NovelToon NovelToon

LUKA ITU MASIH ADA

Bab 1

Allah maha adil menunjukkan sesuatu yang selama ini Ima cari.Sore itu entah kenapa uda Ardi agak sedikit ceroboh meninggalkan ponselnya tergeletak di nakas samping tempat tidur tanpa terkunci saat buru-buru masuk ke kamar mandi melepas hajatnya.

Dering ponsel uda Ardi menarik perhatian Ima,rasa penasaran mendorong Ima membuka sebuah pesan dari sebuah aplikasi.Dengan tangan yang sedikit gemetar Ima membuka dan membaca pesan tersebut dengan nama kontak Bella.

Rima mengerinyitkan keningnya berpikir siapa gerangan orang tersebut?Apa aku mengenalnya?Dari pada penasaran lebih baik ku baca saja pesan tersebut.

"Sayang, kamu lagi dimana?Aku kangen!kita makan sate padang ditempat biasa yuk!"

Rima menarik nafas panjang,ditepuk dadanya beberapa kali yang terasa sesak.Iseng Rima membalas chat tersebut.

"Iya ,sayang. Tapi aku udah dirumah."

"Ya,padahal aku lagi pengen makan bareng kamu!Kamu Ga kangen sama aku?"

"Kangen dong sayang,tapi ga enak sama istriku,baru juga nyampe masa udah keluar lagi."

"Tumben takut ,dia larang kamu keluar?"

"Bukan gitu,sayang.Tapi aku udah janji sama anak-anak sore ini mau ajak mereka jalan-jalan.Jangan marah ya."

"Ya udah,sebagai gantinya besok pagi temanin aku sarapan ditempat biasa."

"Ok,sayang."

"Jangan lupa apus chat nya,nanti ketahuan istrimu,jangan meninggalkan jejak yang membuat istrimu curiga."

Ku screenshoot percakapan ini sebagai bukti bila suatu saat dibutuhkan.Lalu aku hapus riwayat chat barusan biar mas Ardi tidak tau.

Kuletakan ponsel uda Ardi ke tempatnya semula dan berpura-pura tidak terjadi apa - apa.

Rima tersenyum kecil,senyum di bibirnya kembali terbit meski hatinya kini tengah terluka.Ada rasa syukur kepada sang pemilik bahwa kebenaran itu pasti akan terkuak. Dia yakin inilah cara tuhan untuk melepaskannya dari kebodohan akan ketidaktahuan selama ini.

"Ma ,Zami dan Zaki udah siap belum?"tanyanya sesaat keluar dari kamar mandi.

"Sepertinya udah ,mas?Mau berangkat jam berapa?"tanyaku merapikan penampilan.

"Sekarang aja,nanti biar pulangnya ga kemalaman.Kasian besok mereka masih sekolah."Ujar mas Ardi mengambil kunci mobil yang tergantung di dinding kamar.

Ternyata anak-anak sudah menunggu diruang tamu.Senyum bahagia terlihat dari bibir mereka,karna akhirnya bisa jalan-jalan dengan ayah yang belakangan ini jarang ada waktunya buat mereka.

"Anak ibu udah rapi dan ganteng-ganteng. Ayo berangkat."ajakku pada kedua putraku.

Kami berempat menaiki mobil yang sudah terparkir di depan gang.Tak lupa aku mengunci pintu rumah.

Hari ini uda Ardi mengajak kami ke mall yang tidak begitu jauh dari rumah.Anak-anak begitu bahagia karna sudah lama kami jalan bareng seperti ini.

"Ayah ,Adek laper."ucap Zaki sesaat memasuki mall.

"Adek mah kebiasaan,kalau nyampe pasti langsung minta makan."kekeh Rima menggandeng tangan putra keduanya.

"Emang Adek mau makan apa?Tanya mas Ardi.

"Makan ramen kayanya enak deh yah."

"Zami mau ga makan ramen?Tanyaku pada sisulung.

"Mau."ujarnya singkat.Azzam memang anak yang ngirit dalam berkata,dia akan ngomong untuk hal-hal yang penting saja.Tidak seperti adiknya yang selalu tidak bisa diam,ada aja hal-hal yang selalu ditanyakan.

Kami bergegas menuju kedai ramen yang anak-anak mau.Saat sedang memilih makanan,Mas Ardi ijin keliling melihat - lihat mana tau ada barang yang ia sukai.Begitulah kebiasaan ia yang sekarang ada aja yang ia beli

"Rima,mas mau keliling sebentar.Kamu pesan aja seperti biasa.Nanti kalau udah datang makanannya kamu kasih kabar."Ujarnya.

