NovelToon NovelToon

System Good Rekening

Episode 1 : Membalas dendam dengan sistem.

Abdul Ghani baru saja diputuskan oleh pacarnya yang bernama Susanti.

"Kenapa kau ingin putus? Bukankah aku sudah membelikan barang yang kau mau?" tanya Ghani.

"Barang yang kau beli ini palsu!" jawab Susan seraya menjatuhkan tas di tangannya dan menginjaknya.

Mereka sedang di pinggir jalan yang ramai dan sebuah mobil sport tiba-tiba berhenti.

"Sayang, ayo masuk!" ucap pria yang mengendarai mobil tersebut membuka kaca jendela mobilnya.

"Siapa dia?" tanya Ghani terlihat marah.

"Dia adalah pacar baruku," jawab Susan.

"Jadi kau membuangku hanya demi dia?" tanya Ghani semakin marah.

"Membuangmu? Haha... sejak awal aku tidak pernah mengakuimu!" ucap Susan dengan dingin.

Wanita itu akhirnya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama pria barunya.

Sementara Ghani, ia masih bersimpuh di pinggir jalan sambil memungut tas yang diinjak tadi.

"Kasian sekali dia! Padahal aku yakin dia pasti sudah bekerja keras untuk bisa membeli tas itu!" ujar salah satu teman kampusnya, yang kebetulan lewat dan menyaksikan kejadian tersebut.

"Lagian dia harusnya sadar diri! Mana mungkin pria miskin seperti dia layak untuk wanita seperti Susan!" sahut temannya yang lain.

Mendengar orang-orang bicara tentangnya membuat hati Ghani semakin panas.

"Aku masih lebih baik dari pada kalian yang bisa membeli apapun, tapi dengan mengandalkan uang dari orang tua!" umpatnya marah.

"Hey! Apa kau melampiaskan kekesalanmu pada kami?" sahut teman-temannya. "Salahkan orang tuamu kenapa mereka miskin!"

Ghani langsung pergi dan kembali ke tempat kos-kosannya dengan hati yang sangat marah.

Setiba di tempat kos, Ghani berpikir untuk mengakhiri hidupnya saja.

Keluarganya miskin gara-gara ayahnya suka mabuk-mabukan dan berjudi.

Sekarang ayahnya sudah dipenjara setelah tertangkap basah sedang ingin mencuri.

Sementara ibunya, sekarang ia sedang jatuh sakit dan butuh perawatan.

Ghani merasa bodoh, ia harusnya menggunakan uang hasil kerjanya tersebut untuk membiayai biaya perawatan ibunya yang sakit.

[Ding] [Sistem Good Rekening Aktif]

"Apa ini?" tanya Ghani bingung melihat layar di depannya.

Layar tersebut menampilkan jumlah saldo di rekeningnya yang sekarang telah bertambah.

"Apa ini beneran?" ujar Ghani tersentak kaget.

Ghani tak percaya sekarang di rekeningnya terdapat saldo sebanyak satu triliun rupiah.

"Hahaha!" Ghani tertawa seperti orang gila setelah yakin bahwa semua itu bukan khayalannya.

[Peringatan!]

[Host akan mati jika tidak segera menghabiskan uang yang diberikan oleh sistem]

Baru saja ia merasa senang mendapat rejeki nomplok, sistem justru menyuruh untuk segera menghabiskannya.

Meski begitu, menghabiskan uang bukan masalah bagi orang seperti Ghani.

Tanpa basa-basi, Ghani langsung berangkat ke super market terdekat untuk membeli segala kebutuhan.

Namun, ia tak sengaja menabrak seseorang ketika sedang mendorong keranjang belanjaan.

"Kau lagi! Apa kau memang sengaja ingin mendapat perhatianku?" ujar orang yang tertabrak.

"Maaf, Melissa. Aku benar-benar tidak sengaja!" kata Ghani segera meminta maaf.

"Aku dengar kau baru saja dicampakkan oleh Susan. Apa gara-gara itu kau mencoba untuk mendekatiku?" singgung wanita bernama Melissa tersebut.

"Lagian, pria miskin sepertimu mana layak untuk aku," tambahnya.

Ghani mulai kesal mendengar omongan wanita di depannya itu, tapi Melissa terus saja bicara.

"Aku lihat kau mengambil banyak barang... apa kau bisa membayarnya?" tanya Melissa.

