"Lily Christin Mayor bangun, ini sudah jam 7 sayang, kamu sudah terlambat ke sekolah" Aina yang merupakan Bunda Lily menepuk nepuk pipi anaknya yang tak kunjung bangun bangun juga
" dasar anak ini susah sekali dibangunkan" ucap aina yang kini sudah mengguncangkan tubuh anaknya
" hmm... Bunda Lili masih mau bobo" ucapnya dengan suara serak
" ayo bangun sayang kamu harus ke sekolah" sambil terus menggoyangkan punggun lili
" iya iya Lili bangun" ucapnya dengan memaksakan badannya untuk bangun dengan mata masih merem melek
bunda Aina hanya geleng kepala melihat kelakuan putri satu satunya itu
" sekarang ayo mandi ayah sudah tunggu kamu dibawah" ucapnya sambil menarik pelan tangan Lili
"Bunda ini, besok kan Lily ulang tahun hari ini tidak usah ke sekolah ya, please?" sambil memohon semanis mungkin memperlihatkan gigi putihnya.
"Tidak bisa sayang kamu harus ke sekolah atau perayaan ulang tahun kamu batal" ancam Aina pada anaknya
Lily segera bangun dan duduk dari tempat tidurnya
"Jangan Bun Lily akan ke sekolah"
"Sudah sana mandi cepat, Ayah akan antar kamu ke sekolah" Aina meninggalkan Lily dan mencium dahi anaknya.
Lily segera bangun dan berlari ke kamar mandi kemudian bersiap ke sekolah.
Lily Christin Mayor merupakan anak tunggal dari pasangan Aini putri dan Hendra Mayor. Lily yang merupakan anak tunggal selalu dimanja dan apapun kemauannya selalu dituruti, meski begitu Lily punya pribadi yang baik dan aktif serta tidak membeda bedakan sehingga banyak yang menyukainya.
" pagi Ayah" Teriak Lily berlari dan memeluk papanya dari belakang yang sedang asyik minum kopinya di meja makan
"pagi sayang" Hendra mayor tak lain adalah Ayah Lily menoleh ke arah Putrinya.
Lily dengan cepat duduk di samping Ayahnya dan dengan cepat menyantap nasi goreng dan susunya.
Aina hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan putri semata wayangnya ini.
" Sudah ayo yah cepat Lily terlambat nih" sambil menarik Tangan Ayahnya
" Lily yang sopan pada orang tua, biarkan ayah habiskan dulu kopinya baru berangkat" Aina tegur Lily
"Sudah Bun Ayah berangkat dulu ya" Hendra berdiri dan mencium kening istrinya.
Lily memeluk Bundanya
" Lily berangkat dulu ya Bundaku sayang, dah"
Jam istirahat telah berbunyi pelajaran sudah dihentikan para murid berhamburan keluar dari kelas menuju kantin.
"Lily apa kamu sudah memilih baju untukmu pakai besok di hari ulang tahunmu" Violet
Violet adalah sahabat dari Lily mereka sudah berteman dari SD sampai sekarang
"sudah dong, bunda yang belikan aku baju" Lily
"Ya, padahal aku kan mau mengajak kamu ke mall beli baju" Violet menampilkan muka lesunya
"minggu kemarin kan kita sudah beli baju, untuk apa kamu beli lagi?" Lily
" ya ampun Lily, yang kemarin itu sudah aku pakai jadi tidak mungkin aku pakai lagi ke pesta ulang tahun sahabatku ini" violet
"Jadi?"Lily
" Jadi temani aku mall ya? " Violet memegang lengan Lily sampai merengek
" dasar kau ini, ya sudah nanti kita pergi" Lily mencubit kedua pipi sahabatnya karena gemas
"Aduh lepas sakit tau Li" sambil memegang kedua pipinya
"Mau kemana nih, biar aku yang antar aku bawa mobil kok" Davin duduk di depan Lily dan Violet
Davin adalah kakak kelas dari Violet dan Lily yang sudah kelas 3 SMA dan merupakan pacar dari Violet
"Kita mau ke Mall kak, emang kakak ada waktu biasanya juga sibuk sama teman temannya" Violet sambil memanyunkan mulutnya.
