Malam itu.. Julian berhasil melarikan diri dari kereta kuda yang tengah membawanya. Julian melompat dari sana dan berlari secepat mungkin menyusuri Rose Hill seorang diri untuk melarikan diri dari kejaran kedua pelayan yang berusaha untuk membunuhnya.
Sampai pada akhirnya Julian berhasil bersembunyi di dalam sebuah gerobak kayu yang saat itu sedang berada di sekitar ladang jagung, ia bersembunyi di dalamnya sambil terus memanjatkan doa-doa dan segala pujian agar tuhan menyelamatkan dirinya. Tak lama kemudian Julian merasakan gerobak tersebut mulai bergerak, Julian memberanikan diri untuk memunculkan kepalanya keluar untuk melihat keadaan disekitarnya dan disana Julian pun melihat seorang kakek dan nenek renta sedang bergotong royong mendorong gerobak yang dinaiki olehnya.
"Ya Tuhan..."
Ucap seorang nenek yang terkejut ketika menyadari ada seorang anak kecil yang sedang berada di dalam gerobak milik mereka. Melihat Julian yang sedikit gemetaran, pasangan renta itu seolah telah mengerti, mereka kembali menutup gerobak tersebut dengan sebuah kain dan memilih untuk tidak menanyakan apapun telebih dulu kepada anak itu.
Karena malam yang begitu gelap, pasangan renta tersebut masih belum mengetahui siapakah anak yang tengah mereka bawa. Pasangan renta itu segera membawa Julian kembali kerumahnya, membuatkan Julian secangkir susu panas dan memberinya sebuah roti yang sedikit keras.
"Apa yang terjadi padamu, nak?" Tanya si kakek.
Sang kakek melihat tubuh dan pakaian julian yang telah terlihat kotor bercampur dengan tanah dengan sedikit luka gores yang berada dilututnya.
"Kau memakai pakaian yang sangat indah, apakah kau akan menghadiri pesta keluarga Richie di puncak bukit?" Tanya si kakek lagi.
Tetapi Julian masih terdiam tidak menjawab apapun dan hanya meminum susu panas yang telah diberikan oleh mereka.
Kali ini sang nenek memilih untuk bertanya, "Dimana Ibumu? Apakah kau terpisah dengan dirinya?"
Pertanyaan sang nenek kali ini membuat Julian mengingat kembali semuanya. Julian langsung menangis dan membuat pasangan renta tersebut sedikit panik dan kebingungan.
Sang nenek pun memeluk Julian, berusaha menenangkan dirinya sambil sesekali merayu Julian agar ia bisa menceritakan apa yang telah terjadi.
Julian pada akhirnya mengatakan bahwa ibunya telah terbunuh. Terkejut mendengar hal tersebut sang nenek pun menyuruh Julian untuk menceritakan semuanya sedari awal, ia pun mengatakan jika ia dan ibunya sedang dalam perjalanan ke sebuah pesta yang diselenggarakan oleh salah satu keluarga bangsawan yang tinggal di wilayah Rose Hill, tetapi di dalam perjalanan disaat ibunya tengah memejamkan mata, pelayan wanita yang ikut bersama mereka tiba-tiba mengeluarkan sebuah pisau dan menusuknya.
Julian tentu saja berteriak meminta pertolongan dari si pengendara kereta kuda yang sedang membawa mereka, Julian berteriak, menyuruhnya untuk berhenti dan memberitahu tentang apa yang terjadi kepada si pengendara dengan harapan ia akan segera menolong mereka berdua.
Tetapi kenyataannya tidaklah seperti itu ...
Si pengendara kuda ternyata sedari awal sudah berkelompot dengan pelayan wanita yang telah menusuk ibu dari Julian tersebut. Pengendara kuda menghentikan kereta kuda yang tengah ia kendarai dan justru berusaha memegangi tubuh Julian dengan kuat agar si pelayan wanita bisa melakukan hal yang sama seperti yang telah ia lakukan kepada ibu dari Julian sebelumnya.
Julian pun memberontak, ia berteriak sekuat-kuatnya dan berusaha melepaskan diri, tetapi ia hanyalah anak berusia 5 tahun, apa yang ia bisa lakukan?
