NovelToon NovelToon

Penjara Cinta Kakak Ipar

Bab 1 - TERLUKA.

Pagi itu adalah pagi yang sangat tegang bagi anak berusia Lima tahun yang bernama Baby Fiona Barnett, karena ia akan bertemu dengan Ibunya yang bernama Bella Fedora yang sedang di rawat di rumah sakit.

Baby menatap pria bertubuh tinggi yang sedang berdiri di sampingnya, pria bernama Calvin Barnett itu menoleh ke bawah di mana putrinya yang sejak tadi menatap ke arahnya.

Mereka berdua tengah berada di depan ruang rawat inap, di Rumahsakit Internasional di ibu kota.

Pria berumur 34 tahun itu pun berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya, lalu membelai rambut panjang putrinya yang terurai begitu saja.

“Jangan takut sayang, Mommy juga sangat merindukanmu dan ingin bertemu denganmu.” Ucap Calvin berusaha menenangkan putri semata wayangnya agar lebih berani saat nanti bertemu dengan ibu kandungnya.

Baby tidak banyak bicara ia hanya mengangguk dengan wajah sedihnya, Calvin bukan tidak tau jika Baby sekarang sedang ketakutan namun ia hanya mampu menguatkan anaknya.

“Ayo kita masuk dan ketemu dengan Mommy.” Ajak Calvin, mereka pun masuk ke dalam ruang inap di mana Bella berada.

Di ruangan itu Bella duduk di atas ranjang sambil menatap kaca besar di hadapannya dengan pemandangan gedung-gedung tinggi, ia menatap kosong pemandangan di depannya sampai tidak sadar jika ada suami dan anaknya yang masuk ke dalam ruangannya.

“Sayang, aku dan Baby datang.” Ucap Calvin, membuat Bella tersadar dari lamunanya.

“Baby?” Ucapnya sambil berpikir, dia pun menoleh ke arah pria yang sedang menggandeng tangan mungil anak kecil.

“Baby!!! Aarrgghhh!!” Teriak Bella histeris bahkan ia sampai menjambak rambutnya sendiri.

Baby yang ketakutan pun langsung bersembunyi di belakang Daddy nya sambil menangis, bahkan memeluk erat kaki jenjang Daddy nya.

“Pergi!! Pergi!!! Kau bukan anakku!” Pekik Bella sambil berteriak kencang dan menunjul-nunjuk anak kecil yang tengah ketakutan itu.

“Bella! Sampai kapan kau akan sadar, ingat Baby adalah anakmu! Anak kita!” Teriak Calvin sambil mencekram kedua tangan Bella yang tadi menjambak rambutnya sendiri.

Bella malah memberintak dan melempar semua bantal yang ada di sampingnya sampai membuat Baby semakin histeris.

“Dia bukan anakku! Karena anak sialan itu aku jadi bercerai dengan suamiku!” Pekik Bella dengan air mata yang sudah membasaki pipinya.

Plak!

Calvin yang sudah tidak tahan dengan ucapan isterinya itu akhirnya menampar sang isteri, ini pertama kalinya bagi Calvin memperlakukan Bella dengan kasar.

“Kau sangat keterlaluan Bella, ini bukan kesalahan Baby! Tapi kesalahan kita, kenapa kamu lamoiasin semuanya pada anak kita? aku kecewa kepadamu Bella!” Ucap Calvin dengan rahang mengeras, ia berusaha menahan amarah di depan anaknya.

Para dokter dan perawat langsung berdatangan dan langsung menahan tubuh Bella yang hendak memberontak dan kembali histeris, biasanya Bella akan melakukan hal yang lebih gila lagi.

Calvin segera menggendong anaknya dan pergi dari ruangan itu. “Sayang, maafkan Daddy. Jangan nangis lagi Daddy mohon maafkan Daddy.” Ucap Calvin karena merasa menyesal masih memaksa Baby untuk bertemu ibunya sendiri.

Baby hanya menangis histeris di dalam gendongan Calvin, ia selalu takut setiap kali bertemu dengan Bella karena wanita itu selalu marah dan histeris di saat bertemu dengan Baby.

“Baby sayang.” Ucap wanita paruh baya, ia langsung menggendong sang cucu yang sedang menangis.

