NovelToon NovelToon

KETIKA TAKDIR MENGUJI CINTA

KTMC 1. ARTI SAHABAT

Note : Karya perdana setelah lama berhenti menulis🤣

Di rumah mewah itu, terlihat Dina sedang membersihkan rumah sembari bermain dance mengikuti gerakan yang ada di layar tv. Roy memperhatikan dari belakang, sambil ikut menari mencoba mengikuti arahakan di layar TV. Roy yang semula hanya mengikuti di belakang Dina, tiba-tiba saja ia berjalan dan mematikan tv itu. Dina berteriak protes pada Roy, "YAK! Apa kamu sudah gila? Aku sedang bermain!"

"Diam! Ini waktunya menjemput Shena di sekolah. Apa kamu mau ikut atau tidak?" ucap Roy sembari meraih jaket nya atas di sofa kemudian memakainya lalu meraih kunci mobil yang ada di atas meja. Dina masih tetap melakukan aktivitas kemudian menolak ajakan Roy dengan halus.

"Aku nggak ikut deh, kamu pergi sendiri aja."

"Yakin nggak mau ikut? Aku setelah menjemput Shena di sekolah, kami mau pergi makan hotpot pedas."

"Aku ganti baju dulu." ucap Dina sembari memberikan pada Roy kain lap dan sapu kemudian Dina berjalan kekamar tuk ganti baju. Roy hanya bisa tersenyum melihat tingkat istrinya itu.

🌟🌟🌟

Diparkiran sekolah.

"Nak, kamu kenapa sih bertengkar dengan teman kelasmu itu?" tanya Roy sembari berjongkok dihadapan putrinya itu.

"Dia duluan Pah mengganggu teman Shena. Shena beri aja pelajaran kepada mereka."

Sembari Dina membalikan tubuh anaknya, "Memukul itu nggak di benarkan."

"Iya nih."

"Memukul begitu, itu kurang sakit."

sang suami tercengang mendengar penuturan sang istri.

"Besok kamu harus ikut les karate. Kamu harus banyak latihan memukul."

"Eh."

"Kamu keberatan?" tanya Dina kepada suaminya.

"Eh... nggak kok. Aku rasa memang dia harus banyak latihan."

Sang anak terlihat bingung melihat perdebatan kecil di antara kedua orang tua nya itu.

🌟🌟🌟

siang kini berganti dengan malam.

Dina sedang duduk di sofa ruang tamu sembari menonton TV dan menunggu suaminya yang saat ini sedang berada di kamar putrinya. Sesaat kemudian yang di tunggu pun kembali.

"Apa Shena sudah tidur?" tanya Dina sembari mengeluarkan cemilan yang sejak tadi sudah ia siapkan.

"Sudah." Roy duduk di samping sang istri.

Dina tiba - tiba menyandarkan kepalanya di bahu sang suami sembari bercerita, sesaat kemudian tanpa disadari Dina pun tertidur lalu bermimpi bagaimana ia bertemu dengan suaminya, melewati masa indah bersamanya, menjalani Lika liku percintaannya, hingga mereka menikah dan di karuniai seorang putri yang lucu, dan kebehagiaan yang mereka bina bertahun - tahun lamanya harus kandas di tengah jalan. Kandasnya kisah asmara mereka bukan karena hadirnya orang ketiga, tetapi mautlah yang memisahkan mereka berdua.

Dina pun tersentak dari mimpinya dan menatap sosok sang suami yang makin lama makin buram dari pandangan matanya lalu kemudian menghilang. Dina pun tersadar kalau itu semuanya hanyalah mimpi yang tak akan mungkin menjadi nyata. Dina pun menangis dan meneriakkan nama sang suami namun faktanya orang yang di panggil tak kunjung datang dan ia mendapati dirinya hanya seorang diri berada di dalam kamar itu.

🌟🌟🌟🌟

Note : Sebelum melanjutkan ceritanya kita perkenalan tokoh dulu yeeee....

...DINA MARIANA...

