NovelToon NovelToon

Alena Aldebaran

Takdir yang datang

Tuk tuk tuk.....

(Suara sepatu alena)

Alena berjalan jalan untuk menghilangkan rasa penat dan sedih nya,ia baru saja keluar dari sebuah gramedia,Alena membeli buku lagi.

Alena sangat suka membaca buku karena menurut nya itu bisa menambah wawasan terhadap dunia luar,itu juga yang menjadi alasan mengapa Alena tidak ingin berkuliah,jika ia bisa mendapatkan ilmu lewat membaca buku yang ia beli di Gramedia kenapa ia harus masuk universitas.

Apakah itu alasan  satu satunya? Tentu saja tidak hanya Alena yang tahu alasan nya.

Sebelum pulang ia berniat untuk membeli ice cream di mini market terdekat.

Beberapa menit kemudian ia sampai di mini market penjual es cream setelah memesan ia pun menunggu.Tak Selang beberapa menit ice cream nya pun datang Alena bergegas pulang namun Alena tidak mengikuti jalan yang biasa dia lalui untuk pulang ia mengambil jalan pintas yang memang sangat jarang orang lalui, pinggiran jalannya di penuhi dengan tumbuhan ilalang namun ia tidak mempermasalahkan hal itu.

Di tengah jalan sembari Alena menikmati ice cream nya ia teringat lagi tentang Devan yang sudah pergi,Alena menjadi sedih hingga ia termenung di tengah jalan hingga tiba-tiba....

Bruk...awwww

(Suara teriakan seseorang)

Seseorang dengan tidak sengaja menabrak Alena dari belakang,tentu saja Alena terkejut tetapi orang itu jatuh karena ia sedang memainkan skateboard.

Awww ahhh

(Suara rintihan orang itu)

Alena terkejut tapi bukan karena orang itu terjatuh melainkan karena ice cream yang ada di tangannya kini berpindah karena sudah terjatuh akibat tabrakan tadi.

Alena menatap sedih Ice cream nya.

"Oo apakah itu karena aku? "tanya orang itu kepada Alena

Alena tidak menjawab dia hanya diam menatap sendu ice cream nya.

Orang itu berdiri lalu berjalan mengambil skateboard nya yang tergelintir tidak jauh dari tempat di mana ia berada.

Sambil berjalan tertatih tatih orang itu mengambil skateboard nya.

Tidak di sangka hujan turun tiba-tiba Alena yang terkejut karena hujan langsung berlari menuju halte yang berada didekat jalan itu.

Baru saja alena sampai di halte, ia di kejutkan dengan suara seseorang dari belakang nya.

"aaa soal tadi aku minta maaf " ucap orang itu.

alena yang terkejut langsung menoleh kebelakang dan ia mendapati sosok laki-laki yang sepertinya 1 tahun lebih tua dari nya dengan wajah tegas dan kulit putih serta rambut hitam nya dengan gaya potongan Quiif haircut serta jaket hitam menambah kesan karismanya, laki-laki itu menatap Alena sambil tersenyum.

"aku Azka,Azka dirgantara " ucap

nya sambil mengulurkan tangan.

Alena yang terkejut langsung menatap wajah Azka

"Alena" balas Alena singkat sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Untuk ice cream mu yang jatuh, aku akan mengganti nya" ucap Azka lembut sambil tersenyum

Lagi lagi Alena hanya menganggukkan kepalanya.Tanpa sengaja ia melihat tangan kiri Azka yang memar dan mengeluarkan sedikit darah,Alena pun mengeluarkan plester luka yang entah sejak kapan ada di saku baju nya.

"Ulurkan tanganmu,biar ku lihat"  ucap Alena sambil membuka plester luka tersebut

"Apa maumu?"  tanya Azka keheranan

"Ulurkan saja" ucap Alena sambil mengambil tangan azka lalu menempelkan plester luka.

Setelah selesai menempelkan plester luka Alena meniup pelan tangan Azka untuk meringankan rasa sakit nya,Azka yang melihat itu heran.

"Bukankah itu terlalu berlebihan?" ujar Azka

" Memang harus seperti ini agar cepat sembuh" ujar Alena kesal.