“Bagaimana? Bella tetap tidak menerima kalian kan?” Tanya Alex, pria paruh baya itu adalah ayah kandung Bella.

Alex sudah sangat frustasi karena Bella sama sekali tidak ada perubahan, semakin hari kondisinya semakin parah.

Bella memiliki gangguan kesehatan mental setelah ia menikah dengan Calvin, Bella belum bisa menerima jika dirinya bercerai dengan suaminya yang pertama karena tengah mengandung anak dari pria yang menjadi suaminya saat ini.

Kesehatan mentalnya semakin parah sata menerima fakta jika ia akan segera melahirkan, Bella bermain di belakang suaminya terdahulu dengan mantan kekasihnya Calvin karena pada saat itu Bella merasa sakit hati saat tau jika suaminya memiliki anak dari perempuan lain.

Calvin duduk di kursi yang ada di lorong ruang rawat inap itu, Alex sang mertua pun ikut duduk di sampingnya. Mereka berdua menatap Baby yang sedang di buat tenang oleh neneknya.

“Papi benar kalau Bella sama sekali tidak ada perubahan.” Ucap Calvin dengan wajah kecewanya. “Ini semua salahku, harusnya aku merelakan Bella bersama suaminya.” Keluh Calvin, ia mengusap wajahnya dengan kasar.

Calvin sangat mencintai Bella saat itu, sampai Calvin di putuskan begitu saja saat Bella menikah dengan pria lain, Calvin tetap menunggunya. Sampai tiba waktunya Calvin memiliki kesempatan lagi untuk mendapatkan hati Bella yang sedang kecewa oleh suaminya. Mereka pun saling bertemu dan menghabiskan malam bersama, namun cinta Bella masih untuk suaminya.

Bella tidak terima saat dirinya tengah mengandung anak Calvin, dia di paksa bercerai dan menikah dengan Calvin. Kesehatan mental Bella semakin parah saat anak yang ada di dalam kandunganya akan lahir.

Berbagai cara Bella lakukan untuk membuat anak itu mudnah, namun dengan berbagai cara pulak Calvin dan kedua orang tua Bella berusaha mempertahankan anak yang ada di dalam kandungan Bella.

“Ini bukan salahmu, Nak. Daddy juga salah karena terlalu memanjakan Bella.” Ucap Alex dengan sedih dan hati yang terasa sakit. “Bagaimana dengan tawaran Papi waktu itu? Papi mau kamu segera bercerai dengan Bella dan biarkan dia menjalani pengobatan serius dan lupakan Bella.” Ucap Apex dengan serius, ia dan isterinya sudah sangat matang mendiskusikan masalah rumah tangga anaknya.

“Agar Bella juga bisa melupakan keberadaan Baby?” Tanya Calvin, hatinya terasa nyeri. Malang sekali nasib anaknya, karena keserakahan dirinya Baby harus menanggung derita.

“Iya, Baby juga harus bahagia dengan ibu barunya. Dia juga harus menerima kasih sayang dari seorang ibu. Sementara isterimu dia sudah tidak mampu lagi menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri, Daddy harap kamu mau menikah dengan adik Bella karena dia lebih pantas menikah dengan mu dan mengurus Baby, Papi lebih percaya padanya.” Ucap Alex, akhirnya ia memberi tahu siapa wanita yang selama ini di tawarkanya pada Calvin.

Calvin menoleh ke arah Alex dengan wajah penuh tanya, Alex tau betul apa isi otak menantunya itu.

“Iya, sebenarnya selama ini kami memiliki anak lain selain Bella.” Ucapnya.

Calvin tak menyangka bagaimana mungkin dia tidak tau sama sekali, selama ia berpacaran dengan Bella pun wanita itu tidak pernah sedikit pun menyinggung tentang saudaranya karena yang dirinya dan orang-orang tau jika Bella adalah anak sematawayang keluarga besar Tuan Alex.

“Tidak ada pilihan lain, kami akan segera menikahkan mu dengan adiknya Bella. Bukankah keluarga mu juga menyudutkan mu untuk segera memiliki putra?” Ucapan Mami Citra membuat Calvin tertampar teringat ancaman kedua orang tuanya.

.