"Tentu saja aku bisa apa sih yang enggak bisa untuk kamu" Davin senyum senyum ke arah Violet
"wah kak Davin mau antar kita nih, makasih ya" Ucap Lily
" Roy, sini" teriak Davin sambil melambaikan tangannya memberi syarat untuk bergabung
Roy melambaikan tangan dan mendekat kearah meja mereka.
Violet menyenggol lengan Lily dan berbisik
" gebetan loh datang tuh"
Lily melihat Roy yang semakin mendekat seakan Roy melangkah dengan pergerakan slow motion dan melangkah dengan gagah dan bercahaya
Roy adalah cinta pertama Lily dan juga sahabat dari Davin, mereka juga seangkatan Roy merupakan cowok paling tampan dan jadi idola semua cewek cewek di sekolahnya selain pintar di setiap mata pelajaran Roy juga berprestasi di bidang Olahraga.
Sejak masih kelas satu Lily selalu mengejar Roy tapi Roy selalu cuek dengan Lily, tetapi itu tidak membuat Lily patah semangat untuk mendapatkan idolanya
" Keren Banget sih Pangeranku" gumam Lily yang hanya didengar oleh Violet
"Roy sini duduk" Devis menggeser duduknya dan membiarkan Roy duduk disampingnya.
"Hay kak Roy" tatapannya tidak mau lepas dari Roy
" Hem" Roy cuek
"Kak besok malam Lily adain pesta datang ya" Lily
" Hmm" Roy singkat
"Kak Roy mau makan apa Lily pesankan" Lia dengan senyum termanisnya
"Tidak usah" jawab Roy singkat
"Ya sudah biar Lily pesankan nasi goreng dulu" Lily bangkit dari tempatnya dan memesankan Roy nasi goreng
Roy menghela nafas panjang
"jangan begitu, nanti lo kehilangan dia baru nyesel loh" bisik Davin
" loh kenapa sih Roy, sahabat gue itu orang baik coba deh lo buka hati kamu atau setidaknya kamu coba mengenalnya kamu pasti bakal suka" ucap viona panjang lebar
"Tapi Sahabat kami itu mengganggu banget" batin Roy
"Roy nanti ikut kita ya ke mall jalan jalan gitu" David
"pasti Lily juga ikut malas banget" batin Roy
"nggak deh, gue ada urusan" Roy
" loh harus ikut kalau nggak gue nggak anggap kamu sahabat" ancam Davin
"Gitu amat loh" Roy memukul lengan Davin
"makanya ikut nanti pake mobil gue aja" Davin
"lah terus motorku bagaimana? Roy
"simpan aja di kafe depan nanti pulang baru ambil" Davin
Roy nampak berpikir
" oke deh" Roy pasrah
"ini kak Roy nasi goreng spesialnya" Lily meletakkan nasi goreng untuk Roy sambil menampilkan senyum tercantik nya
"Terima kasih" Roy dengan nada dinginnya.
"Lagi ngomongin apa sih?" tanya Lily
"ini nanti Roy juga ikut sama kita ke mall" jawab Viona
" Wah asyik dong, aku tidak jadi obat nyamuk kalau lagi sama mereka" Lily bahagia
" asyik aku jadi jalan sama kak Roy, meski berempat tapi tidak apa yang penting bisa dekat dekat terus sama kak Roy" batin Lily sambil melirik Roy
Mereka berempat naik mobil menuju mall Roy menyetir dengan Lily disampingnya dan Violet dibelakang dengan pacarnya Davin
" Panas banget sih" Lily meledek
melihat sahabatnya menempel terus dengan pacarnya
" apa sih sirik aja, makanya kalian juga jadian supaya bisa merasakan indahnya dunia" Violet
" kalau kak Roy nya mau sih aku juga tidak keberatan" ucap Lily dengan muka yang sudah memerah
Roy hanya melirik Lily dan kemudian menatap jalan didepan dengan diam
"kita sudah sampai nih ayo keluar" Roy membuka pintu mobil dan keluar
mereka melihat lihat baju dan mencoba berbagai baju.
