NovelToon NovelToon

Ayah, I Love You

episode 1

Namaku Shasya Fernando. aku keturunan Indonesia - British. Ayahku bernama Jhon Fernando keturunan British dan Ibuku Sinta keturunan Indonesia.aku anak kedua dari 2 bersaudara,Kakak ku bernama Zakh Fernando.

"Shasya,kamu harus home schooling.Ayah sudah siapkan guru baru lagi.Ayah tidak mengijinkan kamu sekolah umum." titah Jhon dengan wajah tegas, matanya yang biru menatap putrinya yang menatapnya polos dan nurut.

"iya,Ayah." jawab Shasya

"Ayah, sebaiknya Shasya SMA umum saja,apa Ayah tidak peduli dengan kesehatan mentalnya dikurung terus di rumah?." tanya Zakh dengan sinis

Jhon diam dan melanjutkan makannya, sementara Zakh masih kesal dengan Ayahnya.sarapan pagi ini berlangsung sangat tegang dan hening.Sinta pun hanya bisa pasrah melihat putrinya harus menuruti kata Suaminya.

HIYAKK

suara Zakh sedang latihan bela diri rutinnya di rumah dengan pengawal Jhon. Zakh anak yang dituntut agar bisa beladiri.karena menjadi CEO dan pewaris harus kuat dalam segi apapun.

"bagus, kemapuan mu meningkat , kuharap kau tidak pernah mundur saat musuh menyerang." kata Jhon datar

"cihh." Zakh mendengus kesal dan melanjutkan latihannya.

di taman belakang mansion,Shasya duduk melamun di pinggir kolam ikan koi.dia menunduk,sudah dari kecil dia di kurung.kali ini pun sama.tidak ada kebebasan.semuanya harus atas persetujuan Ayahnya.

"Sya." suara berat Jhon,gadis itu menoleh ke samping.

"hmm, Ayah." jawab Shasya

Jhon duduk di samping putrinya yang sedang duduk di tepi kolam ikan koi

"Ayah tau apa yang kau pikirkan.semuanya sudah ku atur.ini demi kebaikanmu.kuharap kau mengerti." kata Jhon sambil mengelus rambut hitam putrinya.

"iya,tapi aku kadang merasa sedih.aku terus disembunyikan seperti aib,apa aku ini aib, Ayah?." tanya Shasya

"tidak, Ayah sangat menyayangi mu,ayah ingin menjagamu." jawab Jhon dengan senyum hangat

"oh ya?aku kira Ayah tidak mau memperkenalkan aku pada rekan kerja Ayah, karena aku bukan anak yang hebat.aku masih biasa biasa saja kan?." tanya Shasya sambil menunduk

Jhon mengangkat dagu Shasya

"Tidak Shasya, maka dari itu kau harus lebih baik lagi.nanti kau akan bekerja di kantor ayah.kau tahu kan berapa banyak bisnis yang Ayah punya?anak anak harus bisa meneruskan." jawab Jhon

"Ayah tidak membeda bedakan antara kau dan kakakmu." imbuhnya

Jhon berdiri "sudah,jangan sering melamun, Ayah ada urusan. Ayah pergi dulu." kata Jhon lalu mengecup bibir Shasya sekilas dan pergi

Shasya mengangguk

Jhon keluar dari mansion menuju mobilnya dan Han asisten nya sedang menghampiri nya.

"Tuan,para preman di kota xxx sedang menempati wilayah yang akan dibangun hotel baru milik anda.Tadi malam saya sudah mengecek,mereka membawa senjata tajam.sepertinya mereka menantang anda Tuan." ucap Han

"hmm,mereka kira aku hanya seorang CEO yang hanya bisa duduk menatap monitor." jawab Jhon tenang dengan senyum sinis

"baiklah Han,mari kita bersenang senang." ucap Jhon sambil berjalan menuju mobil dan Han membuka pintu mobil untuk Tuannya

mobil berjalan menyusuri jalanan kota yang lenggang,di ikuti para pengawal dengan mobil hitam di belakang.akhirnya mereka sampai di daerah kekuasan Jhon di kota XXX. melalui kaca mobil,Jhon melihat sekumpulan preman dengan badan besar sedang mengacungkan celurit pada rombongan mobil Jhon.

