T-Tolong"
"tolong aku"
Nafas Kiara semakin sesak dia tenggelam di sungai yang dalam, di dinginnya air yang menusuk kulit Kiara memejamkan mata, sulit baginya untuk bernapas.
"Tolong aku siapapun itu, kakek, nenek tolong Kiara" ucap Kiara dalam hati.
Byuuur
Seseorang menarik tangan Kiara. membawa Kiara ke permukaan air. Pria itu memapah Kiara menidurkannya di batu besar di tepi sungai. melihat Kiara tidak bernafas dia memompa jantung Kiara hingga 2 menit Kiara belum juga bernafas, tidak putus asa pria itu memberi napas buatan dan kembali memompa jantung Kiara hingga nafasnya terengah-engah, melihat Kiara yang terbatuk dan memuntahkan air pria itu bernafas lega.
tanpa mereka sadari dibalik pohon ada seseorang yang memperhatikan.
...****************...
Selamat pagi kakekku yang ganteng!! selamat pagi nenekku yang imut" teriak Kiara sambil mencium kakek dan neneknya
Kiara Larasati gadis cantik tinggal di desa bersama kakek dan neneknya, ibunya meninggal waktu melahirkan dia sedangkan ayahnya pergi entah kemana, Kiara tak peduli itu karena dia sudah cukup bahagia tinggal bersama kakek dan nenek yang menyayanginya, kakek Kiara orang yang disegani d Desanya dan merupakan guru silat
"selamat pagi sayang, ayo sarapan dulu" sahut sang nenek
"Nanti saja nek, Kiara joging dulu" Kiara memasang sepatu dan mulai berlari kecil dan menyapa orang-orang.
"selamat pagi neng Kiara cantik, olah raga neng?" sapa seorang warga "iya Bu, mari" sahut Kia sambil mengangguk dan tersenyum.
Kiara berlari melewati kebun teh tanpa terasa dia sampai di air terjun, Kiara melepas sepatu duduk di bebatuan, dia tersenyum menikmati Keindahan Ciptaan Tuhan. Tergoda oleh sejuknya air Kiara memutuskan untuk mandi, melepas hoodienya dan menyisakan tshirt dan sort pant.
Kiara berenang menikmati sejuknya air sungai karena udara dingin tiba-tiba kiara merasa kram di kaki.
"Tolong!" teriaknya
Elvano yang baru tiba di vila keluarga jatuh cinta dengan keindahan alam di desa itu memilih berjalan menikmati indahnya pemandang, Elvano berjalan menyusuri jalan setapak samar-samar dia mendengar seseorang meminta tolong.
Melihat seseorang yang tenggelam reflek jiwa heroiknya menuntut pria itu untuk menolongnya.
Elvano berlari setelah sampai d tepi sungai dia melepas sepatu dan menceburkan diri membantu gadis itu.
"Uhuk uhuk! Uhuk!" Kiara tersadar dan Elvano membantu Kiara yang sudah sadar dalam posisi duduk.
Kau baik-baik saja" tanyanya
Kiara hanya mengangguk "terima kasih" ucap Kiara tersengal.
"Aku akan mengantarmu nona" ucap Elvano. dia memapah Kiara membantunya berjalan.
Tiba-tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan segerombolan warga desa
"itu pak lurah, lihat mereka, mereka melakukan perbuatan mesum disini" tunjuk seorang warga yang melihat adegan tadi
"What!!" Elvano sontak membulatkan mata, tidak terima dengan apa yang di tuduhkan dia berdiri dan menghampiri pak lurah
"ini fitnah pak, tadi saya hanya menolong nona ini yang mau tenggelam" jelasnya
"Bohong pak lurah, tadi saya jelas-jelas melihat dia mencium dan meraba dadanya" Elvan mengernyitkan keningnya
"itu tidak benar, saya memberi nafas buatan karena nona ini tidak bernafas beberapa menit lalu" Elvano menjelaskan secara detail perkaranya tapi para warga tidak membenarkan ucapannya.
"Alasan saja, lihat saja penampilannya, orang asing ini pasti mau melecehkan nona ini" ucap bapak-bapak yang melihat aksi penyelamatan Elvano yang di kira sedang berbuat mesum.
