"Jangan hiraukan aku, disana aku akan baik" Saja"
"Kami akan selalu menanti mu di sini Nak, jaga diri baik-baik"
Laki-laki tersebut berjalan sambil melambaikan tanganya kepada ke-dua orang tuanya, orang tuanya yang melihat anaknya kini sudah dewasa cukup merasa sedih saat anaknya harus pergi jauh meninggalkan mereka
Kini ia sedang di dalam sebuah bus untuk pergi ke sebuah kota kecil entah itu dimana dia di kirim ke dua orang tuanya untuk bersekolah disana, katanya Sekolah di sana sangat bagus meskipun awalnya Ia menolak tawaran kedua orang tuanya namun pada akhirnya dia Menutujuinya
Dalam perjalanan Reo hanya melihat handphone ya sambil terus mendengarkan musik hingga dia ketiduran
Beberapa saat kemudian.....
Reo kembali membuka matanya, Reo mengucek"matanya lalu berdiri dari Bangkunya lalu mengambil semua barang"nya
Sesampainya Reo di kota tersebut Kini Reo harus berjalan menuju sekolah baru nya yang terletak di sebuah bukit yang cukup tinggi dan jauh
Saat Reo melihat jalanan menuju sekolahnya, Reo sempat terkejut dengan jalanannya yang menanjak
Reo menelan ludahnya kasar dengan menghelakan nafas dengan sangat kasar
"Aku pasti bisa, semangat"
Setelah menyemangati dirinya Reo perlahan melangkah maju untuk segera sampai ke sekolahnya, karna matahari perlahan mulai terbenam Reo mencepatkan langkahnya
Sesampainya Reo di depan gerbang sekolah, seseorang membuka gerbangnya menyuruh Reo untuk masuk, Reo yang ingin segera istirahat langsung memasuki lingkungan sekolah itu
Karna hari yang mulai gelap terlihat bangunan sekolah itu terlihat menyeramkan karna kekurangan penerangan, Reo terus berjalan yang di tuntun oleh seorang satpam penjaga sekolah
Satpam itu berhenti di depan sebuah kamar dan menyerahkan sebuah kunci kepada Reo
"Ini kunci kamar mu, kau memiliki 2 teman di dalam kamar tersebut aku memberinya hanya untuk jaga" Saja, selamat beristirahat "
Setelah mengatakan itu satpam itu pergi berjalan meninggalkan Reo yang masih berada di depan kamarnya
Reo sedikit gugup dia berpikir bahwa dirinya takut memiliki teman kamar yang cukup kasar atau terlihat sombong dan cuek, sangat menyebalkan memiliki teman seperti itu
Namun karna tak mau tinggal lama di sana Reo menyakinkan dirinya lalu secara perlahan membuka pintu kamarnya
Reo mengintip sedikit kedalam kamar tersebut namun karna tidak terlihat Reo membuka pintu tersebut cukup lebar
Reo melebarkan matanya saat melihat seseorang tengah membuka bajunya di dalam kamar tersebut, Reo yang terkejut langsung kembali menutup pintu kamar itu
"Apa-apaan, apa yang ku lihat ya ampun"
Reo menyenderkan tubuhnya dengan tangannya yang terus memukul"kepalanya dengan pelan
Reo masih merasa malu saat dirinya melihat tubuh orang itu yang sedang membuka bajunya, Reo masih tidak berani untuk membuka pintu kamarnya lagi
Namun saat dirinya masih menyandar kepintu seseorang yang berada di dalam kamar membuka pintu itu secara tiba-tiba membuat Reo tak sempat menahan tubuhnya dan malah terjatuh
Bruk!!!!