"hah, sepertinya merekalah orangnya.woy keluar kau CEO lemah.kau hanya bisa kerja di kantor saja.kau pasti tidak berani melawan kami." tantang salah satu preman,dan preman lain tertawa.

akhirnya Jhon, Han,dan pengawalnya keluar dari mobil,Jhon terlihat sangat gagah menggunakan kaos polos putih dengan mantel hitam panjang yang berkibar karena angin. Han yang menggunakan kemeja hitam dan pengawal yang memakai jaket hitam berlogo John's corporation.melihat itu para preman merasa ciut dengan ukuran badan Jhon dan rombongannya sangat besar dan tinggi. Jhon adalah laki laki tampan dengan tinggi 192 cm.

"ayo cepat majulah,haha pasti kau takutkan?ini kawasan nongkrong kami.kami sudah mengancam pemilik nya agar tidak dijual.jika dia tetap menjual maka kami akan membunuhnya." ejek preman sambil mengangkat celurit. Jhon hanya santai dan menyimak.

"Han,berikan mereka pencerahan!." perintah Jhon

"dengar!anda semua tidak punya hak atas Tanah ini.kalian hanya mengancam pemilih sebelumnya.tapi setelah itu,tuan kami sudah membeli tanah ini secara resmi dan akan menjamin keamanan penjual.kalian lah yang harusnya pergi dari sini.yang saya tau,kalian hanya preman pengecut yang hanya berani melukai orang yang lemah.pergi atau sebelum kami.." kata Han dingin lalu menodongkan pistol dan di ikuti para pengawal yang sudah greget dari tadi.

belum sempat para preman lari,

DORRR

Han dan para pengawal menembak kepala mereka dengan cepat.semua preman tewas di tempat. Mayat sepuluh preman itu tergeletak di tanah.

"buang mayat mereka ke laut!".perintah Jhon santai

"baik Tuan".jawab para pengawal dan langsung mengangkut mayat itu ke mobil.

kini tersisa Jhon dan Han,Jhon menatap Han dari samping dengan heran.kenapa kau mengajakku jika kau dan pengawal bisa melakukannya sendiri?,batin Jhon.tapi Jhon merasa puas melihat tikus pengganggu mati di hadapannya.setidaknya bisa melihat pertunjukan singkat.

"Ayo Han."kata Jhon berjalan menuju mobil. Han hanya mengangguk dan bergegas membuka pintu mobil untuk tuannya.

bersambung ~

episode 2

Jhon, Han dan pengawalnya sudah memasuki gerbang mansion.mereka turun dari mobil.mereka berjalan untuk menunaikan aktifitas seperti biasa.

"kalian, bersihkan tangan kalian. sebelum anakku melihat darah itu!." perintah Jhon

"baik tuan." jawab para pengawal serempak

Jhon dan Han berjalan memasuki pintu utama,disana mereka di sambut 2 bidadari,mereka adalah Sinta dan Shasya.

"Suamiku,tumben cepat sekali." ucap Sinta dengan senyum manisnya lalu Jhon mencium kening istrinya

"apa kau tidak mau aku cepat pulang,hmm?." tanya Jhon dingin sambil mencubit pipi istrinya. Shasya tertawa kecil dengan tingkah orang tuanya.

"Sya,ikut Ayah ke ruang kerja!." perintah Jhon kali ini tegas dan serius.membuat Shasya cemas apakah aku melakukan kesalahan? batinnya. Shasya hanya mengangguk,lalu berjalan di belakang Ayahnya.sementara Sinta melanjutkan membaca buku resep masakan di ruang tamu.

mansion yang sangat besar seperti istana kerajaan dengan gaya klasik Eropa,tentu saja karena ini negara british.jadi bangunannya kokoh dan mewah berlapis emas di dinding dengan lantai marmer putih.saat berjalan ke lantai paling atas yaitu lantai 3,di sana ada ruang kerja ayahnya.

mereka berjalan menaiki tangga,tentu membuat Shasya letih dan ngos-ngosan.di setiap jalan ada pelayan yang sedang bersih bersih. Shasya tersenyum kepada mereka,tapi mereka selalu menunduk jika di beri senyum.kenapa mereka menunduk?apa wajahku seperti leak Bali? batin Shasya.

entah kenapa telepati bisa connect

bagaimana kami bisa tersenyum nona? sementara di depan anda ada sosok yang mengguncangkan roh kami.batin pelayan.

akhirnya mereka sampai di ruang kerja,Shasya dan Jhon masuk disusul sekertaris Han. mereka masih berdiri mengamati Jhon yang membuka lemari dibelakang meja kerja.lalu Jhon membawa kotak berwarna biru. Shasya tahu kotak itu,kotak perhiasan.