Dina Mariana di kenal sebagai karakter utama. Dina Mariana wanita yang terkenal tidak pintar dan suka membuat keributan di mana pun ia berada. Meski tak berbakat dalam akademik, Dina justru seorang wanita penyayang. Dina juga memiliki kepedulian tinggi kepada teman - temannya sekelasnya. Dina juga memiliki beberapa teman pria yang juga menjadi sahabatnya di kelas. Ia merupakan teman dekat dari Roy Widjaya

...ROY WIDJAYA...

Ia dikenal sebagai remaja dan siswa yang selalu ceria dan periang. Menyukai teman masa kecilnya sejak lama dan seringkali ditolak, tak membuat Roy patah semangat. Ia berusaha menunjukkan perasaannya terus pada Dina. Roy Widjaya, pria pendiam dan juga merupakan sahabat Dina Mariana dan beberapa sahabat lainnya. Roy Widjaya tipe pria yang tidak mau cari ribut dengan orang lain apa lagi bersaing. Tetapi saat wanita yang ia sukai juga di cintai oleh orang lain, dia juga harus mempertimbangkan antara cinta dan persahabatan.

...CAKRA ADHIYAKSA...

Cakra Adhiyaksa, dia pria yang perhatian. Dia tipe pria yang ideal. Dia pria yang tampan, atletis dan juga pintar. Memiliki wawasan luas dan bijaksana. Dia pria idaman wanita di sekolah nya. Dina menyukai pria ini. Apakah cinta mereka akan terbalas kan ataukah cinta Dina hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan??

MARIA

Kakak perempuan Dina

NITA

Adik perempuan Roy

VINA

Adik angkat Roy dan Nita

Ibu Zeila dan Ayah Bagaskara

Orang tua Dina dan Maria

Ibu Mariam dan Ayah Widjaya

Orang tua Roy, Nita dan Vina

❤️❤️❤️

Menurut kalian, apa sih arti sahabat?

Sahabat yang baik adalah sahabat yang selalu menemani di keadaan susah maupun senang. Jika ada masalah dengan sahabat alangkah baiknya kita tanyakan apa salah diri kita sebagai sahabat. Sebagai sahabat, kita pun jangan mudah terhasut ucapan orang lain yang tidak begitu dekat dengan kita, apalagi tidak kenal. Sahabat yang baik tidak akan mencelakai, sebaliknya menasihati, melindungi, dan tulus mengasihi. Sahabat yang baik tidak akan mengkhianatimu meskipun sudah tahu tentang keburukanmu.

Dalam persahabatan pasti tidak akan terhindar dari riak - riak seperti pertengkaran atau perselisihan. Namun, di situlah sejatinya kesabaran dan ego kita sedang diuji. Ingatlah pepatah mengatakan, "Mencari teman itu susah tetapi mencari musuh itu semudah membalik telapak tangan."

...FLASHBACK...

...( Kira - kira 30 tahun yang lalu )...

Seorang wanita berseragam sekolah sedang duduk di bar sembari meminum minuman beralkohol. Datanglah sekelompok pria yang mengganggu ketenangan wanita itu.

"Cewek!! Sendirian aja ni?? Bareng yuk." ucap pria berbaju kaos hitam kepala botak sembari meraih botol minuman Dina yang ada di atas meja.

Tiba - tiba datang seorang pria yang memakai seragam yang sama dengan Dina lalu mengusir sekelompok pria itu.

"Jangan ganggu dia!"

"Siapa sih kamu?"

"Aku akan gantikan dia minum." ucap pria itu sembari merampas botol itu dari tangan pria berkaos hitam. Sekelompok orang itu tercengang melihat pria itu hanya dalam satu tuangan kemulutnya kini botol itu sudah dalam keadaan kosong. Setelah botolnya kosong, pria itupun mendadak tumbang tak sadarkan diri.

"Kirain bisa minum, rupanya tumbang?" ucap pria berkaos hitam sembari tertawa mengejek atas kebodohan pria berseragam sekolah itu.