Alena memang gadis yang pendiam tetapi bukan berarti ia orang yang egois, alena memiliki hati yang baik ia suka menolong orang hanya saja ia kadang terkesan aneh karena kepribadian nya yang tertutup.

Hujan masih deras dan jalanan mulai sepi jam sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Alena pun mulai khawatir pasal nya ia meminta izin kepada ibunya hanya untuk membeli buku tapi sekarang dia terjebak hujan di halte bersama seseorang yang baru saja ia  kenal.

Azka yang dari tadi memperhatikan gerak-gerik Alena mulai tersenyum.

"Berikan ponsel mu"ujar Azka sambil mengambil ponsel nya dari saku jaket nya.

"Kenapa? tanya Alena bingung

"Karena aku ingin makan bersama mu" ucap Azka serius.

Alena yang bingung dengan perkataan Azka hanya menatap wajah Azka dengan penuh tanda tanya

"Aku yang traktir" ujar Azka

"Kenapa?"  tanya Alena

"Hanya ingin saja" ucap Azka

Karena Alena tidak memberikan ponselnya,Azka pun menyerah kan milik nya kepada Alena agar Alena menuliskan nomor telepon nya di ponsel milik Azka, Alena pun mengambil ponsel itu lalu mulai mengetik nomor telepon nya..

Sembari Alena mengetik nomor telepon nya Azka terus saja menatap wajah Alena sambil tersenyum.

"Wajahmu masih tetap sama,tidak ada yang berubah" ujar Azka

"Apa maksud mu?" ujar Alena bingung.

"Argh tidak ada" ujar Azka tertawa kecil.

Apa arti dari perkataan Azka?

Apakah sebelum nya Azka sudah pernah melihat Alena?

Apakah Azka jatuh cinta pada pandangan pertama?

Setelah Alena selesai mengisi nomor nya,ia mengembalikan ponsel Azka.Sambil tersenyum Azka mengambil nya kembali dan mulai mengotak-atik layar ponsel nya.

Tiba-tiba...

Lalalaaa....lalalaaaa lalaaa lala la laaa....

(Suara nada dering ponsel Alena)

Ternyata Azka menelpon nomor Alena yang baru saja alena berikan.Alena pun mengambil ponsel nya yang sedang berbunyi lalu mengangkat telepon dari Azka.

"Halo ,alena" ucap Azka

"Halo" balas Alena

"Ini aku, Azka dirgantara " ucap Azka sambil tersenyum.

Alena memutar badan nya untuk menatap Azka yang berada di samping nya.

"Mari kita berteman mulai sekarang" ujar Azka kepada Alena.

"Kenapa aku harus jadi teman mu?" tanya Alena kepada Azka.

"Karena aku ingin" ujar Azka sambil tertawa kecil.

Sambil menunggu hujan reda Azka dan Alena mulai mengobrol satu sama lain.Dari situlah Alena tau bahwa Azka merupakan tetangga baru dia,yah walaupun tetangga jauh,Azka dan ibunya baru saja pindah dari kota karena ibunya memilih tinggal di desa karena suasana alam yang damai.Azka bersekolah di salah satu sekolah musik terbaik di kota nya dan 2 bulan yang lalu ia baru saja lulus.Azka pandai dalam bermain gitar ia kerap menulis lagu sendiri.

Tidak terasa hari mulai gelap dan hujan pun sudah mulai mereda Alena dan Azka bergegas untuk pulang ke rumah.

[Hari  ketika cinta pertamaku pergi, beginilah aku bertemu dengannya]. *alena

Di jalan pulang tiba-tiba Azka berhenti,Alena yang bingung pun ikut berhenti lalu menatap Azka keheranan.

"Tapi kamu,kenapa kamu berjalan sambil menunduk?" Ujar Azka

Alena hanya diam mematung.

"Berdiri yang tegap,angkat dagu mu" ucap Azka sambil mengangkat dagu Alena.

"Lihat ke depan" ujar Azka tegas

Alena yang bingung pun langsung menurut.

