NovelToon NovelToon

My Hot Little Wife

Episode 1, Perkenalan

07:00

Tring tring tring

Alarm berbunyi nyaring sedang kan sang empu masih tertidur pulas, mengabaikan suara alarm yang nyaring dengan mata yang masih tertutup deanna menggapai alarm yang berada diatas nakas disamping tempat tidurnya lalu mematikan nya begitu saja, dirinya begitu mengantuk sekarang tak ingin beranjak dari kasur empuk nan nyaman nya ini. Pintu kamar milinya pun masih di gedor dengan keras dari luar.

 "Deana apa kau tidak akan masuk sekolah,?" teriak sang bunda dari luar pintu, dia adalah chelsea kimberly vinson bunda deanna. Nyonya besar dirumah ini, wanita paling berkuasa.

"Jika kau tidak membuka pintu nya juga, bunda akan mendobrak pintu ini dari luar" teriak sang bunda lagi karena masih tak mendapat respon dari deanna.

Deana pun mendengus kesal menyadari jika sang bunda tak akan pernah berhenti menggedor pintu nya agar deanna terbangun. "Oh ya ampun suara bunda memang selalu mengalahkan bunyi alarm nyaring di kamarku", batin deanna.

Dengan gontai dan juga malas deanna bangun, lalu membuka pintu, didepan puntu nya deanna melihat sang bunda menatap deanna dengan raut wajah yang sangat kesal, "Kenapa susah banget sih bangun nya kaya kebo banget tidur nya" cerocos sang bunda.

 Pemilik mata coklat indah itu hanya cengengesan, melihat bunda nya yang sudah mengomel "Ya Ampun bunda pagi pagi marah aja tau gak" deanna mencoba mencium sang bunda agar bunda nya tak kembali marah pada nya.

 "Jangan cium cium... bau ihh, mandi sana nanti telat, pak yono udah nungguin diluar," titah sang bunda pada deanna dengan nada tegas dan galak nya, seperti ibu pada umum nya.

 Deanna pun menurut, Dengan gontai Deana masuk kedalam kamar mandi , sedangkan sang bunda turun untuk menyiapkan sarapan untuk deanna.

 15 menit selesai dengan semua rutinitasnya, sekarang deanna turun untuk berangkat ke sekolah karena ini sudah kesiangan.

Deanna Amberly Vinson, seorang gadis berusia 17 tahun anak tunggal kaya raya, Ayahnya seorang pengusaha kaya raya dinegeri ini, sang ayah bernama Berwyn Vinson dan sang ibu bernama chelsea kimberly, deanna seorang gadis cantik bermata coklat berambut panjang nan tebal, tubuh nya molek walau masih berusia 17 tahun. Wajahnya tentu saja sangat cantik. Dia adalah the most wanted di sekolah nya. banyak laki laki yang menyukai deanna tapi deanna bukan tipe yang mudah jatuh cinta, jadi sulit sekali mendapatkan hati seorang Deanna Amberly Vinson.

 "Bawa ini sarapan nya," teriak sang bunda sambil berlari kecil membawa kotak bekal untuk deanna, "Jangan lupa dimakan yah," ucap sang bunda setelah mencium pipi sang anak dengan sayang.

 Deana pun mengangguk mengerti dan buru buru masuk kedalam mobil, diantarkan supir nya, pak yono.

Chelsea yang melihat deanna berlari terburu buru pun tersenyum, tak terasa anak perempuan nya sudah remaja waktu memang berlalu begitu cepat rasanya baru kemarin chelsea menggendong deanna yang masih bayi dan sekarang sudah tumbuh menjadi anak gadis yang sangat cantik, persis dirinya.

 Mobil yang ditumpangi deanna pun melaju meninggalkan halaman rumah mewah milik orang tua deanna.

"Pak ngebut yah, telat nih" ucap deana pada sang supir, pak yono selaku supir pun mengangguk mengerti.

Ditengah perjalanan saat lampu merah, deanna melihat seorang nenek berjalan lambat dan kesusahan. sedangkan lampu merah akan segera berakhir.

Sang nenek terlihat kesulitan dan jalannya pun lambat mungkin karena faktor usia nya, pak yono sudah mewanti wanti melarang deanna untuk turun karena sudah tau jika majikan nya ini paling tidak bisa melihat orang kesusahan, pesan kedua orang tua deanna adalah jangan membiarkan deanna berkeliaran kemanapun tanpa pengawasan karena takut terjadi sesuatu pada deanna.

Tapi bukan deanna jika tak mengeyel, dengan gerakan cepat Deanna bergegas turun, dan membantu sang nenek, "Ayo nek, saya bantu" papah deana pada sang nenek.

Nenek itu tersenyum lembut pada deanna karena merasa senang ada anak muda yang mau menolong nya.

