"Leon...!!! Leon..!!!" teriak Wendy
"Brak..." pintu kamar dibuka
Leon sedang rebahan di kamarnya bersama putri kecilnya Karin.
"Ada apa Bu?? kok panik gitu sih??" Leon kebingungan melihat ibunya yang panik gak karuan
"Itu..!!!, tetangga gila itu..!!!" Wendy ngos-ngosan habis naik tangga
"Iya kenapa lagi dia?"
"Benar-benar wanita gak tau malu, dia duduk berjemur di teras rumahnya, pakai bikini..!!!" teriak Wendy seorang ibu paruh baya berusia 65 tahun, ia adalah ibu Leon sekaligus nenek Karin.
"Astagaaa..!!!" tidak sangka tetangga barunya berulah lagi membuat ibunya panik setengah mati, sungguh tidak tahu malu
Bergegas Leon dan Wendy turun kebawah, menghampiri wanita tidak tahu malu itu
"Brak..!!!" Leon membuka pintu rumahnya, dan langsung terlihat, wanita itu sedang duduk bersantai di kursi malas depan teras, yang bersebelahan persis dengan rumah Leon.
Yup benar saja seperti yang ibunya bilang, wanita itu memakai bikin seksi bewarna merah terang, berani-beraninya dia memperlihatkan lekuk tubuhnya pagi-pagi gini, di depan para tetangga sekitar rumahnya, wanita ini sungguh sudah gila.
"Hey nona..!!!" Leon menegur
Wanita itu tidak menghiraukan, tetap mendengar musik dengan earphone nya.
"Astaga~" ujar Leon, mendekat langsung di hadapannya
Melihat Leon berada persis di depannya, wanita itu langsung membuka sunglasses.
"Oh hei~ duda ganteng~, ada apa tiba-tiba datang kesini?" ujar Wanita itu
"Kamu sudah gila apa?? berpakaian minim begini ditempat umum!!" ujar Leon menegur keras
"Tempat umum?? setahuku ini teras rumahku" ujar Wanita itu sambil tertawa geli meledek Leon
"Ya memang tidak masalah kalau ini teras rumahmu, tapi setidaknya pakailah baju yang tidak mengundang perhatian seperti ini..!!!" ujar Leon tegas
Memang benar, para tetangga di sekitaran cluster sedang memerhatikan wanita itu, sekelompok ibu-ibu sedang mencibirnya, bapak-bapak sengaja berlama-lama diluar untuk memandanginya.
"Hmmpp...!!!" wanita itu berdiri kesal
"Kau sendiri sama aja, keluar rumah cuma pakai celana boxer" ujar wanita itu sambil menunjuk celana Leon
Ya ada benarnya juga, Leon tadi sedang bersantai dalam rumah, ia lupa memakai kaos, hanya langsung berlari ke bawah karena ibunya yang panikan.
"I..itu...~" Leon bingung mau berkata apa
Dengan kesal wanita itu mengambil selang rumahnya, dan menyiram Leon dengan air.
"SPLASH SPLASH..!!!"
"ASTAGAAA..!!" Leon panik karena di siram tiba-tiba
"Sana..!! PERGI LU..!!! dari teras rumah gua..!!" ujar Wanita gila itu terus menyirami Leon
Leon segera melompat kembali ke teras rumahnya disebelah, segera ia mengambil selang juga, dan membalas wanita itu.
"Nih..!!! Rasakan...!!! emang lu doang yang bisa..!!!" ujar Leon menyemprotkan air yang besar ke wanita itu
Terlihat dari kejauhan dua orang penghuni cluster sedang perang air.
