NovelToon NovelToon

Aku Pantas

Bab 1

Bunyi tetesan air yang menggema di dalam ruangan yang gelap. Suasana yang gelap dan lembab menjadi mencekam bagi seorang yang baru sadar dari pingsannya. Tersadar dari pingsan gadis itu meraih kenop pintu yang ternyata pintunya sudah bisa dibuka. Segera ia keluar dari toilet dan berlari ke arah luar.

"Dadaku sangat sesak"gadis itu sebisa mungkin menormalkan pernafasannya

Beberapa saat yang lalu sang gadis ingin buang air kecil, tetapi toilet yang biasa dia gunakan semuanya sudah penuh. Alhasil ia pergi menuju ke toilet yang berada di ujung lorong. Biasanya para siswi sangat jarang menggunakan toilet tersebut karena letaknya yang jauh dan juga sangat sepi. Saat sudah selesai dan ingin membuka kenop pintu, tiba-tiba pintu bilik toilet yang ia gunakan tak bisa dibuka.

Ia berteriak minta tolong dan mengendor-gedor pintu berharap ada yang mendengar teriakannya. Tiba-tiba lampu toilet itu mendadak mati sang gadis yang phobia terhadap kegelapan berusaha sekuat mungkin untuk bertahan di dalam keadaan seperti itu. Walau tak ada juga orang dari luar yang mendengar teriakannya, gadis itu merasakan sesak di dada dan perlahan-lahan pingsan di dalam toilet yang gelap.

"Pakaianku sedikit basah,hah,sudah berapa lama aku pingsan?langit sudah berubah menjadi jingga"gadis itu meraba raba pakaian sekolahnya dan melihat kearah langit.

Gadis itu adalah sania Eduardo.Gadis yang berasal dari keluarga sederhana dan mendapatkan beasiswa untuk belajar di salah satu SMA internasional,yaitu SMA Bhineka. Semenjak kepindahan Sania ke SMA bhinneka ia selalu mendapat pembullyan dikarenakan ia berasal dari keluarga yang tak mampu. Karena pada dasarnya SMA bhineka adalah sekolah bagi para Sultan menyekolahkan anak-anak mereka.

Biasanya Sania hanya sesekali melawan dan selebihnya ia hanya acuh tak acuh karena bagaimanapun ia mengeluarkan pendapatnya para pembully-pembuli yang tidak menyukainya akan terus membullynya. Sania adalah anak yang pintar,setiap ujian ia selalu mendapatkan peringkat pertama dan guru-guru sangat menyayanginya.Kini Sania sudah sampai di rumah. Rumah yang begitu besar dan megah rumah yang memiliki tiga lantai dan didesain seperti desain Eropa. Bukan, ini bukan rumah Sania, ini adalah rumah majikan tempat orang tuanya bekerja.Ya, ibu Sania adalah asisten rumah tangga di dalam rumah megah tersebut dan ayahnya bekerja sebagai sopir pribadi dari sang tuan rumah.

Sania sudah berada di dalam kamarnya, kamar khusus pembantu di rumah ini,sania memutuskan untuk mandi dan bersih-bersih setelah itu ia membantu ibunya untuk mempersiapkan makan malam untuk sang majikan. Keluarga majikan itu sangat baik padanya dan juga orang tuanya.

"Kok pulangnya malam san?"sang anak majikan yang satu sekolahan dengan Sania bertanya

Dia adalah Hana Aditama.Putri tunggal dari pasangan suami istri Aditama.

"Aku tadi ke perpustakaan dulu Han"bohong Sania

"Kamu tak berbohong kan?mereka tak membully kamu lagi kan san?"Hana merasa Sania sedang membohonginya.

Sania yang sedang mencuci piring itu menghadap pada Hana dan mengatakan kalau semuanya baik baik saja.Hana hanya bisa menghela nafasnya.Sania sudah seperti saudara baginya,ia dan Sania memang tak satu kelas,tapi saat jam istirahat mereka selalu bersama.Hari ini Hana tak datang ke sekolah dikarenakan ia sedang sakit gigi.

"Jika terjadi sesuatu,kau jangan sungkan mengatakannya padaku"setelah itu Hana pergi menuju kamarnya karna ingin mengistirahatkan diri.

Sania yang melihat ibunya mendekat,segera meraih tangan ibunya untuk memeluk.Ibunya menanyakan bagaimana harinya saat disekolah hari ini.Lagi-lagi Sania hanya bisa berbohong atas semuanya.Ia tak ingin orang tuanya merasa sedih.