"Ya,ini jauh lebih baik"  ucap Azka tersenyum

"Ayo pergi"  ujar Azka sambil berjalan lebih dulu.

[ kami, bukan kebetulan dan juga bukan takdir] * alena

Surat penyesalan

Keesokan paginya Alena bangun dari tidur tiba-tiba

Ting...

(Notifikasi dari hpnya)

Alena pun mengambil hp nya lalu membaca pesan dari Azka.Ternyata Azka yang masih pagi sudah mengirim pesan kepada Alena,Azka berniat mengajak Alena pergi ke taman dekat sungai untuk melihat Azka bermain gitar sambil menyanyikan lagu baru yang Azka tulis.

Alena pun bersiap, setelah itu dia berpamitan dengan ibunya,untung saja ibunya mengizinkan Alena keluar rumah karena memang selama ini Alena tidak suka keluar rumah, melihat perubahan yang di alami Alena ibunya senang karena Alena tidak terlihat seperti anti sosial lagi.

Di dekat sungai Alena melihat punggung seseorang.Itu adalah azka yang sedang duduk sambil memainkan gitar nya. Di sekitar taman itu juga banyak orang karena itu adalah Weekend  jadi wajar saja jika banyak pengunjung.Alena pun berjalan mendekati Azka lalu duduk di sampingnya.

Azka yang sadar dengan kedatangan Alena langsung menyapa dan tersenyum manis.

" Ah sudah datang?mau lihat aku bernyanyi sambil bermain gitar?  tanya Azka sambil tersenyum.

Alena hanya menganggukkan kepalanya.

Kringg...

(Suara gitar Azka)

♬ seakan akan terhenti seluruh dunia ini♬

♬ saat aku menatapmu sejenak ♬

♬ seakan-akan tidak bisa di sentuh ♬

♬ sperti satelit kecil berputar mengelilingimu ♬

♬ woo...♬

♬ dalam hatiku di penuhi cahaya bintang ♬

♬ woo...♬

♬ langit malam yang terhampar jelas ♬

Alena tersenyum mendengar suara merdu Azka yang bernyanyi di samping nya ia pun mengambil hp nya lalu merekam Azka yang sedang bernyanyi.Ia sekali- sekali tersenyum ke layar hp nya.

Sepertinya Alena hanyut dalam lagu yang di nyanyikan oleh Azka.

Setelah Azka selesai bernyanyi ia menatap Alena yang sedang merekam dirinya,Alena yang terkejut karena Azka menatap nya langsung salah tingkah laku mematikan rekaman nya sambil tersenyum gugup.

"Sudah cukup" ujar Azka kepada Alena

"Apa? sangat cepat? Ujar Alena

"Tapi apa judul lagu ini? tanya Alena.

"Surat penyesalan" jawab Azka sambil melihat ke depan dengan wajah sedih.

"Apa ini ceritamu? Kamu mau mengintrospeksi diri? "tanya Alena...

Azka bukannya menjawab malah mengajak Alena pulang,Alena yang bingung dengan sikap Azka langsung menurut.

Sesampainya di rumah,Alena memutar kembali rekaman video yang ia ambil tadi pagi, sesekali ia tersenyum menatap layar hp nya.

Di sini lain Azka sedang menatap keluar jendela nya,ia sedang menulis sesuatu di sebuah kertas kecil.

Tiba-tiba ibunya datang menghampiri nya sambil membawa sepiring nasi goreng

"Hei,apa kamu punya pacar?"  tanya ibunya

"Itu...apa itu surat cinta?" tanya ibunya lagi .

Azka yang menyadari akan kedatangan ibunya langsung melipat kertas kecil itu.

"Benda ini memang terlihat mirip,ibu setelah berumur 21 tahun aku sudah punya mimpi yang bagus" ujar Azka kepada ibu nya

"Apa lagi kali ini? Sebentar tinju, sebentar gitar aarrghh  Meskipun hanya ada satu tolong kamu pelajari dengan serius!" Ucap ibunya frustasi.

Ternyata selain pandai dalam bermain gitar,Azka juga sering berlatih tinju.

