NovelToon NovelToon

Benih Titipan Adik Ipar

1.Awal Petaka.

"Tidak perlu merasa bersalah, toh tadi malam kau juga menikmatinya."

Anisa Hapsari, perempuan berusia 25 tahun itu menatap penuh amarah pada pria yang baru saja menghabiskan malam panas bersamanya.

" Kau sudah menjebak ku bukan? Jangan bilang tidak, karena aku tidak percaya, Arga!" Dia berteriak penuh emosi, kepada pria yang ada diatas ranjang bersamanya tersebut.

Bukannya marah mendengar tuduhan yang baru saja dilontarkan oleh Anisa, reaksi pria tersebut benar benar diluar perkiraannya.

Pria itu mengulurkan jari besarnya, bermaksud menyentuh bagian dada Anisa yang hanya tertutup selimut hotel.

Tapi sebelum tangan itu berhasil melakukannya, perempuan itu segera menepis kasar tangan Arga, membuat pria tersebut memberikan senyum sinis kearahnya.

" Perempuan Munafik! Bukannya tadi malam kau suka saat aku melakukannya," Dia menyindir dengan wajah sinis.

Anisa benar benar merasa sangat terhina, mendengar kalimat yang dikatakan pria itu padanya.

Tapi semua sudah terjadi dan sekarang dia hanya bisa menyesali kebodohannya, karena sudah masuk kedalam jebakan pria tersebut, hingga membuat dirinya tidur bersama Arga Anderson.

" Aku tidak akan mungkin melakukannya, kalau kau tidak memasukkan sesuatu kedalam minumanku tadi malam." Anisa berusaha membela diri, sebagai bentuk pertahanan terakhir dari rasa malu dan terhina yang dirasakannya sekarang.

Tidak ingin terus berada disana bersama pria itu,Anisa bangun dari ranjang.

Dia berniat pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat kotor, akibat dari apa yang sudah mereka berdua lakukan tadi malam.

Tapi belum sempat perempuan itu menjauh, tiba tiba Arga menarik tubuhnya lalu mengungkung dirinya.

Anisa sangat terkejut dan berusaha memberontak sekuat tenaga dari kungkungan pria itu dengan semua kekuatan yang dimilikinya.

" Lepaskan aku, Arga!" Anisa membentak penuh kemarahan.

Anisa sangat kesulitan melakukannya, karena postur pria itu beberapa kali lipat lebih besar dari tubuhnya.

yang hanya punya tinggi sekita 160 cm. Bahkan postur Arga lebih besar dibandingkan postur Abram suaminya, meski mereka berdua adalah saudara.

Arga Anderson, pria yang sedang mengungkungnya ini adalah putra kedua tuan Robert Anderson, dia adik dari Abram Anderson, pria yang merupakan suaminya sejak 1 tahun lalu.

Selama sekitar 5 tahun ini, Arga memilih tinggal dan menetap di Amerika. Dia tidak pernah kembali sekalipun ke tanah air, bahkan ketika Abram yang merupakan saudara satu satunya itu menikahinya 1 tahun lalu, pria itu tidak hadir, juga tidak mengucapkan selamat, seolah mereka berdua bukan saudara.

Anisa yang sebelumnya sudah mendengar cerita dari Abram, dan mertuanya kalau hubungan kedua saudara itu tidak baik. Jadi tidak pernah berpikir untuk mencari tau siapa dan kenapa saudara Abram satu satunya tidak pernah muncul, bahkan difoto keluarga mereka.

Dia baru tau kalau ternyata adik dari Abram yang tidak pernah muncul sekalipun itu sebenarnya adalah Arga Anderson, pria dari masalalunya dulu.

Anisa sangat syok, ketika pertama kali mengetahui kenyataan itu. Apalagi tanpa rasa penyesalan atau berdosa, pria yang sudah menyakitinya dan meninggalkannya menyapa dia, seolah mereka adalah dua orang yang baru saling mengenal.

"Jadi....kau istri baru, Abram?"

Pertanyaan yang ditanyakannya memang terdengar biasa bagi orang lain, tapi bagi Anisa itu terdengar jelas sebagai sebuah sindiran penghinaan.

Apalagi dengan mengatakan kalau dirinya sebagai istri baru dari Abram Anderson, membuat orang langsung bisa menafsirkan, kalau sebelum dengan dirinya sebenarnya suaminya dulu sudah pernah menikah dengan perempuan lain.

