Situasi di langit sedang ramai dan padat, para dewa berkumpul di Kerajaan, ada ratusan dewa yang sedang memenuhi istana langit pada saat itu. Kali ini para dewa di kumpulkan oleh Kaisar dewa perang.
Fray Jordam adalah nama dari Kaisar dewa perang yang akan memimpin jalan nya peperangan dan keamanan umat manusia, beliau lah yang akan memerintahkan ratusan dewa-dewa untuk melakukan peperangan kepada para iblis di bumi.
Fray Jordam akan membagi tugas masing-masing dari para dewa yang berkumpul saat ini di istana langit, satu persatu dewa akan maju ke hadapan dewa Fray untuk menerima amanat dan tugas yang akan di berikan oleh dewa Fray.
Suasana riuh bergemuruh di istana langit saat itu, dewa-dewa sangat antusias akan menjalankan tugas ke bumi, setelah ribuan tahun bersemayam di istana langit, kali ini dewa-dewa akan turun ke dunia, menggantikan dewa-dewa yang sudah duluan, dan kini beristirahat di istana langit.
Kesempatan bagi para dewa-dewa muda yang saat ini akan menjalankan tugasnya, para dewa pun berbaris di hadapan Kaisar dewa perang Fray Jordam, dengan memakai baju zirah dan pedang di pinggang mereka.
Barisan paling depan terdiri dari sepuluh dewa dengan jiwa dan elemen Api, kesepuluh dewa itu memiliki elemen yang sama, Dewa Fray pun munjuk dewa api yang paling ujung kanan, dia bernama Fryeor, seorang dewa api sakti yang akan di berikan amanat turun ke bumi untuk menghukum dan membunuh para iblis yang bertulang keras, dengan cara membakar habis bagian tubuhnya menjadi abu bila perlu.
Dewa perang Fray pun memberikan amanat kepada dewa Api Fryeor untuk menjadi komandan dari sembilan dewa api lainnya, ke sepuluh dewa api tersebut di bekali pedang Api oleh dewa Fray, mereka membawa masing-masing dua buah pedang untuk turun ke bumi.
"Bagaimana dewa Fryeor, apakah kau sudah siap untuk berperang melawan para iblis di bumi?" Tanya dewa Fray.
"Baik! Saya siap untuk turun ke bumi dengan menjadi komandan bagi sembilan para dewa lainnya, untuk mengalahkan para iblis, wahai dewa Fray." Jawab Sang dewa api Fryeor.
"Baguslah kalau begitu, sekarang kalian sudah bisa turun ke bumi, silahkan menuju portal di sebelah timur istana, itu adalah portal yang terhubung antara dunia dewa dan dunia manusia." Jelas Dewa Fray Jordam.
Sepuluh dewa api pun berangkat ke bumi mereka melangkah menuju portal yang di tunjuk oleh dewa Fray Jordam.
Berikutnya barisan ke-dua adalah barisan para Dewa air, ada sepuluh dewa yang memiliki jiwa dan elemen air, Dewa Fray Jordam pun menunjuk dewa air yang berada di tengah-tengah barisan, dewa air yang postur tubuhnya paling jenjang dan tinggi di antara dewa air yang lain, dia adalah Liquarz seorang dewa sakti yang memiliki kekuatan mengendalikan Air dan semua makhluk yang ada di dalam air akan tunduk kepada perintahnya.
Dewa Air Liquarz di beri kehormatan menjadi komandan untuk memimpin ke sembilan anggota dewa air lain-nya yang akan turun ke bumi, Dewa Fray Jordam pun memberikan amanat dan bekal kekuatan tambahan yaitu, tombak petir yang bisa di tancapkan ke dasar lautan, untuk membunuh iblis yang bersembunyi di balik pasir di dasar laut.
Ke sepuluh dewa air pun menerima tombak itu dari dewa Fray dan segera menuju portal untuk turun ke bumi.
Barisan ke tiga adalah barisan para dewa angin, sepuluh dewa sakti yang mempunyai jiwa dan elemen angin, Mereka berdiri tegak di depan dewa Fray, dewa Fray pun menunjuk dewa yang berdiri paling depan, dia adalah Airizay, seorang dewa angin sakti yang akan menjadi komandan dari sembilan dewa angin lain-nya, Dewa Airizay adalah dewa angin yang mampu mengembuskan angin kencang dan tajam seperti pisau yang bisa mencabik-cabik bagian tubuh iblis.