Elvano membuang nafas kasar bingung bagai mana menjelaskan pada warga desa ini, sedangkan Kiara yang belum sadar penuh masih mencerna ucapan warga yang memergokinya
"Pria itu memberi nafas buatan! berarti dia sudah mencuri ciuman pertamaku" rutuknya dalam hati " Tidak-tidak bukan itu yang terpenting, dia sudah menyelamatkanku aku harus membantunya" gumam Kiara dalam hati.
"Hai nona jangan diam saja bantu aku menjelaskan" teriak Elvan menyadarkan lamunan kiara
"m-mohon maaf bapak-bapak saya tidak tau apa yang terjadi, yang saya tau tadi saya memang tenggelam dan setelah itu tidak sadarkan diri" jelasnya terbata dan nafasnya memburu.
"tidak bisa pak lurah mereka pasti berbohong, lihat saja nama ada orang panik masih sempat buka sepatu" beo warga itu
"itu akal-akalan mereka saja, sudah kita arak saja mereka, nikahkan mereka" ucap warga tadi
"iya nikahkan saja pak lurah" ucap warga yang lain.
Elvano tidak dapat berucap karena dia pikir percuma berbicara panjang lebar, akhirnya mereka berdua di arak ke kelurahan.
Kakek dan nenek kiara terkejut saat mendengar cucunya diarak di kantor lurah, saat itu juga mereka mendatangi kantor pak lurah
"Ada apa ini?" mendengar suara tegas kakek Bima para warga langsung terdiam. Kiara yang melihat nenek Astri pun langsung berlari ke arahnya
"nenek!" nenek Astri memeluk cucunya sambil mengusap punggung Kiara
"ada apa ini sayang, coba jelaskan sama nenek?" melihat cucunya dalam keadaan basah kuyup bersama pria asing sang kakek memicingkan mata
"sekarang jelaskan?" pintanya
"Begini pak Bima, tadi bang Ali ini melihat pria asing ini d pinggir sungai sedang berbuat mesum sama cucu bapak" jelas pak lurah
Sontak kakek dan nenek Kiara melihat ke arah pria asing dan Kiara secara bergantian
"tadi Kiara berenang kek tapi tiba-tiba kaki Kiara kram dan Kiara tenggelam dan pingsan d sungai bapak ini menyelamatkan kia, kek" kia mencoba menjelaskan pada kakek dan neneknya, lagi-lagi bang Ali masih kekeh dengan apa yang dia lihat
Elvano membuang nafas kasar "Oke oke sekarang apa mau kalian??" tanya Elvano menahan emosi
"nikahkan mereka pak lurah, jangan sampai desa ini terkena musibah gara-gara tindakan mereka" ucap bang Ali dan diikuti para warga
Kakek Bima menghela nafas berat, jujur beliau terasa berat untuk menikahkan Kiara dengan pria asing karena tidak ingin cucunya merasakan apa yang ibu Kiara rasakan dulu
"beri kami waktu sebentar, saya akan membicarakan ini dengan cucu saya dan pemuda ini" ujar kakek Bima
Pak lurah pun meminjamkan ruangan untuk kakek bima berunding
"kia tidak mau menikah kek, kia masih ingin kuliah, kia baru lulus SMA kek" pintanya pada sang kakek
"kakek tidak bisa menahan amukan warga nak, mau tidak mau kalian harus menikah" mendengar ucapan kakeknya air mata kia akhirnya meluruh
"dan kamu anak muda, bagaimana caramu memperbaiki semua ini? Apa kamu bisa menahan amukan warga? Dan bagaimana dengan cucu kami yang sudah di anggap ternoda oleh warga desa"
Elvan tampak berpikir, bagaimana dia bisa menikah tanpa ayah dan ibunya, bagaimana dengan Belva kekasihnya, dengan berat hati akhirnya Elvano memutuskan untuk menikahi Kiara.
nenek Astri membawa Kiara pulang untuk bersiap-siap, mau tidak mau Kiara menerima keputusan itu demi nama baik keluarganya.
