"Pah,Pokoknya Jelita tidak mau selalu di buntuti oleh orang-orang suruhannya Papah!" protes Jelita sudah sangat geram
"Putriku, Ini semua Papah lakukan demi keselamatan kamu Nak, Papah tidak ingin sampai kecolongan lagi, Papah masih trauma dengan kepergian ibumu!" jawab Pak Wira Hadi
"kenapa sih, Papah selalu membahas kematian Mamah? Aku baik-baik saja pah, Please...pah! Aku ingin hidup seperti manusia normal pada umumnya!" sungut Jelita bersikukuh.
Pak Wira langsung menghela nafasnya sejenak,entah sudah berapa kali putri semata wayangnya mengajukkan protes seperti ini,namun selalu tidak ia gubris.
Jelita akhirnya bangkit dari tempat duduknya
"jika Papah masih bersikeras mengutus orang-orangan sawahnya Papah untuk selalu jagain aku? Papah jangan nyesel kalau aku sampai kabur dari rumah ini!" ancam Jelita dengan tatapan seriusnya. Kali ini ancaman Jelita cukup membuat Pak Wira merasa khawatir
Kemudian Jelita berlalu meninggalkan papahnya seorang diri dan ia pun segera pergi menuju kamarnya
bugh
Jelita menjatuhkan diri ke atas ranjang tempat tidurnya.
"Aaarrrkkkhhhhhh! Sampai kapan orang-orangan sawah itu terus membuntutiku seperti ini? Aku benar-benar sudah muak! Semoga ancamanku tadi kepada papah bisa merubah semuanya! Dan aku bisa hidup normal seperti teman-temanku yang lainnya." ucap Jelita penuh harap.
Akhirnya Jendral Wira hadi Prasetyo menghubungi seseorang dari dalam sambungan teleponnya.
"kita akan kemana pak?" tanya Prabu yang merupakan seorang ajudan sekaligus orang kepercayaan jendral Wira Hadi
"aku mau ke Batalyon,ada seseorang yang ingin aku temui di sana!"jawab Wira Hadi Prasetyo dengan wajah sedikit cemas.
"apakah Pak Jenderal akan menemui Kolonel Yos?" tanya Prabu
"iya! Waktu itu saya pernah melihat salah satu anak buahnya yang sangat berprestasi,dan saya menginginkan orang itu untuk melindungi putriku tanpa sepengetahuan Jelita! Walau bagaimana pun rasa trauma kehilangan istriku di masalalu justru membuatku semakin hawatir akan keselamatan Jelita,putri kecilku yang sangat aku sayangi! Dia adalah hartaku yang paling berharga di dunia ini. Kepergian Kinanti tidak akan pernah terulang kepada Jelita,putriku harus selalu aman dimanapun ia berada!" tegas Jendral Wira yang secara tidak sadar telah meneteskan air matanya dan Prabu buru-buru memberikannya sapu tangan.
Ternyata luka batin dan trauma dimasa lalu atas meninggalnya Ibu Kinanti, yakni Istri dari jenderal wira hadi prasetyo,membuat sang Jendral menjadi super protektif,selalu ada rasa ketakutan akan keselamatan anggota keluarganya
......................
"Lapor Kapten, Anda di panggil oleh Kolonel Yos!" ucap Haris yang merupakan anggota tamtama TNI AD
Sakti pun menghentikan aktifitas nya yakni melakukan kebugaran yang selalu ia rutin lakukan,karena walau bagaimanapun ia harus selalu memiliki fisik yang prima.
"baiklah! Terima kasih Praka Haris..Saya akan segera kesana!" jawab tegas sakit
"Baik Kapten, Laporan selesai!" ucap Praka Haris sembari memberi hormat dan balik kanan meninggalkan Sakti di lapangan sekitar Batalyon.
Dengan langkah yang cepat, Sakti akhirnya sampai di tempat dimana Kolonel Yos berada.
"Akhirnya jagoanku datang, ayo silahkan masuk dan duduklah!" perintah Kolonel Yos begitu ramahnya
"siap, terima kasih Kolonel Yos!" jawab Sakti
"kamu mau minum apa Sakti?" tawar Kolonel Yos
"air putih saja Kolonel!" jawab Sakti singkat dan agak sedikit tegang.
