NovelToon NovelToon

Cinta Gadis Indigo

1. Awal pertemuan

Aku baru saja pulang kuliah. Dosen ku kata nya tadi siang sedang berhalangan hadir, jadi kuliah yang seharus nya sejak siang tadi jadi lah harus di undur menjadi malam hari.

Arrghh!!!!

Seandai nya saja ini bukan salah 1 mata kuliah yang paling penting, jujur saja aku pasti tidak akan mau mengikuti jam kuliah malam malam begini.

Aku itu salah seorang Indigo.. Tapi jujur saja aku masih sering takut jika harus berhadapan langsung dengan 'mereka'. Bahkan sejak aku semakin sensitif pada kelebihan ku ini, tidak pernah rasa nya aku dapat tidur nyenyak selama ini. Akan sangat terlihat jelas dari kantung mata ku yang selalu menghiasi wajah ku ini setiap hari.

Aku sungguh sangat merindukan rasa nya dapat tidur dengan nyenyak lagi sebelum kelebihan ini semakin kuat.

Huuuffft....!!!

" Dinda,,, kamu yakin gak mau ikut barengan kita aja pulang nya?" tanya Wina sahabat ku. Kebetulan dia selalu saja pulang naik mobil bersama Doni ,pacar nya.

" Hmmm...!!! Nggak usah Win. Aku mau naik ojeg aja deh, mau angin anginan ." kata ku menolak halus ajakan Wina untuk pulang bersama nya.

Aku sebenarnya hanya tidak ingin selalu merepotkan mereka terus menerus, dan lagi pula rute perjalanan pulang ku dengan mereka itu berbeda,bukan lah merupakan satu arah. Sehingga membuat aku semakin merasa tidak enak apa bila sampai harus merepotkan mereka untuk mengantarkan aku pulang.

" Ya udah deh, ati ati ya Din." ujar Wina sambil melambaikan tangan nya ke arah ku

" Oke..dahhh Win!!!" aku pun membalas lambaian tangan nya.

Aku berjalan perlahan menyusuri taman kampus ku,tujuan ku adalah pangkalan ojeg yang ada di depan kampus. Suasana saat ini memang sudah terlihat mulai sepi, karena banyak mahasiswa/i yang sudah pulang kuliah sejak tadi dan juga tidak banyak mahasiswa/i yang menghadiri kuliah malam seperti ini.

Kampus ku ini terlihat banyak sekali di dominasi pohon pohon tinggi yang cukup rindang, tujuan nya agar para mahasiswa nya bisa nyaman saat berada disini.

Sekedar untuk duduk santai atau pun hanya sekedar berkumpul dan mengobrol dengan teman lain nya membahas semua hal tentang perkuliahan yang membuat kepala pusing tujuh putaran bumi memikirkan nya. Untuk mereka mungkin memang terasa nyaman untuk duduk di bawah pohon pohon tersebut, tapi itu sama sekali tidak berlaku untuk ku.

Kalian pasti sudah tau sendiri kan , dimana mana yang nama nya pohon pohon tinggi dan besar itu pasti akan ada banyak penghuni makhluk astral nya.

Dan benar saja, baru saja aku pikirkan tiba tiba bulu kuduk ku terasa berdiri. Ku lihat dari ujung mata ku ada tampak terlihat kain putih yang melambai lambai tertiup angin dari balik pohon.

" Apa ku bilang...! Ah tidak, tolong jangan lagi." batin ku.

Hihihihihi....!!!!

Dia pun mulai mengeluarkan suara tawa nya yang nyaring dan sangat khas itu. Entah kenapa terasa sangat kebetulan suasana saat ini sangat sepi sekali. Padahal kulihat masih ada beberapa kendaraan bermotor yang masih berada diparkiran berjejer dengan rapi,itu berarti menandakan masih banyak manusia dikampus ini kan? tapi kenapa saat ini tidak ada 1 orang pun yang terlihat di sini.

Aku saat ini masih belum berani untuk menengok ke arah yang ada di balik pohon itu, lalu tanpa aba aba aku pun berusaha lari secepat yang aku bisa, aku tidak mau berteriak seperti biasa nya. Karena pasti orang orang akan menganggap ku aneh.