Di dalam kamar Kiara masih sesenggukan, dia meratapi nasibnya menikah dengan pria asing yang namanya saja tidak dia ketahui.
Nek Astri yang melihat Kiara sesenggukan menghampirinya, dia tau apa yang cucunya rasakan
"mungkin lelaki itu memang jodohmu yang di berikan Tuhan lewat jalan ini nak, kamu harus menerimanya dengan ikhlas" ucap nek Astri menenangkan Kiara
"tapi Kiara tidak mencintainya nek begitupun dengannya" air matanya tiada henti mengalir.
"cinta itu bisa datang dengan seiringnya waktu, mulailah dengan berteman dulu dengannya" ucapan neneknya sedikit menenangkannya hingga terdengar ketukan pintu
Tok tok tok
"nek Astri periasnya sudah datang" teriak Sarah tetangganya yang sering bantu-bantu d rumah nenek Kiara
"suruh masuk saja" teriak nek Astri
"ayo sekarang bersihkan mukanya, cucu nenek yang cantik ini pasti bisa memikat calon suaminya" goda nek Astri membuat Kiara tersenyum terpaksa.
Kiara memantapkan hatinya mengubur cita-cita yang ingin melanjutkan kuliah di kota dan meraih gelar sarjananya, dia hanya mengikuti takdir yang sudah d gariskan untuknya.
Kiara terlihat cantik dengan balutan kebaya warna putih milik mendiang ibunya, Kiara d antar nek Astri menuju balai karena pernikahannya diakan di balai.
Sementara di balai
"apa kamu tidak menghubungi orang tuamu anak muda?" tanya kakek Bima yang dari tadi masih d balai karena harus mengurusi nikah dadakan cucunya
"orang tua saya berada di luar negeri kek, tidak bisa di hubungi" bohong Elvan karena dia tidak mau memberi tahu orang tuanya tentang pernikahan dadakannya ini untuk menjadi saksi dia hanya menghubungi Johan asistennya.
Johan begitu terkejut mendengar tuannya d paksa menikah hanya Karena salah paham, ia menghampiri elvano yang berada di balai
"ada apa ini tuan? Bagaimana bisa anda menikah dengan gadis yang tidak anda kenal? Bagaimana dengan nona Belva" Johan merongrongnya dengan banyak pertanyaan
Elvan memijat pelipisnya, otak pintarnya benar-benar blank untuk saat ini
"aku bingung Jo, aku merasa terjebak.. untuk sementara rahasiakan ini dari orang-orang rumah dan juga Belva.. Aku akan mencari jalan keluarnya" Johan hanya mengangguk patuh, entah takdir apa yang sedang di jalani atasannya itu.
Saaah!!
Air mata Kiara lagi-lagi meluruh mendengarnya, kini statusnya berubah status menjadi seorang istri dari Elvano
Dan sinilah sekarang mereka berada, di kamar Kiara sudah lelah dengan drama yang sudah d alami pagi ini, dia membersihkan riasan lalu berjalan menuju kamar mandi sambil melirik suaminya yang duduk d ranjang dengan memainkan ponselnya.
Elvano menghembuskan nafasnya berat, berada satu ruangan bersama gadis yang baru dia kenal sungguh membuat dia sulit untuk bernafas, dia belum memikirkan bagaimana kelanjutan pernikahannya.
Melihat Kiara yang masuk kamar mandi Elvano memutuskan untuk keluar kamar berjalan di teras melihat kakek Bima sedang menikmati senja di gazebo depan rumahnya ia pun menghampiri kakek Bima
Kakek Bima melihat Elvan yang berjalan kearahnya menjadi dejavu, dia teringat dengan menantunya yang memiliki perawakan yang sama dengan cucu mantunya, pria tampan, gagah dan kharismatik. Entah kemana perginya menantu kesayangannya.
"ekhem" suara Elvan membuyarkan lamunannya.
" duduklah! Kiara dimana??" Kakek Bima tersenyum dan menyuruh Elvan duduk d sampingnya.
