"Bang... Adek mau kita cerai!" Amelia memulai tegas ke Rasya suaminya yang sedang bermain game online di hp nya.
Ini sudah kesekian kalinya istri tercinta minta cerai. Kalau istrinya itu seorang pria mungkin sudah jatuh talak. Rasya diam tidak menggubris permintaan istrinya.
"Bang... Adek nggak bercanda. Aku tuh serius." Amelia semakin memaksa Rasya untuk segera menceraikannya.
"Iya tau." Kata Rasya yang masih asik dengan hp nya tanpa melihat ke arah Amelia.
"Terus kalau Abang tau kenapa masih sibuk main hp? Aku tau Abang sudah nggak peduli lagi kan sama aku? Makanya aku minta cerai aja."
Rasya mematikan hp nya dan mulai melihat ke istri yang sudah enam tahun dinikahinya. "Kenapa sih adek selalu minta cere cere dan cere? Adek kan tau Abang nggak pernah selingkuh. Setiap Abang gajian, full semuanya buat adek. Kamu mau apa aja pasti Abang beliin."
"Iya aku tau. Tapi adek nggak bisa kasih Abang keturunan. Dulu kan sebelum nikah Abang pengen punya anak banyak. Tapi nyatanya aku mandul." Amelia menundukkan kepalanya karena merasa sudah kalah.
Rasya pusing sendiri dengan istrinya yang masih membahas tentang anak. Padahal semua itu sudah tidak jadi masalah lagi untuknya.
Lima bulan lalu. Rasya mengajak istrinya untuk program hamil, karena sudah lima tahun lebih menikah Amelia belum juga hamil. Jadi mereka memutuskan untuk program hamil. Tapi sebelumnya, sang istri di periksa terlebih dahulu rahimnya oleh dokter obgyn dengan menggunakan alat USG yang bernama Transvaginal.
Alat itu di masukan ke dalam alat kelamin Amelia untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi di rahim Amelia. Dari layar monitor dokter menjelaskan kalau di rahim Amelia ada dua buah benjolan besar yang seukuran lima centimeter, seukuran bakso. Itu adalah miom.
Mengetahui hal itu Amelia shock karena dia tidak memiliki gejala apa-apa yang menyebabkan dia punya miom. Kalau haid teratur setiap bulan, tidak ada rasa nyeri saat haid, semua normal pada umumnya. Tapi kenapa dia bisa terkena miom.
"Kok bisa dok, saya punya miom? Padahal saya nggak punya gejala apa-apa."
"Saya juga nggak tau Bu."
Merasa tidak puas dengan hasil dari dokter pertama yang paling terkenal dan biayanya lumayan mahal dari dokter yang lain di rumah sakit itu. Amelia minta periksa ke dokter obgyn lain. Rasya mengikuti keinginan istrinya untuk periksa ke rumah sakit yang sangat terkenal.
Di rumah sakit kedua, Amelia di nyatakan memiliki kista di rahimnya. Amelia semakin bingung dan stres. Apa yang sebenarnya terjadi dengan rahimnya. Setelah dua kali pemeriksaan, Amelia lebih banyak diam dan merenung. Di ajak Rasya ngomong pun tidak di gubris.
Tetangga yang tau kalau Amelia belum juga hamil, banyak memberi saran untuk mencoba metode urut agar peranakan nya di perbaiki.
Dengan izin suaminya, Amelia pun mencoba untuk di urut. Seorang nenek yang mengerti hal itu pun mengaku kalau posisi rahim Amelia bagus, kalau rutin sebulan sekali di urut akan mudah untuk mempunyai keturunan. Lalu Amelia dan Rasya pun mencoba untuk minum ramuan herbal.
Sebulan... Dua bulan di jalani, semuanya belum ada hasil. Tapi Amelia masih terus berjuang untuk mendapatkan garis dua. Hingga masuk bulan ke empat, Amelia mulai terlihat stres dan menyerah. Dia sering over thinking dengan dirinya dan suaminya. Amelia merasa kalau Rasya, suaminya sudah tidak mencintainya lagi. Amelia merasa kalau Rasya punya wanita idaman lain, karena kalau di rumah dia selalu sibuk dengan hp nya dan senyum-senyum sendiri.