"Iya."Jawab Rima singkat.

"Bu ...aku mau ramen yang ini aja."Ujar Zaki menunjuk makanan yang dia mau.

"Kamu yang mana,zam"tanyaku pada sisulung.

"Aku mau yang ini,bu."tunjuknya pada gambar yang ada di menu.

Rima lalu melambaikan tangannya memanggil pelayan.Tak lama pelayan datang menghampiri.

"Mau pesan yang mana,bu."tanyanya sopan.

"Yang ini dua ya,mbak.Trus ini dua juga.Minumnya yang ini satu,teh nya 4 pake es batu ,mbak!"Rima menyebut makanan yang dia mau.

"Baik bu,ditunggu ya."pamit pelayan membawa catatan pesanan Rima ke dapur.

Lebih kurang sepuluh menit kemudian pesanan pun datang.

"Ini bu,pesanannya.Masih ada yang bisa dibantu."tanya pelayana ramah.

"Ini dulu aja,mbak.Nanti kalau nambah kami pesan lagi. "Ujarku sopan juga.

"Baik bu.Selamat menikmati."ucapnya ramah.

Rima mengambil ponselnya didalam tas,membuka aplikasi hijau lalu mencari kontak suaminya.

"Mas,makanannya udah siap.Buruan!ujar Rima.

"Iya,mas segera kesana."Jawab mas Ardi.

Zami dan Zaki langsung memakan pesanan mereka, takut kelamaan menunggu ayah mereka ,nanti rasa ramenya udah ga enak.

"Makanya pelan-pelan nak.Ga ada yang minta. Hati - hati kuahnya kena baju."Ujar Rima mengingatkan Zami dan Zaki.

Anak-anak terlihat sangat lahap,senyum terbit di bibir mereka .Sudah lama juga aku tidak melihat keceriaan kedua putraku.

Hari ini bener - bener dimanfaatkan oleh Zami dan Zaki untuk bermain sepuasnya di area bermain yang ada di mall tersebut.

Hampir pukul sembilan malam kami nyampe di rumah.Rasa lelah seketika mendera,ingin segera meluruskan kaki dan merebahkan badan.

Aku perhatikan mas Ardi dari tadi asik dengan ponsel,hanya sesekali berbicara dengan kami itu pun dengan jawaban singkat atau cuma anggukan kepala.Aku curiga mas Ardi pasti lagi asik berbalas pesan dengan perempuan yang semalam.

Hari ini aku tahan ego,demi anak-anak.Aku tidak mau menghancurkan kebahagian anak-anak.Lebih baik fokus dengan anak - anak dari pada memikirkan tingkah laku mas Ardi yang bak anak ABG sedang jatuh cinta.Nanti akan aku cari bukti kebohongan mas Ardi dibelakangku.

Bab 2

Beberapa hari ini aku sibuk mencari bukti - bukti kebohongan mas Ardi.Rasanya sangat sakit saat mengetahui laki - laki yang di cintai ternyata hatinya mendua.Lima belas tahun bukan waktu yang sebentar,suka dan duka telah kami lewati bersama.

Aku tidak pernah berpikir akan begini kejadiannya,goresan luka yang ia torehkan begitu perih serasa menusuk jantung.

Malam itu,aku mulai menyusun rencana untuk meluruskan permasalahan diantara kami.Aku berencana memanggil orang tua mas Ardi,tapi tidak dengan orang tua aku.Aku tidak mau aib rumah tanggaku di ketahui orang tuaku dan saudara - saudaraku.Aku ingin menyelesaikan masalah ini cukup dengan keluarga mas Ardi,nanti jikalau tidak ada titik temu baru keluargaku kulibatkan.

Akan aku perlihatkan semua bukti-bukti yang sudah aku kumpulkan.Kita liat tindakan apa yang akan Mas Ardi ambil setelah aku ungkap semuanya.

"(Mei,tolong bilang sama ,mama.Besok subuh tolong ke jakarta.Ada hal penting yang mau mbak dibicarakan.Sewa aja mobil seperti biasa,nanti uangnya mbak transfer.)"kukirim pesan ke no adik ipar karna mertuaku tidak paham ponsel canggih.

"(Ada apa,mbak?)"tanyanya penasaran.

"(Ga kenapa-kenapa,ada perlu aja sama mama kok.)"

"(Baik mbak,aku langsung kerumah pak mamat,moga aja mobilnya belum ada yang make.)"

"(Ok!makasih ya met,,maaf merepotkan.Itu kamu cek uangnya udah mbak kirim.)"