"Baiklah,hari sudah larut,sebaiknya kau istirahat,ibu tau kamu sangat lelah"Sania mendengarkan perkataan ibunya dan kembali ke kamar.

Sesampainya di kamar Sania merebahkan dirinya dan mengingat kembali apa yang terjadi dengannya di sekolah hari ini. Sejujurnya di sekolah itu iya adalah satu-satunya murid pindahan yang mendapatkan beasiswa.Untuk Sania berteman dengan para siswa-siswi di sana sangatlah susah ia hanya memiliki satu orang teman dekat yaitu Hana ia memang berteman dengan teman-teman Hana tapi iya tak bisa membukakan diri  seperti ia mendekatkan diri kepada Hana. Hana sangat baik padanya saat hari pertama ia bersekolah di sana hanalah yang mengajak ia berkeliling.

Teman-teman sekelasnya mendekatinya hanya karena ia murid pintar. Jika biasanya di jam istirahat ia tak bermain dengan Hana ia akan menghabiskan waktu di perpustakaan.Karena jika ia berada di tempat lain para murid-murid yang melihatnya akan langsung membullynya. Ia hanya berharap bisa menamatkan SMA dengan tenang dan bahagia ia tak ingin membuat masalah sampai ia tamat di SMA bhineka.

...****************...

Pagi ini Sania berangkat sekolah bersama Hana.Sudah bukan menjadi rahasia lagi bagi para murid mengetahui bahwa orang tua Sania adalah pembantu dan sopir di rumah Hana. Sania dan Hana menuju kelas mereka masing-masing karena sebentar lagi bel akan berbunyi hari ini mereka datang sedikit terlambat. Jika kelas lain sedang belajar berbeda dengan kelas sania.Hari ini kelas sania ada jam kosong sania yang menghindari kerumunan langsung pergi ke perpustakaan suasana di perpustakaan sangat sepi,Sania menyukai itu.

"Hari ini aku akan membaca buku apa ya"Sania terus melihat lihat buku yang berjejer rapi di rak.

"Wah,cover novel ini sangat menarik,aku akan membaca ini saja"Sania menemukan sebuah novel yang menarik perhatiannya.

Tetapi saat menarik novel itu,ada sebuah buku yang juga ikut tertarik.Alhasil buku itu mengenai kepala Sania dan menyebabkan bunyi kegaduhan

"Kepalaku sakit sekali"Sania mengasuh kesakitan sambil memegang kepalanya.

Saat ingin mengambil buku itu,ada sebuah tangan putih dan kekar yang lebih dulu mengambil buku itu.Lalu menyerahkannya pada Sania.Sania mendongak untuk melihat siapa orang yang ada didepannya ini.

Sania terpana saat melihat wajah pria itu.Garis wajah yang tegas,lesung pipi yang dalam.Tatapan yang lembut dan juga tajam,membuat siapa saja tak bisa mengalihkan pandangan mereka.

"Apakah kau baik baik saja"pria itu bertanya pada Sania dan membatunya untuk berdiri.

Sania tak menerima uluran tangan pria itu,ia langsung berdiri.

"Aku baik-baik saja.Maaf membuatmu terganggu"Sania meminta maaf atas kegaduhan yang ia buat di perpustakaan ini.

Ia merasa bahwa pria itu terganggu olehnya.Saat ia hendak pergi,pria itu menahannya lalu memberikan novel yang ia ambil barusan. Setelah itu pria itu langsung pergi dan meninggalkan Sania. Sania tahu siapa pria itu dia adalah Kevin Alexandra dia adalah anak dari pemilik sekolah yang ia tempati saat ini. Sania mengetahui hal itu dari Hana.Dan Kevin satu kelas dengan Hana. Alasan Hana menceritakannya adalah karena kevin peraih peringkat pertama di kelas Hana.

"Aku berharap,yang barusan terjadi tak ada yang melihatnya.Aku sangat yakin,jika ada yang melihatku bersamanya,maka aku akan di buly habis habisan oleh mereka."Sania bergumam pada dirinya sendiri.setelah itu Sania mulai membaca novel yang ia ambil barusan.

Berbeda dengan Sania,ada sepasang mata yang memperhatikan Sania dari sela-sela rak buku. Dia adalah kevin. Hari ini ia datang terlambat dan sangat malas untuk masuk ke kelas jadi ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Ia berpikir kondisi perpustakaan saat ini sangat sepi atau bisa dikatakan tak ada orang karena ia tahu perpustakaan adalah tempat yang jarang dikunjungi oleh para siswa. Tapi siapa sangka ia melihat seorang gadis yang ingin membaca sebuah buku di perpustakaan ini,ia berpikir bahwa momen ini sangat langka. Karena biasanya siswi-siswi sibuk dengan penampilan mereka.