"Pokoknya aku mau Abang pulangkan aku ke rumah Mama." Kata Amelia yang masih memaksa untuk minta cerai.
Rasya menarik nafas lalu membuangnya dengan perlahan. Rasya membawa Amelia untuk duduk bersama. Rasya membalikkan badan Amelia agar menghadap dirinya.
"Adek yakin mau cerai sama Abang?"
"Iya... Abang pasti malu punya istri kayak aku. Setiap lebaran selalu di tanya 'Rasya, kapan kamu punya anak, lihat tuh si Lukman baru nikah istrinya sudah hamil. Sakit hati bang dengarnya. Lebih Abang nikah lagi sama yang bisa kasih Abang anak."
"Kamu tuh kebiasaan, ngapain kamu mikirin orang lain." Rasya berdiri dan mulai kesal dengan Amelia.
"Abang mau kemana? Ini urusan belum selesai."
"Cari istri baru." Kata Rasya yang langsung keluar rumah.
Rasya terus ngomel tentang Amelia yang masih mikirin apa orang lain bilang. Rasya keluar rumah untuk mencari udara segar. Saat dia ingin membuka pagar, pas di depan pagar dia melihat sebuah keranjang bayi. Rasya melihat ke kanan dan ke kiri jalan yang sepi. Rasya membuka kain yang menutupi keranjang bayi itu, saat di buka dia melihat bayi mungil lucu sedang tertidur.
Rasya kembali nengok kanan dan kiri jalan untuk memastikan kalau tidak ada orang yang mencurigakan. Rasya membawa keranjang yang berisi bayi ke dalam rumah.
"Dek... Dek Amel...!" Teriak Rasya.
Amelia keluar kamar dengan mata sembabnya yang bisa di lihat kalau dia habis nangis.
"Lihat apa yang Abang bawa?"
"Apa itu bang?"
Rasya menaruh keranjang bayi di atas meja lalu membuat kain. Terlihat bayi mungil dan lucu.
"Ini anak siapa bang?" Tanya Amelia bingung dan mulai mengangkat dan menggendong bayi yang masih tertidur lelap.
"Nggak tau, Abang nemu di depan rumah."
"Bohong. Ini pasti anak abang kan sama wanita lain?"
"Tadi suruh Abang nikah lagi, giliran sekarang Abang bawa bayi kamu teh nggak terima. Pusing lama-lama Abang sama kamu."
Amelia diam sambil gendong bayi lucu yang masih tidur. Dan bahkan terlihat makin lelap di dalam gendongannya. "Lihat bang, anteng banget aku ." Amelia terlihat bahagia menggendong anak yang tidak tau asal usulnya.
Rasya duduk dan mencari sesuatu di dalam keranjang bayi. Siapa tau dia menemukan sesuatu atau surat seperti di dalam film. Tapi nyatanya nihil. Rasya pun bingung kenapa bisa ada bayi di depan rumahnya. Apa ini salah satu jawaban dari Allah, untuk mengurus anak yang terabaikan.
"Dek, kita belum di kasih kepercayaan punya anak sama Allah melalui rahim kamu. Tapi kita di titipkan anak dengan cara yang beda, melalui rahim orang yang tidak menginginkan anak ini."
Amelia duduk di samping Rasya. "Iya benar bang, mungkin ini cara Allah menjawab doa kita. Aku mah nggak papa kalau harus ngurus bayi ini."
"Iya dek, Alhamdulillah. Berarti kita nggak jadi cerai kan?"
Amelia pun berubah menjadi malu. Sambil menunduk Amelia mengangguk, lalu masuk kamar sambil menggendong bayi baru mereka. Rasya hanya senyum-senyum melihat tingkah istrinya yang sangat menggemaskan.
