Siang itu Sera dan paman Danu sedang berada di rumah sakit, untuk indentifikasi mayat perempuan yang ditemukan di sebuah rawa.
Paman Danu mendatangi petugas dari kamar mayat. "Maaf pak kami diminta dari pihak kepolisian untuk identifikasi mayat, tempat nya dimana ya."
" Tempat nya disini pak tapi harus ada pendampingan dari pihak kepolisian! Maaf kalau tidak ada bapak tidak bisa masuk, atau bapak bawa surat dari kepolisian?!"
"Nanti ada dari kepolisian yang kesini!" Kata paman Danu.
"Oh! kalau begitu silahkan di tunggu di kursi depan pak."
" Iya terima kasih," paman Danu mengajak Sera untuk duduk. Sera hanya terdiam ia berharap mayat itu bukan adik nya, ia masih berharap adiknya masih hidup.
Tak berapa lama dari pihak kepolisian pun datang tanpa mereka duga ia adalah Yanuar kekasih nya Sera. Mereka terpisah karena Sera pindah, Yanuar mendatangi paman Danu dan Sera, ketika melihat Sera ia tertegun wajah nya penuh kerinduan.
" Assalamualaikum paman," Yanuar menyapa paman Danu.
" Waalaikum salam, ya Allah Yanuar kamu disini!!" paman Danu memeluk Yanuar penuh kebahagiaan, sedang kan Sera! dia hanya tersenyum tipis, sekarang yang ada di pikiran nya hanya lah Sela, Sela bagaimana, Sela dimana,ia hanya bisa berharap mayat itu bukan mayat adiknya.
" Apa kabar dek," Yanuar memeluk Sera dan mengusap rambut nya.
" Seperti yang mas Yan lihat, seperti pesakitan yang menunggu vonis dari hakim, kita masuk aja mas aku ingin melihat nya."
" Kamu yakin mau melihat nya?!" kata Yanuar sambil memandang wajah Sera dengan perasaan cemas.
" Iya mas."
"Ayo.." Yanuar menggenggam tangan Sera yang dingin untuk menguatkan. "Ayo kita masuk!" masih dengan mengengam tangan Sera Yanuar pergi ke ruangan administratif kamar mayat.
Mereka pun diantar ke kamar mayat oleh petugas dan petugas itu menghampiri satu jenazah yang ditutupi kain."Mayat ini dikirim kan ke rumah sakit tadi pagi silahkan , untuk keterangan nya penyebab kematian nya bisa dilihat dari data otopsi!!" petugas membuka kain penutup mayatnya.
Seketika tubuh Sera bergetar hebat mata nya terbelalak. " ini tidak mungkin, ini bukan dia." lSera tidak mau percaya pada yang ia Lihat," sela ku masih hidup bukan, dia hanya sedang pergi nanti juga pulang, iya kan paman," sera menunjuk ke tubuh Sela yang terbujur tanpa sehelai benang pun dengan luka lebam di seluruh tubuh nya ."Bukan dia kan paman?!"Ketika semua diam tidak ada yang menjawab sera mundur," ini tidak mungkin kan kenapa semua bisa begini aku tidak terima ,aku tidak terima paman!!" Sera berlari keluar berusaha menumpahkan kesedihan nya, ia menangis sambil menjerit, Yanuar pun segera mengejar nya sedang kan paman Danu sendiri dia hanya diam tertegun, ia sangat shock.
Sera berlari sepanjang koridor rumah sakit, ia menangis tak memperdulikan teriak kan Yanuar. Sera terus berlari karena tekanan dan rasa sakit di dadanya sera pun jatuh pingsan di lorong rumah sakit, semua yang melihat nya berteriak kaget, Yanuar cepat-cepat menghampiri nya, ia mengangkat tubuh Sera, berteriak pada petugas yang baru datang. Mereka segera membawa nya ke ruang IGD rumah sakit.