"kemari lah!." perintah Jhon pada Shasya sambil membuka kotaknya. Shasya pun mendekat.lalu Jhon menyibak rambut panjang putrinya.

"ini hadiah kecil dari Ayah." kata Jhon sambil memasang kalung berlian dengan bandul bunga mawar kecil berwarna putih dan biru. Shasya tersenyum secerah mentari.lalu Jhon memasang anting dengan warna senada.perhiasan dari perusahaan Jhon yang di desain dengan model khas nan langka.

"perhiasan ini jangan di lepas!ingat itu." kata Jhon serius menatap putrinya sambil memegang dagu Shasya.

glekk

Shasya menelan ludahnya sendiri dengan hati hati melihat peringatan Ayahnya yang seperti ancaman.di sisi lain,wajah Han terlihat serius.

suasana hening,Shasya membalikkan badannya ingin keluar.tapi..

"Sya, Ayah belum mengijinkan kau keluar." kata Jhon datar sontak Shasya menoleh.

"ada apa Ayah?." tanya Shasya sehalus mungkin melihat tatapan serius Ayahnya. Jhon duduk di kursi kerjanya lalu mengayunkan tangannya agar anaknya mendekat. Jhon menatap lekat mata coklat dan wajah cantik Putrinya yang mirip dengan Istrinya. Jhon mengusap pipi anaknya yang chubby.

"kenapa kau jadi pendiam,hmm?dulu kau suka membuat rumah selalu berisik.dulu kau memecahkan banyak vas sampai Ibumu pening." ucap Jhon dengan senyum tipis.

Shasya melotot terkejut emang iya aku senakal itu? batin Shasya

"entahlah, mungkin karena aku beranjak dewasa.atau mungkin aku tertular virus Ayah." ucap Shasya dengan senyumnya yang menggemaskan nan polos. Jhon tertawa kecil. Jhon mengecup singkat pipi putrinya.

"kau boleh keluar." ucap Jhon dibalas anggukan oleh Shasya.

setelah Shasya keluar, Han menghampiri tuannya.

"tuan?-"tanya Han lalu dipotong Jhon

"seperti dugaan mu,aku memasang pelacak dan penyadap di perhiasan itu." jawab Jhon santai sambil menuangkan whiskey kedalam gelas kecil. Han mengangguk pelan.

semakin putrinya beranjak dewasa,Jhon semakin protektif mengingat anaknya yang polos.dia takut jika anaknya dimanfaatkan lelaki bejat.mansion banyak pengawal dan pelayan laki laki membuat Jhon waspada. Jhon membebaskan putranya bergaul diluar sana tapi masih tetap ia awasi.tapi jika untuk Shasya,dia tidak tau cara mengedukasi putrinya tentang hubungan antara lelaki dan perempuan.

Shasya turun ke lantai dasar dimana Ibunya duduk membaca buku resep masakan. lalu Shasya duduk di sebelah Ibunya sambil mengintip apa yang Ibunya baca.

"Ibu mau bikin apa?". tanya Shasya sontak Sinta menoleh pada anaknya "Ibu mau bikin-"ucap Sinta terpotong karena kaget melihat anaknya mau memakai perhiasan.hmm,pasti ada sesuatu batin Sinta karena dia tau bahkan setiap apa yang ada di sisinya pasti ada alat pelacak yang di pasang suaminya.

"waaah,cantik yah.anak cantik tambah cantik dong." ucap Sinta tersenyum lembut.walaupun umurnya sudah tidak muda, kecantikan Sinta tidak luntur.

"hmm, padahal aku belum terbiasa memakai perhiasan,karena menurutku sangat menggangu aktivitas." ucap Shasya pasrah

"Sya,lain kali kita bikin tongseng sapi yuk,kangen makanan Indonesia nih." ucap Sinta mengalihkan pembicaraan.

"iya Ibu." jawab Shasya

matahari sudah tenggelam,kini mereka membersihkan diri lalu makan malam dan bergegas tidur.

bersambung ~

episode 3

Jam sudah pukul 5 pagi. Jhon bangun dan melakukan aktifitas rutinnya saat subuh. Jhon mewajibkan keluarganya berolahraga saat subuh.karna Jhon tidak ingin sehat sendiri,dia ingin semua yang ada di mansion bergerak aktif dan tidak malas malasan.makanya Jhon dan yang lainnya terlihat awet muda karna gaya hidup yang sehat.meskipun kaya,Jhon tidak rakus dan pilih pilih makanan.semenjak Jhon menikah,dia jarang minum alkohol dan hanya sesekali minum saja. Jhon dan Sinta membangunkan anak anak mereka yang masih tidur.