 Bisa juga membuat orang menafsirkan, kalau mungkin sebenarnya dia sudah merebut Abram dari istrinya yang dulu.

Meski sepengetahuan dia, Abram belum pernah menikah dan dia adalah istri satu satunya dari pria itu selama ini.

Sampai beberapa waktu yang lalu, dia tau kalau apa yang dikatakan oleh Arga ketika pertama kali bertemu dengannya saat di acara perusahaan, ternyata memang bermakna.

Abram selingkuh darinya, ternyata suaminya tersebut punya perempuan lain, selain dirinya.

Anisa mengetahui semua itu, ketika tanpa sengaja mendengar suaminya, Abram bicara ditelpon dengan seorang perempuan menggunakan nada yang lembut dan penuh perasaan. Lebih lembut dan mesra dibandingkan terhadap dirinya selama ini.

Anisa langsung merasa sangat sakit hati, juga dikhianati oleh pria yang selama 1 tahun ini sudah menjadi suaminya.

Ditengah perasaan sakit dikhianati oleh suami yang dipercayainya, Anisa memutuskan pergi kesebuah Club malam seorang diri untuk minum sebagai bentuk pelampiasan semua sakit hati atas pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya.

Dan disanalah dia kembali bertemu Arga untuk kedua kalinya, selain ketika mereka berada di acara makan malam perusahaan.

Anisa tidak berniat terlibat dengan Arga, meski sedang dalam kondisi terpuruk seperti sekarang, tapi mengusir Arga pergi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan.

 Dia adalah pria yang tidak pernah bisa diperintah atau ditolak.Dan Anisa yang sangat mengenal sikap itu, memutuskan lebih baik membiarkan pria tersebut duduk didekatnya selama pria itu tidak melakukan apapun padanya.

Saat itu Anisa berpikir, mereka hanya minum dengan duduk berdampingan dimeja Bar. Tidak ada yang aneh atau mencurigakan,bahkan cukup nyaman karena sepanjang mereka duduk berdampingan,Arga hanya minum seperti yang dilakukannya.

Pria itu tidak banyak bertanya tentang kenapa dia minum di Bar saat itu, sikap tersebut tentu saja membuat Anisa yang memang sedang butuh ketenangan merasa nyaman, meski ada Arga duduk disampingnya.

Semula semua masih baik baik saja sampai setelah dia mulai mabuk karena terlalu banyak minum, keberadaan Arga yang duduk disampingnya mulai menganggu dirinya dalam arti sesuatu yang lain.

 Dan entah bagaimana mulanya, tiba tiba saja mereka sudah berakhir disebuah kamar hotel, lalu akhirnya sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan, terjadi pada mereka berdua.

Mereka berdua bercinta tadi malam, karena meski dalam kondisi mabuk, Anisa tau kalau mereka berdua memang melakukannya.

Karena rasa serta jejak sentuhan dari pria itu, masih terasa dan tertinggal jelas di tubuhnya sekarang.

" Lepas?" Arga kembali tersenyum sinis, tanpa berniat melepaskan kungkungannya pada Anisa.

" Iya, kubilang lepas Arga.Apa yang kita lakukan ini, adalah sebuah kesalahan fatal. Jadi aku berniat melupakannya." Lalu kembali Anisa berusaha mendorong tubuh Arga menjauh.

Entah kenapa kali ini pria itu tidak menolak dan membiarkan saja dengan mudah.

Begitu lepas dari kungkungan pria tersebut, bergegas Anisa masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri, lalu berniat pulang kerumahnya dan berniat melupakan apa yang sudah terjadi antar dia dan Arga, mantan kekasih, juga adik iparnya sekarang.

Dia berniat pulang meninggalkan Arga,

 lalu menemui Abram untuk meminta penjelasan dari pria yang masih berstatus suaminya itu, tentang perempuan yang dipanggilnya mesra oleh pria tersebut ditelpon.

Itu adalah rencananya semula, tapi betapa terkejutnya dia ketika keluar dari kamar mandi melihat Arga sedang menjawab telpon di ponsel miliknya.

Dia ingin berteriak melarang, tapi segera mengurungkannya ketika mendengar dengan siapa pria tersebut bicara.

" Iya, Anisa sekarang ada bersamaku, Bram. Tadi malam dia menghubungiku dan mengajakku untuk pergi minum bersama, lalu karena terlalu mabuk, aku menginapkannya dihotel,karena dia bilang tidak berniat pulang. Dan sekarang aku sedang menjemputnya, untuk mengantar dia pulang kerumah kalian."