 Di sisi lain, seorang laki laki dengan tubuh tegap nya tanpa sadar tersenyum melihat seorang gadis membantu sang nenek, gadis dengan rambut tebal hitam nya dengan seragam SMA yang dipakai nya, "manis" tanpa sadae dia bergumam.

Tanpa dirinya sadari jika dia bergumam seperti itu.

Kecantikan dan kebaikan deanna mampu menghipnotis laki laki muda yang sedang duduk dikursi mobil mewah miliknya.

 Tak pernah rasanya dia merasakan begitu tertarik melihat seorang wanita, apalagi seorang wanita yang sedang menolong seorang nenek nenek di jalanan, tanpa sadar dia memperhatikan kemana arah gadis itu masuk kedalam mobil.

  Lampu merah pun berganti dengan lampu hijau, deanna kembali kedalam mobil, "Ya Ampun non lain kali jangan keluar kaya gitu, berbahaya" ucap pak yono pada putri majikan nya dengan nada khawatir.

Pak yono begitu khawatir terjadi sesuatu pada deanna.

 Deana pun tersenyum cengengesan, melihat kekhawatiran pak yono padanya,"Tenang aja pak, aku juga gak papa kok" ucap deanna menenangkan sang supir.

 Sang supir pun hanya menggeleng tak percaya, kelakuan putri majikan nya ini selalu diluar kendali, walaupun itu perbuatan baik tapi yah bisa saja kan ada orang jahat yang ingin menyakiti anak majikan nya ini.

Bukan tak mungkin jika ada orang jahat yang ingin menyakiti deanna. Deanna adalah anak orang kaya di kota ini dan sudah pasti banyak orang yang ingin menyakiti deanna selaku anak tunggal kaya raya.

 Mobil yang di tumpangi deanna pun kembali melaju menuju sekolah. Hari memang sudah siang dan deanna takut jika dirinya terlambat masuk sekolah.

 SMA HARAPAN

Deanna pun turun dan berlari terburu buru, karena bel masuk akan segera berbunyi. Pak yono yang melihat deanna berlari terburu buru mengingatkan deanna agar tak berlari seperti itu karena takut terjatuh.

Tapi deanna tak memperdulikan hal itu dirinya benar benar takut terlambat masuk kelas sekarang. jadi dengan cepat deanna berlari agar cepat sampai di kelas nya.

Pak yono memang sudah lama bekerja di keluarga deanna jadi dia bisa berbicara santai pada deanna, dan deanna juga sudah terbiasa dengan pak yono karena pak yono bekerja sebelum deanna dilahirkan jadi bisa dibilang pak yono sudah dianggap keluarga sendiri oleh orang tua deanna.

 Sedangkan didalam kelas, kedua sahabat deanna sedang menanti nanti kedatangan deanna."Tumben dea belum sampe" ucap dixie pada darleena.

Dixie dan darleena adalah sahabat deanna sejak sekolah dasar, bisa dibilang mereka sudah lama bersahabat.

 "Kesiangan kali dia," ucap darleena pada dixie. Deanna memang sering masuk sekolah saat bel akan berbunyi jadi sudah tak asing lagi bagi darleena dan dixie, tapi dixie tetap saja selalu merasa khawatir jika deanna belum datang juga.

Tak lama kemudian deanna masuk kedalam kelas dengan ngos ngos san, bagaimana tidak dia berlari dari pintu gerbang menuju kelas nya yang jarak nya lumayan jauh.

 "Uh cape banget" keluh deanna, yang langsung duduk dan menyenderkan badan nya pada kursi belajar. dirinya sangat kelelahan dan tubuhnya merasa panas. keringat pun mengucur dari pelipis nya.

 "Kok bisa telat dea,?" tanya dixie penasaran sambil ikut duduk di kursi belajarnya yang berdampingan dengan deanna, 'dea' adalah nama panggilan dixie dan juga darleena untuk deanna.

"Biasa lah kesiangan terus nolong nenek nenek di jalan tadi," deanna menjelaskan dengan nafas yang masih ngos ngosan. Tak lupa deanna pun meminum air putih yang dia bawa tadi dari rumah.

 "Oh pantesan, Nih tisu buat ngelap keringat" dixie memberikan tisu pada deanna untuk mengelap keringat deanna yang bercucuran.

"Makasih" deanna menirukan suara anak kecil yang sengaja deanna manja manja kan, dixie dan darleena yang mendengar suara deanna yang dibuat lucu itu pun bergidik merasa jijik dengan sikap deanna.

Deanna pun tertawa melihat ekspresi kompak dixie dan darleena untuknya. Mereka memang sudah tak merasa canggung satu sama lain lagi jadi sikap seperti ini sudah biasa bagi mereka.

 Tak lama bel masuk berbunyi dan guru mata pelajaran pun masuk untuk memberi materi untuk hari ini.