" ini cantik deh Li cobain deh" Violet memperlihatkan baju warna pink pada Lily
"tidak kita kan kesini beli baju buat kamu" tolak Lily
"kalau kamu coba pake ini baju aku jamin pasti Roy bakal suka sama kamu" Violet menggoda Lily
" apa iya?"
" iya aku jamin makanya cepat sana coba" Violet mendorong Lily masuk ke ruang ganti dan menarik ikat rambut Lily supaya rambutnya terurai
" bagaimana cantik tidak" Ucap Lily setelah ganti baju.
"kak Roy liat deh" Violet memanggil Roy
Roy menoleh dan terpaku dengan penampilan berbeda dari Lily matanya tidak pernah lepas dari wajah Lily. Baju yang Warna pink serta rambut yang terurai.memang selama ini Lily selalu mengikat rambutnya. mata yang bulat, hidung mancung dan bibir yang berwarna pink menggoda
" Cantik " Roy dengan suara yang kecil sehingga tidak ada yang mendengarnya
"adu kenapa jadi bilang cantik, tidak ada yang dengarkan, emang sih Lily memang cantik tapi sikapnya ngeselin, sadar Roy dia itu Lily yang ngeselin". batin Roy
" cie cie...ada yang naksir nih" ledek Violet
muka Lily sudah memerah saking malunya dan hanya menundukkan kepala.
" E Hmm... Ayo pulang aku ada keperluan" Roy
"kayak orang sibuk aja loh" goda Davin
"Kita mampir ke restoran favorit kita ya, Lapar ni" Violet menghampiri Davin yang sejak tadi sibuk menggoda Roy.
"Iya aku juga lapar sayang, Bajunya? Davin
" iya nih, ayo bayar dulu" Violet
" tunggu aku ganti baju dulu" Lily berbalik dan ingin ganti baju tapi ditarik oleh violet
" tidak usah kamu cantik pakai ini" Violet
"Wah, enak sekali baru pertama kali Lily kesini, nanti aku mau ajak bunda sama ayah makan disini " ucap Lily yang tidak bisa diam menguyah dan berbicara
"Dasar, makan dulu baru bicara" tegur Violet melihat tingkah temannya yang gila makan
"malu tu ada Roy" bisik Violet ditelinga Lily
seketika dia sadar akan tingkahnya yang lupa akan keberadaan Roy karena teralihkan dengan makanan enak dipiringnya.
Lily memang pecinta makan dan biasanya dia akan berburu jajanan bersama Violet di akhir pekan.
"malunya gue lupa kalau ada Roy disini" Lily merutuki dirinya dalam hati sambil senyum senyum
"Tega kamu Vi masa kamu tidak mengenalkan saya dulu tempat ini, disini enak sekali makanannya" Lily sambil mencubit gemas wajah Violet
" namanya juga tempat favorit berdua, tidak mau lah berbagi dengan kalian" canda Violet
"Jahat kamu" Lily memanyumkan mulutnya
Sementara Roy dari tadi hanya mencuri pandang dari Lily dirinya tidak mau melepaskan pandangan matanya dari Lily yang menurutnya cantik hari ini.
