"Aku ingin menceraikan Ratu Isabella," ucap Raja Edward dengan lantang ditengah musyawarah yang melibatkan beberapa petinggi kerajaan.
Ratu Isabella membelalakkan matanya, dia tidak menyangka kalau Raja Edward merealisasikan keinginannya untuk bercerai. Semua yang hadir dalam pertemuan yang telah diatur oleh Raja Edward terkejut dengan keputusan Raja mereka.
Tidak pernah ada sejarah perceraian dalam Kerajaan Evrist. Raja Edward yang telah dibutakan cintanya pada Anne Bellard—dayang ratu—Isabella membuat keputusan yang kontroversi dengan mengajukan perceraian. Anne adalah seorang bangsawan, putri dari Duke Bellard.
Raja Edward melihat Anne dalam sebuah pesta dansa kerajaan. Dia jadi tergila-gila dengan Anne dan ingin menjadikan Anne sebagai selirnya. Duke Thomas Bellard—ayah Anne—yang mengetahui hal tersebut tidak membiarkan Anne menjadi selir Raja. Duke Bellard ingin menjadikan Anne sebagai Ratu Evrist. Jadilah, Raja Edward menginginkan perceraian dengan Isabella.
"Dengan segala hormatku padamu, Yang Mulia. Aku tidak menginginkan perceraian di antara kita. Jangan bertindak gegabah dengan mengedepankan nafsu semata. Aku ingin Anda kembali memikirkan tugas Anda sebagai seorang Raja Evrist." Isabella menolak permintaan Raja Edward.
"Kamu harus menerima perceraian ini, Isabella. Kita telah menikah selama empat tahun, tetapi kamu belum bisa memberikanku seorang anak! Sebagai seorang raja aku menginginkan keturunan untuk meneruskan kerajaanku!" paksa Raja Edward di depan semua orang yang mengikuti pertemuan.
Para bangsawan telah mengetahui keinginan Raja Edward untuk memperistri Anne yang sebenarnya tidak ingin menjadi seorang ratu. Obsesi Thomas Bellard mengalahkan semuanya, dia memaksa Anne untuk mendorong Raja Edward menikahinya secara sah yang hanya dapat dilakukan bila raja dan ratu bercerai.
"Kami tidak menyetujui hal tersebut, Yang Mulia! Harap untuk memikirkan kembali keinginan Anda sebelum semuanya terlambat!" ucap salah seorang bangsawan.
"Aku tidak mau tahu! Aku akan menceraikan Isabella dan membuat Anne menjadi Ratu Evrist! Kalian harus setuju dengan semua keinginanku!" perintah Raja dengan tegas.
Maka, hari itu ditetapkan sebagai hari perceraian Raja Edward dan Ratu Isabella. Banyak orang yang kecewa dengan keputusan Raja Edward menceraikan Isabella yang merupakan ratu paling bijaksana dan sempurna bagi Kerajaan Evrist. Raja Edward memberikan beberapa kompensasi pada Ratu Isabella, tetapi wanita itu menolaknya.
Ratu Isabella yang bersedih akhirnya kembali ke Kerajaan Grandia, kerajaan asal dia dilahirkan. Pernikahan mereka memang pernikahan politik. Namun, Ratu Isabella sudah mencintai Raja Edward dan sangat terpukul dengan perceraian yang diajukan oleh suaminya. Beberapa orang menangisi perjalanannya pulang ke Kerajaan Grandia, termasuk pelayan dan dayang ratu.
Singkat cerita, setelah perceraian Raja Edward dan Ratu Isabella. Diadakan pesta pernikahan yang mewah dan meriah untuk menyambut kedatangan Anne Bellard sebagai Ratu Evrist yang baru. Raut wajah Anne terlihat lega saat mengetahui Ratu Isabella telah meninggalkan kerajaan Evrist, sehingga dia dapat menjadi istri sah dan Ratu Evrist.
"Dengan ini aku nobatkan Ratu Anne sebagai Ratu Evrist! Kebahagiaan dan Kemakmuran akan selalu mengiringi Kerajaan Evrist!" ucap Raja Edward sambil memahkotai Anne.
"Hidup Ratu Anne!"
"Hidup Ratu Anne!"