"Sini - sini, bawa pria bodoh ini keluar cepat!" ucap pria berkaos hitam itu menyuruh anak buahnya.

Tapi belum sempat mereka bergerak, Dina lebih dulu mengeluarkan pisau lipat dari kantong bajunya kemudian menodongkan keleher berbaju hitam lalu kemudian pisau itu ia alihkan untuk membuka minuman beralkohol itu. Setelah botol itu terbuka dari tutupnya, Dina pun segera meminumnya hingga habis tak tersisa. Setelah habis, Dina pun segera berdiri dan meregang kan otot-ototnya tanpa aba - aba, Dina lalu menghajar mereka satu persatu hingga tumbang dan menyisakan tanda memar di wajah pria - pria pengganggu tersebut. Setelah menghajar mereka tanpa ampun, Dina pun memperingati mereka untuk tidak membuat onar di bar tersebut.

"Jangan macam - macam lagi disini. Ingat aku lah bos disini." ucap Dina sembari merapikan baju dan rambutnya yang sedikit berantakan.

Roy bergegas ke bar di mana Dina membuat keributan, setelah dapat telp dari pemilik bar.

❤️

❤️

❤️

"Dina dimana?" tanya Roy sesampai nya disana.

"Ah, kamu telat. Dia sudah pergi. Semua di pukul sama Dina." ucap pemilik bar tersebut. Sembari menunjukkan kepada Roy korban - korban Dina yang masih terkapar tak berdaya di lantai.

Roy pun menarik kerah baju si pemilik bar tersebut.

"Yang aku tanyakan, Dina dimana?"

Dengar terbata - bata, "Dina ada di lantai dua bar ini."

Setelah mendapatkan informasi yang ia minta, Roy pun kembali merapikan kerah baju si pemilik bar tersebut lalu meninggalkan nya begitu saja.

Sesampainya di lantai dua, Roy pun segera mencari keberadaan Dina. Setelah berjalan menelusuri dari kamar ke kamar, Roy pun menemukan keberadaan mereka.

"Dina. Kalian berdua?"

Dina pun terkejut melihat Roy yang kini berdiri di depan pintu yang sejak tadi hanya tertutup setengah.

"Ada cowok yang nggak bisa aku taklukin?" ucap Dina sembari memungut baju nya yang ada di lantai.

"Ada." ucap Cakra yang saat ini masih ada dalam pengaruh alkohol.

"Itu Cakra mabuk dan muntah di bajuku. Lalu dia pingsan." ucap Dina menjelaskan karena Dina tak ingin ada kesalah pahaman di antara mereka. Roy pun menghela bernafas lega setelah mendengar penjelasan Dina.

"Tapi cowok seperti ini, aku suka."

KTMC. SISWA BARU

Keesokan harinya.

Larasati sedang mengantar putranya, Cakra kesekolah. Cakra diturunkan di gerbang sekolah dan segera bergabung dengan teman-temannya. Dina mengenali Cakra ketika ia lewat dan ia mengikutinya ke rak sepeda di mana dia berteriak.

“Kamu yang memakai kemeja kotak-kotak. Apakah kamu baik-baik saja?" ucap Dina. Ia memberitahukan namanya dan memintanya untuk menemukannya jika ada masalah.

Teman-teman Dina tidak percaya bahwa Dina memberikan namanya kepada orang asing. Dina dan temannya, Roy melihat kembali ke arah Cakra saat ia melintas di hadapannya.

Saat mereka berjalan ke kelas, Dina menjadi tegang ketika dia mendapat pengingat di teleponnya untuk menghafal lima puluh kata bahasa Inggris. Dia mengabaikan interupsi tersebut. Di dalam kelas, para siswa - siswi menghibur diri sambil menunggu Bu Evelin. Dina masuk dan setelah semua orang duduk, Cakra masuk dan memperkenalkan dirinya, "Saya Cakra Adhiyaksa." Ketika ia tidak bisa berkata apa-apa lagi, Cakra menjelaskan bahwa ia pindah karena orang tuanya dipindah tugaskan.