To be continued…

Bab 2 - Di korbankan lagi

Calvin menatap mertuanya, ucapannya benar jika orang tuanya sendiri sudah menyudutkan dirinya untuk memiliki anak laki-laki. Sementara Bella dia sudah tidak bisa memenuhi permintaannya dengan kondisi Bella yang memprihatinkan, bahkan putri kecilnya pun harus merasakan kasih sayang seorang ibu.

Calvin berdiri dan mengangkat tubuh anaknya yang ada di pangkuan mertuanya, Baby yang sudah tertidur pulas langsung di kecupnya.

“Maafkan Daddy, Nak.” Batinya dengan dada yang terasa sakit.

“Terlebih Mami tidak mau sembarangan orang yang menjadi Ibunya Baby. Mami percaya jika anak Mami yang lain bisa menjaga Baby dengan baik, Mami yakin itu.” Ucap Mami Citra.

Calvin mengangguk tanda setuju. “Kalau begitu tolong urus perceraianku dengan Bella dan atur pernikahanku dengan wanita yang kamu maksud Mam, aku akan melakukan apapun demi kebahagian Baby.” Ucap Calvin jujur, demi menebus kesalahannya apapun akan Calvin lakukan demi putrinya.

Mami Citra mengangguk bahagia, ia jadi lebih tenang saat mendengar jawaban Calvin. Setelah berpamitan Calvin pun lebih dulu pulang karena Mertuanya masih ada hal yang harus dia urus mengenai pengobatan Bella.

Mami Citra duduk di sebelah suaminya, ia mengusap punggung sang suami agar lebih tenang.

“Papi setidaknya sekarang salah satunya akan bahagia, Mami tidak tega pada Baby. Dia cucu kita satu-satunya tapi dia terluka oleh perlakuan Bella selama ini.” Ucap Mami Citra. “Walau kita harus mengorbankan anak kesayangan kita.” Lanjutnya sambil menatap pintu kamar inap anaknya.

“Ya kamu benar Mam.” Jawab Papi Alex.

“Lebih baik kita pulang dan segera nikahkan Vanila dengan Calvin. Mami tidak tega dengan cucu kita.” Ucap Mami Citra.

“Tapi Mam, masalahnya sampai saat ini Vanila belum menjawab orang suruhan kita. Dia malah pergi naik gunung.” Ucap Papi Alex, karena pagi ini ia menerima kabar jika Vanila sama sekali tidak mau menemui kedua orang tuanya.

Mami Citra menghela nafasnya dengan kasar. “Anak itu selalu tidak pernah nurut dengan ucapan kita, kalau begitu bawa paksa saja dia ke sini.” Ucap Mami Citra.

Papi Alex pun langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

Di tempat lain, tepatnya di salah satu gunung yang terletak di provinsi jawa barat. Seorang wanita muda berumur 27 tahun tengah melangkahkan kakinya dengan cepat, lalu ia menaiki batu besar dan berdiri di atasnya dengan bibir yang tersenyum lebar.

“Yeaaahhh!!! Akhirnya aku bisa sampai di sini.” Teriak gadis bernama Vanila Fedora itu.

Ia membuka botol minumnya lalu menyiram wajahnya dengan air yang ada di dalam botol itu.

“Hah, segarnya.” Ucap Vanila, ia pun duduk di atas batu itu dan melihat pemandangan indah di sekitarnya dengan udara yang sejuk dan cuaca yang tidak terlalu terik.

Namun suasana hati yang senangnya tiba-tiba menghilang saat lagi-lagi Vanila melihat orang-orang suruhan kedua orang tuannya berhasil menyusul dirinya.

“Ck! Mengganggu kesenangan orang saja.” Gumam Vanila. Ia pun berdiri dan menatap orang-orang yang sedang berlarian ke arahnya. “Stop! Jangan mendekat! Katakan pada kedua orang tua itu, jika aku menolak untuk di nikahkan. Sampai kapanpun aku tidak mau menikah dengan orang yang mereka pilih, apalagi dengan mantan suami Bella.” Ucap Vanila, dia bahkan benci dengan wanita yang sialnya adalah kakaknya sendiri.

Orang-orang berpakaian hitam yang tadi sempat berhenti bergerak, kini melanjutkan langkahnya untuk mendekati Vanila.

