NovelToon NovelToon

'Ilmu Kebatinan' Ajaran Sang 'Dewi Rubah'

Episode 1. Bermula di Hutan terlarang

"Berhentilah, anak muda!"

Di jalanan, tampak sekelompok geng motor sedang melaju di jalanan menuju hutan. Mereka bermaksud masuk ke sana untuk mendatangi lokasi terakhir anggota geng motor yang hilang. Ini adalah Geng motor yang aku pimpin sejak awal masuk SMP.

Ini menunjukkan pukul 23.56, sudah tengah malam. Menurut rekan geng motor yang aku rintis ini, dia mengatakan, temanku masuk ke hutan ini lalu tidak pernah kembali.

Saat perjalanan kali ini, seseorang telah menghadang jalanku. Dia adalah sosok kakek tua yang terlihat masih sehat bugar. Aku tidak mengerti, mengapa dia menghentikanku.

"Anak muda, ini adalah hutan larangan. Jangan masuk ke hutan ini sama sekali atau kalian akan menanggung hal terburuk," ucapnya

"Ada apa, Kek?" tanyaku terheran. "Memangnya ada apa di dalam sana?"

"Anak muda. Hutan ini adalah wilayah kekuasaan Siluman gaib yang sangat kuat. Janganlah berhemat untuk memasukinya, walaupun dengan alasan yang besar sekalipun."

"Takhayul!" Aku sama sekali tidak percaya dengan hal itu.

"Aku tidak percaya! Lagipula, kami datang cuma buat cari temanku yang tersesat di Hutan ini. Kakek sebaiknya tidak mengganggu kami! Semuanya, Ayo masuk!" Aku tidak memperdulikan ucapan kakek itu, karena aku tidak peduli apapun selain menemukan anggota geng motorku yang hilang.

"Astafirulah'aladzim. Anak muda itu benar-benar keras kepala. Aku rasa, Konsekuensi yang buruk akan segera menimpa mereka semua. Padahal masih muda, sayang sekali," ucapnya yang langsung menghilang.

Aku kini memasuki hutan itu bersama semua temanku, dengan lampu senter yang membekali mereka. Merasa bahwa hutan ini terlalu luas, aku merenung sejenak. "Coba berpencar. Hutan ini terlalu luas, sementara waktu kota udah mepet nih! Gue bakal nyari ke situ, sisanya berpencar," ucapku sembari menunjuk ke suatu arah

"Harusnya sih begitu, tetapi kaubtifak takut tuh ke sana sendirian?" tanya temanku.

"Ya elah, begini aja takut, mending jadi banci aja tuh!" cibir aku yang membuat mereka langsung tertawa. "Sudah, gue ke sana dulu. Semoga berhasil ketemu, kalo tidaj, kasian tuh orang tua dia."

Dengan langkah mantap, aku memasuki bagian hutan yang gelap. Suasana hutan yang sunyi dan gemuruh daun kering di bawah langkahku membuat hatiku berdebar-debar. Namun, tekad untuk menemukan temanku memandu setiap langkahku.

Tak lama kemudian, aku mulai mendengar suara aneh di tengah hutan yang membuat bulu kudukku merinding. Meskipun hatiku berdegup kencang, aku terus melangkah maju. Semakin dalam aku masuk, semakin tebal pula kegelapan di sekitar.

Di tengah hutan ini, aku menyusuri hutan sambil berteriak, "David, dimana elu?!" Namun, langkahnya terhenti saat melihat sesuatu yang membuatku sangat tidak percaya dengan apa yang aku lihat.

Di hadapanku, ada seekor Rubah putih yang terkurung di dalam jebakan, hanya saja dia punya 9 ekor. "Buset, ada kyuubi!" ucapku terkejut saat melihatnya. Segera aku dekati dia untuk memastikan hal itu, dan ternyata memang benar ada Rubah dengan sembilan Ekor.

Aku langsung merogoh saku, dan menemukan ponselku, namun malah mati total, padahal tadi masih full battery. "Sayang banget deh, padahal mau photo!" ucapnya menggerutu kesal.