 _________________________

 Disisi lain seorang laki laki yang sedang berdiri menatap jalanan dari atas gedung kantor nya, sedang mendengus kesal, bayangan seorang gadis yang menolong seorang nenek tua tadi dijalan membuat nya tak bisa fokus, bagaimana bisa dia tertarik dengan seorang gadis SMA, "oh sial" ucap Albern dengan memijit pelipis hidung nya merasa frustasi.

 Albern burchard Davidson.

Laki laki 25 tahun yang sudah menjabat CEO di usia yang masih muda, laki laki tampan dan gagah keturunan bangsawan dan tentu saja kaya raya.

 Anak dari pasangan Harisson Davidson dan Martha samantha Davidson, pengusaha kaya raya yang sudah mendunia, Albern adalah pewaris tunggal karena dia anak satu satu nya di Keluarga Davidson.

Tubuhnya kekar, dengan tinggi yang mumpuni, wajah nya sangat mirip sekali dengan sang ayah.

Darah bangsawan mengalir deras ditubuhnya, wajahnya bagai dewa yunani, yang mampu melelehkan banyak wanita.

Tapi albern adalah laki laki yang sangat pemilih terhadap pasangan, dia sangat sangat sulit jatuh cinta pada pandangan pertama, Maka dari itu melihat perempuan yang membuat dia tertarik untuk pertaman kali nya itu sangat aneh menurut albern, karena dia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya

Albern merasa harus mencari tau gadis yang dilihat nya tadi, senyuman gadis itu membuatnya tertarik dan ingin mencari tau lebih jauh, "Erick masuklah" titah albern pada sekertaris pribadi nya.

Erick pun mengetok pintu dan masuk, "Ya tuan ada apa?" tanya erick patuh.

"Cari tau plat mobil xxxxxxx" titah albern lagi.

Erick pun mengangguk dan segera pergi dari hadapan albern.

Albern tau jika gadis yang diliat nya tadi bukan orang sembarangan diliat dari plat mobil yang dinaiki nya. Tapi albern tak peduli dia akan mendapatkan informasi yang diinginkan nya sesulit apapun.

Lagi lagi albern mendengus kesal karena otak nya tak bisa melupakan wajah gadis cantik yang diliat nya tadi "Apa apaan ini, bisa bisa nya aku terpana pada gadis SMA", ucap albern menggeleng kan kepala nya sambil tersenyum tak percaya.

______________

Disisi lain sekolah deanna.

Waktu istirahat pun tiba, deanna dan kedua sahabat nya berjalan menuju kantin, mereka adalah sahabat yang tak terpisahkan, tiga gadis cantik yang selalu kemana mana bertiga, kumpulan gadis cantik dan juga kaya raya.

Banyak yang ingin masuk kedalam pertemanan mereka bertiga, tapi tidak ada yang bisa, selain soal penampilan dan harta, mereka bertiga sudah bersahabat sejak kecil jadi yah mereka sulit untuk menerima orang baru untuk jadi sahabat nya.

"kamu gak sempet sarapan emang dea?" tanya darleena pada deanna karena melihat tentengan kotak bekal yang dibawa oleh deanna.

"Enggak, boro boro sarapan masuk sekolah aja tadi hampir telat," deanna menjelaskan rutinitas pagi nya seperti biasa pada kedua sahabat nya. saat deanna bercerita tentang hari nya. Ada celetukan yang membuat deanna menghentikan cerita nya.

"Bilang aja anak mami," celetukan seorang perempuan berambut ikal pada deanna, dia adalah jasmine, musuh bebuyutan deanna sejak SMP entah kenapa gadis itu selalu mencari gara gara padanya.

"Maksud loe apaan dah" ucap dixie yang mulai tersulut emosi, tapi dia ditahan oleh deanna.

"Udah gak usah diladenin" ucap deanna pada dixie menenangkan dan langsung menarik dixie untuk meninggalkan jasmine bersama teman teman nya yang selalu terlihat rese, melihat deanna pergi begitu saja dan tak meladeni ledekan nya membuat jasmine tertawa meledek, " dasar cupuuu" teriak jasmine menyuraki deanna, dixie dan darleena sambil tertawa kencang membuat para murid yang berada disana melihat kearah jasmine.

Tapi teriakan mereka tak digubris oleh deanna, dia malas meladeni jasmine dan teman teman nya yang menyebalkan itu, sekarang dirinya lapar dan hanya ingin makan.

"Kenapa dibiarin aja sih dea, gue pengen nonjok mereka tau gak" ucap dixie kesal. Karena jasmien selalu saja mencari gara gara dengan deanna tiap hari nya.

"Biarin aja gue laper males debat tau gak" deanna menjelaskan dengan nada tenang nya.