“Maaf Nona, ini perintah Tuan kami tidak bisa menolaknya.” Ucap salah satu orang suruhan Papi Alex, Vanila pun tiba-tiba di angkat oleh beberapa orang.

“Sialan kalian! Lepaskan aku!” Pekik Vanila, “aku baru sampai puncak gunung masa langsung turun gunung lagi!” Pekiknya kesal, padahal ia berniat bermalam di gunung itu. Tapi siapnya akhir-akhir ini orang suruhan orang tuannya selalu mengganggu dirinya.

Vanila pun di bawa turun gunung dengan paksa, ia di masukan ke dalam mobil dan membawa gadis itu pergi begitu saja.

“Lepaskan! Aku harus menemui nenekku! Dia pasti hawatir dan mencariku.” Ucap Vanila kembali memberontak.

“Tenang Nona, Tuan Alex sudah mendapat ijin dari Nenek anda.” Ucap pengawal itu sampai membuat Vanila berdecak kesal.

“Minggir jangan menyentuhku!” Pekik Vanila kesal karena sejak tadi mereka tidak mau melepaskan kedua lengannya. “Ah menyebalkan!” Pekiknya sambil menendang-nendang apapun yang ada di sekitar kakinya bagkan tangannya juga ikut bergerak bebas di depan wajahnya karena kesal.

Selama perjalana menuju ibu kota Jakarta, Vanila tidak bisa berkutik orang-orang itu bahkan tidak bisa di bodohi bahkan tidak terbuai dengan rayuan maut Vanila sampai akhirnya mobil itu pun terparkir di depan halaman rumah yang paling Vanila benci.

“Jangan sentuh aku! Aku bisa keluar sendiri!” Pekik Vanila saat salah satu pengawal itu hendak membantu Vanila keluar dari mobil.

Sementara di halaman itu Papi Alex dan Mami Citra sudah berdiri menyambut kehadiran putri bungsunya.

“Sayang apa kabar?” Ucap Mami Citra, ia langsung memeluk Vanila begitu putrinya mendekat. Vanila hanya berdiri, dia tidak menolak atau balas memeluk ibunya.

“Kenapa culik-culik aku?” Tanya Vanila to the poin.

“Sayang, apa kamu tidak rindu pada kami?” Tanya Papi Alex.

Vanila tidak menjawab, dia langsung masuk ke dalam rumah itu dan di ikuti oleh kedua orang tuannya.

“Aku tidak mau menikah, apalagi dengan pria yang pernah menjadi suami anak kesayangan kalian berdua.” Ucap Vanila jujur.

Papi Alex dan Mami Citra pun menghela nafasnya, ia tau jika anak bungsunya itu tidak akan dengan mudahnya memaafkan mereka berdua, karena mereka masih sadar diri dengan kesalahannya.

“Vanila, Papi menyuruhmu menikah bukan karena meminta bantuanmu tapi papi akan menikahkan mu karena ini perintah. Kamu harus menjadi ibu dari anak Kakakmu, hanya kamu yang pantas menjadi ibu untuknya.” Ucap Papi Alex langsung pada intinya sampai membuat Vanila menghentikan langkahnya lalu menatap ke arah kedua orang tuannya.

“Hah! Jadi kalian akan mengorbankanku lagi demi kebahagiaan anak kesayangan kalian itu? Apalagi yang dia mau kali ini sampai menyuruhku menikah dengan suaminya?” Tanya Vanila, hatinya saja belum sembuh dengan masa lalunya, kini ia harus menerima fakta di mana kedua orang tuannya tega mengorbankan dirinya lagi demi kebahagiaan anak kesayangannya.

“Apa dia belum puas membuatku hancur lagi?!” Tanya Vanila dengan nada tingginya.

Plak.

Mami Citra langsung menampar putri bungsunya itu, sampai membuat Vanila menatap ke tajam arahnya sambil menyentuh pipinya yang terasa nyeri.

“Jaga ucapanmu Vanila! Kakakmu sekarang ada di rumah sakit jiwa, dia depresi karena kesalahan bodohnya itu. Tapi dia tidak pernah sedikitpun berniat menghancurkanmu, kesalahan di masa lalu itu murni kesalahan ku. Jangan membuat Kakak mu yang depresi itu terlihat jahat!” Ucap Mami Citra dengan panjang lebar, ia langsung menangis di pelukan suaminya.

