Rumah sakit Royal Garden. Rumah sakit terbesar di kota Jakarta, di sanalah Rezi dirawat. Aisyah, sudah terbiasa dengan rumah sakit itu di mana setiap kali dia harus membawa Rezi untuk melakukan transfusi darah.
"Anak Bunda pasti kuat,"ucap Aisyah, yang menemani Rezi saat ini dan sesekali mengusap kepala Rezi untuk mengalihkan perhatian sang anak. Dari selang dapat dilihat cairan darah yang mengalir menuju pergelangan tangan Rezi.
Sementara Rezi berbaring di atas ranjang pasien, di sisi lain ada Reza yang saat ini sibuk dengan iPad di tangannya. Reza sesekali memeriksa pekerjaan Aisyah, yang mungkin bisa saja terjadi kesalahan setiap membuat laporan.
"Semua bagus, tak ada yang perlu Bunda khawatirkan, malah Reza yakin kerja sama ini akan diterima dengan baik oleh perusahaan asing itu,"Reza berkata, sembari mematikan iPad itu tanpa melihat nama dari pemilik perusahaan yang akan opening hari ini.
Di tempat lain, lebih tepatnya di perusahaan Hosea Properti dan Real Estate. Seorang pria dengan jas hitam pekat serta kaca mata hitam, turun dari mobil Alphard putih, dengan dijaga ketat oleh beberapa orang kepercayaannya.
Beberapa awak media datang untuk mewawancarai pria tersebut. Bahkan, ada yang sibuk mengambil beberapa foto miliknya. Tetapi, sang asisten tak membiarkan siapapun mendekati pria itu, apalagi seorang wanita tak diperbolehkan untuk mendekat.
"Tuan, semua para investor dan beberapa perwakilan dari perusahaan lain telah tiba di tempat. Tetapi, hanya satu yang belum memberikan proposal kerja sama, yaitu dari PT. Angkasa grup."Elliot membacakan semua informasi dari iPad-nya yang terhubung dengan staf resepsionis.
"Kita langsung memulai rapat di ruangan meeting, yang telat biarkan saja!"Lucas berkata tanpa mau tahu apa alasan orang datang terlambat.
Aisyah sudah menitipkan Rezi kepada Reza. Aisyah juga menitipkan Rezi kepada teman lamanya yaitu Dokter Kevin, yang sejak awal membantu Rezi mencarikan pendonor darah dengan tipe yang langka itu.
Aisyah baru saja tiba gedung perusahaan Hosea. Aisyah merasakan nama perusahaan itu tak asing dengannya. Terlebih lagi, kedua anaknya memiliki nama belakang yang sama dengan perusahaan tersebut.
"Ini hanya kebetulan,"Aisyah berkata dan langsung berjalan ke arah resepsionis.
"Selamat datang. Ada yang bisa kami bantu?"seorang staf wanita memakai baju formal berdiri menyambut kedatangan Aisyah dengan ramah. Wanita yang berhijab dan berpenampilan cukup elegan tak sedikit menarik perhatian orang lain.
"Saya perwakilan dari perusahaan PT. Angkasa Grup, apa rapatnya sudah dimulai?"
"Anda bisa langsung ke lantai lima. Rapat akan dimulai dalam waktu 10 menit lagi,"
"Baik, Terima kasih."
Setelah kepergian Aisyah menuju lantai lima perusahaan. Staf tersebut mengirim informasi kepada Elliot, sehingga pria ini menunggu Aisyah di depan ruangan meeting.
Dari jauh, Elliot sudah melihat kedatangan Aisyah. Elliot langsung menegur Aisyah.
"Mohon maaf, Nona. Kami tidak bisa menerima seorang wanita ikut rapat bersama dengan kami. Jika Anda mau, Anda bisa menggantikannya dengan orang lain selagi masih ada waktu,"ujar Elliot. Hal itu, membuat Aisyah tercengang. Pertama kali dirinya ditolak untuk mengikut rapat antar perusahaan.