"Masih banyak waktu buat perhitungan sama mereka dixie gak usah buru buru" darleena tersenyum licik pada dixie yang dibalas senyum licik juga oleh dixie.

Deanna pun hanya menggeleng kan kepala nya merasa biasa dengan sikap kedua teman nya ini. mereka bukan tipe orang yang mudah ditindas oleh orang lain, jadi mereka pasti akan membalas orang usil yang menggangu ketenangan hidup mereka. Begitupun deanna.

Entah kenapa sejak dulu jasmine tak menyukai deanna, dulu saat SMP pun begitu, dia selalu mencari gara gara dengan deanna tapi respon deanna selalu acuh tak acuh deanna bukannya tak berani tapi tak mau meladeni orang seperti jasmine.

Sampai saat ini pun begitu dia begitu senang meledek atau mencari masalah dengan deanna, deanna tak suka keributan maka dari itu deanna tak pernah mau melayani tingkah jasmien yang menyebalkan.

Alasan kenapa jasmine tak menyukai deanna, deanna pun tak tau, dan mungkin deanna tak ingin tau.

Menurut deanna tak penting orang lain menyukai nya atau tidak, toh jika memang pada dasar nya mereka tak suka yah, pasti akan tak suka, tak peduli deanna benar atau tidak.

To be continue.

Jangan lupa like comen dan vote.

Aku memperbarui cerita nya guys, karena kayak ada yang kurang gitu....

Have fun guyss😊

Episode 2, Calon mantu mungkin

Pulang sekolah tiba, para murid berhamburan keluar, ada yang di jemput, ada yang pulang bersama teman nya, sebagian masih ada yang ikut eskul di sekolah. Sedangkan deanna pulang dengan mobil yang dikemudikan supir nya, pak yono. Setelah ber cipika cipiki bersama kedua sahabat nya.

 Perjalanan pulang memang selalu hening, deanna sibuk dengan ponsel nya, sedangkan pak yono sibuk dengan mengamati jalan agar perjalanan selamat.

 Setengah perjalanan pak yono tiba tiba mengehentikan mobil nya, deanna pun tersadar dan melihat pak yono keluar dari mobil, "Ada apa pak?" tanya deanna penasaran.

 "Itu non bapak ada urusan dulu, tunggu sebentar yah non" ucap pak yono, yang hanya dibalas anggukan oleh deanna.

 Deanna pun mengamati apa yang pak yono lakukan, diluar pak yono sedang berbicara dengan seorang lelaki paruh baya, deanna melihat pak yono berbincang bincang sopan. Seperti sudah mengenal laki laki paruh baya itu.

 Penasaran, deanna pun keluar dari mobil, "Ada masalah pak?" tanya deanna penasaran. Karena tak biasanya pak yono berhenti ditengah jalan seperti ini.

Pak yono pun menjawab, "Ini non tuan ini teman nya papah non dan mobil yang dia kendarai mogok, dia sedang terburu buru untuk pergi kekantor nya ada urusan mendadak, apa boleh kita mengantar nya terlebih dahulu.?" ucap pak yono menjelaskan.

 Deanna pun mengangguk mengerti, "Yaudah gak papa, ayo om masuk biar kami mengantar om dulu," deanna memang tak kenal siapa laki laki paruh baya yang ada di depan nya ini, tapi mengingat pak yono bilang itu adalah teman sang papah deanna mengerti, mungkin laki laki didepan nya ini seorang teman yang sangat dekat dengan papah nya. kolega bisnis misalnya.

 "Wah saya jadi ngerepotin nih, gak papa nak?," tanya laki laki paruh baya itu pada deanna.

 Deann pun tersenyum dengan sopan, "gak papa kok om, ayo masuk!" ajak deanna.

 Laki laki paruh baya itu pun mengikuti deanna dan segera masuk kedalam mobil, setelah meninggalkan mobil mogok nya dengan sang supir laki laki paruh baya yang menjadi supirnya tadi.

 Mobil pun berjalan, dan kedua nya sama sama diam, tak tau harus memulai perbincangan apa, dan tiba tiba laki laki paruh baya itu bertanya pada deanna. "Kamu kelas berapa nak?" tanya laki laki paruh baya itu memecah keheningan.

 Deanna yang awalnya melihat ponsel nya pun mengalihkan perhatian nya pada laki laki patuh baya yang duduk disamping nya. "Kelas 12 om, om nya teman dekat papah yah,?".

Laki laki paruh baya disamping nya ini terlihat menyeramkan dan terlihat lebih tua dibanding sang papa tapi walau begitu laki laki paruh baya yang duduk disamping nya itu masih terlihat gagah walau diusia nya yang sudah tua.

 "Iya, bisa dibilang teman lama, kami kenal sejak dulu tapi baru bertemu setahun terakhir ini," jelas laki laki paruh baya itu, "Maaf yah om jadi mengganggu perjalanan kamu," laki laki paruh baya itu tersenyum ramah pada deanna.