Dewa Fray Jordam meberikan amanat dan bekal kekuatan berupa tameng zirah yang di pergunakan untuk menangkal serangan dari arah yang berlawanan, karena hembusan dari dewa angin hanya bisa menghancurkan lawan yang ada di bagian depan saja.
Setelah menerima tameng, seluruh dewa angin pun menuju portal dan segera turun ke bumi untuk menjalankan misi mereka yang sudah di tugaskan.
Barisan yang ke-empat adalah barisan para dewa Batu, ada sepuluh dewa batu yang berdiri di hadapan dewa Fray, Dewa Fray pun langsung menunjuk seorang dewa yang bertubuh tinggi di barisan paling belakang untuk menjadi komandan dari ke-sembilan dewa batu lainnya.
Dia adalah Rockreis, dewa yang sangat kuat dan memiliki kemampuan mengubah sesuatu yang di depannya menjadi batu, serta mengubah batu menjadi makhluk hidup untuk menjadi anak buahnya, Dewa Rockreis juga mampu melakukan pengerasan saat melawan iblis agar tidak terluka.
Dewa Fray Jordam pun memberikan amanat dan bekal kekuatan berupa gelang penghambat waktu, gelang yang bisa berfungsi untuk memperlambat waktu perubahan dewa batu melakukan pengerasan agar pengerasan yang di lakukan bisa bertahan lama untuk melindungi diri mereka.
Setelah menerima amanat dan bekal kekuatan dari dewa Fray, seluruh dewa batu pun pergi dan menuju portal untuk turun ke bumi.
Barisan yang ke-lima adalah Barisan para dewa petir, Dewa Fray Jordam menunjuk satu dewa yang berada di tengah-tengah Barisan, Dewa petir yang bernama Lightfardo di beri kehormatan oleh Dewa Fray untuk menjadi komandan dari dewa petir yang lain.
Dewa Lightfardo memiliki kemampuan untuk memunculkan petir paling dahsyat, dari langit dan menyambar iblis yang menjadi lawannya di medan perang hingga iblis itu menjadi abu.
Para dewa petir pun di berikan amanat dan bekal berupa trisula api oleh dewa Fray, yang berfungsi untuk membuat tembakan bercabang berupa petir yang di bentuk oleh trisula tersebut pada saat dewa Lightfardo memunculkan petir.
Setelah menerima amanat dan bekal senjata dari dewa Fray, seluruh dewa petir yang di pimpin oleh dewa Lightfardo pun berangkat menuju portal dan turun ke bumi.
Barisan ke-enam adalah dewa Hujan, ada sepuluh dewa Hujan yang sudah siap berdiri tegak menerima tugas dari dewa Fray.
Dewa hujan adalah dewa yang sangat sakti karena mampu menurunkan Hujan serta menggerak kan air hujan ke mana pun ia mau seperti layaknya senjata, selain itu dewa hujan juga mampu menciptakan hujan non air, benda lain pun mampu turun dari langit seperti layaknya hujan air, jika dewa hujan mau.
Dewa Fray pun menunjuk salah satu dewa hujan di antara ke sepuluh yang berdiri di depan nya, ia adalah Rainer, dewa hujan yang di beri kehormatan menjadi komandan di antara dewa hujan yang lain.
Sama seperti yang di berikan kepada dewa angin, dewa Fray juga memberikan tameng zirah kepada seluruh dewa hujan, yang berfungsi untuk menangkal serangan dari arah yang berlawanan.
Setelah seluruh dewa hujan mendapatkan amanat dan bekal senjata tambahan dari dewa Fray, mereka pun berangkat dan menuju portal di istana.
Berikutnya adalah barisan ke tujuh sampai dengan barisan ke sepuluh di sini adalah dewa tanah atau dewa bumi, jumlahnya paling banyak di antara dewa yang lain, yaitu mencapai tiga puluh dewa.