"Aku serius" ujar Azka

"Aku tidak akan tertipu lagi oleh mu" ucap ibunya sambil menggeleng kan kepalanya.

"Makan lah ini" sambil menyodorkan piring nasi goreng.

Ibunya pun berjalan ke dapur meninggalkan Azka di meja yang sudah mulai melahap nasi goreng buatan ibu nya.

Di sore hari Alena terlihat keluar rumah dengan memakai pakaian tebal karena suasana sore hari terasa dingin,ia hendak menemui Azka di taman pinggir sungai.

Alena berjalan santai sambil mendengar lagu dari earphone yang dia pakai, setelah berjalan beberapa menit ia tiba di tempat azka berada.Punggung Azka terlihat jelas dari belakang.

Alena berjalan mengendap-endap,ia berniat untuk mengejutkan Azka dari belakang

Hwaa...

Wahh..

Azka yang menyadari bahwa itu adalah Alena langsung berdiri dari duduknya, sebelum nya sembari Azka menunggu Alena ia duduk di ayunan yang cukup besar ayunan untuk bersantai layaknya di sebuah taman besar.

Azka pun berdiri melihat Alena di depan matanya sambil memasukkan amplop kertas yang berisi surat yang ia tulis dari rumah.

"Duduklah dulu"  ucap Azka sambil memegang bahu Alena dan mengarahkan Alena untuk duduk di ayunan.

Ketika Alena duduk tiba-tiba Azka mendekatkan wajahnya dengan wajah Alena dengan kedua tangan Azka bertumpu pada kedua paha Alena,sontak hal itu membuat Alena terkejut dan gugup hingga ia tidak bisa bernafas karena posisi mereka yang sangat dekat.

"Hei Alena" ucap Azka sambil menatap wajah Alena.

"Ada apa? tanya Alena dengan tubuh yang mematung

"Ada yang mau aku tanyakan padamu" ujar Azka

Alena hanya terdiam dan menatap manik mata Azka.

"Kenapa kamu sangat pendiam"? ucap Azka sambil menatap Alena

"Ehh... setidaknya saat aku diam aku merasa tenang  jika aku terlalu banyak bercerita aku kehilangan banyak energi " ucap Alena

"Apa aku harus bilang  sudah menemukan momen untuk jujur kepada diri sendiri? Selain itu, rasanya tidak kesepian ".

Azka yang mendengar hal itu tersenyum tiba-tiba

"Kamu lolos!" Ujar Azka sambil memberikan amplop kecil kepada Alena

"Kamu lulus dari penilaian ku" ujar Azka sambil duduk di samping Alena.

"Lulus? tanya Alena terheran-heran

"Umm.. coba buka dan bacalah" ujar Azka sambil duduk di samping Alena dan bersandar di bahu nya.

Alena yang masih bingung dengan sifat Azka langsung membuka amplop kertas kecil itu

~surat perjanjian~

Pihak pertama (Azka) akan bertanggung jawab kepada pihak kedua (Alena) seumur hidup.

Pihak pertama tidak akan pernah mengkhianati pihak kedua.

Pihak pertama akan selalu berusaha membuat pihak kedua tersenyum dan berjalan tegap

Pihak pertama akan berusaha segenap tenaga untuk menjaga kesehatan pihak kedua 

Alena yang membaca isi surat itu tertawa sambil melirik ke arah Azka.

"Jangan bercanda lagi" ujar Alena

"Apa yang kamu katakan?aku berpikir keras untuk menulis ini" ucap Azka

Azka pun menatap wajah Alena

"Aku sangat serius dengan mu" ucap Azka sambil menyodorkan pulpen

"Okeyyyy"  ucap Alena sambil mengambil pulpen kemudian menandatangani surat perjanjian tersebut.

[Kamu adalah orang pertama yang memberi ku surat seperti ini, terdengar lucu tapi tidak semua orang bisa melakukan nya] * alena

Azka pun mengajak alena berjalan-jalan di sekitar sungai sambil menikmati udara sore.

" Aaa sebaiknya kita pulang hari sudah mulai gelap"  ucap Alena

"Baiklah,ayo" ucap Azka lalu berjalan mengikuti arah jalan pulang.