Berbagai sorak-sorai yang mengelu-elukan nama Ratu Anne terdengar. Banyak orang yang menyukai Ratu Anne karena tidak menginginkan ratu yang berasal dari negara lain menjadi ratu mereka. Mereka senang Anne akhirnya menjadi Ratu Kerajaan Evrist. Akan tetapi, tidak semua orang berpikiran seperti itu. Beberapa di antara mereka tidak menyukai cara Anne menyingkirkan Ratu Isabella. Beberapa orang mengatakan bahwa dia adalah perebut kebahagiaan orang lain.
"Semua adalah salah Anne, dia bahkan dapat mengusir Ratu Isabella dengan pesona dan kecantikannya! Kalian harus hati-hati dengan wanita itu mungkin suami kalian akan terpikat olehnya!" Beberapa bangsawan selalu membicarakan Ratu Anne dengan sinis. Namun, mereka hanya dapat mengatakannya di belakang Dari Anne. Tidak ada yang berani mengatakannya langsung di depan Ratu Anne karena akan berhadapan dengan Raja Edward.
Secara resmi, Ratu Anne menjadi Ratu Evrist dan berhak untuk menempati istana Ratu. Semua orang sibuk mempersiapkan diri untuk menerima kedatangan Ratu Anne. Istana dirombak begitu rupa untuk menyambut kedatangan Ratu Anne. Hal itu merupakan perintah dari Raja Edward.
Putri Rosette—adik Raja Edward—memang tidak menyukai Ratu Isabella menjadi kakak iparnya, tetapi dia juga tidak menyukai Anne yang dia anggap sebagai perebut suami orang lain. .
"Lihat saja Anne! Aku akan membuat kehidupanmu di istana ini bagaikan neraka! Semua ada dalam kendaliku, aku tidak akan membiarkan kamu berada dalam waktu yang lama di kursi Ratu!" gumam Putri Rosette.
Di depan semua orang Putri Rosette tampak menghormati keputusan kakaknya yang ingin menikah lagi dengan Ratu Anne. Semua itu hanyalah kamuflase yang dia lakukan agar Ratu Anne berada dalam genggamannya.
"Selamat datang di dalam istana Ratu Anne. Saya akan selalu mendampingi Anda dengan senang hati, Yang Mulia!" ucap Putri Rosette sambil menunduk dan memberikan hormatnya pada Ratu Anne.
Ratu Anne tersenyum melihat Putri Rosette. "Terima kasih atas sambutan hangatnya, Putri. Aku selalu memimpikan menjadi saudaramu dan akhirnya hari ini terwujud. Terima kasih telah menerimaku dengan baik di istana ini," sahut Ratu Anne dengan anggun.
Semua orang tidak dapat memungkiri kecantikan dan keanggunan Ratu Anne. Dia memang dapat membuat siapa pun jatuh cinta dengan pesona miliknya. Senyumnya yang memikat dan meneduhkan bahkan membuat Putri Rosette iri dengan kecantikan Ratu Anne.
'Lihat saja Anne, aku akan membuat hidupmu seperti neraka di istana ini! Aku akan segera memberikan kejutan pada hidupmu!' batin Putri Rosette sambil tersenyum pada Ratu Anne.
Ratu Anne menjalani hari-harinya dengan baik dan bahagia. Raja Edward sangat menyayanginya dan mencintainya. Barang melimpah dan mewah selalu diberikan pada Anne, seperti, perhiasan, gaun mewah, dan barang-barang yang tidak terhitung banyaknya. Hal itu, membuat Putri Rosette sangat geram pada Ratu Anne dan ingin mengerjai Anne.
Suatu hari, Raja Edward sedang bepergian ke suatu kota untuk melakukan inspeksi mendadak. Ratu Anne tinggal sendirian di istananya. Hal itu menjadi kesempatan Putri Rosette untuk memberikan perhitungan pada Ratu Anne.
Semua Dayang Ratu dan pelayan diperintahkan untuk tidak mengikuti perintah Ratu Anne. Saat itu, Ratu Anne ingin mandi di pagi hari tentu dengan dilayani oleh dayangnya. Dia membunyikan bel untuk memanggil dayang pribadinya.
"Ya, Yang Mulia! Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah seorang dayang istana.
"Aku ingin kalian menyiapkan air untuk aku mandi, sebelumnya siapkan dulu air untukku mencuci wajah seperti biasa!" jawab Ratu Anne yang masih berada dalam tempat tidurnya.