Yahhh walau aku sudah terbiasa di cap aneh oleh teman teman sefakultas ku. Saat sampai di pintu gerbang kampus ku pun aku masih saja terus berlari menuju ke arah pangkalan ojeg terdekat dari kampus ku.

Kulihat sekilas dari sudut mataku, makhluk itu masih saja terus terbang mengikuti ku. Melihat hal itu aku semakin mempercepat laju lari ku sehinga aku sampai tidak memperdulikan serta memperhatikan keadaan di sekitar ku, dan...

Bruuuuggg!!!

Sebuah mobil jeep hitam menabrak tubuh mungil ku ini hingga membuat aku terpental jatuh.

" Aawwwww..." teriak ku merasakan rasa sakit di sekujur tubuh ku akibat berbenturan dengan mobil tersebut.

Lalu terlihat ada seseorang yang turun dari mobil itu dan dia menghampiri ku. " Ya ampun maaf ya, kamu gak papa? Ayo aku bawa kamu ke rumah sakit aja ya,"

seperti nya dia adalah orang yang telah menabrak ku tadi. Dia kemudian perlahan-lahan memapah ku berjalan menuju ke mobil nya, aku yang di duduk kan di kursi penumpang hanya bisa diam saja karena masih menahan rasa sakit di badan ku. Agak shock juga sih sebenar nya, karena kejadian nya tadi itu begitu tiba tiba sekali.

" Maaf ya mba, beneran deh aku gak liat tadi kalo ada orang, kita ke rumah sakit saja ya.." kata nya panik melihat kepala ku yang berdarah.

" Ehhh....!! Jangan, gak usah mas, aku gak perlu ke rumah sakit. Udah aku gak apa apa kok, minta tolong anterin balik ke kost ku aja kalo boleh." pinta ku masih memeriksa tangan dan kaki ku , siapa tau ada luka yang butuh penanganan cepat.

Aku memang tidak ingin dan sangat tidak suka ada di rumah sakit. Karena pasti kalian tau sendiri kan, kalau disana itu ada banyak sekali makhluk astral berbagai bentuk. Bahkan bisa dibilang disana itu adalah gudang nya. Nanti bukan nya sembuh malah aku akan makin parah karena ketakutan melihat mereka terus.

" Memang nya kost kamu ada di daerah mana? " tanya nya masih menatap ku dengan raut wajah khawatir.

" Ada di daerah deket alun alun mas." kata ku sambil menahan sakit di sekujur tubuh ku.

Dia terlihat mengernyitkan kening nya. " Eum....! Lumayan jauh juga ya mba. Gimana kalo kita ke kost ku aja dulu ,kebetulan kotak P3K ku komplit dan juga kost ku lebih deket dari sini. Itu loh luka nya harus cepet diobati biar gak infeksi." terang nya sambil melihat kepala ku yang dari tadi terus saja mengeluarkan darah, meskipun tidak banyak sih.

Aku lalu berfikir sejenak. " Eum...gimana yah" kata ku masih berfikir dan sebenar nya merasa agak ragu juga untuk menerima tawaran nya. Secara logika kan kita berdua baru ketemu tuh .

* Jangan terlalu mudah percaya orang asing* itu nasehat dari kakak ku yang selalu aku ingat.

" Tenang aja, aku gak bakal macem macem kok, janji deh" kata nya mengangkat dua jari nya.

Dia ini seperti tau saja apa yang tengah aku pikirkan. Dan baru aku sadari kalau pria ini ternyata seorang anggota kepolisian. Nama nya Dian Indrawan , terlihat jelas dari seragam yang dia pakai. Mungkin dia juga baru selesai dari dinas nya.

" Ya udah deh, gak papa mas aku ikut sama mas nya aja dulu." kata ku akhir nya menyetujui saran nya setelah beberapa saat memikirkan nya, dan juga sudah tidak ada pilihan lain seperti nya. Luka ku memang harus segera di obati agar tidak infeksi.

Kami lalu sampai di kost nya Dian. Tempat kost nya terlihat lumayan besar, seperti nya ini juga termasuk kost campuran laki laki dan perempuan. Karena di sepanjang koridor kost, aku melihat banyak laki laki dan perempuan yang bolak balik tanpa peduli pada keadaan sekitar nya.

