Kabur? Kenapa bisa begitu? Bukankah Arga dan calon istrinya sudah sama-sama saling mencintai?" Sahut Sari yang berada disamping Citra.

"Kami tidak mengetahui alasan pastinya apa tapi hanya ada sepucuk surat yang ditinggalkan dan mengatakan bahwa ia belum siap untuk menikah." Jawab Citra.

Tangis wanita itu kembali pecah mengingat kembali nasib putranya.

Sari memeluk sahabatnya tersebut, berusaha menenangkan dan memberikan masukkan agar Citra kuat dan sabar dalam menghadapi masalah ini.

"Yang sabar ya Cit pasti semua ini akan ada hikmahnya." Ucap Sari sambil mengelus punggung Citra.

" Aku tidak tahu gimana besok harus menghadapi tamu yang sudah hadir. Pasti mereka menertawakan kami karena pernikahan putra kami satu-satunya gagal. Sar Tolong bantu kami." Ucap Citra memohon.

"Kalian yang tenang ya! Kami akan berusaha membantu kalian kok." Jawab Dika.

"Kamu bener Dik? Hanya kalian harapan kami satu-satunya untuk membantu kita keluar dari masalah ini. Jadi tolong bantu kami ya!" Kali ini harga ikut memohon seperti istrinya.

" Iya pasti aku bantu kok. Terus kita suruh gimana untuk membantu kamu?" Tanya Dika yang merasa iba melihat kedua sahabatnya itu memohon padanya.

"Izinkan Anin untuk menikah dengan Rendy untuk menggantikan Reva!" Ucap Arga.

"Apa? Kamu gila ya Ar? Kamu pikir putriku apaan bisa menggantikan calon menantumu? Aku tidak akan menyerahkan putriku satu-satunya untuk menikah dengan putramu karena putramu tidak mencintai putriku sedikitpun dan aku tidak ingin membuat putriku sakit hati karenanya." Dika berusaha menolak permohonan Arga.

"Aku mohon Dik! Awalnya Rendy memang tidak menyukai Anin, tapi aku yakin seiring berjalannya waktu pasti Rendy akan mencintai Anin. Karena aku dulu udah pernah ada di posisi itu. Apa kamu lupa kalau aku dulu dijodohkan dengan Citra di saat aku belum bisa mencintainya tapi Seiring berjalannya waktu rasa cinta itu mulai tumbuh dan kini sudah menetap mengisi hatiku. Dan aku yakin besok anakku juga akan seperti itu." Ucap Arga berusaha meyakinkan sahabatnya tersebut.

"Dika, tolong kami! Hanya Anin lah perempuan yang kami inginkan untuk menjadi menantu kami. Kamu tahu sendiri kan kalau dulu aku dan Mas Arga menyukai putrimu untuk menjadi menantu kami. Apalagi Anin juga mempunyai rasa sayang pada Rendy, jadi apa salahnya kalau kita sama-sama saling mewujudkan mimpi Anin untuk bisa bersanding dengan Rendy." Ucap Citra.

Arga dan Citra berusaha mempengaruhi sepasang suami istri tersebut dan meyakinkan kepada mereka dengan menjanjikan bahwa Anin akan bahagia bersama Rendy setelah menikah nanti.

Bahkan Arga mengatakan bahwa putranya pasti akan mencintai Anin setelah sudah saling mengenal.

Dika larut dalam pikirannya,lelaki itu kembali teringat kala Anin putrinya mengetahui kabar pernikahan putra sahabatnya itu. Anin menjadi murung karena sebentar lagi pria pujaannya akan menjadi milik orang lain.

bab 2

Dika tidak tega melihat kesedihan anak semata wayangnya itu. Akhirnya ia memilih untuk mempertimbangkan tawaran Arga. Mungkin ini adalah jalan yang sudah di gariskan Tuhan untuk putrinya agar bisa bersama lelaki yang sudah lama mengisi relung hatinya.

Walaupun malam sudah larut, tapi keempat manusia itu masih terlihat duduk dengan wajah yang sangat serius. Terlihat Arga yang masih terus menerus meyakinkan Dika agar menyetujui permintaannya.

Dari arah tangga terdengar langkah kaki dan suara gadis yang memanggil orang tuanya, ia terbangun karena merasa haus dan hendak turun untuk mengambil air minum.

