Di suatu bukit, yang seharus nya indah & sunyi, akan tetapi yang terjadi adalah kebalikan nya, terdengar ledak kan di mana mana.
Setelah di lihat lebih dekat, ternyata ada 3 orang yang bertarung.
Dua orang pria yang tampan, salah satu nya memiliki codet yang melintang di wajah nya dan codet tersebut justru menambah gagah penampilan pria tersebut, sementara yang lain nya adalah pria dengan tubuh yang besar.
Sementara yang terakhir adalah seorang wanita yang cantik jelita, klw dari skala 1 sampai dengan 10, maka nilai wanita tersebut adalah 9,5.
Wanita tersebut bernama Ceng Hua dan pria dengan tubuh besar bernama Ceng Dao, dan mereka adalah sepasang suami istri.
Pria terakhir bernama Ceng Tian, adalah ayah angkat dari Ceng Hua, sekaligus juga guru dari mereka ber dua.
Tubuh Ceng Tian berada di angkasa dan di sekujur tubuh nya berbalut cahaya putih kemilau, yang membuat Ceng Tian seperti Dewa yang turun dari langit.
Dengan kekuatan Tahap Formasi Jiwa III nya, membuat kilat berwarna ungu kemilau keluar dari tangan nya menuju ke bawah.
Di bukit, sepasang suami istri tersebut terlindungi oleh kubah cahaya berwarna kuning, dan sekujur tubuh mereka sudah basah oleh keringat, karena energy dari mereka menuju ke batu aneh berwarna hijau dan putih.
Batu aneh tersebut lah yang membuat kubah cahaya, dan batu tersebut mereka dapatkan karena menyelamatkan seorang kultivasi tahap Transformasi Jiwa (ketika sedang lemah karena kena racun/ Tahap Transformasi Jiwa adalah satu Tahap diatas Tahap Formasi Jiwa/ Ceng Tian berada di Tahap Puncak Formasi Jiwa).
Ceng Tian :’’ Ceng Dao inikah balas budi mu, ketika kecil kamu kuselamatkan dari penjahat, dan ku ajarkan ilmu sampai dengan Tahap Inti ?’’.
Ceng Dao :” Guru, jasa dan kasih sayang Guru selalu ada di hati murid, akan tetapi maafkan kami, karena kami saling mencintai “.
Ceng Hua :”Ayah, ijinkan kami menikah, Ayah begitu tega nya menjodohkan Ceng Hua hanya untuk di tukarkan dengan cairan yang akan membantu Ayah untuk mencapai Tahap Transformasi Jiwa”.
Ceng Tian dengan nada tinggi dan penuh amarah:” Diam kalian semua, kalau bukan kalian, aku sudah memakai Tongkat Naga Sejati untuk menghancurkan kubah sialan ini !”
Ceng Tian sudah 100 tahun terhambat ilmu nya, hanya sampai Tahap Puncak Formasi Jiwa III dan 5 tahun lalu ketika berusaha menerobos ke Tahap Transformasi Jiwa, alih alih menerobos, malahan jiwa nya hampir melayang.
Dalam keadaan putus asa, Ceng Tian menemui teman baik nya yg 10 tahun sebelum nya telah berhasil mencapai Tahap Transformasi Jiwa.
Pada mula nya teman baik Ceng Tian meminta barter, cairan ramuan Pembersih Jiwa dengan Tongkat Naga Sejati milik nya. Tentu saja Ceng Tian menolak, karena Tongkat Naga Sejati adalah warisan dari guru nya dan Ceng Tian memiliki beberapa musuh yang berada pada Tahap Transformasi Jiwa.
Sebagian besar dari mereka adalah guru-guru dari orang orang yang telah di bunuh oleh Ceng Tian.
Setelah lama berdebat & berdiskusi dengan teman baik Ceng Tian, kemudian setelah di ingatkan bahwa teman baik Ceng Tian telah di tolong ratusan kali bahkan setengah dari musuh musuh Ceng Tian yang berada di Tahapan Transformasi Jiwa adalah karena menolong teman baik Ceng Tian, akhir nya terjadi ke sepakatan untuk menukar Ramuan Pembersih Jiwa dengan pernikahan antara Ceng Hua dengan Wang Cao ( cucu buyut dari teman baik Ceng Tian ).
Sebuah cahaya merah tiba tiba muncul di sebelah Ceng Tian dan dalam hitungan 3 detik sudah berwujud seorang pria gendut paruh baya, sambil mengendong seorang anak berumur 3 tahun.
Pria tersebut terlihat lemah dan sepertiga baju nya robek robek.