Orang yang membuka pintunya pun terkejut karna ulahnya teman baru sekamarnya terjatuh, Reo yang terjatuh hingga terlentang melihat wajah orang itu dengan tatapan keheranan
"Maafkan aku, aku tidak tahu jika kau berada di depan pintu"
Orang tersebut membantu Reo untuk berdiri, orang tersebut mengusap"baju Reo yang sedikit kotor namun karna tak enak Reo menghentikannya untuk tidak membersihkan bajunya lagi
"Tidak usah seperti itu, aku baik" Saja"
"Jadi kau yang di maksud oleh bu tiya tadi pagi, selamat datang di sekolah kami"
Ucapnya dengan sangat ramah kepada Reo dengan senyuman diwajahnya
Seketika susana di antara mereka menjadi hening, karna tak mau saling diam Orang tersebut menyuruh Reo untuk masuk kedalam kamarnya
Kondisi kamar yang cukup berantakan dengan baju yang berserakan di lantai membuat orang tersebut menggaruk kepalanya yang tidak gatal karna merasa malu
"Maaf, mungkin kau tidak nyaman dengan kondisi seperti ini"
"Tidak apa-apa aku juga mengerti bagaimana kondisinya"
"Aku sedang mengganti pakaian ku tadi, namun saat melihat mu aku tak jadi menggantinya"
"Hah apa?!!"
Orang tersebut kembali membuka kancing bajunya, setelah semuanya sudah terbuka orang tersebut langsung melepaskan bajunya, Reo sempat melihat tubuhnya yang cukup bagus dengan otot perut yang berbentuk
Melihat Reo yang terus memperhatikan ya orang tersebut mendekat kearah Reo yang sedang terduduk di ranjang, Reo yang terkejut melihat orang tersebut melangkah mendekatinya langsung memejamkan matanya
Kini dia sedang berada di depan wajah Reo mereka saling bertatapan meskipun Reo memejamkan matanya, melihat wajah Reo yang di lihat dari dekat orang tersebut tersenyum jail
Reo perlahan membuka matanya Reo terlihat panik saat teman sekamar ya sedang menatapnya dengan jarak yang cukup dekat membuat Reo terduduk kaku
Deg.....Deg.....Deg.....
Jantung Reo seketika berdegup sangat kencang saat ia membuka matanya memdapati teman sekamar ya yang sedang menatapnya dengan jarak yang sangat dekat
Seketika tubuhnya membeku saat tubuh temannya semakin lama semakin mendekat,namun tiba-tiba seseorang datang ke dalam kamar tersebut yang membuat dia menjauh dari Reo
Temanya yang sempat melihat temannya dengan berdekatan dengan laki-laki yang tidak ia kenalinya seketika menatap temannya dengan tatapan tajam
"Apa yang kau lakukan??"
Tanyanya dengan wajah penuh kecurigaan
"Aku hanya mengambil baju yang berada di belakang tubuhnya"
"Jangan lakukan hal yang aneh" Apa lagi di lakukan dengan orang yang ku tak kenali, siapa dia???"
Kini mereka berdua mengalihkan tatapannya dan melihat ke arah Reo yang masih terdiam.
"Siapa kau???"
Reo sedikit terkejut dengan suara yang tiba-tiba menanyakan dirinya di saat dia sedang melamun
"Aku mu....murid ba...baru di sini, Na....na....nama ku Reo"
Reo sedikit gugup saat menjawab pertanyaannya apalagi dengan tatapan orang tersebut yang terlihat sangat dingin
"Aneh,bicara saja tidak benar"
Ucapnya cetus
Reo menundukkan kepalanya saat dia mengatakan bahwa dirinya aneh, dia benar-benar tidak menyukai keberadaan ya saat ini.