.

To be continued…

Bab 3 - Pertemuan

“Kalian memang tidak pernah sayang padaku! Kalian selalu membelanya, dan selalu mengorbankanku demi kebahagian wanita itu!” Teriak Vanila dengan histeris, kali ini dia tidak mau menuruti semua keinginan orang tuannya.

Hatinya terluka, jika tidak ada neneknya. Vanila benar-benar merasa sendirian. Gadis itu menangis tepat di depan kedua orang tuannya yang tak pernah menyayangi dirinya walau hanya sebentar.

“Aku tidak akan sudi menikah dengan mantan suaminya!” Pekik Vanila dia pun melangkahkan kaki nya untuk kembali keluar dari kediaman mewah kedua orang tuannya.

“Penjaga!” Teriak Papi Alex. “Cepat tangkap dia dan masukan ke dalam kamarnya.” Titahnya pada penjaga yang berbondong-bondong lari masuk ke dalam kediaman itu.

Vanila yang hendak keluar langsung di angkat paksa oleh orang suruhan Papinya, seberapa keras ia meronta dan berusaha kabur. Kekuatan gadis itu tidak sebanding dengan ke empat pria itu.

“Papi, apa kamu yakin jika rencana kita akan berhasil? Bagaimana kalau dia melukai cucu kita?” Tanya Mami Citra, saat melihat putri bungsunya meronta dan berteriak saat di angkat paksa.

“Papi yakin Vanila tidak akan berani melakukan itu, kamu tau sendiri hati anak bungsu kita itu lebih lembut dari Bella. Papi yakin dia mau menikah dengan Calvin.” Ucap Papi Alex sambil menatap sendu pada anaknya yang sudah di bawa pergi ke lantai atas.

“Kalian kurang ajar! Lepaskan aku!” Pekik Vanila dengan histeris. Namun ke empat pria itu tidak memperdulikan dirinya, ia langsung di masukan ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar itu.

“Buka! Buka pintunya!!! Kenapa kalian tega melakuakn ini padaku!” Pekik Vanila, dia menangis dengan histeris sampai membuat seseorang yang sejak tadi tidur kini terbangun karena melihat kedatangan wanita asing di kamarnya.

“Huaaaa… Daddy…” Baby pun menangis sambil memanggil Ayahnya, ia takut dengan wanita yang sedang menendang-nendang pintu.

Vanila yang sedang menangis dan menendang pintu pun menoleh ke arah belakang, di mana ada sosok anak kecil yang duduk di atas ranjang.

“Hei anak kecil! Kenapa kamu menangis? Di sini aku yang sedang sedih.” Ucap Vanila dengan tersedu-sedu. Baby bukannya menjawab, ia malah semakin menangis dan ketakutan.

“Berhentilah menangis, aku sedang sedih. Aku yakin jika masalahku tidak seberat maslaahku.” Ucap Vanila lagi, lalu dia terdiam sesaat. “Apa kamu juga sedang di sandra seperti ku?” Tanya Vanila.

Vanila segera membuka tas ranselnya yang sejak tadi di gendong dirinya, ia mencari sesuatu dan memberikan lolypop miliknya pada bocah lima tahun itu.

“Ambillah ini dan berhenti menangis.” Ucap Vanila, ia lalu membuka plastik lolypop itu dan segera memberikannya pada Baby.

Dengan mata sembab dan hidung merahnya Baby pun terdiam menatap lolypop itu, ia menatap lolypop itu dengan bibgung.

“Ya ampun lap dulu ingusmu, baru makan lolypop itu.” Ucap Vanila, ia sendiri belum bisa menghentikan tangisannya tapi ia telaten mengelap ingus Baby dengan tissue yang ada di atas nakas lalu memasukan lolypop ke dalam mulut Baby.

Vanila sendiri duduk di atas ranjang di samping Baby, dia mengelap pipinya dengan tissue.

“Kamu tau? Orang tuaku sangat jahat. Aku bahkan tidak di bebaskan menikah dengan pria yang ku cintai, aku harus menikah dengan pria yang sama sekali belum pernah aku kenal.” Keluh Vanila, Baby tidak menjawab dia sibuk dengan lolypop di tangannya.