"Jangan bilang kau baru saja mencuri seperti yang dilakukan oleh ayahmu!" ujar Melissa dengan sengaja terus memprovokasi Ghani.

"Cukup! Apa kau masih marah gara-gara ayahku mencuri barangmu dulu?" potong Ghani.

"Berikan aku nomor rekeningmu! Biar aku ganti rugi atas barang yang dicuri oleh ayahku!" pinta Ghani.

Melissa terlihat ragu dengan Ghani, tapi ia penasaran apakah pria tersebut bisa membayarnya.

"Gunakan barcode saja!" kata Melissa mengarahkan layar ponselnya ke Ghani.

"Baiklah," jawab Ghani, ia langsung mentransfer seratus juta ke rekening Melissa.

"Apa dia beneran punya uang? Tak peduli uang itu dari mana, aku harus bisa mendapat lebih banyak!" gumam hati Melissa.

"Apa lagi?" tanya Ghani heran melihat Melissa masih cemberut.

"Kamu memang sudah ganti rugi, tapi aku masih belum bisa memaafkan ayahmu," jawab Melissa.

"Dasar wanita licik! Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau pikirkan?" gumam hati Ghani.

Melissa adalah wanita tercantik di kampusnya, tapi ia juga terkenal suka menguras dompet pria yang mencoba mendekatinya.

Tiba-tiba Ghani mengakui kalau ia memang sengaja menabrak Melissa untuk mendapat perhatiannya.

"Heh... apa kau yakin ingin mendekatiku?" tanya Melissa yang tampak tertarik.

"Kita lihat saja!" jawab Ghani penuh rasa percaya diri.

"Kalau begitu, tolong bayarkan belanjaan semua orang di sini!" pinta Melissa memberi tes pertama.

"Tidak masalah!" jawab Ghani tersenyum.

"Kalian dengar itu? Cepat ambil semua barang yang ingin kalian beli!" ujar Melissa pada semua orang.

Semua orang yang sedang berada di super market langsung bersemangat dan mengambil barang sebanyak-banyaknya.

Beberapa dari mereka memang teman satu kampus dengan Melissa dan Ghani.

"Dia belum kapok, ya?" ujar seseorang yang pada sebelumnya berdebat dengan Ghani.

"Biarkan saja... ayo kita ambil sebanyak mungkin agar dia tahu rasa ketika tak bisa membayarnya!" sahut temannya.

[Transfer berhasil]

Semua orang terkejut ketika Ghani ternyata benar-benar bisa membayarnya.

"Lihat! Apa sekarang kau percaya padaku?" kata Ghani pada Melissa.

Melissa tersenyum, kemudian mengajak Ghani pergi ke tempat lain.

Mereka berdua akhirnya tiba di sebuah toko baju dan Melissa meminta Ghani membelikannya pakaian.

Namun, di sana kebetulan ada Susan dan pacar barunya juga.

"Ghani, apa kau sengaja mengikutiku? Kenapa kau belum menyerah juga?" tanya Susan kesal.

"Jangan terlalu percaya diri! Aku di sini bersama pacar baruku juga!" jawab Ghani.

"Paling dia ingin menipu gadis itu," pikir Susan.

Sebelumnya, Ghani pernah membawa Susan ke toko ini dan berjanji untuk membelikan pakaian mahal.

Namun, uang Ghani tidak cukup dan akhirnya tidak jadi membeli pakaian tersebut.

"Aku akan ganti dengan membelikanmu tas yang sangat kau inginkan itu!" bujuk Ghani meminta maaf.

Namun, Ghani membelikan tas palsu sehingga Susan memutuskan untuk berpisah dengannya.

Meski begitu, Ghani benar-benar tidak tahu bahwa tas tersebut palsu dan ia sudah membayarnya dengan harga yang sangat mahal.

Sayangnya, Susan tidak mau mendengarkan apapun penjelasan Ghani karena sudah terlanjur kecewa.

"Sayang, aku ingin beli ini!" ucap Susan pada pacarnya.

"Itu harganya terlalu mahal," jawab pacarnya enggan membelikannya.

"Bukankah kamu banyak uang?" tanya Susan.

"Iya, tapi buat apa boros? Beli saja yang murah!" jawab pacarnya yang bernama Erwin itu.

"Bisa-bisa aku diusir dari rumah jika mengeluarkan uang sebanyak itu!" gumam Erwin.