"Matikan lampunya, saatnya tidur"
Orang tersebut menaiki ranjangnya lalu menutupi tubuhnya mengunakan selimut lalu perlahan menutup matanya, temaanya berjalan menuju saklar lampu lalu mematikannya
Reo sedikit terlihat murung, melihat teman barunya yang terlihat sedih ia menepuk-nepuk bahunya lalu pergi keranjangnya, tak mau memikirkan ya Reo pun akhirnya menutup matanya
Namun saat benar-benar ingin menutup matanya orang tersebut sempat mengeluarkan suaranya kembali
"Jangan terlalu di pikirkan, terkadang dia bersikap seperti itu"
Reo sempat menatap orang tersebut meskipun suasana kamar yang sudah gelap namun Reo masih bisa melihat bahwa orang tersebut tersenyum ke arah Reo
Pukul 10.00 AM
Reo yang tidak bisa tidur hanya menguling"kan tubuhnya, Dia sudah mengubah arah tidurnya namun dia tetap tidak bisa tertidur
Reo sempat melihat kedua teman sekamarnya yang sudah tertidur dengan sangat lelap, Reo kembali mencoba menutup matanya
Namun baru beberapa menit Reo kembali membuka matanya, Reo bangun dari posisi tidurnya mengaruk" Kepalanya dengan sangat kesal
Untuk beberapa saat Reo hanya terdiam sambil terus memikirkan perkataan temannya yang mengatakan dirinya aneh
Reo bangun dari ranjangnya lalu berjalan mendekati pintu kamar, sebelum membukanya Reo sempat melihat ke belakang untuk memastikan bahwa temannya masih tertidur
Setelah memastikannya secara perlahan Reo membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali
Kini Reo sedang berjalan menelusuri lorong sekolah yang sangat gelap namun dirinya tidak merasa takut, Reo memilih untuk berasrama di sekolah ini karna jika menyewa sebuah rumah akan terlalu sulit untuk pergi ke sekolah
Sekolah ini hanya di khusus kan untuk laki-laki tidak menerima siswa perempuan entah apa alasannya Reo pun juga tidak tahu
Saat asik menelusuri sekolah barunya Reo tak sengaja berjalan menuju toilet karna dirinya merasa ingin buang air kecil tanpa pikir panjang Reo masuk kedalam toilet tersebut
Namun karna lorong menuju toilet tersebut sangat gelap Reo tak melihat bahwa tertera tulisan dilarang masuk di sana
Reo melihat sekeliling toilet tersebut, sangat besar dan bersih Reo sedikit merasa terkagum-kagum dengan fasilitas yang di miliki oleh sekolah ini. Meskipun berada di sebuah kota kecil namun sekolah ini mungkin terbilang elite di kota" Besar
Reo mencoba menyalakan kran air untuk mencuci mukanya namun tidak keluar air dalam kran tersebut, Reo yang merasa kagum kini merasa jengkel dengan air yang benar-benar tidak mau keluar
Saat ingin memasuki sebuah bilik untuk buar air kecil Reo sempat melihat sebuah catatan kecil yang tertempel di sebuah pintu toilet tersebut
Karna penasaran Reo langsung mencabut catatan yang menempel itu, saat mencabutnya tiba - tiba berhembus angin yang cukup kencang di dalam toilet tersebut
Reo yang sedikit keheranan dengan agin yang berhembus dengan sangat kencang tadi namun tak mau memikirkan yaa, Reo membuka pintu toilet tersebut
Namun baru saja memegang gagang pintu tersebut tiba-tiba lampu yang berada di dalam toilet itu berkedip- kedip, Reo yang mulai merasakan aura yang membuatnya tidak nyaman langsung pergi meninggalkan toilet tersebut
Saat berlari cukup jauh terdengar seperti suara pintu yang di banting cukup keras
BRAKK!!!!!!!
"Suara apa itu??"