Roy memegang dadanya yang terasa berdebar sangat kencang
" aneh kenapa denganku apa aku jantungan? Aku harus periksa kedokter ini. Tapi entah kenapa Lily sangat cantik. Tidak mungkin kan aku bisa menyukainya dalam sekejap" gumam Roy didalam hatinya
Davin sengaja menyenggol lengan Roy dan berbisik
" bagaimana baru sadar kan Lily itu cantik? goda Davin pada Roy
" tidak biasa saja" Bisik Roy berusaha menjaga ucapannya agar terdengar cuek
" udah ngaku aja dari tadi kamu diam saja dan memandangi Lily terus, wah ada hati yang berbunga bunga. Kamu kan tau perasaan Lily bagaimana ke kamu dari dia mulai masuk sekolah dia sudah gencar mengejar kamu, jadi tinggal kamu buka hati kamu itu dan jujur sebelum terlambat" Davin panjang lebar,
Roy hanya melotot tanda mengancam Davin sahabatnya untuk diam
"banyak loh yang nembak Lily tapi dia tolak karena kamu" Davin mencoba panas panasi temannya
" Kalian ngapain sih bisik bisik, nggak seru amat" Violet
" Hm... Roy besok Lily adain pesta ulang tahun datang ya?" Lily menatap Roy dengan antusias menunggu jawaban dari sang pujaan hati
Roy nampak berpikir
" ayo bilang yes kak Roy" mohon Lili dalam hati
" Baiklah, acaranya dimana?" Roy
" dirumah aja kok, janji ya datang" Lily dengan senyum lebarnya
" Iya, saya akan datang " jawab Roy singkat
" Tenang aja Lily, kalau dia lupa aku pasti akan menyeretnya untuk datang" Davin
mereka makan sambil terus bercanda gurau layaknya pasangan anak muda
Lily sangat senang karena baru kali ini Roy mau bicara dengannya meski masih dengan bersikap cuek tapi baginya ini suatu kemajuan
Karena asik bercanda Violet tidak sengaja menumpahkan minumannya dan mengenai rok Lily
"aduh sorry banget Li, sumpah deh aku tidak sengaja" Violet sambil membersihkan rok Lily
"Apaan sih lebay banget, tidak apa kok ini juga cuma kecipratan sedikit, gue ke toilet dulu ya mau bersihkan ini" Lily sambil berdiri dan menuju ke toilet
Sementara di tempat lain masih di restoran yang sama, didalam suatu ruangan nampak beberapa pria berpakaian Formal berdiri berjejeran dengan keringat mencucur dari dahinya bukan karena panas melainkan karena suasana dalam ruangan itu yang terasa mencekam.
plakkk ( suara lemparan buku dengan kerasnya di meja) mengagetkan semua yang ada didalam ruangan itu
"Apa apan ini kenapa hasil laporan tahunannya berantakan begini" ucap Seorang pria dengan muka sangarnya melempar laporan yang sudah diperiksanya di atas meja membuat mereka semua kaget
" Apa karena aku telalu memanjakan kalian jadi kalian seenaknya membuat laporan yang berantakan seperti ini" ucap lagi pria gagah yang duduk di kursi kebesarannya sambil memandang marah kepada bawahannya
Maximilian Shawn K usia 26 tahun. seorang pengusaha muda dan seorang CEO Di perusahaan S.K. Group dengan ketampanan yang luar biasa dengan tatapan mata yang dingin memancarkan aura yang sangat kuat dan mendominasi.
" Perbaiki, Aku ingin melihat laporan ini sudah dimejaku besok" Ucap max dengan intonasi yang kuat dan marah.
" siap Tuan" ucap semua karyawan Max yang menunduk tidak berani menatap Bosnya
Max segera berdiri dan melangkah keluar ruangan di ikuti oleh semua karyawan dibelakangnya.
Max melangkah dengan langkah tegas dan pasti tapi tetap beribawah.
"Aduh" Teriak Lily yang sepertinya menabrak seseorang dan karena kakinya terasa sakit Lily merasa dirinya akan jatuh ke lantai
" Gawat aku akan Jatuh " gumam Lily di dalam hati
Lily memejamkan matanya dan mengira dirinya sudah jatuh
" aneh tidak sakit" gumam lily tapi masih didengar oleh pria disampingnya
" tentu saja tidak sakit bocah, tanganku masih menahannmu" ucap pria dengan nada tegas
seketika Lily sadar merasakan ada tangan kokoh yang sedang memeluk pinggulnya dengan erat dan menopang dirinya yang hampir jatuh dan merasakan terpaan nafas hangat dan terasa geli yang menyapu lehernya .
Lily membuka matanya pelan pelan dan matanya membulat melihat wajah pria yang sangat tampan dekat dari mukanya, matanya tegas dan tajam hidung mancung, bibir menggoda sampai sampai matanya tidak lepas dari pria tampan di depannya . Lily kaget baru kali ini dirinya sangat dekat dengan seorang pria selain ayahnya.