"Brak..!!" Leon masuk kembali ke rumahnya dengan basah kuyup
"Astaga benar-benar kurang ajar dia" Wendy sangat marah melihat anaknya malah di semprot air
"Ayah.., main air kok gak ajak Karin" ujar Karin iri melihat ayahnya yang bermain
"Hah~ Kepalaku pusing, aku balik ke kamar dulu" ujar Leon naik ke atas
Jenny itu nama wanita gila itu, tetangga baru yang baru saja menetap di cluster ini selama seminggu, semua orang-orang cluster heboh, karena wanita itu suka pamer badannya yang seksi di teras rumah, baru menetap sudah banyak sekali gossip yang beredar tentang dia. Ada yang bilang ia seorang kupu-kupu malam, ada yang bilang juga ia wanita simpanan pejabat setempat, dan ada juga yang bilang kalau dia janda yang kesepian.
"Oh..~ Sarah..~, bantulah aku lebih sabar menghadapi tetangga gila ini, semoga saja anak kita Karin tidak terpengaruh olehnya" ujar Leon berbicara sambil memandangi foto mendiang istrinya di kamar
Sarah mendiang istrinya sangatlah anggun, ia meninggal satu bulan setelah melahirkan Karin anak mereka, kini Karin sudah berusia 7 tahun, tidak terasa Leon juga sudah menduda selama 7 tahun, dikala masa-masa berdukanya, Leon berfokus untuk menjalani bisnis alat-alat camping, tas darurat, baju naik gunung, dll....
Saat ini tahun 2020 covid sedang melanda di Indonesia, Leon terpaksa harus menutup toko, tapi ia bisa tetap jualan secara online di rumahnya, anaknya Karin juga sekolah lewat online, untung saja ia tinggal jauh dari perkotaan, perumahan tempat tinggalnya sekarang terletak di daerah pinggiran Bogor, dimana masih banyak sekali nuansa alam, sungai, dan pepohonan.
"Ayah ayo kita lanjut main puzzle" Karin menghampiri Leon
"Okay.. yuk kita lanjutin puzzle yang kemarin, sini duduk sama ayah" ujar Leon yang sangat menyayangi putri kecilnya
Karin adalah harta peninggalan dari mendiang istrinya, jadi Leon selalu memanjakan Karin, ia tidak mau jauh dari Karin.
"Mari makan..!!!" ujar Leon, Karin, Wendy
"Wih mantap masakan ibu paling top" ujar Leon menyantap sayur lodeh buatan Wendy
"Karin suka masakan nenek" ujar Karin menyantap ayam goreng
"Harus habis ya" ujar Wendy senang melihat anak dan cucunya makan
"Prang..!! bak buk..bak buk..!!" terdengar suara berisik disebelah
Leon yang penasaran langsung mengintip dari jendela rumahnya.
"KOK BISA PECAH SIH, RUGI LIMA BOTOL NIH..!!!" teriak Jenny si tetangga gila
"Maaf bu jaraknya jauh, saya gak tau kalau ada tanjakan" ujar kurir pengiriman barang
"YA SUDAH SANA PERGI...!!!" teriak Jenny dengan kasar
Mata Leon menyipit, melihat barang yang dikirim, lima kardus minuman keras, botol bir, dan bir kaleng. "Astaga wanita ini gak takut mati apa??" ucap Leon dalam hati
"Kenapa lagi dia" ujar Wendy yang kesal
"Kayaknya dia mau mati deh, pesen minuman keras banyak banget" ujar Leon keheranan
"Bisa jadi dia mau jualan disini" ujar Wendy santai
"Ya ampun siapa sih yang mau beli" ujar Leon meledek
Karena perumahan mereka jaraknya jauh dari kota, banyakan yang tinggal orang-orang pensiunan, atau warga desa sekitar yang membeli rumah, jadi jarang sekali terlihat anak-anak muda di komplek perumahan ini.
"Zzz...zzzz" Karin sudah tidur, seperti biasa Leon selalu membacakan buku cerita untuk menidurkan putrinya. Kamar ibunya di bawah, kamar Leon bersebelahan dengan kamar karin, dan berdempetan dengan kamar tetangganya.
"Good night Sarah" seperti biasa leon pasti memandangi foto mendiang istrinya dulu, sebelum tidur, ia pun segera menutup matanya.