Reo merasa benar-benar ketakutan saat mendengar suara pintu tersebut,Reo memutuskan untuk kembali ke kamarnya namun bari saja membalikkan tubuhnya
Reo dapat melihat sosok wanita yang sedang berdiri di hadapannya dengan kepala yang terus menunduk
Reo keheranan dengan keberadaan wanita tersebut, sekolah ini khusu untuk laki-laki mana mungkin ada seorang wanita di sini
Reo ingin memastikannya namun saat ingin menyentuh pundak ya sosok tersebut menunjukkan wajahnya
Seketika keringat dingin mengalir saat Reo melihat wajah sosok tersebut yang setengah wajahnya rusak dengan darah dan belatung yang terus keluar dari lukanya
Ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya untuk berteriak saja sangat susah meskipun Reo terus berteriak namun suaranya tak mau keluar
Sosok tersebut tersenyum ke arah Reo dengan kepala yang di miringkan ia terus berjalan secara perlahan mendekati Reo yang masih membeku tak dapat menggerakkan tubuhnya
Sosok tersebut kini sedang memegangi punda Reo, dia masih tersenyum dengan wajah yang mengerikan
Terimakasih karna sudah membebaskan ku anak manis HIHIHIHIHI
Suara ketawanya memecahkan susana malam hari yang sunyi dan senyap,Sosok tersebut mendorong tubuh Reo dengan sangat keras
Reo yang tak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya
Karna dorong yang keras Reo terjatuh menggelinding dari atas tangga sekolah
Kepalanya beberapa kali terbentur hingga membuatnya terluka, kepalanya yang terluka mengeluarkan darah yang cukup banyak hingga membasahi baju yang sedang ia kenakan
Sebelum kesadarannya menghilang Reo sempat melihat kembali sosok wanita tersebut yang masih berada di atas tangga yang terus menertawakannya, karna darah yang mengalir cukup banyak pada akhirnya Reo kehilangan kesadarannya
Beberapa saat sebelumnya.....
Akio terbangun dari tidurnya saat merasakan aura mencekam yang lama tak ia rasakan kembali muncul, Akio yang terbangun dengan tiba-tiba menggerakkan ranjangnya yang memiliki Dua kasur yang di tingkat membuat temannya Haiko yang berada di bawahnya ikut terbangun
"Akio apa kau terbangun??kau mengenalinya, aura ini...."
"Kau juga mengenalinya bukan...."
Keduanya kembali terdiam untuk memastikan aura yang sedang mereka rasakan adalah aura miliknya
BRAKKK!!!!!
Mereka di kejutan dengan suara sebuah bantingan pintu yang cukup keras, Akio langsung turun dari kasurnya dan bergegas meninggalkan kamarnya
Haiko yang melihat ranjang Reo yang kosong seketika perasaannya tidak enak, Haiko ikut berlari mengikuti Akio yang sudah berlari duluan
Mereka berlari menuju toilet sekolah yang sudah tidak di gunakan lagi yang berada di ujung sekolah mereka saat membuka pintu toilet tersebut Akio langsung menghampiri sebuah toilet
Akio merasa panik saat tidak melihat kertas yang ia tempelkan sudah tidak ada di sana,Akio dan Haiko mencari-cari kertas tersebut di seluruh penjuru toilet
Akio memungutnya lalu menunjukkan ya kepada temannya.
"Sudah ku duga"
Haiko memejamkan matanya untuk beberapa saat lalu kembali membukanya
"Dia sudah tidak ada disini, dia sudah pergi, bagaimana ini??"
Tanya Haiko yang terlihat sedikit ngelisah
"Dia masih berada di sekolah ini,padahal dulu kita sudah menangkapnya mati"an"
Akio mengenggam kertas itu dengan sangat erat, Haiko melihat Akio dengan tatapan yang seduh, Akio membanting kertas tersebut lalu menundukkan kepalanya
"Sialan"
Hakio yang mendengar nada suara Akio yang mulai memelan langsung berjalan menghampirinya lalu memeluk tubuhnya
"Aku akan selalu disini"
Akio tidak membalas perkataan yang di lontarkan Haiko kepadanya, perlahan Akio melepaskan pelukkan ya
Mereka kembali terdiam dengan Akio yang masih menundukkan kepalanya, namun tiba-tiba mereka mendengar suara tawaan seorang wanita yang berada tak jauh dari toilet tersebut
"Di arah tangga"
Setelah Akio memastikannya mereka kembali berlari menuju tangga sekolah mereka, dengan langkah yang tergesa-gesa akhirnya mereka sampai di sana
Namun mereka tidak mendapati sosok yang mereka cari.
Karna mereka tidak menemukannya Akio dan Haiko memutuskan untuk kembali ke kamar mereka namun saat ingin membalikan tubuhnya
Haiko samar-samar melihat sesuatu di bawah tangga sekolah, Ia melebarkan matanya saat melihat sosok manusia yang tergeletak di bawah sana
AKIO!!!!....
sebelum ia menuruni tangga ia sempat memanggil temanya, Akio melirik ke arah belakang ya melihat haiko yang berjalan tergesa-gesa menuju ke bawah
Akio yang penasaran ikut melihat apa yang di temukan oleh temannya di bawah sana,akio terkejut saat melihat haiko sedang memeluk seseorang
"Reo......"