"Kenapa tidak bisa? Apakah seorang wanita tak bisa berada dalam ruangan meeting? Tidak bisakah jangan hanya melihat dari gendernya saja. Tetapi, lihatlah dari kinerja dia bekerja, saya takkan mengecewakan perusahaan Anda!"Aisyah berkata dengan tegas, hal itu membuat Elliot ingin memberi kesempatan. Tetapi, sang CEO tidak akan menerima hal itu terjadi.
Namun, ditengah perdebatan mereka ternyata sudah menarik perhatian pria itu sejak lama, sehingga dia memutuskan untuk melihatnya sendiri.
"Apa yang terjadi?"Pria itu bertanya, Elliot dan Aisyah sama-sama menoleh ke arah pintu ruangan di mana sang CEO berada. Pandangan Aisyah dan pria itu bertemu yang membuat netra Aisyah melebar sempurna. Bagaimana tidak, pria itu sangat mirip dengan orang di masa lalunya.
"Lu-Lucas?"Aisyah terbata saat menyebut nama pria itu.
"Iya, benar. Ini Tuan Lucas,"sambung Elliot, Aisyah melirik ke arah Elliot pria itu tersenyum tipis.
"Biarkan dia masuk! Jangan menunda dan membuang waktu saya!"Lucas berkata dengan dingin dan kembali masuk ke dalam ruangan rapat. Sedangkan Elliot malah tercengang mendengar penuturan Lucas yang membiarkan Aisyah untuk bergabung dengan dapat. Aisyah yang masih membatu ditempat segera dikejutkan oleh Elliot dan menyuruhnya untuk masuk.
Aisyah menempatkan kursi paling ujung, di mana posisi kursi tersebut berhadapan dengan tempat duduk Lucas, sehingga Aisyah memiliki kesempatan yang banyak untuk melihat pria yang sangat mirip dengan mantan suaminya.
Aisyah sempat termenung beberapa kali, sehingga Lucas menatapnya dengan dingin karena Aisyah tak fokus pada pembahasan materi yang diberikan oleh Elliot pada waktu rapat berlangsung.
"Untuk hari ini, Tuan Lucas akan menerima sekitar 10 perusahaan untuk bekerja sama. Jadi, tak semuanya bisa mengambil kesempatan itu, yang hadir pada rapat pagi ini sekitar 25 orang. Kami hanya memilih perusahaan yang paling unggul di antara perusahaan yang ikut pada rapat pagi ini,"ucap Elliot, yang memimpin rapat. Sedangkan, Lucas hanya menikmatinya saja seperti biasa.
"Baiklah, tinggalkan proposal perusahan Anda di atas meja, kalian semua boleh pergi!"lanjut Elliot, terlihat beberapa perwakilan perusahaan ada yang CEO ataupun staf manager yang datang pada rapat itu. Semua orang keluar, tetapi tidak dengan Aisyah. Wanita ini mengambil tasnya lalu berjalan ke arah kursi Elliot dan Lucas duduk.
"Nona, ada yang bisa saya bantu?"Elliot bertanya, ketika Aisyah mendekat, karena Elliot tak ingin Aisyah lebih dekat lagi dengan tempat duduk Lucas.
"Saya ingin berbicara dengan Tuan Lucas,"ucap Aisyah menekan kata 'Tuan'.
"Maaf, jika perlu sesuatu Anda bisa bicarakan dengan saya. Karena, Tuan Lucas tak menerima pembahasan diluar pekerjaan,"ujar Elliot. Aisyah melirik ke arah Lucas dan menatap pria itu yang duduk terdiam dengan raut wajah yang begitu dingin. Seakan menganggap di dalam ruangan itu tak ada Aisyah.
Aisyah terus memperhatikan pria itu, dia sangat yakin kalau Lucas adalah pria yang sama. Pria yang menjadi suaminya pada enam tahun yang lalu.