Hari sudah malam ketika Sera terbangun, ia melihat ke sekeliling ia mulai bisa mencerna semua yang terjadi. Sera teringat tentang Sela yang terbujur di ruang mayat, ia tidak rela Sela mati dengan cara seperti itu. Sera mulai menangis histeris dan mengamuk semua yang ada di sekeliling nya ia lemparkan sambil berteriak teriak, infus yang ada ditangan nya ia cabut sehingga darah mengucur dari tangan nya.
Seorang perawat yang mendengar teriakkan nya masuk ia terkejut melihat darah ditangan pasien. Ia memencet bel tanda darurat, perawat-perawat lain berdatangan, mereka memegangi Sera yang sedang mengamuk. Seorang petugas akhirnya menyuntikkan obat penenang agar Sera tidak terus memberontak dan tak berapa lama ia pun terkulai lemas, hanya mata nya saja yang menatap kosong ke atas langit-langit rumah sakit.
Yanuar datang dengan tergesa gesa, ia mendapatkan telpon dari rumah sakit kalau Sera ngamuk dan melempar semua barang. Yanuar terkejut begitu masuk ruangan semua berantakan, ia melihat bekas darah di tangan Sera, Yanuar melihat ke arah sera, terlihat mata Sera menatap kosong langit-langit rumah sakit.
" Apa yang terjadi suster?kenapa bisa begini?!" Yanuar melihat Sera yang terdiam dengan pandangan yang kosong, ia duduk disamping Sera.
" Tidak tahu pak! saya hanya mendengar teriakkan dan pas saya masuk Mba nya sedang melempar semua barang, ia mencabut infus dan ingin pergi!!"
" Pak! ini udah selesai semua kami permisi dulu, kalau ada apa-apa tinggal pencet bel yang di sebelah sana!!" Semua suster keluar ruangan.
" Iya makasih suster."
Para perawat rumah sakit keluar dari ruangan Sera.
Yanuar membelai rambut Sera yang mulai tertidur, di genggam nya tangan sera. Yanuar tertidur disamping sera sambil mengengam tangan Sera.
Yanuar tiba-tiba tersentak bangun, ia seperti bermimpi melihat sela mendatangi nya, dengan wajah pucat memegang tangan nya.
" Mas aku titip kak Sera! Tolong jaga dia dan katakan padanya maafkan aku, aku tidak bisa terus bersama nya dan iklas kan aku, rela kan aku pergi, agar aku bisa tenang di alam Sana!!" terlihat dengan perlahan sela pergi lalu menghilang.
Yanuar terbangun melihat jam sudah jam 3 pagi. Ia melihat Sera yang masih tertidur akibat suntikan obat tidur, Yanuar keluar ruangan ia bermaksud keluar untuk mencari kopi. Yanuar baru saja dipindah tugaskan, ia melihat nama Sera dan paman Danu didata kepolisian, ia pun mengecek ke rumah sakit ternyata memang benar, dia Sera yang selama bertahun tahun ini di cari nya.
Yanuar berjalan menuju lorong rumah sakit, pikiran nya terpaut pada kematian Sela yang di bunuh dan di buang di rawa."Siapa yang begitu kejam memperkosa dan membunuh nya." gumam Yanuar, setelah Yanuar membeli kopi dia balik ke ruangan Sera.
Yanuar memasuki ruangan Sera ia melihat Sera sudah membuka mata tapi tatapan nya masih kosong. Ia hanya diam, Yanuar berusaha menyadarkannya Sera dan berusaha terus dan terus tapi Sera tetap tak bergeming, tak lama kemudian Sera pun tertidur lagi.
Yanuar tertidur dengan tangan yang memeluk pinggang Sera. Pagi itu Yanuar terbangun karena tepukan di punggung nya, Yanuar melihat paman Danu sudah berdiri disampingnya.
"Kamu enggak dinas yan?"
" Nanti paling jam 10 paman! Mau ada acara serah terima jabatan, habis itu aku bisa kesini lagi, Sera ngamuk kemarin paman dan dia sempat bangun tapi tatapan nya kosong, seperti nya dia shock berat."
"Kematian orang tua nya saja masih membekas sampai sekarang! Sekarang malah Sela juga meninggal dan meninggal nya pun karena di perkosa dan dan dibunuh. Sera tidak bisa menerima kenyataan itu!!" Paman Danu menarik nafas berat, " jangan kan Sera! Aku juga belum bisa menerima kenyataan ini yan." Air mata paman Danu keluar dari sudut mata nya ia cepat-cepat mengusap nya.