"Ahh..~ ah..hmm..~" terdengar suara men d e s ah di kamar Leon
"Bentarr...??" Leon kembali duduk di ranjang mencari sumber suara itu
ia menempelkan telinganya di tembok yang bersebelahan dengan tetangga gilanya.
"Astagaa...&$&@..!!!!" Leon sangat syok, suara haram itu berasal dari kamar tetangganya, dan semakin keras.
"Buk buk buk...!!!" Leon segera kebawah menuruni tangga, ia sangat emosi kesabarannya sudah habis
"dok...dok..dok..dok.." Leon menggedor-gedor pintu tetangga gilanya
Ia sangat ingin protes, dia benar-benar khawatir akan masa depan putrinya, kalau tetangga gilanya tetap tinggal disini.
"Cekrek.." Pintu terbuka
"Hei..!! lu udah gilaaaa...." ujar leon seketika bibirnya berhenti bicara, ketika melihat Jenny berdiri di depannya hanya memakai baju dalaman sambil memegang botol bir, mukanya juga terlihat teler, ia berdiri terhuyung-huyung dan jatuh karena mabuk.
Hap..!!! Leon memegang jenny yang mau jatuh
"Lu lagi mabok...!!! astaga..!!!" ujar Leon yang terpaksa menggendong Jenny
Ia melihat jenny tidak sadarkan diri, botol ditangannya juga sudah jatuh, tidak mungkin kan Leon membiarkan jenny terkapar di depan pintu, mau tak mau akhirnya ia menggendong Jenny, memasuki rumahnya.
"Astaga...~ isi rumahnya berantakan sekali kayak kapal pecah" ucap Leon dalam hati, melihat ada banyak baju berserakan dan bekas bungkusan Snack dan bir kaleng dimana-mana
Sambil menggendong Jenny seperti tuan putri, Leon menaiki tangga, sambil melirik tubuh jenny yang kurus, tetapi pay udaranya cukup besar untuk ukuran wanita, sambil mengalihkan matanya dari pay udara tetangga gilanya, Leon berkonsentrasi fokus ke arah kamar utama.
"Aahhgg..ah..ah..~" suara haram terdengar makin kencang, adegan tak senonoh langsung terlihat jelas di layar TV kamar Jenny di depan ranjangnya.
Sambil memejamkan matanya, Leon menaruh Jenny di ranjang, dan segera mencari-cari remote tv untuk mematikan suara haram itu.
"Plip..!!" TV berhasil dimatikan
"Hah~" Leon menghela nafas, akhirnya bisa tidur nyenyak malam ini
"Brukkk..~" Leon terjatuh ke ranjang Jenny, tubuhnya seperti di tarik seseorang
Tiba-tiba Jenny sudah ada diatasnya, Leon sangat kaget, tanpa sadar ia terus menatap pay udara si tetangga gila.
"Hey..~ jangan pergi dulu aku sedang lapar" ujar Jenny dengan nada suara yang menggoda sambil menatap Leon dengan penuh hasrat
"PRRIIUTTT..!!! PRRIIUTTT.." beberapa anggota satpol PP berlari mengejar seorang wanita
"Hey...!! Jangan kaburrr...!!!"
Wanita itu terus berlari, tapi kalah jumlah.
"STOP..!!! anda sudah terkepung..!!!"
Tangannya diikat, sambil di bawa mobil satpol PP ke kantor polisi.
"Hey nona..!! Ini sudah kedua kalinya kamu berulah" ujar seorang polwan
"Cih...!!!" Wanita itu membuang muka
"ASTAGAA...!!! cuma pake masker doang apa susahnya sihh...!!!" Teriak sang Polwan yang emosian
"Brak..!!" seorang pria muda datang menjemput wanita pembuat onar itu
"KAK JEN...!!!" teriak Harris yang marah pada kakaknya
Ya wanita pembuat onar ini bernama Jennifer, kakak perempuan Harris, sekarang tahun 2020 covid sedang melanda, semua orang harus mematuhi protokol kesehatan, Jennifer tanpa peduli ia keluar rumah berjalan-jalan tidak menggunakan masker, ketika ditangkap untuk di beri nasihat, tapi kabur. Hari ini ia tertangkap lagi, di beri sangsi tapi malah kabur lagi.