Jujur saja, aku sama sekali tidak percaya hal gaib apapun, bahkan rubah sembilan Ekor ini aku rasa terjadi karena penyimpangan gen ataupun mutasi. Sayang sekali... padahal ingin aku foto dan aku tunjukkan ke anggota geng aku bahwa aku menemukan Rubah yang mengalami penyimpangan. Ini disebut Rubah legendaris? Tidak! Itu hanya terjadi karena penyimpangan gen!

Aku mulai jongkok, mencoba menatap Rubah ini, yang kelihatan sekali tampak ketakutan, membuatku semakin percaya bahwa dia adalah Rubah hasil eksperimen. Rasanya, ingin sekali aku merawatnya, hanya saja dia adalah Rubah, bukan seekor kucing. Orang tuaku pasti sangat tidak setuju.

Aku mulai membuka perangkap Rubah itu dan mengeluarkannya dari sana, lalu segera mengusirnya. "Pergilah jauh-jauh dan jangan sampai terkena perangkap lagi!" ucapku kepadanya yang langsung berlari ke kegelapan hutan."

Aku lanjutkan perjalananku, sampai tiba-tiba ponselnya hidup sendiri tanpa sebab. Bukankah tadi mati total? Bagaimana ponsel ini bisa hidup? Begitu pikirku.

Seketika, terdengar suara desiran daun dan langkah kaki di belakangku. Aku berbalik cepat, tapi tak ada apa-apa. Hatiku mulai measa gelisah. Namun, aku terus melanjutkan perjalanan, mengabaikan rasa ketidaknyamanan yang melanda.

Setelah beberapa saat, aku tiba di sebuah tempat yang terasa aneh. Di tengah hutan, ada sebuah terang yang memancar, mirip seperti cahaya bulan purnama yang memantul di permukaan air. Aku mendekatinya, dan di tengah cahaya itu, aku melihat bayangan seseorang gadis yang sangat cantik jelita.

"Buset, di hutan begini kok ada gadis cantik seperti dia?" tanyaku kepada diri sendiri. Aku mulai berniat untuk melangkah lebih jauh, namun seketika aku teringat sesuatu. "Hey Fokus! Tujuan gue kan nyari temen gue yang ilang. Masa iya harus putar setir? Eh,, coba gue tanya ke dia aja. Siapa tau dia tau sesuatu."

Aku coba mendekatinya, lalu mulai bertanya, "mbak, pernah liat teman gue yang make jaket seperti ini, tingginya 150 an senti, dia juga suka bawa tas Hello kitty ga?"

Ya, temanku itu sejatinya adalah Wibu, tas nya saja ada karakter anime Oishi no ko yang aku Sebut aja itu Hello kitty.

"Gadis itu menoleh ke arahku dan menunjukkan paras cantiknya yang membuatku terpana. 'Buset, cantik bener ni cewek anjir. Tapi kok bisa ada di tengah hutan begini, yak?" tanyaku di dalam benak.

"Aku sempat melihatnya. Ayo ikuti aku," ucapnya lalu berjalan ke arah tenggara. Aku seolah terpikat olehnya dan mulai mengikuti gadis ini.

"Kemarin malam, aku menemukan dia tersesat, lalu aku antar ke gubukku. Entah apa yang terjadi, dia malah menghilang," ucapnya.

Aku mendengarkan cerita gadis cantik itu dengan hati-hati, semakin yakin bahwa dia mungkin tahu sesuatu tentang temanku yang hilang. Kami berjalan melalui hutan yang semakin lebat, cahaya bulan purnama membentang di atas pohon-pohon.

Sesekali, aku melihat bayangan-bayangan aneh di sekitar kami, tapi aku memilih untuk mengabaikannya. Pikiranku lebih fokus pada misi menemukan temanku yang hilang.

"Kami harus berhati-hati," ujarnya tiba-tiba. "Hutan ini memiliki energi mistis, dan sesuatu yang tidak biasa terjadi setelah dia menghilang."