"ha..ha..ha, relax lah Sakti! berhadapan denganku janganlah tegang seperti itu, aku ini sama-sama manusia yang masih makan nasi,bukannya makan orang!" ledek Kolonel Yos
Sakti pun hanya tersenyum kaku,ya pada kenyataannya jika sakit adalah laki-laki pendiam,dingin seperti es batu apalagi kalau berurusan soal wanita,belum pernah sama sekali ia dekat dengan seorang wanita satupun,tapi kalau yang mengejar-ngejar dirinya sangatlah banyak,namun sayangnya tak ada satupun yang ia lirik, Sakti merupakan tipikal laki-laki yang tegas dan serius! Sepertinya kehidupan yang sangat membosankan,betul tidak pemirsa??
"Baiklah,saya tidak akan bertele-tele memberi tahu kabar ini padamu sakti,emam hhhh...tujuh bulan lagi kamu akan segera berangkat ke Afrika Selatan sebagai pasukan Garuda,namun sebelum kamu pergi ada misi penting yang harus kamu laksanakan!" cetus Kolonel Yos
"siap, apapun tugas itu,saya akan laksanakan sampai titik darah terakhir!" jawab Sakti dengan suara yang cukup lantang
"good, Itu yang aku suka darimu Sakti! Setiap di berikan tugas penting tanpa mengetahui apa yang akan kau kerjakan, Kamu sudah menyanggupinya. Dan saya sangat bangga memiliki prajurit sepertimu!" ujar Kolonel Yos
"siap,terima kasih Kolonel Yos!"
"jadi begini,kamu pasti kenal dengan Jendral Wira hadi Prasetyo?"
"siap, Kenal Kolonel, Beliau adalah Jendral yang sangat berprestasi dan jujur saya sangat mengagumi beliau dan saya ingin seperti beliau!" jawab tegas sakit
"Bagus..bagus, saya suka itu. Dan ini atas permintaan dari Jendral Wira Hadi Prasetyo,beliau memintamu untuk menjadi pengawal pribadi putrinya sampai ia lulus sekolah,apakah kamu siap Sakti?" tanya Kolonel Yos sembari menatap serius wajah Sakti
"Siap, saya sangat siap menerima tugas ini Kolonel, Kapan saya akan memulai misi ini?" tanya Sakti sudah tidak sabar
"Tapi,kamu akan melakukan penyamaran, dan Jendral Wira meminta kamu untuk menyembunyikan identitasmu!" tegas Kolonel Yos
Sakti pun terdiam,dia agak kurang bisa mencerna dengan baik apa yang Kolonel Yos jelaskan barusan
"Maaf maksud Kolonel Yos bagaimana? Saya kurang fokus! tolong maafkan saya!" sahut Sakti merasa malu
"jadi begini Sakti, Kamu akan di tugaskan untuk menjadi seorang siswa di SMU Pelita Bangsa,di sana kamu akan menjadi seorang murid pindahan dari kota Surabaya,dan kamu bisa lihat semuanya di dalam file ini, segera pelajari dan secepatnya kamu terjun langsung ke lapangan, faham kamu sakit?" perintah Kolonel Yos sembari memberikan beberapa file kepada Sakti untuk segera melakukan penyamaran.
"Siap,laksanakan Kolonel!" jawab Sakti
"kamu harus terus awasi putri dari Jendral Wira Hadi,karena selama satu bulan ini ada dua kasus orang tidak dikenal ingin mencoba membunuh putrinya,nama putri Jendral Wira hadi adalah Jelita Prasetyo,kamu bisa lihat biodatanya di dalam file itu Sakti. Di sini kamu tidak hanya di tugaskan untuk melindungi putri dari Jendral Wira Hadi, tapi kamu harus mencari tahu siapa pelaku yang berusaha mencelakai putrinya! kamu tenang saja, Saya dan yang lainnya akan ikut membantu mu juga, Kamu juga akan bekerja sama dengan pihak kepolisian sekitar! Ingat Sakti, jangan sampai misi ini bocor dan saya harap kamu bisa bekerja secara profesional, Karena kamu adalah pasukan elit pilihan Jendral Wira Hadi dan juga saya, jangan sampai kamu mengecewakan kami!" ucap secara tegas Kolonel Yos
"Siap!, Saya berjanji tidak akan mengecewakan Jendral Wira Hadi dan anda Kolonel Yos, saya akan mempertaruhkan nyawa saya bila perlu untuk menjaga kehormatan dan kesatuan korps!" Sahut Sakti.