Melissa yang sedari tadi pura-pura memilih-milih pakaian, akhirnya merebut pakaian tersebut.

"Kalau begitu, gaun ini untukku!" kata Melissa.

Melissa segera menghampiri Ghani dan memintanya untuk membelikan gaun tersebut.

"Baiklah," jawab Ghani.

[Pembayaran berhasil]

Melihat Ghani sanggup membayarnya, Susanti langsung marah.

"Kenapa waktu itu kamu tidak sanggup membayar untuk pakaian itu?" tanya Susan membentak Ghani.

Melissa langsung menengahi dan merangkul Ghani.

"Dia bukan tidak sanggup, tapi kamu memang tidak layak mendapatkannya!" ujar Melissa.

"Itu benar!" jawab Ghani. "Setidaknya, kau harus secantik Melissa jika ingin mendapat uang dariku!"

Melissa tiba-tiba mencium Ghani sehingga Susan semakin marah.

"Sayang, kalau begitu belikan yang ini!" ujar Susan pada pacar barunya.

Melihat harganya begitu mahal, pacarnya tersebut kembali menolak permintaannya.

"Kau itu jadi pacarku bukan demi uangku, kan?" tanya pacarnya terlihat sedikit gelisah.

Akhirnya, Susan dan pacarnya jadi bertengkar gara-gara masalah pakaian.

Sementara Ghani dan Melissa, mereka langsung pergi meninggalkan toko setelah membayar.

"K-kenapa kita ke sini?" tanya Ghani heran ketika mereka tiba di tempat selanjutnya.

"Harusnya kau sudah tahu bukan?" tanya balik Melissa dengan santai.

Keduanya sekarang berada di salah satu kamar hotel bintang lima.

Bersambung.

Episode 2 : Misi dari sistem.

Meski Melissa mengajak Ghani pergi ke sebuah hotel, tapi tidak terjadi hal apapun pada akhirnya.

"Gadis itu ternyata sengaja ingin mengujiku saja," keluh hati Ghani yang merasa sedikit kecewa.

Sepulang dari hotel, Ghani segera memeriksa saldo rekeningnya melalui layar sistem, untuk menghitung berapa banyak uang yang sudah ia keluarkan.

[Saldo Rekening : 5.000.000.000.000 Rupiah]

"Hah? Kenapa jumlah saldonya semakin bertambah?" ujar Ghani heran.

Sistem semakin mendesak agar Ghani segera belanja besar-besaran untuk mengurangi jumlahnya.

Setelah bertanya tentang beberapa hal kepada sistem, Ghani terlihat mulai berkeringat dingin.

Dalam satu minggu, Ghani harus segera mengurangi jumlah uang sistem sampai 500.000.000 rupiah.

Jika seminggu telah berlalu dengan saldonya masih berjumlah 6.000.000.000.000 rupiah, ia akan mati.

Sistem menegaskan bahwa meskipun jumlahnya cuma lebih sedikit, nyawa Ghani tetap terancam.

Selain itu, Ghani tidak boleh dengan sengaja membuang-buang uangnya.

"Baiklah. Kalau begitu, aku ingin membeli rumah yang besar dan mahal!" ujar Ghani.

Dia bosan tinggal di tempat kosan kecil dan biaya sewanya lumayan mahal itu.

Untuk sekarang sih sudah bukan masalah bagi Ghani, semahal apapun pasti bisa dibayar.

Namun, untuk apa tetap tinggal di situ jika bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih baik.

Ghani segera menghubungi Melissa untuk membantunya mencarikan rumah.

Dengan jumlah uang triliunan di rekeningnya, Ghani yakin bisa mendapat rumah yang sangat bagus.

Setelah kemudian melihat berbagai iklan rumah di internet, Ghani segera memberikan daftar kriteria rumah yang ia inginkan kepada Melissa.

Ghani ingin rumah yang luas dengan minimal 5 kamar tidur dan 4 kamar mandi.

Ia juga ingin rumah dengan taman yang indah dan kolam renang pribadi.

Melissa yang merupakan putri dari seorang agen properti profesional, mengira bahwa predikat Ghani mungkin salah satu putra orang terkaya di dunia.

"Aku pernah mendengar bahwa seorang pewaris dari keluarga kaya biasanya didorong untuk merasakan tentang kehidupan kalangan bawah," pikir Melissa.

