Dunia hitam atau dunia mafia kini sudah tidak asing lagi bagi dua orang ini. Bahkan kini namanya semakin melejit dan terkenal semenjak menjadi ketua mafia Dunia menggantikan sang papa, bahkan performanya tidak jauh berbeda dengan Papanya.
Sungguh benar kata pepatah, jika buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, dan itu tergambar jelas untuk menggambarkan sosok Davin dan Alvin. Si kembar ini bagaikan foto copy Papanya, bahkan kekejaman si kembar pun sudah sama persis dengan Dafa yang tidak pernah memberikan kata maaf pada lawannya.
Tujuh tahun ini si kembar sangat baik menjalankan perannya sebagai pemimpin mafia tingkat dunia. Bahkan perusahaan semakin tumbuh dengan cepat di bawah kepemimpinannya.
Dahulu orang yang meragukan kepemimpinan si kembar, kini mereka malah mati-matian mendukung si kembar. Wilayah kekuasan si kembar semakin meluas, sudah hampir separuh dari wilayah Amerika sudah tunduk dengan kekuasannya.
Di antara banyaknya dukungan buat si kembar, ada banyak juga musuh yang ingin menggulingkan kekuasaan si kembar. Mereka seakan tidak kenal lelah untuk mencari cara bagaimana melumpuhkan kekuasaan si kembar.
"Tuan muda, ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda, dia bilang teman lama anda," ucap Sean.
Mendengar ucapan Sean, Davin menghentikan aktifitasnya. Davin mengerutkan keningnya, seakan bertanya pada Sean siapakah yang sedang mencarinya?, akhirnya Davin memberikan kode lewat tangannya untuk mempersilahkan tamu itu masuk.
Seorang pemuda memasuki ruangannya, "Hay Dave, lama kita tidak bertemu," sapa pemuda tersebut pada Davin yang terlihat sibuk.
Davin mendongakkan kepalanya, "Jojo," ucap Davin terkejut ketika melihat Jojo alias Jonathan yang datang, dia adalah putra pertama Nando dengan istri pertamanya yang bernama Nadia.
"Bagaimana kabarmu, Dave?" Tanya Jojo pada Davin.
"Baik, baik," jawabnya "Ada angin apa sampai-sampai kamu datang ke kantorku?" Tanya Davin. Sambil memeluk Jonathan layaknya salam hangat sesama lelaki.
Setelah melepaskan pelukannya, Davin mempersilahkan Jonathan untuk duduk, "Aku perlu bantuan kamu, Dave," ucap Jonathan terlihat serius.
"Bantuan, bantuan seperti apa Jo? Selama aku bisa bantu, pasti akan Aku lakukan." jawab Davin.
"Aku sedang mencari orang ini, dan aku sangat yakin kalau kamu mengenalnya dengan baik," ucap Jonathan dengan memberikan beberapa foto.
Raut wajah tidak senang sekaligus terkejut tergambar jelas dari wajah Davin saat ini, foto yang di berikan oleh Jonathan sangat mengganggu pikirannya.
'Apa mungkin Jo tahu sesuatu tentang Organisasiku? Apa mungkin kedatangannya untuk menyelidiki Organisasi Perlindungan?' Batin Davin sambil melihat foto yang ada di tangannya.
Ya benar, bahwa Jojo adalah salah satu anggota kepolisian. Ia mempunyai pangkat sebagai jendral, hal itu membuat Jojo mempunyai kuasa untuk melakukan penyelidikan terhadap organisasi mafia yang sedang di pimpin oleh Davin dan Alvin.
Walau pun si kembar sangat rapi dalam menutupi jati dirinya di dunia hitam, namun bagi Jojo itu tidaklah berarti. Karena sangat mudah bagi Jojo melacak siapa Davin dan Alvin di dunia hitam.
Tapi sayang untuk menyentuh salah satu saja dari mereka, maka nyawalah taruhannya, jangankan untuk mendekati si kembar, berniat untuk melukainya saja, maka tangan Sean dan Yudha akan lebih dulu melenyapkan siapa saja orang yang berniat jahat tersebut.