Ratu Anne biasa mencuci wajahnya terlebih dahulu, dayang yang bernama Mary itu telah menyiapkan sebuah baskom berisi air. Ratu Anne bangkit dari ranjangnya kemudian menghampiri baskom berisi air itu, lalu membasuh wajahnya dengan air tersebut.
"Air apa yang kamu gunakan ini!" teriak Ratu Anne pada Marry.
...🥀🥀🥀...
Hallo, selamat datang di karyaku yang baru. Terima kasih telah membaca. ❤️
"Ada apa, Yang Mulia? Saya menyiapkan air mawar seperti biasa," jawab Marry pada Ratu Anne yang menutupi wajahnya dengan tangannya.
"Apanya yang seperti biasa, kau lihat itu! Banyak semut yang terdapat dalam air! Apa kau tidak melihatnya terlebih dahulu sebelum memberikannya padaku?" hardik Ratu Anne pada Marry, dia tidak habis pikir dayang pribadinya bisa melakukan kesalahan yang sangat fatal.
"Ma ... Maafkan Hamba, Yang Mulia. Tadi, saya tidak melihatnya terlebih dahulu, sehingga tidak mengetahui tentang semut yang berada dalam air tersebut. Maaf, kemungkinan semut tersebut berasal dari bunga mawar. Saya mohon maafkan, saya," ucap Marry dengan penuh ketakutan.
"Pergilah dan panggilkan tabib! Aku tidak ingin melihatmu di sekitarku! Aku ingin kamu pergi jauh dariku! Kalau terjadi sesuatu pada wajahku, aku akan membuat perhitungan padamu!" usir Ratu Anne.
Marry langsung pergi ketakutan dengan ancaman dari Ratu Anne. Beberapa pelayan langsung mendatangi Ratu Anne yang terus menerus berteriak mengumpat karena wajahnya gatal-gatal.
"Panggilkan tabib, cepat! Aku sudah tidak tahan lagi!" teriak Anne pada para pelayan.
Tabib datang dengan cepat, dia memeriksa kondisi Ratu Anne yang mengkhawatirkan. Ternyata, dalam air tersebut bukan hanya terdapat semut, tetapi terdapat racun yang membuat wajah Anne menjadi memerah.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan? Kamu harus menyembuhkanku! Tidak mungkin aku menemui Baginda Raja dengan keadaan seperti ini!" seru Anne histeris melihat kondisi wajahnya yang dipenuhi dengan bercak kemerahan. Belum lagi rasa gatal yang menyerangnya sangat membuatnya tidak tahan. Dia ingin menggaruk wajahnya, tetapi takut membuat luka yang berbekas.
Putri Rosette yang datang menjenguk keadaan Ratu Anne terlihat kaget. "Apa yang terjadi padamu? Bagaimana bisa wajahmu memerah seperti ini?" tanya Putri Rosette dengan wajah dipenuhi dengan kekhawatiran.
"Ini semua akibat perbuatan Marry, aku ingin dia ditangkap dan dihukum karena telah membuat wajahku seperti ini, aku tidak mungkin bisa menemui Raja dengan kondisiku seperti ini," jawab Ratu Anne dengan pilu, dia tidak ingin kehilangan cinta dari Raja Edward.
Ratu Anne melihat dengan mata kepala sendiri perceraian antara Raja Edward dan Isabella, dia tidak ingin menjadi seperti Isabella yang harus menerima perceraian. Dia akan tetap mempertahankan posisinya sebagai Ratu Evrist sesuai dengan permintaan ayahnya.
Putri Rosette menggenggam tangan Anne. "Tenang saja, aku akan menghukum Marry yang membuatmu terluka. Tidak ada yang boleh melukai keluarga kerajaan, dia harus mendapatkan hukuman setimpal karena telah lalai menjalankan tugasnya!" seru Rosette di depan Ratu Anne. Mulutnya yang sangat manis tidak membuat Ratu Anne mencurigai adik iparnya itu.
"Terima kasih, Rosette. Kau adalah adik iparku yang sangat baik hati. Terima kasih telah menerimaku dengan sangat baik di istana ini. Aku tidak tahu harus bagaimana bila tidak ada dirimu," ucap Ratu Anne sambil menggenggam tangan Putri Rosette.
"Kalau begitu aku akan membiarkan dirimu untuk beristirahat, aku harus mengurus tentang Marry dan kamu harus fokus dengan kesembuhanmu. Tiga hari lagi, Edward akan pulang ke istana," pamit Putri Rosette sambil tersenyum.