" Pa, Ma ada tamu ya? Siapa?" Tanya Anin

Gadis cantik itu melangkah menuruni anak tangga dan mendatangi keempat orang yang masih duduk di ruang tamu tersebut.

"Oh Tante sama om Arga? Sudah lama?" Sapa Anin sambil menyalami Arga dan Citra.

" Halo sayang gimana kabarmu? Aduh Semakin hari kamu semakin cantik aja sih!" Puji Citra, sedangkan Arga hanya tersenyum menatap Anin dari seberang duduknya.

"Ah Tante bisa aja deh!" Balas Anin tersipu.

"Sayang, kenapa kamu terbangun? Apakah suara kami menganggu tidurmu?" Tanya Sari takut putrinya itu terganggu.

"Enggak Ma,tadi aku haus, mau ambil minum di dapur!"

"Dik, gimana? Kamu setuju kan? Tolong kami Dia! Aku janji akan untuk membuat Dira bahagia bersama Rendy." Lagi-lagi Arga terus meyakinkan Dika untuk menerima tawarannya.

" Apa kamu yakin putramu akan melupakan kekasihnya itu dan menerima putriku?"

Sedangkan Anin merasa bingung dengan pembicaraan tersebut. Ia tidak tahu maksud pembicaraan kedua lelaki tersebut.

"Emangnya Anin kenapa Pa?" Tanya Anin penasaran.

Sari langsung berpindah tempat dan mendekati Anin.Ia menggenggam tangan gadis itu dan mulai memberitahu maksud mereka pada Anin.

"Apa? Kenapa bisa Tan? Bukanya kak Rendy dan kak Reva sudah lama pacaran dan besok akan menikah?" Sela Anin memotong pembicaraan Citra.

"Kami juga tak menyangka kalau Reva akan setega itu meninggalkan Rendy sayang. Apa kamu bersedia untuk menjadi istri Rendy dan menggantikan Reva?" Tanya Citra langsung.

"Istri? Aku akan menjadi istri kak Rendy?" Tanya Anin dengan suara gemetar.

Gadis itu masih syok dengan berita kaburnya Reva calon istri Rendy. Tetapi gadis itu lebih syok ketika orangtua Rendy memintanya untuk menjadi menantu mereka. Selama ini Anin hanya bisa berhayal untuk bisa menjadi istri Rendy, lelaki yang sangat ia kagumi dan sangat ia sayangi walaupun ia hanya bisa mencintai dalam diam.

"Tapi bagaimana jika Kak Reva kembali tante?" Tanya Anin ragu.

"Walaupun Reva kembali, kamu akan tetap menjadi istri Rendy sayang. Karena Reva sendiri lah yang sudah membuat Rendy kecewa dan meninggalkannya. Jadi kamu tidak perlu khawatir karena secara hukum dan agama kamu akan menjadi istri sah Rendy. Kamu mau kan menikah dengan Rendy sayang?" Ucap Citra meyakinkan Anin.

Anin tampak berfikir sejenak, ada rasa ragu karena pernikahan ini terjadi bukan karena cinta, tetapi karena terpaksa. Ia memang sangat mencintai pria itu, tetapi pria itu hanya menganggap Anin sebagai adik.

Disisi lain, Anin juga ingin mewujudkan mimpinya untuk menjadi istri dari seorang Rendy pratama lelaki yang sudah mengikat hatinya dan sudah tidak bisa lagi untuk melepasnya.

Anin berusaha meyakinkan dirinya bahwa ia bisa membuat Rendy untuk jatuh cinta padanya. Dia percaya bahwa cinta itu akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dan intensitas pertemuan diantara mereka akan membuat berseminya benih-benih cinta.

"Anin bersedia untuk menjadi istri kak Rendy Om!" Ucap Anin dengan wajah merona.

Semua yang ada diruang tersebut terkejut ketika mendengar jawaban dari Anin. Mereka tak menyangka bahwa gadis itu akan menerima lamaran dadakan tersebut dengan cepat tanpa ada rasa ragu seperti apa yang dirasakan orangtuanya.

"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah!" Ucap Citra bahagia dan langsung memeluk calon menantunya.

"Kamu yakin sayang?" Tanya Sari.