"Aku yakin kamu tahu betul siapa orang itu, dan sekarang musuh kita sama, aku harap kamu mau bekerja sama denganku," ucap Jonathan.
"Cih, beginikah sikapmu jika sedang meminta bantuan pada seseorang?" Ucap Davin dengan nada seakan mengejek Jonathan.
"Haha, baiklah, aku tahu apa yang kamu inginkan," ucap Jonathan, kemudian ia mengeluarkan sebuah amplop lain dan memberikan pada Davin. "Ini adalah dokumen tentang dunia hitammu, aku akan menghapusnya dan melenyapkan semua bukti-bukti, jika kamu bisa menangkap hidup-hidup orang yang ada di dalam foto itu, dan memasukkan dia ke dalam sel." Ucap Jojo.
Mendengar ucapan Jonathan, seakan Davin mendapat angin segar. Karena memang Jonathan adalah salah satu anggota kepolisian dengan reputasi sangat baik, bahkan diam-diam Jonathan juga mempunyai anak buah yang memata-matai gerak-gerik Si kembar.
"Ck, baiklah, bagaimana mungkin aku menolak permintaan sepupuku sendiri, beri aku waktu enam bulan untuk membereskannya." Ucap Davin.
"Kenapa mulutmu itu tidak bisa di pakai untuk berterima kasih?, aku sedang berusaha membantu menutupi kejahatanmu, bodoh!!" Cibir Jonathan.
"Hey jaga bicaramu bung, apa aku terlihat lemah sehingga meminta bantuan padamu? Dasar polisi narsis." Ucap Davin.
"Cih, terserah Dave, TER-SE-RAH, aku akan tunggu kabar baiknya enam bulan lagi," ucap Jonathan lalu dia beranjak untuk meninggalkan ruangan Davin.
"Sebaiknya kamu tepati ucapanmu, Jo!!" Teriak Davin ketika Jonathan sudah di ambang pintu keluar.
Bukannya menjawab, namun Jonathan hanya melambaikan tangannya seolah tidak peduli dengan teriakan Davin. Sedangkan Davin membuka berkas yang di tinggalkan oleh Jonathan.
"Kita bertemu lagi, Papa mertua," seringaian senyum sinis tergambar jelas di bibir Davin.
Ya benar, jika orang yang sedang di buru oleh Jonathan adalah Mario, orangtua Kinan. Perlu di ingat jika dulu dia berhasil kabur dalam penyerangan berdarah di Villa Martin.
Dan setelah sekian tahun tidak terdengar kabarnya, ternyata kini dia sedang bermain-main dengan penjualan barang-barang terlarang, dan senjata api ilegal.
Walau pun Davin adalah pemimpin mafia, namun organisasi di bawah kepemimpinannya tidak pernah menjamah barang haram tersebut. Dunia bisnis yang dia tekuni mencakup bisnis perhotelan, club malam, atau pun dunia balap.
Bahkan Davin dan Alvin tidak pernah mencari musuh, namun mereka tidak akan lari jika ada musuh yang datang. Walau tidak pungkiri sudah banyak nyawa melayang di tangan mereka, namun itu adalah karena orang-orang itu yang mencari masalah dengan Davin atau Alvin.
Dan tidak akan ada kata maaf buat orang yang telah membuat kesalahan bagi si kembar. Alvin sangat terkenal dengan tangan dinginnya untuk menyelesaikan hambatan dalam bisnisnya, sedangkan Davin terkenal dengan negosiasinya.
Salah satu contohnya Alvin akan menghancurkan siapa pun yang menghalangi kemajuan perusahaan, atau menghambatnya. Tangan dingin Alvin sangat terkenal di dunia mafia.
Sedangkan Davin, dia sangat dingin pada siapa pun, tatapan matanya seakan menjadi ancaman bagi siapa saja yang melihatnya. Dan Davin lebih pandai menjalankan perusahaan.