"Nona, silakan tinggalkan pesan! Tuan Lucas waktunya terlalu sibuk, tak bisa menemani Anda mengobrol,"Elliot masih berusaha untuk menolak Aisyah dengan halus. Tetapi, perasaan Aisyah terhadap Lucas sangat kuat, sehingga dia tak dapat menahan diri jika tak mendengar apapun dari mulut Lucas.
Lucas sendiri sejak dari tadi tak menoleh sedikitpun ke arah Aisyah, meskipun hanya sekilas, dia benar-benar mengabaikan wanita itu.
"Apa Tuan Lucas alergi terhadap wanita?"
Lucas dan Elliot sama-sama terkejut. Bahkan, kini Lucas menoleh ke arah Aisyah dan menatap wanita itu dengan tajam.
Hallo, Guys ini karya baru Mak Aisyah ya, yuk mampir ke sini jangan tabung bab ya ♥️kita up tiap hari...
"Lancang!" Lucas berdiri dari tempat duduknya menatap tajam ke arah Aisyah yang masih berdiri di tempat yang sama. Bahkan, wanita ini tak bergeming sedikitpun ketika Lucas menatapnya dengan tajam. Jika orang normal mungkin akan menunduk dengan penuh rasa takut. Tetapi, ini berbeda dengan Aisyah. Wanita ini sangat yakin jika pria di depannya adalah pria yang sama yang menikahinya pada enam tahun yang lalu.
"Keluar,"ucap Lucas pelan, tetapi tak membuat Aisyah beranjak dari tempat itu. Tak terasa air mata Aisyah terjatuh membasahi pipinya. Lucas bukan sekali dua kali mengusir Aisyah dalam hidupnya mungkin ini kata-kata yang keseratus kali wanita ini dengarkan setelah kesekian lamanya.
Lucas mengetahui Aisyah menangis, dia melirik sekilas dan ketika melihat air mata Aisyah menetes bergulir di pipi Aisyah yang bulat itu perasaan yang tak asing Lucas rasakan. Pria ini mendadak merasakan hatinya ikut sedih melihat wanita itu menangis.
"Keluar!"Lucas kembali berkata, tetapi kali ini Lucas berteriak kepada Aisyah yang membuat wanita ini semakin yakin jika pria itu benar suaminya. Apalagi ketika Aisyah tak sengaja melihat bekas luka yang ada di belakang daun telinga pria itu, Aisyah sangat yakin jika Lucas adalah suaminya. Ayah dari anak-anaknya.
"Nona, lebih baik Anda pergi! Tuan Lucas, akan melupakan masalah hari ini,"ucap Elliot, yang mulai takut dengan suasana tegang dari dalam ruangan tersebut.
"Tunggu!"Ketika Elliot akan membawa Aisyah pergi, wanita ini kembali melarang Elliot.
"Aku ingin tanyakan satu hal,"lanjut Aisyah, Elliot menoleh ke arah Lucas begitu juga dengan pria itu.
"Katakan!"raut wajah dingin Lucas membuat Elliot semakin merasa berada dalam masalah.
"Apakah benar, Anda Tuan Lucas Edward Hosea? Dan Anda memiliki seorang adik bernama Galih Edward Hosea? Satu lagi, Anda memiliki riwayat alergi terhadap wanita,"ucap Aisyah dengan pelan tetapi penuh penekanan.
Elliot semakin merasa tak aman jika berada di dalam ruangan itu. Lucas menyeringai, lalu berjalan ke arah Aisyah berdiri tepat di depan wanita itu. Lucas tak merasakan apapun ketika berada di depan wanita itu. Biasanya Lucas akan merasakan mual dan pusing ketika berhadapan dengan seorang wanita.
Lucas menaikan satu alisnya. "Kamu adalah wanita yang ke seribu yang datang kepadaku, untuk mengakui jika kamu mengenalku. Tetapi, nyatanya aku tak pernah mengenal kamu!"Lucas mempertegas kata-katanya agar Aisyah mengerti dan segera pergi. Tetapi, sepertinya Aisyah tak menyerah begitu saja.
