NovelToon NovelToon

Eternal Determination

Bab I : Kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda

Pada malam itu, Yi Ming bergegas mandi, kemudian pergi ke kamarnya. Dia lalu mengambil sekantong kain abu-abu tua di sudut terpencil kamarnya itu. Kemudian dia duduk dan menimang-nimang beratnya.

Dia lalu mengeluarkan semua isi dari kantong itu dan suara gerombolan perak berjatuhan memenuhi ruangan.

Yi Ming gembira dan wajahnya di penuhi kebahagiaan memandang tumpukan perak tersebar di meja. Dia kemudian mulai mengambil satu persatu dan memindahkannya ke tempat lain sebari menghitung berapa banyak uang yang telah di kumpulkannya.

Uang itu Yi Ming kumpulkan agar dapat mengikuti ujian masuk sekte awan melayang yang terkenal di kotanya. Sekte itu, merupakan salah satu sekte terbaik di kekaisaran dan merupakan salah satu kekuatan yang di perhitungkan sejak pendiriannya. Mereka akan menerima murid setiap tahunnya dengan biaya tertentu.

Bagi keluarga kaya yang ada di kota, biaya yang di perlukan tidak terlalu banyak, mereka mampu mengikuti ujian penerimaan murid sebanyak yang mereka bisa. Bagi golongan menengah, mereka mampu melakukan beberapa kali dan setelah itu harus mengumpulkan uang dengan sulit.

Tetapi, bagi keluarga Yi Ming, uang itu terlalu banyak dan sulit mendapatkannya. Namun, mereka tidak menyerah dan mulai mengumpulkan uang bersama.

Ayah Yi Ming, bekerja sebagai penebang kayu. Dia akan mendapatkan beberapa perak sehari, sementara ibunya hanya sebagai pedagang pengrajin pot, dan menghasilkan uang yang tidak menentu.

Di kota Yi Ming tinggal, orang-orang tidak banyak menyukai pot, sehingga akan sangat sulit pot-pot ibunya laku. Jika ada keberuntungan, maka satu pot terjual dalam sehari akan sangat beruntung bagi keluarga miskin itu.

Sementara Yi Ming yang baru berusia 16 tahun, hanya mampu membatu ayah dan ibunya untuk mendapatkan perak-perak itu.

Yi Ming sebenarnya tidak terlalu peduli dengan keabadian, tetapi ayah dan ibunya sangat menginginkan dia menjadi seorang abadi dan memiliki kekuatan.

Sejak berumur empat tahun, ayah dam ibunya mulai menceritakan tentang seorang abadi yang mampu mengangkat pohon dam meremasnya dengan mudah. Mampu terbang dengan mengendarai pedangnya dan mampu berumur panjang. Berbagai legenda di ceritakan ayah dan ibunya itu, hingga Yi Ming tumbuh besar.

Keinginan orang tua itu terlalu besar terhadapnya, sehingga dia tidak dapat menolak keinginannya dan berjanji akan menjadi seorang abadi. Tetapi, Yi Ming sangat mengenal bagaimana perjalanan seorang manusia menjadi abadi, mereka harus mengalami petualangan yang mengerikan dan nyawa mereka bisa terancam kapan saja.

Bagi Yi Ming, dia bisa hidup damai dan bahagia tanpa mengalami hal seperti itu. Tetapi, setelah seorang praktisi datang ke kotanya empat tahun yang lalu dan menghancurkan beberapa keluarga dengan mudah, membuat Yi Ming takut dan mulai serius menjadi abadi dan mulai menabung uang sebanyak mungkin.

Dia bahkan harus membatasi makanannya demi itu.

Yi Ming tahu, jika dia masih lemah ketika seorang datang menyerang keluarganya, dia tidak akan bisa melakukan apa-apa, kecuali menyaksikan kehancuran keluarganya itu. Oleh karena itu, tekadnya menjadi kuat setelah melihat kejadian itu.

......................

Setelah selesai menghitungnya, Yi Ming menghela nafas. Masih membutuhkan seribu perak atau 500 koin emas lagi untuknya mencapai nominal yang di perlukan untuk mengikuti ujian penerimaan murid. Tapi, nilai itu terlalu jauh dan sulit untuk di dapatkannya, dari waktu yang ada untuknya. Ujian penerimaan murid akan diadakan satu bulan dari sekarang. Dengan kemampuan keluarganya, itu sangat mustahil di capai dalam waktu singkat.