Dewa-dewa bumi ini elemen-nya mendominasi, mereka di tugaskan berpencar dan membantu dari ke tujuh dewa lain-nya tadi, di antaranya ada yang bergabung ke kelompok dewa api, dewa air, dewa hujan, dewa angin, dewa petir dan dewa batu, karena mereka mempunyai beberapa elemen yang ada pada dewa lainnya, meskipun tidak se-kuat elemen yang di miliki oleh ke tujuh dewa elemen aslinya, seluruh dewa bumi memiliki masing-masing energi batu, api, air dan angin.
Dewa Fray Jordam masih melihat-lihat sekeliling barisan dewa bumi, ia masih bingung memilih siapa untuk menjadi komandan karena saking banyaknya dewa yang cocok di jadikan komandan.
Akhirnya dewa Fray menunjuk ke barisan paling belakang, di sana ada seorang dewa yang berdiri tegak, tubuhnya jenjang, wajahnya sangat tampan, ia adalah dewa Ananta.
Dewa Ananta adalah dewa naga, wujud aslinya adalah naga besar yang sakti, namun ia mampu merubah wujud-nya menjadi pria tampan.
"Baik saya berikan mandat kepada dewa naga Ananta untuk menjadi komandan dalam peperangan kali ini." Ucap dewa Fray mengacungkan jari telunjuknya ke bagian belakang barisan arah dewa Ananta berdiri.
Seluruh dewa yang berdiri di sana membelah barisan dan membiarkan dewa Ananta lewat untuk menerima amanat dari dewa Fray di depan.
Dewa Fray memberikan amanat kepada dewa naga Ananta namun kali ini dewa Fray bertanya.
"Dewa naga Ananta, apakah kau membutuhkan senjata atau kekuatan tambahan dari ku?" Tanya dewa Fray.
"Kenapa kau bertanya begitu dewa Fray? tentu saja aku membutuhkan itu semua untuk melakukan misi peperangan di bumi." Jawab dewa Ananta.
"Tanpa kekuatan atau senjata tambahan dari ku rasanya kau sudah sangat sakti, mustahil jika kau kalah dari musuh." Jelas Dewa Fray.
"Tidak begitu dewa Fray, kekuatan ku tidak lebih tinggi dari dewa lain-nya." Ucap Dewa Ananta merunduk.
"Kau sering mengeluarkan raungan di istana jika kau marah bukan? dengan raungan mu itu rasanya sudah mampu membuat para iblis kabur, di tambah nafas mu yang panas mampu membakar habis para iblis." Jelas dewa Fray.
"Meskipun begitu, aku menjadi sangat sakti saat aku berubah wujud menjadi naga, saat aku menjadi wujud manusia, aku memerlukan senjata dan kekuatan tambahan dari mu." Jelas dewa Ananta.
"Baik kalau begitu, aku akan memberikan senjata tambahan untuk mu dan semua dewa bumi lain-nya, yaitu panah api." Jelas dewa Fray.
"Terimakasih dewa Fray." Ucap dewa naga Ananta.
"Baik, tapi aku ada satu amanat lagi untuk mu, aku berpesan kau tolong jaga lah emosi mu jika berada di bumi, kau jangan meraung-raung seperti saat di langit, dan mengamuk semau-mu jika kau kesal wahai dewa naga, karena itu bisa membuat umat manusia mati ketakutan." Ucap Dewa Fray.
"Baik dewa Fray, aku akan mengontrol emosi-ku." Jawab Dewa naga Ananta.
Setelah menerima panah api dari dewa
Fray, dewa naga Ananta dan seluruh dewa bumi lain-nya langsung menuju portal dan turun ke bumi.
Seluruh dewa yang telah mendapatkan mandat perang dan menerima amanat dari dewa Fray telah turun ke bumi menggunakan portal penghubung istana dewa dan dunia manusia.
Dewa Ananta yang memimpin dua puluh sembilan dewa bumi lain-nya pun masuk ke portal, dengan membawa panah api, seluruh dewa bumi siap mengikuti misi perang kali ini.
Tiga puluh dewa turun ke bumi dengan wujud yang terlihat menyerupai cahaya yang berkilau jatuh ke bumi.
