NovelToon NovelToon

Bayangan Di Balik Senyuman

Prolog

Dengan penuh semangat dan wajah berseri-seri Haru memulai paginya, Ia berjalan ke arah jendela sambil merasakan hangatnya sinar matahari yang menyinari wajahnya. Setelah beberapa saat ia lalu berjalan dan berdiri di depan sebuah tembok seraya menatap sebuah foto.

Entah kenapa setiap kali melihat foto terseut membuat Haru menjadi lebih ceria, bahkan ketika ia sedang sedih ataupun kesal karena kegiatannya dalam menulis, meski sebenarnya tidak ada seorangpun menyuruh ia melakukan hal tersebut.

Sambil tersenyum Haru melangkahkan kaki menuju pintu rumahnya, di hari pertama tahun kedua ia bersekolah. hingga akhirnya ia menghentikan kakinya di sebuah rumah yang di cat dengan warna biru cerah, ia pun berteriak memanggil nama seseorang.

"Yuuki, Ayo kita berangkat sekolah bersama" teriak Haru dengan nada lembut.

Tak lama kemudian seorang laki-laki berambut emas keluar dari rumah tersebut. "Selamat pagi, Haru.. tidak biasanya kamu yang datang ke rumahku." ucap Yuuki sambil mengejek Haru. "biasanya aku yang pergi ke rumahmu dan itupun aku masih harus menunggu beberapa saat hingga kau bangun."

"Astaga, aku lupa mengatakan salam.. kalau begitu, selamat pagi Yuuki.. ayo kita berangkat sekolah bersama." Haru menatap dengan senyuman hangat di wajahnya.

"Selamat pagi juga, Haru." jawab Yuuki dengan sebuah senyuman.

Setelah mengatakan hal itu Yuuki mengulurkan tangannya, lalu mereka pergi berjalan menuju ke sekolah, karena hari itu mereka telah berada di kelas dua, maka entah kenapa mereka memutuskan untuk berjalan kaki menuju ke sekolah.

Kadang mereka berhenti sejenak seraya melihat bunga-bunga di tepi jalan untuk mengambil foto, hingga tanpa di sadari mereka telah sampai di gerbang sekolah, dan dengan langkah cepat mereka langsung menuju papan pengumuman untuk melihat pembagian kelas.

Namun seketika senyuman di wajah mereka berdua tiba-tiba tergantikan oleh perasaan kecewa, karena mereka menemukan fakta bahwa mereka berdua berada di kelas yang berbeda, meski begitu tidak satupun di antara mereka menunjukkannya.

"Sayang sekali ya kita gak sekelas." Haru berkata seraya membuat lelucon. "tapi kayaknya masih bisa ketemuan deh, kan bisa dibilang kelas kita sebelahan."

"Jangan lupa ya sewaktu istirahat mampir ke kelasku." ucap Yuuki seraya merangkul bahu temannya. "lagi pula kalau kita sekelas ntar siapa yang bakal jadi juara satunya, ya kan?"

"Cukup masuk akal juga sih." Haru berkata seraya tertawa dan memegang perutnya. "kalo alu lupa kau yang mampir ya."

"Waduh, aku baru ingat kalo Haru orangnya sedikit pelupa kan, maaf ya." Yuuki melepaskan tangannya dari pundak Haru lalu melambaikan tangan. "aku akan pergi membereskan kelas dulu, ciao."

"Ada ada saja—"

Sebelum Haru menyelesaikan perkataannya hujan turun dengan deras, ia pun segera berlari hingga ke koridor kelas lalu menghela nafas panjang.

"Mana gak bawa payung lagi, untung aja aku juara lari nasional gini aja mah gampang—"

Namun ketika berjalan tiba-tiba ia merasa lapar, namun ia juga tidak tahu letak kantin sekolah karena selama ini ia selalu membawa bekal dari rumah, ataupun pergi ke Cafe di dekat sekolah, sebab dalam fikirannya ia menilai bahwa makanan kantin terasa tidak enak bahkan jika di bandingkan dengan masakan buatannya.

Meski sebenarnya sudah hampir waktu untuk masuk kelas, tapi karena telah kelaparan ia pun memilih untuk pergi ke Cafe, hingga di tengah jalan ia hampir menabrak beberapa orang yang tampak tidak asing tapi juga tak ia kenali.

"Siapa mereka ya? Kayak pernah liat tapi di mana ya?." gumam Haru seraya melanjutkan langkah kakinya.

"Kau pasti murid di sekolah 'Starlight' ya?" tanya seorang di sana.