Di perjalanan tiba-tiba Azka menarik tangan Alena masuk kedalam sebuah tokoh boneka.

"Tunggu sebentar hm" ucap Azka sambil tersenyum

Azka berjalan masuk kedalam mencari sesuatu,tak lama Azka kembali membawa 2 boneka kucing

"Ini untuk mu,namnya Azka" ucap Azka sambil tertawa kecil

"Ini apa? " tanya Alena bingung

"Ini boneka untuk mu,satu untuk mu namanya Azka,satu untuk ku namanya Alena,ayolah ini adalah hadiah pertemanan" ujar azka sambil tertawa lalu mulai berjalan keluar tokoh

"Sangat membingungkan" ucap Alena sambil mengikuti Azka dari belakang.

Ketika sampai di rumah nya Alena langsung mandi lalu naik ke atas kasur nya dan mengambil boneka yang di beli Azka untuk nya

"Bocah yang susah di tebak"  ucap Alena sambil menatap boneka kucing di depan nya, sesekali Alena mengelus boneka tersebut

[entah sejak kapan,aku mulai menyukaimu] *alena

Azka cemburu

Jam menunjukkan pukul 10.00 Alena bersiap untuk tidur,ia mematikan lampu kamar nya dan hanya menyalakan lampu belajar nya.

Namun setelah beberapa menit dia mencoba memejamkan matanya dia akhirnya bangun dan turun dari kasur nya lalu ia duduk lantai.

Kini mata Alena tertuju ke jendela kamar nya,ia teringat akan devan,sosok yang begitu baik walaupun kadang membuat nya bingung.

Tentu saja Alena merindukan devan, walaupun sekarang dia punya teman baru yang sangat humoris tetapi Devan adalah cinta pertama nya.

Setelah menatap kekosongan Alena pun memutuskan untuk tidur kembali.

Di sisi lain Azka terlihat sedang duduk di roof top menikmati hembusan angin malam, sesekali ia memandangi sebuah foto di layar hp nya.

Ke esokkan paginya Azka sedang bersiap untuk keluar namun dia seperti tergesa-gesa.

"Ibu,aku pergi" ujar Azka kepada ibunya

"Makanlah dulu sebelum pergi" ujar ibunya sambil berjalan ke arah meja makan.

"Cepat kemari" ujar ibunya

Azka pun menurut langsung mengikuti ibunya ke meja makan dan makan bersama.

"Kamu sudah kelaparan selama beberapa hari,ha? tanya ibunya sinis karena melihat Azka makan dengan lahap.

"Makan lah secara perlahan,ibu sudah membuat daging sapi kesukaanmu" ujar ibunya lagi.

Azka dengan lahap nya memakan daging buatan ibunya.

"Makan yang pelan dan kunyah yang baik"  ujar ibunya kepada Azka.

"Oh iya,apa kondisi Alena baik-baik saja? tanya ibunya

"tidak hidup nya sedang tidak baik,jadi aku mau membuatnya nya hidup  dengan baik" ujar Azka

"Urus saja dirimu sendiri" ujar ibunya kepada Azka.

Azka memang sering bercerita tentang Alena kepada ibunya,Azka juga bercerita bahwa walaupun awalnya Alena tidak mengenal Azka namun dengan hati yang lembut Alena mau menolong Azka.

Mungkin karena insiden plester luka?

Atau ada sesuatu yang lain?

Azka sambil berdiri dari kursi lalu berjalan keluar.

"Hei,apa tidak perlu bawah ini? tanya ibunya sambil mengetuk meja.

Ternyata ponsel Azka hampir saja dia tinggalkan,Azka pun kembali ke meja makan lalu berpamitan untuk pergi.

"Astaga,dasar anak-anak jaman sekarang" ujar ibu Azka sambil mengambil piring bekas makan Azka.

Seperti biasa Azka berjalan sambil bermain skateboard dia menuju ke taman dekat sungai,tempat favoritnya sejak mereka pindah.

"Hmm kenapa aku mulai menyukai nya?"ujar azka sambil menghela nafas panjang lalu duduk di atas rerumputan hijau.