"Baiklah, Terima kasih atas perhatianmu, Putri Rosette," ucap Ratu Anne yang ingin mengistirahatkan tubuhnya. Ratu Anne yang melihat wajahnya sangatlah tidak sedap dipandang membuat kepalanya berdenyut pusing. Dia ingin mengembalikan wajahnya seperti semula yang mulus tanpa cela.
Saat Putri Rosette keluar dari kamar Ratu Anne, seseorang menghampirinya. Dia adalah Marry yang mendatanginya dengan wajah dipenuhi dengan ketakutan. Dia khawatir akan dipenjara karena telah membuat wajah Anne dipenuhi dengan bercak merah.
"Putri, bagaimana dengan nasibku? Apa yang harus kulakukan? Anda harus bertanggung jawab atas nasibku. Keluargaku sangat bergantung padaku," keluh Marry pada Putri Rosette.
Putri Rosette yang didatangi Marry segera membawanya ke sudut koridor. "Seharusnya kamu tidak muncul di sini. Pergilah, aku akan mengurus semuanya. Pergilah yang jauh hingga tidak dapat ditemukan oleh pengawal istana. Aku akan mengatakan kalau kamu telah kabur ke kerajaan lain," hardik Putri Rosette yang tidak suka Marry mendekatinya secara langsung.
Ya! Hal yang terjadi pada Ratu Anne adalah perbuatan Putri Rosette. Dia meminta Marry untuk memberikan sebuah serbuk racun yang dapat membuat wajah Ratu Anne memiliki bercak kemerahan. Putri Rosette berencana untuk membuat kakaknya tidak menyukai Ratu Anne.
"Lihat saja Anne, aku akan melakukan apa pun untuk membuatmu dibenci oleh kakakku. Aku tidak ingin memiliki ipar seorang perebut seperti Anne," ucap Putri Rosette sambil menyunggingkan senyumnya.
Tiga hari kemudian, Raja Edward kembali dari tugasnya, dia ingin langsung melihat Ratu Anne. Ketika dia melihat Ratu Anne yang duduk termenung di kursinya, Raja Edward segera menghampirinya. "Ada apa, Sayang?" tanya Raja Edward pada Ratu Anne yang hanya menundukkan kepalanya.
Raja Edward terkejut melihat wajah Anne yang dipenuhi dengan bercak kemerahan, walau telah banyak hilang dari sebelumnya. Masih terlihat jejak kemerahan di wajah Anne. "Apa yang terjadi pada wajahmu? Mengapa banyak bercak kemerahan di wajahmu?" tanya Raja Edward terkejut.
Ratu Anne memelas saat melihat Raja Edward terkejut. "Seorang dayang istana berbuat kesalahan hingga aku menjadi seperti ini. Jangan melihat wajahku, kamu pasti jijik melihat wajahku," jawab Ratu Anne sambil menutupi wajahnya.
"Jangan menyembunyikan wajahmu seperti itu, Sayang. Aku tidak akan pernah jijik melihatnya. Siapa dayang istana yang membuatmu seperti ini?" tanya Raja Edward memperhatikan wajah kemerahan Anne.
Ratu Anne menatap Raja Edward, dia bisa memastikan Raja Edward tidak jijik pada dirinya. "Dia adalah Marry Parker. Aku tidak tahu dia sudah dihukum atau belum. Putri Rosette mengatakan akan memberikan hukuman yang setimpal pada Marry," ujar Ratu Anne.
"Hmm, aku sangat merindukanmu. Akan tetapi, melihat kondisimu yang masih sakit sepetinya kamu membutuhkan istirahat. Aku akan mencari Putri Rosette terlebih dahulu, lalu akan kembali ke sisimu," pamit Raja Edward.
Ratu Anne memandangi kepergian Raja Edward dengan sendu, dia telah memprediksi sikap Raja Edward yang tidak memperdulikan dirinya. Ratu Anne menghela napasnya, sepertinya dia harus hati-hati dalam bertindak. Bahkan, dayang pribadi istana ratu berani melakukan hal yang dapat mencelakai dirinya.
Sebelumnya, Ratu Anne memang tidak menginginkan posisi menjadi Ratu Evrist. Desakan demi desakan dari keluarganya yang menginginkan kekuasaan semakin menyudutkannya. Belum lagi, Raja Edward yang terus mengejarnya walaupun dia tidak tertarik pada Raja Edward.