"Bang... Sini deh!" Panggil Amelia dari dalam kamar.
Rasya datang. "Ada apa dek?"
Rasya melihat Amelia sedang mengecek bagian kelamin bayi baru nya. "Alhamdulillah bayinya cowok bang."
Rasya pun duduk di samping Amelia sambil memperlihatkan sesuatu. Rasya menemukannya di bagian bawah keranjang. Setelah di perhatikan itu adalah lembaran akta kelahiran milik si bayi.
Amelia melihat akta kelahiran itu yang hanya terisi di bagian jenis kelamin, berat badan dan panjang badan. Sisanya kosong.
"Kayak soal ujian ya bang, ada bagian yang kosong untuk di isi." Kata Amelia cekikikan. "Ohh iya mas kamu beli susu formula untuk bayi usia nol gih jangan lupa botol susu dan popok. Nanti kalau dia bangun pasti lapar deh."
"Siap istri aku." Rasya mengecup pipi kanan istrinya lalu berangkat ke toko bayi yang ada dekat rumah mereka.
Amelia memperhatikan bayi mungil yang sangat menggemaskan itu. Kulitnya bersih dan rambutnya tebal. "Kok bisa ya ada ibu membuang anaknya, sedangkan aku susah untuk punya anak dan harus melalui proses segala macam."
Tiada henti Amelia memandang dan menyentuh kulit bayi yang begitu lembut. Air matanya menetes, Amelia tidak menyangka akan kedatangan rezeki dari Allah. Kehadiran anak ini semoga membawa kebaikan untuk keluarganya.
'Ya Allah ampunilah dosaku yang selalu minta cerai dengan suamiku. Dia suami yang baik, tidak memperdulikan kekurangan yang aku punya dia tetap mencintaiku. Lindungilah suamiku ya Allah dan juga keluarga kecil kami. Aamiin.'
Bersambung...
Kehadiran bayi mungil yang belum di kasih nama itu memberi warna untuk keluarga Rasya dan Amelia. Setiap hari mereka berpikir nama apa yang pantas untuk bayi mungil yang menggemaskan ini.
Mereka sibuk cari di buku dan google untuk mendapatkan nama terbaik. Hingga akhirmya mendapatkan nama yang menurutnya sangat indah yaitu Adam Ashraf Manaf. Di panggil Adam karena dia manusia pertama yang hadir memberi semangat pada keluarga Rasya dan Amelia.
Rasya dan Amelia yang baru pertama kali punya bayi pun merasa canggung. Mereka sampai lupa kalau di antara mereka ada bayi mungil.
Hingga akhirnya mereka sadar saat harus begadang setiap malam karena baby Adam yang menangis. Secara bergantian Amelia dan Rasya menggendong baby Adam agar bisa kembali tidur. Tapi saat di gendong Rasya tangisannya pun langsung reda.
Setiap pagi Amelia mengeluarkan baby Adam untuk di ajak berjemur. Tapi yang namanya mulut tetangga tidak ada manisnya sehingga kehadiran baby Adam pun menjadi bahan gosip.
Amelia sudah tidak peduli dengan omongan orang. Dulu waktu Dia belum hamil jadi bahan gosip satu RT, sekarang giliran sudah punya anak ada yang di gosipin. Ada yang bilang anak selingkuhan Rasya, atau anak pungut.
'Benar kata Abang kalau aku nggak boleh terlalu dengar apa kata orang. Karena mereka tidak tau apa kita jalani dan kita alami.' batin Amelia.
Setelah berjemur, Amelia melihat di YouTube cara untuk kasih pijitan untuk bayi. Pelan-pelan Amelia melakukannya hingga baby Adam pun menikmatinya.
"Saatnya mandi, biar makin ganteng ya nak." Ujar Amelia ke baby Adam.
Baby Adam begitu menikmati mandi pagi dengan air hangat. Walau matanya sudah mulai mengantuk tapi baby Adam tidak rewel sama sekali.