Anak yg di gendong, aneh nya tetap tertidur pulas.
Wang Bei :”Saudara Ceng, kultivator yang melindungi anak ini telah kubunuh, lihat bajuku pada robek”.
Ceng Tian hanya melihat sekilas, kemudian berkata :” Ceng Dao dan Ceng Hua, anak kalian sudah berada di tangan ku, kalau tidak menyerah, akan kubunuh anak kalian”.
Hati Ceng Dao mencelos, terlebih Ceng Hua sebagai seorang Ibu.
Ceng Hua:”Ayah jangan bunuh anak ku, aku menyerah”. Seraya Ceng Hua menarik tangan nya dari Batu aneh, otomatis kubah pelindung menjadi redup”.
Ceng Hua:” maafkan aku Ceng Dao”.
Ceng Dao menghela nafas dan wajah nya menjadi pucat serta penuh kekecewaan. “Tidak kenapa Ceng Hua, demi anak kita”. Ceng Dao:”Guru, kami menyerah”, seraya Ceng Dao menarik tangan nya dari batu Aneh pelindung.
Tanpa ada nya energy spiritual, batu tersebut jatuh ke tanah dan otomatis kubah pelindung menghilang.
Bersambung di Bab 2 … Pesta Pernikahan Berdarah.
Tiga bulan setelah pertempuran di bukit.
Rencana Pesta Pernikahan Ceng Hua dan Wang Cao menjadi pusat perbincangan di kalangan kultivator dan masyarakat umum.
Di salah satu rumah makan yang cukup megah, tiga orang pria sedang asyik berbincang bincang, dan kemudian topik nya beralih ke topik pernikahan Ceng Hua.
“Hmm sangat disayangkan Ceng Hua akan menikah dengan Wang Cao, padahal kalau dari segi penampilan, aku lebih tampan 1000% daripada Wang Cao”.
Kontak saja, ucapan tersebut diikuti dengan tawa an dari dua orang teman nya, karena orang yang berkata tersebut, wajah nya jauh daripada kata tampan.
“Hahaha, kamu bisa saja kalau bicara, kaca pun hancur setiap kali kamu mengaca.”olok teman nya, yang di punggung nya terdapat sebilah pedang.
“Hahaha, betul betul betul”, sahut seorang pria yang bertampilan seperti seorang sastrawan.
Lelaki yang berwajah dengan hiasan banyak tahi lalat sebesar jempol sangat panas hati nya, tapi di hadapan sastrawan tersebut, ia tidak berani bertindak gila, sehingga di tahan emosi nya.
Sedangkan Lelaki yang di punggung nya terdapat sebilah pedang, dalam hati nya sangat senang, karena selama ini lelaki bertahi lalat tersebut selalu merasa sebagai cogan/cowo ganteng.
“Baik nya kita tidak bicara sembarangan mengenai Ceng Hua ataupun Wang Bei, karena Ceng Hua adalah anak nya Ceng Tian dan Wang Cao adalah cucu nya Wang Bei , dan juga baik Ceng Tian maupun Wang Bei adalah salah satu tokoh kultivator no 1 di negara kita.”ujar sastrawan tersebut.
Di lain tempat, kurang lebih 60 km jauh nya dari tempat ke tiga orang tersebut, terdapat sebuah gunung yang sudah beberapa hari ini ramai, gunung tersebut di kenal orang sebagai Gunung Naga Sejati, karena di situlah partai Naga Sejati berada.
Partai yang di dirikan oleh guru nya Ceng Tian. Gunung yang biasa nya tenang, sekarang ramai dengan para tamu yang berdatangan, baik yang di undang maupun tidak.
Keesokan hari , Ceng Hua sudah memakai baju pengantin berwarna biru (untuk pernikahan di planet Zurkux, tradisi pakaian pengantin berwarna biru dan tanpa penutup wajah ).
Dengan rambut panjang terurai berwarna coklat, mata hijau yang eksotik serta tidak terlalu sipit, hidung yang agak mancung, kulit yang mengkilat seperti batu giok, serta bentuk tubuh yang nyaris sempurna, sehingga tidak lah mengherankan apabila Ceng Hua menjadi idaman para laki laki.
Hanya saja di hari Pernikahan ini, tidak ada senyum kebahagiaan di wajah nya.
Ketika sudah waktu nya acara Pernikahan, Ceng Hua keluar bersama dengan gadis gadis pengiring nya.
Menuju ke lantai pertama, yang berbentuk setengah lingkaran.
Total tujuh lantai dengan tangga ke atas di tengah tengah nya.