Melissa berpikir bahwa orang tua Ghani saat ini hanyalah orang bawahan dari keluarga aslinya.

Ia dengan senang hati menerima tugas untuk mencari rumah yang sesuai dengan kriteria Ghani.

Dalam waktu singkat, Melissa menyusun daftar properti yang sesuai dengan kriteria Ghani.

Ia menemukan beberapa rumah mewah yang memiliki desain yang impresif, lokasi strategis, dan fitur lengkap sesuai dengan keinginan Ghani.

Beberapa rumah memiliki desain modern dengan interior yang mewah dan perabotan eksklusif, sementara yang lain menawarkan arsitektur klasik dengan perabotan antik yang indah.

Ghani sangat senang dengan pilihan-pilihan yang disediakan oleh Melissa.

Ia melihat foto-foto dan deskripsi setiap rumah dengan antusiasme.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, Ghani akhirnya memilih sebuah rumah termegah yang memiliki pemandangan yang indah serta fasilitas yang lengkap.

Ghani dan Melissa mengatur jadwal untuk melihat langsung rumah pilihan Ghani.

Mereka terkesima saat melihat rumah itu dari dekat. Rumah itu memenuhi semua harapan Ghani dan ia sangat puas dengan pilihannya.

"Berapa harga yang Anda inginkan, Pak Ahmad?" tanya Melissa.

"Saya menghabiskan dana sebesar 300 miliar untuk membangun rumah ini," kata Pak Ahmad.

"Mungkin saya akan melepasnya jika Anda berani menebus dengan harga 250 miliar," lanjutnya.

"Apa?" ujar Ghani tersentak kaget.

Pak Ahmad tampak berkeringat, "Kalau begitu, 230 miliar saja!" ucapnya makin mengurangi harganya.

Ghani kembali bereaksi terkejut dan akhirnya Pak Ahmad memberi harga 200 miliar.

"Pak Ahmad, saya sangat menyukai rumah ini. Jadi, saya akan membayarnya seharga 350 miliar!" ujar Ghani terlihat senang.

"Eh?" Pak Ahmad dan Melissa tampak bingung dan tak berkata apapun.

Akhirnya, Ghani meminta Melissa untuk mengurus semua prosedur pembelian rumah termasuk perizinan dan transfer uang.

Dalam waktu yang singkat, rumah tersebut resmi menjadi milik Ghani.

"Sudah pasti dia adalah pewaris keluarga kaya!" pikir Melissa semakin yakin.

Setelah membeli rumah dengan harga 350 miliar, Ghani tiba-tiba menginginkan kendaraan.

"Melissa, apa kau tahu di mana tempat yang bagus untuk membeli mobil?" tanya Ghani.

Melissa menjawab, "Tentu saja, Sayang. aku dapat mengatur untuk kita mengunjungi beberapa dealer mobil terkemuka di kota ini."

Tampak Melissa semakin lembut dan perhatian kepada Ghani sekarang.

Dia tak segan untuk duduk di pangkuan Ghani ketika mengobrol di sofa rumah yang baru dibeli.

"Mobil seperti apa yang kamu inginkan?" tanya Melissa serius.

Ghani memikirkan sejenak dan berkata, "Aku lebih suka mobil yang mewah dan sporty. Anggaranku sekitar 10 miliar. Tapi jangan beritahu siapa pun tentang anggaran ini, ya."

Melissa mengangguk mengerti, "Baiklah, Sayang. Aku akan memastikan untuk menjaga kerahasiaan anggaran kamu. Dalam anggaran tersebut, aku bisa mencari beberapa pilihan mobil yang cocok. Apakah ada merek atau model tertentu yang kamu sukai?"

Ghani berpikir sejenak dan menjawab, "Aku suka merek mobil Eleganzia. Dan untuk modelnya, aku lebih condong pada sedan atau SUV yang dapat memberikan kenyamanan dan performa yang baik."

Melissa mencatat preferensi Ghani dan berkata, "Baiklah, aku akan menjadwalkan kunjungan ke dealer Eleganzia dan mencari beberapa model sedan dan SUV yang sesuai dengan keinginanmu."

"Apakah kamu punya preferensi warna atau fitur tambahan yang ingin kamu cari?" tanyanya lagi.

Ghani tersenyum dan menjawab, "Untuk warna, aku suka hitam atau perak. Dan jika ada fitur tambahan seperti sistem navigasi dan sunroof, itu akan menjadi plus."