Baby Adam yang baru berusia dua Minggu sudah terlihat sangat montok. Bagaimana tidak sehari harus menghabiskan lima sampai enam botol susu formula. Syukurnya Rasya seorang Produser di salah satu rumah produksi iklan. Walau kerjanya freelance tapi sekali ada produksi cukup untuk hidup selama sebulan.
Rasya baru pulang dari warung untuk membeli popok baby Adam yang habis. Satu setel baju yang sudah Amelia siapkan langsung di pakai baby Adam. Tidak lupa parfum khas bayi Indonesia harus semerbak di sekujur tubuh Baby Adam.
"Bang nitip sebentar ya, aku mau mandi."
Rasya tidak menjawab tapi langsung menggendong baby Adam yang sudah sayup-sayup mata. Rasya menimang-nimang baby Adam di ruang keluarga sambil dirinya nonton tayangan gosip.
"Mau jalan-jalan ehh dia malah bobo." Ledek Rasya ke baby Adam yang benaran sudah tidur. Rasya yang gemas dengan baby Adam langsung memberikan ciuman gemas di pipi gembulnya baby Adam.
Dari mandi sampai make up, Amelia membutuhkan waktu singkat karena dia memikirkan baby Adam. Itu sudah menjadi kebiasaan baru untuk Amelia. Kalau dulu sebelum ada baby Adam, setiap di ajak pergi sama Rasya pasti membutuhkan waktu satu jam dari mandi sampai make up. Padahal hasilnya sama saja tidak ada perubahan.
Setelah semua rapih dan peralatan baby Adam sudah masuk mobil. Amelia menggendong baby Adam untuk sama-sama masuk mobil.
Mobil melaju di jalanan Jakarta yang selalu padat setiap harinya. Tujuan pertama mereka adalah ke mall untuk membeli baju couple untuk pernikahan sepupunya Rasya yang akan berlangsung dua Minggu lagi.
Baby Adam yang masih tidur di taruhnya pada stroller, agar lebih leluasa melihat baju couple. Mereka menemukan baju batik untuk bapak dan anak cowok hanya saja ukurannya kebesaran jika untuk baby Adam. Tapi tidak masalah untuk Amelia, karena dirinya yang punya skill menjahit akan mempermak baju besar menjadi pas di badan baby Adam.
Setelah membeli baju couple batik, Amelia juga beli kain lurik batik yang sudah menjadi rok untuk bawahan kebaya nya nanti. Pilihan Amelia pun senada dengan baju batik Rasya dan baby Adam.
Tujuan selanjutnya adalah mereka mencari beberapa barang untuk kebutuhan Rasya shooting iklan lima hari lagi di Bali. Karena lokasi shootingnya di alam bebas jadi membeli tas carrier dan beberapa peralatan lainnya. Karena yang ada di rumah hanya tas biasa yang bisa untuk laptop dan beberapa berkas. Dan untuk nanti di Bali shootingnya berjalan selama empat hari jadi harus ada persiapan lebih.
Setelah membeli carrier, peralatan mandi, beberapa celana cargo dan jaket tebal untuk perlindungan aman dari cuaca dingin, mereka pun menuju tujuan selanjutnya yaitu makan siang. Perut Rasya tidak bisa bohong. Walau bentuk badannya tidak gendut dan tidak kurus tapi kalau sudah namanya makanan dia nomor satu.
Rasya memilih menu simple dan disukai banyak orang yaitu nasi Padang. Ini bukan sembarang nasi Padang, karena sudah jadi favorit Rasya dan Amelia kalau berkunjung ke mall. Mereka bukan mencari junk food dan fast food tapi mereka mencari nasi Padang yang membuat perut kenyang.
Setelah perut kenyang lanjut ke tujuan selanjutnya yaitu ke rumah orang tua Rasya.