Di tengah-tengah kesadaran yang tersisa, sang ibunda melihat apa yang telah kedua pekerja itu lakukan terhadap putra kesayangannya itu. Dengan suara yang hampir tidak terdengar disertai dengan air mata di pipinya, ia memohon kepada kedua pekerja istana tersebut untuk melepaskan putranya. Tetapi tentu saja mereka tidak menuruti sang ibu semudah itu
Pada akhirnya, ia menatap wajah putranya dan menyuruhnya untuk segera berlari.
"Larilah... Julian!"
Setelah mendegar apa yang dikatakan oleh ibunya, Julian memberontak sekuat tenaga dan berhasil melepaskan tubuh kecilnya itu dari jeratan si pelaku. Tanpa berpikir panjang Julian berlari sekuat tenaga menyusuri Rose Hill sambil secara terus-menerus memanjatkan doa dan pujian di setiap hembusan nafasnya.
Sampai pada akhirnya ia berhasil bersembunyi di dalam gerobak yang ia temukan di ladang jagung dan dipertemukan oleh kedua pasangan renta tersebut.
*****
Setelah mendengar perkataan Julian yang mengatakan jika Ibunya telah terbunuh, pasangan renta tersebut pun tentu saja tidak tahu harus mengatakan apa. Mereka berusaha menenangkan Julian dan terus mengelus-elus punggungnya agar ia bisa berhenti menangis.
Sang nenek pun pada akhirnya masuk ke dalam kamarnya dan membawakan sebuah baju ganti untuk Julian. Dengan lemah lembut nenek tersebut merayu Julian agar melepaskan pakaian miliknya dan menggantinya dengan sebuah pakaian lusuh milik sang kakek.
Walaupun terlihat cukup kebesaran, tetapi setidaknya itu lebih baik.
"Apakah kau ingin mandi terlebih dahulu nak?" Tanya si nenek, Julian pun menggelengkan kepalanya.
Saat sang nenek membantu melepaskan pakaian milik Julian, ia baru saja menyadari jika Julian adalah seorang putra mahkota dari Kerajaan yang mereka tinggali setelah melihat liontin dari sebuah kalung yang tergantung di leher Julian yang merupakan lambang dari kerajaan Rose itu sendiri.
Tangan sang nenek pun langsung gemetar ketika menyadari hal tersebut dan langsung menceritakannya kepada suaminya. Kakek dan nenek tersebut awalnya hanya mengira jika Julian hanyalah seorang anak bangsawan biasa, karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki, kedua pasangan tersebut memang tidak begitu mengenal secara penuh anggota kerajaan dengan baik. Yang mereka ketahui hanyalah sang Raja dan Ratu saja karena mereka berdua sering terlihat di acara-acara publik dan juga acara-acara amal yang sering diselenggarakan.
"Nak, apakah ibumu yang terbunuh itu adalah Ratu Lily?" Tanya si kakek untuk memastikan.
Julian pun mengangguk.
Sang kakek pun menanyakan kembali ...
"Apakah istana telah mengetahui kejadian ini?"
Kali ini Julian pun menggelengkan kepalanya.
Dengan sigap si kakek pun segera berganti pakaian hangat dan mengajak si nenek untuk segera membawa Julian kembali ke istana dengan alasan takut jika Raja khawatir dan mencari keberadaan putranya.
Sang kakek pun menggendong Julian menaiki gerobak miliknya dan meminta maaf kepadanya karena dirinya harus menempatkan Julian di tempat yang tidak layak. Sebuah gerobak yang kotor dan keras karena terbuat dari papan kayu.
Pada akhirnya sang kakek dan nenek renta itu berjalan kaki dengan membawa gerobak tersebut berpuluh kilometer dari Rose hill menuju istana untuk membawa Julian kembali pulang.
Walaupun sesekali beristirahat karena terlalu letih, mereka pada akhirnya sampai di pintu gerbang istana Rose. Para penjaga pun menghampirinya dan menanyakan apa keperluan mereka berdua datang ke istana tengah malam seperti ini.
Waktu telah menunjukan pukul 12.40 tengah malam.