Ckrekk ....

Pintu kamar sudah di buka oleh Dian.

" Masuk mba....! Maaf ya kamar nya berantakan, maklum nama nya juga kamar kost laki-laki." kata nya sambil melepaskan sepatu nya. Aku melihat kamar kost nya malah cukup rapi ketimbang kamar kost ku sendiri.

Bersambung.. 

Maaf kalau ada kesalahan atau pun typo dalam penulisan, jangan lupa like , koment dan kasih ulasan nya ya... 

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

2. Kost Dian

Aku melihat kamar kost nya malah terlihat cukup rapi untuk kalangan laki-laki, dari pada kamar kost ku sendiri.

" Ini malah termasuk rapi mas, dari pada kamar kost ku" kata ku yang masih terus menatap sekeliling ku.

" Oh ya? Masa sih? Duduk dulu mba. Eh...maaf siapa ya nama nya, kita malah belum kenalan dari tadi ." ucap nya sambil mengulurkan tangan nya kepada ku.

" Oh iya, nama ku Dinda mas."

" Aku Dian, jangan pake mas. Cukup panggil Dian aja."

" Kalo gitu kamu bisa panggil aku juga nama aja ya, dan kaya nya umur kita juga gak beda jauh."

Dia lalu tersenyum, senyum nya terlihat cukup manis di mata ku.

" Oh iya Din..!! Kamu ganti baju dulu aja ya, baju mu kotor itu kena darah. Kamu ada bawa baju ganti gak ?" tanya nya sambil melihat ke arah ku.

Aku lihat memang baju ku terlihat sudah kotor, karena terkena darah dan tanah bahkan ada bagian yang terlihat sobek juga.

" Eum...tapi aku gak ada bawa baju ganti Dian." kata ku bingung.

"Gak bawa yah...hmm. Ya udah bentar ya" kata nya lalu dia membuka lemari baju nya.

"Eum...ini kira kira pas gak ya sama kamu ?" kata nya sambil menyodorkan 1 setel baju tidur wanita kepada ku.

" Ini baju nya siapa?" tanya ku heran

" Baju temen ku, " jawab nya.

Temen? Temen apa temen dalam tanda kutip ya? Masa sampai baju nya aja di tinggal d isini. Hehehe...aku tersenyum dalam hati.

" Pas deh kaya nya." ucap ku yakin.

Dian lalu menyuruh ku langsung ganti baju di kamar mandi yang ada di dalam kamar nya.

Aku pun segera masuk ke kamar mandi dan mulai membersih kan badan ku yang kotor.

Karena hampir sebagian badan ku yang terlihat kotor, jadi ini memilih mandi sekalian aja deh.hehe

Bulu kuduk ku entah kenapa mulai terasa berdiri lagi.

Kutoleh kan pandangan ku ke kanan dan ke kiri.

Aku melihat ada sosok anak kecil disudut kamar mandi itu dan sedang menyeringai ke arah ku.

Aku yang kaget spontan langsung saja berteriak.

" Aaaaaaahhhhhh " jerit ku.

Tok..tok .tok...tok...

Di sela sela ketakutan ku, aku lama kelamaan mendengar suara Dian menggedor pintu kamar mandi.

" Din...Dinda...! Kamu kenapa Din ?" Dian terdengar panik saat mengetok pintu.

Dian lalu begitu saja menerobos masuk ke dalam kamar mandi, dia mendapati ku sedang terduduk jongkok sambil menutupi wajah ku. Untung saja tadi aku sudah sempat mengganti baju ku.

" Kamu kenapa Din ?? Ada apa?" tanya nya.

" Itu Yan..itu..." kata ku seraya menunjuk sudut kamar mandi.

" Ada apa? Di sana tuh gak ada apa apa Din, kamu bisa liat sendiri .."kata nya sambil menunjuk ke sudut itu.

Saat aku kembali melihat memang sudah tidak ada makhluk itu.

" Kamu liat apa tadi Din ?" tanya Dian.

" Eh..eum...kecoa Yan, tadi aku lihat ada kecoa.." kata ku berbohong.