Melissa menyimpan semua informasi itu dan berkata, "Aku akan memastikan untuk mencari mobil dengan warna, fitur, dan harga yang sesuai dengan keinginanmu."

Ghani mengangguk puas, "Terima kasih banyak, Melissa."

Melissa tersenyum dan menjawab, "Tidak masalah, tapi apa kamu akan membelikan untukku juga?"

Ghani tersenyum. "Boleh, tapi apa aku boleh memastikan sesuatu terlebih dahulu?"

"Memastikan apa?" tanya Melissa penasaran.

"Apa sekarang kamu sudah mengakui bahwa aku layak untukmu?" tanya Ghani.

Melissa tidak menjawab, tapi ia segera mendaratkan ciuman di bibir Ghani.

Ghani tersenyum senang, menegaskan bahwa ciuman itu adalah bukti bahwa Melissa sudah mengakui bahwa dia layak untuknya.

Satu minggu kemudian, target Ghani menghabiskan uang sebanyak 500 miliar telah tercapai.

Namun, sekarang ia sedang diusir oleh adiknya ketika menjenguk ibunya ke rumah sakit.

"Untuk apa kamu ke sini? Apa ingin pinjam uang lagi?" tanya Kirana, adiknya.

"Tidak, Kiran. Aku ke sini untuk menjenguk ibu dan ingin membantu membayar biaya perawatannya," jawab Ghani.

"Halah! Palingan kau habis melakukan sebuah pekerjaan yang kotor!" ujar Kiran kesal.

Sama seperti ayah mereka, Ghani pernah kedapatan mencuri dan untungnya dipergoki oleh adiknya.

Jadi, adiknya tersebut segera menyuruh Ghani mengembalikan barang curiannya.

Hidup dalam kemiskinan memang membuat Ghani sempat ingin mengambil jalan yang salah.

"Lihat ini!" kata Ghani seraya menunjukkan saldo rekening miliknya pada Kirana.

"Ada banyak angka 0 (nol) di situ," kata Kirana terkejut.

"Benar! Sekarang kita tidak akan kekurangan uang lagi untuk biaya rumah sakit!" jawab Ghani.

"Kak, mungkinkah kamu sudah menemukan orang tua kandungmu dan mereka ternyata adalah orang kaya?" tanya Kirana masih terkejut.

Fakta bahwa Ghani hanya anak angkat terungkap ketika ayah mereka masuk penjara.

Di pengadilan, ayah mereka memaki-maki dan menyalahkan Ghani serta ibunya Kirana.

"Semua ini tidak akan terjadi jika kau tidak memaksa untuk memungut anak pembawa sial itu!" ujar ayah mereka waktu itu.

Dari sinilah semua masalah mulai terjadi, ibu mereka jatuh sakit, Ghani menjadi tidak akur dengan Kirana, dan masih banyak masalah lainnya.

"Ini untukmu," kata Ghani seraya memberikan sesuatu pada Kirana.

"Apa ini?" tanya Kirana penasaran, sekarang suasana antara mereka sudah lebih mencair.

"Buka saja," kata Ghani sambil tersenyum.

Kirana tampak terharu ketika ia sudah membuka dan melihat hadiah yang diberikan kakaknya tersebut.

"Sekarang kamu bisa sekolah lagi dan tak perlu memikirkan masalah ibu," kata Ghani.

Karena terlalu senang, Kirana langsung merangkul dan mencium pipi Ghani.

Setelah itu, Kirana langsung menarik tangan Ghani untuk masuk ke ruangan ibu mereka dirawat.

Namun, wajah Ghani terlihat bengong karena merasakan perasaan rumit di hatinya.

Kirana adalah adiknya, tapi Ghani merasakan perasaan bukan sebagai saudara.

Setelah tahu bahwa mereka bukan saudara kandung, Ghani semakin merasakan perasaan yang sangat rumit di dalam hatinya.

Bersambung.

Episode 3 : Membeli Perusahaan.

Setelah menyelesaikan misi untuk menghabiskan uang sebanyak 500 miliar rupiah lebih, jumlah saldo rekening Ghani kembali bertambah lagi nominalnya.

[Saldo Rekening : 6.500.000.000.000. Rupiah]

"Astaga! Padahal aku tidak boleh memiliki saldo lebih dari enam triliun rupiah," keluh Ghani.