Sang kakek pada akhirnya membuka kain yang menutupi gerobak milik mereka dan menunjukan Julian kepada para penjaga tersebut. Dengan panik para penjaga pun mempersilahkan mereka masuk dan segera memanggil sang Raja.
Ayah Julian yang bernama Raja Russel Rose pun muncul.
Raja Russel keluar bersama dengan 1 pelayan pribadinya, namanya adalah Edward. Tentu saja Raja Russel sangat terkejut melihat keberadaan putranya yang tertidur pulas didalam sebuah gerobak lusuh.
Ia pun menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Sepertinya kabar kematian dari istrinya dan apa yang telah menimpa istri dan putranya tersebut belum terdengar ke telinga Raja Russel karna ia masih terlihat cukup tenang.
Sang kakek pun menceritakan awal mula ia bertemu dengan julian dan mendapati Julian tiba-tiba berada di dalam gerobak miliknya.
"Tetapi Yang Mulia... Saat kami tanya, pangeran mengatakan jika ibunya telah mati terbunuh, oleh sebab itu kami segera langsung membawanya kembali ke istana" ucap kakek tersebut.
"Jadi apakah Tuan dan Nyonya membawa gerobak ini dari Rose Hill dengan berjalan kaki?" Tanya Edward.
Sang nenek pun mengangguk.
Edward langsung dengan segera menyuruh para petugas yang berada disekitar mereka untuk membawa kedua pasangan tersebut untuk masuk ke dalam dan memberikan sesuatu yang hangat untuk mereka.
Raja Russel pun mendekati putra satu-satunya yang sedang tertidur pulas di dalam gerobak tersebut dan mencoba membangunkannya dengan suara yang sangat halus.
"Julian.. Sayangku Juli, bangunlah" ucap Raja Russel mengusap pipi dan rambut anaknya tersebut.
Julian pun membuka matanya dan melihat kesekeliling. Ketika ia menyadari jika ia sudah berada di rumahnya dan melihat wajah yang ia kenali, ia kembali menangis.
Raja Russel pun langsung menggendong putranya tersebut dan membawanya masuk ke dalam sambil terus mengelus-elus punggungnya agar Julian berhenti menangis.
Raja Russel membawa Julian duduk bersama dengan kakek dan nenek tersebut dan menanyakan sekali lagi tentang apa yang terjadi kepada putranya untuk memastikan.
"Julian.. jawablah.. Apa yang terjadi dengan ibumu? Apakah yang dikatakan nenek dan kakek ini benar?"
Raja Russel masih berusaha tetap tenang dan menyuruh putranya tersebut untuk menjelaskan semuanya sedari awal.
Sambil menangis, Julian pun menceritakan semua yang telah terjadi dengan terbata-bata.
Setelah mendengar apa yang Julian katakan, Raja Russel segera menyuruh Edward untuk mengirim seseorang untuk mengecek lokasi yang telah dikatakan oleh Julian.
Ternyata Raja Russel belum mengetahui tentang kejadian yang menimpa istrinya dan sampai saat tadi ia masih berpikir jika istri dan anaknya tersebut masih berada di dalam pesta karena belum ada seseorang yang mengabarinya tentang kejadian na'as tersebut.
Raja Russel pun menyuruh kedua pasangan renta tersebut untuk menginap di dalam istana karena sudah masuk tengah malam. Ia pun segera memanggil salah satu pelayan wanita untuk membawa Julian kembali ke kamarnya dan menemani Julian sampai ia tertidur kembali.
Tetapi....
Julian kembali menangis dan mengatakan jika ia tidak ingin ditemani oleh pelayan wanita tersebut dan mengatakan jika hanya ingin pergi tidur jika bersama sang Ayah, Edward atau kakek dan nenek tersebut.
Dengan halus Raja Russel menolak permintaan Julian karena masih banyak hal yang harus ia dan Edward kerjakan.
Trauma pertama dalam hidup Julian sepertinya mulai terlihat muncul.
Pada akhirnya dengan penuh pertimbangan Raja Russel memperbolehkan putranya tersebut untuk tidur dengan pasangan renta yang baru saja ia temui hari itu.