"Kiara mandi kek" jawabnya
"apa rencanamu kedepannya? Apa kamu akan meninggalkan cucuku" tanya kakek Bima mode serius
"ingat jangan menyentuhnya kalau kau berencana meninggalkannya" Elvan terkejut mendengar ultimatum kakek Bima. "bagaimana kakek bisa tau kalau aku akan pergi tapi tunggu apa kakek bilang.. Menyentuhnya!! Oh my God!! Apa aq bisa menyentuhnya tanpa cinta?" gumam Elvano dalam hati
"saya belum ada rencana kek karena sebenarnya saya sudah mempunyai kekasih di kota dan berencana akan bertunangan dalam waktu dekat" jawab Elvano, kakek Bima menatapnya nanar
"Baiklah! Berikan waktu satu bulan lalu tinggalkan cucuku" ucap kakek Bima sambil berlalu masuk rumah.
Terdengar suara deru mobil memasuki pekarangan rumah, terlihat Johan keluar dari mobil dengan membawa koper milik Elvano
"Saya bawakan keperluan pribadi anda tuan, jika butuh yang lain kabari saya lagi" kata Johan sambil memberikan koper dan laptop milik Elvan
"terima kasih Jo.. Untuk sementara kau handle dulu perusahaan mungkin selama satu bulan aku disini" ucapnya
Johan pun pamit kembali ke vila karena besok pagi dia harus kembali ke kota
Malam menjelang terlihat Kiara sibuk menyiapkan makan malam
" Kia!! Panggil kakek dan suamimu kita makan malam bersama" pinta nenek Astri
"Baik nek" jawabnya, melihat kakek Bima sudah berjalan d ruang makan Kiara pun hanya bisa tersenyum tidak ingin terlihat sedih
"aku akan memanggil suamiku kek" ucapnya saat berpapasan dengan kakek Bima dan kakek Bima pun mengangguk
Kiara masuk kamar bersamaan dengan Elvano keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk yang melilit di pinggang menampilkan tubuh atletisnya, Kiara terkejut reflek membalikkan badannya
"ce-cepatlah kakek menunggu di ruang makan" ucapnya tanpa menunggu jawaban Elvan Kiara cepat-cepat keluar dari kamarnya karena tidak sanggup melihat pemandangan indah d dalam kamarnya, takut khilaf he he he
"tunggu! Kenapa aku yang harus malu bukankah dia yang telanjang" menggeleng geleng kepalanya sambil berjalan menuju ruang makan
Sedangkan Elvan masih mode bengong dan menggelengkan kepala
"gadis aneh" gumamnya berlalu mengambil baju yang masih berada di dalam koper
"Dimana suamimu sayang" tanya nenek Astri yang melihat Kiara berjalan sendiri di ruang makan
"masih bersiap nek, sebentar lagi dia datang" ucap Kiara tak berapa lama Elvan pun menampakkan batang hidungnya
Kiara melayani suaminya atas permintaan nenek Astri sedangkan Elvan tak banyak komentar saat Kiara mengambilkan makanan untuknya karena dia memang bukan pemilih
suasana di meja makan cukup hening yang terdengar hanyalah suara dentingan sendok dan garpu setelah makan malam berakhir, Kiara membereskan meja makan.
setelah menyelesaikan aktivitasnya di dapur Kiara duduk santai d gazebo depan rumahnya sambil memandang indahnya bintang-bintang di langit, melihat Kiara di luar elvan memutuskan untuk menghampirinya
"Hai" sapa elvano sambil duduk di samping kiara tanpa permisi
Kiara hanya tersenyum padanya sekilas dan kembali melihat bintang
"maaf" ucap kiara memecah keheningan
"karena aku anda terjebak pernikahan konyol ini" tambahnya lagi dengan pandangan masih menghadap langit
"tidak ada yang perlu di maafkan, hanya keadaan saja yang membuat kita seperti ini" timpal elvano
"setelah keadaan reda anda boleh pergi dari sini" ucap Kiara lagi, sungguh dia tidak ingin mengikat pria itu selamanya
elvano menghela nafasnya pelan karena dia memang memikirkan itu, dia merindukan kekasihnya d kota, seorang gadis cantik yang sudah di pacarinya dua tahun lalu dan berencana akan melamarnya saat ulang tahun kekasihnya bulan depan.