"Yakin Ma!" Jawab Anin dengan senyuman bahagia yang sudah tidak bisa lagi ia sembunyikan.

"Kalau begitu, besok kalian akan menikah. Kamu tidak usah memikirkan masalah gaun atau pun MUA! Kami akan menyiapkannya." Ucap Arga lega karena akhirnya mereka menemukan pengganti Reva.

Arga dan Citra sudah menyukai Anin dari dulu. Bahkan mereka pernah terpikir untuk menjodohkan Rendy dengan Anin, tetapi putra mereka menolak dengan tegas karena Rendy sudah mempunyai kekasih pilihannya sendiri. Dan ternyata Tuhan mempunyai cara sendiri untuk menjadikan Anin sebagai menantunya.

"Tunggu dulu! Aku ingin Rendy dan Anin membuat perjanjian pranikah. Aku tidak ingin kalau anakku dirugikan dimasa yang akan datang, mengingat putramu yang bisa saja kembali kepada kekasihnya jika mereka bertemu kembali. Aku ingin kamu mengikat putramu agar tidak seenaknya mempermainkan putri ku di kemudian hari!" Titah Dika dengan tegas.

"Pa, kenapa harus pakai perjanjian pranikah sih? Aku tidak setuju!" Anin berusaha mengeluarkan pendapatnya.

"Papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu Nak. Semua demi kebaikanmu. Kita kan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, jadi kalau kita membuat perjanjian, kamu ada pegangan sehingga Rendy tidak bisa semena-mena memperlakukan kamu." Ucap Dika.

"Om setuju dengan usulan Papa kamu Nin! Semua demi kebaikanmu!" Sahut Arga.

Akhirnya mereka sudah sepakat membuat surat perjanjian dan sudah selesai ditulis. Anin juga sudah setuju dengan perjanjian tersebut.

Kini Anin sudah menandatangani dua lembar kertas dan disusul dengan tanda tangan kedua pasangan tersebut.

Setelah semua selesai, Arga dan Citra Merasa lega dan berpamitan untuk kembali pulang dan menemui Rendy.

"Aku pamit pulang dulu ya Dik! Terimakasih atas bantuannya, aku akan membuat Rendy untuk jatuh cinta pada putrimu!" Ucap Arga sambil berjabat tangan dengan Dika.

Mereka saling merangkul sebelum akhirnya Arga dan Citra pergi meninggalkan rumah tersebut.

Setelah sampai dirumah, Arga dan Citra menemui Rendy yang belum juga tidur karena masih mencoba menghubungi dan mencari informasi mengenai keberadaan Reva.

"Apa-apaan ini Pa? Aku nggak mau tanda tangan. Kenapa harus pakai perjanjian segala? Lebih baik pernikahan ini di gagalkan saja, aku tidak bisa untuk menikahi Anin, perempuan manja yang hanya berlindung di belakan orangtuanya saja." Tolak Rendy setelah membaca lembaran surat perjanjian tersebut.

Rendy menolak keras surat perjanjian tersebut dimana isinya hanya memberatkan dirinya saja, hanya Anin yang akan menjadi istri satu-satunya dan jika Rendy ketahuan berselingkuh, maka seluruh harta kekayaan orangtuanya akan di berikan kepada Anin dan panti asuhan.

"Tanda tangan, atau kamu akan kehilangan semua yang kamu punya sekarang? Apa kamu masih akan menunggu gadis gila itu? Ingat baik-baik Ren, suatu hari nanti kamu akan berterimakasih pada Papa dan Mama karena sudah mempersatukan kamu dan Anin!"

Dengan terpaksa Rendy menandatangi surat perjanjian itu dan segera kembali masuk ke kamarnya.

"Sialan, kenapa bisa jadi begini sih? Besok aku harus menikahi gadis manja itu. Rasanya aku ingin bunuh diri saja. Reva, kamu dimana sih sayang? Kenapa kamu tega ninggalin aku?" Gumam Rendy sendu.

bab 3

Keesokan harinya baik dari keluarga pihak Anin maupun keluarga Rendy sudah sama-sama sibuk.

Anin juga sudah selesai di rias oleh MUA terkenal yang dipilihkan oleh calon mertuanya. Rasa kagum terdengar setelah MUA selesai merias wajah Anin menjadi sangat cantik dan anggun.

