NovelToon NovelToon

My Sexy Wife

Bab 001

“Apa Papa bilang, menikah?” pekik Krystal dengan bibir menganga lebar tak percaya.

Tiba-tiba saja gadis itu dikejutkan dengan ucapan Noah–ayahnya, yang meminta dirinya untuk segera menikah.

“Tidak! Aku tidak mau menikah. Aku masih muda, Pa. Dua puluh dua tahun. Enak saja mau menjodohkan aku.” Krystal menjatuhkan bokongnya ke sofa. “Lagipula, pria mana yang akan Papa jodohkan denganku?” tanya Krystal menatap ke arah Noah.

“Nanti kamu juga akan segera tahu. Papa cuma butuh jawaban, iya atau tidak. Itu saja,” ucap Noah tanpa berpaling dari majalah yang sedang dia baca.

Krystal berdecak kesal, pekerjaannya saja sudah menumpuk dan membuat kepalanya pusing. Sekarang, Noah malah ingin main tebak-tebakan dengannya.

“Jadi, Papa serius mau aku menikah?” tanya Krystal lagi ingin memastikan.

“Lihat wajah Papa, apa Papa terlihat sedang bercanda?” Noah melirik Krystal.

Krystal memijat pelipisnya. Tidak ada kebohongan sama sekali dari sorot mata Noah. Ayahnya itu memang selalu terlihat serius jika memang sedang bicara serius.

Krystal benar-benar tidak menyangka. Kepulangannya ke Jakarta dan membatalkan semua kontrak kerjanya, ternyata hanya untuk mendengar mabar menggelikan seperti ini.

“Tidak usah sok terkejut begitu. Mau tidak mau, kamu harus menikah. Karena ini adalah salah satu wasiat dari kakak kamu sebelum dia meninggal.” Noah kembali membolak balikan majalah yang ada di tangannya.

“Kalau salah satu, berarti masih ada permintaannya yang lain, dong?” tanya Krystal.

Noah menganggukkan kepalanya. “Bisa jadi.”

“Dasar menyebalkan. Sudah meninggal saja, masih sempat menyusahkan aku. Sebenarnya mau kak Berlian itu apa, sih. Kenapa harus aku dan bukan wanita lain?” umpat Krystal namun hanya dalam hati.

“Jangan mengumpat orang yang sudah meninggal. Nanti kamu kualat loh,” sahut Baby–ibunya. Wanita itu seakan tahu apa yang sedang Krystal pikirkan.

“Jadi Mama juga dukung keputusan Papa?” Baby mengangguk lalu menghampiri Krystal. “Kalian kenapa selalu bersikap tidak adil padaku,” gerutunya.

“Bukan bersikap tidak adil, sayang. Tapi semua demi kebaikan kamu,” kata Baby seraya menyerahkan sebuah amplop pada Krystal dan juga meletakkan map berwarna biru ke atas meja.

“Ini apa, Ma?” tanya Krystal mengernyit bingung.

“Kamu buka saja, terus baca baik-baik. Lalu tanda tangani berkas yang ada di map itu,” ucap Baby lagi.

“Apalagi sih, Ma. Jangan buat aku semakin pusing,” keluh Krystal merengek manja pada Baby.

“Itu adalah syarat supaya kamu mendapatkan harta warisan dari oma dan opa. Kalau kamu menolak bersiaplah menjadi gembel.” bukan Baby yang menjawab melainkan Noah.

Hidup Krystal selama ini selalu gemerlap dengan harta, tentu saja dengan ancaman seperti ini membuat nyali Krystal menciut.

Lalu, dengan cepat Krystal membuka map itu dan cepat-cepat menandatanganinya tanpa membacanya dengan teliti.

“Yakin tidak mau dibaca dulu?” Baby mengusap pundak Krystal.

“Tidak perlu. Hanya sebuah tanda tangan. Itu mudah,” jawab Krystal penuh percaya diri.

Kemudian, tatapan Krystal tertuju pada amplop yang ada di tangannya.

Krystal meneguk ludahnya kasar, lalu mengeluarkan secarik kertas yang dari amplop tersebut.

Kedua bola matanya membulat sempurna. Bibirnya lagi-lagi menganga lebar. “What the—?” Krystal tak melanjutkan kalimatnya. “Sepertinya kakak sengaja ingin membuatku mati dengan perlahan. Bagaimana bisa dia memintaku untuk menikah dengan kakak iparku sendiri?”