Dengan berat hati, Yi Ming kembali memasukkan koin-koin itu. Dia menggantungnya di sudut terpencil yang sulit di capai olehnya atau orang lain, dan kasat mata. Tujuannya, agar dia tidak mengambil koin-koin untuk berbelanja dan menghabiskannya.

Setelah itu, dia membuka jendela dan pohon-pohon terlihat membisu dan gelap. Warnanya sangat hitam tanpa bulan menyinarinya.

Saat Yi Ming membukanya, dia berharap akan melihat pemandangan yang indah atau sekedar bintang-bintang bercahaya. Tetapi, sepertinya bulan tidak memiliki cahaya dan kabut tebal menutupi langit.

Yi Ming memutuskan meniup lampu minyak, tetapi seseorang mengetuk pintu beberapa kali. “Ming’er apa kamu sudah tidur?”

“Ibu, belum ibu.”

Pintu kemudian terbuka dan seorang wanita paru baya yang kurus datang. Dia kemudian mendekati yi Ming.

“ibu.”

“Ming’er, apa uang itu sudah cukup?”

Dengan sedih, Yi Ming menggelengkan kepalanya.

Kedua selaput mata ibunya mulai menurun bersamaan dengan bulu-bulu matanya layu. Dia kemudian merapikan tempat tidur kemudian duduk. Setelah beberapa saat berpikir, ibunya bertanya tenang, “Kurang berapa?”

Yi Ming kemudian duduk. “Kurang lagi seribu koin perak atau 500 koin emas.”

“Ibu akan memberikannya nanti. Besok kamu harus pergi ke toko buku dan membeli berbagai buku-buku tentang praktisi kultivasi.”

“Tapi buku-buku itu terlalu mahal.” Terkejut, dan sedikit mengangkat wajahnya, Yi Ming berseru tidak percaya.

“Ming’er, ibu akan memberikannya nanti. Ayah dan ibumu ingin sekali kamu menjadi seorang abadi, kami telah mempersiapkan semuanya. Jika nanti kamu tidak menjadi abadi, kami akan tetap mendukungmu. Kamu mungkin bisa menjadi pejabat kekaisaran dan membanggakan ayah dan ibu.”

Yi Ming ragu-ragu mengangguk.

Menjadi seorang pejabat dengan pendidikannya saat ini, bukan sesuatu yang bisa di capai olehnya, bahkan jika dia terlahir di keluarga kaya, itu juga tidak mungkin. Yi Ming, sejak kecil selain belajar berhitung dan membaca, dia tidak belajar apa-apa lagi. Sehingga kemampuannya sangat rendah dalam bidang tersebut. Selain itu, dia menganggap kemampuannya sangat rendah. Mustahil baginya menjadi pejabat kekaisaran.

Ibunya kemudian berdiri. “Ming’er, persiapkan dirimu dari sekarang. Ayah dan ibu akan selalu mendukungmu.”

Melihat wajah penuh harapan ibunya, Yi Ming hanya bisa mengangguk.

Ibunya kemudian pergi. Setelah pintu tertutup, Yi Ming menghela nafas. Dia harus menjadi seorang abadi, jika tidak, seumur hidupnya dia tidak akan bisa membahagiakan ayah dan ibunya. Jika ayah dan ibunya tidak bahagia, dia merasa sangat berdosa dan tidak mampu membahagiakan orang-orang yang di sayanginya. Tapi, apakah dia bisa menjadi seorang praktisi kultivasi?

Dia kemudian berbaring dan menutup matanya lalu tertidur. Lebih baik sekarang baginya tidak perlu memikirkannya, biarkan nanti dia mencari cara untuk melakukannya.

......................

Butiran-butiran salju dari kemarin malam mulai berjatuhan. Pohon-pohon yang mungil itu mulai tertutup salju, dan membuatnya seperti pohon dengan daun-daun salju tebal. Kota pada musim ini di penuhi salju dan, kota itu sepenuhnya berwarna putih.

Di bagian selatan kota itu, ada sebuah pagoda tinggi. Orang-orang selalu bertanya-tanya beberapa banyak lantai yang ada di sana. Mereka menebak-nebak, tetapi hingga saat ini, hanya seorang praktisi yang memiliki kekuatan tinggi yang mampu mengetahuinya.