"Baiklah kalau begitu, Saya tunggu kamu besok untuk segera melakukan misi ini, persiapkan diri kamu sebaik mungkin Sakti!"
"siap laksanakan Kolonel!" jawab Sakti sembari memberikan hormat
Lalu Sakti pergi meninggalkan ruangan Kolonel Yos Sudarso.
Bersambung....
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Pagi ini Jelita pergi ke sekolah tanpa di dampingi oleh tiga orang bodyguard yang selama ini selalu mengikutinya kemanapun.
"asikkk,Akhirnya aku bisa terbebas dari orang-orangan sawahnya Papah, Oke Jelita Prasetyo,saatnya menjadi gadis normal." sungut Jelita begitu senangnya.
Jelita akhirnya di antar oleh supir pribadinya ke sekolah,yakni Mang Asep,supir yang abadi bekerja di keluarganya, sebelum dirinya lahir ke dunia ini,mang Asep sudah menjadi supir pribadi keluarga Prasetyo
"Hallo looooo besti!" sapa Jelita kepada ketiga teman satu geng nya, diantaranya Dila, Diana dan juga Jenny.
"Hay juga cin, Weleeeehhh tumben lo sendirian aje? Pada kemane orang-orangan sawah bokap elo Lit?" tanya Dila tampak heran
"iya Lit,wah...ada angin apa nih? Kok bisa para bodyguard itu minggat dari elo?" tanya kembali Dila
"Diapain sih bokap elo Lit? Kok bisa sih mereka semua musnah dari hidup elo?" tanya Jenny menimpali
"Ha..ha..ha! Rahasia dong, yang jelas sekarang gue sudah bisa hidup normal tanpa adanya pengawal-pengawal nya Papah, Sumpah gue ngerasa risih banget, gara-gara adanya mereka,jadi gak ada satu pun cowok yang berani deketin gue!" cetus Jelita dengan jengkelnya
"yaiyalah gak ada yang berani deketin elo Lit! Lihat tampang-tampang pengawal elo aja serem kek gitu,mirip banget orang-orangan sawah! Sumpah deh." ledek Dila
"bha...ha..ha..ha, Bisa aje lo Dil, tapi emang mirip sih, eh elo-elo ngelihat Damar gak?" tanya Jelita begitu antusias
"Cie yang ngerasa sudah bebas, Udah sana lo pepet noh si Damar,entar keburu di serobot si Juli, Elo tahu kan si Juli itu lagi caper banget sama si Damar!" sahut Dila
"hooh Lit,elo mesti gercep deh, gue ilfil banget lihat tingkahnya si Juli,pecicilan banget kalo ada Damar,udah kaya cacing kepanasan gak bisa diem!" ledek Jenny
"arrrkhhh, masa iya gue sebagai seorang cewek mesti ngejar-ngejar cowok! malu akh!" sungut Jelita dengan wajah yang sudah bersemu merah
"Hadeuuhhhh ini itu zaman apa sih Lita? Hello sekarang itu sudah zaman emantipasi wanita!" ujar Diana
"salah woyyyyy! Emansipasi wanita Diana, Hadeuh belom hatam baca aja udah sok-sok an ngomong kek gitu!" sindir Jenny
"sudah-sudah, Bentar lagi bel masuk bunyi tuh,nyok kite cabuk ke kelas, telat dikit bisa mampus nih kita. Elo tahu kan pak Indra? si guru matematika yang super killer? salah dikit entar elo suruh berdiri depan kelas, mau di taro dimana muka gw yang super cantik ini?" sungut Dila dengan percaya dirinya
"Huuuuuuu,uekkk..uekkkk!" ledek Jelita, Diana dan Jenny kompak.
......................