“Aku tidak bisa makan bersama setiap hari dengan pria yang ku cintai, aku tidak bisa hidup normal seperti irang lain.” Keluhnya lagi, Vanila kembali menangis. “Kakakku memang jahat, ku harap dia segera menerima karmanya karena terus menggangguku.” Sumpah Vanila, dia pun menatap Baby yang sejak tadi tidak merespon dirinya.

“Huaaa…” Vanila kembali menangis. “Sudah ku duga kalau kamu tidak memiliki masalah seberat diriku, di kasih lolypop saja langsung berhenti menangis.” Ucap Vanila, namun mulutnya tiba-tiba terasa manis ia pun langsung membuka matanya.

“Jangan nangis.” Ucap Baby sambil berdiri di hadapan Vanil.

Vanila langsung menghisap Lolypop itu dan memberi Baby lolypop yang baru, mereka berdua pun duudk sambil mengemut Lolypop.

“Namamu siapa?” Tanya Vanila.

“Baby.” Jawab Anak umur lima tahun itu, ia mengayun-ayunkan kakinya karena senang bisa memakan lolypop.

“Aku Vanila, kamu anak siapa? Kenapa ada di sini? Jangan-jangan Mami Papi ku punya anak sekecil kamu?” Tanya Vanila dengan wajah kagetnya saat pikirannya mulai berkelana.

“Daddy Baby namanya Calvin, Mommy Baby… Baby tidak mengingat namanya.” Ucap Baby jujur, karena sejak lahir dia tidak pernah dekat dengan Bella. Yang Baby ingat hanya ketakutan yang ia rasakan saat bertemu wanita yang entah siapa itu, walau Kakek dan Neneknya sering mebgenalkan Bella sebagai ibunya. “Yanga Baby ingat, Mommy tidak menyukai Baby, dia sering malah-malah saat melihat Baby.” Keluh Baby, matanya kembali berkaca-kaca dengan bibir yang mengerucut.

Vanila yang sejak tadi menatapnya pun langsung ikut menangis, ia tak tega melihat anak kecil yang sedang merasakan hal yang sama dengannya.

“Jangan sedih, ada aku di sini. Baby kalau Mommy mu marah bilang padaku, aku akan memukulnya sampai dia tidak akan berani lagi marah padamu.” Ucap Vanila, Vanila jadi teringat masa kecilnya.

Baby pun mengangguk di pelukan wanita bernama Vanila itu. Ia balas memeluk Vanila dengan perasaan yang entah apa, perasaan yang baru pertama kali ia rasakan.

“Mommy.” Ucap Baby sambil menangis, air matanya pun mengalir begitu saja. Baby sampai berharap jika Mommy nya seperti wanita yang tengah memeluknya, bersedia melindungi dirinya saat Baby ketakutan.

Di ruangan lain ketiga orang itu tengah memantau CCTV yang ada di kamar Baby, Papi Alex dan Mami Citra menangis melihat kedua wanita yang sedang berpelukan karena sedih dengan nasibnya, sementara Calvin dia hanya diam memperhatikan keduanya dari layar monitor, walau hatinya ikut terluka.

Dadanya terasa sesak dan nyeri saat melihat anaknya menangis, Calvin tidak tau jika kedua mertuanya mempertemukan anaknya dengan calon isterinya dengan cara seperti ini.

Namun ia tak dapat berbuat apa-apa, dia hanya mengikuti apa yang mertuanya lakukan.

“Bagaimana Vin, Vanila sangat cocok kan menjadi Mommy nya Baby?” Tanya Papi Alex sambil menyeka air matanya dengan tisue.

Calvin tak bisa menjawab dia hanya diam sambil menatap layar monitor itu, yang ada di pikiran Calvin saat ini malah sebaliknya. Vanila bukannya terlihat seperti orang tua untuk Baby, tapi dia justru terlihat seperti teman sebaya nya Baby.

“Aku akan ikuti keputusan Papi dan Mami.” Ucap Calvin.

“Baiklah kalau begitu, malam ini juga Mami akan urus pernikahan kalian berdua. Karena Mami tidak mau menunda-nundanya lagi, kalian akan menikah besok.” Ucap Mami Citra.

Calvin hanya mengangguk kecil dan kembali menatap anaknya yang sudah tertidur di pangkuan calon istrinya itu.

.

To be continued…

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!