Situasi di bumi sedang ramai menyaksikan fenomena cahaya yang terjadi seribu tahun sekali lamanya, seluruh umat manusia tercengang menyaksikan hujan cahaya dari langit.
"Wah lihat lah.. itu ada meteor jatuh!" Teriak salah satu orang yang menyaksikan fenomena itu.
"Bukan bodoh!! itu bukan meteor, itu cahaya dewa yang terjadi seribu tahun sekali!" Jawab salah seorang teman-nya.
Umat manusia bekerumun menyaksikan fenomena yang terjadi seribu tahun sekali itu, bahkan mereka berbondong-bondong membawa ponsel untuk merekam nya, namun sangat aneh, cahaya itu sama sekali tidak tertangkap kamera.
Di tengah riuh-nya kerumunan itu ada seorang gadis yang tercengang kagum melihat fenomena menakjubkan itu.
Gadis itu bernama Virlania, seorang gadis beumur 15 tahun, Ia adalah anak sebatang kara yang di tinggalkan cerai oleh ke-dua orang dan di buang begitu saja oleh orang tua-nya, Ia tinggal di salah satu kerabat jauh-nya.
"Hei! gadis tolol, ngapain ikut bengong di sini? cepat sana cuci baju! kamu tidak lihat cucian numpuk seperti itu?" Bentak seorang wanita tua yang nampak-nya berumur sekitar tiga puluh tujuh tahun.
Dia adalah Tante dari Virlania, dia yang mengajak Virlania tinggal di rumah-nya, namun Virlania harus melayani seisi rumah kerabatnya itu dengan menjadi seorang pembantu rumah tangga.
"Ma-maaf tante.. sekarang aku akan mencuci ke rumah." Jawab Virlania dengan tangan gemetar karena kaget di bentak oleh tantenya itu.
Virlania pun berlari dengan cepat menuju rumahnya, tanpa sengaja ia menabrak Cesi sepupu nya, yaitu anak tante nya yang tadi, seusia dengan-Nya.
Braaaakkk!!! Mereka berdua terjatuh ke tanah.
"Hei, dasar tolol! gak liat apa aku jalan di depan mu? dasar gak punya mata kamu ini!" Teriak Cesi.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja." Virlania mengulurkan tangan-nya kepada Cesi yang terjatuh di tanah.
Plaaakk! Cesi menepis uluran tangan itu.
"Gak usah! aku bisa bangun sendiri, aku gak butuh bantuan orang tolol menyebalkan seperti kamu!" Ucap Cesi kemudian beranjak.
Cesi pun berjalan melewati Virlania yang ada di depan-nya itu untuk bergabung ke kerumunan melihat fenomena cahaya yang indah itu.
Virlania menoleh ke belakang, melihat Cesi yang berjalan menjauhinya, dan melihat ke arah langit, Cahaya indah itu masih menghujani bumi, Mata Virlania berbinar melihatnya dalam hati kecilnya ia pun sangat ingin bergabung di kerumunan itu untuk menyaksikan fenomena yang hanya terjadi seribu tahun sekali.
Virlania pun akhirnya kembali melanjutkan langkahnya, menuju rumahnya tinggal beberapa meter lagi ia sampai di rumahnya, suasana rumahnya sepi pagi itu, karena semua warga berkumpul di lapangan untuk melihat fenomena cahaya.
Sesampainya di rumah Virlania langsung mengambil pekerjaan rumah seperti biasanya, gadis itu duduk dan mulai mencuci pakaian keluarga tante-nya satu persatu.
Sementara di lapangan, Cesi yang tadi di tabrak oleh Virlania pun mengadu kepada Ibu-nya, dan membuat Ibu-nya geram dengan Virlania.
"Tunggu sebentar lagi, Ibu akan menghukum gadis tolol itu, karena sudah menabrak Puteri kesayangan ibu." Ucap Ibu-nya.
Setelah satu jam berlalu fenomena cahaya itu pun berakhir, langit sudah kembali biru seperti biasa, para warga juga sudah bubar dan menuju ke rumah masing-masing.
"Ayo Cesi, kita pulang." Ibunya menarik lengan Cesi.
"Ada apa bu? kenapa cepat-cepat pulang?" Tanya Ayahnya Cesi yang menghampiri mereka bersama ke-dua puterinya.