Kami tiba di sebuah gubuk kecil yang terletak di dalam hutan. Aku melihat bekas-bekas pertarungan di sekitar gubuk itu, memberikan petunjuk bahwa sesuatu yang tidak wajar terjadi di sini.

"Dia hilang di dalam hutan ini, di tengah-tengah keanehan yang tak bisa dijelaskan," ucap gadis itu dengan serius. "Aku merasa bahwa ada kekuatan gelap yang mencoba mencengkeram hutan ini."

Tiba-tiba, suasana di sekitar kami berubah. Angin berhembus dengan keras, dan daun-daun kering berputar-putar di udara. Aku merasa adanya kehadiran yang tidak terlihat.

"Awas! Sesuatu datang!" kata gadis itu sambil menarik tanganku dan ditarik agar masuk ke gubuknya itu. Sejenak, aku bingung dengan kata-katanya barusan dan aku mulai mencoba memikirkannya walaupun tidak berhasil.

"Untuk sementara, tinggalah sementara di gubukku. Aku akan mengambilkan minum untukmu. Di luar sedikit berbahaya," ucapnya sembari berlalu. Aku lihat, gubuk ini terasa cukup horor untuk dilihat, maklum karena belum pernah melihat gubuk ini.

Sementara menunggu gadis itu kembali, aku merenung tentang segala kejadian aneh yang terjadi sejak memasuki hutan ini. Perasaan waspada dan rasa penasaran terus menyelimuti pikiranku.

Ketika gadis itu kembali dengan segelas air, sungguh mengejutkan karena dia mengenakan bra tipis sampai bauan tubuh yang tidak seharusnya dilihat itu terekspos. Mataku langsung tertuju ke arah bagian ini, sampai akal sehat segera memperingatkanku. "Mbak... ganti baju, ya? Kok pake baju yang ga sopan gitu?" tanyaku kepadanya. Meskipun aku dibilang badboy, namun aku termasuk badboy yang masih tahu batasan.

"Kau tertarik pada tubuhku?" tanya dia dengan senyumannya yang misterius.

"Tidak tertarik. Gue lebih suka fokus pada tunuanku, bukan pada hal lain. Jika kau terus menggodaku begitu, aku akan pergi meninggalkanmu!" ucapku Kesal. Secara bersamaan, ponsel aku berbunyi. Itu adalah telepon dari david, teman satu geng aku yang Hilang!"

Segera aku angkat panggilan telepon itu. "Halo, David, elu dari mana saja,hah? Kita semua cemas nyariin elu dasar Wibu! Kalau mau masuk ke hutan bilang dulu napa!" rutukku kesal

Namun obrolan berlanjut yang kemudian membuatku merinding sampai hampir saja menjatuhkan ponselku. "David, elu... nge-humor ya?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episode 2. Dia itu Siluman Rubah?

"Bro, elu dimana sekarang? Gw udah keluar dan elu mending cepetan keluar dari hutan larangan! Semua geng kita udah keluar semua tinggal elu aja yang belum! Percaya ama gue, bro! Hutan itu beneran mistis! Oh, ya! Kalo ketemu gadis cantik, mending ga udah diladenin, bro! Fokus aja tujuan untuk keluar dari hutan itu, soalnya Dia itu Siluman!"

Begitulah yang aku dengar dari panggilan telepon si David yang membuatku terdiam sejenak, mencerna kata-kata David. "Siluman? Apa maksudmu? Kan siluman itu ga ada, Woy!" ucapku masih pada ponsel itu, masih sulit percaya dengan apa yang aku dengar. Namun, ponsel itu kembali mati total, membuatku geram bukan main.

Gadis cantik itu tiba-tiba langsung mendekap tubuhku dari belakang, sambil berbisik di telingaku dengan nada yang membuatku merinding. "Dia benar. Hutan ini memiliki makhluk-makhluk yang tak terduga. Aku adalah salah satunya," ungkapnya dengan tenang.