2. Pria Brengsek!

Anisa menutup mulutnya dengan tangan, ketika mendengar apa yang dikatakan Arga ditelpon pada Abram, diseberang telpon.

Pria ini pasti sudah gila, batin Anisa. Bisa bisanya dia mengangkat ponselnya dan bicara dengan santai seperti sekarang dengan kakaknya yang merupakan suaminya setelah dia meniduri istri dari kakaknya.

Anisa sangat marah, sampai ingin sekali menerkam pria bertubuh tinggi besar dengan mata coklat gelap, yang sekarang sedang berdiri sambil menatap dirinya sinis, tanpa rasa bersalah.

Tapi tidak dilakukannya, dibanding melakukan apa yang ada didalam otaknya Anisa memilih diam ditempatnya sampai pria tersebut mendekat kearahnya untuk menyerahkan ponsel miliknya yang ada ditangan pria itu.

" Ini," Arga mengangsurkan ponsel Anisa ke tangan siempunya, lalu berlalu.

" Kenapa kau menjawab teleponku, Arga?!" Meski sempat berpikir untuk membiarkan saja kelancangan pria itu, ternyata Anisa tidak tahan dan tetap meradang lalu bicara berteriak pada pria tersebut.

Arga yang sudah berjalan kearah kamar mandi berhenti, lalu menoleh lagi kearah Anisa yang berdiri menatap marah kearah dirinya.

" Aku hanya membantumu mengangkatnya Nis, karena ponselmu terus berbunyi saat kamu dikamar mandi. Jadi apa salahku?"

Astaga, dimana pikiran waras pria ini. Apa dia tidak sadar kalau yang dilakukannya tadi bukan membantunya, melainkan menambah rumit masalah dan pikirannya sekarang.

Sama saja secara tidak langsung Arga sudah mengatakan pada Abram, kalau mereka berdua bersama sejak tadi malam dihotel.

Anisa tidak bisa memikirkan bagaimana ekspresi Abram sekarang dirumah dan bagaimana nanti dia harus menjelaskan pada suaminya, kenapa bisa sampai berdua bersama Arga,adik iparnya tersebut.Sementara mereka berdua tidak pernah sekalipun terlihat dekat.

" Tentu saja salah! Apa kau tau yang baru saja kau lakukan tadi,Ga.Kau seperti sedang menabur garam diatas lukaku!"Anisa berteriak lagi pada pria itu.

Tapi lagi lagi reaksi pria tersebut membuat Anisa hampir berlari menubruknya, untuk mencakar wajah tampan yang sedang menatap dirinya dengan ekspresi tidak perduli seperti sebelumnya.

Anisa benar benar dibuat sangat geram dan marah, pada sosok pria berwajah tampan dengan mata coklat gelap, serta tubuh tinggi besar yang hanya mengenakan boxer itu sekarang.

Dia tidak habis pikir pada dirinya sendiri, bagaimana tadi malam bisa sampai terjebak dan tidur dengan pria itu.

Sepertinya bukan hanya Arga yang tidak waras tapi dia juga, karena kalau dia normal dia pasti akan langsung menghindari pria itu ketika melihatnya.Bukan malah membiarkan Arga duduk disampingnya dan minum bersama seolah mereka adalah dua orang teman dekat.

Tanpa sadar Anisa menekan pelipisnya yang terasa berdenyut sakit, entah akibat mabuk tadi malam atau karena harus berdebat dengan pria tidak tau diri tersebut sekarang,dia tidak tau yang pasti otaknya benar benar terasa panas karena memikirkan apa yang harus dihadapinya ketika pulang nanti.

Niatnya tadi malam datang keBar untuk menjernihkan pikiran, tapi yang terjadi malah membuat pikirannya menjadi lebih rumit dibanding sebelumnya.

Bahkan Anisa sampai melupakan kemarahannya pada Abram, yang menjadi awal sumber masalah bagaimana dia bisa terlibat dengan Arga, pria yang berstatus sebagai adik iparnya itu sekarang.

Melihat Anisa yang menekan pelipisnya Arga yang sudah hampir dekat Dnegan pintu kamar mandi kembali mendekat kearah perempuan itu lalu sebelum Anisa menyadari kehadirannya Arga sudah menyentuh dahinya bersikap seolah perduli dengan kondisinya sekarang.