Aku tidak mau jika Dian berfikir kalau aku ini aneh, seperti pemikiran teman teman di fakultas ku selama ini. Walau pun sebenar nya bukan salah mereka juga menganggap aku seperti itu.

" Ya ampun...aku pikir ada apaan Dinda." kata nya lega.

Aku lalu berusaha untuk berdiri, tetapi ternyata kaki ku seperti nya keseleo.

" Awwwww.." erang ku.

Untung saja Dian memegang ku saat ketika aku hendak terjatuh.

" Ya ampun, kamu kenapa? Kaki kamu keseleo ya?" tanya nya sambil melihat kaki ku.

" kaya nya deh..duh..mana sakit banget lagi." aku meringis sambil memegang kaki ku yang sakit.

" Ya udah, sini aku gendong aja deh" kata nya lagi.

Dia lalu menggendong ku ala bridal style seperti di film romansa yang biasa aku tonton, lalu dia perlahan mendudukkan ku di sofa nya.

" Maaf ya Dian ,,aku jadi ngerepotin kamu gini. Nanti aku pesenin taksi aja ya buat balik ke kost ku" pinta ku sambil menatap nya yang terlihat cemas melihat kondisi ku saat ini.

" Hmm..bahaya Din pulang malem malem gini, sekarang lagi banyak kejadian perampokan yang sering terjadi di dalam taksi. Mendingan kamu nginep di sini aja dulu malam ini." kata nya sambil melihat pergelangan kaki ku, lalu mengurut nya perlahan dengan balsem yang dia punya.

" Nginep? Tapi Dian..aku ngerasa gak enak kalau sampai harus menginap.." ucap ku ragu.

" Ini kost campur Din..jadi gak masalah kok kalo bawa temen buat nginep. Aku juga gak akan macem macem sama kamu, kamu bisa tidur di ranjang ku. Biar nanti aku di sofa aja, lagian kalo aku harus nganter balik ke kost kamu sekarang..aku gak bisa Din. Jujur aku cape banget kalo harus nyetir lagi ke sana sekarang. " terang nya.

Aku sedikit berfikir dengan perkataan Dian barusan.

Ada benar nya juga sih ya, kan gak lucu kan kalo di rampok di taksi. Dan lagian aku juga mulai percaya sama Dian, dia gak mungkin akan macem macem lah pasti nya.

Kalo pun sampe dia macem macem kan tinggal aku lapor ke kesatuan nya aja.

Lagi pula jarak dari sini ke kost ku memang lumayan jauh juga sih.

" Ya udah deh..lagian juga aku ada kuliah pagi besok." ujar ku setelah berfikir sesaat.

****

Semilir angin terasa memasuki kamar kos Dian.

perasaan gak ada jendela yang ke buka deh, dan pintu juga tertutup rapat.

Terus ini angin dari mana yah, batin ku.

Ku amati lekat lekat keadaan di sekitar kamar kost Dian, untuk mencari dari mana asal angin ini.

Sambil Dian mengobati luka yang ada di kepala ku dengan berbekal kotak P3K milik nya.

Tiba tiba aku melihat ke sudut ruangan kamar kost Dian ada sosok wanita muda cantik yang berwajah pucat tersenyum kepada ku.

Sontak saja aku kaget melihat nya.

" Astaghfirullah haladziiiiimm" kata ku sedikit berteriak dan memalingkan wajah ku ke arah lain.

Dian yang sedang membereskan kotak P3K nya menatap heran ke arah ku, lalu dia juga ikut melihat ke sudut ruangan yang ku tatap tadi.

" Ada apa Din ?" tanya Dian bingung.

" Itu Yan..." Sosok itu mengangkat telunjuk nya didepan mulut. Sambil tersenyum seolah menyuruh ku untuk diam. Dia semakin mendekat ke arah ku, dan aku malah semakin merasa ketakutan pula.

Do'a yang ku baca dalam hati tidak bisa membuat nya pergi menjauh dari ku.  Namun saat Dian memegang tangan ku, sosok itu tiba tiba hilang begitu saja.

Aneh pikir ku. " Kenapa lagi Din? Kamu halusinasi? Jangan jangan kepala kamu gegar otak nih gara-gara ketabrak tadi. Mending kita periksa aja ya ke rumah sakit.."