" Masya Allah cantik banget pengantin ku. Nggak perlu banyak dempul sana-sini karena memang sudah cantik bawaan lahir." Ucap seorang perias tersebut di hadapan Anin.

Anin hanya tersenyum mendengar pujian dari sang MUA, karena sebenarnya yang ia rasakan adalah kekhawatiran.

Bagaimana tidak, pernikahan yang akan dilangsungkan hari itu sangat dadakan sehingga membuat Anin sangat gugup dan takut Apakah calon suaminya akan benar-benar mencintainya.

Tapi ia selalu berpikir positif bahwa Rendy akan jatuh hati padanya. Lamunan Anin buyar ketika sang mama mendatanginya dan memegang pundaknya.

" Sudah selesai belum nak?akadnya udah mau dimulai!" Ucap Sari pada putrinya tersebut.

Anin mengangguk dan berdiri dari kursi di depan meja riasnya dan melangkah menuju tempat akad.

Mereka semua sudah berkumpul dan siap untuk melaksanakan akad nikah.

Rendy dengan lantang mengucapkan akad tanpa ada yang salah, dan kini perempuan yang berada di sampingnya itu sudah sah menjadi istrinya.

Rendy hanya pasrah menerima nasibnya untuk menikahi wanita yang tidak ia cintai sebelumnya.

Berbeda dengan Anin yang meneteskan air mata karena impiannya menjadi istri seorang Rendy Pratama akhirnya terwujud.

Kini Anin hanya perlu meluluhkan hati suaminya agar bisa menerimanya dan bisa melupakan Reva wanita yang dicintai Rendy.

Kini keduanya sudah berada di atas pelaminan. Bagaikan raja dan ratu, semua tamu undangan yang datang memuji pasangan itu sangat serasi.

Rendy yang tampan bersanding dengan Anin yang begitu cantik. Keduanya tersenyum dan bersalaman dengan beberapa tamu yang dilewatinya.

Anin tersenyum tulus tetapi Rendy hanya tersenyum penuh kepalsuan.

Laki-laki itu terus bersandiwara seperti pengantin yang benar-benar bahagia.

"Kapan semua ini berakhir? Aku sudah tidak kuat menunjukkan senyum palsu ini. Dasar perempuan manja, aku yakin pasti kamu meminta kedua orangtuamu untuk bilang kepada orangtuaku untuk menjadikanmu pengganti Reva. Tapi sampai kapanpun aku tidak akan pernah mencari pengganti Reva untuk selamanya. Hanya Reva yang berkuasa di hatiku." Ucap Rendy dalam hati sembari menatap Anin sinis.

Anin yang menyadari ditatap oleh suaminya, mulai salah tingkah.

"Kak, jangan menatapku terus kak! Aku malu." Ucap Anin.

"Jangan terlalu percaya diri, karena aku tidak tertarik dengan gadis manja seperti kamu.

Kamu hanya beruntung terlahir dari keluarga kaya raya dan hanya bisa menikmati kekayaan orang tuamu saja." Bisik Rendy pelan di samping telinga istrinya.

Mendengar perkataan suaminya, membuat hati Anin seolah diremas. Dengan tega Rendy mengatakan ucapan menyakitkan itu di hadapannya langsung.

Tetapi Anin berusaha sekuat mungkin untuk menyembunyikan rasa kecewa dan sakit hatinya.

Ia justru menggantikan rasa sakit itu dengan senyuman manis untuk Rendy sehingga semua tamu yang melihatnya seolah Rendy dan Anin seperti pasangan yang begitu orang harmonis.

"Dasar bermuka dua pinter juga ini perempuan berakting." Gumam Rendy yang merasa kesal.

Acara pernikahan Rendy dan Anin berjalan dengan lancar hingga tak terasa mereka sudah sampai di penghujung acara. Para tamu sudah mulai meninggalkan tempat dan kini hanya tersisa keluarga dan teman dekat saja.

Kedua orang tua Anin dan Rendy mendekati mereka. Raut wajah bahagia tergambar jelas di wajah keempat orang yang berhadapan di depan pengantin.

"Kalian istirahat ya! Pasti menantu Mama udah capek seharian berdiri menyambut tamu. Mama udah siapin kamar pengantin untuk kalian. Berbahagialah dan kami menanti cucu menggemaskan dari kalian akan segera hadir." Ucap Citra dengan wajah sumringah.