"Dave, tadi aku bertemu Jojo di lobby, apa ada masalah?" Tanya Alvin yang baru saja datang.
"Kamu lihat ini, dia meminta bantuan samaku untuk menangkap Mario." Jelas Davin.
Alvin meraih berkas di meja kerja Davin, dan membacanya, Alvin mengerutkan keningnya ketika melihat isi di dalam berkas tersebut, semua kejahatan Mario selama beberapa tahun terakhir menjadi incaran polisi.
Karena sudah sangat meresahkan masyarakat, barang haram tersebut sudah beredar di Indonesia, dan kini nama Mario menjadi target operasi bagi pihak kepolisian.
"Wah, wah, mertua kamu jadi terkenal selama beberapa tahun terakhir." Ucap Alvin dengan nada mengejek.
"Ck, dia bukan mertuaku, dia hanya menanam benih di rahim mama soraya." Ucap Davin kesal.
"Menantu durhaka kamu Dave, hahaha." Alvin tergelak melihat raut wajah kekesalan Davin.
Namun sebenarnya Alvin sudah tahu sepak terjang Mario, namun selama tidak mengganggunya, maka Alvin tidak akan melakukan tindakan apa pun. Tapi kini, siapa yang tahu jika Mario adalah target berikutnya bagi organisasi Perlindungan.
☆Bersambung☆
Alvin mempelajari berkas yang di tinggalkan oleh Jojo, ia merasa ada yang janggal. Karena menurutnya dari mana Mario mendapat uang begitu besar, sedangkan Alvin sangat mengetahui seperti apa si Mario.
"Dave, kenapa aku jadi curiga kalau ada orang di balik pergerakan Mario saat ini? Karena dia tidak mungkin mempunyai dana sebesar itu untuk melancarkan bisnisnya." Ucap Alvin sambil membaca dari lembar ke lembar berikutnya berkas yang di tinggalkan oleh Jojo.
"Justru karena alasan itulah Jojo meminta bantuan kita, dan orang di balik aksi Mario pasti salah satu musuh kita, Al." Jawab Davin.
"Aku merasa juga begitu, tidak mungkin Jojo tiba-tiba meminta bantuan pada kita kalau tidak ada sangkut pautnya dengan dunia hitam." Ucap Alvin terlihat serius dengan mengerutkan keningnya. Dia terlihat berpikir keras seolah mencari jawaban atas pertanyaan yang melintas di pikirannya saat ini.
"Kamu hubungi Adam, dia sepertinya bisa di andalkan. Menurut cerita papa, Adam sangat berpengaruh di daerah Asia, dan itu akan menguntungkan kita." Ucap Davin.
"Ide yang bagus, Om Adam pasti bisa membantu kita mencari informasi tentang hal ini, mengingat mertua kamu saat ini sedang ada di Jepang."ucap Alvin.
"Cih, kamu bicara begitu lagi, aku tidak segan untuk merobek mulut sampahmu itu." Ancam Davin.
"Hahaha, seharusnya kamu terima kenyataan jika Mario itu emang mertua kamu, Dave." Ucap Alvin lagi dan itu sukses membuat Davin melancarkan tinjuannya pada Alvin. Untung dengan cepat Alvin menghindar, kalau tidak sudah bisa di pastikan wajah Alvin akan meninggalkan bekas merah keunguan.
"Santai, santai dude, aku masih sayang dengan wajah tampanku ini." Ucap Alvin.
"Makanya jaga mulut kamu, jangan sampai tanganku gatal untuk memberikan tanda di wajah tampan kebanggaan kamu itu." Ancam Davin.
Mereka pun kini terfokus dengan berkas peninggalan Jojo tadi, dan mulai mempelajarinya dengan seksama, berbagai kemungkinan dan beberapa orang yang di curigai kini sudah masuk dalam daftar.