"(Iya,mbaj.Kok banyak banget mbak?)"

"(Buat jajan kamu dan jajan mama dijalan.)"

"(Makasih banyak mbak,Assallamualaikum.")

"(Waalaikumsalam.)Jawab ku.

Obrolan pun terputus seketika.Tak sabar rasanya menanti hari esok,penentuan biduk rumah tanggaku,entah mau diarahkan kemana?Mataku tak kunjung mau terpejam,kulihat disebelahku uda Ardi sudah tertidur pulas terdengar dengkuran halus.

Ku ambil ponselnya dan kubuka dengan memakai jempol tangannya sebagai password.Berhati-hati supaya uda Ardi tidak terbangun.Aku masih penasaran apa yang tadi sore dia lakukan dengan ponselnya.Mana tau aku menemukan jejak yang bisa menambah bukti kebohongannya.

Pertama yang aku buka aplikasi hijau,tapi tidak aku temukan keanehan,Lanjut aplikasi yang lain sama seperti kemaren ternyata riwayat pesan sudah dihapus.

Nasib baik sedang berpihak padaku.Tak lama masuk sebuah pesan dari akun Bella ke aplikasi yang sedang aku buka.

"Hallo syang,udah tidur belum?Kangen...."

"Jangan lupa mimpiin aku."

"Udah ga sabar menanti hari esok."

Kembali aku membalas pesan tersebut pengen tau sejauh mana hubungan mereka.

"Sayang..."

"Akhirnya kamu balas juga kesanku,istrimu udah tidur?

"Udah,emang kenapa ,sayang?"

"Pengen denger suara kamu,sayang."

"Jangan,nanti istriku bangun,aku ga mau ketahuan."

"Sampai kapan kita kaya gini terus,aku cuma ingin kepastiannya."

"Sabar,sayang."

"Udah cukup lama aku bersabar,apakah kamu tidak mencintaiku?"

"Nanti kita bahas,udah dulu aku ngantuk."

Kesal sendiri aku meladeni perempuan ular itu.Ingin rasanya aku jambak rambutnya dan kucabik- cabik mulutnya yang sok manja sama suami orang.Dasar perempuan gatal,ga tau diri.Banyak umpatan yang keluar dari mulutku untuk meluapkan kekesalan.

Ponsel mas Ardi ku letakkan di tempatnya semula.Seperti sebelumnya ku screenshoot percakapan tersebut baru aku hapus riwayat chatnya.

Rasa sakit itu makan bertambah dalam,apakah aku mampu mempertahankan rumah tanggaku ini?Atau harus berakhir sampai disini?

Bab 3

Gelagat mas Ardi mulai berubah akhir-akhir ini. Ponsel tak pernah lepas sekalipun dari tanganya,kalau pun dilepas pasti tidak bisa dibuka karna sudah diamankan dengan password yang aku sendiri sebagai istrinya saja tidak pernah tau.

Sering kuperhatiakn mas Ardi senyum-senyum sendiri seperti orang gila,dikala asik dengan ponselnya.Entah main game atau chating dengan siapa,entahlah aku tidak tau.

Pernah suatu sore,suamiku tumben berpenampilan sangat rapi ala - ala anak muda zaman sekarang.

“Tumben,tapi amat.Mas mau kemana?”tanyaku sedikit curiga.

“Ah...masa sih,biasa aja kok,mas mau keluar sebentar.Teman-teman smp mas yang dulu ngajakin ketemuan.”jawabnya sambil merapikan penampilan.

“Dimana?”tanyaku penasaran.

“Di cempaka putih,rumah mery itu lho yang perempuan gede tinggi yang kemaren sore datang kesini.”jelas suamiku.

“Kira - kira pulanh jam berapa,mas?tanyaku takut ketiduran.

“Paling lama jam 11-an mas juga udah pulang.”jawabnya sembari tersenyum kepadaku.

“Ooh...”jawabku singkat sambil memperhatikan tingkah mas Ardi yang berbeda dari biasanya.

“Uda berangkat dulu ya.Kamu kalau ngantuk tidur aja,ga usah nungguin mas.”pesan suamiku sebelum berangkat.

Ardi adalah laki-laki yang menikahiku lima belas tahun yang silam.Menikah karna tekanan dari ipar dan istri dari adik laki-laki ibu yang tidak menyukai diriku.Mereka tidak mau melihat aku berkarier dan tega menyebar fitnah yang membuat ibuku terguncang.

Terpaksa ibu membujuk aku supaya kami cepat-cepat menikah untuk menghilangkan rumor yang kurang baik tentang aku dan mas Ardi yang terlanjur tersebar.