 Deanna menggeleng, merasa tak keberatan."Gak papa kok om santai saja," deanna tak kalah tersenyum ramah. Dirinya merasa canggung karena teman sang papa merasa bersalah karena mengganggu perjalanan dirinya.

Lama lama perjalanan di iringi dengan candaan dari laki laki paruh baya ini, ternyata candaan nya tak seseram wajah nya, deanna kira laki laki paruh baya disamping nya ini tak seramah itu, melihat wajah nya yang seram, tapi ternyata suka sekali membuat lelucon yang sangat lucu. Dan deanna menikmati candaan nya. Deanna seperti, sedang berbicara dengan sang papah.Deanna jadi merindukan sang papah.

 Tak terasa mereka pun sampai didepan gedung pencakar langit, yang sangat mewah, bisa dilihat hanya dari luar nya saja bisa sangat mewah apalagi didalam nya. Gedung itu terlihat mengkilat dengan tinggi yang seperti akan menyentuh langit.

 Sebelum masuk kedalam, pak yono membuka kaca mobil, satpam yang berjaga pun bertanya, "Ada perlu apa pak? tanya nya ramah, sebelum pak yono menjawab laki laki paruh baya itu ikut membuka kaca mobil juga, satpam itu langsung menunduk hormat dan membiarkan mobil masuk.

Deanna yang memperhatikan interaksi itu, menebak jika laki laki paruh baya yang dia antarkan ini bukan orang sembarangan di perusahaan ini. Melihat dari sopan nya satpam padanya.

 "Terimakasih ya nak," ucap laki laki paruh baya itu, sembari turun dari mobil, deanna pun mengikuti dia turun, "Iya om sama sama" deanna menjawab ramah sambil sedikit melihat lihat sekeliling nya.

 Setelah melihat laki laki paruh baya itu masuk kedalam gedung pencakar langit , deanna pun bergegas masuk kedalam mobil dan meninggalkan area kantor.

 "Pak yono kenal banget yah, sama om om yang tadi itu,?" deanna kembali bertanya karena penasaran.

 "Iya, saya kan sering nganterin tuan kemana kemana jadi saya tau non," jawab pak yono, pak yono memang supir pribadi papah nya, jadi wajar saja jika pak yono tau kemana saja papah nya pergi, tapi memang terkadang pak yono jadi supir deanna juga, dikarenakan supir yang satu nya lagi sedang cuti dan papah nya pun sedang ada kerjaan di luar negeri jadi pak yono yang menjadi supir nya sekarang. Dan setelah supir nya yang satu lagi sudah selesai cuti deanna mungkin akan diantarkan oleh supir yang satu nya lagi yang bernama pak Tarno.

 "Oh kaya baik banget yah dia, asik juga kaya papah" deanna mengingat perbincangan mereka tadi yang cukup menyenangkan.

 Pak yono pun hanya tersenyum menanggapi hal itu. Dan Deanna pun kembali sibuk dengan ponsel nya.

Sekitar 30 menit perjalanan dari kantor tadi, deanna pun sampai rumah, "Kok telat pak?" chelsea sedang diluar dan pasti sedang menunggu kedatangan putri tunggal nya itu memang sudah jadi kebiasaan jika deanna pulang telat chelsea akan menunggu deanna diluar dengan khawatir seperti sekarang. Dan mungkin saja pak yono lupa mengabari.

 "Ya ampun bunda cuma sebentar kok telat nya" deanna turun dari mobil lalu mencium pipi bundanya dan segera bergegas masuk kedalam, dia ingin segera mandi dan tidur.

 Chelsea pun hanya berdecak kesal melihat tingkah anak semata wayang nya itu, chelsea pun langsung bertanya alasan kenapa deanna bisa pulang terlambat pada pak yono.

 "Maaf nyonya, tadi saya mengantar tuan Harrison Davidson dulu, dan saya lupa mengabari nyonya dulu," jelas pak yono dengan jujur.

Mendengar penjelasan pak yono chelsea mengangguk mengerti.

 "Yaudah pak, lain kali kabari saya dulu yah," ucap chelsea pada pak yono.

Pak yono mengangguk patuh, chelsea segera masuk kedalam untuk melihat sang putri. Yang bisa chelsea pastikan deanna akan tertidur tanpa mengganti pakaian nya terlebih dahulu.

________________________

Malam pun tiba, berwyn papah deanna sudah sampai dirumah setelah menyelesaikan pekerjaan nya diluar negeri, deanna yang melihat kedatangan sang papah langsung berlari dan berhambur memeluk sang papah, "Ya ampun dea kangen banget deh sama papah" ucap dea tersenyum kepada sang papah.