Menikah dan membayangkan tinggal dengan pria dingin, ketus dan menyebalkan seperti kakak iparnya, sudah membuatnya sakit kepala duluan.

“Tidak, aku tidak mau! Pokoknya sampai kapanpun aku tidak akan pernah menikah.” Krystal bangkit dari duduknya. “Aku juga tidak peduli dengan surat wasiat ini.” lalu berlalu begitu saja meninggalkan mereka berdua tanpa mengatakan akan pergi kemana.

“Krystal, dengarkan, Papa belum selesai bicara!” teriak Noah, namun diabaikan oleh Krystal.

“Dasar keras kepala.” Noah melepaskan kacamatanya, menyandarkan tubuhnya ke sofa.

“Mama sudah bilang ‘kan sama Papa, kalau putri kedua kita itu sedikit berbeda. Seharusnya Papa lebih lembut dan sabar lagi menghadapi Krystal. Lihat, dia bahkan tidak berniat untuk menikah sampai tua.”

“Lalu, ini apa? Tidak berniat menikah tapi pacaran. Bukankah sama saja?” Noah menunjukkan sebuah kabar dari majalah yang baru saja dia baca.

Dimana Krystal, seorang model terkenal yang sedang naik daun menjalin asmara dengan aktor ternama.

Sejak kecil, Krystal memang sulit sekali diatur. Berbeda dengan Berlian–kakaknya yang penurut dan patuh pada orang tua.

Menjadi seorang model bukanlah keinginan Krystal. Awalnya, dia ingin menjadi dokter. Namun, karena tidak tahan dan merasa selalu dibedakan oleh kedua orangtuanya, setelah lulus sekolah Krystal memilih tinggal jauh dari mereka.

Dan memutuskan untuk terjun ke dunia modeling.

“Sekarang, kita harus bagaimana, Pa?” Baby terlihat khawatir.

Noah mengambil map berwarna biru dan tersenyum. “Pernikahan ini akan tetap berlangsung. Tidak peduli dengan penolakan Krystal. Karena Papa yakin, hanya Bara yang bisa membuat Krystal berubah.

“Papa juga tidak mau cucu kita memiliki ibu tiri. Akan lebih baik jika Krystal yang menjadi ibu sambung Arcelio,” ucap Noah menutup kembali mapnya lalu meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

*

*

Di tempat lain, lebih tepatnya di sebuah klub malam. Seorang pria berwajah tampan, rahang tegas namun selalu memperlihatkan tatapan dinginnya, baru saja keluar dari ruangan Vvip.

“Lain kali batalkan saja kerjasamanya, jika mereka mengajak kita bertemu di klub,” ucap pria itu pada asisten pribadinya.

“Ya, Tuan. Saya mengerti,” jawab Liam.

Pria itu melirik jam tangannya, dimana waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. “Apa Lio sudah tidur?” tanyanya.

“Sudah, Tuan. Baru saja nyonya Anaya menghubungi saya dan meminta Anda untuk segera pulang.”

“Ada apa?” tanya pria itu penasaran.

“Tuan muda kecil demam, Tuan,” jawab Liam sedikit ketakutan.

“Sial! Kenapa tidak bilang dari tadi, bodoh!” pekiknya bergegas meninggalkan tempat tersebut.

Namun, baru beberapa langkah pria itu berjalan, ponselnya bergetar. Terpaksa dia mengangkatnya lebih dulu.

“Iya, Pa. Ada apa?” tanyanya.

“Krystal pergi dari rumah. Papa mau kamu cari dia dan bawa pulang sekarang,” titah Noah–mertuanya.

Meski istrinya sudah meninggal, hubungannya dan keluarga istrinya masih terjalin dengan baik.

Pria itu memijat pelipisnya. “Ya, tentu saja aku akan mencarinya dan—” ponsel miliknya terjatuh begitu saja, kedua matanya tertuju pada sosok gadis yang baru saja masuk klub malam.

“Bara, apa kamu masih di sana?” teriakan Noah terdengar samar-samar.

Liam mengambil ponselnya dan mengatakan pada Noah, kalau Bara akan membawa putrinya kembali.

“Krystal Alexander! Aku mendapatkan mu, gadis nakal!” geram Bara terlihat tidak suka melihat gaya berpakaian adik iparnya yang memperlihatkan hampir seluruh lekuk tubuh seksinya.

Hai guys, jumpa lagi di karya aku... selamat membaca jangan lupa tinggalkan komentar. Semoga suka ya...