"Aku memang mengenal Anda, karena Anda adalah suamiku pada enam tahun yang lalu. Kita pernah menikah di Negara ini, lalu kita pergi dan tinggal di Inggris, di mana Anda memulai bisnis Anda dan hidup di sana. Bahkan, kini aku memiliki dua anak yang sangat mirip dengan Anda, karena mereka adalah darah daging Anda, Tuan Lucas!"Aisyah berkata dengan tegas, tetapi semua perkataan Aisyah dianggap lelucon oleh Lucas.
"Menikah? Punya anak? Bahkan aku tak mengenal kamu! Aku ini pria yang tak pernah dekat dengan wanita manapun, apalagi ... tidur dengan wanita," Lucas sinis, lalu menoleh ke arah Elliot meminta Elliot untuk mengusir Aisyah.
Di rumah sakit, Reza yang sedang menemani Rezi tak sengaja menonton siaran televisi yang memberitakan seorang pria asing yang baru saja tiba di kota tersebut.
Pria itu telah membuka cabang perusahaan dengan jaringan bisnis yang lumayan besar, bahkan beberapa perusahaan lain di kota ini tak bisa dibandingkan dengan perusahaan pria tersebut.
"Pria yang cukup kaya, jika dia single dia cocok menjadi Daddy, kami."Reza berkata sembari meneguk susu hangat yang ada di dalam gelas, lalu ketika nama pria itu di sebut dan pria itu membuka kaca matanya, Reza terkejut bukan main. Semua yang ada pada pria itu hampir sama seperti Reza, hanya saja pria itu versi dewasanya.
"Namanya kenapa sangat mirip dengan nama belakang kami? Siapa pria itu?" Lalu, Reza meraih sebuah iPad yang tak jauh dari tempat dia duduk. Reza membuka sebuah situs ilegal demi mencari tahu siapa pria yang baru saja muncul di televisi. Selama ini, Aisyah tak pernah memperlihatkan bagaimana wujud Lucas kepada anak-anaknya. Karena tak satupun foto kenangan yang Aisyah simpan tentang dia dan Lucas.
Masih di perusahaan Hosea Properti dan Real estate. Aisyah masih menunggu kejujuran dari Lucas tentang siapa dirinya. Tetapi, itu mustahil Lucas tak mau mengaku Aisyah, karena saat ini yang Lucas ingat hanya dirinya dan keluarganya.
Namun, Aisyah masih bersikeras untuk meyakinkan Lucas jika dirinya adalah istri dari pria itu.
"Begini saja, Nona. Apa Anda punya bukti jika Tuan Lucas adalah suami Anda?"Elliot ketika melihat suasana semakin tegang.
"Elliot, apa maksudmu? Kenapa kau bertanya seperti itu? Sudah ku katakan, aku tak mengenalnya!"Lucas masih pada pendiriannya yang tak ingin mengaku Aisyah.
"Bukti?"ulang Aisyah. Barulah Aisyah kebingungan. Dia tak punya bukti apapun, mereka menikah karena Aisyah dipaksa oleh orang tuanya dan yang tercatat di kantor urusan agama bukan namanya dan Lucas waktu itu, tetapi nama Aisyah dan Zayyan, calon suami Aisyah sebelumnya. Tentu saja, Aisyah tak memiliki bukti apapun, karena hanya menikah secar agama bukan negara. Bahkan, surat pernikahan saja waktu itu Aisyah tak menyimpannya.
Melihat raut wajah Aisyah yang kebingungan Lucas kembali menyeringai. Karena Lucas sangat yakin jika wanita ini berbohong untuk mendapatkan dirinya. Kekayaan yang Lucas miliki akan dengan mudah menarik wanita manapun untuk jatuh dalam pelukan pria itu.
"Elliot, blacklist perusahaan PT. Angkasa dari laporan kerja sama. Aku tak ingin berurusan dengan wanita ini lagi, aku tak ingin hidup dan hari-hariku terganggu oleh wanita ini,"ucap Lucas dengan sinis yang membuat Aisyah harus menahan rasa sesak di dada atas ucapan Lucas yang tak bersahabat.