" Ingin ku pesankan sesuatu untuk meringankan efek mabuk mu?" Anisa segera menepis tangan Arga yang ada di dahinya, lalu menatap dengan tatapan tajam penuh amarah, sementara pria itu kali ini menatap dirinya dengan tatapan berbeda dari sebelumnya.

Tatapan itu sama seperti tatapan tadi malam ketika mereka bercinta, ada kelembutan dan kepedulian serta hasrat panas yang terpancar dari mata coklat gelapnya.

Tubuh Anisa langsung seperti kesemutan, dadanya berdebar keras sampai dikhawatir Arga yang berdiri tepat dihadapannya sekarang bisa mendengar debaran tersebut. Apalagi posisi mereka sekarang terasa ambigu, dia yang masih dengan jubah mandi tanpa apapun dibaliknya, sementara Arga,pria itu hanya mengenakan boxer miliknya sebagai penutup bagian pribadinya sekarang.

" Tidak perlu, aku akan pulang saja sekarang.Aku yakin mas Abram pasti sangat cemas karena sampai menghubungiku seperti tadi," Anisa berdalih untuk membuat suasana yang sempat diliputi dejavu akibat kebersamaan mereka tadi malam menghilang.

Dan menyebut nama Abram suaminya, membuat dia yang hampir tidak berpijak lagi di bumi, terhempas keras pada kenyataan, tentang posisi mereka sekarang.

Arga yang sempat memberikan tatapan lembut dan perduli, ekspresinya kembali mengeras dan dingin seperti sebelumnya.

Ada rasa kecewa dan sakit didalam hati Anisa melihat bagaimana pria tersebut memandangnya sekarang, tapi dia sadar itu lebih baik.

Apa yang terjadi diantara mereka tadi malam adalah sebuah kesalahan fatal yang harus dilupakan.

Pria dihadapannya ini sekarang adalah adik iparnya, mereka tidak punya hubungan apapun lagi. Hubungan mereka hanya dimasa lalu, sekarang dia sudah menikah dengan Abram Anderson, bukan lagi kekasih Arga seperti 5 tahun lalu.

Dengan memikirkan semua itu membuat kewarasan Anisa perlahan muncul dan sebelum kembali menghilang dia segera menjauh diri dari depan tubuh Arga yang sangat menggoda iman tersebut.

" Aku akan pulang sekarang, kuharap kau mau membereskan masalah hotel saat pergi nanti," Anisa mengatakannya dengan memunguti pakaian miliknya, lalu berniat mengenakannya untuk pulang.

Arga tidak mengatakan apapun dia hanya diam memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh perempuan tersebut dengan pikiran tidak terbaca.

Sampai Anisa selesai mengenakan pakaiannya dan memeriksa barang miliknya di tas tangan yang dia bawa, pria itu masih tetap berdiri ditempatnya semula. Tidak bergeming membuat Anisa hanya bisa menghela nafas, sebelum berjalan pergi menuju pintu kamar.

Anisa sudah hampir membuka pintu kamar hotel, ketika dari arah belakang dia mendengar suara pria itu mengatakan sesuatu, yang langsung membuat tubuhnya berkeringat dingin.

" Tadi malam saat kita bercinta, aku tidak menggunakan pengaman dan kita melakukannya berulang kali, sepanjang malam. Apa kau tidak masalah, Anisa?"

Masalah, itu benar benar masalah dan dia melupakannya karena ....mabuk atau terlalu terbuai, mana yang benar? Tapi yang pasti dia juga lupa soal tersebut, karena selama ini setiap dia bercinta dengan Abram,suaminya yang selalu menggunakan pengaman untuk mereka berdua, dengan dalih Abram agar hormon Anisa tetap normal sehingga sewaktu waktu kalau mereka sudah memutuskan untuk punya anak, itu akan lebih mudah.

Tapi tidak mungkin bukan dia mengatakan semua itu pada Arga sekarang, kalau dia melakukannya sama saja seperti menggali kuburannya sendiri.

Karena dia tau pria seperti apa Arga sebenarnya dan Anisa yakin sikap pria tersebut dari dulu sampai sekarang tidak berubah, tetap merasa benar dan tidak pernah memikirkan perasaan orang lain.

" Jangan khawatir, aku sudah menggunakan pengaman. Jadi kau tenang saja, karena aku tidak akan memberikan kiriman testpack untukmu nanti, Arga."

Lalu dia bergegas keluar dari kamar hotel, sebelum mendengar lagi apa yang akan dikatakan pria tersebut padanya,Anisa memutuskan kabur dari sana.