######################
Keesokan harinya, istana tentu saja benar-benar terlihat kacau karena semalam Sang Ratu telah benar ditemukan tewas di sebuah perkebunan di sekitar Rose Hill bersama kereta kudanya yang telah hancur.
Sang pengemudi dan pelayan wanita yang bersamanya tidak ditemukan dan itu menjadi sebuah fakta yang membenarkan tentang cerita yang dikatakan oleh Julian.
Saat ini Raja Russel belum mengetahui alasan dibalik kedua pekerjanya melakukan hal tersebut dan para polisi masih mencari keberadaan mereka.
Polisi mengatakan jika mereka semua sudah berkunjung ke rumah kerabat dan keluarga dari kedua pekerja itu tetapi tidak ada satupun yang mengetahui keberadaan mereka saat ini.
Pada akhirnya Raja Russel menjebloskan kedua orangtua, kekasih dan juga saudara-saudara mereka ke dalam penjara, lalu ia menyebar berita penangkapan mereka ke surat kabar seluruh negeri demi memancing agar kedua pekerja yang bertanggung jawab atas kematian istrinya tersebut segera keluar dari persembunyiannya untuk menyerahkan diri.
Disertai dengan ancaman yang bertuliskan ...
"jika tidak segera menyerahkan diri, para keluarga maupun pasangan dari kalian yang telah ditangkap akan segera dieksekusi guna menebus kematian dari Ratu Lily"
Benar saja, dalam waktu 3 jam dari berita tersebut dikeluarkan. Kedua pelaku datang untuk menyerahkan diri. Mereka mengatakan jika seseorang yang tidak dikenal telah membayar mereka dengan jumlah yang sangat besar untuk membunuh sang Ratu dan pangeran mahkota.
Tetapi saat ditanya siapa orang yang telah menyuruh mereka berdua, mereka menjawab jika mereka tidak mengetahui tentang hal itu. Mereka berdua mengatakan jika seseorang telah meninggalkan sebuah tas berisi uang yang sangat banyak di dalam kamar milik mereka beserta dengan sepucuk surat yang berisi perintah atas pembunuhan tersebut disertai dengan opsi-opsi dan cara pembunuhan yang juga dijelaskan secara detil di surat yang mereka terima.
Di surat tersebut juga dikatakan agar mereka berdua merahasiakan tentang rencana pembunuhan itu karena tidak ada satupun orang yang mengetahuinya kecuali nama masing-masing dari si pengendara kereta kuda dan si pelayan wanita.
Di surat yang diterima oleh pelayan wanita tertulis nama si pengemudi pria dan di surat milik si pengemudi pria, tertulis nama si pelayan wanita.
Pada akhirnya mereka berdua bertemu satu sama lain untuk berdiskusi. Uang dengan jumlah banyak yang berada di hadapan mata mereka saat itu pada akhirnya menghilangkan kesetiaan mereka kepada keluarga Rose selama ini.
Mereka berdua pada akhirnya memohon ampun, bersujud dan bahkan menciumi kaki Raja mereka demi meminta pengampunan.
Mereka mengatakan jika mereka melakukan hal tersebut karena si pemberi perintah tersebut meyakinkan mereka berdua dengan mengatakan jika tidak ada yang akan mengetahuinya. Penulis surat tersebut mengatakan di dalam suratnya,
"Tidak perlu khawatir, karena jalan di wilayah Rose Hill yang gelap dan mendaki, kalian bisa mengatakan jika itu adalah ulah dari pada bandit gunung yang biasa merampok gerobak pembawa sayur-sayuran atau kalian juga bisa mengatakan kalau sebuah kecelakaan telah terjadi di dalam perjalanan karena jalan disana yang sangat amat gelap"
"Itu yang mereka katakan pada kami Yang Mulia! kami akhirnya berniat untuk membunuh Ratu dan juga pangeran Julian saat mereka tertidur agar lebih memudahkan, tetapi ternyata pangeran Julian tidak tertidur pulas dan ia menyadari hal tersebut dan segera malarikan diri" Itulah kronologi yang kedua pelaku katakan kepada Raja Russel.
Lalu? Apakah Raja Russel memaafkan mereka?