"Mama!" Ucap Rendy yang tidak suka mendengar perkataan dari mamanya.

" Sudah sudah jangan ribut lagi, sekarang bawa istrimu ke kamar dan ini ada dua tiket untukmu dan Anin untuk honeymoon ke Paris. Besok pagi kalian harus berangkat. Berusahalah menerima pernikahan ini, kalian harus saling mengenal dan membuka hati masing-masing. Jangan melihat kembali ke masa lalu tetapi lihatlah masa depan yang sudah menanti dan agar kalian tidak akan menyesal di kemudian hari!" Ucap Arga menasehati pengantin baru tersebut.

" Mama udah menyiapkan semua pakaian kamu. Semua udah ada di kamar kalian, jadi besok kalian tinggal berangkat aja. Dan sekarang kalian harus istirahat agar besok tidak kesiangan." Ucap Sari mertuanya Rendy.

Keduanya pamit setelah mendengar nasehat dari para orang tua. Baru beberapa langkah saja mereka berjalan, terdengar Papa mertua Rendy memanggilnya.

"Iya Pa, ada apa?" Tanya Rendy pada Dika yang sudah merubah panggilannya dari Om menjadi papa.

"Aku tahu kalau kamu belum mencintai putriku, tapi jangan coba-coba untuk menyakiti hatinya karena aku sudah menolong keluargamu dari rasa malu dan merelakan putriku untuk menjadi istrimu. Kalau kamu menyakiti putriku maka kamu akan menyesal seumur hidup." Titah Dika memperingatkan menantunya tersebut.

"Iya Pa kalau begitu kami pamit dulu." Pamit Rendy yang sudah tidak tahan mendengar ocehan orang tua mereka.

Di dalam kamar terlihat Anin sedang menghapus make up, sedangkan Rendy sedang berada di kamar mandi untuk membersihkan diri.

Anin merasakan debaran jantungnya saat mendengar pintu kamar mandi yang dibuka. Bahkan Anin terdiam mematung saat melihat Rendy dari pantulan cermin yang ada di hadapannya. Wanita itu terpesona dengan keindahan tubuh suaminya dan membuatnya berpikir yang tidak tidak.

Tetapi khayalan tingkat tinggi Anin harus terhempas dan dipatahkan oleh suara Rendy yang menyuruhnya untuk segera mandi.

Dengan cepat Anin melangkah menuju kamar mandi dan memulai ritualnya.

Anin yang sudah bertekad untuk merebut hati suaminya,susah siap untuk memberikan hak kepada suaminya malam ini, bahkan Anin sudah menyiapkan pakaian dinas untuk memuaskan suaminya.

" Aku harus bisa membuat Kak Rendy jatuh hati padaku." Ucap Anin sembari menatap penampilannya di pantulan cermin yang berada di kamar mandi.

Rendy yang sudah selesai mengganti pakaiannya, langsung duduk bersandar di tepi ranjang sambil menatap laptopnya, laki-laki itu akan menyelesaikan pekerjaannya. Rendy berpikir tidak ada yang istimewa dalam malam pertamanya, lain halnya jika Reva yang menjadi istrinya, mungkin saat ini mereka sedang sama-sama menikmati malam pertama mereka dengan panas.

Ceklek,,,

Rendy mendengar suara pintu kamar mandi yang sudah terbuka tapi dia tidak ada niatan sedikitpun untuk menoleh ke arah tersebut. Ready justru terlihat sibuk di depan layar laptopnya.

Anin memberanikan diri untuk mendekati ranjang tempat Rendy duduk. Ada rasa kembali kecewa saat suaminya tidak menghiraukan kedatangannya. Tapi tekad gadis ceria itu sudah bulat, ia akan tetap menggapai cintanya.

Walau harus memulai menggoda suaminya dengan memakai lingerie yang sangat sexi.

"Ya Tuhan,kuatkan hamba dan hilangkan rasa malu ini. Bukankah menggoda suami itu sah-saha saja, yang penting tidak menggoda suami orang. Ini semua aku lakukan untuk keutuhan rumah tanggaku, bantu aku Ya Allah!" Batin Anin dalam hatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!