Para penjaga tidak akan memberitahu mereka berapa banyak jumlah lantai dan buku-buku apa saja yang ada di sana. Hingga membuat pagoda tua itu, yang selalu mendapatkan sinar matahari pertama menjadi salah satu tempat misterius.

Yi Ming tidak terlalu berharap akan mendapatkan buku yang dinginkannya, karena dia memiliki sedikit uang. Dan apa yang dia tahu selama bertahun-tahun, hanya akan mendapatkan buku bekas atau buku yang kurang bernilai dengan beberapa koin yang dimilikinya. Namun, demi membahagiakan orang tuanya, dia memilih pergi ke perpustakaan pagoda ini untuk membeli sebuah buku tentang keabadian.

Saat berdiri di depannya, dia mengangkat wajahnya dan perasaan kagum, serta memukau tumbuh dalam sekejap di hatinya. Bangunan itu sangat megah dan di hiasi lampion-lampion berwarna merah di setiap sudutnya.

Yi Ming berdiri menatapnya, sementara di sekitarnya, orang-orang berlalu lalang masuk ke dalam. Beberapa orang menggelengkan kepalanya saat melihat Yi Ming terdiam dengan ekspresi seperti itu. Mereka mengejeknya dan mengatakan orang rendahan.

Kemudian tiba-tiba terdengar derap langkah kaki kuda. Yi Ming kemudian berbalik menatapnya. Pada saat itu, orang-orang yang lalu lalang telah pergi, dan hanya meninggalkan dia sendiri.

Kereta kuda itu kemudian berhenti setelah sang kusir menarik tali dengan lembut. Ada dua kuda di kereta itu, dan mereka berkikik kemudian berhenti, lalu mendengus.

Yi Ming heran dan bertanya siapa yang ada di dalamnya. Dia menebak, orang yang ada di dalamnya seorang bangsawan atau anak dari saudara kaya. Maka dari itu, dia memusatkan perhatiannya kepada kereta kuda itu.

Jantung Yi Ming tiba-tiba berdetak kencang, saat satu kaki putih dan lembut keluar dari pintu. Kemudian sebuah tangan yang lembut dan putih muncul menyibak korden yang menutupi pintu kereta kuda. Setelahnya, seorang gadis cantik dengan pakaian warna merah muda keluar.

Saat melihat wajahnya, jantung yi Ming berdetak lebih kencang dan wajahnya bersemu merah. Gadis itu memiliki kecantikan surgawi yang bahkan mengorbankan apa pun setara dengan kecantikan itu. Tampilannya lembut, rambutnya berwarna hitam pekat, hidungnya mancung dan mungil, serta dia memiliki bibir yang kecil dan berwarna merah.

Ketika dia berkedip dan memandang Yi Ming, sepasang matanya seperti air yang paling menyegarkan dan paling sejuk yang pernah di rasakan Yi Ming. Dia kemudian bertanya, siapa gadis cantik itu.

Bab 1.2 : kejadian menegangkan di perpustakaan pagoda

Kemudian tatapan lembut dan seperti air segar itu tiba-tiba di penuhi aura kemarahan dan ekspresi lembut itu berubah di penuhi keangkuhan. Seraya membuka kipas di tangannya, dia mendengus. Lalu tangannya terulur ke depan. Bersamaan muncul sebuah energi yang tidak terlihat keluar dari telapak tangannya.

Energi itu semacam energi panas yang tidak terlihat.

Kemudian tiba-tiba Yi Ming merasa tubuhnya sangat ringan, dan dia kemudian melayang-layang. Yi Ming terkejut kemudian menggerak-gerakkan tubuhnya, lalu bertanya apakah ini kekuatan dari gadis itu.

Beberapa jari-jari gadis itu mulai bergerak dan Yi Ming mulai melayang mendekati gadis yang telah keluar itu.

Saat Yi Ming berada sangat dekat dengannya, wajah Gadis itu di penuhi kebencian yang mendalam di wajahnya. Kecantikannya itu semakin lama semakin mengerikan.

“Orang rendah! Beraninya kau menatapku dengan ekspresi seperti itu!”

Gadis itu kemudian mengayunkan tangannya ke bawah. Langsung membuat Yi Ming terbentur ke tanah dengan sangat keras.

Kecepatan itu langsung mengenai dagunya dan giginya, yang membuatnya langsung berdarah.