"Kak Jen, patuhi protokol apa susahnya sih, kak Jen gak takut kena virus apa!!" ujar Harris sambil menyetir mobil
"Justru gua sengaja pengen banget sakit, hahaha~" ujar Jennifer meledek
"Astaga kak, kalau gitu jangan tinggal sama papa mama..!!! Kak Jen tinggal sendiri aja sana..!!!" ujar Harris yang marah sekali pada kakaknya
Sudah satu tahun Jennifer bercerai dari suaminya, sudah satu tahun juga Jennifer menggila. Suaminya dengan kejam menceraikan begitu saja setelah tahu kalau Jennifer mandul, ia pernah menjalani beberapa kali program bayi tabung tapi semuanya gagal, rasa sakit yang diderita sangat besar waktu itu, dikala putus asa, suaminya dengan kejam melayangkan surat cerai, dan kehidupan Jennifer berubah sejak itu.
Sudah satu tahun Jennifer menganggur, beruntungnya dia masih punya orangtua yang kaya raya, sehingga masih bisa hidup enak walaupun merasakan penderitaan dihatinya setelah bercerai.
"Bruk..bruk..brukk.." Koper Jennifer baru saja di keluarkan paksa oleh para pelayan rumah
"Maaf sayang, mama gak mau kalau papa sampai kena virus gara-gara kamu, jadi kamu harus pindah dari sini" ujar Herlina ibu Jennifer
"....." Jennifer diam saja ia pasrah
"Ini kunci rumahnya kak, alamatnya sesuai di catatan ini" ujar Harris memberikan kunci rumah dan alamat
Kebetulan mama papa Jennifer pernah membeli sebuah rumah di pinggiran kota Bogor, untuk dijadikan villa keluarga. Jadi untuk sementara Jennifer harus tinggal disana, menjalani hidup barunya seorang diri.
"Si Harris kammvreettt...!!!!" teriak Jennifer sambil nyetir mobil
Ia merasa sangat marah, diasingkan adiknya begitu saja ke pinggiran kota Bogor.
"Gak heran, kalau dia gak punya pacar sampai sekarang...!!!" teriak Jennifer yang masih menyetir
Jarak villanya cukup jauh butuh waktu dua jam lebih perjalanan dari Jakarta. Walaupun daerah pinggiran tapi jalannya bagus tertata rapi, bisa dilewati banyak kendaraan mobil. Akhirnya sudah mulai dekat, terlihat gerbang daerah perumahan yang begitu besar dengan pilar-pilar raksasa, mobil Jennifer terus masuk menyelusuri jalanan, terlihat masih sangat asri ada banyak sapi dan domba berlarian di Padang rumput, pepohonan besar di sepanjang jalanan.
"Bruk..bruk..brukk.." Jennifer menurunkan kopernya
"Bu Jennifer ya.." ujar seorang ibu paruh baya, yang baru saja tiba di bonceng seorang pemuda
"Ah iya betul" ujar Jennifer tidak kenal
"Saya bu Ratih yang biasa urus rumah ini" ujar bu Ratih memperkenalkan diri
"Ya halo Bu" ujar Jennifer
Seketika Jennifer melirik pemuda diatas motornya, dia tidak suka dengan tatapan pemuda itu, karena tatapannya sungguh tidak sopan
"Itu namanya Dimas, anak sayang yang paling kecil, biasa selalu antar jemput saya kesini" ujar bu Ratih
"Oke" ujar Jennifer sambil menatap sinis pada pemuda itu
Bu Ratih dan Dimas membantu membawakan barang-barang Jennifer, bu Ratih juga menjelaskan soal kondisi rumah, karena sedang masa Pandemi Bu Ratih hanya akan datang seminggu sekali untuk bantu bersih-bersih rumah dan taman di teras depan dan belakang,
Habis itu ia pamit pulang.