Akhirnya hari ini Sakti menemui Jendral Wira Hadi Prasetyo di kediamannya
"jadi kamu yang bernama Kapten Sakti Kusuma Wijaya?"tanya jendral Wira
"Betul Jendral!" sahut Sakti dengan posisi tubuh berdiri tegap dan berhadapan dengan Jendral Wira
"Apakah Kolonel Yos sudah memberikan instruksi apa saja kepadamu tentang misi ini?" tanya Jendral witra
"siap,Sudah Jendral! Saya sudah mempelajari semuanya dari file yang telah di berikan oleh Kolonel Yos kepada saya!" tegas Sakti
"Bagus, Apakah kamu sudah mempelajari biodata putri saya?" tanya Jendral Wira
"siap, Sudah pak..nama putri Jendral adalah Jelita Prasetyo,lahir di Jakarta tanggal 12 Juli tahun XXXX,tinggi badan 165 cm,berat badan 45 kg,warna kulit putih,warna rambut hitam agak coklat,warna mata hitam,memiliki empat tanda lahir,yakni satu di lengan kanan bagian atas,kedua berada di paha atas sebelah kiri,ketiga berada di punggung sebelah kiri dan!!" sakti pun menghentikan ucapannya!
"kenapa berhenti sakti? Ayo kau sebutkan saja bagian yang terakhir!" perintah Jendral Wira sedikit tertawa geli
"ehhh yang ke empat ada...ada, Ada di bagian organ intim pak!" jawab Sakti merasa sedikit canggung
"sudah cukup, Saya yakin jika kamu sudah mengetahui ciri-ciri putriku secara detai dan terperinci!"
"siap, Jendral, Saya sudah mengetahui seluruh isi file yang Kolonel Yos berikan kepada saya kemarin!" terang Sakti
"Bagus! Untuk memulai penyamaran mu sebagai seorang siswa di sekolah putriku,saya kasih kamu waktu selama satu bulan untuk mempersiapkan semuanya,dan untuk sementara waktu kau pelajari dan selidiki setiap pelosok lokasi dan tempat-tempat yang selalu di kunjungi oleh Jelita,semuanya harus sangat detail dan jangan sampai kamu ketahuan oleh putriku jika kamu adalah pengawal rahasianya! Ngerti kamu sakti?" tanya Jendral Wira
"Siap, Saya mengerti pak Jendral Wira Hadi!"
"Baiklah,kamu sudah tahu kan nanti kamu akan memerankan sebagai siapa ketika menyamar menjadi seorang siswa di sekolahnya Jelita?"
"Siap, Sudah pak Jendral, nanti semua identitas saya akan di ganti semua menjadi Satria Anggara,lahir di Surabaya pada tanggal 20 Januari tahun xxxx,saya akan mengaku sebagai murid pindahan!"
Sakti pun menjelaskan semuanya sangat terperinci kepada Jendral Wira Hadi,dan Jendral Wira pun tampak kagum dengan kemampuan daya ingat seorang Kapten Sakti Kusuma Wijaya,baginya dengan memilihnya sebagai pengawal rahasia putrinya, itu merupakan suatu keputusan yang benar,ketimbang kemarin-kemrin ia harus merekrut tiga pengawal sekaligus untuk selalu menjaga putrinya nya,apalagi jika Jendral Wira mendapatkan tugas Negara dan harus pergi keluar kota,otomatis ia harus meninggalkan Jelita seorang diri di rumahnya,dan hanya di temani oleh para asisten rumah tangga.
Setelah bertemu dan berbincang dengan Jendral Wira Hadi Prasetyo,akhirnya Sakti segera meluncur menuju sekolahnya Jelita Prasetyo,ia pun tidak lupa mengenakkan topi serta masker di wajahnya agar tidak di kenali oleh orang sekitar.
Dari balik pintu gerbang sekolah Pelita Bangsa,akhirnya Sakti bisa melihat Jelita secara langsung,ia pun tidak pernah putus untuk terus memandang ke arah Jelita.
"akhirnya ketemu juga,Hmmm.. lumayan manis, tapi sepertinya dia adalah wanita yang sangat manja, baiklah Nona manis, hari ini kau berada dalam pengawasanku." gumam Sakti yang tetap fokus dengan pandangannya.