Hatiku berdegup kencang mendengar pengakuan gadis itu. Aku berusaha untuk tetap tenang meskipun kebingungan dan rasa takut mulai menyergap. "Apa maksudmu bahwa kau adalah salah satunya?" tanyaku dengan suara bergetar. Aku sudah dibekap olehnya dari belakang dan rasanya aku sudah masuk ke dalam jebakannya.

Mendadak, aku mulai melihat adanya ekor panjang yang membelai pipiku. Ekor ini terasa sangat lembut, namun justru membuatku semakin merasa merinding dan ketakutan. Itu tidak terlihat ada satu, melainkan ada sembilan. Jangan-jangan, dia adalah....

"Aku adalah siluman Rubah," jawab dia yang membuat nafasku tertahan. Tubuhku merasa merinding ketakutan, rasanya, aku berharap bahwa ini dalam mimpi. "Jangan takut, karena kau lebih baik daripada temanmu, membuatku ambil keputusan bahwa kau milikku!"

"A-apa?" Aku terbelalak kaget mendengar ini. Apa itu berarti, Siluman ini telah menargetkan dirinya? Sangat gawat! "Jangan ketakutan begitu. Aku dapat membaca pikiranmu, loh!"

"Lepaskan aku," pintaku dengan nada memohon. "Aku masih belum mau mati!"

"Tidak, kau adalah milikku, jadi aku akan melakukan apapun yang aku mau padamu," ucapnya yang terdengar manja. "Aku pikir, kau adalah lelaki menyebalkan, namun setelah menguji kau sedari tadi, kau itu ternyata baik dan polos juga. Aku suka itu!"

Sudah tidak ada harapan! Aku sudah tertipu olehnya. Aku terjebak dan harapanku sekarang hanyalah... Aku ingin pulang!

"Kau mau pulang?" tanya dia dengan nada manjanya. Walaupun begitu, rasanya, ini tidak akan membantuku untuk menurunkan rasa takut, dan putus asa ini.

Dalam kebingungan dan ketakutan, aku mencoba mencari cara untuk keluar dari situasi ini. Bahkan, aku sampai melupakan logat elu-gue di hadapannya. "Aku hanya ingin pulang, tolong lepaskan aku," pintaku lagi dengan suara penuh keputusasaan.

Gadis rubah itu melepaskan dekapannya dan berdiri di depanku. "Kau benar-benar polos, anak manusia. Aku akan membantumu pulang, tetapi ingatlah bahwa kita akan selalu terhubung, pikiran kita akan selalu terbuka satu sama lain."

Aku merasakan ekor rubah itu menyentuh dahiku sebentar, dan tiba-tiba, semuanya berubah. Aku merasa seperti diseret oleh kekuatan magis, dan dalam sekejap mata, kami berdua berada di pinggir hutan.

"Kau kembali di duniamu, anak manusia," ucap gadis rubah itu. "Tetapi ingatlah, kita telah terikat. Jangan lupakan aku."

Aku hanya bisa mengangguk, masih tercengang oleh pengalaman yang baru saja terjadi. Tanpa sepatah kata, gadis rubah itu lenyap ke dalam kegelapan hutan.

Aku segera menemui teman-temanku yang sudah menunggu di luar hutan. Mereka terkejut melihatku muncul begitu saja.

"Bro, elu gila, di mana elu tadi? Gue kira elu ga keluar lagi dari hutan ini" tanya David dengan wajah khawatir.

"Aku... gue baru saja keluar dan nemu pengalaman yang aneh," jawabku, memilih untuk merahasiakan perihal gadis rubah siluman.

"Elu ga ketemu Gadis cantik, kan?" tanya David yang dimana dia sendiri malah mengompol. Sangat memalukan.

"Uh... pernah liat, tapi gue abaikan karena elu yang beritahu. Memangnya dia siluman apa?" tanyaku yang malah tertarik pada pengalamannya. Apa yang telah Aku alami ini telah membuka mataku bahwa Siluman dan makhluk gaib itu beneran ada, hanya saja dia bersembunyi di dunianya.

"Dia siluman Rubah! Untung gue segera sadar, makanya saat dia ambil minuman, gue segera kabur!" ucap David.