"Ada apa, Sayang?" tanya Melissa yang kini memutuskan menjadi asisten pribadinya.

"Apa kamu tahu cara cepat untuk menghabiskan uang 1,5 triliun rupiah?" tanya Ghani.

Melissa, gadis cantik berambut pirang itu merasa Ghani hanya sedang pamer padanya.

"Bagaimana kalau kamu beli sebuah perusahaan?" kata Melissa.

"Boleh. Tapi, aku ingin perusahaan yang fokus di bidang hiburan," kata Ghani.

"Maksudmu seperti perusahaan film atau musik?" tanya Melissa.

"Bukan hanya itu. Aku ingin perusahaan yang memiliki berbagai divisi hiburan, seperti produksi film, jaringan televisi, label musik, dan bahkan arena konser," jelas Ghani.

Melissa mulai mencari-cari informasi perusahaan yang sesuai dengan keinginan Ghani.

Setelah beberapa saat, dia menemukan sebuah perusahaan hiburan yang sangat terkenal dan berkualitas tinggi.

Nama perusahaan itu adalah "Sky Walker Entertainment."

"Ini perusahaan yang kamu cari, Ghani. Sky Walker Entertainment," bisik Melissa.

Ghani mengernyitkan keningnya. "Sky Walker Entertainment? Aku pernah mendengar namanya tapi aku tidak tahu banyak tentang mereka."

Melissa mulai menjelaskan. "Sky Walker Entertainment adalah salah satu perusahaan hiburan terbesar di dunia. Mereka memiliki beberapa divisi yang mencakup produksi film, televisi, musik, dan konser. Perusahaan ini telah menghasilkan banyak film yang sukses dan memiliki jaringan televisi yang sangat populer. Mereka juga memiliki label musik yang telah melahirkan beberapa artis top."

Ghani semakin tertarik. "Wow, terdengar cukup menarik. Bagaimana jika kita mengakuisisi perusahaan ini?"

Melissa tersenyum. "Kita bisa mencoba. Aku akan menghubungi mereka dan melihat apakah ada kesempatan untuk negosiasi."

"Dengan saldo uangmu yang sebanyak itu, mungkin kita bisa melakukan itu," ucapnya terlihat sangat yakin.

Ghani mengangguk. "Lakukan saja. Aku ingin memiliki perusahaan ini dan membawa hiburan ke level yang lebih tinggi."

Melissa menjawab dengan semangat, "Ayo kita lakukan!"

Setelah mengadakan tiga kali pertemuan dengan Pak Jonathan, pendiri Sky Walker Entertainment, Ghani berhasil mengakuisisi saham sebanyak 60%.

[Saldo Rekening : 5.000.000.000 rupiah]

[Waktu transfer uang : 30 hari lagi]

Ghani merasa senang karena dia bisa bebas selama sebulan setelah menghabiskan cukup banyak uang.

Setidaknya, rekening pribadinya akan kembali ditransfer uang oleh sistem sekitar 30 hari lagi.

Selain itu, memiliki saham sebanyak 60 persen sudah menjadikannya sebagai pemegang saham terbesar dalam perusahaan tersebut.

Sekarang, Ghani memiliki kendali penuh atas perusahaan Sky Walker Entertainment.

Sementara itu, Melissa semakin penasaran tentang siapa Ghani sebenarnya.

"Ayo menikah!" ajak Melissa tiba-tiba.

"M-menikah?" ucap Ghani terkejut.

Sekarang Ghani itu bisa dibilang sudah sukses dan memiliki banyak uang.

Setelah mempertimbangkan, ia menerima tawaran Melissa dan mereka berdua memutuskan untuk menikah dalam waktu dekat.

Meski awalnya terkejut dengan ajakan menikah yang tiba-tiba dari Melissa, Ghani yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat bagi mereka berdua.

Pernikahan mereka diadakan secara sederhana namun khidmat.

Ghani bahagia melihat semua orang tercinta hadir dalam momen spesial ini.

Setelah upacara pernikahan, keduanya memutuskan untuk pergi berbulan madu ke destinasi yang mereka sepakati, yaitu Pulau Maldives.

Di sana, mereka menikmati waktu bersama dan mengeksplor keindahan alam yang luar biasa.

Ghani dan Melissa berjalan di atas pasir putih, menikmati indahnya laut biru yang tenang, dan bersantai di vila mewah mereka.