Dari kehadiran baby Adam ke rumah Rasya dan Amelia. Orang tuanya Rasya belum pernah bertemu. Mereka hanya melihat dari foto yang sering di posting atau di kirim Rasya via chat. Karena rumah orang tua Rasya di Bogor membuat mereka untuk jarang bertemu. Sekaranglah saat yang tepat karena waktu yang sangat kosong dan baby Adam di rasa sudah pas untuk keluar rumah.
Kehadiran baby Adam langsung di sambut oleh Mamanya Rasya saat baru sampai di rumah orang tuanya Rasya. Semua orang begitu gemas dengan kehadiran baby Adam. Bayi mungil yang menggemaskan itu pun anteng saat di ajak main dengan anak-anak dari adiknya Rasya yang juga ikut kumpul.
Amelia memperhatikan baby Adam dari kejauhan saat sedang di ajak bercanda oleh kakak sepupunya. Sedangkan Rasya sedang asik makan di ruang makan dengan saudaranya. Menurut kesepakatan akan bergantian jaga baby Adam tapi yang ada sudah satu jam Rasya asik makan, ngobrol dan ngopi dengan saudaranya.
Amelia yang juga merasa lapar langsung ambil makan dan duduk di samping baby Adam yang sudah tidur di tempat tidur ayunan bayi yang memang ada disana. Kata mamanya Rasya sengaja di beli untuk cucunya biar ada tempat nyaman untuk tidur.
Baby Adam yang kelelahan habis bermain dengan kakak sepupu pun bisa tidur dengan lama tanpa bantuan susu. Amelia pun bisa melakukan aktivitas lain, tanpa harus minta tolong ke Rasya yang jawabannya hanya iya dan iya.
*****
Sampai rumah, Amelia langsung memandikan baby Adam karena sudah pukul 19.00. Sambil di beri susu baby Adam langsung tertidur di tempat tidur. Amelia melihat Rasya dari tadi bolak balik di depan kamar.
"Bang kenapa sih bolak balik aja, pusing lihatnya?"
"Sudah tidur belum baby Adam?"
"Belum. Emang kenapa?"
Bukan di jawab, Rasya malah keluar rumah dan mulai membakar rokok di teras.
Setelah di rasa baby Adam sudah tidur, Amelia langsung memindahkan baby Adam ke box nya agar tidurnya lebih nyaman.
Amelia ke teras menemui suaminya yang sedang main hp sambil ngerokok. "Mas mau apa? Baby Adam sudah tidur."
Rasya langsung mematikan sisa rokok yang masih setengah lagi lalu menarik Amelia masuk. Amelia mulai merasa curiga dengan gelagat suaminya, dia pun segera menyiapkan dirinya untuk serangan tempur.
"Dek, tolong buatin mie instan dong." Kata Rasya.
Dengan kesal karena berharap yang lain akhirnya dengan terpaksa Amelia membuatkan mie instan untuk suaminya. Selagi suaminya makan, Amelia lebih baik mandi untuk menghilangkan rasa gerah dan badan yang sangat lengket.
Setelah itu Amelia tidur di samping box baby Adam. Tapi baru juga memejamkan mata, Amelia merasa ada yang aneh. Karena ada yang meraba tubuhnya. Dan saat di lihat ternyata seekor kecoa. Reflek Amelia langsung teriak karena ketakutan. Teriakannya membangunkan baby Adam dan Rasya langsung lari ke kamar.
"Kenapa dek?"
"Ada kecoa bang."
"Astaghfirullah... Kirain apaan."
"Sudah tau aku takut kecoa kenapa bisa masuk kamar sih?" Marah Amelia sambil menggendong baby Adam.
"Ya mana Abang tau, ntar Abang tanya ya." Ledek Rasya.
"Auah." Amelia terus menggendong baby Adam yang masih menangis karena kaget. "Mas mandi gih terus gantian gendong, kalau sama kamu kan dia mau tidur."
"Iya dek."
Amelia masih menggendong baby Adam sambil bersenandung shalawat tapi yang ada semakin segar matanya dan ogah untuk lanjut tidur.