Ehhemm

Deheman itu membuat deanna menoleh ke asal suara, "Main peluk peluk aja, awas ini suami bunda" chelsea berucap kesal pada deanna.

Chelsea memang pencemburu jangankan dengan orang lain, dengan anak sendiri pun chelsea akan cemburu.

Deanna yang melihat kecemburuan chelsea pada dirinya pun menggeleng, "Ampun deh bunda iya iya," deanna pun melepaskan pelukan nya pada sang ayah. Deanna pun melihat sang bunda yang langsung memeluk sang papah, deanna berdecak ngeri, bisa bisa nya diumur segitu mereka bermesraan seperti anak remaja, di depan anak nya pula.

"Gak usah cemberut gitu, nih papah bawa ini buat anak papah," sang papah memberi kantong belanjaan yang sangat besar pada deanna, deanna yang mendapat oleh oleh dari sang papah pun berjingkrak senang, "Makasih yah pah, yaudah deh, kalian bermesraan aja, aku mau unboxing belanjaan dari papah" deanna yang merasa senang pun yang mengecup pipi sang papah dengan senang, lalu berlari menaiki anak tangga menuju kamar nya.

"Heyy... bunda bilang jang mencium papah kaya gitu," teriak sang bunda tak terima pada deanna, deanna pun yang sedang menaiki tangga dirumah nya hanya tersenyum menanggapi omelan sang bunda, sayup sayup deanna dengar rayuan maut sang papah pada bunda nya, "Ya ampun istriku yang cantik ini masih saja marah marah padahal pada anak sendiri"

Deanna sudah tak merasa asing lagi dengan kecemburuan chelsea pada deanna karena sejak dulu sang bunda memang begitu.

"Kamu sih kok deanna yang duluan di kasih sih, punyaku mana coba" ucap sang bunda merajuk, berwyn hanya menggeleng tak percaya pada sang istri karena kecemburuan chelsea masih sama saja seperti saat mereka awal menikah.

"Sebelum unboxing belanjaan yang aku bawa mending aku unboxing kamu dulu" berwyn menggendong sang istri dengan langkah cepat masuk kedalam kamar, "Dasar mesum" teriak chelsea kesal pada sang suami berwyn hanya tertawa puas melihat teriakan chelsea.

_______________________

Hari pun berlalu dan ini adalah hari sabtu, seperti yang di janjikan sang papah, sang papah akan mengajak anak serta istri nya untuk makan malam diluar dinner keluarga, karena akhir akhir ini sang papa sibuk jadi sebagai permintaan maaf sang papah kepada anak dan istri, karena kurang nya waktu sang papah akhir akhir ini.

"Dea cepetan," teriak chelsea dari bawah, "dasar anak remaja lelet banget kalo mau kemana mana," chelsea masih dengan omelan nya karena deanna benar benar lama.

"Kaya kamu sedari siang sibuk padahal hanya makan malam keluarga saj_ awhhh," berwyn meringis kesakitan karena chelsea mencubit nya keras.

"Ini kan bukan makan malam keluarga biasa, mana bisa aku dandan biasa saja," chelsea mendelik kesal.

Berwyn pun memberi aba aba bahwa sang anak turun, takut jika deanna mendengar percakapan mereka."Cantik banget sih anak papah" puji berwyn pada sang putri.

Deanna yang mendapat pujian dari sang papah pun tersenyum, "Iya dong siapa dulu bunda dan ayah nya," peluk deanna pada kedua orang tua nya.

Deanna terlihat cantik dengan dress berwarna peach yang sama dengan sang bunda yang hanya beda model nya saja, dengan hells yang tidak terlalu tinggi. Rambut nya pun dibiarkan bergerai begitu saja.

Mereka bertiga pun berangkat menuju tempat dinner yang sudah mereka pesan, Berwyn, chelsea dan juga deanna masuk kedalam mobil.

Sesampai nya disana sang pelayan memberi petunjuk pada Berwyn untuk mengikuti mereka ketempat yang sudah dipesan sebelumnya oleh berwyn.

"Oh ya dea, nanti beri salam yah pada teman papah, yang akan bergabung dengan kita" ucap berwyn pada deanna.

Deanna pun mengernyit heran, "Kok papa gak bilang dulu kalo bukan cuma kita bertiga yang makan," deanna merasa tak percaya pada sang papa. Karena deanna fikir jika hanya mereka saja yang akan dinner, melainkan sang papah mengundang orang lain juga.

"Gak papa dea, dia teman papa, papa ingin memperkenalkan mereka sama kamu, mungkin aja kamu bisa jadi menantu dari keluarga mereka" berwyn tertawa sambil menggoda sang putri yang melongo tak percaya dengan ucapan sang papa.

Deanna pun berdiri, "Mau kemana nih anak papa" tanya sang papah pada dea yang bangun dari duduk nya.