Gadis itu melakukannya beberapa kali, hingga Yi Ming merasa tubuhnya sangat hancur. Pakaian bagian perutnya sudah terkoyak-koyak dan memperlihatkan luka-luka goresan yang penuh dengan darah.

Setelah itu, Gadis itu menggerakkan dua jari tengahnya, dan membuat Yi Ming mendekat.

Keadaan Yi Ming sangat menyedihkan saat ini. Dia hanya meringis dan memandang dendam gadis cantik itu.

“Kau, manusia rendahan, kau tidak layak memandangku seperti itu.”

Ketika gadis itu ingin mengerakkan tangannya lagi, tiba-tiba sang kusir menghentikannya.

“Nona, biarkan saya yang mengurus sisanya.”

Nada pria itu sangat berat dan di penuhi aura kekuatan.

Gadis itu kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya, membuat Yi Ming terlempar kemudian terkapar di lantai.

Gadis itu kemudian berjalan mendekatinya. Dia tersenyum dan melangkahi kepala Yi Ming kemudian memasuki perpustakaan.

Sementara setelah pria itu berkata, dia kemudian berdiri dan melompat lalu mendarat di depan Yi Ming yang telah terluka. Dalam satu gerakan itu, itu di lakukan dengan sangat mudah dan lembut. Ekspresi angkuh dan mengerikan menghiasi wajahnya. “Maaf, anak muda. Tetapi aku harus melakukan ini!”

Pria itu kemudian menendang perut Yi Ming dan membuatnya terbang. Kemudian pria itu tersenyum penuh kepuasan. “Manusia rendahan! seharusnya kau tidak memandang Nona dengan wajah seperti itu. Sayang sekali, kau harus menerima upahnya!”

Pria itu tiba-tiba menghilang dan muncul di udara ketika Yi Ming masih melayang-layang. “Maka dari itu, terima ini!” Mengepalkan tangannya kemudian mendaratkannya tepat ke perut Yi Ming.

Langsung membuat Yi Ming mendarat keras ke tanah. Saat di tanah itu, pria itu kembali muncul dan menendangnya, kemudian memukulnya di udara lagi. Kejadian itu berulang-ulang beberapa kali hingga Yi Ming menderita luka yang sangat parah. Hingga darah-darahnya mengalir di lantai.

Orang-Orang saat itu beberapa datang dan terkejut melihat keadaan Yi Ming yang sangat parah. Tapi mereka tidak berusaha membantunya. Mereka tahu siapa yang telah melakukannya dan tidak berani menolongnya.

Sementara setelah puas, Pria itu berjalan memasuki perpustakaan.

Yi Ming kemudian bertanya mengapa, mengapa mereka memperlakukannya seperti ini? Jika hanya memandangnya, apa harus memukulinya seperti ini? Mentang-mentang mereka memiliki kekuatan, sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. ‘Aku Yi Ming akan membalas ini dua kali lipat suatu hari nanti! Ingat itu, aku akan mempermalukanmu di depan umum! Lihat saja nanti!’

Dia memandang orang-orang yang berjalan hingga dia tidak sadarkan diri lagi.

......................

Yi Ming tersadar setelah seorang pria tua memercikkan beberapa tetes air. Setelah melihatnya sadar, pria itu berhenti melakukannya, dan bertanya, “Siapa yang telah memukulimu hingga seperti ini anak muda?”

“Aku tidak tahu.”

Yi Ming kemudian berusaha duduk. Dia kemudian melanjutkan, “Tapi mereka memiliki kekuatan yang sangat kuat dan tidak kasat mata. Mereka adalah para praktisi! Yang sangat kejam dan sombong!”

Ketika mengatakannya, ekspresi Yi Ming di penuhi kemarahan dan kebencian terhadap gadis itu. Kemudian dia teringat dengan tujuannya dan menoleh ke belakang, lalu bertanya kepada Kakek yang sedang berdiri itu, “Pak tua, apakah perpustakaannya sudah tutup?”

Melihat cahaya matahari telah berada di atas, seharusnya perpustakaan belum tutup, tetapi sekarang adalah pertama kalinya Yi Ming mengunjungi perpustakaan, dan dia tidak tahu kapan waktu tutup perpustakaan.

“Perpustakaan belum tutup hari ini.”