Akio menghambat haiko di bawah sana, haiko berusaha menghentikan pendarahan di kepalanya, karna darahnya tak mau berhenti haiko merobek sebagian bajunya lalu mengikatnya di kepala Reo
Akio hanya terdiam saat melihat wajah Reo yang perlahan mulai memucat, entah kenapa di saat seperti ini Akio malah melamun
Melihat temannya yang melamun Haiko menggoyangkan tubuhnya agar kembali tersadar
"Dia masih hidup, ikuti aku"
Haiko menggendong tubuh reo yang sudah sangat lemah menuju ke UKS sekolah yang di ikuti oleh Akio di belakangnya
Sesampainya di UKS Haiko menaruh tubuh Reo di salah satu ranjang di sana, Haiko terus mengobrak-abrik lemari obat untuk menemukan sesuatu yang ia cari
Melihat Haiko yang sibuk mencari obat Akio tengah terduduk di samping ranjang Reo, setelah menemukan obatnya haiko kembali menghampiri Reo untuk mengobatinya
Namun saat hendak mengobatinya Haiko sempat melihat ke arah Akio yang sedang melamun sambil terus menggenggam tangan Reo,tak mau memikirkan ya lagi hakio mulai mengobati Luka Reo secara perlahan
"Dia akan baik" Saja kan??"
Haiko melihat akio yang masih terduduk di samping ranjang Reo, hakio tersenyum lalu kembali membereskan obat" Yang sempat ia gunakan
"Dia akan baik" Saja, setelah dia sadar semuanya akan baik-baik saja"
Ucap haiko menenangkan Akio yang masih terlihat khawatir
Mereka membawa Reo kembali ke dalam kamar mereka, mereka terduduk di lantai sambil terus melihat Reo menunggunya kembali sadarkan diri
"Haiko kau tahu....."
"Apa....."
"Keberadaannya membuat ku kembali mengingatnya, sekarang sosok yang sudah kita kurang selamat 5 tahun yang lalu kembali terlepas, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya"
"Melihatmu yang seperti ini apakah dia akan menyukainya, sosok akio yang ku kenal tidak seperti ini kau tahu"
Haiko mencoba untuk menenangkan teman lamanya tangannya kini sudah meraih kedua pundak temannya, akio menatap haiko begitupun sebaliknya
"Kita akan menghadapinya bersama-sama, aku atau pun Reo tidak akan meninggalkan mu"
Haiko terus menepuk-nepuk pundaknya dengan sangat lembut akio mengangguk"kan Kepalanya dengan sangat lemas
Mereka terus menunggu Reo sampai ia kembali tersadar,cukup lama mereka menunggu hingga mereka tak sengaja tertidur dengan posisi yang masih terduduk dengan kepala yang berada di atas kasur Reo
Beberapa saat kemudian Reo menggerakkan jari tangannya dan perlahan membuka matanya kembali, perlahan tangan Reo menyentuh kepalanya yang terasa sangat sakit
Dia heran dengan perban di kepalanya
Reo sibuk memikirkan apa yang sebelumnya terjadi namun dia tidak mengingat apa-apa saat hendak menaruh kembali tangannya Reo tak sengaja menyenggol kepala Haiko yang berada di samping tanganya
Namun untung ya itu tidak membuatnya terbangun, Reo menghela nafas lega karna tidak membangunkan temannya yang tengah tertidur
"Kenapa mereka tidur disana??"
Reo terduduk di atas ranjangnya dengan tubuhnya yang menyandar, Reo mematap atap kamarnya sambil terus memikirkan apa yang terjadi padanya
"Kau sudah bangunnya, syukurlah"
Reo di kejutkan dengan suara seseorang yang berbicara padanya Reo melirik ke arah samping ya, mendapati sosok Haiko yang sudah terbangun
"Kau terbangun karna ku, maafkan aku aku tak....."