" Aku berusaha keras untuk kuat dihadapan Sera, padahal aku sama dengan dia! Tidak bisa menerima kenyataan ini, aku tidak tahu harus berkata Yan."
Paman Danu berusaha menenangkan perasaannya. Ia tidak ingin Sera melihat nya seperti ini.
" Kamu kalau mau pulang sana pulang saja! Kamu juga butuh istirahat terima kasih sudah menjaga Sera, nanti malam kamu bisa kesini lagi gantian sama paman! Biar kalau sera sudah bangun ada yang menemani, aku juga harus balik ke rumah buat persiapan tahlil nanti malam!!"
"'Baik paman! aku pulang dulu." Yanuar mendekati Sera dicium nya kening Sera dan dibelainya rambutnya." cepat sembuh aku ingin kita bisa bercerita lagi seperti dulu dan jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku! Aku membutuhkan mu!!" Yanuar bicara berbisik kepada Sera.
" Paman aku pamit kabari Yan kalau ada apa-apa sama sera! Dan tentang kematian Sela Yanuar akan menyelidikinya!!" Yanuar keluar dari ruangan Sera, ia berjalan dengan perasaan yang bercampur aduk.Ia berjanji akan mencari pelaku pembunuhan Sela.
Sudah beberapa hari ini Sera berada dirumah sakit. Keadaan nya sudah semakin membaik. Tapi ia lebih pendiam dan hanya berbicara seperlunya. Ia selalu bertanya pada diri nya sendiri salah apa dirinya? Sehingga tuhan menghukum nya seperti ini. Ia selalu menyalahkan dirinya atas kematian Sela.
Di ruangan, perawat sedang berusaha membujuk Sera untuk makan. Tapi ia tidak merespon, Sera hanya diam mematung, perawat nya sampai kebingungan.
" Mba ayo makan mba! Kalau mba enggak makan gimana mau minum obat. lagian mba kasian enggak sama saya, nanti saya yang di marahin kalau mba enggak makan."
" Simpan saja disitu nanti saya makan sendiri! Pergilah saya ingin sendiri!!" Sera mengusir perawat itu pergi.
Dengan helaan nafas berat, perawat itu pergi ia melihat sekilas pada Sera."Mba harus kuat! mba harus bisa tunjukkan kalau Mba tetap lah kakak yang hebat. Mba harus tunjukkan pada adik Mba! kalau mba orang yang kuat agar adik Mba Sera bisa tersenyum disana! saya yatim piatu, saya merasakan apa yang mba rasakan," setelah berkata seperti itu perawat tersebut pun keluar dari ruangan.
Yanuar membuka pintu ruangan ketika perawat itu akan pergi keluar." Suster gimana keadaan nya?" Kata Yanuar.
" Kita bicara di luar pak," perawat itu keluar dari ruangan Sera diikuti Yanuar, mereka kemudian duduk di depan ruangan.
" Gimana suster? Apa ada perkembangan?!" Yanuar tidak sabar ingin mendengar kabar Sera.
Perawat itu menghela nafas berat." Tidak tahu pak! kalau dia tidak ada motivasi untuk hidup akan susah, saya rasa dibutuhkan motivasi agar ia kembali mempunyai harapan untuk menjalani hidup , dia sepertinya mempunyai Luka yang belum sembuh tapi luka itu harus ditambah lagi dengan luka yang lain, aku tadi sudah memberi sedikit shock terapi mudah mudahan hati nya tergerak! Saya permisi dulu harus bertugas lagi, oh ya pak usahakan dia agar mau makan, obat nya belum masuk dari pagi."
Perawat itu pergi meninggalkan Yanuar, Yanuar pun beranjak dari tempat nya ia masuk ke ruangan Sera, terlihat Sera terbaring dengan menghadap tembok. Yanuar mendekati nya mencium kening dan membelai rambut nya. Sera berbalik dan hanya memandang nya sekilas.