Mendengarnya, Yi Ming bisa menghela nafas lega. “Pak tua, apakah kau mau membantuku membeli sebuah buku tentang kultivasi? Aku tidak bisa bergerak sekarang karena luka-luka ini. Jika kau mau melakukannya, maka aku akan menolongmu suatu saat nanti.”

Kakek itu tertawa. “Tubuhku terlalu tua untuk memasuki perpustakaan. Pak tua ini takut, jika nanti tidak bisa memasukinya.”

“Aku mohon pak tua! Kau tidak akan menyesal menolongku!”

Melihat tekad Yi Ming, kakek itu terdiam sebentar berpikir, kemudian dia menjawab, “Hahaha. Baiklah, baiklah.”

Kakek itu kemudian berbalik pergi memasuki perpustakaan. Sementara Yi Ming menunggunya. Akan tetapi, Yi Ming sangat terluka dan dia kemudian tidak sadarkan diri.

Dia kembali sadar saat sore hari. Dia merasa lebih baik, tapi luka-luka di tubuhnya masih sangat perih dan mengeluarkan banyak darah. Tapi, untungnya semua luka-lukanya sudah mengering.

Saat Yi Ming sadar, ada sebuah buku di sampingnya. Dia kemudian mengambilnya. Dan dengan tertatih-tatih pergi. Sementara orang-orang memandangnya dengan berbagai ekspresi.

Yi Ming kemudian pergi ke toko ibunya yang ada di kota. Dia membuka pintu dan melihat ibunya sedang duduk sembari membuat sebuah pot dari tanah liat.

Ibunya terkejut dan langsung bergegas mendekati Yi Ming. “Ming’er, apa yang terjadi kepadamu?!” dia kemudian membelai pipi anaknya yang malang. Lalu kemudian menuntunnya untuk duduk dan ibunya pergi mengambil se-ember air dan kain.

Ibu itu kemudian mencelupkan kain itu kemudian memerasnya. Dia lalu membersihkan bibir Yi Ming yang membengkak. “Apa kamu berkelahi?”

Yi Ming menggeleng dan menceritakan semua yang telah terjadi. Ibunya mendengar dengan hati-hati. Dan setelah ibunya memahami semuanya, dia kemudian berkomentar, “gadis itu terlalu jahat! Beraninya melukai anakku ini. Suatu saat nanti, kamu harus membalasnya.”

“Aku akan membalasnya ibu.”

“Dia adalah putri walikota. Dengan kemampuanmu saat ini, jangan pernah mencari masalah dengannya. Dia telah mencapai tahap Formation Qi tahap 5. Jadi, jika kamu belum mempunyai kekuatan, kamu harus menahan amarah dan bersabar. Dia juga terkenal sangat cantik, dan wajar saja Ming’er terpana dengan sosoknya.”

“Apa gunanya kecantikan, jika sikapnya seperti anjing.”

“ibu mengerti.” Ibunya kemudian mencelupkan kain itu lagi dan memerasnya, lalu mengobati Yi Ming dengan lembut. “Karena kecantikan dan statusnya tinggi, dia menjadi arogan. Ibu dengar, dia telah bertunangan dengan pangeran kedua kekaisaran. Semua orang yang menyukainya tidak lagi bisa mendapatkannya, termasuk dirimu.”

“ibu, aku tidak menyukai wanita arogan seperti itu. Aku akan mencari wanita yang lebih cantik darinya dan memiliki sikap lembut seperti ibu.”

“Semoga saja kamu mendapatkannya.”

Bab 2 : Apa yang terjadi?

Tiga hari berlalu dengan cepat, dan Yi Ming terus menyembuhkan luka-lukanya. Karena dia bukan seorang abadi, tubuhnya memerlukan banyak waktu untuk pulih. Selama itu, dia merasa bosan, dan hanya bisa sedikit membantu Ibunya. Kemudian dia akan beristirahat. Saat ayahnya datang, dia akan menghidangkannya beberapa makanan yang telah ibunya masak tadi pagi. Karena ibunya pulang tidak menentu, maka tugas itu dia yang menggantikannya.

Ayah Yi Ming akan duduk melepas lelah sambil menikmatinya, kemudian pergi mandi lalu bercakap dengan anaknya itu.

Ketika ayahnya mengetahui luka parah anaknya itu, dia sangat marah dan berseru, “Berani-beraninya memukuli anakku!”