"maaf! karena aku memang harus pergi karena ada seseorang yang menungguku disana" ucap elvan
tidak ada cinta diantara keduanya, tidak ada masa depan untuk pernikahannya, tapi jalannya takdir tidak ada yang tau.
Sedangkan di belahan dunia yang lain
seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang menginjak kepala 4 tiba-tiba merasa gelisah, sang suami yang melihatnya merasa aneh dengan tingkah laku istrinya
mereka adalah Dad George dan mommy Anna orang tua Elvano
"what up honey? tanya dad George pada istrinya
"entahlah sayang, perasaanku tak nyaman.. semoga tidak terjadi sesuatu dengan anak-anak" ucap mom Anna khawatir
"aku akan mencoba menghubungi mereka" ucap dad George sambil mengambil ponsel di saku celananya dan menghubungi satu persatu putra putrinya
"aku akan menghubungi Joana" ucapnya dan di angguki oleh mom Anna
dua kali panggilan baru baru ada jawaban dari putri bungsunya
"hallo dad" ucap joana
"kamu dimana sayang" tanya dad george
"aku di apartemen kak ello mencari makan gratis" jawabnya sambil tertawa
"apa kakakmu ada di apartemen sayang" tanya dad george memastikan kalau Marcello putra keduanya juga berada d apartemen
"he hem, dia sedang memasak untukku dad, maklumlah dia kan jomblo akut" bisik sambil tertawa,,
"Baiklah! daddy hanya bertanya mommy mengkhawatirkan kalian,, jangan pulang terlalu malam sayang" pinta george
"tenang dad aku akan pulang pagi" kata joana sambil nyengir kuda
"Ya ya ya terserah kau saja, ingat jangan ganggu kakakmu" kata dad george
"ougkeh dad.. I love you" jawab joana
"i love you too baby" dad George mematikan sambungan telpon dan menghampiri istrinya yang tengah dudu gelisah d sofa kamarnya.
"tenanglah honey.. Joana bersama Ello d apartemennya" ucap dad George menenangkan istrinya
"tapi sayang gimana dengan Vano dad" tanya mom Anna gelisah takut terjadi sesuatu dengan putra sulungnya
"aku akan coba hubungi lagi, mungkin dia sedang sibuk" kata dad george sambil menghubungi Elvano tapi hasilnya nihil tidak ada jawaban
"Sibuk bagaimana, bukankah di sana harusnya sudah malam" kata mom Anna bertambah khawatirnya.
karena tidak terhubung akhirnya dad george menghubungi Johan.
Johan melihat nama big bos d ponselnya bingung menjawabnya setelah panggilan yang ketiga akhirnya Johan memutuskan menekan icon warna hijau di layar ponselnya
"hallo tuan" jawabnya sesantai mungkin agar tidak ketahuan bohong
"Jo apa kau bersama Vano?" tanya dad george
"Tidak tuan setelah mengantar tuan Elvan ke apartemennya saya langsung pulang" biarlah untuk sementara dia berbohong bulan depan saja jujurnya.
"Baiklah Jo, tolong kau pastikan dia baik-baik saja" pinta dad George karena belum tenang jika belum berbicara langsung putra sulungnya.
"Baik tuan" Jo bernafas lega saat sambungan telponnya di putus oleh dad George
"Dimana anda tuan, jangan bilang dia sedang malam pertama" gumam Johan bermonolog
~halo halo para readers mohon maaf baru update, outhor sempat galau karena tiba-tiba kehilangan akun,, jangan lupa komen-komen ya karena komen kalian penyemangat outhor~
Elvano yang baru masuk kamar mengambil ponselnya di atas nakas dan ternyata sudah banyak panggilan tak terjawab dan notifikasi dari Dad George dan Johan menanyakan keberadaannya, Elvano duduk d ranjang dan menyandar pada headboard langsung menghubungi dad George dan langsung terhubung
"Hallo! ya dad" kata Elvano, bukan suara dad George yang terdengar malah suara mom Anna yang khawatir
"Hallo sayang, dari mana saja mommy mencemaskanmu sayang" kata mom Anna
"aku baik-baik saja mom.. maaf aku terlalu lelah dan ketiduran dan mommy sekarang sudah bisa tenang" ucapnya menghibur mom Anna.