Tentu saja tidak, Raja Russel menyuruh polisi untuk mengikat mereka berdua di sebuah kursi dan ia pun memukul serta menendang mereka berdua dengan kedua tangan dan kaki Raja Russel sendiri sampai ia benar-benar merasa puas.
Setelah puas, Raja Russel pada akhirnya menghunuskan pedangnya dan membunuh mereka berdua dengan kedua tangannya sendiri.
Apakah mereka mati?
Jawabannya "Tentu saja".
********
Setelah prosesi pemakaman Ratu Lily telah selesai. Raja memanggil kedua pasangan renta yang sejak kemarin masih belum diperbolehkan kembali ke Rose Hill karena harus menemani Julian terlebih dahulu.
Raja Russel mempersilahkan mereka berdua untuk duduk dan Julian yang sebelumnya dipangku oleh sang nenek segera berpindah ke pangkuan ayahnya.
Raja Russel mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pasangan renta tersebut dan memberikan sebuah hadiah sebagai rasa terima kasih berupa beberapa keping emas dan ......
Edward meletakan sebuah kotak kayu yang memiliki sebuah ukiran bunga Rose diatas meja dan membukanya.
Hadiah yang diberikan kepada pasangan itu ternyata adalah beberapa keping emas dan beberapa perhiasan peninggalan dari Ratu Lily. Terlihat sebuah perhiasan lengkap 1 set mulai dari anting, kalung, gelang dan cincin berada di dalam kotak tersebut.
Tetapi....
Sang nenek justru menutup kotak perhiasan kayu tersebut dan kembali menggesernya kearah Raja Russel sebagai tanda penolakan darinya.
"Maaf Raja Kami yang Agung, kami tidak bisa menerima apa yang ada di dalam kotak ini"
Raja Russel pun menanyakan alasan dari sang nenek dan sang nenek mengatakan jika itu adalah barang peninggalan dari sang Ratu sehingga akan lebih baik jika Sang Raja mewariskannya kepada keluarga kerajaan yang lain.
Raja Russel pun menjawab jika yang ada di kotak tersebut hanyalah sedikit dari banyaknya perhiasan yang dimiliki oleh istrinya, jadi Raja Russel mengatakan kepada sang nenek jika ia tidak perlu khawatir, karena perhiasan tersebut bukanlah satu-satunya perhiasan yang ditinggalkan oleh istrinya.
Tetapi, sang nenek pun kembali menolaknya. Kali ini dengan alasan yang kedua ia mengatakan ...
"Yang Mulia, saya sudah sangat tua untuk memiliki perhiasan seperti ini dan kami tidak memiliki keturunan untuk mewariskan perhiasan ini nantinya. Umur kami pun mungkin tak akan lama lagi. Jadi... Akan lebih baik jika kami tidak menerimanya dan Yang Mulia bisa memberikannya kepada orang yang tepat"
Sang Raja pun mengatakan kepada sang nenek jika ia bisa menjual perhiasan tersebut untuk membeli biaya kebutuhan sehari-hari dan tidak ada larangan sama sekali mengenai hal itu.
Pada akhirnya kedua pasangan tersebut menerimanya dan mereka segera diantar kembali ke Rose Hill oleh salah satu pekerja istana.
#########################
Julian berubah menjadi anak yang pemurung, ia juga menjadi takut dengan semua pekerja dewasa yang berada di dalam istana. Ia enggan dilayani dan ditemani oleh mereka dan selalu menempel kemanapun ayahnya dan Edward pergi.
Julian mulai tidak ingin tidur di dalam kamarnya sendiri, pergi ke sekolah hanya mau diantar oleh Edward, dijemput oleh Edward dan harus ikut kemanapun sang Ayah dan Edward pergi.
Bahkan sesekali Julian terpaksa harus absen pergi sekolah jika sang Ayah dan Edward memiliki pekerjaan lain yang harus dilakukan sejak pagi dan tidak ada waktu untuk mengantar dan menjemput Julian di sekolah nantinya.
Belum lagi sang Raja mau tidak mau harus kembali ke istana sebelum malam tiba karena harus memikirkan waktu tidur untuk Julian yang saat ini setiap harinya harus tidur bersamanya.