Dengan segera Davin menghubungi Sean, dan Alvin menghubungi Adam untuk segera mengumpulkan informasi tentang Mario. Bagaimana bisa seorang Mario kini terlibat dengan barang haram? Walau pun Alvin tahu seberapa brengseknya Mario, tapi untuk bisnis barang haram ini, sungguh sangat tidak masuk akal. mengingat bahwa akan butuh banyak dana jika melakukan bisnis haram tersebut.
Karena memang Mario sangat terkenal dengan penjudi berat, bahkan Mario tidak akan segan untuk menjual anaknya sendiri demi memenuhi kebutuhan hidup dan membayar hutangnya.
Dan perlu di ingat kembali jika pertemuan Kinan dengan Davin juga karena Kinan lari dari perbuatan bejat sang ayah yang akan menikahkannya dengan Antonio waktu itu, demi untuk membayar semua hutangnya.
Karena kini kekuasaan si kembar begitu meluas dengan cepat, pasti banyak yang berusaha mengambil alih posisinya. Dan kemungkinan jika ada yang memanfaatkan Mario sangat besar.
"Tania, ke ruanganku sekarang." Panggil Davin pada sekretarisnya melalui sambungan telepon.
"Baik, Tuan muda." Jawab Tania.
Tidak lama setelah panggilan telepon dari Davin, kini terdengar ketukan pintu, dan tidak lama Tania muncul untuk masuk memenuhi panggilan dari Davin.
"Ya Tuan muda, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Tania sopan.
"Ini dokumen yang perlu kamu ketik ulang, karena ada beberapa kesalahan di dalamnya." Ucap Davin mengulurkan beberapa berkas.
"Baik, Tuan muda." Jawab Tania.
Setelah menerima berkas yang harus di perbaiki lagi, Tania pun keluar dari ruangan Davin, kini Davin dan Alvin kembali merencanakan tentang bagaimana menangkap Mario.
************************
Di tempat lain, Kinan yang sedang bekerja di sebuah restoran itu tampak sedikit gelisah, karena mendapat kabar jika Soraya sedang sakit, dan dia di minta untuk menemuinya di Rumahnya yang lama.
Entah siapa yang menghubunginya saat itu, yang jelas itu suara perempuan yang terdengar masih muda, mungkin usianya tidak beda jauh dengan dirinya saat ini.
"Ki, kamu kenapa? Sepertinya sedang ada masalah?" Tanya managernya.
"Pak, bolehkah saya ijin pulang cepat? Karena mama saya sedang sakit, dan dia tinggal sendiri di rumah." Ucap Kinan dengan tatapan penuh permohonan.
"Kamu tidak perlu ijinku Ki, kan kamu istri dari Tuan muda Dave pemilik restoran ini, sama saja jika kamu termasuk bossku." Jelas manager itu dengan sedikit merasa tidak enak pada Kinan.
Karena bagaimana pun Kinan tetaplah salah satu atasannya, yang harus dia hormati, namun karena permintaan Kinan yang tidak ingin di beda-bedakan dengan statusnya sebelum menikah dengan Davin membuat manager itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Bahkan sampai saat ini Kinan tetap bekerja selayaknya waitres pada umumnya, walau pun Davin sudah sering memintanya untuk berhenti dari pekerjaan tersebut. Walau pun usia pernikahan mereka menginjak tujuh tahun, namun sampai saat ini belum hadir suara tangis bayi di dalam rumahnya.
Dan alasan itulah yang membuat Kinan bosan di rumah tanpa ada kegiatan, jadi Kinan memilih untuk tetap bekerja seperti biasanya.
"Makasih pak, kalau begitu saya permisi ya pak." Jawab Kinan
"Ok, ok, silahkan." Ucap manager tersebut.
Dengan segera Kinan bergegas masuk ke dalam ruang ganti, setelah ganti baju Kinan meraih tas ransel kecilnya dan keluar dari restoran. Perasaan cemas tergambar jelas di wajahnya saat ini.