Malam harinya, Ghani terlihat terdiam memikirkan banyaknya perubahan dalam hidupnya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan, Sayang?" tanya Melissa yang baru selesai mandi.

Ghani yang duduk di tepian tempat tidur langsung tersadar dan melihat ke arah Melissa.

"Sungguh! Apa kita beneran sudah menikah?" kata Ghani masih tak percaya.

"Tentu saja, Sayang. Apa kamu pikir semua ini adalah mimpi?" jawab Melissa, ia sudah duduk di sebelahnya.

"Kurasa aku perlu memastikannya!" kata Ghani seraya membaringkan tubuh Melissa.

Akhirnya mereka melaksanakan bulan madu yang telah mereka rencanakan sebelumnya.

Esok paginya, Ghani dan Melissa bangun dengan senyum bahagia di wajah mereka.

"Sayang, ayo kita berkunjung ke sana lagi tahun depan!" kata Melissa ketika dalam pesawat.

"Baiklah, Sayang," jawab Ghani setuju.

Singkat cerita, sekarang mereka kembali ke rumah barunya Ghani, yang dibeli dari Pak Ahmad.

[Saldo Rekening : 4.500.000.000 Rupiah]

Total uang yang dihabiskan dari mengadakan pernikahan dan perjalanan bulan madu mereka hanya menghabiskan 500 juta rupiah saja.

Ghani sedikit menyesal karena tidak mengadakan pesta pernikahan yang besar.

Namun, pernikahan sederhana itu sebenarnya adalah permintaan dari Melissa.

Melissa ingin merahasiakan pernikahannya dari teman-teman di kampusnya.

"Pada akhirnya rumah ini menjadi rumahku juga!" kata Melissa setelah resmi menjadi istrinya Ghani.

"Yup!" jawab Ghani. "Tapi masih ada yang kurang!"

"Hah? Apa itu?" tanya Melissa penasaran.

Ghani langsung mengangkat tubuh Melissa dan membawanya ke kamar.

"Yang kurang adalah seorang anak!" ucap Ghani akhirnya.

Sebagai pengantin baru, mereka tak bisa menahan diri meskipun baru pulang dari berbulan madu.

Setelah puas memanjakan diri dengan istrinya, Ghani langsung bersiap untuk pergi ke rumah sakit.

"Sayang, apa kamu tidak beristirahat dulu?" kata Melissa masih berbaring di tempat tidur.

"Barusan adikku mengirim pesan bahwa ibuku sudah boleh keluar dari rumah sakit," jelas Ghani.

"Kalau begitu, hati-hati bawa mobilnya, ya Sayang!" kata Melissa. "Maaf aku tidak bisa ikut."

"Tidak apa," jawab Ghani yang tampak merasa sedikit bersalah.

"Lain kali aku harus lebih lembut," gumam hatinya.

Beberapa saat kemudian, Ghani akhirnya tiba di rumah sakit dan melihat ibunya sudah membaik.

Ibunya terlihat pangling melihat Ghani yang sudah banyak berubah.

"Nak, apakah ada banyak hal yang terjadi selama ibu di rumah sakit?" tanya ibunya yang duduk di kursi roda dan didorong oleh Kirana.

"Nanti aku ceritakan padamu jika ibu sudah lebih baik," jawab Ghani.

Setiba di rumah lama mereka, ibunya langsung istirahat di kamarnya dan tidak menyadari bahwa rumahnya sekarang telah diperbaiki.

Awalnya Ghani ingin membelikan rumah baru, tapi Kirana menolaknya.

Kirana bilang agar Ghani bicara dahulu dengan ibu mereka sebelum membelikan rumah baru.

"Kenapa kamu diam saja dari tadi?" tanya Ghani heran melihat Kirana tidak mau bicara dengannya.

"Apa kakak beneran sudah menikah dengan gadis bernama Melissa?" tanya Kirana terdengar marah.

"Iya... bukannya aku sudah mengundangmu, tapi kamu tidak datang," jawab Ghani.

"Kakak jahat!" ujar Kirana seraya langsung pergi ke kamarnya.

Ghani benar-benar tidak paham kenapa Kirana begitu marah padanya.

"Kirana, tolong buka pintunya," pinta Ghani seraya mengetuk pintu kamarnya.

Namun, tidak ada jawaban apapun dari Kirana.

"Apa aku sudah berbuat hal yang salah padanya?" gumam Ghani masih tidak paham.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!