Begitu tajam lidah tak bertualang.Fitnah yang mereka lontarkan begitu menyakitkan, ibu sangat terpuruk dan malu.Anak bungsunya dikabarkan hamil diluar nikah,begitu gosip yang tersebar dari mulut ke mulut yang aku dengar sepintas.

Awalnya aku tidak begitu peduli,tapi makin kesini makin santer.Ibu terlihat sering menangis.

“Ibu kenapa menangis?Ada apa,bu?”tanyaku saat ku dapati ibu menangis di sudut kamar.

“ibu mau nanya sesuatu boleh?” ibu menatap padaku.

“Ibu mau tanya apa?”Aku duduk disebelah ibu sembari memeluknya.

“Kamu jangan marah ya,ma!Jawab pertanyaan ibu dengan jujur.”kulihat sendu dimata ibu.

“hmm...”jawabku sembari tersenyum kepada wanita yang telah melahirkanku.

“Kemaren tente dan mbakmu datang kesini menanyakan kebenaran gosipnya tentang kamu dan nak Ardi yang sudah tersebar.Apa benar kamu berbadan dua nak.”bulir bening jatuh perlahan di pipi keriput ibu.

“Ibu percayakan sama Rima kan?”tanyaku menghapus air matanya.Sakit hari ini kala melihat air mata ibu jatuh membasahi pipi tuanya.

Ibu menatap mataku lekat,mencari kebenaran.Lalu ibu menganggukkan kepalanya.

“Aku memang punya hubungan dengan mas Ardi,tapi aku tau batasannya .Aku tau mana yang dosa mana yang tidak.Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya kami lakukan. Biarkan waktu yang menjawabnya bu.”jawabku kugenggam tangan beliau lembut.

“Tapi ibu malu,ma.Apalagi kakak mu percaya apa yang istrinya adukan.”ibu memegang kepalanya yang dirasa sedikit pening.

“Ga usah terlalu dipikirin bu,nanti penyakit darah tinggi ibu kambuh.Rima ga mau ibu jatuh sakit nantinya.”Ujarku menangkan ibu.

“Boleh ibu bertemu dengan nak Ardi?”Tanya ibu.

“Ibu mau ngapain?”Aku balik bertanya balik.

“Ada yang pengen ibu omongin dengan nak Ardi.Kamu bisa kan bawa nak Ardi kesini?Tanya ibu penuh harap.

“Nanti ku usahakan ya bu.”jawabku lembut.

Seminggu setelah perbincangan kami,akhirnya mas Ardi mau ku diajak menemui ibu.

“Assalamualaikum, bu.”Ardi mencium tangan ibu dengan takzim.

“Waalaikumsalam,mari masuk nak!”ibu mempersilahkan uda Ardi masuk kedalam rumah.

Uda Ardi duduk di sofa diruang tamu.Ada rasa sedikit canggung ketangkap dari mas Ardi ,mungkin karna baru pertama bertemu dengan ibuku.

Aku duduk didepan uda Ardi disamping ibu.

“Begini nak Ardi,nak Ardi tentu sudah dengar gosip tentang nak Ardi dan Rima kan?”Tanya ibu tampa basa basi.

Kulihat mas Ardi mengangguk kepalanya sebagai jawaban."Iya,bu."

“Ibu percaya kalau kalian bisa jaga diri,tapi...”ibu tidak melanjutkan kata-katanya.

“Tapi kenapa,bu?Tanya uda Ardi penasaran.

“Ibu jadi ga enak ngomongnya.”ucap ibu.

“Ngga pa pa bu,ngomong aja!”Ujar Ardi sambil membenarkan duduknya.

“Nak Ardi serius dengan Rima?”tanya ibu hati-hati.

“Insya Allah, bu.”Jawab uda Ardi mantap.

“Alhamdulillah kalau gitu.Ibu pengen setelah Ima wisuda nak Ardi segera menikahi Ima,bisa?Tanya ibu serius.

Uda Ardi menatapku mencoba mencari jawaban.Sesaat mata kami saling menatap mencari jawaban ,lalu uda Ardi memutus tatapannya.

“Baiklah kalau itu yang ibu inginkan,nanti saya akan meminta kedua orang tua saya untuk melamar Ima secepatnya.”uda Ardi menjawab dengan penuh keyakinan .

Setelah pertemuan kami waktu itu.Singkat cerita uda Ardi bener-bener membuktikan ucapannya.Membawa kedua orang tuanya untuk meminang aku menjadi pendampingnya .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!