Clupp....

(Suara batu tenggelam)

Sesekali Azka melempar batu ke sungai sambil memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba....

Drtttt.....

(Suara nada dering ponsel Azka)

"Halo" sapa Azka di telfon

"Heyy ke mana saja ha?pergi tidak bilang-bilang? Umpat seseorang di balik telepon

"maaf ibu ku buru-buru jadi aku tidak sempat memberitahu kalian" ujar azka.

"Baiklah,lalu apakah kamu sudah melihat Postingan Nara yang terbaru?" tanya orang itu.

"Belum,memangnya ada apa?" tanya Azka

"Lihat saja sendiri,tapi jangan terkejut,oke" ujar orang itu.

"Huff baiklah nanti akan ku lihat" ujar azka .

" jika butuh sesuatu beritahu saja aku" ujar orang tersebut lalu mematikan telfon.

Ternyata yang menelfon nya adalah Natan,teman dekat Azka sejak dia kecil. Tapi kini mereka harus berjauhan karena Azka pindah tempat tinggal.

Azka yang penasaran pun langsung melihat postingan Instagram terbaru Nara, betapa terkejutnya dia ketika melihat Nara berfoto dengan seseorang yang tidak asing baginya.

Nara adalah mantan azka ketika azka masih bersekolah di sekolah musik,Nara adalah gadis dengan suara yang merdu.Tak jarang Nara selalu menjadi dambaan banyak laki-laki di sekolah nya.

Ketika azka melihat foto tersebut bukannya sedih karena mantan nya berfoto bersama sahabat nya sendiri Azka hanya tersenyum dengan satu sudut bibir.bisa di bilang devil smile.

Bagaimana bisa sahabat sendiri bisa berpacaran dengan mantan nya, terkesan tidak etis tapi itulah sifat asli sahabat nya, Andre.

Sejak awal Azka berpacaran dengan Nara, hubungan persahabatan Andre dan Azka menjadi renggang.

Lalu apa penyebab Azka dan Nara putus?

Kenapa Azka hanya tersenyum dan bukan sedih?

Apakah ada alasan lain Azka pindah tempat tinggal?

Apakah lagu yang Azka buat yang berjudul surat penyesalan berdasarkan hubungan nya dengan Nara?

Di sisi lain Alena sedang menulis sesuatu di buku hariannya, sesekali ia tersenyum menatap langit yang cerah.

Tiba-tiba...

Tok..tok..tok..tok

(Suara ketukan pintu)

"Al,ibu akan keluar sebentar ada acara,kamu tinggal sendiri tidak keberatan bukan? Jika kamu ingin keluar jangan pulang larut" Ujar ibunya

"Baik ibu, berhati-hatilah" jawab Alena sambil menutup buku hariannya lalu menyimpan nya di lemari buku.

Ibunya pun keluar sedangkan Alena menuju ke ruang tamu untuk menonton tv.

Tak lama kemudian....

Lalalaaa..lalala...laaaaa laaaa lalaaa

(Suara nada dering Alena)

"Kenapa?" tanya Alena singkat .

"Ayo makan siang bersama,aku yang traktir" ujar seseorang dibalik telfon.

"Tiba-tiba? Ujar Alena kaget

"Umm ,aku sudah berjanji,ayolah aku akan mengirim lokasinya padamu" ujar orang itu lalu memutuskan sambungan teleponnya

Alena pun menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan

"Huff Azka" ujar Alena sambil berjalan menuju kamar

Ternyata Azka mengajak Alena untuk makan siang bersama.

Beberapa menit kemudian Alena sampai di tempat makan di sana terlihat sepi pengunjung,Azka memang sengaja mencari tempat yang dekat dengan rumah Alena sekaligus sepi karena Azka tau bahwa Alena tidak suka tempat yang ramai.

"Hayyy, sini" ujar Azka sambil melambaikan tangan ketika ia melihat Alena masuk.

Alena yang melihat Azka langsung berjalan ke arah meja di Azka berada.

Tiba-tiba...

"Permisi,ini pesanan nya samyang 2 porsi" ucap pelayan restoran.