"Sya.."panggil Sinta membuka pintu kamar putrinya.kamar Shasya tidak dikunci.itu membuat Sinta khawatir.

"Sya,bangun.olahraga yuk." ajak Sinta sambil menepuk pantat anaknya lembut.bukannya bangun, Shasya hanya menggeliat dan lanjut tidur.itu membuat Sinta semakin greget.

"Sya,ayo bangun.nanti di marahi Ayah." ancam Sinta dengan nada serius.seketika Shasya membuka matanya.lalu bangun dan menuju lemari mengambil pakaian khusus olahraga.

"hmm,anak jaman sekarang kalo di ancam baru mau." Sinta menggelengkan kepala. Shasya selesai memakai pakaiannya.lalu bergegas keluar bersama Ibunya. Sinta dan putrinya menuju halaman tengah mansion yang luas.dengan jalan aspal melingkar dan rumput hijau.mansion Jhon benar benar mirip stadion.

disisi lain,Jhon masuk ke kamar putranya. Zakh tidur begitu nyenyak dengan memeluk guling nya,dan selimut yang sudah berantakan.

"Zakh,bangun." ucap Jhon serius mengguncang tangan Zakh.

"hmm,5 menit lagi yah.."ucap Zakh dengan matanya yang masih menyipit.

"baik, hanya 5 menit." jawab Jhon dingin,Jhon keluar dari kamar Zakh lalu 1 menit kemudian Jhon masuk lagi dan membuka pintu sehati hati mungkin.lalu

DORR!!

"ASTAGA!." Zakh seketika bangun dari tidurnya dengan sangat terkejut.dia lupa bahwa kesabaran Ayahnya setipis tisu warkop.

tembakan pistol mengenai hp Zakh,Jhon tau jika hp itu sangat penting bagi putranya,tapi dia tidak peduli.

"cepat bangun,jangan malas.kalau tidak, Ayah tidak akan mengganti hp mu, ATM mu Ayah sita,dan motor kesayangan mu itu." ucap Jhon serius

"hiss,iya iya." ucap Zakh kesal lalu mengganti pakaian dan langsung bergegas menyusul lainnya yang sedang joging pelan.

semuanya termasuk Han dan pengawal lainnya ikut olahraga bersama di lintasan aspal tengah mansion.mereka olahraga selama 25 menit lalu saling bersenda gurau.

HOSH HOSH .Shasya ngos-ngosan sambil memegang lututnya.olahraga kali ini terasa menyiksa tubuh kecilnya.

"Sya,kenapa lututnya?sakit?." tanya Sinta khawatir sambil menepuk pundak putrinya

"iya Bu, lumayan sih." jawab Shasya nyengir kuda.

"itulah akibat membaca novel terlalu larut malam." celetuk Jhon dingin lalu meminum air putih.

DEG jantung gadis itu seketika berguncang dengan kalimat sindiran Ayahnya.bagaimana Ayah tau? padahal Ayah tidak masuk ke kamarku.batinnya

Shasya mendengar itu langsung menunduk dan duduk sambil meluruskan kakinya yang sedikit pegal ,di atas lintasan di tengah banyaknya orang berlari .lalu Zakh menghampiri adiknya yang mulai lemas.lalu berjongkok memijat lutut adiknya di ikuti Sinta.

"Sya,kamu masih kuat jalan?mau Kakak gendong?." tanya Zakh khawatir.

Shasya melirik Ayahnya yang memandangnya tajam.walaupun tidak melotot,mata Ayahnya yang biru dan alis hitam yang tebal.membuat siapa saja takut jika di pandang dengan mata tajam yang di ciptakan Tuhan itu.mata Jhon seakan berbicara "siapa suruh membangkang."

"entah,aku akan mencoba berjalan sendiri.tunggu beberapa menit pasti akan reda." jawab Shasya meyakinkan diri.