Yanuar mengambil tangan Sera dan mengengam nya."kita makan yuk! Mas juga mau makan lapar, ini ada bubur kita bagi 2 yah."
" Mas aja, aku enggak lapar."
" Ok kalau begitu biar kita sama-sama, mas juga tidak akan makan, kalau kamu mau menyusul Sela, mas juga mau nemenin kamu! toh buat apa lagi mas hidup kalau kamu tidak ada, percuma mas mencari mu bertahun tahun akhirnya hanya buat melihat mu mati, mas akan ikut dengan mu tujuan mas juga sudah tidak ada!!" Yanuar menyimpan bubur di meja, kemudian ia hanya diam.
Sera terdiam hati nya penuh kebingungan, ia tidak ingin Yanuar sakit, ia juga sangat menyayangi Yanuar," aku mau makan mas, asal mas Yan juga makan."
Yanuar tersenyum senang." kita setengahan!!"Sera duduk! Ia makan disuapi Yanuar. Yanuar pun ikut makan bersama Sera, Yanuar menyuapi Sera tapi dalam hati batin nya menangis. orang yang terkasih nya harus seperti ini, tak terasa setitik air mata jatuh disudut mata nya, ia berusaha menyembunyikan dari Sera.
Sera menghapus airmata Yanuar, diciumnya mata itu.Ia tersenyum" mas! Jangan menangis aku tidak apa-apa aku hanya tidak suka ketidak adilan ini, aku tidak pernah berbuat jahat sama orang lain tapi kenapa aku dihukum sampai begini kalau.Kenapa tidak sekalian saja nyawa ku dibawa. Banyak orang-orang jahat di luaran sana tapi kenapa bukan mereka?! tapi kenapa harus adikku yang diambil, ia baik bahkan sangat baik jangan kan menyakiti orang menyakiti hewan juga dia tidak akan tega! mana keadilan nya mas?!"
" Kita tidak tahu hidup kita akan kemana hari esok! Kita hanya harus berusaha menjadi baik dan lebih baik, berusaha berguna bagi keluarga kita! lingkungan kita! Orang-orang sekitar kita. Mas tahu lukamu begitu dalam, tapi kalau kamu begini kamu juga akan menyakiti orang-orang yang menyayangimu!!"
"Maukah kamu bangkit lagi demi mas?! Demi paman Danu yang sudah membesar kan mu! Apa setelah kamu meninggal ia punya keinginan untuk hidup?!Apa setelah kamu meninggal mas masih mau hidup?! Berjuang lah untuk kami! Jadi lah tongkat untuk mas menjalani hidup, kita akan bersama sama terus sampai kita tua!!" Yanuar memegang wajah Sera dengan kedua tangannya.
Sera menangis dipeluk kan Yanuar. Ia menumpahkan semua rasa dihatinya yang begitu sesak. Ia tidak tahu harus bagaimana menjalani hidup nya sekarang tanpa kehadiran adik nya.
"Apa aku bisa melewati semua nya mas?! Apa aku bisa mengikhlaskan semuanya. Aku ini hanya manusia biasa yang punya keterbatasan sabar mas! Aku merasa sangat-sangat lelah hati mas, aku ingin tidur yang panjang agar tidak bisa merasakan sakit lagi." Tiba-tiba tubuh sera terkulai lemas.
Yanuar panik ia memencet bel. Tak lama berselang para perawat datang. Mereka langsung panik dan menelpon dokter, oksigen pun langsung dipasang ke hidung sera, tak berapa lama dokter datang memeriksa, ia menyuruh suster menyuntikkan suatu obat ke infusnya.
Setelah beberapa saat mata Sera terbuka. Ia memandang sekeliling nya kemudian matanya tertutup lagi.
Yanuar yang melihat nya panik. Dokter kenapa lagi dia?!"
"Tenang pak dia sudah sadar dan tadi kita beri obat penenang! Ia tidak boleh stress berlebihan akibat nya bisa pada kematian. Jadi saya harap pihak keluarga dapat memberikan dukungan moril untuk kesembuhan nya!!"