Soraya adalah satu-satunya orangtua bagi Kinan, karena Sorayalah yang selalu berjuang demi Kinan dari dia kecil sampai dia dewasa seperti saat ini. Kinan mengambil ponselnya dan menelpon nomor hp mamanya berulang kali, namun tidak ada jawaban.
Perasaan Kinan semakin takut, Kinan takut terjadi apa-apa dengan mamanya, maka dengan segera Kinan menaiki taksi untuk bergegas menuju rumah Soraya.
Sesampai di rumah Soraya, Kinan melempar tas ranselnya ke sofa, dan kemudian dia berlari menuju kamar mamanya untuk mencari keberadaan Soraya saat ini, namun hasilnya nihil.
"Bukannya mama sakit, kenapa kok tidak ada di rumah?" Gumam Kinan pelan. Lalu dia merogoh ponsel di dalam saku celananya, kembali Kinan menghubungi nomor Soraya.
"Mama dimana sih? Kenapa tidak di angkat panggilanku?" Gumam Kinan dengan perasaan semakin cemas.
Kinan berbalik badan untuk keluar dari kamar mamanya, namun dia terkejut ketika melihat seseorang yang kini tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
"Kamu? Kamu siapa?." Tanya Kinan yang terlihat panik.
Bagaimana tidak panik jika Kinan melihat seseorang yang sangat mirip dengannya berdiri tepat di hadapannya saat ini, bagaikan melihat dirinya di cermin, kini Kinan semakin takut, firasatnya mengatakan ini bukanlah hal yang baik.
"Hahaha, Kenapa? Apa kamu terkejut melihatku?" Tanya wanita itu dengan tawa jahatnya.
Tidak lama beberapa orang laki-laki datang dan di belakang wanita itu, laki-laki yang terlihat garang dan tidak bersahabat itu mendekati Kinan.
"Hey, jangan mendekat, kalian mau apa?" Teriak Kinan dengan posisi siaga pasang kuda-kuda.
"Hahaha, bawa dia kepada boss." Ucap wanita itu.
"Baik Nona." Jawab laki-laki itu serempak.
Belum sempat Kinan melakukan penyerangan, beberapa orang laki-laki itu lebih dulu memegang tangan Kinan dan mengunci pergerakannya. Dan setelah itu salah satu dari mereka membungkam mulut Kinan dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius.
☆Bersambung☆
Bantu Like Komen dan rating bintang 5 nya..
Bagi yang punya Apk Noveltoon bantu Votenya dong..
Makasih ya sebelumnya.
Bagaimana tidak panik jika Kinan melihat seseorang yang sangat mirip dengannya berdiri tepat di hadapannya saat ini, bagaikan melihat dirinya di cermin, kini Kinan semakin takut, firasatnya mengatakan ini bukanlah hal yang baik.
"Hahaha, Kenapa? Apa kamu terkejut melihatku?" Tanya wanita itu dengan tawa jahatnya.
Tidak lama beberapa orang laki-laki datang dan di belakang wanita itu, laki-laki yang terlihat garang dan tidak bersahabat itu mendekati Kinan.
"Hey, jangan mendekat, kalian mau apa?" Teriak Kinan dengan posisi siaga pasang kuda-kuda.
"Hahaha, bawa dia kepada boss." Ucap wanita itu.
"Baik Nona." Jawab laki-laki itu serempak.
Belum sempat Kinan melakukan penyerangan, beberapa orang laki-laki itu lebih dulu memegang tangan Kinan dan mengunci pergerakannya. Dan setelah itu salah satu dari mereka membungkam mulut Kinan dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius.
Setelah Kinan tidak sadarkan diri, beberapa lelaki itu memasukkan Kinan ke dalam mobil, dan kini tiggallah wanita yang mirip dengan Kinan tersebut berada di rumah Soraya.
"Kiki, ada apa sayang? Kenapa kamu menelpon mama sampai beberapa kali?" Ucap Soraya yang baru datang dengan menenteng kantong plastik di tangannya, mungkin dia habis dari pasar. Makanya menenteng begitu banyak belanjaan.