"Jadi, dia siswa baru disini?" ucap Dina dalam hati sembari senyum - senyum sendiri.

Roy menunjuk ke kursi kosong di yang ada di pojok belakang tetapi Dina lebih cepat gerakan nya dan mendorong Roy untuk segera mengosongkan kursinya lalu menyuruh nya untuk duduk di sana.  Mengharapkan Cakra dapat mengenalinya ketika dia lewat tapi dia bahkan tidak melihatnya. Setelah Cakra duduk, Dina melakukan kontak mata tapi dia segera membuang muka karena pelajaran akan dimulai.

Bu Evelin masuk dan sambil bercanda dengan seluruh kelas, siswi di sebelah Cakra memperkenalkan dirinya, “Magdalena, biasa di sapa Lena.” 

Lena membantu Cakra untuk mendapatkan loker.

"Kamu tidak harus melakukan itu."

Lena mengangkat bahu bahwa dia hanya berusaha membantu dan menjadi ketua kelas yang baik.

"Itu tidak masalah."

Bel istirahat telah berbunyi.

Di lapangan bola.

Dina dan Roy sedang ngobrol sembari bercanda.

"Aku ingin masak."

Roy saat itu sedang minum tiba - tiba terbatuk-batuk mendengar kan penuturan sahabatnya itu.

"Apa? Kamu mau memasak? Sejak kapan kamu bisa memasak?"

"Kan ada kamu yang bisa masak. Ya, kamulah yang masak."

"Yuk, kita pergi belanja bahan makanan!" ajak Dina sembari menarik tangan Roy mengajak pergi ke toko serba ada yang ada di sekitar lingkungan sekolah nya.

❤️❤️❤️

Setibanya disana...

Roy menyerahkan keranjang kepada Dina agar Dina gampang membawa barang belanjaan nya. Sesaat kemudian mereka pun telah selesai berbelanja dan memutuskan untuk segera kembali kesekolah karena jam selanjutnya adalah pelajaran matematika.

Di dalam kelas

Guru matematika sedang mengulas beberapa konsep dasar untuk materi matematika, "Yang tidak mengerti di persilahkan untuk bertanya." ucap sang guru sembari menulis beberapa soal di papan tulis.

"Aku pikir kamu akan pandai dalam hal ini." ucap Roy.

Tapi bukannya fokus pada pelajaran Dina malah mengeluh bahwa ia lapar tapi Roy meyakinkannya bahwa setelah pelajaran selesai mereka akan langsung ke kantin mencari makan. Roy memperhatikan jawaban soal Dina dan memperingatkan Roy, "Jika kamu terus melakukan ini, kamu akan menjadi yang pertama."

"Siapa yang sudah menyelesaikan soal-soal yang ada di papan tulis?" tanya Bu guru sembari mengacungkan sebatang kapur tulis.

"Dina maju kedepan?" Namun Dina hanya diam membisu seribu bahasa.

Cakra berjalan ke meja guru dan mengambil kapur tulis sebelum pindah ke papan tulis di mana dia dengan mudah memecahkan masalah. 

"Dina ... kamu itu seorang wanita tak sepantasnya bergaya seperti layaknya laki - laki. Ibu tidak tau lagi harus bagaimana menasehati mu. Kerjaan mu di sekolah, bolos, tidur di kelas dan membuat onar. Kamu akan menjadi siswa sempurna jika kamu rajin belajar. Belajarlah lebih banyak dari Cakra, sudah ganteng, pintar dan tidak banyak gaya."

Dina marah ketika gurunya menyatakan bahwa ia akan menjadi siswa yang sempurna jika saja dia rajin belajar. Semua orang keluar untuk istirahat sejenak tapi Dina tetap di kursinya, menggaruk lengannya, sebelum berdiri tapi Roy melarang nya dan menyuruhnya tuk duduk kembali.