" Nggakk....nggak mau...!!" ujar ku " Pokok nya aku gak mau ke rumah sakit, lagian aku gak papa kok ."kata ku lagi.

Aku lalu bersandar di sofa untuk mengatur nafas ku yang tersengal sengal seperti orang yang habis berlari, lalu ku tengok meja yang ada di samping kanan ku. Terlihat ada foto seorang wanita cantik yang terlihat seperti sosok berwajah pucat tadi bersama Dian.

Bersambung.. 

Maaf kalau ada kesalahan atau pun typo dalam penulisan, jangan lupa like , koment dan kasih ulasan nya ya... 

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

3. Munculnya sosok Ayu

Tunggu...tunggu dulu... Wanita ini terlihat seperti sosok yang terlihat di sana tadi...

" Diannn..." kata ku sambil mengambil pigura foto itu.

" Iya Din." Dian lalu berbalik saat akan mengambil minum.

Dia menatap heran pada ku dengan mengerutkan alis nya.

" Ini siapa? " tanya ku.

" Oh..ituu...! Dia pacar ku Din." kata nya dan suara nya terdengar sedikit parau.

" Dia ....udah meninggal ya ?" tanya ku lagi dengan masih terus menatap foto itu.

Dia terlihat mengernyitkan kening nya.

" Dari mana kamu tau?" tanya nya heran.

Aku kembali menatap ke arah sudut ruangan tempat pacar Dian tadi muncul.

Dia kemudian kembali muncul di sana.

Astaga.. Aku mencoba berkomunikasi dengan dia dalam hati..aku hanya takut dia tidak bisa terima kehadiran aku yang ada di kost Dian saat ini.

" Maaf mba..aku sama Dian gak ada hubungan apa apa kok, ini semua hanya kebetulan aja kok. Plisss jangan marah ya mba ya.." kata ku dalam hati sembari memohon pengertian sosok itu.

Dia hanya tersenyum dan sudah tidak mendekat lagi ke arah ku seperti tadi, dia hanya berdiri di sudut itu.

Melihat diawasi seperti itu aku jadi merasa agak gelisah dan cemas.

" Dinnn..."Dian membuyar kan lamunan ku.

" Eh.. Ya Yannn." aku sedikit kaget.

" Kok kamu bisa tau Ayu? Emang kamu kenal sama Ayu?" tanya nya lagi sambil jongkok di depan ku dan dia mengobati kaki ku yang tadi terluka.

" Eumm..nggak kenal sih, tapi....!! Dia.... Dia ada di sini.." kata ku agak sedikit ragu, takut dian tidak mempercayai ucapan ku. Sambil aku terus tetap melihat ke sosok Ayu di sana.

Aku pikir Ayu memang sengaja memperlihatkan wujud nya kepada ku, karna ada sesuatu yang seperti nya mau dia sampaikan melalui aku.

" Di sini?? Kamu ngaco Din.." kata Dian tak percaya,dia tertawa geli mendengar ucapan ku.

Seperti yang sudah aku duga, dia pasti tidak akan percaya perkataan ku dan menganggap ku orang aneh.

" Dia meninggal kenapa Yann ?" tanya ku tidak memperdulikan reaksi yang Dian tunjukkan tadi.

" Kecelakaan mobil tunggal." jawab Dian.

Sosok Ayu yang ada di sana pun terlihat mengangguk membenarkan jawaban Dian.

Aku makin penasaran, kenapa Ayu masih terus ada di sini. Pasti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

Tapi sejak tadi dia tidak mengatakan apapun kepadaku.

" Kamu yang sabar ya Dian, yang ikhlas. Jangan sampai ketidak ikhlasan kamu yang bikin Ayu gak tenang di sana" kata ku.

" Aku udah ikhlas kok Dinn. Lagian kejadian nya udah 2 tahun yang lalu kok ."

" Hmm gitu ya.. " Aku agak berfikir keras, udah lumayan lama gitu ya. Tapi kok masih aja sosok nya ada di sini, apa ini perbuatan jin kafir ya.

Karna yang ku tau Ruh Ayu sudah kembali ke ALLAH, jadi gak mungkin kan kelayapan di sini setelah 2 tahun dia meninggal kan dunia ini.