Lantai tersebut mengikuti kemiringan gunung yang sekitar 135 derajat. Jadi kalau dari angkasa, seperti jamur yang tersusun dengan teratur.
Dari seberang lantai pertama Wang Bei juga keluar menuju lantai pertama, dan mereka bertemu di dekat tangga.
Semua mata memandang kepada Ceng Hua, sedangkan Wang Cao hanya di lihat sekilas, itupun sebagian besar karena mereka penasaran, seperti apa wajah dan penampilan dari Wang Cao, yang telah membuat para pria patah hati.
Di wajah Wang Bei terpancar kebahagiaan dan senyumnya sangat bahagia, berlawanan dengan Ceng Hua, di mana wajahnya dingin tanpa ekspresi.
Di lantai satu sampai dengan empat, setiap kali pasangan tersebut lewat, selalu saja ada sedikit keributan.
Hal ini di karenakan para undangan pria tidak dapat menahan mata nya, sehingga pasangan mereka merasa cemburu dan emosi.
Ada pria yang kaki nya di injak oleh pasangan nya, ada yang di jewer, serta banyak juga ribut mulut.
Semua hal tersebut membuat Wang Cao bertambah bangga dan senyum nya semakin lebar.
Beberapa kali Wang Cao melirik ke arah Ceng Hua, terutama daerah dada, tentu saja hal ini membuat Ceng Hua naik pitam, akan tetapi Ceng Hua teringat dengan apa yang dikatakan oleh Ayahnya tadi malam, sehingga walaupun mau marah ataupun mau muntah, di tahan habis habisan.
Flashback 12 jam lalu, di kamar Ceng Hua sudah siap untuk gantung diri, sudah naik turun 2x dari kursi, akhir nya pikiran waras nya yg menang, karena teringat akan Wang Dao dan terutama anak nya.
Ketika sedang duduk di pinggir ranjang dan ketika sedang merenung, tiba tiba tersentak dan kembali ke alam nyata, karena bahu nya ada yang menepuk, dan di sebelah kiri nya sudah ada Ceng Tian.
Padahal seluruh pintu dan jendela sudah di kunci.
Tapi hal itu tidak mengejutkan Ceng Hua, karena Ceng Hua tahu kesaktian Ayah nya.
Bersambung Bab 2B\~ Pesta Pernikahan Berdarah.
“Ceng Hua, apa yang Ayah lakukan ini untuk kebaikan kita semua”.
“ Kebaikan kita atau hanya untuk kepentingan dari ego nya Ayah sebagai pendekar no 1 di negara ini?”
“Haah , tolong dengar dulu penjelasan Ayah, dan jangan di potong ketika Ayah sedang berbicara.”kata Ceng Tian.
Alkisah 25 tahun lalu, ketika Ceng Tian sedang dalam misi memberantas kejahatan, langkah kaki nya membawa Ceng Tian ke suatu desa. Desa tersebut hanya tersisa reruntuhan kayu kayu dan tidak ada satupun rumah yang tegak berdiri, mayat mayat berserakan di mana mana, bau amis darah sangat menyengat. Tidak ada satu kehidupan pun di desa ini. “Penjahat Iblis mana yang berani berulah?”pikir Ceng Tian.
Ceng Tian mengerahkan ilmu untuk melacak jejak, setelah ditemukan sasaran, Ceng Tian melesat ke suatu arah.
Setelah 30 menit kemudian Ceng Tian sudah sampai di desa lain, desa tersebut juga hancur, manusia dan ternak semua mati, tidak ada satupun yang tersisa.
“Hmm aku terlambat”.
Tidak lama kemudian Ceng Tian melesat ke arah barat.
Di desa ketiga, suasana nya sama dengan desa pertama dan kedua.
“Wkwkwk, nikmat sekali, sungguh nikmat.”terdengar suatu suara .
Dengan mengendap endap, Ceng Tian menuju sumber suara.
Darah Ceng Tian mendidih melihat seorang bungkuk yang tubuh nya di penuhi oleh bentol bentol, sedang membuka mulut nya lebar lebar ( 50cm) dan satu persatu roh masuk ke dalam mulut nya.
Orang tersebut tingkat kultivasi nya hanya sampai Tahapan Inti.
Saking emosi nya, tanpa basa basi, Ceng Tian meloncat ke udara sambil kemudianmelayangkan tinju ke arah kepala si bungkuk, sebuah tinju yang mampu membuat tubuh seorang yang hanya berada di Tahapan Inti menjadi perkedel daging.
Dengan kagetnya si bungkuk masih sempat menyilangkan kedua tangan nya untuk menahan tinju Ceng Tian.