Keluarga Cesi adalah keluarga besar yang kaya raya, Orang tua Cesi mempunyai tiga orang Puteri, Cesi adalah Puteri yang pertama.
"Ibu mau mengajak Cesi pulang, dan menghukum si gadis tolol itu Ayah!" Ucap Ibunya.
"Ada apa lagi Bu? setiap hari marah-marah terus dengan Virlania, dia buat kesalahan apa lagi?" Tanya Ayahnya.
"Ayah tidak lihat pakaian puteri kita Cesi kotor seperti ini? tadi dia terjatuh ke tanah gara-gara di tabrak sama si gadis yatim piatu itu." Ujar Ibu-nya.
Ayahnya Cesi pun geleng-geleng, melihat istrinya yang setiap hari marah terus, dan membuat suasana rumah ribut.
...***...
Sementara Virlania sudah selesai mencuci pakaian, dan selesai pula menjemur nya, tangannya nampak putih pucat karena terlalu lama mencuci, gadis itu mengelap keringat di dahi-nya, lalu duduk tersimpuh di depan jemuran.
"Kenapa aku lelah sekali.." Gumam Virlania.
Virlania pun berjalan masuk ke rumahnya, dan mencari segelas air di galon dapur, gadis itu meneguk segelas air putih untuk menghilangkan dahaga nya selama dua jam mencuci baju.
Di saat yang bersamaan datang lah Cesi dan Ibunya ke rumah, mereka berdua melihat Virlania yang tengah meminum air di dapur rumahnya.
Ibu Cesi langsung menghempas kan gelas yang di pegang Virlania di mulutnya, seketika membuat Virlania terkejut, gelas itu terlempar ke lantai dan pecah.
"Siapa yang menyuruh mu meminun air galon?" Tanya Tante nya.
"Maaf tante, aku sangat haus, air keran nya mati jadi aku minta air galon milik tante segelas saja." Jawab Virlania.
Virlania selama tinggal di rumah keluarga Cesi, tidak di perbolehkan meminum air galon, Virlania hanya boleh meminum air dari keran langsung.
"Dasar alasan saja kamu ini, pungut itu pecahan gelasnya!" Ibu Cesi mendorongnya ke lantai.
Virlania pun memungut pecahan gelas yang berserakan di lantai, sambil mendengarkan Tante nya mengomel sambil berdiri di samping nya.
"Hei, kamu benar-benar tidak tau diri ya Virlania, kamu numpang tinggal di sini, tapi kamu berbuat se-enaknya saja, aku dengar juga tadi kamu menabrak Cesi sampai dia jatuh ke tanah ya?" Tanya Tante nya.
"Maaf tante, tadi aku tidak sengaja menabrak Cesi." Ucap Virlania sambil memungut pecahan gelas.
"Alah.. bilang saja kamu kesal kan? karena iri dengan Cesi?" Ujar tante-nya.
"Tidak tante, untuk apa aku iri, Cesi kan sepupu ku." Jawab Virlania.
"Eh gadis tolol, siapa juga mau sepupu-an sama kamu, nanti aku bisa ketularan tolol seperti kamu!" Sentak Cesi.
Virlania pun menghentikan tangannya memungut pecahan gelas dan mendongak ke arah Cesi yang berdiri di samping Ibunya.
"Kenapa kamu mendongak begitu?" Tanya Cesi.
"Kenapa kalian menyebutku gadis tolol, aku punya nama!" Sentak Virlania.
"Eh.. eh.. beraninya melawan kamu ini!" Ibu Cesi langsung menginjak kepala Virlania yang tengah jongkok di depannya, hingga Virlania terjatuh dan wajahnya menimpa pecahan gelas yang ada di depannya.
"Aaah sakit, wajahku tertusuk pecahan gelas!" Rintih Virlania.
"Ibu hentika, wajahnya tertusuk pecahan gelas katanya." Cesi menarik lengan ibunya.
Cesi dan Ibunya pun langsung pergi dan meninggalkan Virlania yang masih duduk dengan wajahnya yang penuh luka tusukan pecahan gelas itu di dapur.