"Lit,kita ke kantin seberang gerbang sekolah yuk? di sana ada jajanan enak,Kayak Kafe gitu,baru buka deh kayaknya!" ajak Jenny
"wah,kalau urusan perut aje nomer wahid lo Jen!"ledek Dila
"iya dong, biar nanti body gue bohay, gak kurus kayak orang cacingan!" sahut Jenny
"ohhh,jadi elo fikir gur kurus karena gue cacingan hah?" cetus Dila sangat kesal
"bha..ha..ha, Kenapa elo jadi sewot Dil? Gak asik lo akh!" ledek Jenny
"sudah-sudah! Kalian jangan ribut kek gitu,malu ikh di lihatin orang-orang!"ucap Jelita
"bener tuh,dengerin apa kata Jelita!" jawab Diana menimpali
Akhirnya mereka berempat pergi menuju tempat yang di tunjukkan oleh Jenny,dan memang tempat itu lumayan nyaman untuk nongkrong anak-anak sekolah
"bang,nasi goreng spesial satu ye?" pinta Jenny
"woy Jen, gak salah lo siang-siang mesen nasi goreng? Wah elo beneran pengen badan elo gendut kek bola basket?" sindir kembali Dila
"iye,emang kenapa sih Dil? Perut-perut gw,uang-uang gw juga!! Ngapain elo repot sih ngurusin gw!" jawab jenny kembali emosi
"woy! Udah akh jangan bikin rusuh di sini! Kita makan makanan yang kita sukai, dan jangan ada yang protes, Inget guys,persahabatan kita itu lebih berharga dari apapun. Masa gara-gara masalah kek gini doangan jadi ribut!"tegas Jelita
Akhirnya mereka bertiga mendengarkan perkataan dari Jelita.
Sedangkan dari arah pojok Kafe,sudah ada Sakti yang terus memperhatikan Jelita sambil menikmati segelas kopi hitam,tidak lama kemudian datang segerombolan pria bertato dan berpenampilan seperti anak punk yang langsung menerobos masuk ke dalam Kafe.
"hey anj*ng keluar elo! gue tahu elo ada di sini, Keluar lo b*ngs*t! teriak salah satu anggota yang memiliki tato sambil mengeluarkan sebuah samurai panjang,otomatis pengunjung Kafe pun langsung berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri,termasuk Jelita dan teman-temannya,namun sial ketika Jelita hendak melewati anak punk yang sedang memegang pedang samurai panjang,ia pun di tarik tangannya oleh salah satu anggota tersebut, Jelita pun berteriak histeris
"hey,lepasin teman kami!!" ucap dila dengan beraninya
Tubuh mereka berempat pun gemetar karena takut
"wih,nih cewek bening-bening banget! kita apain nih cok?" tanya si cowok yang masih menggenggam erat lengan Jelita
"kita bawa ke basecamp! elo amankan dulu cewek-cewek bening itu,gw lagi fokus nyari si Andre bro, gue yakin nih orang masih ngumpet di dalem!" jawab si cowok yang masih bertahan dengan menggenggam samurai di tangannya.
"Hey bocah, Lepasin wanita itu! Kalian pergilah dari sini sebelum kalian menyesal!" usir salah seorang pria dari arah kursi paling pojok.
Semua mata pun langsung tertuju kepada arah suara tersebut,yang tidak lain itu adalah suara dari Kapten Sakti Kusuma Wijaya,termasuk Jelita.
Bersambung...
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
"Heyyyyy, bacot lo diem! gede juga nyali lo ngatain kita ini bocah!"ucap si laki-laki yng memegang samurai.
"hajar aja cok! paling kena samurai elo langsung kojor tuh orang!" usul si laki-laki yang enggan melepaskan genggaman tangannya yang sedang menggenggam kuat tangan Jelita
akhirnya Sakti bangkit dari tempat duduknya,ia segera menghampiri para penjahat tengik yang beraninya main keroyokan,tanpa aba-aba,si pria yang memegang samurai mulai melayangkan samurainya ke atas langit dan menuju ke arah Sakti, dengan lincahnya, Sakti bisa menghindar dari serangan pedang samurai tersebut
"wihhhh,hebat juga nih orang, bisa menghindar dari serangan samurai elo Cok! babat habis Cok, jangan di kasih ampun!" sahut si pria yang masih menggenggam kuat tangan Jelita
"aduh,bapak mohon jangan bikin keributan di sini! ini usaha bapak satu-satunya, Bapak mohon sama ade-ade semua di sini!" cetus seorang pria paruh baya yang tiba-tiba saja keluar dari pintu samping kafe.