Tentu saja Raja Russel menjadi sangat kewalahan. Ia tidak bisa merubah posisi Edward untuk menjadi pelayan bagi putranya karena Edward merupakan orang kepercayaan Russel dan tidak bisa mempercayakan hal lain selain kepada Edward.
Terlebih...membawa Julian yang masih berumur 5 tahun kemanapun Russel pergi untuk urusan pekerjaan, tentu saja bukan suatu hal yang baik, karena masih banyak pekerjaan dari Raja Russel yang masih belum bisa pantas diketahui oleh anak berusia 5 tahun.
Pada akhirnya setelah 2 bulan itu semua berlangsung sejak kematian istrinya, Raja Russel benar-benar sudah menyerah. Ia akhirnya memutuskan untuk membawa pasangan kakek dan nenek itu kembali ke istana untuk memperkerjakan mereka berdua.
Keesokan harinya, setelah Raja Russel dan Edward mengantar Julian ke sekolah, mereka berdua langsung menuju ke Rose Hill untuk mendatangi rumah si kakek dan nenek sambil mengatakan maksud kedatangan mereka dan meminta agar mereka berdua bisa ikut ke istana.
"Aku akan membayar Tuan dan Nyonya, yang Tuan dan Nyonya harus lakukan hanyalah menemani Julian, memasak untuk Julian, mengantar serta menjemput Julian ke sekolah"
Untungnya saat ditanya apakah sang kakek masih sanggup untuk mengendarai sebuah kereta kuda, ia menyanggupinya.
Semuanya sudah diputuskan dan pada akhirnya pasangan renta itu mulai bekerja di istana sejak keesokan harinya.
#######################
Malam hari sebelum kedatangan mereka, Raja Russel kembali menanyakan kepada putranya tersebut untuk memastikan apakah jika itu adalah si kakek dan nenek, Julian akan benar-benar mau untuk dilayani oleh mereka dan membiarkan ayahnya dan Edward bekerja secara normal kembali.
Julian pun mengangguk.
Sejak hari itu, Julian tumbuh dengan diurus oleh pasangan renta itu. Kenyataan bahwa pasangan tersebut tidak memiliki keturunan berdampak baik karena pada akhirnya mereka bisa memperlakukan Julian seperti anak atau cucunya sendiri.
Julian pada akhirnya bisa kembali menjadi anak yang aktif kembali. Ia juga sudah mulai sedikit terbuka kepada para pekerja lain di istana, walaupun hanya masih dalam tahap bertegur sapa.
Julian masih tetap tidak mau jika dilayani atau diantar berpergian oleh mereka, tetapi walaupun begitu, sebuah proses yang baik untuk Julian yang sudah mau mulai berbicara dan menegur pekerja lainnya.
Beberapa tahun setelahnya, Sang kakek lah yang pertama kali meninggal dunia. Bukan karena dibunuh atau suatu hal negatif lainnya. Tetapi murni karena usianya yang sudah tua. Sang kakek terkena serangan jantung dan meninggal begitu saja.
Kematian sang kakek tentu saja membuat Julian kembali merasa terpukul dan kehilangan. Walaupun lebih banyak menghabiskan waktunya bersama si nenek karena si kakek pada akhirnya lebih banyak ditugaskan untuk mengurus tanaman dan kebun di istana, tetap saja....
Di usia Julian yang sudah memasuki 7 tahun. Kaki sang nenek mulai tidak bisa berdiri dengan kuat dan normal yang mengharuskan dirinya untuk duduk di kursi roda.
Menyadari hal tersebut sang Ayah memanggil Julian ke kamarnya dan mengatakan kepada putranya tersebut untuk berhenti berlarian dan mengajak si nenek bermain yang akan membuatnya lelah. Tentu saja Julian mengangguk dan menuruti perkataan ayahnya tersebut.
Memasuki usia 7 tahun adalah waktu normal bagi anak-anak seusia Julian untuk masuk ke sekolah grade 1. Tidak adanya si kakek membuat Julian kembali menolak untuk pergi ke sekolah karena Julian masih belum mau diantar oleh pekerja lain.