"Baiklah sayang lanjutkan istirahatmu dan ingat jangan terlalu lelah" pinta mom Anna
"Iya mom.. i love you my girl" ucapnya, belum sempat mematikan telpon tiba-tiba terdengar suara Barito dari seberang sana, ternyata mom Anna mengaktifkan load speaker karena dad George juga ingin mendengar penjelasan putra sulungnya.
"Jangan coba-coba merayu gadisku" ucap dad George ketus
"Cih dasar posesif.. sama anak sendiri saja cemburu" gumam Elvano
"Baiklah sayang mommy tutup telponnya, jangan lupa makan ingat jaga kesehatan" ucap mom Anna
"siap mommyku saya" jawab Elvano Dan mematikan sambungan ponselnya bertepatan
dengan kiara masuk kamar
"apakah kita akan tidur satu kamar" tanya kiara sambil bersedekap tangan di depan dada
"why not! kita sudah sah dan ini malam pertama kita" jawab Elvano sambil menepuk batal disampingnya
Elvano mencoba mencairkan suasana canggung dan ini akan berlangsung sampai satu bulan kedepan
"ah ya satu lagi bukankah kita belum berkenalan,, perkenalkan namaku Elvano Zayn Dominic aku lahir di Prancis usiaku 27 tahun putra pertama dan aku mempunyai 2 orang saudara dan seorang CEO DOM-Corp. berpusat di Jakarta, Pria tampan kaya berkharismatik itulah aku" ucapnya panjang kali lebar
"Cih dasar bule narsis, mimpi apa aku sampai menikah sama nih bule,, ganteng sih" gumam kiara pelan
"aku mendengarmu" ucap Elvano "aku hanya ingin berteman denganmu.. paling tidak sampai satu bulan kedepan" imbuhnya
"Terima kasih" ucap kiara sendu sambil naik ke atas ranjang "terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku dan sudah menyelamatkan ku dari cibiran warga" ucapnya lagi sambil menatap dinding
"ekhem ekhem!! maaf nyonya Elvano selama satu bulan muka saya disini dan di depan kamu itu dinding" ucapnya jahil
"Bukankah suami satu bulanmu ini terlalu tampan di banding dinding itu" ucap elvano sambil tertawa ringan.
Kiara tersenyum mendengar bualan suami satu bulannya sambil menatap kearah Elvano
kedua netra saling pandang untuk sekian detik Kiara memutuskan pandangannya mengambil guling memberi sekat antara dia dan Elvano
"Baiklah! dari pada aku harus mendengar ocehanmu lebih baik kita tidur" kata Kiara sambil merebahkan tubuhnya membelakangi Elvano dan memejamkan mata. Elvano tersenyum menatap punggung Kiara dan merebahkan tubuhnya membelakangi kiara, sejenak dia melihat ponsel melihat foto gadis yang di jadikan wallpaper dan dia baru sadar seharian ini gadisnya belum ada menghubunginya sama sekali.
malam semakin larut tanpa terasa keduanya sudah terlelap mengarungi mimpi hingga pagi menjelang, sang mentari mengintip dari celah gorden di kamar Kiara membuat mata cantik gadis itu mengerjap berat.
seketika mata Kiara membulat sempurna melihat dada bidang d depan matanya hingga reflek tangan dan kakinya mendorong Elvano hingga terjatuh ke lantai
Dugh
"aoug!!" rintih Elvan yang terasa sakit d badannya depan belakang
"Kau mau membunuh ku ya" kata Elvan dalam mode terkejut karena mendapat serangan tanpa aba-aba oleh Kiara
"Kamu siapa? mau mesum dikamarku?" tanya Kiara dalam mode siaga
"What??" kata Elvano masih dalam mode terkejut "oh my God,, apa kau memiliki sindrom alzheimer" tanya Elvan mengejek sambil berdiri dan duduk d atas ranjang
Kiara menepuk jidatnya dia baru teringat pria yang didalam kamarnya adalah suami bulenya.