Ratu Anne mengetahui kalau Raja Edward sangat tergila-gila padanya. Akan tetapi, bila terus terjadi hal seperti ini bisa-bisa dia kehilangan cinta Raja. Dayang dan pelayan istana mungkin terlihat mematuhinya, tetapi mereka semua bisa menjadi ancaman bagi Ratu Anne.
"Salah satu jalan untuk menguatkan posisiku sebagai ratu adalah dengan memiliki anak. Aku akan melakukan apa pun agar segera mengandung keturunan Raja," gumam Ratu Anne dengan semua pemikiran di benaknya.
Beberapa minggu telah berlalu, Ratu Anne akhirnya dapat pulih kembali. Dia meminta agar Raja Edward mengganti beberapa dayang yang kemungkinan masih berpihak pada Ratu Isabella. Permintaan itu dikabulkan oleh Raja Edward dengan mudah.
Ratu Anne menjadi semakin waspada, dia tidak ingin lengah seperti kemarin. Marry Parker ternyata bersembunyi dan pindah ke kerajaan lain, sehingga dia tidak mendapatkan hukuman yang pantas.
Hari ini, Ratu Anne merasa sangat pusing dan mual. Dia memberitahukan pada pelayan untuk menyajikan sarapannya di kamarnya. Ratu Anne yang merasa sangat lapar segera memakan makanannya. Dia merasakan sesuatu yang berbeda pada makannya. Lalu, memuntahkan makanannya.
"Apa yang kalian suguhkan padaku?" tanya Ratu Anne pada beberapa pelayan yang menyajikan makanan pada Sang Ratu.
Anne memuntahkan makanannya, dia merasa sangat mual dan ingin pingsan. Ditatapnya pada pelayan, dengan kekuatan yang masih dia miliki. "Cepat panggilkan tabib! Apa sebenarnya yang kalian tunggu?" ucap Anne memandangi wajah para pelayan satu persatu.
"Yang kami tunggu? Kau tahu yang kami tunggu adalah kematianmu!" ujar salah satu pelayan dengan sinis.
Ratu Anne segera membelalakkan matanya, dia berdiri dan ingin pergi meninggalkan para pelayan yang malah menertawakannya. "Kau tahu Yang Mulia. Kami sangat tidak menginginkanmu menjadi seorang Ratu! Kamu hanyalah seorang perebut. Yang sepantasnya menjadi ratu hanyalah Ratu Isabella, kamu akan segera pergi meninggalkan dunia ini!" ungkap pelayan yang mempunyai tahi lalat di bibirnya.
Dengan sekuat tenaga, Ratu Anne mencoba berdiri dan keluar dari kamar tidurnya. Dia terus berlari menuju istana utama, sampai akhirnya bertemu dengan seseorang yang dia ketahui sebagai Duke Ashworth. "Tuan Duke! Tolong saya, para pelayan ingin membunuh saya. Saya mohon," pinta Ratu Anne sambil memegang lengan Sang Duke.
Terdapat beberapa orang yang mengikuti Duke Ashworth hanya terdiam melihat hal tersebut. Ratu Anne berpenampilan acak-acakan dan meminta pertolongan. "Tenanglah, Ratu. Katakan dengan tenang hal yang terjadi padaku," ucap Duke Ashworth.
"Aku ... Tolong aku!" pinta Ratu Anne yang sudah memucat. Pandangan matanya melemah hingga membuatnya limbung.
"Yang Mulia!" teriak Duke Ashworth dengan panik. Di belakang Ratu Anne terdapat beberapa pelayan yang mengikuti Ratu. Duke Ashworth memberikan perintah untuk menahan para pelayan Ratu. "Tahan mereka semua! Jangan biarkan mereka lolos!" perintah Duke Ashworth dengan lantang.
***
Ratu Anne masih tidak sadarkan diri ditemani oleh Raja Edward. Kejadian yang menimpa Ratu Anne, membuat Raja Edward murka dan mengurung para pelayan yang berniat mencelakai Ratu Anne.
"Tolong! Bangunlah, Sayang. Jangan tinggalkan aku! Aku ingin kamu mengandung dan melahirkan anak kita dengan selamat! Bangunlah, Sayang!" Raja Edward terus menggenggam tangan Ratu Anne dengan erat.
Saat mengetahui hal yang menimpa Ratu Anne, Raja Edward memanggil tabib istana. Raja Edward menunggu dengan cemas hasil pemeriksaan. Tabib yang memeriksa Ratu Anne terkejut mengetahui satu hal.