Roy tahu jika suasana hati Dina sedang buruk. Ia pun segera kekantin tuk membelikan Dina sesuatu. Roy tahu bagaimana ia harus membujuk Dina jika sedang kesal dengan seseorang. Roy tiba dengan makanan ringan di tangannya. Roy meletakkan makanan ringan itu di atas meja. Ruangan itu sunyi hanya ada beberapa siswa dan mereka berdua.

🌟🌟🌟

Dina sudah berada di rumahnya. Ibu nya sedang menelepon Ibu Larasati, tetangga yang baru pindah seminggu yang lalu dan tinggal tak jauh dari rumah nya. Dina langsung menuju kamarnya. Dina menjatuhkan diri ke sofa dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia masih kesal atas komentar gurunya atas dirinya. Dina mendengar akhir panggilan telepon ibunya, ia pun segera keluar dan mendatangi Ibunya dan bertanya apa Ibunya menelepon Ibu Larasati. 

"Ada urusan apa Ibu menelepon tetangga baru kita?"

"Ibu mau kamu bergabung dengan les matematika. Kebetulan tetangga baru kita itu membuka les privat matematika. Dan Ibu juga sudah mendaftar kan kamu tuk ikut les tata boga, tata busana sekalian biar kamu bisa belajar dandan." ucap ibu nya.

"Dina nggak mau. Dina sudah besar dan Dina nggak mau, Ibu mengatur segala apa yang berhubungan dengan Dina." ucap Dina menolak

"Pokoknya Ibu nggak mau tau, kamu harus menuruti apa kemauan ibu. Kamu tau kan kalau disekolah sebelumnya Cakra selalu juara pertama di kelas. Dan jika ada kegiatan di luar sekolah yang berhubungan dengan akademi dan non akademik Cakra selalu berada di posis pertama." ucap sang Ibu mengingatkan putrinya bahwa Cakra adalah siswa terbaik sementara ia sendiri berada di peringkat ke-90. Dina kembali masuk ke kamarnya lalu menutup pintu kamarnya untuk menghindari omelan ibunya.

🌟🌟🌟

Saat perjalanan pulang sekolah tadi, Roy hampir tertabrak mobil saat dia bersepeda pulang, ia memikirkan Dina saat cemberut dan tersenyum. Roy berjalan ke apartemen atapnya dan ketika dia mencium aroma masakan ibunya, ia berlari ke dalam dengan penuh semangat tetapi yang ia temukan hanyalah sebuah catatan dan makanan yang disiapkan ibunya. Catatan itu berisi kata - kata penyemangat yang penuh kasih dan penjelasan bahwa ibunya harus kembali ke Amerika untuk melanjutkan bisnis keluarga nya disana.

Ibu Zeila sudah berada di restoran ketika Roy mengirim pesan kepada Ibunya untuk berhati - hati saat mengurus restoran milik keluarganya itu. Ibu membalas pesan bahwa ia menyesal tidak bisa bersamanya selama beraktivitas.

"Sudah dulu ya sayang. Sampai jumpa Minggu depan." ucap Ibu Zeila mengakhiri pembicaraan dengan anak bungsu nya itu. Ibu Zeila pun kembali mengawasi para karyawan nya dan Roy mencoba melepaskan label nama dari beberapa hidangan yang sudah disiapkan oleh Ibunya tetapi ia tidak berhasil. Roy pergi tidur dan melakukan yang terbaik untuk tidur dengan lampu menyala.

🌟🌟🌟

KTMC. CINTA SEPIHAK

Keesokan harinya.

Lena memamerkan kuku barunya ke pada Cakra dan mengatakan jika itu kuku yang ia kenakan kuku keluaran terbaru. Lena menggunakan kesempatan itu untuk lebih dekat dengan Cakra, Dina terlihat kesal melihat kedekatan mereka berdua. Dina pun berdiri lalu berjalan ke arah meja Cakra dan Lena. Dina duduk di atas meja Cakra lalu memperingatkan Lena bawah Cakra adalah miliknya.