"Maaf aku lupa" jawab Kiara singkat dan berlari ke kamar mandi
Elvano yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dan kembali tidur karena menurutnya hari masih terlalu pagi
Sedangkan di kamar mandi wajah Kiara sudah memerah, dadanya berdebar kencang
lagi-lagi matanya bertemu dengan roti sobek milik suaminya. Kiara menghidupkan shower dan mengguyur tubuhnya hingga 30 menit berlalu Kiara sudah terlihat segar menggunakan kimono bathrobe. Kiara berjalan acuh tanpa merasa bersalah melewati suaminya yang duduk di tepi ranjang sambil melihat ponselnya.
kiara mengambil baju dan kembali lagi masuk kamar mandi untuk ganti karena tidak mungkin dia berganti baju di depan suami satu bulannya.
"kenapa tidak ganti baju disini saja.. bukankah tidak adil kalo hanya kau saja yang melihatku setengah telanjang" celetuk Elvano yang melihat Kiara akan masuk lagi ke kamar mandi
"Dasar bule mesum" maki Kiara sambil berlalu masuk kamar mandi.
setelah berganti pakaian dia bergegas membantu nenek Astri di dapur
"selamat pagi nek" sapa Kiara
"selamat pagi sayang" jawab nek Astri
"bagaimana tidurmu nyenyak?" tanya sang nenek
"hem" jawabnya sambil tersenyum, teringat kembali dengan momen bangun tidur yang disuguhkan oleh pemandangan yang menyegarkan mata dan membuat dadanya berdebar, Kiara menggelengkan kepala menyadarkan diri dari lamunannya
semalam tanpa sadar mereka tidur sambil berpelukan "tunggu! di mana guling pembatasnya?? sejak kapan dia tidur telanjang dada seperti itu" gumam Kiara dalam hati
nenek Astri yang melihat tingkah aneh Kiara pun mencoba menggodanya
"apa tidurmu terlalu nyenyak sayang" kata nek Astri sambil tersenyum menggoda Kiara
"aah nenek jangan aneh-aneh deh mikirnya.. kita hanya tidur" sungutnya
"iya iya nenek kan hanya bertanya" kata nenek Astri. sambil menggoreng tempe kesukaan kakenya
"masak apa hari ini nek?" tanya Kiara sambil memakan tempe yang sudah matang
"kakekmu pengen makan cah kangkung sambal pete" jawab nek Astri, Kiara hanya manggut-manggut sambil mengunyah tempe yang walaupun hanya tempe tapi enak pakek banget kesukaan outhor.
Kiara memasukkan nasi dan lauk pauk ke dalam rantang dan bersiap mengantar sarapan kakek Bima di padepokan tempat kakek mengajar silat.
"Kia!! bangunan suamimu suruh dia sarapan" kata nenek Astri
"Baik nek" Jawabnya berjalan ke kamarnya, dan di kamar Kiara melihat Elvano yang sibuk dengan Laptop mengecek email yang baru di kirim oleh Johan.
"Nenek menyuruhmu sarapan" ucap Kiara sambil berlalu mengambil ponsel diatas nakas.
Elvano menatap Kiara yang sudah terlihat rapi
" Mau kemana pagi-pagi sudah rapi?" tanya Elvano
"Aku sarapan bersama kakek di padepokan" jawabnya santai
"Padepokan?" tanya Elvano lagi
Kiara menghela nafasnya pelan
" Yah kakek ku pelatih silat pagi-pagi buta dia sudah bangun dan melatih para anak didiknya tidak molor seperti pria di hadapanku ini" jawabnya ketus mengolok Elvano
"waah wah pagi-pagi julid nih" tanya Elvano menggoda
sungguh sebenarnya Kiara masih dongkol dengan pemandangan tadi pagi, bisa-bisanya pria itu tidur tanpa memakai pakaian.
"Aku ikut" putus Elvan mematikan Laptop dan beranjak dari ranjang.
tanpa menjawab Kiara pun berlalu meninggalkan kamar dan diikuti oleh Elvano suami satu bulannya.
~jangan lupa like subscribe dan komentar otor tunggu ya temen-temen~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!