" Kalau begitu saya permisi dulu! Nanti kalau ada apa-apa tinggal hubungi perawat saja. Dan usahakan pasien jangan di tinggal sendiri! saya permisi dulu pak." Dokter pergi meninggalkan ruangan Sera.
Yanuar mendekati Sera, dibelainya rambut nya. Yanuar mengambil tangan nya diciumnya tangan Sera. Setelah melihat Sera tertidur, Yanuar duduk di sofa sambil rebahan mengistirahatkan tubuh nya. Ia mengecek handphone nya.
Beberapa anak buahnya Yanuar sedang memeriksa kampus tempat Sela kuliah mereka sedang menyelidiki orang-orang disekitar Sela yang kemungkinan ada hubungannya dengan kematian Sela.
Yanuar tertidur karena kelelahan, entah berapa lama ia tertidur. Rasa lelah dan kantuk yang tak tertahankan lagi ia pun terbang ke alam mimpi. Ia terbangun ketika sebuah tepukan mem bangunkan nya."Pak bangun!! Pak bangun, pasien tidak ada, bapak tahu ia kemana." Seorang perawat berdiri di dekat nya.
Yanuar tergagap, dilihat nya tempat tidur Sera sudah kosong infus masih tergantung."Di kamar mandi ada enggak suster?"
" Enggak ada pak udah kami cari pak! Disekitar sini juga sudah kami cari tetapi tidak ada."
"'Cctv kita periksa cctv!!" mereka berlari menuju keruangan cctv, Yanuar menelpon paman Danu untuk membantu mencari. Ia juga menelpon mbok jum dan mbok nah barangkali ada pulang ke rumah untuk ngabarin. Mereka berlari sepanjang koridor rumah sakit, karena Yanuar yang masih memakai seragam mereka jadi pusat perhatian.
Mereka memasuki ruang cctv.
" Siang pak Kami ingin memeriksa cctv!!" Yanuar mengeluarkan kartu keanggotaan kepolisian sehingga mudah mendapatkan akses. Ia dan para perawat memeriksa rekaman 15 menit yang lalu.
" Itu bukan pak! Ia keluar 10 menit yang lalu memakai Hoodie. Ia menuju ke seberang seperti nya ia sudah memesan ojek online! itu lihat."
" Benar! Besar kan pak dan cetak nomor polisi nya biar bisa kita lacak kemana!!"
Petugas cctv mencetak nomor plat tukan ojek online tersebut dan menyerahkan pada Yanuar.
Sera memandang kebawah dari balkon apartemen nya. Ia berada di ujung balkon naik ke atas besi pembatas di rentang kan nya tangannya. Mata nya terpejam angin malam menerpa tubuhnya.
Satu suara terdengar ditelinga nya," kakak turun! Jangan lakukan itu! Sela akan membenci kakak kalau kakak melakukan nya. Turun ingat paman sendirian!!" Sera tersentak. Ia menghempaskan tubuhnya ke belakang, tapi "brughk akh," terdengar rintihan suara sera, tubuhnya membentur dinding.
Sera bangun ia mencari sumber suara itu. Ia seperti mendengar suara Sela, tapi hanya suara angin yang terdengar, Sera bangun ia berganti pakaian dan pergi basemen. Ia membuka penutup motor yang udah sudah lama tidak ia pakai! Sera mulai memanaskan motor nya setelah itu ia pergi membawa motor nya menjelajahi malam ia tidak punya tujuan.
Sera masuk ke sebuah terminal. Ia duduk disebuah warung memesan kopi dan nongkrong memperhatikan keluar masuk kendaraan, satu suara mengagetkan nya.
" Mba boleh aku duduk di sini?"terlihat wanita muda sekitar 23 tahunan membawa tas.
" Iya silahkan!" Sera menggeser tubuh nya.
"Kenalkan aku Pratiwi mba! Mba cantik siapa namanya?"
Sera kaget perempuan itu mengatakan kalau ia cantik. Ia merasa biasa saja." Saya Sera! Saya enggak cantik mata Kamu tuh harus diperiksa!!"
" Ala piye toh Mba iki! Mba memang dari tadi enggak lihat banyak lelaki mata nya kesini!!"