Hasil dari tumbukkan tersebut, Ceng Tian terlempar sekitar 200 m ke udara, sedangkan tanah yang tadi nya di injak si bungkuk menjadi lubang, di mana si bungkuk masuk ke dalam tanah sekitar 30 m.
Untuk beberapa saat terjadi keheningan.
Ceng Tian sangat terkejut karena seorang Tahapan Inti bukan hanya mampu menahan pukulannya, bahkan membuat dirinya terpental.
Setelah jeda oleh keheningan yang mencekam jiwa, tak lama kemudian terdengar tawa yang mengerikan, sambil di ikuti oleh sosok bungkuk yang melayang naik ke atas, dengan perlahan tapi pasti, tingkat kultivasi si bungkuk berubah dengan cepat, dari Tahapan Inti III, Tahapan Jiwa Baru 1, Tahapan Jiwa Baru 2, Tahapan Jiwa Baru 3, Tahapan Formasi Jiwa 1, Tahapan Formasi Formasi Jiwa 2, Tahapan Formasi Jiwa 3 ( untuk Tahapan Formasi Jiwa 3, Ceng Tian tidak dapat melihat nya, karena Ceng Tian pada saat itu baru mencapai Tahapan Formasi Jiwa 2, tapi dapat merasakan tekanan nya ), masih meningkat sampai terakhir mencapai Tahapan Transformasi 1.
Dengan pengalaman bertarung nya, Ceng Tian dengan tenang mengeluarkan Tongkat Naga Sejatinya.
“Makanan lezat datang wkwkwk, setelah hidangan pembuka, akhir nya datang hidangan utama, kamu sungguh beruntung karena akan merasakan Tahapan Transformasi.”kata si Bungkuk.
Orang bertubuh bungkuk itu dengan sengaja menyebutkan tingkat kultivasinya, untuk membuat takut lawan dan melemahkan mental lawan nya.
“Hmm, seperti nya kamu cukup percaya diri, menarik, sungguh menarik, ingin kulihat dengan modal apa, kamu menghadapiku, wkwkwkwk.”kata orang bertubuh bungkuk.
Si bungkuk meninju ke arah depan ( Ceng Tian dan si bungkuk terpisah jarak 100 m, dan posisi mereka sama tinggi nya).
Si Bungkuk meninju, dari kepalan tinju nya muncul puluhan bahkan ratusan kepala tengkorak bertanduk bercaling dan juga berwarna hijau, semua menuju ke arah Ceng Tian.
Ceng Tian memutar mutar tongkat nya dengan cepat ( seperti baling baling pesawat yang sedang berputar).
Kepala tengkorak tengkorak tersebut, tidak ada satu pun yang menembus pertahanan Ceng Tian.
Si bungkuk kembali memukul, kepala kepala tengkorak hijau tersebut sekarang tidak hanya mengarah ke arah depan nya Ceng Tian, tapi juga menyerang dari atas, bawah dan belakang nya Ceng Tian.
Ceng Tian sambil memutar tongkat, badan nya pun ikut berputar, sehingga membentuk bola angin.
Pertarungan sudah berjalan selama 1 jam, si bungkuk merasa frustasi sehingga serangan nya mengendur, hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Ceng Tian.
Tiba tiba dari bola angin tersebut muncul kepala naga berwarna ungu yang menuju ke si bungkuk, dalam waktu singkat semua wujud naga ungu itu mengarah ke si bungkuk.
Dalam keterkejutan nya, si bungkuk memutar ke 2 telapak tangan nya, sehingga muncul 1 buah kepala tengkorak besar untuk jadi perisai, tapi apa daya, tetap saja hancur, dan naga ungu tersebut menabrak badan si bungkuk, membuat si bungkuk seperti meteor jatuh, terhempas ke bawah.
Tubuh si bungkuk menabrak pohon pohon dan terakhir menabrak batu yang sangat besar, sehingga membuat batu besar tersebut seperti goa.
Ceng Tian melayang turun dengan hati hati, menjaga diri dari serangan balik musuh.
Sampai di dekat Batu besar, menunggu, tapi si bungkuk tidak keluar.
Akhir nya Ceng Tian masuk ke dalam, ternyata si bungkuk sudah tidak ada, hanya terlihat sedikit retakan di tanah.
“Ilmu raib ke dalam bumi?” pikir Ceng Tian.
(*Terima kasih kepada para Pembaca yang terhormat, mohon maaf bersambung di Bab 2C 🙏🏼🙏🏼😃, semoga pembaca berbahagia dan sehat selalu ).
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!