3. Pulang Kerumah.

Anisa menarik nafas dengan keras, sebelum berjalan masuk kedalam rumah.

Dadanya berdebar oleh perasaan gamang dan cemas, apa yang harus dikatakannya pada Abram, suaminya. Ketika dia masuk nanti.

Meski selama berada didalam taksi tadi dia sudah berusaha mengatur kata kata yang akan dijadikan sebagai alasan, kenapa dia keluar untuk minum lalu berakhir menginap dihotel, serta kenapa Arga sampai menjawab ponsel miliknya, tetap saja sekarang dia merasa gugup dan cemas.

Andai tidak ingat kalau sekarang dia bukan lagi anak kecil, rasanya dia ingin kabur dan menghilang saja, supaya tidak perlu berada dalam situasi seperti ini.

Dengan keberanian yang dibulatkan, Anisa mengulurkan tangan untuk mengetuk pintu rumah berwarna biru gelap tersebut.

Tapi sebelum dia sempat mengetuk, tiba tiba pintu tersebut sudah terbuka lebih dulu, dengan menampilkan sosok Abram suaminya .

Melihat Abram berdiri memenuhi seluruh pintu tepat dihadapannya, Anisa hampir saja pingsan karena terkejut juga rasa bersalah yang dirasakannya.

Dia bahkan langsung memejamkan mata, bersiap andai suaminya akan melayangkan pukulan ketubuhnya, karena sudah menghianati pria itu tadi malam bersama adiknya.

Tapi apa yang dipikirkan perempuan itu sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh Abram,bukannya memukul atau mengamuk, suaminya malah meraih tubuhnya lalu memeluknya erat penuh kekhawatiran.

" Nisa, syukurlah kamu pulang dengan selamat. Aku sangat cemas saat Arga bilang, kalau tadi malam kamu pergi ke Bar dan mabuk sampai tidak sadarkan diri."

Tubuh Anisa yang berada didalam pelukan Abram kaku membeku, reaksi yang diberikan pria itu benar benar diluar pikirannya, membuat dirinya semakin merasa bersalah terhadap pria tersebut.

" Mmaaf..Mas," hanya itu yang berhasil keluar dari bibir Anisa, sebagai jawaban dan bentuk penyesalan yang dirasakannya sekarang. karena sudah menjadi istri tidak tahu diri dengan tega mengkhianati suaminya bersama adik iparnya sendiri, hanya karena cemburu semata.

Abram melepaskan pelukannya, dengan kedua tangan masih berada dipundak sang istri.

Dia menatap wajah perempuan yang sudah menjadi istrinya sekitar setahun ini, dengan tatapan lembut penuh cinta seperti biasanya.

" Sepertinya aku sudah menjadi suami yang jahat akhir akhir ini, karena itu kamu sampai harus pergi ke Bar untuk meluapkan perasaan terpendam mu, Nis." Buru buru Anisa menggelengkan kepala, dengan mulut terkunci akibat rasa bersalah yang menyesakkannya.

" Itu pasti benar. Maaf ya Nisa, akhir akhir ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku diperusahaan, sampai mengabaikanmu.Kamu pasti sangat kesepian, makanya sampai pergi keBar untuk mencari hiburan. Aku janji ini tidak akan terjadi lagi kedepannya. Sesibuk apapun aku,kamu adalah prioritas utamaku,Nis."

Anisa semakin merasa bersalah dan berdosa mendegarnya. Dia benar benar sudah menjadi istri yang sangat durhaka pada suaminya, karena tega mengkhianati pria tersebut tadi malam.

" Eenggak Mas, bukan karena itu. Aku tau Mas Abram sibuk karena memang sedang banyak pekerjaan. Aku pergi ke Bar, karena..."

Anisa berusaha menjelaskan, meski berniat menutupi tentang sudah tidur bersama Arga tapi sebelum dia melakukannya Abram sudah memotong ucapannya lebih dulu, membuat dia hanya bisa diam diliputi perasaan bersalah.

" Tapi syukurlah disana kamu bertemu Arga saat mabuk, jadi kamu tetap aman dan bisa pulang dengan selamat seperti sekarang." Lalu Abram kembali memeluk tubuh Anisa erat, seperti sebelumnya membuat perempuan itu hanya bisa membalas pelukan yang diberikan suaminya dengan perasaan tidak bisa digambarkan.Merasa bersalah, menyesal juga marah.