Zakh dan yang lain masih sibuk melanjutkan olahraga.sedangkan Shasya hanya bisa duduk sambil meluruskan kakinya diposisi yang sama.berkali kali Shasya mencoba berdiri,tapi masih pegal dan badannya terasa tidak enak karena efek begadang tadi malam.

melihat Shasya yang kesusahan,Jhon menghampiri anaknya dengan membawa sebotol air putih.

"ayo minum!". perintah Jhon halus namun dengan tatapan serius sambil membantu Putrinya minum air. Shasya menuruti kata Ayahnya lalu meminum air putih sampai setengah botol.bunyi nafas Putrinya yang semakin lemah,membuat Jhon iba.

"mau Ayah gendong?." tanya Jhon halus,namun Shasya merasa tidak enak.

"iya Sya, sepertinya kamu semakin lemas." ucap Zakh khawatir

"makanya lain kali jangan begadang!,terus jangan sering minum es!." peringat Sinta

akhirnya Shasya mengangguk.mau bagaimana lagi, badannya lemas+ngantuk+dingin+dan keringatnya yang panas.membuatnya terasa akan masuk angin.lalu Shasya naik ke punggung ayahnya yang berotot itu. Shasya memeluk erat leher kokoh dan jenjang Ayahnya.lalu berjalan menuju kamar Shasya.

"apa hanya lututmu yang sakit?." tanya Jhon datar

"iya..tapi.. badanku rasanya.. tidak enak." jawab Shasya lemas

Jhon menggendong putrinya sampai ke kamar.lalu merebahkan badan mungil itu ke atas kasur serba pink dan banyak boneka.lalu Jhon mengambil pakaian panjang di walk in closet untuk putrinya.

"ganti pakaian mu,sarapan dan minum obat!." perintah Jhon tegas

"Sya,sini Ibu bantu. habis ini sarapan langsung minum obat yah!." perintah Sinta khawatir.

Shasya sarapan dikamar lebih awal daripada yang lain.lalu seorang dokter laki laki masuk ke kamarnya bersama sekretaris Han. Shasya terkejut, padahal dia hanya merasa pegal.setelah makan sup hangat rasa lemas nya pun menguap.tapi seseorang langsung memanggil dokter hanya dalam waktu 10 menit dan sakitnya pun tidak terlihat parah.

"hai Shasya." sapa dokter itu dengan senyum ramahnya. dokter itu adalah teman akrab Ayahnya

"hai paman dokter." jawab Shasya tersenyum

dokter itu langsung mengecek suhu tubuh,tensi,dan memijat kaki Shasya yang pegal.pijatan nya memang enak.tapi ini sangat berlebihan menurut Shasya.lalu Jhon masuk dan seketika semuanya menoleh.

"apa ada penyakit yang serius?." tanya Jhon dengan mata elangnya pada dokter Mike.

"tidak ada,hanya badan pegal karena efek kurang istirahat.hari ini bisa sembuh jika minum obat dan istirahat yang cukup.sepertinya tubuh gadis ini tidak kuat begadang." jawab Mike menatap Jhon serius. Jhon mengangguk pelan.lalu dokter Mike memberikan obat untuk Shasya.

"hari ini istirahat dulu yah..jangan banyak bergerak dulu.lututmu masih pegal kan?dan jangan lupa makan yang teratur dan minum obatnya!." pesan dokter Mike tersenyum sambil mencubit pipi Shasya gemas.yang dicubit pun tersenyum

"iya,paman dokter.terimakasih." jawab Shasya. Mike mengangguk

"sudahkan?kau boleh pulang." tanya Jhon sudah jengah melihat kelakuan temannya yang sokab.

"ih,kenapa ni pak tua?." tanya Mike heran

"keluar,atau rumah sakit mu akan ku tutup." ucap Jhon serius dengan alisnya yang naik

"iya iya, ganggu Paman ponakan aja." ucap Mike cemberut sambil mengemas barang barangnya.

"yasudah, Paman mau berangkat kerja dulu yah..daaah.." ucap Mike berjalan keluar sambil melambaikan tangan

"daaaah." Shasya melambaikan tangannya

Jhon melirik Mike dengan bombastis side eyes membuat Mike langsung ngalah.lalu dia pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja.

Jhon menghampiri putrinya yang berbaring di atas ranjang.

"hukuman apa yang pantas untuk anak nakal,hmm?." tanya Jhon sinis. Sinta terkejut dengan pertanyaan Suaminya.anak yang sakit mana boleh di hukum?,dalam hati Sinta saat ini.

~bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!