Sambil menghela nafas Jenny memperhatikan setiap sudut rumah, begitu masuk langsung ada sofa dan TV, lalu meja makan kecil untuk empat orang, dibelakang ada dapur sederhana, lalu sebelah ruang tv ada satu kamar di bawah yang dijadikan gudang perabotan, dan dua kamar lagi ada lantai atas.
"Tok..tok..tok.." pagi-pagi sekali ada yang mengetuk pintu rumahnya
"Iya siapa?" ujar Jenny yang baru bangun
"Halo kenalkan nama saya Wendy, yang tinggal di sebelah, ini cucu saya Karin" ujar Wendy membawa makanan
"Loh apa ini?" Jenny bingung
"Ini saya buat kue bolu, anggap aja sebagai perkenalan, selamat menikmati" ujar Wendy kembali pulang dengan cucunya
"Tok..tok..tok.." tidak lama ada yang mengetuk lagi
"Siapa..??" Jenny baru selesai mandi
"Halo kenalkan nama saya Yanti, yang tinggal di seberang rumah bu Wendy" ujar Yanti membawa makanan
"Tok..tok..tok.." ada yang mengetuk lagi
"SIAPA..!!!" ujar Jenny lagi makan
"Halo kenalkan nama saya bu Dewi, yang tinggal di sebelah rumah bu Yanti" ujar Dewi membawa makanan
"Asstagaa...~ kenapa banyak banget yang dateng sih..~" ucap Jenny sambil rebahan di sofa
"Bu Wendy, Yanti, Dewi, Sandra, Okta, aduh banyak juga yang tinggal disini" ujar Jenny yang keheranan, selama ini ia tidak pernah merasakan hidup bertetangga, biasanya di apartemen atau di rumah ayah ibunya yang sudah punya banyak pelayan rumah.
Jenny yang pengangguran tidak tahu mau ngapain di rumahnya, di meja makan sudah ada banyak makanan dari para tetangganya, rumah juga sudah bersih karena baru tinggal satu hari, akhirnya Jenny coba ke belakang rumahnya.
"Oh~, cuma tempat jemur baju rupanya" ujar Jenny kecewa, halaman belakang rumah sangat kecil, masih lebih besar teras depan rumah.
"Brak.." pintu gudang di buka, Jenny penasaran ada apa saja di dalamnya, terlihat ada kursi malas, panggangan barbeque, alat pancing, sisanya cuma kardus-kardus yang tidak tahu apa isinya.
"sreeett...sreettt... sreeett" Jenny menyeret kursi malasnya, supaya bisa digunakan di teras depan rumah.
"Ayaahhh~ hahaha" terdengar suara karin di depan sedang bermain air
Setelah sampai depan rumah sambil membawa kursi malas, Jenny melirik ke rumah sebelah.
"Oh tidaakkk...!!! apa itu...!!! otot lengannya keren sekali, dadanya yang bidang sangat menggoda, perutnya begitu seksi..!!!" ucap Jenny dalam hati melihat seorang pria sedang mencuci mobil hanya menggunakan boxer, lekuk tubuhnya sangat menggoda hati Jenny, wajahnya juga begitu tampan dan senyumannya sangatlah menawan.
"Oh..halo" Leon baru menyadari ada Jenny di luar
"Halo tetangga baru, kenalkan nama saya Leon" ujar Leon menyapa Jenny
"Ah.. iya, kenalkan saya Jenny" ujar Jenny yang tersipu malu
#TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA ❤️
MOHON DUKUNGANNYA, TANPA DUKUNGAN KALIAN NOVEL INI TIDAK BISA BERKEMBANG
#JANGAN RAGU UNTUK MEMBERIKAN SARAN DAN KOMENTAR, AKAN SANGAT BERGUNA KEDEPANNYA 🙏🙏🙏
"huf huf huf huf huf" Leon sedang jogging pagi-pagi
Dari jendela kamarnya Jenny mengintip, Leon si duda ganteng, ia sudah keliling tiga kali pagi ini. Sejak kejadian kemarin Jenny tidak bisa melupakan apa yang sudah ia lihat, tubuh berotot Leon terus saja memenuhi kepala Jenny, malam hari juga tidak bisa tidur nyenyak karena membayangkannya.