Saat mendengar cerita David, aku merasa lega bahwa aku berhasil menghindari kejadian yang lebih rumit. Hati ini masih tercampur aduk, tetapi pengalaman di dalam hutan larangan mengajarkanku untuk lebih waspada terhadap hal-hal yang tak terduga.

"Sialan, untung lo cepat sadar, bro! Kita harus lebih hati-hati lagi ke depannya," kataku, mencoba menenangkan diri sendiri. Melihat David yang masih menahan malu, aku menambahkan, "Dan next time, jangan sampe dateng ke sini lagi, dah! Yang lainnya gimana?"

"Kita semua ngeliat hantu, makanya segera keluar dari Hutan ini," ucap para geng lainnya. "Ini semua karena sikampret David nih!"

David segera melotot kepada mereka tanda tidak terima. "Lah, malah nyalahin gue!"

Namun, reaksi temannya langsung nyolot. "Kalo bukan gegara elo yang masuk ke hutan ini, pasti kita-kita ga perlu repot-repot nyariin elu ke hutan larangan ini!"

"Udah-udah! Kita harus cepat pulang. Bahaya jika terus nimbrung di hutan ini!" ucapku melerai mereka.

Setelah kejadian itu, kami segera meninggalkan hutan larangan di desa ini dan pulang ke kota. Pengalaman mistis di dalam hutan menjadi pembelajaran berharga bagi kami semua. Meskipun awalnya tidak percaya, kini kami menyadari bahwa dunia ini masih menyimpan misteri yang sulit dijelaskan.

Pulang ke kota, suasana hati masih terasa berat. Pengalaman melihat gadis rubah siluman membuatku terus memikirkannya. Bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi? Dan apa artinya bahwa kami "terikat"?

Dalam perjalanan pulang, David mencoba memberikan penjelasan tentang pengalaman mistisnya. "Gue yakin, ada kekuatan supranatural di hutan itu. Gue ga nyangka bakal ketemu siluman Rubah!"

"Ngeri juga ya, David! Ini semua gegara elu yang usil masuk hutan larangan," sahut salah satu anggota geng.

Aku langsung memandang ke jalanan sambil fokus mengendarai motor, merenung tentang kejadian di dalam hutan. Entah mengapa, rasa penasaran dan ketertarikan terhadap dunia mistis semakin tumbuh di dalam diriku.

Sampai di kota, kami berpisah dan setiap anggota geng motor pulang ke rumah masing-masing. Kejadian itu tetap membekas di pikiran kami, meninggalkan tanda tanya besar.

Malam itu, aku duduk sendirian di kamarku, mengingat kembali setiap detail peristiwa di hutan. "Apa yang sebenarnya terjadi? Dan mengapa aku merasa terhubung dengan gadis rubah itu?" pikirku dalam diam.

Aku mulai melihat jam, yang ternyata sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Aku putuskan untuk mulai memaksakan diri untuk tertidur walaupun sulit, namun semuanya menjadi berubah saat aku merasa seseorang memeluk tubuhku dari belakang.

Saat itu terjadi, kantuk langsung menyerang, memaksaku untuk segera tertidur tanpa tahu siapa yang telah memelukku.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episode 3. Perubahan Besar pada Geng

Di sekolah ini, aku bersama anggota geng telah berkumpul bersama, tentunya membahas soal kejadian kemarin malam. Suasana masih tegang sejak kejadian misterius di hutan larangan. Aku dan anggota geng berkumpul untuk membahas pengalaman kami.

"Bro, kemarin malam itu beneran keterlaluan. Kita semua bisa aja ketemu makhluk halus gitu," ujar Seno, salah satu anggota geng motor yang masih terlihat cemas.

"Gue setuju, kita harus lebih hati-hati ke depannya. Ini bukan main-main," sahut salah satu anggota geng. "Gue lihat hantu, serem banget ampe bikin kami ngibrit seperti kecepatan motornya Rossi!"