"Kiki kangen sama Mama, pass Kiki baru sampai Mama gak ada, makanya Kiki telepon Mama." Ucap Kinan dengan manja sambil bergelayutan di lengan Soraya. Dan memang ini semua sudah di atur sedemikian rupa, bukan hanya cara bicara, bahkan suaranya saja sangat mirip dengan Kinan.
Tanpa menyadari siapa wanita muda tersebut, Soraya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya (menurut Soraya) yang manja padanya, karena memang tidak biasanya Kinan bermanja-manja seperti ini.
"Kamu kenapa sayang? Tidak biasanya bermanja dengan Mama seperti ini?" Ucap Soraya sambil membelai pucuk rambut wanita itu.
"Sudah lama Kiki tidak makan masakan Mama, bagaimana jika Kiki minta mama buatkan makanan kesukaan Kinan?" Ucap wanita itu.
"Baiklah, mama akan buatkan sup jamur kesukaanmu, dan sebaiknya kamu kabari Dave jika kamu sedang di sini sekarang." Ucap Soraya.
"Mama tenang saja, tadi Kiki sudah bicara dengan Dave." Ucap wanita itu.
Mendengar ucapan wanita yang mirip Kinan tersebut menyebut nama Davin tanpa embel-embel Mas, membuat Soraya mengerutkan keningnya. Dia sedang berpikir sesuatu, tapi akhirnya Soraya menepis pikirannya sendiri.
'Ah tidak mungkin dia orang lain, dia pasti Kinan.' Batin Soraya. Karena merasa bahwa wanita muda di depannya itu bukanlah Kinan.
Setelah itu Soraya beranjak ke dapur untuk memasak makanan kesukaan Kinan, sup jamur dengan gorengan tahu tempe dan sambal tomat. Memang masakan sederhana, namun bagi Kinan itu adalah makanan paling enak di dunia.
Dengan cekatan Soraya memasak, tanpa Soraya tahu, wanita muda itu mengetikkan sesuatu di layar ponselnya sambil duduk di sofa.
"Bos, wanitanya Dave sedang dalam perjalanan menuju Spain, kini aku sudah berada dekat dengan Dave, sebentar lagi kekuasan ketua mafia akan jatuh ke tangan boss." Ucap Wanita itu dengan penuh percaya diri.
"Kerja bagus catty, aku akan menangani wanita itu, dan tugasmu adalah mengadu domba si kembar agar saling benci dan lalai dengan segala hal, sehingga akan dengan mudah menghancurkan dia, dan ingat copy semua berkas penting yang kamu temukan di sana." Jawab lelaki di seberang sana.
"Baik Boss, aku akan menjalankan misi sesuai dengan perintahmu." Jawab wanita itu dan ternyata bernama Catty.
Setelah itu Catty menutup panggilannnya karena di rasa laporan yang akan di sampaikannya telah selesai, setelah itu Catty beranjak untuk melihat-lihat seisi rumah, untuk memastikan jika tidak ada yang terlewatkan darinya.
***************************
Setelah hari hampir gelap, Davin pun keluar dari kantornya, seperti biasa Davin selalu menjemput Kinan dulu sebelum pulang ke Apartement, perjalanan kali ini terasa lama, karena macet parah jika sudah jam pulang kantor.
Drrtt ddrrtt ddrrtt
Ponsel Davin bergetar, dia melirik sekilas ke layar ponselnya, tertera nama X di sana, Davin paham jika X menghubunginya maka akan ada hal penting yang akan di laporkan.
"Apa ada yang penting?" Tanya Davin tanpa basa-basi seperti biasanya.
"Maaf mengganggu waktu anda Tuan muda, ini ada hal yang mendesak yang perlu saya laporkan." Ucap X dengan sopan.
"Apa? Katakan saja." Jawab Davin.