"Tidak bisa begitu, Tuan. Ini adalah urusan pekerjaan, Anda tak bisa memblacklistnya begitu saja, tanpa mempertimbangkannya lebih dulu," sanggah Aisyah yang membuat Lucas harus menghela napasnya berkali-kali. Lucas tak menyangka harus berurusan dengan wanita keras kepala seperti Aisyah.
Lucas menatap tajam ke dalam netra Aisyah, sehingga pandangan keduanya bertemu. Lucas tak pernah merasakan perasaan yang begitu dekat seperti dia menatap Aisyah. Perasaan seperti yang tak asing baginya, seakan Lucas pernah merasakannya dulu.
Elliot, mengambil proposal yang Aisyah berikan tadi. Lalu, mengembalikannya kepada wanita itu.
"Jika Anda pergi hari ini, saya bisa membantu Anda untuk berbicara dengan Tuan Lucas, agar Beliau mau mempertimbangkan perusahaan Anda,"ucap Elliot, meminta Aisyah untuk mengerti dan segera pergi meninggalkan tempat itu.
"Baiklah,"jawab Aisyah pada akhirnya yang menyerah untuk berdebat dengan Lucas, tetapi sebelum Aisyah pergi dia menatap ke arah Lucas sekilas begitu juga dengan pria itu. Melihat Aisyah yang keluar dari ruangan meeting, sekali lagi Lucas merasakan hatinya begitu sakit, apalagi raut wajah Aisyah yang sedih tak bisa Lucas lupakan begitu saja.
Pak Dirsa sang CEO dari PT. Angkasa, melemparkan proposal yang Aisyah bawa pulang dari perusahaan Hosea. Bahkan, Pak Dirsa menatap tajam ke arah Aisyah yang selama ini selalu membawa hasil yang memuaskan dari pertemuan atau rapat manapun yang Aisyah hadiri mewakili perusahaan PT. Angkasa. Tetapi, kali ini Aisyah malah ditolak mentah-mentah tanpa mencobanya lebih dulu.
"Aisyah, selama ini saya percayakan kamu dapat menangani semua kerja sama kita dengan perusahaan yang lain. Tetapi, kenapa kali ini kamu membuat saya kecewa? Apa yang terjadi? Perusahaan menerima laporan jika kamu menggoda CEO dari Negara asing itu, apa itu benar?"Pak Dirsa, kembali bertanya kepada Aisyah. Tetapi, Aisyah seakan diam tak mau mengatakan apapun.
"Saya tahu, kamu janda anak dua. Tetapi, jika kamu ingin mencari seorang laki-laki carikan yang mungkin sepadan denganmu, mengandalkan kecantikan jaman sekarang juga nggak akan berhasil,"lanjut Pak Dirsa, yang membuat Aisyah mengepalkan tangannya.
"Pak, saya bukan niat mau menggodanya Pak Lucas, hanya saja ...."
"Hanya apa?"
Aisyah tak melanjutkan ucapannya, jika dia mengatakan kalau Lucas adalah suaminya. Pak Dirsa pasti akan menganggapnya gila. Tidak ada yang percaya selama Aisyah tak memiliki bukti apapun di saat dirinya bersama dengan Lucas.
"Aisyah, saya tak mau tahu. Kamu harus bisa mendapatkan kerja sama itu, perusahaan seperti itu kita tidak bisa kehilangan kesempatan begitu saja. Jika kamu masih gagal, maaf saya tak bisa mempertahankan kamu lagi di perusahaan ini,"Pak Dirsa mengancam akan memecat Aisyah. Tentu saja hal itu membuat Aisyah cemas, karena bagaimanapun dia membutuhkan biaya untuk pengobatan sang anak yang tak sedikit itu, setiap bulan Aisyah harus mengeluarkan uang tidak hanya sedikit untuk Syah Rezi Hosea.
"Baiklah, Pak. Saya akan berusaha lagi, kali ini saya berjanji akan mendapatkan kerja sama dengan perusahaan Hosea, Pak."Aisyah berkata dengan penuh keyakinan yang membuat Pak Dirsa mengangguk setuju.