Namun, pikiranku masih terpaku pada gadis rubah siluman. Aku merasa ada sesuatu yang belum terungkap sepenuhnya. Apa hubunganku dengan makhluk itu? Apa arti terikat yang dia sebutkan?

"Percaya nggak, geng? Aku tadi pagi ketemu gadis jelmaan rubah siluman lewat di sekitar rumahnya Putra," ucap David, mencoba memberitahu sesuatu.

Teman-teman langsung memandang David dengan pandangan bingung. "Eh, lo nggak bohong kan? Siluman rubah itu ternyata berpencar ampe di luar hutan larangan?" tanya salah satu dari mereka.

David mengangguk serius. "Gue serius, sebenarnya gadis itu yang membuat gue terheran lalu aku ikuti dia sampai berakhir dengan masuk ke hutan larangan. Tetapi tadi pagi dia malah terlihat di sekitar kompleks perumahan elu, Putra. Kan kompleks itu masih ramai, tuh!"

Aku terkejut mendengarnya, " Lu serius?"

"Iya, serius gue, sumpah! Apa jangan-jangan dia mengincarmu?" tanya David lagi. "Bro, aku sarankan kalo ketemu dia mending abaikan aja deh. Kalo kaga, bisa ilang Hati elu ntar. Gue aja hampir ilang, untung kabur duluan."

Pikiranku semakin kacau. Gadis rubah siluman itu tampaknya tidak hanya terkait dengan kejadian di hutan, tapi juga muncul di sekitar tempat tinggalku. Apa yang sebenarnya dia inginkan?

"Mungkin kebetulan, kali!" ucapku, sambil mengingat kejadian aneh di jam 3 pagi. Tentu aku ingat betul, seseorang memelukku dari belakang, mendadak memicu rasa kantuk berat menyerang. Tidak lupa dengan saat aku bangun, langsung mendapati sekujur tubuhku tercium bau Rubah yang menyengat. 'Tidak, sebaiknya aku merahasiakannya dulu dari teman-temanku ini,' ucapku di dalam benak.

Dalam upaya untuk menjaga rahasia kejadian di pagi hari, aku berusaha menenangkan pikiran sendiri. Meskipun David dan teman-teman memberikan peringatan, aku masih merasa ada yang disembunyikan gadis rubah siluman itu.

"Ayo, jangan seriusin terus. Mungkin ada penjelasan lain," kata salah satu anggota geng motor, mencoba meredakan ketegangan di antara kami.

Namun, Seno dengan serius menambahkan, "Kita harus tetap waspada. Bukan hal biasa jika makhluk seperti itu berkeliaran di sekitar kita."

Kami terus membahas kejadian tersebut, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikiran kami. Apa yang sebenarnya terjadi di hutan larangan? Apa tujuan asli dari siluman Rubah ini?

"Kalau dilihat-lihat, Siluman ini cantiknya diluar nalar coyy, Yukime aja lewat!" ungkap David yang malah membahas kecantikan siluman ini, membuat anggota geng aku beramai-ramai mengetik kepalanya dengan buku. "Dasar Wibu. Kalo ga stres, pasti C*bul nih anak!"

"Iya, dia cantik," ucapku yang membuat semua menoleh ke arahku. "Dia adalah siluman, dengan solusinya, dia pasti bisa menjadi gadis Cantik."

"Pada intinya, ini adalah bukti nyata bahwa mereka benar-benar ada. Btw, apa mungkin Mermaid, Vampire, Elf, dan masih banyak lagi itu ada juga?" tanya Dian yabg membuat kami tertegun.

"Yang paling sering dirumorkan cuma Mermaid doang, sih. Bahkan ayahku bilang memadu itu beneran ada," ucapnya. "Tetapi dia ga secantik Mermaid di TV sih. Kata ayahku, dia itu kek nenek dan kakek tua, dan hidungnya pesek banget!" ucap David membenarkan.

"Ayahmu pernah lihat?" tanyaku penasaran. "Ayahku juga mengatakan hal yang sama."

"Katanya pernah. Entah bisa dipercaya atau kaga, keberadaan Siluman Rubah putih berekor sembilan itu saja udah jadi bukti nyata kalo ada kemungkinan makhluk seperti itu telah ada," jawab Davin.