Akhirnya Rasya datang sudah terlihat tampan dan wangi. Rasya gantian menggendong baby Adam yang juga bersenandung shalawat. Baru sepuluh menit di ambil alih Rasya, mata bayi mungil itu langsung terpejam. Rasya lanjut membacakan doa tidur lalu surat pendek.
Setelah di rasa benar-benar tidur, Rasya memindahkannya ke box. Lalu mata Rasya tertuju pada Amelia yang sudah tertidur. Daster Amelia tersibak ke atas sehingga memperlihatkan pahanya yang mulus dan putih.
Melihat pemandangan indah langsung menggoyahkan iman Rasya. Dia langsung mengelus paha Amelia yang mulus. Amelia tersadar karena dikiranya kecoa lagi tapi ternyata suaminya.
"Mau turunin daster kamu."
"Ihh kalau mau mah bilang aja nggak usah pakai alasan." Kata Amelia yang sudah mulai kesal dengan suaminya, lalu membalik badan membelakangi Rasya.
Merasa di tantang istri sendiri akhirnya Rasya pun melakukan aksinya dengan melucuti bajunya dan mengangkat daster istrinya untuk menjelajahi keindahan tubuh istrinya.
Malam itu mereka saling menikmati dan tidak ada gangguan dari baby Adam. Permainan yang memakan durasi setengah jam bisa memberikan efek luar bias pada Rasya dan Amelia. Hingga mereka pun tertidur dengan saling berpelukan di balik selimut yang menutupi tubuh mereka.
Bersambung...
Baby Adam sudah tertidur lelap di box nya. Amelia mulai menyiapkan kebutuhan Rasya selama kegiatan shooting di luar kota. Baju, celana dan pakaian dalam harus cukup selama seminggu.
Setelah semua sudah disiapkan, Amelia memasukkannya ke dalam tas carrier nya. Tidak lupa Amelia memasukkan cemilan dan madu ke dalam tas.
Amelia lanjut menyiapkan pakaian Rasya untuk di pakai besok berangkat ke bandara. Lalu Amelia lanjut ke dapur untuk minum madu program hamil. Menurutnya tanggung di habiskan, walaupun dia sudah pasrah. Toh sekarang dia sudah punya baby Adam.
Amelia lanjut ke kamar untuk istirahat karena besok dia dan baby Adam ingin antar Rasya ke bandara. Rasya ikutan masuk kamar dan duduk di pinggir tempat tidur.
"Dek, main sebentar yuk. Abang lagi pengen nih."
Amelia merasa sudah aman dengan baby Adam, maka dia pun mengangguk malu. Rasya mulai mencium dan meraba undukan gunung Amelia. Tapi ternyata itu semua belum aman, karena baby Adam menangis sangat kencang.
Rasya menghentikan aksinya. "Di kasih susu dulu dek biar tidurnya nyenyak."
"Baru aja habis satu botol bang. Coba Abang yang gendong pasti langsung diam nangisnya."
Rasya menurutinya dengan menggendong baby Adam yang ada di box nya. Rasya menimang-nimang baby Adam, perlahan sudah mulai berkurang tangisnya.
"Adek siap-siap dulu ya bang." Bisik Amelia.
"Pakai baju suster ya dek." Bisik Rasya lagi.
Rasya masih menggendong baby Adam hingga mulai tertidur nyenyak. Tapi Rasya belum berani taruh di box. Dia pun menunggu Amelia yang akan cosplay menjadi suster.
Amelia keluar dari kamar mandi ternyata memakai kostum penari ular. Rasya terlihat bingung dan aneh dengan kostum Amelia.
"Aku cosplay jadi penari ular bang. Aneh nggak sih?"
"Banget. Tapi nggak papa kamu tetap cantik dan seksi. Sebentar Abang taruh baby Adam dulu." Sebelum menaruhnya di dalam box, Rasya mencium kening baby Adam.
Amelia bergoyang seperti penari ular sambil berjalan mendekati Rasya yang sudah duduk di pinggir tempat tidur. Rasya yang tidak sabaran langsung menarik tubuh Amelia untuk duduk di pangkuannya. Rasya mulai menciumi sekujur tubuh Amelia yang terbuka. Amelia menikmati setiap sentuhan Rasya.