Virlania menangis sambil membersihkan wajahnya yang penuh pecahan gelas itu, darah di wajahnya nampak mengalir membalut kulit wajahnya yang putih itu.
^^^Bersambung... ^^^
Suasana malam hari setelah para dewa sampai di bumi, seluruh dewa menempati kuil masing-masing untuk pemujaan mereka, di bumi umat manusia membuat banyak kuil pemujaan untuk menyembah para dewa.
Dewa naga Ananta pun tiba di kuil pemujannya bersama ke dua puluh sembilan dewa bumi lainnya.
Di depan mereka sudah terdapat tiga puluh kuil yang megah yang di buat oleh para umat manusia dari bertahun-tahun yang lalu, dan sudah sering mengalami pembaruan dan renovasi.
dari ke-tiga puluh kuil megah itu ada satu kuil yang paling besar ukurannya, kuil dengan patung naga besar yang melilitnya, itu adalah kuil untuk dewa naga Ananta.
Malam itu dewa naga Ananta dan para dewa lainnya pun sudah mulai bersemayam di dalam kuil, sambil mengintai kapan iblis akan datang dan menyerang umat manusia.
"Malam ini bumi masih terpantau aman di sini, belum ada tanda-tanda iblis menyerang." Ucap Dewa naga Ananta.
"Kalian beristirahat saja dulu malam ini di kuil, aku akan berkeliling melihat seisi bumi, nampaknya bumi tidak kalah indah dengan istana langit." Ujar dewa naga Ananta, tersenyum.
"Baiklah dewa naga Ananta, tapi apakah kau akan berkeliling dengan wujud naga mu?" Tanya Dreyn, salah satu dewa bumi, anggota dewa Ananta.
"Tentu tidak! bisa gempar para umat manusia jika aku berkeliling di langit dengan wujud naga-ku." Dewa naga Ananta tertawa.
"Baiklah dewa naga Ananta." Serentak para dewa bumi merunduk kan badannya kepada dewa naga Ananta.
Dewa naga Ananta pun langsung melecut terbang dari kuil ke angkasa, ia berkeliling dan melihat ke indahan bumi dari atas.
"Cahaya apa itu kerlap-kerlip? apakah itu api? ternyata bumi sungguh indah, sangat di sayangkan jika iblis sampai menghancurkan bumi yang indah ini" Gumam dewa naga Ananta.
Dewa naga Ananta melihat para manusia yang lalu lalang beraktivitas dari angkasa, membuat dewa naga Ananta tersenyum.
"Itu kah manusia? wujudnya tidak jauh berbeda dengan para dewa rupanya, namun mereka hanya saja tidak memakai baju zirah seperti para dewa." Ucap dewa naga Ananta.
"Hei wahai dewa naga Ananta!" Panggil dewa api Fryeor yang ternyata sedang berkeliling juga di angkasa, Mereka berdua bertemu di bumi.
"Dewa Fryeor! kau rupanya.. apa kabar?" Tanya dewa naga Ananta.
"Tentu saja baik, iblis belum menyerang jadi aku masih baik-baik saja haha." Dewa api Fryeor bergurau.
"Kau sudah menemukan kuil mu?" Tanya dewa Fryeor.
"Tentu sudah, kuil ku sangat mencolok di antara kuil yang lainnya, sebab kuilnya di hiasi patung naga yang melilit kuil." Jelas dewa naga Ananta.
"Iya tentu saja, kau dewa yang paling berbeda di antara dewa yang lainnya, seluruh umat manusia pasti sudah mengenal dewa naga sejak ribuan tahun yang lalu." Jelas dewa Fryeor.
"Ah.. kau terus memuji ku, dewa Fryeor. aku jadi ingin meraung!" Ucap dewa naga Ananta tertawa.
"Astaga! jangan meraung di sini! kau bisa membuat seisi bumi gempar dan mati karena raungan mu." Ucap dewa Fryeor.
"Haha.. aku hanya bergurau, mana bisa aku meraung dalam wujud seperti ini, aku harus berubah wujud menjadi naga terlebih dahulu agar bisa meraung." Jelas dewa naga Ananta.