" Eh..kamu laper gak Din? Aku mau pesen makanan antar nih.." kata Dian tiba-tiba mengalih kan pembicaraan kami.

" Eum...boleh deh." jujur saja sebenar nya aku juga sudah merasa lapar dan ini sudah agak malam. Perut ku sudah pasti minta diisi.

Lalu ku lihat Dian menelfon lewat ponsel nya untuk memesan makanan sambil berjalan ke dapur nya.

" Kamu mau aku bikinin teh Dinnn?" tanya nya dari arah dapur.

" Eum..gak usah deh Yan."

" Kamu mau aku bikinin minuman apa? Biar badan kamu anget, soal nya diluar lagi ujan gede tuh. " kata nya sambil menunjuk ke jendela.

Saat ku tengok ke jendela,,aku malah melihat sosok lain yang muncul lagi di sana.

Astaga.. Ini kenapa bisa banyak banget gini sih di sini ?

" Aaahhhh " jerit ku sambil menutup wajah ku dan berpaling menghadap ke kanan. Berharap sih makhluk itu tidak mendekati ku.

" Kenapa??" tanya Dian lagi.

Aku menengok lagi ke arah jendela .

Tapi ternyata sosok yang tadi itu sudah duduk di samping ku.

" Allahuakbaaaarrrr..." teriak ku..

Dian yang ada di hadapan ku pun terlihat bingung, lalu aku meraih tangan Dian untuk berdiri. Dan makhluk itu tiba-tiba hilang lagi seperti tadi.

Ku lihat sosok itu mundur kembali ke luar jendela kamar kost Dian.

Aneh.. Ini kenapa mereka seakan tidak berani mendekati ku, seperti biasa nya ya.

Aku lalu melepaskan tangan ku dari Dian.

" Maaf ya,.spontan" kata ku yang merasa tak enak kepada nya.

Aku takut dia berfikir kalau aku ini sedang memanfaatkan situasi dan kondisi.

Aku tidak mau dia berfikir yang tidak tidak nanti nya tentang ku.

Aku mencoba untuk berdiri, lalu tanpa ku minta Dian membantu ku. Makhluk itu hilang sepenuh nya saat tangan Dian menyentuh tangan ku.

Aku benar benar merasa heran, kenapa bisa seperti itu.

'Mereka' biasa nya tidak pernah seperti ini kepada ku. Jika mereka muncul dan mendekat, tidak ada yang bisa membuat mereka menghilang, bahkan do'a yang ku baca saja terkadang tidak mempan untuk membuat 'mereka' pergi menjauh dari ku.

Kata salah 1 teman ku yang indigo juga sama seperti ku, mungkin karena aku masih merasa sangat takut dengan kehadiran mereka.

Sehingga do'a yang ku baca seolah hanya angin lalu.

Seharus nya aku yakin dan tidak takut dengan mereka saat aku membaca do'a, sehingga mereka pasti akan pergi dan tidak lagi berani mendekat.

Tapi kenapa saat aku menyentuh Dian, mereka dengan mudah nya pergi begitu saja ?.

Apa benar ini semua karena Dian? Apa benar dengan aku menyentuh Dian maka mereka akan hilang ?

" Kamu beneran bisa liat setan Dinn?" tanya Dian memecah lamunan ku.

" Eh... Mmm...!! Iya bisa di bilang gitu Yan, terserah sih kalo kamu gak percaya dan nganggep aku ini orang aneh." kata ku pasrah.

" Ayu juga gitu kok Dinn." kata nya sambil duduk di sebelah ku.

" Ayu?"

" Iya,,,dia juga sama kaya kamu. Dia indigo juga dan dia juga sama kaya kamu tuh, sering tiba-tiba teriak teriak gak jelas.." kata nya mencoba tegar karena membahas Ayu dengan ku.

Aku menatap Ayu yang masih saja terus berdiri di sana, dan ku lihat Ayu kembali mengangguk tanda mengiya kan perkataan Dian pada ku.

" Beberapa hari sebelum Ayu meninggal, dia sempet ngomong aneh." kata Dian serius.