Visual hanya pemanis, jadi bayangkan sendiri sesuai keinginan kalian.

Bara Alfredo, 25 tahun.

Krystal Alexander, 22 tahun.

Bab 002

Krystal memesan satu botol cairan berwarna merah pekat, kemudian menuangkan ke dalam gelas lalu meneguknya.

“Lumayan, rasanya tidak jauh berbeda dari minuman yang selalu aku nikmati di Milan,” gumamnya meletakkan kembali gelasnya di atas meja.

Setelah keluar dari kediaman Alexander, Krystal meminta Rose—sahabatnya sekaligus sepupu Bara untuk menjemputnya dan mengantarnya ke bar.

Ya, mereka berada bekerja di satu agensi yang sama. Hanya saja, Krystal berada di Milan sedangkan Rose berada di Jakarta.

“Kamu bisa mabuk jika terus meneguknya,” ucap Rose yang baru saja kembali dari toilet. Dia merebut gelas dari tangan Krystal dan menjauhkannya.

“Biarkan aku meminumnya, Kak. Aku janji, hanya satu tegukan lagi. Setelah itu aku akan berhenti,” pinta Krystal dengan wajah memelas. “Sebentar lagi Jimmy juga datang, Kakak boleh pulang.”

“Oh, mentang-mentang kekasihmu itu mau datang, kamu mengusirku, begitu?” sungut Rose sedikit kesal.

Sebenarnya, Rose tidak suka Krystal menjalin hubungan dengan Jimmy, pria yang dikenal playboy dan sering bergonta ganti pasangan.

Tapi mau bagaimana lagi, Krystal terlanjur jatuh cinta padanya.

“Bukan begitu maksudku, Kak. Aku tidak mau merepotkanmu, itu saja.”

“Iya, iya aku mengerti. Sekarang aku akan pulang dan tidak akan mengganggu kalian,” ucap Rosa menyambar tasnya. “Berjanjilah padaku, kamu harus kembali ke rumah. Kalau tidak—” Rose menunjukkan ponselnya. Dimana nama Bara terlihat disana.

Rose sudah tahu tentang rencana pernikahan mereka berdua. Bahkan hampir semua keluarga besarnya.

“Kenapa kalian semua sama saja? Suka sekali mengancamku. Apa kalian pikir aku ini anak kecil!” gerutu Krystal.

Rose menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. Namun, senyumannya hilang saat tatapannya tertuju pada seseorang yang sedang berjalan ke arah mereka berdua.

“Jimmy …” gumam Rosa dan Krystal pun menoleh ke belakang.

“Hai, sayang.” Jimmy memeluk Krystal. “Hai, Rose. Apa kabar?” tanya Jimmy.

Rose mengacuhkan Jimmy dan memilih pergi dari sana. Entah kenapa melihat pria itu membuatnya muak.

“Kak, tunggu. Kamu mau kemana?” Krystal hendak mengejar Rose tapi ditahan oleh Jimmy.

“Biarkan saja. Sekarang sudah ada aku, kan? Kamu tidak merindukan aku, hum?” Jimmy mengusap sudut bibir Krystal.

Dua tahun menjalin hubungan jarak jauh membuat Jimmy hampir gila. Karena sampai saat ini dia belum berhasil menjamah Krystal.

“Aku merindukanmu, sangat merindukanmu, Jim.” Krystal mengalungkan kedua tangannya di pundak Jimmy dan memeluknya erat.

“Apa ada masalah? Tidak biasanya kamu mabuk seperti ini. Katakan padaku, Krystal.”

Krystal mengangkat kedua bahunya acuh. “Temani aku minum. Mau ‘kan?”

Jimmy tersenyum. “Tentu saja, jangankan minum menemanimu diatas ranjang saja aku juga mau.”

“Jangan mimpi kamu,” ujar Krystal lalu meminta bartender untuk memberikannya satu botol wine lagi.

Sejak tadi tatapan Jimmy terus tertuju pada Krystal. Kulit tubuh putih, mulus dan juga seksinya, membuat Jimmy meneguk ludahnya berulang kali.

“Berhenti menatapku seolah-olah kamu tidak pernah melihat wanita cantik,” ucap Krystal.

“Ya, memang aku tidak pernah melihatnya. Hanya kamu satu-satunya wanita cantik yang ada di mataku.” Jimmy meraih tangan Krystal dan mengecupnya.

“Dasar gombal.” Krystal terkekeh. Tidak bohong bahwa dia sangat mencintai pria yang ada di hadapannya ini.