"Deanna cuma mau ke kamar mandi"

Sang papah pun mengangguk, "Jangan lama lama sayang" ucap sang bunda.

Deanna mengangguk sebagai jawaban, dan melanjutkan jalan nya untuk kekamar mandi.

Dikamar mandi di depan wastafel deanna menatap cermin dengan cemberut, "Jangan bilang bawa anak nya lagi, takut banget di jodoh jodohin lagi" deanna merasa was was takut jika sang papah menjodoh jodohkan dirinya, deanna pun kembali membenarkan riasan nya, yang walaupun deana tak berias aneh aneh, dia hanya berias yang simpel simple saja.

Setelah selesai dengan riasan nya, deanna keluar dari kamar mandi, tak disangka seseorang berjalan terburu buru dan menabrak nya, hingga oleng dan.

Hap

Badan nya terasa ditahan oleh seseorang deanna pun terkesiap melihat tatapan tajam bak elang sedang menatap nya, deanna pun terpaku pada tatapan itu tanpa sadar.

To be continue guyss.

Jangn lupa like comen dan vote

Episode 3, Gadis itu

Deanna mengerjap saat laki laki itu melepaskan pegangan tangan nya yang menahan nya yang hampir jatuh.

Laki laki itu tak berbicara sepatah kata pun dia hanya pergi, berjalan dengan langkah kaki yang lebar.

Deanna mengejar nya, "hey tunggu" teriak deanna karena laki laki itu berjalan sangat cepat sehingga membuat deanna sangat kesusahan untuk menyamai langkah kaki laki laki itu.

 Tapi sama sekali tak di gubris, laki laki itu tetap berjalan dengan langkah nya yang lebar.

 Laki laki itu pun berhenti tapi deanna kaget, kenapa laki laki itu masuk kedalam ruangan tempat orang tua nya makan.

 Pintu pun terbuka betapa terkejut deanna melihat kedua orang tua nya dengan dua orang tua yang duduk bersebrangan menoleh bersamaan ke arah ku dan laki laku tadi, dan laki laki tua itu bukan nya dia yang waktu itu dia antarkan bersama pak yono.

 "Kalian datang bersamaan?" tanya papah deanna.

 Deanna pun hanya menoleh pada orang tua nya dan dua orang tua yang belum dia kenal itu dengan kebingungan.

 "Ayo duduklah," ajak bunda deanna.

Deanna pun berjalan menghampiri orang tua nya, "Kenalin sayang ini teman nya papah, Ini om harrison dan itu tante martha," dengan malu deanna menyalimi kedua orang tua yang ada di depan nya.

 "Masih ingat om kan nak, kamu yang antar om pas waktu itu, " ucap harrison pada deanna, deanna pun mengangguk, "Iya om deanna masih inget kok" ucap deanna.

 Tak disangka teman sang papah yang dia tolong ada di didepan nya, "Panggil om daddy saja dan tante martha mommy" ucap harrison pada deanna, yang langsung mendapat cubitan dari sang istri, karena melihat deanna yang belum bisa mencerna pertemuan ini.

 "Hah" dengan wajah bingung nya deanna tak sadar mengucapkan hal begitu.

 Sedang kan laki laki yang menolong nya tadi tersenyum tipis melihat tingkah gadis didepan nya itu.

 Begitiu pun harrison dan martha menertawakan deanna, melihat tingkah nya yang terlihat polos ketika kaget, "Santai saja deanna panggil kami dengan sebutan yang buat kamu nyaman saja" ucap martha pada deanna.

 Deanna pun mengangguk mengerti, "Oh iya sayang kenalin ini putra nya om harrison, namanya Albren burchard Davidson," ucap sang papah pada deanna, deanna pun melihat sang laki laki yang tadi menolong nya, "Oh namanya Albern" ucap deanna dalam hati.

 "Ayo kenalan" senggol sang bunda pada deanna, deanna pun bersalam dengan laki laki yang tadi menolong nya, "Deanna" ucap deanna, "Albern" ucap albern mereka pun saling bertatapan sebentar setelah itu mereka saling melepaskan tangan nya satu sama lain.

 Para orang tua pun menyuruh mereka untuk duduk untuk makan, karena makanan sudah tersaji dimeja makan bundar itu dengan penuh.

 Deanna merasa canggung berada di situasi seperti ini, "Deanna tante berterima kasih yah, hari itu kamu mau mengantarkan om harrison, jika kamu tidak mengantarkan dia mungkin dia akan terlambat untuk rapat" ucap martha pada deanna.

 "Iya tan sama sama itu bukan hal yang memberatkan buat deanna kok," ucap deanna dengan senyum ramah nya.

 "Kamu pasti terkejut kenapa kami ikut makan malam hari ini, tante hanya ingin mengenal deanna lebih dekat gak papa kan sayang apa kamu merasa canggung" ucap martha pada deanna.