Dia merasa marah, bukan hanya pada dirinya sendiri tapi pada Arga, adik ipar brengseknya, karena sudah membuat dia berada dalam posisi sebagai istri tidak setia dan jahat terhadap, Abram suaminya.

Tidak sanggup terus dihantui perasaan bersalah karena perlakuan manis Abram, Anisa segera mendorong tubuh pria itu menjauh dan untung saja Abram tidak menolak.

" Aku akan masuk kedalam untuk ganti baju Mas.Ini mulai nggak nyaman karena penuh aroma alkohol," Anisa beralasan lalu berjalan masuk tapi baru beberapa langkah, Abram bicara dari belakang punggungnya.

" Mama ada didalam, Nis."

Seketika Anisa berbalik menatap lagi kearah pria itu Dnegan wajah terkejut dan syok yang lebih parah dari yang tadi.

" Apa! Bbukankah...Mmama ada di Ausi,Mas. Kenapa sekarang ada dirumah?!" Dia bertanya dengan wajah pucat kepada Abram.

" Karena mama merindukanmu, Nisa sayang," dari dalam rumah, keluar seorang perempuan berusia sekitar 60 tahun yang masih cantik dan segar,berjalan mendekat kearah Anisa dengan senyum lebar.

" Mama..." hanya itu yang bisa keluar dari bibirnya ketika melihat sosok ibu mertuanya ada dirumah mereka.

Sarah Anderson, perempuan paruh baya dengan wajah blasteran Indonesia Ausi itu langsung memeluk tubuh menantunya erat, yang membuat Anisa mau tidak mau terpaksa membalas pelukan hangat tersebut.

" Mama sangat rindu padamu, Nisa." perempuan itu kembali mengulang ucapannya, membuat Anisa terpaksa menjawab hal yang sama,meski sejujurnya sekarang sangat tidak berharap melihat sosok perempuan itu dirumahnya.

" Nisa juga, ma.Senang sekali melihat mama ada disini lagi." Dia mengatakan dengan suara berusaha senormal mungkin, agar ibu mertuanya tidak bisa tau kalau sekarang dia merasa sangat gugup dan cemas.

Biasanya Anisa sangat senang saat mendapatkan perlakuan akrab seperti ini dari ibu mertuanya,karena mereka memang sangat dekat.

Bahkan Anisa sudah menganggap kedua mertuanya seperti orang tuanya sendiri, terutama sejak kedua orang tuanya meninggal 3 tahun lalu akibat sebuah kecelakaan tragis ketika mereka sedang berada diluar negeri.

Disaat terpuruk tersebut, nyonya Sarah Anderson dan suaminya, serta Abram adalah orang orang yang menguatkan dirinya saat itu , hingga membuat hubungan mereka yang memang semula sudah terjalin karena hubungan rekan kerja ketika kedua orang tua Anisa masih hidup menjadi semakin erat dan sangat dekat, layaknya keluarga baru bagi Anisa.

Jadi ketika sekitar satu setengah tahun yang lalu Abram menyatakan perasaan padanya,Anisa dengan senang hati menerimanya.

Meski kalau boleh jujur ketika dia menerima cinta Abram,dihatinya masih ada nama seorang laki laki yang belum bisa dilupakannya.

Nama pria itu adalah Arga,kekasihnya sejak mereka baru masuk keperguruan tinggi sampai mereka berdua sama sama menyelesaikan kuliah.

Pria itu meninggalkannya sehari setelah mereka diwisuda, tiba tiba Arga pergi begitu saja, tanpa sepatah katapun seolah lenyap ditelan bumi, setelah Anisa memberikan kesuciannya membuat dia merasa sangat hancur ketika mengetahuinya.

Untung saja ketika Abram menikahinya, pria itu tidak pernah mempermasalahkan kondisi dirinya yang sudah tidak suci lagi saat itu. Bahkan Abram juga tidak pernah bertanya kenapa dan siapa pria yang sudah mengambilnya.

Saat itu Anisa benar benar merasa sangat beruntung menikah dengan Abram dan menjadi bagian dari keluarga pria itu, sampai dia mengetahui kalau Abram punya seorang adik tiri yang tinggal di Amerika dan adik itu ternyata Arga,mantan kekasihnya.

Halo reader ini karya baru autor mohon dukungannya ya untuk karya ini.

Kalau kalian suka, tolong tinggalkan like dan komennya, happy reading 🥰.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!