"Intinya, jangan lagi kita melintasi hutan terlarang. Cukup hari ini saja kita menginjak tanah itu, selanjutnya jangan sok berani lagi, fakta kemarin itu sudah membuka mata kita semua," ucapku.

"Tetapi bro, sebaiknya kita perlu menjauhi Kuburan Cina juga, deh. Katanya, geng saingan kita, satu per satu anggotanya ilang di situ," ucap Dian.

"Iya, bro. Aneh banget dunia ini," ucap Seno sambil merasa merinding.

"Btw, Nanti malam, kita ditantang balapan nih, berani ga, kita balapan lagi?" tanya Rio.

"Jangan, deh. Mending cukup sampe di sini ugal-ugalan kita. Kalo udah malem mending kita di rumah aja, bahaya kalo masih lanjut," saran Seno.

"Memang sih, kalau takut, mending lahirnya jadi perempuan aja, tetapi kalo urusan hal gaib, gue rela lahir jadi perempuan daripada ketemu makhluk gaib itu," ucap David.

"Yaudah, kita fokus ke urusan lain aja ya, guys. Ga papa kita kehilangan identitas geng motor, agar kita semua masih idup bareng, David ilang aja kita udah panik banget. Lagian ga selamanya kita akan terus ugal-ugalan juga," ucapku lagi sembari melemas. "Nanti malam mending main PS aja kita. Dirumahku aja mainnya, soalnya rada takut sendirian di sana gue!"

"Iya, sih. Ortu elu di luar negri sekarang dan elu pasti trauma sejak di hutan larangan itu, ditambah Gadis jelmaan itu mulai terlihat di sekitar kompleks perumahan elu," ucap David.

Kami sepakat untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat memicu kejadian mistis lagi dan fokus pada aktivitas positif seperti bermain PS malam ini. Meskipun masih ada kebingungan tentang makhluk halus, setidaknya kami mencoba menjauhi risiko.

Pergolakan batin masih menghantui, terutama setelah berbagai kejadian di hutan larangan dan pertemuan dengan gadis rubah siluman. Namun, kami berusaha menenangkan diri dengan kegiatan sehari-hari.

Malam itu, di tengah permainan PS, kami merasa lega bisa melupakan sejenak ketegangan yang ada. Namun, bagian dari pikiranku masih terus memikirkan gadis rubah siluman dan misteri yang mengelilinginya.

Aku mulai menatap keluar jendela, dimana aku merindukan rasanya balapan lagi, namun setelah apa yang terjadi akhir-akhir ini, aku tidak berani ambil resiko. Perlu diingat berita tentang hilangnya anggota geng motor dari geng sebelah hanya karena melintasi tempat yang di cap Mistis di malam hari.

Pertimbangan untuk menjauhi risiko dan fokus pada kegiatan yang lebih positif memang menjadi langkah bijak. Meskipun masih ada ketidakpastian tentang keberadaan makhluk halus, kalian sepertinya mencoba menemukan keseimbangan antara kewaspadaan dan hidup normal.

Sambil bermain PS, obrolan kami berlanjut, membicarakan berbagai hal dari kejadian di hutan hingga rencana masa depan. Dalam kebersamaan itu, kami mencoba melupakan sejenak ketegangan yang pernah kami alami.

Namun, takdir memiliki rencana lain. Ketika malam semakin larut, tiba-tiba listrik di rumahku padam. Ruangan menjadi gelap gulita, hanya terdengar suara-suara kecil dari teman-teman yang mencoba menemukan pijakan.

Tiba-tiba, di tengah kegelapan, terdengar suara lembut yang membuat bulu kudukku merinding. "Kalian semua bermain tanpa mengundangku, Putra?"

Aku langsung mengenalinya. Itu adalah suara gadis rubah siluman. Tetapi pertanyaannya membuatku terpaku, "Bagaimana dia bisa ada di sini? Apa dia mengikuti aku sampai ke rumah?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!