"Jangan coba - coba mengganggu nya, karena dia punya ku." ucap Dina memperingatkan Lena agar menjauh dari kekasihnya.

🌟🌟🌟

Saat makan siang.

Cakra duduk di kantin sembari membuka bekal yang ia bawa dari rumah. Tiba - tiba Dina datang bersama Roy lalu duduk di meja yang sama dengan Cakra. Dina meletakkan satu buah tempat nasi di atas meja sembari menyodorkan ke Cakra.

"Makan!" ucap Dina sembari duduk di kursi kosong di sebelah Cakra.

Tanpa menoleh, "Nggak mau." ucap Cakra sembari terus mengunyah makanannya.

Dina membuka bekalnya, kemudian memaksa Cakra untuk memakannya. Namun, Cakra tetap menolak.

"Nih, aku suapin!"

"Aku bilang nggak mau, ya nggak mau." ucap Cakra meninggikan suaranya.

Siswa - siswi yang ada disana mendadak heboh melihat adegan mereka berdua.

Dina pun mengancamnya, "Jika kamu tidak mau makan, aku akan menyuap mu pakai mulutku."

Dengan berat hati Cakra menerima bekal yang di bawa Dina, lalu memakannya. Cakra yang sejak tadi di abaikan memilih pergi meninggalkan mereka.

Di halaman sekolah.

"Eh bang, sepertinya Dina menyukai Cakra deh." ucap Dino bertanya kepada Roy.

"Dia memang dari dulu sudah suka main sama cowok kok. Cuman suka main doang bukan tuk pacaran. Lihat aja penampilan nya kayak anak cowok, nggak ada feminim - feminim nya." ucap Roy santai berusaha menghibur dirinya.

Tiba - tiba terdengar suara yang khas di telinga Roy dari ruang pengeras suara.

"Hallo semua aku Dina. Aku hari ini mau menyatakan perasaan ku kepada Cakra. Aku menyukai Cakra."

Mendadak satu sekolah menjadi heboh. Cakra segera menyusul Dina di ruang pengumuman.

"Dina, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Cakra setibanya disana. Dina pun kaget dan segera menoleh kebelakang.

"Cukup. Aku tidak pernah menyukaimu. Aku sekolah itu demi untuk bisa masuk ke universitas yang bagus, aku bersekolah supaya pintar dan bisa menjadi kebanggaan kedua orang tua ku. Waktu ku sangat berharga dan aku tidak ada kesempatan untuk bermain dan pacaran. Jadi tolong jangan ganggu aku lagi!" ucap Cakra kemudian berbalik dan melangkah pergi meninggalkan Dina seorang diri.

"Aku nggak main, aku serius. Aku suka kamu yang jaga aku."

kenangan di malam itu kembali berputar di benak Dina, dimana malam itu Cakra membantunya dan siap menggantikan untuk minum saat sekelompok preman datang mengganggu nya.

Tapi, Cakra tetap melangkah pergi tanpa memperdulikan setiap ucapan yang Dina katakan.

🌟🌟🌟

Sepulang sekolah, Dina melupakan sejenak kegilaan yang ia lalui hari ini. Dina berharap agar segera tiba di rumah agar bisa menyambut ayahnya yang baru pulang dari luar negri. Seperti yang ia duga, sang ayah tidak terlalu memedulikan sambutan hangat dari Dina. Ia justru sibuk menceramahi Dina agar bisa sepintar kakaknya dan berprestasi seperti putra koleganya.

"Kamu mau jadi apa, ha...? Lihat berpakaian mu! Tidak mencerminkan kalau kamu itu seorang wanita. Rambut di kepang sedemikian rupa, seluruh aksesoris melekat semua ke tubuhmu, seharusnya kamu mengenakan rok biar terlihat seperti wanita pada umumnya, cantik, feminim, lemah lembut. Ayah tidak tahu harus bagaimana lagi menasehati mu."

Ayah dan Ibu Dina bahkan telah membuat rencana jangka panjang untuk putrinya itu. Ia menargetkan bahwa dua tahun ke depan, Dina harus bisa menjadi mahasiswa di Universitas Nasional.