Dia memukul lantai dan kemarahan memuncak di hatinya. Tetapi, seberapa besar kemarahannya, dia tidak bisa melakukan apa pun demi membela anaknya itu.

“Ayah, suatu hari nanti, aku akan membalas ini. Aku akan mempermalukan gadis itu di depan umum!”

Ayahnya mengangguk penuh percaya diri. “Setelah kamu lulus dan menjadi murid sekte awan melayang, maka hal itu bukan mustahil untukmu. Dengan kerja keras dan selalu berlatih, ayah yakin, kamu akan menjadi seorang abadi yang sangat kuat dan di ingat semua orang.”

“Benar ayah!”

Meski wajah Yi Ming di penuhi semangat yang membara, dia percaya, impian itu sangat sulit di capai, apalagi penerimaan murid itu terjadi setengah bulan lagi, sementara uang mereka belum cukup untuk membayarnya. Tapi dia tidak ingin mengungkapkan kepada kedua orang tuanya, karena dia yakin, dengan mencari pekerjaan tambahan, dia akan mendapatkan uang itu dengan cepat.

Dua hari kemudian, luka yi Ming mulai sembuh, tapi dia tidak boleh pergi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berat. Pada saat itu dia sudah mulai bosan. Karena itu, Yi Ming mengambil kertas dan menulis di sana, ‘Aku membutuhkan pekerjaan. Asalkan menghasilkan uang, aku akan menerimanya.’ Dan dia menulis namanya di bawah kertas itu.

Dia lalu pergi ke restoran terdekat. Bertemu dengan pemiliknya dan mengungkapkan tujuannya.

Saat mendengarnya, wajah nyonya gemuk yang penuh keriput itu sangat menyeramkan, yang membuatnya semakin besar di mata Yi Ming. Kemudian dia menyembur Yi Ming dengan kata-kata kasar, “Apa yang kau pikirkan bocah! Apa kau pikir restoranku tempatmu mencari pekerjaan!? Jika kau ingin mencari pekerjaan, kau hanya perlu bertanya ke orang-orang atau membuat lapangan pekerjaan sendiri! Kau pikir, tempatku seperti apa hah!? Dasar anak tidak tahu diri!”

Yi Ming sangat takut dengan wajah wanita gemuk itu, tetapi jika dia pergi dan tidak berani bernegosiasi, maka peluangnya sangat mudah kabur. Dia lalu cepat-cepat berkata menghentikan wanita tua itu, “nyonya! Jika aku mendapatkan pekerjaan dari Restoranmu, maka aku akan membayarnya!”

Wanita itu terkejut, kemudian berpikir sebentar dan berbalik. “Jika kau tidak mendapatkannya, kau akan pergi begitu saja dan melupakannya?! Bajingan! Kau pikir aku mudah di tipu seperti itu!”

Wanita itu sangat licik, dan dia kemudian pura-pura berbalik pergi, lalu menunggu reaksi Yi Ming.

Sesuai dugaannya, Yi Ming kemudian bersimpuh dan memohon. “nyonya! Aku akan membayarmu di muka, sehingga kau tidak akan rugi!”

Yi Ming terpaksa melakukannya. Restoran seafood milik nyonya ini sangat banyak pengunjung. Berbagai kalangan orang-orang akan datang menikmati sajian di restoran ini. Selain karena aneka seafood yang sulit di dapatkan, masakan yang dibuatnya sangat enak dan beragam. Hal itulah yang membuat Yi Ming berani bertaruh, jika pengumumannya akan terlihat oleh semua orang, dan dia akan cepat mendapatkan pekerjaan dengan bayaran yang mumpuni, kemudian mampu membayar uang penerimaan murid.

“100 koin perak, tidak dapat di potong.” Wanita itu dengan bangga mengatakannya.

“100 koin perak!?"

Yi Ming tercengang dan menganga. 100 koin perak, di kota kecilnya ini, dia bisa hidup satu bulan, atau jika dia berhemat, satu setengah bulan akan tercapai. Tetapi, sekarang mendengar hanya meminjam dinding untuk memanjang pengumuman dengan harga 100 koin perak, membuatnya sangat terkejut, dan itu di luar dari apa yang dipikirkannya.