"Apa ia setiap hari datang kesini"Kevin bertanya pada dirinya sendiri

"Atau apakah ya juga sama sepertiku yang sedang membolos"pertanyaan pertanyaan itu muncul di benak Kevin.

"Tapi,aku tak pernah melihatnya,apakah ia satu angkatan denganku,atau dibawahku"kavin mengingat kembali tentang gadis itu

Beberapa saat berikutnya ia mengingat Sania,karena Sania adalah satu-satunya murid pindahan yang mendapatkan beasiswa satu sekolah membicarakan keberadaannya. Saat sedang asyik dengan pikirannya tiba-tiba saja lampu yang ada di perpustakaan itu mati. Sania yang merasakan akan terjadi sesuatu yang buruk segera merogoh sakunya. Tapi sepertinya keberuntungan tak berpihak padanya kali ini. Ia melupakan hp-nya yang berada di dalam tasnya. Sebagai orang yang phobia terhadap kegelapan Sania merasa sangat frustrasi dengan keadaannya saat ini. Dadanya sudah mulai sesak ia terus meraba-raba untuk mencari jalan keluar.

"Apa ada orang disana"Sania berteriak siapa tau ada orang lain yang sedang berada di perpustakaan saat ini.

"Siapa pun itu,apa ada orang"Sania berteriak sambil mengatur nafasnya,ia mengusahakan agar tak mengalami pingsan.

Kevin kaget karena lampu di perpustakaan mati,segera menyalakan senter di hp nya.Tak lama,ia mendengar suara teriakan seorang gadis,langsung saja ia menghampirinya.Sania yang melihat cahaya lampu dari kejauhan merasa sedikit lega.Kevin yang melihat Sania tergeletak di lantai pun langsung membantunya berdiri.

"Ku mohon bantu aku,bantu aku untuk keluar dari perpustakaan ini.Aku tak memiliki penerangan yang bisa membawaku keluar"ucap Sania lemah.

Kevin yang mengerti dengan keadaan saat ini langsung memapah Sania untuk menuju pintu keluar.Saat sampai di pintu,Sania langsung menghirup udara sebanyak banyak mungkin.Nafas Sania naik turun,dan itu semua tak luput dari pandangan kavin.

"Apakah kau baik baik saja?"Kevin melihat Sania dengan panik

"Aku baik baik saja,terima kasih sudah membantuku"Sania akan pergi meninggalkan kevin.

"Tunggu,kau mau kemana"Kevin menghentikan Sania dengan menghalang jalannya

"Aku ingin kembali ke kelas."ucap Sania lemah

"Sebaiknya kau ikut denganku"tanpa persetujuan Sania,Kevin langsung menarik tangan Sania menuju suatu tempat.

Kevin membawa Sania menuju rooftop.Sania merasa canggung dengan perlakuan kevin.Disekolah ini,selain Hana dan para guru,tak ada yang berlaku sopan padanya.Apalagi orang yang ada didepannya adalah idola disekolah ini.

"Kau duduk disini"Kevin mempersilahkan Sania duduk di kursi yang ada disana

"Sekarang kau bisa mengambil nafas dengan lega,udara disini juga sangat sejuk.Dan juga lihat lah pemandangan yang ada di depanmu"ucap kevin yang duduk disebelahnya.

Sania ingin membantah,tapi yang dikatakan kevin juga benar.Udara dan pemandangan disini sangat bagus.Tapi Sania segera tersadar dari semuanya.

"Kenapa kau membawaku kemari?jika ada yang melihat,mereka akan berfikiran yang tidak tidak kepadaku"Sania mengeluarkan keluhannya

"Kau tak perlu takut,tak ada seorang pun yang bisa kesini.Karena mereka tau,ini adalah tempat favoritku"kevin menjelaskan pada Sania

"Apakah kau phobia terhadap kegelapan?"Kevin meraih tangan Sania

Sania yang melihat itu langsung melenjauhkan tangannya.Ia hanya menjawab dengan anggukan.Sania bertanya tanya dari mana pria yang ada didepannya ini bisa tau.

"Ah, kau pasti bertanya tanya,tapi cukup mudah untuk menebak bahwa kau takut.Phobiamu sangat kelihatan sekali"Kevin menjawab dengan senyuman yang manis.

Sania hanya bisa ber oh ria saja.Setelah itu kevin menjulurkan tangannya kedepan.