Dengan mudah Jenny bisa mendapatkan informasi soal Leon, Melalui para tetangga, Jenny tahu Leon ternyata seorang duda satu anak, sampai saat ini juga belum pernah punya pacar, "Ah tapi percuma saja, mana mungkin mau sama wanita mandul" ucap Jenny dalam hatinya, sebenarnya sih ia sangat tertarik, tapi mengingat kekurangan dirinya, Jenny lebih memilih mundur.
Seperti biasa Jenny yang seorang pengangguran tidak tahu mau ngapain, tapi ada satu kebiasaannya yang paling ia sukai, "Berjemur", sambil membawa bir kaleng Jenny duduk di kursi malas depan teras rumahnya.
"Astaga.." ujar seorang ibu-ibu yang baru lewat, karena melihat Jenny pakai pakaian minim dan rebahan diluar rumah dengan cueknya.
"Ah~ segar sekali udara disini, langitnya juga sangat biru" Jenny mulai betah tinggal disini, ia bisa leluasa menenangkan dirinya
"Meeeooooong...!!!" seekor kucing tiba-tiba melompat ke tubuh Jenny
"Aaagghh...!!!" Jenny teriak ketakutan
Ia langsung jatuh dari kursi malasnya, dan berlari menjauhi kucing liar tadi.
"Meeeooong.." Kucing lain masuk halaman terasnya dan ajak berantem kucing yang awalnya masuk
Karena sangat takut, Jenny mengambil selang, dan menyemprotkan secara membabi-buta.
"Aaagghh sana perrgiii...!!!" teriak Jenny
Kucing-kucing itu pun langsung pergi dari teras rumah Jenny, ia pun merasa lega.
"Hiks..hikss.." suara tangisan
Jenny melirik, dan betapa kagetnya dia.
"Astaga maaf...!!!" ujar Jenny, melihat anak tetangganya basah kuyup
Ternyata tanpa sengaja, Jenny menyiram Karin yang kebetulan sedang bermain di teras rumah.
"HUAAAW...!!!" Karin menangis keras
Jenny panik, gak sengaja siram anak orang.
"BRAKKK..!!!" Leon langsung keluar panik mendengar putri kesayangannya menangis
Ia langsung melihat pemandangan yang sungguh membuatnya marah, anaknya menangis basah kuyup, lalu melihat tetangganya Jenny sedang memegang selang.
"Ya ampun kamu apain anak saya..!!!" teriak Leon sangat-sangat marah
"A... aku gak sengaja tadi ada kucing" Jenny mencoba menjelaskan
"Astaga Karin kamu gak kenapa-napa kan nak" Leon tidak mendengar Jenny, langsung menggendong anaknya
Dengan tatapan sinis Leon berteriak "DASAR WANITA GILA..!!!"
Kata-kata kasar Leon langsung menancap di hati Jenny.
"BRAKKK..!!!" Leon masuk ke rumahnya
Jenny mematung, kata-kata kasar Leon masih terngiang-ngiang di telinganya, tapi hatinya tidak merasakan sakit, hanya saja pikirannya jadi brutal.
Sejak itu kegilaan Jenny dimulai di komplek perumahan yang tenang ini.
"TIN...!!! TIN...!!!! TIN...!!! TIN...!!!" Jenny mengklakson kencang-kencang mobilnya di depan perumahan hanya karena ada seekor kucing yang menghalangi mobilnya.