" Aneh? Emang dia ngomong apa Yann ?" tanya ku penasaran.

" Dia bilang, dia bakal pergi jauh. Ada yang pengen misahin kami Dinn, tapi Ayu gak tau siapa orang nya."

Kali ini aku mengernyit kan kening, mencoba mencerna perkataan dian barusan.

" Terus..??" tanya ku.

" Habis itu dia jadi lain, jadi lebih banyak diem. Kaya ada sesuatu yang dipikirin dan seminggu setelah nya Ayu mengalami kecelakaan mobil tunggal ." Dian ku lihat masih terpukul atas apa yang telah menimpa Ayu.

Aku menyentuh punggung nya dan mencoba menenangkan Dian. Sambil kulihat sosok Ayu yang ada di sudut ruangan itu.

Hilang lagi? Saat aku menyentuh Dian, mereka hilang lagi?

Apakah ini cuma kebetulan aja yah.

****

Tok tok tok... 

Terdengar ada seseorang yang mengetuk pintu kamar kost Dian.

Dian segera beranjak menuju pintu.

Lalu dia kembali lagi membawa 2 bungkus ayam bakar lengkap dengan nasi dan lalapan nya.

" Makan dulu deh Dinnn" kata nya lalu membuka kotak makanan itu.

Karena perut juga sudah keroncongan, aku memakan nya dengan begitu lahap.

Dian hanya tersenyum geli melihat ku.

" Kamu laper ato doyan Dinnn ?" tanya Dian sambil tersenyum.

"Laper plus doyan sih kayak nya.....hehe..." jawab ku terkekeh.

" Dasar...oh iya, kamu kuliah ngambil jurusan apa?" tanya nya mencoba membuka obrolan dengan ku.

" Ekonomi."

" Ohh udah semester berapa emang nya?"

" Semester 6 Dian, kalo Ayu ngambil jurusan hukum ya?" tanya ku yang masih tetap fokus dengan makanan yang ada di depan ku.

Dian terlihat menghentikan makan nya.

" Ayu yang bilang?" tanya nya.

Aku mengangguk santai masih fokus melahap makanan yang ada di depan ku.

" Kamu beneran bisa liat dia Dinnn?" tanya nya yang mulai yakin kepada ku.

" Kan tadi aku udah bilang, dia ada disana itu.." kata ku seraya menunjuk sudut ruangan tempat di mana Ayu berdiri.

Dian lalu menatap ke sudut itu.

" Jangan sedih..Ayu gak suka liat kamu sedih terus mikirin dia" kata ku.

" Jadi dia disini terus selama ini Dinn?" tanya Dian lagi.

Aku menatap Ayu lagi, mencoba untuk menemukan jawaban dari Ayu.

" Eum..enggak kata nya, dia baru aja muncul pas aku di sini" kata ku.

" Kenapa ya Dinn?? Kenapa baru sekarang dia muncul? Apa ada sesuatu yang bikin dia gak tenang?" tanya Dian pada ku.

Aku lalu menghentikan makan ku.

Bener juga ya..kenapa Ayu baru muncul sekarang? Berarti ada hal yang bikin dia gak tenang dong.

Aku kembali menatap ke arah sosok Ayu, dan dia pun hanya mengangguk.

Tetapi Ayu tidak mengatakan apapun kepada ku, alasan kenapa dia ada di sini.

Ayu hanya menangis parau, membuat bulu kuduk ku berdiri. Bahkan seluruh badan ku merinding hebat.

" Yu..ada apa? Bilang ke aku..sapa tau aku bisa bantu?"

Ternyata dia menjawab nya.

" Nanti kamu bakal tau Dinn, sekarang belum saat nya untuk itu"

Aku hanya mengangguk menandakan kalau aku mengiyakan perkataan nya.

" Ayu gak bilang apa apa Yann." kata ku.

Dian menghela nafas berat.

" Ya udah, makan dulu Dinn. Habisin makanan nya, trus habis ini kamu istirahat." kata nya.

***

Bersambung.. 

Maaf kalau ada kesalahan atau pun typo dalam penulisan, jangan lupa like , coment dan kasih ulasan nya ya... 

٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ ٩(ര̀ᴗര́)ᵇʸᵉ

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!