"Bagaimana keadaan, Ratu Anne?"tanya Raja Edward pada tabib, pria itu cemas saat melihat tabib terlihat sangat khawatir dan cemas akan suatu hal.
"Maaf, Yang Mulia! Hamba harus mengatakan ini, Ratu Anne sedang mengandung keturunan Kerajaan Evrist, tetapi kondisinya cukup lemah. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Ratu dan janin yang ada dalam kandungannya." jawab Raja Edward.
Hati Raja Edward langsung dilanda oleh kegelisahan dan kekhawatiran yang mendalam dengan kondisi Ratu Anne. Dia tidak tahu kalau istrinya sedang hamil dan hampir dibunuh para pelayannya sendiri. Kesal dengan semua yang terjadi, dia memerintahkan untuk memenggal semua pelayan yang membuat Ratu Anne terluka.
"Hukum penggal semua orang yang terlibat dalam kejadian ini. Aku tidak ingin memelihara seseorang yang dapat menggigit majikannya sendiri!" perintah Raja Edward.
Perintah tersebut segera dilaksanakan, Raja Edward tidak lagi membiarkan seseorang menyakiti istrinya. Sang Raja merasa tidak dapat melindungi Ratu Anne bahkan di istananya sendiri. Kejadian ini adalah sebuah pelajaran bagi Raja Edward untuk selalu waspada pada semua orang bahkan dengan pelayan mereka sendiri.
"Kamu harus melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ratu Anne dan calon bayinya. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila mereka tidak selamat!" seru Raja Edward pada sang tabib.
"Baik, Yang Mulia. Hamba akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Ratu Anne dan calon penerus Kerajaan Evrist." ucap tabib istana yang masih terus memantau keadaan Ratu Anne.
Sementara itu, di bagian istana lain ada seorang wanita yang tersenyum senang. Dia adalah dalang dari semua kejadian yang menimpa Anne. Namun, kesenangan itu tertunda ketika mendengar berita tentang Ratu Anne yang sedang mengandung.
"Apa? Ratu Anne ternyata sedang mengandung?" tanya Putri Rosette pada mata-mata yang dikirimkan ke kediaman Ratu Anne.
"Benar, Yang Mulia Putri. Ratu Anne sedang mengandung keturunan Raja Edward. Haruskah kita menghentikan semuanya? Bagaimana pun juga yang berada dalam kandungan Ratu Anne adalah keponakanmu dan keturunan Raja," jawab bawahan Putri Rosette yang sedikit khawatir tindakan atasannya ini akan berdampak padanya suatu hari nanti.
"Sial! Bagaimana bisa dia mengandung keponakanku? Aku tidak terima perempuan sepertinya menjadi ibu dari para keponakanku. Bahkan, Ratu Isabella tidak bisa mengandung keturunan Raja. Apa yang dimiliki oleh Ratu Anne sehingga dia selalu mendapatkan keberuntungan ini?" umpat Putri Rosette.
Putri Rosette mempunyai alasan tersendiri tidak menyukai Ratu Anne. Dia mempunyai trauma mendalam pada orang ketiga. Raja terdahulu yang merupakan ayahnya mempunyai banyak selir yang membuat dirinya harus bertahan hidup di istana dengan segala intriknya.
Raja Edward yang merupakan kakak kandungnya berhasil menduduki tahta dengan membunuh semua saudaranya. Oleh karena itu, dia tidak menyukai saat Raja Edward berpaling pada Ratu Anne. Baginya, Ratu Anne adalah perebut kebahagiaan wanita lain.
Putri Rosette menginginkan Raja Edward menikah dengan wanita yang lembut dan tenang agar dapat fokus memerintah Kerajaan Evrist dengan baik. Bukan dengan Anne yang dapat membuat semua orang tertarik padanya.
Pikiran Putri Rosette terus membayangkan cara untuk menyingkirkan Ratu Anne dari hidup Raja Edward. Dia benar-benar tidak ingin Ratu Anne terus hidup dan menguasai hati kakaknya. Putri Rosette akhirnya tersenyum setelah mengetahui cara untuk menyingkirkan Ratu Anne.
"Aku akan memastikan kamu kehilangan janin yang ada dalam kandunganmu, Ratu Anne!" gumam Putri Rosette sambil menatap ke arah kediaman Ratu Anne.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!