" Oh itu sih paling iseng, atau mau godain kamu!!" Sera terlihat cuek pada keadaan sekitar nya padahal sedari tadi ia duduk banyak lelaki yang memperhatikan nya. Tubuh ramping dan tinggi semampai dengan rambut sedikit ikal dan wajah yang bak model.
" Ya udah terserah mba nya aja! Bu aku pesan teh manis satu."Pratiwi mengeluarkan dompet ia menghitung uangnya." 400 ribu cukup enggak yah!!" Pratiwi bergumam sendiri.
Sera melihat sekilas pada Pratiwi, kulit sawo matang dan senyum nya sangat manis bisa membuat kaum laki-laki bertekuk lutut." Memang tujuan Kamu mau kemana? Kalau menghitung uang jangan ditempat umum nanti ada yang ngawasin ini jakarta bukan kampung!!"
" Iya mba aku minta maaf, aku mau ke tempat bibi ku ini alamatnya mba tahu tidak?" Pratiwi memberikan secarik kertas pada sera.
"Ini jauh! Sebelum nya Kamu pernah kesana belum?" Sera menyerahkan kertas itu pada Pratiwi.
" Belum mba! Ini kali pertama saya kesini."
" Ayo aku carikan mobil yang jurusan ketempat bibimu lagian bukan di sini tapi diluar terminal! Ayo ikut aku, tuh sudah banyak yang melihat kita, ayo kita pergi!!"
Sera menyimpan uang 50 ribuan satu dimeja. Ia mengajak Pratiwi menuju motor nya, Sera mengambil motor nya diparkiran. Terlihat beberapa preman memperhatikan mereka motor dan kecantikan Sera mengundang beberapa preman mendekati nya.
" Halo cantik! Mau kemana nih boleh kenalan enggak?" Empat orang preman mendekati mereka. Pratiwi ketakutan bersembunyi di balik Sera.
Pemilik warung yang melihat langsung berlari mencari petugas keamanan.
" Minggir kami buru-buru jangan ganggu!!" Sera tetap naik ke atas motor nya."Ayo naik Pratiwi cepat!!"
Pratiwi cepat-cepat menaiki motor Sera. Pratiwi yang tidak pernah naik motor seperti itu ia kesulitan Sera membantu dengan tangan nya, tapi tiba-tiba seorang preman menarik dan menahan Pratiwi.
" Temani kita dulu jangan main pergi saja!!" sambil memegang tangan Pratiwi, ia berusaha berbuat kurang ajar dengan meraba buah dada Pratiwi.
Pratiwi menjerit," akh..." Ia langsung menampar preman tersebut.
Preman itu membuang ludahnya. Ia menarik Pratiwi sehingga jatuh dalam pelukan, sementara preman yang lain mendekati Sera.
" Lepaskan tuh anak! Atau kalian akan menyesal!!" Sera yang sedang sedih ditinggal adiknya emosi nya gampang tersulut.
" Wuih cantik-cantik kok galak sih!!" Sementara di sisi lain Pratiwi menangis karena preman tersebut mulai menciumi nya.
Sera menyentak tangan dan menendang tubuh preman yang sedang memeluk Pratiwi, hingga terjungkal dan mengeluarkan darah, sera kemudian menginjak lehernya. "Kalian maju dia akan mati!!" preman-preman tersebut ketakutan.
" Ampun Mba! lepaskan dia kami salah, kami tidak akan menganggu Mba lagi, tolong Mba lepaskan teman kami!!" satu preman mendekati Sera.
" Saya tidak ingin membuat keributan tapi kalian yang memulai nya. Aku akan lepaskan dia dan kami akan pergi dan jangan ngangu kami!!" Sera memandang tajam ke arah preman yang mendekati nya.
Dari kejauhan petugas dan tukang warung tadi mendekat, mereka tertegun melihat Sera sedang menginjak leher preman itu, sedang yang lainnya mengkerut ketakutan.
Salah satu berusaha bernegosiasi dengan Sera." silahkan mba pergi Kami minta."Maaf, kami telah menganggu Mba dan temannya!!" Preman tersebut menakupkan tangan nya.