"Cukup! Kenapa Ayah dan Ibu selalu membanding - bandingkan Dina dengan kakak? Dina sudah berusaha belajar, belajar dan terus belajar seperti yang kalian inginkan. Apa masih kurang pengorbanan Dina selama ini? Waktu bermain Dina sudah kalian rampas dan menggantinya dengan les, les dan les. Dina capek, Dina kepingin bebas layaknya anak - anak di luar sana. Mereka menikmati masa remajanya dengan penuh kebahagiaan." ucap Dina sembari meninggalkan kedua orang tuanya.

🌟🌟🌟

Saat ini Dina sedang bersama Roy di arena balap mobil. Dina masih terlihat kesal. Roy mencoba menghibur nya.

"Patah hati sedikit, nggak apa - apa lah."

"Siapa yang patah hati? Cakra pasti punya ku. Aku akan mencari cara agar ia bisa menyukai ku."

Dina kemudian membuka sebuah website mengenai bagaimana membuat orang yang kau sukai jatuh cinta padamu dan disana diberi petunjuk - petunjuk.

Yang pertama adalah harus pintar didepan gebetan dan kalau punya wajah kecil biasanya kesempatan lebih besar.

Dina dikelas adalah siswi biasa yang biasa yang tidak pintar. Tapi ia juga tidak bodoh. Hanya saja sepertinya ia sering membuat masalah dan dipanggil guru, jadi guru sudah hafal betul dengan dia.

Dina mempunyai teman yang duduk bernama Roy Widjaya. Ia dan Roy sangat dekat tapi keduanya lebih sering bertengkar. Meski sering adu mulut, keduanya cukup dekat untuk berbagi contekan.

🌟🌟🌟

Disekolah.

Hari ini Dina memiliki tugas sekolah yang harus segera di kumpulkan. Dina yang memaksa mengambil tugas rumah milik Roy, karena ia lupa mengerjakan tugas, jadi ia mencontek dengan kecepatan kilat. Roy hanya bisa mengomeli Dina yang terus mencontek tugasnya, meski begitu dia membiarkan Dina terus mencontek tanpa mengambil kertasnya. Tapi Dina melakukannya hanya sampai Cakra masuk ke kelas, setelah Cakra masuk, ia bersikap seolah-olah ia sudah mengerjakan dari rumah dan mengatakan kalau tugas hari ini cukup mudah. Dina ingin kelihatan pintar dimata Cakra. Tapi Cakra tidak peduli, bahkan tidak melirik sedikitpun.

Dina tiba - tiba mengangkat kursinya ke meja Cakra dan mengatakan ia ingin belajar bersama.

"Mulai hari ini aku mau belajar bareng kamu." ucap Dina sembari membuka buku paket nya.

Tanpa memperdulikan nya, "Tolong diam, jangan ganggu aku."

Dina hanya senyum - senyum mendengar ocehan Cakra.

Tiba - tiba Lena datang dan langsung bergabung dengan mereka. Lena meletakkan buku paket nya di atas meja Cakra lalu duduk di hadapan Cakra.

"Hai... Cakra kita lanjutkan pelajaran kemarin ya."

Cakra hanya mengangguk kan kepala.

Mereka pun mulai sibuk dengan buku paketnya dan mulai mengabaikan Dina dan tidak menganggap keberadaan Dina di antara mereka.

"Cakra yang ini aku nggak tau." ucap Lena sembari menunjuk buku paketnya. Cakra dengan sabar mengajarinya, sementara Dina sibuk sendiri dengan buku paket nya.

"Yang ini harusnya A atau C?"

Melihat mereka bertiga salah satu temannya berkomentar, "Satu rumput sekolah dan satunya lagi bunga sekolah nggak cocok banget."

"Hmmm... sungguh menyedihkan."

Dina pun mendadak pergi dan meninggalkan kelas kemudian ke atap sekolah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!