Melihat ekspresi wajah Yi Ming, nyonya itu buru-buru menambahkan, “bagaimana, apa kau bisa?” dia kemudian berbalik setelah melihat kebimbangan di wajah Yi Ming dan menyilangkan kedua tangannya di dada. “Bocah, restoranku menyajikan berbagai makanan laut yang lezat. Tidak hanya orang-orang dari provinsi Jiangxi saja yang mengunjungi restoranku, bahkan dari provinsi Qinghai juga datang dengan kereta kuda mereka. Mereka semua adalah kaum bangsawan dan membawa banyak harta mereka kemudian menghabiskannya di sini. Oleh karena itu, wajar saja jika aku mematok harga seperti itu. Kau akan muda mendapatkan pekerjaan dengan upah tinggi jika kau menyanggupinya.”

Dengan bangga, nyonya itu menceritakannya, dan dia tidak berbalik menatap Yi Ming, tapi dia berusaha melihat dari sudut matanya, bagaimana reaksi anak muda itu.

Sementara Yi Ming menimang-nimang dan berpikir tentang penawaran itu. Bagi keluarga miskin sepertinya, uang adalah segala-galanya dan mereka tidak bisa hidup tanpa uang.

Namun nyonya itu tidak sabar menunggu jawaban Yi Ming, dan dia kemudian berkata, “Ada banyak urusan hari ini, jika kau tidak menerimanya, silakan pergi.”

Nyonya itu sedikit sedih saat dia tidak menerima apa pun dari anak muda itu, tetapi dia berusaha berjalan lambat, agar anak itu memikirkan lagi tawarannya.

Satu langkah, dua dan tiga, tidak terdengar ucapan anak itu. Dia kemudian berkata, “Tidak ada tempat lain terbaik mencari pekerjaan, selain tempatku.”

Dia lalu berjalan lagi. Tetapi hingga langkah ke lima, Yi Ming tidak memberikan tanda-tanda. Nyonya itu pun kesal dan berpikir jika dia tidak akan mendapatkan uang hari ini.

Tapi saat 10 langkah, Yi Ming berkata, “Apakah ada batas waktu yang di tentukan?”

Nyonya itu gembira dan berbalik. Suara anak muda yang penuh kekuatan itu seperti alarm yang membangkitkan kebahagiannya untuk mendapatkan uang. “Karena 100 koin perak itu sangat mahal, maka tidak ada batas waktu yang di tentukan.”

Yi Ming dengan yakin berkata, “Baik, aku menerima tawaranmu.”

Nyonya itu gembira, tapi di wajahnya hanya ada ekspresi dingin. “Kita sepakat.”

......................

Setelah hari itu, pagi-pagi sekali Yi Ming bangun. Dia membantu ayah dan ibunya. Dan setelah sarapan, dia ingin ikut membantu ibunya membuat pot, tetapi ibunya melarang keras. Namun Yi Ming bersih keras, sehingga ibunya menyerah dan memberinya setengah hari untuk membuat pot.

Yi Ming setuju dan mengikuti ibunya. Tapi ibunya saat itu sudah merencanakan sesuatu.

Saat tiba di toko, semua pot-pot terpajang dengan berbagai bentuk dan ukiran. Dan semua itu terlihat indah ketika bunga-bunga memenuhi dalam pot dan menjadi mahkota pelengkap bagi pot-pot itu.

Pagi itu, Yi Ming hanya membersihkan pot-pot yang di penuhi debu dan embun. Setelah itu, dia ingin membuat pot, tetapi Ibunya berkata, tidak ada bahan-bahan untuk membuatnya, dan mengatakan lagi, jika tidak ada pesanan untuk hari ini.

Yi Ming kemudian hanya di perintahkan menjaga toko selama ibunya pergi membeli bahan-bahan.

Yi Ming mengerti dan dia kemudian duduk sembari mengeluarkan buku yang telah di dapatkannya dari pak tua tiga hari yang lalu.

Sesuai dugaannya, dia mendapatkan buku tua dan telah usam. Bau dari buku itu sangat apek, dan Yi Ming tidak menyukainya. Tapi karena dia sangat membutuhkan pengetahuan tentang keabadian, maka dia tidak punya pilihan selain membaca buku itu.

......................

Halaman pertama buku itu sudah robek, sehingga dia tidak dapat mengetahui apa isi dari halaman itu. Menurut Yi Ming itu mungkin adalah beberapa patah kata bagi orang yang akan membacanya.

Halaman kedua berisi mengenai bagian-bagian Dantian.

Yi Ming kecewa setelah membacanya. Ternyata buku yang di dapatkannya merupakan buku tentang Dantian.