" Baik!" Sera melepaskan injakan nya pada preman itu. Semua orang berkumpul dan semakin banyak yang datang.Sera tidak perduli, ia mengambil motor nya dan menyuruh Pratiwi naik ke motor nya, ia membawa motor nya pergi dari terminal itu.
Preman tersebut dibawa sama teman-temannya, seorang petugas mendatangi nya." Apa yang kalian lakukan untung dia masih berbaik hati melepaskan kalian! Aku lihat kilatan mata nya, kilatan mata seperti ingin membunuh jangan buat onar lagi, orang seperti dia tidak akan takut pada siapa pun."
" Iya pak maaf!!" mereka semua membubarkan diri. Sera menjadi perbincangan orang-orang di terminal malam itu.
Di jalanan Sera melaju dengan motor nya menuju ke tempat bibi nya Pratiwi. Mereka sampai di rumah bibi nya sekitar jam 2 pagi, sebuah rumah kontrakan kecil.
" Tok tok tok...Assalamualaikum Bi, assalamualaikum Bi Desi.
Tok tok tok..." Pratiwi terus berusaha membangun kan bibi nya, sementara Sera hanya menunggu di motor.
Tak berapa lama terlihat seorang perempuan dengan seorang lelaki mengintip dari balik jendela."Ceklek... "Ia membuka pintu. " Loh Pratiwi sama siapa? Kata Bi Desi.
"Sama temen Bi!" Pratiwi menunjuk pada Sera yang masih ada diatas motor." Sini mba!!" Pratiwi menyuruh Sera turun, Sera mendekati mereka dan menyalami nya.
Terlihat tatapan tak senonoh entah suami atau pacar nya memandang Sera dan Pratiwi.
"Saya Sera mba." Sera memperkenalkan diri."Saya kesini hanya mengantar Pratiwi, kalau gitu saya permisi Bi." Sera memeluk Pratiwi sambil menyelipkan nomor handphone dan uang ke dalam tas Pratiwi. "Hati-hati terhadap Bibi mu dan pacarnya, kalau ada apa-apa cepat telpon, aku sudah memasukkan nomor telepon ku didalam tasmu! hati-hati mereka orang jahat." sera memegang pipi Pratiwi. Ia pamit pada semua.
Sepeninggalan Sera Bi Desi bertanya pada Pratiwi." Kamu kenal dimana! Tidak mungkin dia teman kamu, dia orang kaya, kamu tidak mungkin punya teman orang kaya!!"
" Ketemu di terminal Bi, dari mana bibi tahu dia orang kaya?"
" Kamu itu bodoh enggak bakalan bisa membedakan mana orang kaya. Motor itu hanya orang tertentu yang punya, harga nya ratusan juta, hampir sama harga mobil mewah bodoh!!"
Pratiwi dan pacar Bibi nya terkejut." Udah ayo masuk kamar nya cuma satu Kamu tidur di depan tv ya! Disini cuma ada 2 ruangan, kenapa kamu kesini enggak ngabarin dulu? Untung aku hari ini enggak kerja."
" Saya kabur Bi! Bapak mau menikah kan saya dengan juragan Dudung. Bapak punya hutang banyak sama dia, kalau saya menikah dengan nya hutang bapak lunas."
" Terus Kamu kabur gitu! nanti bapak mu gimana, anak enggak tahu diuntung."
" Itu kan resikonya bapak! Bapak sendiri yang berhutang untuk judi, mana bunga besar sekali, saya sudah banting tulang membantu bapak tapi karena hobi bapak judi dan main perempuan, uang yang aku kasih enggak pernah cukup. Aku rasa aku sudah cukup berbakti selama ini Bi."
" Terserah kamu saja! Dasar bego ya bego saja, kamu pikir hidup itu mudah! Aku mau tidur, ayo sayang kita tidur ngangu saja." Bi Desi masuk bersama pacarnya.
Pratiwi menangis, seperti nya kehidupan nya disini pun tidak akan berjalan mulus. Ia mengelar sarung dan tertidur didepan tv karena rasa lelah yang sudah tidak tertahankan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!