"Aku kevin,siapa namamu"juluran tangan kevin disambut oleh tangan Sania

"Aku Sania"ucap Sania setelah itu hening melanda keduanya.

Udara yang ada disekitar Sania sangat nyaman.Sepertinya,jika kita sedang rebahan,tanpa terasa kita akan ketiduran karena udaranya sangat mendukung.Sania melihat pemandangan disekitar yang sangat indah.Didepannya ia bisa melihat pusat ibukota yang saat ini begitu ramai.

"Apakah kau sedang bolos"kevin beralih menatap wajah Sania

"Tidak.Kelasku sedang ada jam kosong,jadi aku memutuskan untuk keperpustakaan"Sania juga menatap kearah kevin

"Kau sendiri?"Sania balik bertanya

"Hari ini aku datang terlambat,jadi aku sangat malas untuk ke kelas"jawab kevin dengan jujur.

"Owh iya,jika kau ingin bersantai,akan lebih baik kau datang ke sini saja,dari pada harus ke perpustakaan.Jika hal seperti ini terjadi lagi,itu sangat membahayakanmu,aku memberimu izin untuk datang kesini"ucap kevin

Sania hanya bisa mengguk,karena ia datang kesini atau tidaknya,kejadian seperti tadi takkan bisa terelakkan.Lagian,jika ia sering datang kesini,itu akan menimbulkan kecurigaan pada siswi lain,dan semakin gencar membullynya.

Setelah sekian lama,akhirnya Sania memutuskan untuk pergi dari sana.Karena jam pelajaran dan istirahat juga sudah lewat.Pelajaran selanjutnya akan dimulai sebentar lagi.Saat ini Sania berada di kelas 11.

Kelas Sania berada di pertengahan koridor.Sesampainya dikelas,Sania mengecek hp nya yang tertinggal.Kebetulan sekali saat ia mengecek hp nya,ada panggilan masuk,dan itu dari orang tua Hana.

Walau pun heran,Sania tetap mengangkat telvon itu.Tapi bagai tersambar petir disiang bolong,Sania langsung menegang dan pergi dari kelasnya dan menuju kesuatu tempat.

Bab 2

Langit yang sangat mendukung untuk situasi saat ini.Sania baru saja pulang dari pemakaman.Kemaren,orang tua Hana menelvonnya karena kedua orang tuanya mengalami kecelakaan saat berbelanja ke pasar.Orang tua Sania sempat dilarikan ke rumah sakit,tapi yang kuasa lebih menyayangi ibu dan ayahnya.

Sania saat ini berada di dalam kamar yang ditempati orang tuanya.Ia meraba-raba foto dan juga pakaian kedua orang tuanya.Ia menangis dikamar itu,menumpahkan segala kesedihannya.Dalam kesedihannya ia bingung,kemana ia harus pergi.Kerabat kedua orang tuanya tak pernah mengunjungi mereka.Jadi Sania tak tau kemana ia harus pergi saat ini.

Hana dan kedua orang tuanya memasuki kamar itu.Mama Hana langsung menghampiri Sania dan memeluknya.Baginya Sania sudah seperti putrinya sendiri.

"Tante,Sania udah ga punya orang tua lagi.Sekarang Sania udah yatim piatu"isak tangis Sania memenuhi kamar itu

Papa Hana yang melihat itu menjadi tak tega,air matanya sudah menetes sedari tadi.Baginya,ayah Sania yang sudah menjadi supir pribadinya selama 10 tahun ini,bukan hanya sekedar sopir baginya.Tapi mereka sudah seperti keluarga.Hana juga ikut menguatkan Sania,ia mengelus kepala sahabatnya itu.

"Sania sayang,ga boleh bicara seperti itu.Orang tua Sania selalu ada dihati Sania.Tapi,yang kuasa jauh lebih sayang sama orang tua Sania.Mereka memang ga bisa berada di samping Sania.Tapi mereka selalu ada di hati Sania"mama Hana mulai menenangkan Sania yang masih berada di dalam pelukannya.

"Tante,Sania ga tau harus pergi kemana.Sania ga tau dimana rumah kerabat orang tua Sania.Kalo boleh Sania pinjam dulu uang Tante buat nyari kos-kosan,biar nanti pulang sekolah Sania nyari kerjaan.Atau ga,biar Sania aja yang gantiin ibu jadi pembantu disini,yang penting tante jangan usir Sania"Sania mengucapkan itu dengan nada terisak.