"Dari tadi aku memang tidak tidur hanya menutup mataku saja"
Reo menatap Haiko dengan tatapan melasnya
"Bukan kan itu sama saja"
Hakio mengaruk"kepalanya yang tidak gatal sambil tertawa pelan
"Hahaha, Rupanya samanya, ku pikir itu sama"
Sedang asik berbincang, akhirnya akio juga ikut terbangun sambil mengucek"matanya yang gatal, setelah membuka matanya Akio sedikit lega dengan sosok Reo yang sudah kembali sadar
Namun Akio menunjukkan ekspresi yang datar, Reo menundukkan kepalanya saat melihat Akio yang menatapnya seperti itu, Hakio yang melihat tingkah laku Reo yang tiba-tiba berubah langsung melirik temannya yang berada di sampinya
"Ternyata kau sudah bangun, apakah aku membangunkan mu??"
"Aku ingin kembali tidur, waktu masih malam"
Akio bangkit dari posisi duduknya lalu kembali menaiki kasurnya dan kembali tertidur, Haiko yang melihat tingkah laku Akio yang seperti itu hanya mengeleng"kan kepalanya
"Dia bersikap seolah-olah dia benar-benar tidak menyukai keberadaan ku"
Ucap Reo dengan kepala yang masih menunduk
"Dia memang seperti itu, nanti juga kalian akan akrab kok, jika boleh jujur dia memang anak yang tidak bisa di ajak bercanda"
"Maksudmu??"
"Saat pertama kali aku mengenalnya dia memang susah di dekati, ya begitu lah"
Reo yang merasa tertarik langsung mendekatkan tubuhnya agar dekat dengan Hakio
"Jika aku boleh tau sudah berapa lama kau bersamanya??"
Hakio yang melihat tingkah laku teman barunya yang penasaran dengan cerita lamanya bersama Akio hanya tertawa
"Hahaha, kau tertarik untuk mendengarnya??"
Ucap Hakio dengan tawaanya yang masih belum berhenti, Reo mengangguk"kan kepalanya dengan saat polos yang membuatnya terlihat sangat lucu dengan bibir yang sedikit di majukan
"Aku dan Akio sudah bersama saat umurku masih 5 tahun, aku di adopsi oleh pemilik sekolah ini lalu di besarkan disini dengan 2 anak lainnya"
"Siapa??"
"Aku, akio dan Ichiro, kami berteman sangat lama bahwa aku sudah menganggap mereka sebagai saudara ku sendiri"
"Jadi kau benar-benar sudah mengenal mereka dengan sangat baik"
"Yaa seperti itulah...."
Ucapnya sambil tersenyum
"Namun dimana Ichiro??aku ingin bertemu dengannya??"
Mendengar nama Ichiro yang di lontarkan oleh Reo membuat Haiko seketika terdiam dengan senyuman yang mulai memudar
Melihat ekspresi Haiko yang seperti itu membuat Reo merasa tidak enak, apakah perkataannya tadi membuatnya seperti itu
Hakio menatap Reo yang ikut terdiam, Haiko menatapnya dengan tatapan yang kosong
"Dia......"
"BERISIK!!!!....kalian tidurlah, aku mecoba untuk tertidur di sini"
Mereka berdua terkejut dengan Akio yang terbangun lalu membentak mereka, setelah mengatakan ya Akio kembali tertidur dengan posisi badan yang membelakangi mereka
Haiko masih terdiam sambil terus menatap temannya
"Apakah dia mendengarkan apa yang ku ceritakan kepada Reo tadi, ternyata dia belum tertidur"
Ucap Hakio di dalam hatinya
"Ya sudahlah karna waktu sudah sangat larut sebaiknya kau tidur, selamat malam"
Haiko bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju kasurnya, ia merebahkan tubuhnya lalu menutup matanya untuk pergi tidur, Reo yang melihat mereka sudah tidur pada akhirnya iapun merasa mengantuk dan ikut tertidur juga
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!