"Sempurna" gumam Lily
Ya yang ditabrak oleh Lily adalah Maximilian Shawn K pria tampan yang menjadi tambatan hati setiap wanita.
Lily sadar akan posisinya yang terlalu intim menurutnya dan segera bangun dan memperbaiki posisinya tapi tangan Max masih melingkar di pinggulnya dan tubuh mereka sangat dekat membuat Lily salah tingkah.
"eh.. maaf om saya tidak sengaja" Lily berusaha melepaskan tubuhnya dari rengkuhan pria didepannya dan berbalik ingin berlari meninggal pria di tabrak nya tapi.
" awww....Sakit" Lily menjerit ketika merasakan rambutnya seperti ditarik.
" Sial Pasti om ini menarik rambutku, akukan sudah minta maaf" batin Lily
dengan cepat Lily berbalik badan ke arah Max dan melayangkan tamparan ke muka Max. Tapi dengan cepat Max menahan tangan Lily dan menarik tangan gadis itu sehingga kini tubuh Lily kembali berdekatan dengan tubuh pria didepannya. Max kembali Merangkul Pinggul Gadis kecil didepannya dengan tatapan yang mendominasi
seketika semua karyawan Max kaget melihat bosnya yang anti akan wanita kini ditabrak dan hampir ditampar oleh gadis kecil
" Berbalik" seru Max dengan nada memerintah
dalam satu kali ucap semua karyawan seketika berbalik badan membelakangi bosnya
"kasihan gadis kecil itu berani menampar bosnya, bos pasti akan marah" batin salah satu staf karyawannya.
Mata Max melihat ke arah gadis kecil di dekapannya dengan tatapan tajam, membuat Lily seketika menciut melihat mata Max yang seakan siap menguburnya hidup hidup.
Max mendekat ke telinga Lily dan berbisik
"Kau berani menamparku?" Max mendominasi
Lily cepat menggeleng gelengkan kepalanya.
" tidak om " ucap Lily pelan
" Kau panggil aku apa tadi adik kecil? " Max berbisik tepat pada telinga Lily
membuat Lily merinding mendengar suara pria itu tepat di telinganya
" O..m...., emm..Pak... eh Tuan." Jawab Lily gugup
" apa aku kelihatan tua sehingga gadis kecil ini memanggilku om?" batin Max yang merasa harga dirinya diturunkan.
" dimana tadi keberanianmu gadis kecil berani menamparku dan menyebutku Ommu" Max dengan nada mengancam
"maaff Om... habis om menarik rambutku" jawab Lily cepat
"Jangan panggil aku Om, aku bukan Ommu" Max dengan nada tegas
" Maaf..., bisakah tuan melepaskan saya" tanya lily takut
"Baiklah" Max melepaskan tangannya dan Lily segera mundur dan berusaha menjauh
" Awwww... kenapa..eh tuan menarik rambutku " pekik Lily sekali lagi
mengira rambutnya ditarik
Lily menatap kedepan dan ternyata rambutnya bukan ditarik oleh sang pria melainkan rambutnya tersangkut di kancing jas pria itu.
"Malunya" Lily yang mengira rambutnya ditarik tapi ternyata rambutnya tersangkut.
dengan cepat Lily mendekati Max dan menundukkan kepalanya tepat di depan Max berusaha membuka rambutnya yang tersangkut.
Lily sudah tidak berani menatap wajah pria itu saking malunya sudah menuduh sembarangan.
Max seketika mencium bau bunga lili yang harum menjalar masuk ke hidungnya
" harum" gumam Max
"hm harum? gumam Lily di dalam hati
Lily berhasil membuka rambutnya dan berusaha untuk kabur tapi terhenti ketika lagi lagi pria didepannya menahannya
" Apa kamu berusaha menggodaku? " tanya Max yang tatapannya terpaku di satu tempat di tubuh Lily
" Narsis sekali" batin Lily
Lily melihat Max dan merasa aneh dengan tatapan Pria di depannya. Lily menunduk melihat arah tatapan Max yang terus memperhatikan bagian Dadanya.