"Heiii Sania,kamu ini ngomong apa.Kamu ga boleh pergi kemana mana,om sama Tante dan juga Hana sudah memutuskan untuk mengangkat kamu sebagai anak angkat kami"ucap papa Hana mengelus kepala Sania

Sania yang mendengar hal itu pun mendongakkan kepala

"Jangan om,Sania ga pantas untuk dapatin hal itu.Sania gapapa kok kalau jadi pembantu disini"Sania merasa sangat tak enak hati.

"Tak ada penolakan.Kita itu sahabatan udah lama banget,jadi kenapa ga sekalian aja jadi saudara"Hana menolak keras ucapan Sania

"Tapi aku ga enak"ucap Sania lagi yang mencoba menolak

"Iya sayang,kami semua sudah memutuskan.Dan juga om sama Tante udah ngurus semua dokumennya.Mulai sekarang,kita udah jadi keluarga"ucap mama Hana

Sania yang merasakan kehangatan itu menjadi sangat terharu.Sania mengucapkan terima kasih banyak kali.Ia tak menyangka,masih ada orang yang menyayanginya seperti orang tuanya menyayanginya.

"Lihatlah ibu,ayah,keluarga ini sungguh berhati mulia.Mereka mengangkat putri kalian ini menjadi anak angkat mereka.Berbahagialah disurga,jangan khawatirkan putri kecil kalian ini"Sania membatin dengan air mata yang tak kunjung berhenti.

...****************...

Waktu sangat cepat berlalu,kini sudah 7 bulan setelah kematian orang tua Sania.Dan sesuatu yang mengejutkan juga terjadi. Sania berpacaran dengan Kevin sejak satu bulan yang lalu.Hal itu membuat satu sekolah SMA Bhineka menjadi heboh.Apalagi cewe-cewe yang membuli Sania menjadi semakin geram,tapi mereka tak bisa berbuat apa-apa.Jika mereka melakukan sesuatu yang konyol,Kevin yang akan langsung turun tangan.Hana yang melihat saudaranya yang sudah mendapatkan kebahagiaan itu mulai terasa senang.

Saat ini Sania,Kevin,dan Hana sedang berlibur di Bali.Awalnya Sania menolak karena ia tak enak kepada Kevin.Tapi Kevin terus membujuknya dan meminta izin kepada orang tua mereka.Liburan itu adalah liburan kenaikan kelas.Libur yang panjang ini hanya tersisa beberapa hari lagi.Dan besok mereka akan kembali ke Jakarta.

Kevin dan Sania sedang bermain game di dalam penginapan,sementara Hana ia ingin mengambil beberapa potret keindahan pantai yang ada di depan penginapan mereka.Hana adalah orang yang sangat suka photography.Ia akan memotret apa saja,jika hal itu menarik dimatanya.

Sementara Sania dan Kevin sedang bermain game,lebih tepatnya hanya Kevin.Sedangkan Sania sedang asik memakan cemilannya.

"Sayang,entah kenapa setelah lulus aku pengen nikah aja deh sama kamu"Kevin tiba-tiba berucap pada Sania.

"Kamu ga mau kuliah dulu gitu?"Sania merasa heran dengan ucapan Kevin

"Aku ga mau,aku maunya langsung nikah aja sama kamu.Tapi kamu maukan nikah sama aku?"Kevin bertanya lagi kepada Sania

"Iyaa,tapi ga secepat itu juga kali yang"Sania hanya bisa memutar bola matanya.

"Pokoknya setelah lulus kita nikah"putus Kevin

"Aku ga mau"tolak Sania

Perdebatan itu berlangsung cukup lama.Sehingga tak sadar kini Kevin mulai menggelitik Sania dan memeluknya dengan manja.

"Sayang,kamu itu harapan keluarga kamu,ya kali orang tua kamu ngizinin kamu buat nikah muda"ucap Sania

"Pokoknya aku mau nikah sama kamu"Kevin semakin memperdalam pelukannya terhadap Sania.

"Kevin lepasin,aku ga bisa nafas"Sania mulai mencoba melepaskan diri dari dekapan Kevin.

"Tapi kita adalah dua orang yang unik tau"ucap Kevin

"Kenapa?"Sania bertanya dengan heran

"Aku kan pacar pertama kamu,dan kamu juga pacar pertama aku.Buat aku ga ada namanya pacar kedua atau pun ketiga.Intinya kamu selamanya sama aku.Dan kamu yang akan menjadi istri aku dimasa depan"ucap Kevin mengecup pucuk kepala Sania.

"Kalo gitu,silahkan kamu buktikan sama aku"Sania menjawab dengan senyuman manisnya.