Aisyah mengundurkan diri dari hadapan Pak Dirsa, setiap Rezi di rumah sakit Aisyah selalu meminta waktu untuk pulang lebih cepat seperti hari ini.
Perusahaan Hosea Properti dan Real Estate, Elliot sedang berada di dalam ruangan sang CEO. Di mana saat ini Lucas sedang meminta Elliot untuk mencari tahu tentang Aisyah wanita yang mengaku sebagai istrinya. Sedangkan Lucas hanya mengingat dirinya dan juga keluarganya saja. Ingatan Lucas bersama dengan Aisyah benar-benar terhapus dan Lucas hanya mengingat tentang kehidupannya bersama dengan Galih dan yang lain.
"Tuan, ini data yang Anda minta."Elliot, memberikan data tentang Aisyah kepada Lucas.
"Jelaskan!"
"Wanita ini adalah seorang ibu tunggal yang membesarkan dua orang anak, salah satu anaknya mengalami sakit kekurangan hemoglobin. Setiap bulan dia harus mengeluarkan banyak biaya untuk transfusi darah dari rumah sakit asing, jika tidak bisa jadi keselamatannya tak dapat tertolong, dia juga termasuk memiliki darah langka,"ujar Elliot, Pria ini berhenti ketika Lucas mengangkat tangannya.
"Sudah jelas bukan? Dia mendekati aku hanya untuk mendapatkan uang, ibu tunggal. Jika tidak menggoda pria kaya mana bisa membiayai dua orang anak sekaligus, jika hanya mengandalkan gaji dari tempat dia bekerja juga tidak akan mampu,"cibir Lucas dengan santai sembari menatap dokumen data pribadi milik Aisyah yang Elliot berikan. Tetapi, bayangan wajah Asiyah, serta senyuman saat Aisyah pertama kali melihat Lucas di depan pintu ruangan meeting terus berputar diingatan Lucas saat ini.
"Aah!"Lucas mengeluh memegang kepalanya yang terasa sakit, ketika bayang-bayangan hitam mulai terlintas diingatanya lagi. Selama ini Lucas tak pernah memaksa untuk mengingat masa lalunya karena setiap kali Lucas ingin mengingatnya rasa sakit yang lebih dari rasa kematian akan Lucas rasakan yang membuat dirinya selalu menyerah sebelum mendapatkan potongan ingatan masa lalu itu.
"Tuan, Anda baik-baik saja? Jika sakit kepala Anda kambuh, lebih baik istirahat saja dulu. Aku akan meminta staf karyawan untuk menunda pertemuan dengan klien yang lain,"ucap Elliot, yang memang sedikit khawatir akan keadaan Lucas.
"Aku istirahat sekitar 10 menit, kita bisa menghadiri pertemuan nanti,"Lucas berkata seperti itu, Elliot langsung mengundurkan diri dari ruangan sang CEO. Setelah kepergian Elliot, Lucas masih penasaran dengan wanita yang mengaku sebagai istrinya. Karena, setiap kali Lucas mengingat bagaimana Aisyah berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari Lucas, air mata Aisyah yang jatuh juga membuat hati Lucas tiba-tiba terasa sakit.
Sementara Lucas tak mendaptakan ingatan masa lalunya, saat ini Reza sedang menunggu Aisyah kembali dari rumah sakit.
Pintu ruangan terbuka, Reza menoleh ke arah pintu melihat seorang wanita berhijab yang masuk ke dalam ruangannya, dengan raut wajah yang penuh senyuman agar tak membuat sang anak cemas.
"Bunda kembali?"Reza bertanya, Aisyah hanya mengangguk lalu tersenyum dan berjalan ke arah ranjang di mana Rezi berbaring lemah di sana.