" dassaaaarrr om.. omm.. mssuuum." Teriak Lily kaget melihat dua kancing bajunya terbuka sambil berusaha memperbaiki bajunya dan menyilangkan tangan di dadanya
seketika semua staf yang berbalik kaget mendengar penuturan Lily tapi tidak ada yang berani menoleh.
" setelah menggodaku sekarang kamu memanggilku om mesum? " Jawab Max sambil melepas jasnya
Lily menundukkan kepalanya melihat gurat amarah di muka pria didepannya
Lily kaget saat pria didepannya memakaikan jas di tubuhnya dan mengancing jas tersebut pada tubuhnya. Lily tidak bergerak merasa tubuhnya kaku dan membiarkan Max memakaikannya Jas milik Pria itu.
Max berlalu meninggalkan Lily setelah memakaikan jasnya. Lily yang masih menampilkan wajah kesalnya tetap diam ditempatnya bahkan setelah melihat punggung Max menghilang di matanya.
Lily masuk dalam ruangan tempat teman temannya berada dalam keadaan kesal dan terus menghentakkan kakinya.
Violet, Davin dan Roy menoleh melihat ke arah Lily. bukan wajah kesal atau hentakan kaki Lily yang menjadi perhatian temannya melainkan Jas Pria yang kebesaran menempel pada tubuh mungilnya.
Lily duduk dan menatap Vio, Davin, dan Roy dengan muka bingung dan keheningan di sekitarnya
" Kenapa? " ucap Lily menyadarkan mereka semua
" Li ini Jas siapa?" Tanya Violet sambil menunjuk jas yang dipakai sahabatnya
"Jangan Tanya, tadi aku ketemu sam Om om yang ngeselin" Ucap Lily dengan nada Kesal.
" Apa om om ?" teriak mereka bertiga membuat Lily kaget
" loh nggak apa apakan?" Tanya violet sambil memeriksa dan memutar mutar badan sahabatnya
" gue tidak apa apa lihat kan? Lily mengangkat bahunya
" ya ampun Li ini pelecahan lihat kancing baju kamu dua kancingnya terlepas." Violet menangis di peluka Lily mengira sahabatnya sudah dilecehkan oleh om om.
Roy dan Davin memukul meja
"Mana orang yang sudah melecehkanmu Li, kita buat pelajaran sama om om itu. Ucap Roy
Davin dan Roy tersulut emosi mendengar dua kancing bajunya terlepas. mereka langsung berdiri dari tempat duduknya dan bersiap keluar dari ruangan tersebut
Melihat itu Lily langsung berdiri dan menyusul temannya dan menarik keduanya untuk duduk kembali dikursinya.
"orangnya sudah pergi dan dengarkan aku dulu sebelum kalian keluar" Lily berusaha menenangkan kudua pria didepannya.
" apaan sih kamu Li, tidak perlu kamu membela orang mesum itu, biarkan saja mereka menghajar orang itu" Violet yang dari tadi emosi melihat sahabatnya
" Kita harus panggil menejer restoran ini" ucap davin
sedangkan Roy yang sejak tadi tidak mendengar perdebatan sahabatnya kini hati terasa penuh amarah mendengar Lily di lecehkan.
" aduh dengar dulu ceritaku, aku yang salah" teriak Lily berusaha menenangkan temannya
" Baiklah ceritalah" acap violet kesal
"jadi tadi itu aku menabrak seseorang waktu dari toilet..."Lily
Lily menjelaskan semua yang yang terjadi dengan mulai dari dia tidak sengaja menabrak pria itu dan sampai pria itu memberikan jasnya untuk menutupi baju Lily.
Vio dan Devin kini mengangguk mengerti dan sudah menghilangkan amarahnya.
tetapi berbeda dengan Roy yang semakin emosi mendengar pria menyentuh Lily apalagi Lily memuji kalau pria itu benar benar tampan.
" apa benar setampan itu? " bisik Violet
" iya benar aku bahkan tidak bisa mengalikan pandanganku untuk sesaat, dan kayaknya dia bukan orang sini" bisik Lily tapi masih bisa di dengar oleh dua orang pria didepannya.
Davin tersenyum melihat tingkah teman disampinyanya mukanya sudah memerah karena menahan emosi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!