"Aku juga pengen liat pembuktian Kevin kaya gimana.Awas aja ya,kalau sampe nyakitin Sania.Aku duluan yang bakalan berurusan sama kamu"Hana menyela pembicaraan keduanya.

Hana yang baru saja selesai dengan aksi pemotretannya,kini bergabung dengan mereka.

"Kamu bisa pegang janji seorang Kevin Alexandra"Kevin berucap dengan mantap

"Bagus kalo begitu"ucap Hana seadanya.

Setelah itu mereka kembali berbicara mengenai berbagai hal.Sania merasa nyaman jika berada disamping Hana dan Kevin.Sania ingin kenyamanan ini berlangsung sampai akhir hayat mereka.

...****************...

Kagiatan belajar kembali dimulai setelah libur panjang selama tiga Minggu.Sania kini sedang berada di dalam perpustakaan.Kevin dan Hana yang masih satu kelas di tahun ini tak dapat untuk istirahat.Dikarenakan ada pelajaran tambahan.

"Kenapa aku tiba tiba merindukan ayah dan ibu"Sania membatin pada dirinya sendiri.

"Hah,paman itu pasti belum mengetahui bahwa orangtuaku sedah tiada"Sania mengingat teman akrab dari mendiang orangtuanya.

Sania tak mengingat dengan jelas siapa nama teman orang tuanya itu,tapi yang Sania ingat.Paman itu berasal dari Korea Selatan.Dan Sania juga berteman dekat dengan anaknya,yang bernama Kim haneul.Ia beberapa tahun lebih tua dari Sania.

Dimasa mudanya,ayah Sania pernah meyelamatkan seorang turis dari Korea Selatan yang menjadi korban tabrak lari saat berlibur ke Indonesia.Tak disangka,aksi pertolongan itu menjadi sebuah persahabatan dikemudian hari.Sania masih mengingat wajah paman itu dan anaknya saat ia berlibur ke Indonesia 4 tahun yang lalu.Tapi sayangnya,Sania tak menemukan nomor telvon dari sang teman ayah di hp nya.Mungkin ayahnya lupa menyimpan nomor telvon dari sang sahabat.

"Aku beruntung bisa mengenal keluarga Hana.Orang lain belum tentu seberuntung aku"Sania mulai mengingat kembali saat pertama ia mengenal Hana dan keluarganya.

Sania yang tengah memegang sebuah buku yang dipinjamnya hari ini di perpustakaan mulai membacanya.Itu adalah buku tentang medis.Bagaimana cara pertolongan pertama saat mengalami cedera,semuanya ada didalam buku itu.Ada alasan dibalik Sania meminjam buku itu.Sania bercita cita menjadi seeorang dokter dikemudian hari.Ia tau kalau biaya untuk kuliah kedokteran sangat mahal.Maka dari itu,ia berusaha untuk belajar dengan giat,supaya bisa mendapatkan beasiswa.Hanya beasiswa yang ia harapkan saat ini.Ia tak ingin terlalu memberatkan keluarga Hana mengenai hidupnya.Baginya,keluarga Hana yang selalu berada disampingnya sudah lebih dari cukup.

"Tapi,apakah aku pantas untuk bermimpi sejauh ini"Sania lagi-lagi terlihat lesu dengan pemikirannya

Trauma akan dirinya yang selalu di bully,menghantuinya kembali.Orang-orang selalu mengatakan bahwa ia tak pantas mendapatkan semua ini.Apalagi ditambah ia saat ini menjalin hubungan dengan Kevin,sang pewaris Alexandra.

"Sania,kau sedang memikirkan apa.Semua orang pantas memiliki cita-cita"Sania memukul kepala nya sendiri,untuk menyadarkan dirinya.

Cuasa saat ini sangat panas,jadi Sania memutuskan untuk kembali ke kelasnya,karena sebentar lagi bel akan berbunyi.Diperjalanan menuju kelasnya,banyak pasang mata yang menatap Sania.Ada pandangan jijik,pandangan biasa saja,ada juga yang menatap terang terangan tak suka.Sania melihat itu sudah biasa,sudah makanan sehari hari baginya.Sampai dikelas,Sania menenggelamkan kepalanya diatas meja.Ia berfikir,bagaimana caranya ia bisa mendapatkan beasiswa dengan waktu yang sudah sedikit ini.

"Aku harus belajar lebih giat lagi agar bisa menghadapi ujian nanti"Sania bemonolog pada dirinya sendiri.Ia tak masalah mendapatkan fakultas dimana saja.Yang penting ia bisa mendapatkan beasiswa di fakultas kedokteran.