Maka terjadilah pergulatan di atas tempat tidur. Rasya yang lebih dominan langsung membolak-balikkan badan Amelia yang berisi itu dengan mudah. Amelia hanya pasrah.
Rasya yang akan pergi ke luar kota dalam waktu lumayan lama. Semua dia luapkan untuk sebagai penahan nafsu nya kelak saat jauh dari Amelia.
Hal itu sudah biasa buat Amelia karena mereka sudah menikah selama enam tahun. Tapi Amelia tidak menolak karena itu kewajiban yang harus dia lakukan. Setelah mereka sama-sama pada titik kepuasan. Amelia kembali tidur di pelukan Rasya.
Pukul 3.00, alarm dari hp Amelia berbunyi. Dia harus segera mandi dan sholat tahajud. Di waktu ini, Amelia memunajatkan semua keinginannya. Walau belum di ijabah, Amelia yakin kalau Allah sudah menuliskan keturunannya di Lauh Mahfudz.
Selesai mandi, Amelia membangunkan Rasya untuk melakukan hal yang sama. Walau terkadang susah membangunkan Rasya, tapi setelah melakukan kecupan manja di pipinya Rasya langsung bangun dan segera mandi.
Syukurnya baby Adam tidak rewel dan terus tidur nyenyak. Amelia dapat melakukan ibadahnya dengan khusyuk.
Pukul 6.00, mobil Rasya siap melaju ke Bandara. Baby Adam masih tidur di car seat nya. Rasya mengejar waktu karena penerbangan pukul 9.00.
Akhirnya pukul 8.30 mobil sampai bandara Rasya langsung bertemu tim nya yang sudah pada kumpul, tapi masih menunggu beberapa orang lagi.
Amelia menunggu sampai Rasya masuk ke pesawat. Beberapa kru wanita mendekati baby Adam yang sudah bangun tapi sibuk melihat sekitar. Baby Adam yang ada di stroller di ajak bercanda oleh cewek-cewek cantik.
Tidak lama semua kru sudah terkumpul. Berkas sudah di urus. Rasya pamit ke Amelia dan baby Adam yang mulai ingin menangis tapi di tahan. Rasya menggendong baby Adam terlebih dahulu sebelum masuk pesawat.
"Jagoan ayah jangan nakal ya, jagain bunda ya nak." Bisik Rasya di telinga baby Adam. Mendadak baby Adam tidak jadi menangis, dia malah tersenyum seakan mengerti apa yang di katakan Rasya.
Rasya memeluk Amelia lalu menciumi di beberapa titik wajah Amelia. Kedua pipi, kening dan bibir. Amelia pun mencium tangan Rasya.
Setelah Rasya masuk pesawat. Amelia ajak baby Adam pulang, tapi sebelumnya Amelia mampir ke supermarket untuk belanja kebutuhan selama seminggu.
Amelia berkeliling supermarket dengan baby Adam yang sudah mulai tertidur di stroller. Amelia mengambil beberapa snack dan minuman. Amelia terkaget saat ada tangan yang menyentuh bahunya, saat Amelia membalikkan badan dia melihat seorang wanita cantik. Amelia berpikir siapa wanita cantik yang ada di hadapannya.
"Mel, ini aku Jesika."
Amelia mengingat-ingat Jesika siapakah. Karena dia cukup banyak mengenal orang yang bernama Jesika.
"Aku Jesika, teman kamu sewaktu kuliah. Ingat nggak dulu waktu pertama kali kita ngegebet Rasya, senior paling keren di kampus?"
"Ohh... Ya Allah, Aku ingat sekarang, kamu Jesika yang paling semangat dekatin Rasya kan, tapi setelah di tolak mau bunuh diri."
Jesika mengangguk sambil ketawa. "Kebodohan zaman kuliah. Hahaha..."