"Sepertinya nona sedang ada masalah Tuan, entah kenapa sinyal dari cincin yang Nona muda pakai mengarah ke luar negeri, tapi saya jelas melihat Nona sedang ada di Rumah Nyonya Soraya saat ini." Jelas X.
Mendengar perkataan X, Davin mengerutkan keningnya, seakan dia merasa ada sesuatu yang janggal dengan hal ini, tapi tunggu , Kinan di rumah Soraya? Kenapa Kinan tidak memberitahu sebelumnya?.
"Biar aku yang ke rumah Mama, sekarang bawa beberapa anak buahmu melacak keberadaan sinyal itu, dan pastikan keadaan yang sebenarnya." Ucap Davin.
"Baik Tuan muda." Jawab X.
Davin pun menutup panggilannya sepihak, kini pikirannya sedikit tidak tenang, ada perasaan khawatir di hatinya, dan untuk memastikan bahwa semua itu hanyalah kesalahan dari laporan X, maka Davin pun memutar arah mobilnya menuju ke Rumah Soraya.
Dan perlu di ketahui jika di cincin kawin dan kalung Kinan terdapat alat pelacak, jadi sewaktu-waktu terjadi hal yang tidak di inginkan, maka dengan mudah akan menemukan keberadaan Kinan.
Selama dalam perjalanan Davin terus menerus menghubungi ponsel Kinan, namun panggilan itu selalu teralihkan, dan lama kelamaan tidak Aktif, dan jangan di tanya lagi bagaimana reaksi Davin saat ini, wajahnya sudah semakin cemas tidak karuan, tentu saja Davin takut jika terjadi sesuatu pada istrinya tersebut.
"Ada apa ini? Kenapa ponselmu susah di hubungi Sayang?" Gumam Davin sambil mencengkeram kemudi mobilnya dengan kuat seakan dia ingin segera sampai pada tempat tujuannya saat ini.
Tentu saja Davin semakin cemas, apa mungkin yang di katakan X itu benar? Jika Kinan sedang dalam perjalanan ke luar negeri, tapi kenapa Kinan tidak memberitahunya soal itu? apa mungkin Kinan ingin menemui Mario lagi? Ah benar-benar pikiran Davin saat ini sedang sangat kacau. Akhirnya Davin pun menghubungi Sean, tangan kanannya selain X.
"Sean, pastikan tentang keberadaan istriku saat ini, dan cari tahu kenapa sinyal itu semakin jauh dari Indonesia?!" Ucap Davin dengan terselip nada perintah di dalamnya. dan memang benar yang di katakan X, setelah Davin melacak akan keberadaan sinyal cincin dan kalung milik Kinan, keberadaannya semakin jauh Dari Indonesia.
"Baik Tuan muda, akan saya pastikan keberadaan Nona muda saat ini?!" Ucap Sean. seakan ingin membuat Tuan mudanya tenang dan tidak terlalu Khawatir.
Sean sendiri juga terkejut dengan perintah yang baru saja di terimanya dari Davin, karena tidak mungkin Davin sebercanda itu tentang istrinya, Bukan? Tapi tadi mata-matanya melihat Kinan ada di rumah Soraya.
Perjalanan menuju ke rumah Soraya tidak begitu memakan waktu, dengan segera Davin keluar dari dalam mobilnya dan dengan langkah panjangnya dia menuju ke rumah Soraya.
"Ma, apa Kiki ada di sini?" Tanya Davin dengan wajah penuh kecemasan.
"Da-Dave." Ucap Soraya sedikit gugup, dengan ekor matanya melirik seseorang yang sedang mengamati seisi rumahnya, dan memang saat ini Soraya masih berkutat di dapur membuat makan malam.
☆Bersambung☆
Tinggalkan Like, Komen dan Rating bintang 5 nya ya, biar ayu makin semangat, dan untuk pengguna Noveltoon bantu kasih votenya dong pakai poin.
Makasih sebelumnya dan LOVE YOU ALL
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!