"arrrkkhhh, diem lo tua bangka,elo dan anak elo sama saja, dasar manusia tidak berguna!" bentak si pria yang menggunakan samurai dan langsung menendang pria paruh baya hingga jatuh tersungkur,melihat kejadian tidak mengenakan seperti itu,darah yang mengalir di dalam tubuh Sakti langsung mendidih.
"ok,sekarang gue singkirkan dulu manusia songong yang satu ini!" sungut Sakti sudah sangat geram
dengan gerakan cepat si pria yang sering di panggil Cok ini langsung menebas ke arah Sakti,namun samurai tersebut berhasil di hentikan dengan cara di cengkram kuat oleh tangan Sakti,seketika tangan Sakti mengeluarkan darah cukup banyak, Jelita pun menangis histeris,begitu juga ketiga sahabatnya, yang langsung terduduk lemas. Kemudian dengan gerakkan cepat, Sakti langsung menendang perut si pria yang selalu di panggil Cok itu,ia pun seketika terpental jauh dan menimpa kursi serta meja, tiba-tiba bajingan tengik itu langsung pingsan,melihat ketua gengnya sudah terkapar dan senjata berupa samurai berhasil diamankan oleh Sakti,segerombolan orang-orang tersebut langsung berhamburan melarikan diri,namun naas,mereka justru langsung di ringkus oleh Polisi yang tidak lama datang ke TKP.
melihat tangan Sakti terus bercucuran darah,akhirnya Jelita berinisiatif untuk memberikan saputangan miliknya dan segera mengikatkan saputangan tersebut tepat di bagian luka yang Sakti derita
"gimana? sakit gak?" tanya Jelita dengan lembutnya
namun Sakti sedikit terkejut dengan perlakuan Jelita kepadanya,sejenak ia terdiam dan menatap tajam Jelita
"makasih sudah nolongin aku dan temen-temen aku!" sahut kembali Jelita sembari menatap pria di hadapannya yang masih mengenakkan masker wajah serta topi
tanpa berkata apa-apa,tiba-tiba Sakti pergi begitu saja,ia tidak ingin berlama-lama di dekat Jelita,karena ia takut Jelita akan mengenalinya.
"isshhh dasar cowok aneh, di tolongin bukannya bilang makasih kek,atau apa kek! ini malah diem aja kaya orang bisu!" dengus Jelita begitu kesalnya.
"wah,cowok barusan keren banget ya Lit,terus jago bela diri lagi! duh pengen banget punya cowo kek gitu, serasa selalu di lindungi, bener gak Jen?" terang Dila
"hooh! cowok idaman sejuta umat terutama kaum hawa,gue aja terpesona lihatnya, kalian bayangin aja pas tangannya terkena pedang samurai, gak ada suara sedikitpun,teriak kek gitu,ini malah diem kaya gak terjadi sesuatu! hebat banget sih! jadi melting gue nih Dil!"
"si cowok misterius pujaan hati!" celetuk Diana ikut menimpali
ketiga sahabatnya Jelita masih terpesona dengan aksi yang di lakukan oleh Sakti barusan.
"woy..woy, bangun! udahan mimpinya, baru lihat cowok kek gitu aja udah kaya lihat apaan!"ucap jelita yang masih merasa kesal
"iye..iye! yaudah ayo kita cabut, kayaknya kita telat masuk kelas nih, duuuhh kacau,alamat dapet hukuman ini mah!" ujar Dilla pasrah
"yasudah ayo,terima nasib saja! kita ceritakan saja kejadian yang sebenarnya,ya kalau mereka percaya berarti kita mujur,ya kalau gak percaya,siap-siap lah terima hukuman." cetus Jelita
lalu mereka berempat bergegas pergi menuju sekolah Pelita Bangsa,sedangkan Kade tersebut telah di amankan oleh pihak Polisi.
Sebulan setelah kejadian tersebut,akhirnya hari yang di tunggu oleh Sakti pun tiba,tepat hari senin,ia masuk menjadi seorang siswa murid baru di sekolah Pelita Bangsa,usahanya selama satu bulan terakhir dengan menurunkan berat badannya sebesar 10 kg dan menghilangkan rambut cepaknya menjadi sedikit gondrong,hingga tidak akan ada yang mengenali jika sakti yang seorang pasukan elit, yang telah berubah 180° menjadi seorang siswa yang masih berumur 18 tahun,tidak lupa ia mengenakan kacamata agar penampilannya bisa sempurna.