"Bagaimana dengan pekerjaan Bunda? Apakah perusahaan baru itu menerima kerja sama dengan, Bunda?"begitulah Reza setiap hari, selalu cemas dengan Aisyah yang bekerja diluaran sana. Karena, Reza tak ingin sang ibu mendaptakan penindasan dalam masa dia bekerja.
Aisyah duduk di kursi di samping ranjang Rezi, Aisyah menghela napas beratnya sejak dari tadi Reza memperhatikannya.
"Semua oke,"jawab Aisyah singkat dan kembali tersenyum yang membuat sang anak curiga dan penasaran. Melihat wajah lesu Aisyah tak membuat Reza begitu puas.
"Lalu, apa yang membuat Bunda begitu tak senang, Bunda terlihat tahu?"Reza berjalan ke arah Aisyah dan berdiri tepat di samping wanita itu, memegang tangan Aisyah yang membuat Aisyah tak tega membohongi sang anak.
"Kerja samanya gagal, Bunda diancam akan dipecat jika tidak mendapatkan kerja sama itu. Karena, perusahaan itu sangat besar. Perusahaan di mana Bunda bekerja ingin sekali bergabung dengan perusahaan yang baru itu, hanya saja Bunda belum mampu mendapatkan kerja sama itu,"penjelasan Aisyah membuat sang anak tak tega melihat raut wajah Aisyah yang begitu merasa bersalah, ada banyak hal yang Aisyah pikirkan jika dia sampai dipecat.
"Reza akan membantu, Bunda. Jangan khawatir, Bunda."Reza memeluk Aisyah dari samping. Anak yang berusia enam tahun itu sangat mengerti dengan situasi dan bagaimanapun keadaan Aisyah. Reza selalu ada untuk menguatkan Aisyah dalam kondisi apapun.
Reza kembali ke tempat duduknya. Membuka semua situs jaringan miliknya. Reza dapat melihat jika perusahan Hosea Properti dan Real Estate, begitu ketat penjagaannya. Bahkan, tak bisa dengan mudah dimasuki oleh semua orang, apalagi untuk memblokir situs web milik perusahaan Hosea. Tetapi, karena keahlian Reza sejak umur 4 tahun sudah menggarap ilmu telekomunikasi dengan berbekal dari keisengannya, membuat dia berhasil menjadi seorang hacker yang handal.
Reza berhasil memblokir semua situs jaringan perusahaan Lucas yang membuat Elliot mendadak panik ketika semua situs web perusahaan tak bisa dimasuki.
"Apa yang terjadi? Kenapa semua data terkunci?"gumam Elliot, tidak hanya pria itu. Beberapa staf karyawan juga mengeluh hal yang sama sehingga membuat seluruh karyawan perusahaan panik dan cemas dalam waktu yang bersamaan.
Lucas yang saat ini sedang duduk bersandar di kursi kebesarannya, dikejutkan dengan kedatangan Elliot yang membuka pintu tanpa mengetuk lebih dulu.
"Tuan, semua jaringan bisnis kita terkunci. Ada beberapa situ web kita tidak bisa dicari ataupun dimasukin. Semuanya telah diblokir oleh seseorang,"ujar Elliot yang meletakkan ipadnya di atas meja kerja Lucas.
"Segera hubungi seseorang untuk membuka kembali jaringan ini, jika tidak semua data rahasia perusahaan akan hilang,"titah Lucas, Elliot langsung bertindak setelah menerima perintah dari Lucas. Lucas sendiri bisa membuka jaringan yang terblokir olek hacker, tetapi kode rahasia kali ini lebih kuat dari yang Lucas gunakan.
Ting!
Sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Lucas, dengan nomor yang tak diketahui, orang tersebut mengirim pesan langsung ke dalam nomor perusahaan Lucas.
[Jika ingin semua kembali seperti semula, berhenti berpikir untuk membatalkan kerja sama dengan perusahaan PT. Angkasa. Berhenti berpikir jika kalian bisa menindas Bundaku,]
Lucas membulatkan matanya ketika pesan itu terbuka dan dibaca olehnya. Lucas langsung bisa menebak siapa orang yang telah mengancamnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!