Saat sedang asik melamun,guru yang mengajar pelajaran selanjutnya sudah datang,dan pembelajaran pun sudah akan dimulai.

Bab 3

Malam ini Sania dan keluarganya baru saja selesai makan malam.Sania diajak Hana untuk ke kamarnya.Disana,mereka mulai menceritakan banyak hal,termasuk pembicaraan yang di tanyakan saat selesai makan malam oleh papa Hana.Papa Hana bertanya kepada Sania dan Hana,akan melanjutkan pendidikan kemana setelah lulus nanti.Hana yang sudah mempunyai pilihan sendiri,akhirnya angkat suara kalau ia ingin melanjutkan ke fakultas kedokteran.Awalnya Sania sedikit malu membicarakan ini,tapi ia mengatakan kalau ia juga ingin masuk ke fakultas kedokteran.Hana dan orang tuanya sangat menyetujui dan mendukung sekali keinginan Sania.

"San,kita harus belajar lebih keras lagi deh san.Solnya kan ujian akhir ga nyampe satu tahun lagi.Kira-kita kita bisa ga ya masuk kedokteran,soalnya saingannya ketat banget"Hana bertanya kepada Sania sambil merebahkan badannya di kasur.

"Yang penting kita berusaha aja dulu Han,dan ga lupa kita berdoa sama yang diatas"Sania juga ikut merebahkan diri disamping hana

"Tapi aku berharap bisa satu fakultas sama kamu san"Hana membalikkan badannya menghadap Sania

"Aku juga begitu"Sania hanya menjawab seadanya saja.

"Aku bisa membayangkan,nanti kita satu fakultas,dan saat bekerja nanti kita bekerja di tempat yang sama"Hana sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi dimasa depan.

"Hei,kau tak boleh membayangkan hal seperti itu.Jika itu tak sesuai ekspetasimu,itu sangat menyakitkan"Sania menasehati Hana tentang ekspetasinya itu

"Oh iya,bagaimana keadaan hubunganmu dengan Kevin?Jika dia menyakitimu,kau bilang saja padaku.Aku akan memberinya pelajaran"Hana mulai bicara serius kepada Sania

"Semuanya baik baik saja.Kehadiran kau dan keluargamu dan juga Kevin,adalah keberuntungan untukku.Setelah ibu dan ayah meninggal,kalianlah yang selalu menguatkan ku"Sania mulai merasa sedih saat mengingat orang tua kandungnya.

Hana yang mendengar itu langsung memeluk Sania dan mengatakan semuanya akan baik baik saja.Sania merasa hari ini ia sangat sedih.Sedari pagi ia selalu memikirkan mendiang orang tuanya,mungkin ia sedang merindukan mendiang orang tuanya.

...****************...

Bel istirahat sudah mulai berbunyi sedari tadi,kini Sania,Hana,dan juga Kevin sedang makan di kantin.Sejak berpacaran dengan Kevin,Sania mulai membiasakan diri untuk makan dikantin.Sania sebenarnya sangat canggung jika harus makan dikantin,tapi ia tak boleh egois terhadap sang pacar,dan membuatnya tak nyaman.

Kevin dan Hana sama-sama memesan makanan yang sama,jus alpokat dan mie goreng.Sementara Sania memesan jus jeruk dan nasi goreng.Sebenarnya Sania masih membawa bekal ke sekolah.Tapi hari ini,seluruh keluarganya bangun kesiangan,jadi mereka tak sempat membuat bekal ke sekolah.

"Sepertinya mulai hari ini kita bakalan pulang telat deh.Soalnya aku dengar dari beberapa guru,semua kelas 12 akan diberikan pelajaran tambahan untuk persiapan ujian nanti"Kevin tiba-tiba angkat suara sambil meminum jus alpokatnya

"Oh ya?kira-kira bakalan pulang jam berapa Vin?"Hana bertanya kepada kavin

"Sepertinya jam 6 sore deh Han"kavin menjawab pertanyaan Hana

"Menurut aku sih bagus ya,soalnya kan ini demi masa depan kita juga.Dari pada nanti udah mau dekat dekat ujian,terus baru belajar yang serius"Sania memberikan pendapat positif

"Sayang,kayanya waktu untuk kita main udah makin sedikit aja deh"Kevin menggenggam tangan Sania

"Gapapa kok Vin,lagian kita masih bisa ketemu di sini kan"Sania juga menyentuh tangan kevin

Karena Kevin menggenggam tangan Sania,banyak pasang mata yang menatap sania dengan sinis.Masih banyak orang yang tak setuju mengenai hubungan Kevin dan Sania.Tapi mereka tak bisa berkomentar karena takut diamuk oleh Kevin.