Menurut buku itu ada tujuh titik Dantian yang berurutan dari kepala hingga pangkal kemaluannya. Dantian-dantian itu merupakan titik mengalirnya energi Qi ke seluruh tubuh mulai dari bawah. Kemudian ada sebelas titik yang menerima aliran energi itu dan menyebarkannya ke seluruh tubuh.

Dantian utama yang paling atas adalah Baihui, kemudian Dantian atas, lalu beberapa Dantian-dantian lagi, hingga pada Dantian Bawah dan terakhir Huiyin.

Lalu di jelaskan ada beberapa titik lagi yang jumlahnya sebelas. Tapi Yi Ming Tidak membacanya, karena itu baginya sangat membosankan.

Dia lalu menarik buku itu dan menikmati menjadi seorang pedagang.

......................

Hingga menjelang siang, dia sangat bosan dan tidak ada satu pun Pot-potnya terjual, Padahal orang-orang lalu lalang sangat ramai di depan tokonya. Dia mulai bertanya-tanya mengapa pot-potnya yang sangat indah tidak ada satu pun yang terjual.

Yi Ming semakin bosan dan dia memutuskan untuk tidur.

Pada menjelang sore, dia terbangun kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya. Duduk kembali dan ingin membaca buku itu. Tetapi suara keras tiba-tiba terdengar. Ternyata itu adalah suara derap kaki kuda yang berlari.

Lebih tepatnya, itu adalah sebuah kereta kuda. Lima kuda yang menarik tiba-tiba terkikik dan berhenti tepat di depan toko Yi Ming. Yi Ming bertanya-tanya siapa yang datang.

Dari kemegahan itu, mudah saja dia menebak jika orang itu berasal dari keluarga aristokrat yang berpengaruh. Tapi karena informasinya yang kecil membuatnya dia tidak bisa menebak-nebak siapa yang ada di dalamnya.

Semua orang tiba-tiba terdiam dan memandang kereta kuda itu. Pikiran mereka sama seperti Yi Ming. Yang membuat ada keheningan di jalan yang ramai itu.

Namun, kemudian terdengar siulan yang sangat tajam. Yi Ming dan orang-orang bahkan belum mencari sumber suara itu, ketika cahaya biru tiba-tiba melesat dan menimbulkan ledakan yang sangat dahsyat.

Energi berwarna biru kemudian menyebar ke segala arah sembari membawa hempasan angin yang sangat dahsyat. Pot-pot yang terpajang di atas meja, berterbangan dan hancur saat menabrak dinding-dinding ruangan. Salah satu pot itu hampir mengenai Yi Ming, tapi karena dia cekatan dan dengan cepat menunduk membuatnya terhindar dari cedera.

Dia kemudian bersembunyi di tokonya di bagian dalam dan bertanya-tanya apakah tadi itu.

Kemudian salju-salju yang ada di jalan itu berhamburan ke atas dan menimbun rumah-rumah yang ada di sisinya. Beberapa salju-salju itu masuk memenuhi toko Yi Ming.

Pada saat itu, orang-orang berlari dan berteriak.

Yi Ming yang bersembunyi tidak tahu apa yang terjadi, tapi dia menyimpulkan jika terjadi sebuah penyerangan kepada kereta kuda itu. Dia juga bertanya-tanya, apakah sekuat ini jika seseorang sudah menjadi abadi.

Yi Ming ingin melihat apa yang terjadi, tetapi energi yang kuat berwarna biru itu masih menyebar ke segala arah dan mulai menghancurkan apa pun di sekitarnya.

Yi Ming berpikir, jika kereta kuda itu sudah pasti hancur dan kuda-kuda itu telah mati, tapi dia tidak mendengar suara kehancuran atau teriakan kesakitan kuda-kuda itu. Dia kemudian bertanya, apakah kereta itu tidak hancur?

Dalam beberapa menit itu, Yi Ming menderita antara hidup dan mati. Dia semakin kedinginan dengan salju-salju yang semakin menumpuk di dalam ruangannya. Namun, untungnya beberapa saat kemudian, energi itu melemah dan akhirnya berhenti. Dengan susah payah, Yi Ming menggali ke luar dan melihat apa yang terjadi.

Saat itulah, dia terkejut dan bertanya-tanya bagaimana mungkin itu bisa terjadi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!