Pada akhirnya setelah menidurkan Julian, sang nenek datang menghadap Raja Russel dengan mendorong kursi rodanya sendiri menuju kamar Raja nya tersebut.
Edward yang membukakan pintu untuknya segera mempersilahkan nenek itu masuk.
Dengan ramah Raja Russel bertanya tentang maksud dari kedatangan nenek itu ke ruangannya malam-malam seperti ini.
Sang nenek yang menyadari jika dirinya sudah semakin tua dan tidak kuat lagi, ia datang dengan maksud untuk memberikan suatu masukan kepada Raja Russel.
"Yang Mulia, aku tidak tahu umurku tersisa berapa tahun lagi, tetapi ......"
Belum selesai nenek itu menyelesaikan perkataannya, Raja Russel langsung segera memotongnya, ia mengatakan ...
"Julian tidak akan bisa menerima pelayan baru, kami sudah sering membujuknya dengan mengatakan bahwa kakek dan nenek saat ini sudah tua, tetapi setelah kami menawarkan seorang pelayan baru untuk menjaganya Julian selalu menolak dengan mengatakan "bagaimana jika orang itu juga membunuh kakek dan nenek nantinya?"
"Bukan seperti itu Yang Mulia....." Sang nenek mencoba menjelaskan maksud yang sebenarnya.
Nenek pun mengatakan, jika Julian lebih membutuhkan seseorang yang memiliki usia yang sama dan sebaya dengan dirinya, Ya seorang anak kecil untuk teman bermain Julian.
"Yang Mulia bisa mendidik anak tersebut secara tidak langsung untuk menjadi pelayan bagi pangeran Julian nantinya, kemungkinan besar pangeran Julian tidak akan menolak hal tersebut karena pangeran sendiri tidak pernah menunjukan rasa takut jika dengan anak-anak seusianya".
Raja Russel dan Edward pun terdiam ...
"Haruskah aku membawa Julian ke Toko Budak untuk memilihnya sendiri?" Ucap Raja Russel.
Sang nenek tentu saja menolak dengan sangat jika Julian harus memilih seseorang dari tempat seperti itu. Toko Budak sendiri adalah sebutan untuk sebuah toko yang memperdagangkan budak-budak pria maupun wanita, begitupun juga dengan anak-anak.
Ya.. Di Kerajaan Rose sendiri memang tidak ada larangan sama sekali mengenai hal tesebut dan mereka melegalkan.
Disana para pemilik toko biasanya menempatkan barang-barang dagangan mereka di dalam sebuah kandang hewan dengan merantai kedua tangan dan kaki orang-orang yang mereka jual. Lalu si pemilik toko atau pekerja disana akan mengajak para pembeli yang mengunjungi toko mereka berkeliling agar bisa memilihnya sendiri manusia-manusia yang sedang mereka jual.
Tentu saja itu bukanlah sesuatu hal yang baik untuk ditunjukan kepada anak seusia Julian.
"Yang Mulia......." Ucap sang nenek dengan memohon
Sang nenek menjelaskan kepada Raja Russel jika pada dasarnya Julian memiliki hati yang sensitif dan empati yang begitu besar. Membawa Julian ketempat seperti itu tentu saja bukan rencana yang baik, karena disana Julian akan melihat banyak anak-anak seusianya yang dikurung layaknya binatang dengan tangan dan kaki yang dirantai. Belum lagi jika Julian disana harus melihat anak-anak itu diperlakukan tidak semestinya.
"Yang Mulia... Itu akan membuat Julian semakin takut terhadap orang dewasa" Ucap nenek tersebut.
Sang nenek pun mengatakan jika akan lebih baik jika Sang Raja membawa Julian ke sebuah panti asuhan dan memilihnya dari sana. Raja Russel pun menerima ide dan masukan dari sang nenek dan mengatakan jika ia dan Edward akan segera mengurusnya.
Setelah selesai mengutarakan semuanya, Sang nenek pun segera pamit dari ruangan Raja Russel. Ia pun diantar kembali ke kamarnya oleh Edward.
################
🌹Next Chapter : Teman baru untuk Julian.
Ditunggu ya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!