Di sisi lain, tidak jauh dari tempat duduk Krystal, seseorang tengah mengawasi apa yang sedang mereka berdua lakukan.

“Sampai kapan kita akan terus berada di sini, Tuan. Ibu Anda sejak tadi terus menghubungi saya,” ucap Liam.

Bukannya menjawab pertanyaan sang asisten, sorot mata tajam Bara terus tertuju pada Krystal. Dimana saat ini Jimmy sedang memapah gadis itu untuk berdiri.

“Brengsek!”

“Siapa yang brengsek, Tuan? Apakah saya?” Liam menunjuk dirinya sendiri.

Tak menghiraukan ucapan Liam, Bara memilih bangkit dari duduknya dan mengikuti kemana Jimmy membawa Krystal pergi.

“Kebiasaan, selalu saja bersikap seenaknya saja sendiri,” gerutu Liam mengekori pria itu dari belakang.

*

*

Bugh ...

Bugh ...

Beberapa pukulan mendarat di wajah tampan Jimmy. Ya, siapa lagi pelakunya kalau bukan Bara.

Sampai di depan pintu kamar yang berada di klub, Bara merasa tidak enak hati.

Dan benar dugaannya, saat dia mendobrak pintunya, Jimmy hampir saja melakukan tindakan senonoh pada Krystal.

“Siapa kamu, hah?! Berani sekali kamu masuk tanpa izin dan menganggu kesenanganku” Jimmy mengusap sudut bibirnya yang berdarah. “Bahkan dengan berani kamu memukulku. Apa kamu sudah bosan menghirup udara bebas?” pekiknya.

“Laki-laki pengecut seperti kamu memang pantas mendapatkan itu.” Bara menghampiri Krystal, melepaskan jasnya lalu memakaikannya ke tubuh gadis itu.

“Dasar murahan!” gumamnya melihat keadaan Krystal yang hampir telan jang. Meski hanya bagian atasnya yang sedikit terbuka.

Tapi, bagi Bara itu sama saja. Dia membenci wanita gampangan.

“Hei, mau kamu bawa kemana kekasihku!” teriak Jimmy tak terima Bara membopong kekasihnya yang sedang pingsan tak sadarkan diri.

“Mulai sekarang, jauhi istriku. Jangan pernah menemuinya lagi,” ucap Bara.

Setelah mengatakan itu, Bara membawa Krystal pergi dari sana.

Tak mempedulikan teriakan Jimmy yang berusaha bangkit dan mengejarnya.

“Sebenarnya siapa pria itu. Kenapa tiba-tiba dia mengatakan kalau Krystal istrinya?” Jimmy memakai kembali kemeja dan celananya. “Sialan, wajahku jadi babak belur seperti ini,” ucapnya sambil berkaca di depan cermin.

Tolong ingatkan kalau ada typo yaa🤭

Bab 003

Aroma woody bercampur dengan feromon yang memabukkan membuat mata Krystal perlahan terbuka.

Gadis itu terkejut saat mendapati dirinya ada di dalam sebuah mobil. Dan berada di pelukan seorang pria. “Argh, kepalaku,” lirihnya menyentuh kepalanya sendiri.

“Baguslah kalau kamu sudah sadar, dasar merepotkan!” suara berat dan dingin terdengar di telinga Krystal.

Krystal mendongak. “Kak Bara!” pekiknya lalu perlahan menegakkan tubuhnya. “Apa yang Kakak lakukan disini?”

Masih dengan wajah datarnya dan tanpa menoleh sedikitpun Bara berkata, “Apa maksud ucapanmu dengan disini?”

Krystal baru menyadari kalau dirinya sedang berada di dalam mobil milik kakak iparnya itu. “Turunkan aku! Aku bisa pulang sendiri!”

“Yakin ingin turun dengan keadaanmu yang menyedihkan itu?”

Krystal mengernyit bingung, kemudian melihat tubuhnya sendiri, dimana gaun bagian atasnya sudah melorot sampai ke perut. Memperlihatkan kaca mata berwarna merah muda yang menutupi asetnya.

“Aaaaaa! Sialan, mesum, brengsek!” Krystal mengumpat Bara lalu memukulnya berulang kali. Tanpa menanyakan terlebih dulu apa yang terjadi padanya.

“Apa yang sudah kamu lakukan padaku, Kak!”

“Seharusnya kamu tanyakan hal itu pada dirimu sendiri.”