"terima kasih " ucap Azka sambil tersenyum ke arah Alena.

Ketika pelayan itu pergi Alena menginjak kaki Azka.

Aww sshhh

(Azka meringis)

"Aku belum bilang mau pesan apa kenapa kamu yang pilih" ucap Alena kesal

Azka yang mendengar ocehan alena tertawa senang.

"Aku yang traktir jadi aku yang berhak menentukan,so keep silent girl" ujar azka sambil tersenyum puas

Alena yang mendengar hal itu tidak bisa berbuat apa-apa.pasal nya Azka benar dia hanya di traktir tapi ini masalah besar karena gadis introvert seperti Azka sangat menjaga image nya di depan orang lain apalagi lawan jenis,makan makanan yang pedas akan membuat nya berkeringat.

Dan masalah nya Azka tidak menyuruh pelayan untuk menaruh air mineral di meja mereka,hanya ada satu kotak susu cair sebagai pereda rasa pedas.

Tentu saja itu semua adalah rencana azka,entah apa yang dia inginkan.

Tapi karena Alena hanya di traktir  mau tak mau Alena pun harus makan.

"Ini pasti enak" ucap Azka sambil mengambil sumpit.

Mereka berdua pun makan, hingga tiba-tiba Alena merasa mulut nya akan terbakar tanpa pikir  panjang Alena pun langsung mengambil kota susu yang ada di atas meja.

"Aku duluan" ucap Azka sambil merebut kotak susu tersebut dari tangan Alena

"Aku duluan!" Ucap Alena sambil mau mengambil kotak susu itu.

Namun Alena kalah cepat Azka langsung membuka tutup kotak susu lalu meminum nya.

Setelah ia minum Alena langsung mengambil kembali kotak susu tersebut lalu meminum nya namun ia tidak meminum secara langsung karena itu bekas azka. Alena membuka mulut nya lalu menuangkan susu dari atas sehingga botol susu tersebut tidak menyentuh bibir nya.

Hal itu di perhatikan oleh Azka yang membuat Azka tertawa geli, akhirnya ia bisa mengerjai Alena.

"Jadi kamu menyukai samyang juga"? ujar Azka sambil menatap Alena yang sedang makan.

Alena pun hanya menganggukkan kepalanya karena sedang fokus makan,Azka yang melihat itu tersenyum manis.

"Setelah ini mau ke mana?" Ucap Azka sambil meneruskan makannya.

"Aku harus ke taman"  ucap Alena sambil fokus ke makanannya

"Aku ikut" ucap Azka serius

"Untuk apa?" Ujar Alena lalu menatap Azka

"Bukankah aku sudah berjanji untuk menjaga mu?" Ucap Azka tanpa menatap Alena

Alena pun hanya diam, pasalnya Alena juga sudah menandatangani surat perjanjian itu.

Setelah selesai makan mereka berdua pun pergi ke taman dekat sungai di sana Alena pun duduk di atas rerumputan lalu mengeluarkan buku hariannya lalu mulai menggambar sesuatu.

"Apa yang ingin kamu gambar?" Ujar Azka ketika melihat Alena yang mulai menggambar

Alena tidak menjawab ia hanya menunjukkan satu objek yang menarik perhatian nya yaitu pantulan matahari di atas air sungai yang tenang.

Azka pun menoleh lalu mengangguk kan kepalanya tanda ia paham dengan apa yang di maksud Alena.

Azka pun mulai memperhatikan Alena yang sudah mulai menggambar.

"Woahh sangat bagus" ujar Azka antusias

"Hey ini baru bulatan kecil" ucap Alena kesal

Azka yang melihat wajah kesal Alena pun tertawa kecil.

Setelah beberapa menit Alena pun menyelesaikan gambarannya.

"Selesai" ucap Alena sambil tersenyum

"Woahhh kamu pandai menggambar " ujar Azka kagum sambil mengambil ponselnya

"Bisakah aku mengambil potret gambaran ini? tanya Azka

Alena hanya menganggukkan kepalanya lalu menyerahkan hasil gambarnya.