 Deanna pun langsung menggeleng, "Gak papa tan, deanna gak papa kok kalo tante sama om ikut makan sama deanna, dan papah dan bunda" ucap deanna.

 Martha pun tersenyum dan mengelus rambut deanna dengan sayang, yang kebetulan duduk di sebelah martha, sedang kan Albern menatap dengan ujung mata yang duduk disebrang deanna dengan tatapan biasa, padahal dalam hati nya dia merasa senang bisa bertemu lagi dengan gadis yang membuatnya tak bisa mengalihkan perhatian nya itu, seolah gadis itu memiliki magnet agar dia terpaku padanya.

 "Sudahlah, ayo makan dulu baru setelah itu kita melanjutkan pembicaraan kita" ucap harrison pada martha yang sepertinya ingin mengajak deanna untuk berbincang terus menerus.

 Mereka semua pun melanjutkan makan mereka dengan hening.

Deanna sesekali melihat ke arah Albern sambil berbicara dalam hati, "Ganteng banget sih ni orang" .

Makan pun selesai.

 "Deanna, ini hadiah dari tante untuk salam perkenalan tante untuk kamu" martha memberikan, tas belanjaan berukuran sedang.

 Deanna pun menatap sang bunda dengan tatapan bingung, sang bunda pun mengangguk tanda deanna harus menerima hadiah yang diberikan martha pada deanna.

 Deanna pun mengambil apa yang diberikan martha padanya, "Makasih tante" ucap deanna.

 "Ya ampun kamu cantik banget sih, persis bunda kamu" ucap martha merasa gemas pada deanna.

Chelsea pun tersenyum mendengar ucapan martha.

"Tante boleh minta no kamu gak, buat sesekali kalo tante pengen belanja belanja biar bisa hubungin kamu biar tante ada teman nya," ucap martha.

Deanna pun mengangguk, "Masukin no nya albern mommy lupa bawa ponsel" titah martha pada sang putra.

Albern pun menatap sang mommy dengan tatapan aneh, bagaimana mungkin mommy nya ini lupa membawa ponsel, dia pikir ini hanya siasat saja.

"Ayo dong Al," ucap martha kali ini dengan penekanan pada sang putra karena hanya diam saja.

Albern pun mengambil ponsel nya yang ada di saku celana nya, dan memasukan no nya deanna.

Sedangkan deanna hanya memberikan dengan bingung, bingung ingin menolak juga.

Para orangtua yang melihat hal itu tersenyum, melihat tingkah malu malu deanna, dan tatapan datar albern, sangat kontras perbedaan nya.

Setelah pertukaran no itu, para orang tua berbincang bincang, deanna hanya melihat ponsel nya, begitu pun Albern, mereka berdua seolah tak ingin membuka pembicaraan satu sama lain.

Waktu pun berlalu, acara makan malam itu pun selesai, mereka pun saling berpamitan, "Deanna tante boleh peluk kamu gak" ucap martha pada deanna, deanna pun mengangguk, martha memeluk deanna dengan sayang, deanna pun membalas pelukan martha.

Mereka pun pergi masing masing dengan mobil mereka masing masing

_____________________

Didalam mobil martha, "Gimana cantik gak?" tanya martha pada sang putra, Albern pun menatap sang mommy dengan tatapan menyelidik.

"Itu udah direncanain sedari awal memang nya" tanya albern menyelidik.

Martha pun mendelik, "Kenapa kau ini seperti ayahmu sering berbicara dengan mata memicing seperti elang begitu" ucap sang mommy kesal.

"Dia kan darah daging ku" ucap harrison pada martha sambil memegang tangan nya.

"Kau juga kenapa mempunyai tatapan seperti itu, kalian nih jika berbicara seperti sedang ingin membunuh saja" ucap martha kesal, harrison dan albern memang sangat mirip bagai pinang dibelah dua.

Albern pun menggeleng, pasti sang mommy akan mengeluh kenapa tidak ada yang mirip seperti dirinya.

"Kau memang tidak ada mirip mirip nya dengan mommy, menyebalkan", sepeti yang diduga sang mommy akan menangis dan merajuk.

"Baiklah, mommy jangan bersedih, al akan menjalani nya dulu," martha pun tersenyum mendengar ucapan albern yang langsung mengerti apa yang di inginkan nya.

Albren hanya menggeleng, dia paham kenapa sang mommy selalu melakukan trik itu, karena itu kelemahan nya.

Tapi, didalam hati albern tersenyum, bagaimana gadis yang membuat nya terpana itu bisa langsung dipertemukan dengan nya begitu cepat, orang tua nya pun sangat setuju, sepertinya tidak ada alasan lain bukan, selain dia mendapatkan gadis itu.

To be continue..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!