Amelia juga ikutan tertawa mengingat masa kuliah saat mengejar Rasya dulu.
"By the way... Si Rasya nikah sama siapa ya sekarang?"
Amelia senyum-senyum sendiri, dia mau bilang kalau dirinya yang akhirnya menikah dengan Rasya tapi di tahannya.
"Katanya dia nikah sama anak kampus juga." Kata Jesika yang masih bahas siapa istrinya Rasya.
Jesika melihat bayi yang tidur di stroller. "Baby kamu umur berapa sekarang Mel?"
"Baru lima Minggu. Kamu sendiri sudah nikah?"
"Alhamdulillah sudah, dijodohin sama anak temannya papa. Namanya Adji. Dia pegang perusahaan keluarga. Suamimu gimana?"
"Dia kerja production house bagian Produser. Mainlah ke rumahku, suamiku lagi ada shooting iklan di Bali."
"Mantap tuh. Lama-lama nanti baby kamu di ajak shooting deh."
Mereka kembali tertawa. Jesika dan Amelia saling tukar nomor telpon. Lalu Jesika harus pamit pulang karena dia mau ada makan siang bersama suami dan anak-anaknya.
Setelah Jesika pergi. Amelia melanjutkan belanjanya.
*****
Amelia menjalankan rutinitasnya seperti biasa. Sesekali Amelia ajak baby Adam ke warung bu Yus, Amelia mau beli sampo sasetan dan odol.
"Ehh neng, itu sebenarnya bayi siapa sih? Benar anaknya Rasya dari cewek lain?" Tanya Bu Yus yang penasaran.
"Astaghfirullah... Jangan sembarang ya Bu kalau ngomong. Walau bang Rasya kerjanya jarang pulang tapi InSyaa Allah dia masih setia. Ini bayi rezeki keluarga saya. Allah belum kasih saya hamil tapi Allah kasih cara lain untuk saya dan bang Rasya bisa merawat bayi yang terbuang. Permisi Bu."
Amelia pamit. Dia tau pasti Bu Yus sedang mencibir dirinya yang sok alim. Amelia sekarang sudah kebal terhadap kejulidan tetangganya.
Sebenarnya saat Meraka baru menempati rumah itu sekitar empat tahun lalu, Amelia sempat merasakan tidak nyaman dengan lingkungannya. Sampai ada yang menghasut Amelia untuk bercerai dengan Rasya lalu menikah lagi dengan pria lain, pasti langsung hamil.
Alasan Amelia ingin bercerai dari Rasya bukan karena ingin menikahi pria lain. Hanya malu kalau belum bisa kasih keturunan. Amelia ingin Rasya bahagia dengan wanita yang bisa kasihnya banyak anak sesuai dengan keinginannya.
Tapi ternyata rasa cinta Rasya ke Amelia bisa melupakan segala keinginannya dan hanya ingin sehidup semati dan sesurga bersama Amelia.
Baru sampai rumah hp Amelia langsung berdering. Terlihat di layar itu permintaan untuk video call. Amelia menarik ke atas gambar hijau sehingga terlihat wajah suaminya yang tampan.
"Assalamualaikum sayang." Sapa Rasya.
"Waalaikumsalam... Abang lagi dimana?"
"Abang lagi di gunung. Sudah pulang dari warung?"
"Sudah bang. Kangen Abang."
Rasya tersenyum saat melihat Amelia mulai manja kedirinya. "Abang baru tiga hari dek. Sabar ya... Baby Adam mana?"
"Bobo... Kayaknya baby Adam kangen juga sama kamu bang. Ehh tapi baby Adam pintar loh bang, selama kamu jauh dia tidurnya nggak rewel. MaSyaa Allah ya bang."
"Alhamdulillah berarti doa Abang manjur."
Rasya menengok ke belakang saat di panggil. "Dek, Abang lanjut kerja ya. Nanti Abang telpon lagi. Love you. Assalamualaikum."
"Love you too Abang. Waalaikumsalam."
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!