"Hei dewa Fryeor, lihat lah para umat manusia, mereka sedang beraktivitas, mereka sangat unik dan lucu jika kita lihat dari angkasa ya." Jelas dewa naga Ananta.
"Ahh semua saja kau sebut lucu dewa Ananta, karena kau terbiasa melihat sesuatu saat kau menjadi naga." Ucap dewa Fryeor.
"Haha.. bukan begitu, tapi memang umat manusia terlihat menggemaskan bukan?" Dewa naga Ananta kembali tertawa.
"Ah sudahlah, dewa naga Ananta, daripada kita terus mentertawakan umat manusia, lebih baik kita balik saja ke kuil dan beristirahat malam ini di kuil." Ucap dewa Fryeor.
Dewa naga Ananta dan dewa Fryeor pun kembali ke kuil dan beristirahat malam ini di kuil, untuk mempersiapkan diri dari serangan iblis yang akan menyerang.
...***...
Virlania merebahkan tubuhnya di karpet malam itu, ia sangat lelah seharian bekerja dan membereskan isi rumah, gadis itu di berikan tempat tidur karpet tipis oleh keluarga Cesi dan tidur di gudang rumah mereka.
Virlania sudah tinggal bersama keluarga Cesi sejak dirinya ber-usia lima tahun, Ayah dan ibunya selalu bertengkar, karena Virlania adalah anak di luar nikah, Ayah dan Ibu Virlania terpaksa menikah, namun saat Virlania lahir, ke dua orang tuanya tidak ingin merawatnya, mereka menunggu Virlania sampai berumur lima tahun lalu bercerai.
Virlania di asuh oleh keluarga Cesi dari umur lima tahun, namun Virlania di jadikan pembantu di rumah mereka, dan Virlania tidak di sekolahkan oleh keluarga Cesi.
Virlania hanya bertugas membereskan rumah Cesi setiap hari, mencuci kan pakaian seluruh anggota keluarga Cesi dan pakaian Cesi, memasak untuk mereka, namun Virlania hanya boleh makan paling banyak dua piring saja dalam satu hari tidak lebih.
Virlania juga tidak boleh meminum air galon yang ada di dapur, di gudang tempat tidur Virlania terdapat keran, Virlania hanya boleh mengambil air dari sana.
Untuk uang bekal setiap hari, Virlania bekerja merangkai bunga di tetangga dekat rumah, Virlania mendapatkan upah perhari nya untuk bekal nya, dan untuk di tabung.
Meskipun upah Virlania sangat sedikit, namun gadis itu sangat bersyukur bisa mendapat pekerjaan.
Virlania pun beranjak dan menuju meja kayu yang terdapat di sebelah karpet tempat tidur nya, ia mempunyai satu buku cerita yang ia pungut di bak sampah dekat sekolah Cesi satu minggu yang lalu.
Virlania sangat suka membaca buku itu, itu adalah buku cerita dongeng, yang mengisahkan seorang pangeran Naga yang sangat sakti dan tampan.
Virlaniavsangat suka membaca buku itu, setiap mau tidur gadis itu senyum-senyum sendiri dan kagum membaca kisah dari pangeran naga yang menyelamatkan seorang Puteri.
Meskipun buku itu terlihat sudah usang dan beberapa bagian-bagian nya robek, Virlania berusaha keras membersihkannya, dan mengisi lem bagian-bagian yang robek agar bisa ia baca.
Virlania sangat menyukai karakter Naga, entah itu di buku cerita ini ataupun di buku-buku yang lain, sejak kecil Virlania sangat menyukai Naga, sewaktu kecil ia pernah melihat lukisan naga yang di jual di suatu pasar malam, saat itu Virlania sangat kagum melihat lukisan naga yang di pajang di sana, namun ia hanya bisa kagum dan tidak bisa membeli lukisan yang harganya mahal itu.
Namun sekarang Virlania mempunyai buku yang berisi gambar naga, yang membuat Virlania sangat senang, dan selalu memandangi buku yang usang itu berkali-kali saat ingin tidur.
Setelah selesai membaca buku dongeng pangeran naga itu, Virlania pun meletakan-nya kembali di meja kayu itu, dan menarik selimutnya lalu segera tidur.
^^^Bersambung... ^^^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!