"hemmm...baiklah Sakti Kusuma Wijaya,mulai hari ini namamu telah berubah menjadi Satria Anggara!!"ucap Sakti sambil berdiri di depan cermin
Sebenarnya melakukan suatu penyamaran adalah suatu pekerjaan yang sudah tidak asing lagi baginya,namun berbeda dengan penyamarannya kali ini,ia harus kembali menjadi seorang siswa berusia 18 tahun,padahal usia sebenarnya saat ini sudah menginjak 28 tahun,tapi wajah sakti justru terlihat jauh lebih muda,ternyata upaya dirinya untuk merubah seluruh penampilannya telah membuahkan hasil yang cukup memuaskan.
Kini Sakti telah tiba Di sekolah Pelita Bangsa,dengan mengenakkan seragam berwarna putih serta celana abu-abu,sungguh Sakti benar-benar terlihat seperti seorang siswa berusia 18 tahun,dengan pedenya ia masuk kedalam pintu gerbang sekolah,ternyata para siswa/i beserta dewan guru sedang melaksanakan upacara,dimana itu semua sudah menjadi rutinitas para siswa/i di seluruh negeri ini.
Ketika upacara selesai,semua murid mulai masuk ke dalam kelasnya masing-masing,sedangkan Sakti yang kini berubah nama menjadi Satria mulai melangkahkan kedua kakinya menuju koridor kelas dengan di temani oleh guru matematika,yakni Pak Indra.
Dua langkah kaki seorang pria berjalan secara bersamaan,lalu Pak Indra masuk terlebih dahulu ke dalam kelas,sedangkan Satria masih harus menunggu di luar
"Berdiri, beri salam!" perintah Yanto yang merupakan ketua kelas 3-A IPA.
Semua murid langsung berdiri dan mengucapkan salam
"baiklah anak-anak,hari ini kita kedatangan murid baru dari Surabaya,dia sorang siswa yang kebetulan keluarganya pindah tugas ke Jakarta, Satria mari masuk!" perintah Pak Indra
Akhirnya Satria masuk ke dalam kelas 3A IPA,dimana di kelas itu ada Jelita dan juga kawan-kawan satu geng nya.
"idihhh...culunnya! tapi lumayan gak jelek-jelek amat!" ucap Dila yang langsung mengkritik Sakti alias Satria
"baiklah Satria,sekarang perkenalkan dirimu kepada teman-temanmu di sini!" perintah Pak Indra
Dengan perasaan sedikit gugup,akhirnya Sakti mulai memperkenalkan diri
"perkenalkan,nama saya Satria Anggara,saya adalah siswa pindahan dari SMU Harapan Bangsa Surabaya,mohon kerjasamanya teman-teman!" ucap Sakti yang merasa aneh,baginya ini adalah pekerjaan cukup berat dan menantang,dan ini adalah pengalaman baru baginya
"wah..wah, nambah lagi nih manusia alien di kelas ini,wah bisa jadi pemecah rekor nih kita, bayangkan saja, si mata empat sudah ada enam personil bro!" ledek Rizal yang asal ceplos
"Rizal, Jaga bicaramu! Apakah kamu tidak takut dengan hukuman yang akan saya berikan padamu atas sikapmu itu hah?" ancam Pak Indra yang langsung membuat mulut Rizal terkunci secara otomatis.
Para siswa/i pun langsung terdiam tanpa berani berkata apapun,dan kelas pun mendadak menjadi hening
"baiklah Satria,cukup perkenalannya, Kamu boleh duduk di kursi belakang bersama Jono
ketika hendak mencari tempat duduk! Sakit sempat melirik ke arah Jelita,namun Jelita sama sekali tidak menghiraukannya.
'baiklah Satria,mulai hari ini kamu adalah seorang siswa yang harus selalu melindungi Nona Jelita! ' gumam Sakti di dalam hatinya
Sakti pun tersenyum dan langsung duduk bersebelahan dengan Jono.
Bersambung...
🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!