Cekrekk.

(Suara kamera azka)

"Terima kasih"  ucap Azka sambil mengembalikan gambaran Alena.

Tiba-tiba...

Lalalaaaa ...Lala..laa..laaa.lalaaaaa

(Suara nada dering hp Alena)

"Ada apa"  tanya alena kepada ibunya

Azka pun hanya memperhatikan alena yang sedang menelepon.

Hingga akhirnya....

"Azka aku pulang duluan, ada kurir yang datang dan ibuku tidak di di rumah,aku harus pergi,and thanks for lunch hari ini" ujar Alena sambil mengemas barang-barang nya dengan cepat karena ia harus buru-buru pulang.

Azka yang melihat Alena tergesa-gesa hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu ia melihat punggung Alena yang mulai menjauh lalu mulai hilang dari pandangan nya .

Namun saat Azka hendak pergi,ia terkejut karena seperti nya Alena meninggal kan sesuatu.

"Wahhh dia terlalu tergesa-gesa hingga barang nya tertinggal"  ujar Azka lalu mengambil secarik kertas yang terjatuh di atas rerumputan.

Azka pun mengambil kertas itu, ukuran nya tidak terlalu besar namun kertas itu terlipat dua,Azka yang penasaran pun langsung membuka dan melihat isi kertas itu.

Betapa terkejutnya Azka Ketika membaca isi kertas itu.

Bukankah ini bagian dari buku hariannya Alena?

Alena terlalu terburu-buru hingga meninggalkan kertas dari buku hariannya dan membuat Azka membaca isi nya.

Azka pun berjalan lalu duduk di salah satu tempat duduk di taman.Azka membuang nafas berat, seperti nya ia kesal setelah membaca isi kertas itu.

"Tidak,Alena apa yang kamu sukai dari dia"  ujar Azka .

"Aku sejuta kali lebih baik dari nya,tidak ! lima juta kali lebih baik dari nya" ujar Azka kesal.

Sepertinya isi surat itu merupakan penggalan dari buku harian  Alena yang berisi tentang Devan.

Setelah diam beberapa menit Azka pun kembali ke rumah nya.

Di rumah nya ibu Azka sedang memasak samyang dengan menambahkan beberapa potongan wortel.

"Astaga...wahh, kenapa  setiap saat kamu bisa muncul tepat waktu?" Ujar ibunya

"Waah bagaimana kamu tahu kalau ibu sedang memasak samyang?, Oh kamu punya keberuntungan dalam makanan,ini juga semacam bakat." ujar ibunya sambil memerhatikan Azka yang berjalan masuk dengan wajah sedih nya.

Azka pun duduk di meja makan dan ibunya memberikan semangkok samyang yang baru saja di masak.

"Mulai hari ini aku akan berhenti memikirkan Alena" ujar Azka sambil menunduk sedih

"Kamu setiap kali menyebut Alena,kamu terlihat seperti tidak bisa hidup tanpa dia, apa yang terjadi?" ujar ibunya.

Azka tidak menjawab dan hanya diam.Ibunya yang melihat itu hanya menggelengkan kepala.

Tiba-tiba...

Ding Ding

(Suara bel pintu rumah Azka)

"Oh seperti nya ada paket yang datang" ujar ibunya sambil berjalan keluar.

Sementara Azka mulai memakan makanan nya.

"Alena juga suka makan samyang" ujar Azka sambil menatap mangkok samyang di depan nya.

Azka pun mengaduk-aduk samyang tersebut dengan wajah sedih.Tiba-tiba air matanya jatuh.

Hikss

(Azka menyeka air matanya)

"Kenapa aku menangis?" Ujar azka

Setelah menyeka air matanya Azka melanjutkan makan nya

"Hikss,Alena juga suka makan samyang" ucap Azka sambil sesekali menangis.

Di sisi lain Alena masih tidak menyadari jika sepenggal kertas yang merupakan penggalan dari buku hariannya sudah jatuh dan di temukan oleh azka.

[Terkadang banyak hal berada di luar dugaan kita, bersiap lah untuk itu]  * azka

Apakah Azka cemburu?

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!