Ayolah, Krystal hanya menginginkan sebuah jawaban. Bukan malah pertanyaan yang kembali di lontarkan oleh Bara.

Kepalanya saja masih terasa pusing karena efek alkohol dan sekarang Krystal dikejutkan dengan keberadaan dirinya di mobil bersama pria yang paling ingin dia jauhi.

“Kalau begitu suruh supir mu berhenti. Aku bisa naik taksi. Daripada berada disini bersamamu.”

Bara berdecak kesal. “Kalau bukan karena terpaksa, aku juga malas menampung mu di mobilku. Lihat, jas dan mobilku jadi kotor karena menempel dengan tubuh gadis murahan sepertimu,” ketus Bara tanpa menoleh sedikitpun pada Krystal.

“What? Apa Kakak bilang? Gadis murahan?” Krystal mengepalkan kedua tangannya tidak terima dengan ucapan Bara.

“Ya, murahan!” tekan Bara sekali lagi. Membuat Krystal geram.

“Jangan menilai diriku hanya karena kamu baru bertemu denganku beberapa kali, Kak.” Krystal menunjuk wajah Bara tanpa takut. “Aku ini–”

“Terserah, aku tidak mau tahu. Yang jelas sekarang tetaplah diam atau aku akan melempar mu keluar!” ancaman Bara membuat Krystal menelan ludahnya dengan susah payah dan memilih diam.

Ternyata benar penilaiannya pada Bara selama ini. Kakak iparnya memang pria kejam yang tidak punya perasaan. Pilihannya memang tepat menolak Bara untuk menjadi suaminya.

“Liam, putar balik!” titah Bara pada Liam.

“Hah? Maksud Anda bagaimana, Tuan?” tanya Liam.

Mobilnya sudah setengah jalan dan sebentar lagi sampai di kediaman keluarga Alfredo. Tapi Bara malah memintanya putar balik. Apa tuan nya itu waras?

“Kubilang putar balik, kita kembali ke apartemenku!” Bara merogoh ponselnya lalu mengirim pesan pada seseorang.

“Lalu bagaimana dengan tuan muda kecil? Beliau membutuhkan Anda,” sahut Liam.

“Dia anak yang kuat dan aku yakin Lio akan baik-baik saja,” tegas Bara.

Liam mengangguk mengerti.

Bara langsung memalingkan wajahnya dan fokus melihat keluar jendela. Seakan di dalam sana tidak ada orang lain lagi selain mereka berdua.

“Sebenarnya apa yang terjadi padaku.” Krystal bergumam dalam hati seraya memukul kepalanya sendiri.

Lama terdiam dalam keheningan, perlahan kelopak matanya kembali terpejam. Krystal kembali tertidur.

“Tuan, apa yang membuat Anda memilih kembali ke apartemen? Bukankah seharusnya Anda membawa Nona Krystal pulang?” tanya Liam penasaran.

Setelah satu tahun menyandang status duda semenjak kematian istrinya, Bara tidak pernah terlihat peduli pada seorang wanita.

Tapi malam ini, Bara malah berniat membawa Krystal ke apartemen pribadinya. Tempat dimana tidak pernah satu orang pun yang dia izinkan menginjakkan kakinya ke sana.

Kecuali Berlian–istrinya.

“Apa aku harus menjawab pertanyaanmu yang tidak penting itu, hum?”

Liam mengusap tengkuknya. “Tidak harus, sih, Tuan.”

“Kalau begitu diam lah dan fokus saja ke depan.”

“Baik, Tuan.” Liam bungkam. “Tuan benar-benar terlihat aneh malam ini,” gumamnya lirih seraya melirik Bara dan Krystal bergantian dari kaca spion depan.

Sesampainya di apartemen, Bara langsung membopong Krystal ke dalam dekapannya. Tak lupa menutupi tubuh bagian atasnya dengan jas miliknya.

“Pulanglah, Liam.”

“Tapi bagaimana jika nyonya Anaya dan tuan Abian menanyakan tentang keberadaan Anda?”

“Mereka sudah tahu aku ada dimana dan juga dengan siapa. Katakan saja pada mereka untuk menjaga Arcelio.”

“Baik, Tuan.” tak mau berlama-lama lagi berada di sana, Liam langsung tancap gas meninggalkan Bara dan Krystal.

Bara segera menaiki lift menuju ke lantai lima dimana kamarnya berada. Dia berjalan sambil terus mengumpat gadis yang ada di gendongannya.

“Gadis murahan akan tetap murahan!”

Bara minta di cekek☺💢

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!