Hana yang melihat pemandangan didepan matanya ini hanya diam,seakan sudah mulai terbiasa.Jika hal itu bisa membuat Sania bahagia,ia tak akan mempermasalahkannya.

"Kalo mu habis lulus nanti mau nyambung kemana Vin"Hana bertanya pada Kevin

"kalo aku,aku maunya langsung nikah aja sama Sania,sambil ngurusin perusahaan keluarga"Kevin menjawab sambil tersenyum pada Sania

"Hah?Serius?mu ga mau kuliah gitu"Hana terkejut atas jawaban Kevin

"Buat aku,Sania itu udah segalanya,jadi aku mau itu aja"Kevin menjawab dengan mantap

"Tapi..."belum sempat Hana melanjutkan ucapannya,Kevin sudah memotongnya terlebih dahulu

"Udah lah Han,kamu ga usah khawatirkan Sania.Selama ada aku,Sania akan aman"Kevin menjawab sambil mengelus rambut Sania

"Tapi awas,kalo sampe Sania kenapa Napa,aku akan maju duluan"Hana mulai memberi peringatan pada Kevin

"Percaya sama aku Han"Kevin hanya menjawab seadanya.

Percakapan mereka berakhir akibat bel masuk yang berbunyi.Karena Sania tak satu kelas dengan Kevin dan Hana,mereka mulai menuju kelas masing masing.Dikelasnya Sania mulai mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya.Sania mulai bertekad untuk lebih rajin belajar.

"Aku yakin,aku pasti bisa mendapatkan beasiswa itu"Sania meyakini hatinya dengan tekad yang ia buat.

Guru yang mengajar di mata pelajaran selanjutnya sudah masuk.Dan benar apa kata Kevin saat dikantin.Guru itu memberi tahu bahwa hari ini dan seterusnya mereka mulai melakukan pelajaran tambahan,itu berlangsung sampai jam 6 sore.Seperti siswa pada umumnya,banyak juga siswa yang mengeluh untuk pelajaran tambahan ini,tapi ada juga yang senang,seperti halnya Sania.

Pelajaran berlangsung dengan tenang,karena tak ada yang berani bersuara jika itu menyangkut pelajaran yang sangat banyak dihindari manusia,yaitu matematika.Ditambah lagi dengan guru yang super duper tegas dalam hal mengajar.

Tak terasa hari sudah mulai beranjak sore,para siswa-siswi kelas 12 berhamburan untuk segera meninggalkan sekolah.Hari ini Sania dan Hana dijemput oleh supir pribadi papa Hana.Sedangkan Kevin,yang sudah memastikan kepergian keduanya dengan selamat,juga segera meninggalkan sekolah.Sesampainya dirumah,dua saudara itu mendapati rumah dengan keadaan sepi.Orang tua mereka hari ini tak pulang,karena ada urusan bisnis di luar kota.Mereka langsung saja membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam.

"Hari ini lelah banget ya san"Hana mulai menyuapkan nasi kemulutnya.

Menu makan malam mereka adalah rendang,telur balado,dan sayur toge.Meskipun orang tua Hana adalah orang kaya,tapi mereka lebih menikmati makanan yang sederhana.Karena menurut mereka,makanan sederhana jauh lebih nikmat dan sehat.

"Ini kan demi kebaikan kita semua juga Hana,kamu tau sendiri kan,persaingan masuk universitas jauh lebih sulit"Sania yang juga sedang makan menasehati Hana supaya tidak terus mengeluh.

"Iyaa,demi masuk fakultas kedokteran,kita harus semangat"api semangat mulai panas kembali pada diri Hana saat mengingat kembali tujuannya

"Oh iya san,satu bulan ini rumah bakalan sepi deh,soalnya tadi waktu mau mandi,mama sama papa nelvon aku,urusan bisnis mereka bakalan lama disana"Hana memberi tahu bahwa orang tua mereka akan berada di luar kota selama satu bulan.

"Wah,bakalan sepi banget nih"ucap Sania

Sania dan Hana membicarakan banyak hal,dan setelah semuanya selesai mereka bersiap siap untuk tidur.Hana dan Sania malam ini tidur sekamar,yaitu di kamar Sania.Hana hanya bisa berharap pada Tuhan,supaya mereka selalu bahagia sampai maut memisahkan.Sania yang bergabung kedalam keluarganya,adalah suatu keberkahan baginya dan keluarga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!