"Astaga bu.. anak bayi saya jadi bangun lagi, kan ibu bisa turun usir kucing ini..!!!" salah seorang ibu muda keluar rumah
"Cih..!! suru tuh kucing minggiirr..!!!" Teriak Jenny ke ibu muda itu dengan galaknya
"Aaagghh motor gua..!!" Teriak seorang bapak motornya di tendang oleh jenny, hanya karena parkir sebentar di depan pagar rumahnya.
"Aduh..!!! apa apaan ini..!!!" Teriak seorang bapak, yang teras rumahnya di tebar daun-daun dan ranting pohon oleh Jenny, gara-gara suka bakar sampah pagi-pagi
"Kayaknya tetangga baru kita kurang waras deh" ujar Wendy baru saja pulang belanja sayur sambil sekalian bergosip ria
"Oh ya" ujar Leon sambil kerja di laptopnya
"Dia ada banyak masalah sama orang-orang komplek sini, banyak yang protes juga ke pak RT" ujar Wendy
"Hmm..gitu ya" ujar Leon masih saja fokus ke laptop
"Kamu dengerin ibu ngomong gak sih dari tadi~" Wendy kesal anaknya Leon seperti tidak fokus pada ceritanya
"I.. iya dengerin kok" ujar Leon
"Pokoknya jangan sampai kamu ada masalah sama dia" ujar ibunya tegas
"Okay" ujar Leon santai
"Ayah~ nih lihat" Karin membawa gambar
"Oh apa ini nak?" ujar Leon melihat gambar Karin
Mata Leon agak kaget liat gambar anaknya, Karin menggambar kucing dan ada gambar wanita lagi pegang selang air, Leon jadi memikirkan ulang kejadian waktu itu.
"Karin ini siapa?" tanya Leon memastikan
"Itu Tante disebelah, waktu itu dia usir kucing pakai air, trus Karin liat, eh~ Karin kena semprotan air" ujar Karin bercerita
Mendengar cerita anaknya, Leon jadi merasa bersalah sudah melontarkan kata-kata kasar pada Jenny.
"Tok..tok..tok...permisi~" Leon bertamu ke rumah Jenny
"Cekrek" Jenny membuka pintu
"Halo ma..maaf tiba-tiba ganggu malam-malam begini, saya cuma mau kasih ini sebagai permintaan maaf" ujar Leon memberikan tanaman kecil sukulen berbentuk bunga mawar
"Iya makasih" ujar Jenny datar
"Saya benar-benar minta maaf sudah bicara kasar waktu itu" ujar Leon sambil mengeluarkan gambar Karin
"...." Jenny terdiam melihat gambar
"Kalau Karin gak gambar ini mungkin saya gak tau kejadian sebenarnya" ujar Leon
"Sret sret sret sret" Jenny merobek-robek gambar anaknya di depan Leon
"...." Leon tertegun ia mulai Emosi
"Cih..!!! Jelek banget gambarnya" ujar Jenny meledek
"Astaga..!! Kamu kan gak harus robek, tinggal balikin aja ke saya" teriak Leon yang emosi
"Masih bagus gua robek dari pada gua injak, makanya jangan suka ngomong seenaknya" teriak Jenny lebih galak
"....." Leon tertegun melihat sorot mata Jenny penuh kebencian, berbeda sekali sewaktu awal pertama kali bertemu.
"Hah~ okay... Maaf..., gak perlu marah-marah" ujar Leon mencoba menenangkan Jenny yang emosinya seperti meluap-luap
Leon langsung berbalik, berjalan pulang.
Jenny tidak suka dengan Leon, kelihatannya baik, tapi tanpa pikir panjang bisa langsung bicara kasar padanya tanpa mau mendengar penjelasannya dulu. Dengan luapan emosinya Jenny melempar sukulen pemberiannya.
"Aww...!!" lemparan Jenny mengenai punggung Leon
Leon langsung menoleh, melihat Jenny dengan sangat marah.
Jenny mengacungkan jari tengahnya, dan langsung menutup pintu rumah.
Api kebencian pun bernyala di hati mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!