"Kalian siapa dah? Sok akrab—"

"Jadi Haru udah lupa ama kita ya? Padahal rumah kita juga deket dan hampir bisa di bilang tetanggaan loh." gerutu seorang gadis berambut hitam bergelombang. "ini aku Tsuki, dan mereka Joe, Davy juga Iri."

"Apa iya kita tetangga?" Haru menggaruk kepala seraya menatap kebinggungan. "apa itu sebabnya kaya pernah lihat."

"Kita di lupain ges, parah banget gak sih Haru." ucap Tsuki. "kapan-kapan kita ke bioskop atau ke pantai deh."

"Sampai jumpa nanti ya, Haru." ucap Tsuki seraya melambaikan tangannya. "Bye."

Karena hampir lupa untuk pergi ke Cafe akhirnya Haru melanjutkan langkahnya, ia pun lalu duduk di tempat yang dekat dengan jendela agar bisa dengan mudah melihat ke arah luar jika bel telah berbunyi.

"Boo." ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

"Apaan sih— kamu siapa?" Haru menatap dengan wajah datarnya. "bisa gak—"

"Namaku Sophie Karin Angelica, senang bertemu denganmu Haru." ucapnya dengan nada santai.

"Dari mana kau bisa tahu namaku? Jangan bilang selama ini kau telah—"

"Maaf tapi aku bukan penguntit karena namamu kan tertera di 'Name Tag' milikmu, hadeh." mendengar pernyataan itu membuat Sophie hanya bisa menghela nafas. "bahkan namaku juga tertulis."

"Begitu rupanya." Haru mengelus keningnya karena ia tampak tidak mengerti. "kok aku gak tahu ya? Apa gak sadar aja pas pake?"

"Kamu gak masuk kelas? Udah hampir mulai loh pelajarannya." ucap Sophie lalu duduk di kursi depan Haru.

"Gak, itu bukan—" seketika perkataan dari Haru terhenti, ia pun menatap dengan wajah datar. "bukannya lu juga itu bolos?"

"Emang bisa gitu ya?" Sophie tertawa sambil menggaruk kepalanya. "lagi pula ini masih hari pertama, gak usah terlalu khawatir juga sih."

'Dah lah, ngomong ama orang macam gini juga gak ada gunanya.' batin Haru. 'mending aku melihat buku menunya dulu deh.'

Ketika ingin memesan makanan Sophie berdiri seraya memukul meja dan membuat Haru menjadi kaget. "apaan dah? Kok kamu gitu?"

"Makanan ini apa ya?" Sophie memberikan buku menu sambil menunjukkan foto makanan.

"Waduh, aku juga gak tahu." ucap Haru tanpa mengubah posisi duduknya. "lagian di sana kan tertulis nama menunya, baca aja."

"Kalo gitu, kita pesan ini aja." ucap Sophie dengan percaya diri.

"Gak lah, gw mau pesan nasi goreng dengan—"

Namun sebelum Haru menyelesaikan perkataannya Sophie telah pergi membawa sebuah buku menu.

"Apa, dia mesan makanan buatku juga?" Haru segera berdiri dari tempat duduknya sambil mencari keberadaan dari Sophie. "cepet banget deh larinya, udah kayak ninja aja deh."

Tapi di sepanjang mata memandang Sophie sudah gak kelihatan, yang membuat Haru sedikit kesal juga panik, jika makanan pesanannya tidak sesuai dengan keinginannya ia pun menolak untuk membayar untuk alasan apapun.

Beberapa saat berlalu dan Haru memutuskan untuk kembali ke tempat duduk sambil melihat orang yang melewati Cafe tersebut, meski begitu fikirannya tetap kepada Sophie hingga membuatnya tidak bisa tenang, ia pun menghentakkan jarinya di atas meja dengan kesal.

Chapter 01 : Konflik dan Pertemanan

Sementara itu Sophie terlihat sangat kesal dan menunggu jawaban dari mereka, meski tidak tahu apa yang akan di katakan.

"Kami minta maaf.. kami tidak bermaksud untuk mengintip, tapi saat itu kami sedang berjalan dan secara tidak sengaja kami melewati lubang kecil di dinding tanpa di sadari kami malah.." ucap kedua orang itu sambil terbata-bata. "lagi pula tidak ada larangan seperti itu."

"Minta maaf.. kalian?.. bahkan ketika kita sedang berbicara mata kalian masih terus menatap Haru.. dan kalian juga berkata bahwa kalian tidak bermaksud melakukan nya." Sophie melihat dengan wajah serius. "tapi kalian tidak berusaha untuk berhenti mengintip.. jika kalau bukan karena ini berada di lingkungan sekolah aku akan dengan senang hati mengirimkan kalian bertemu dengan Tuhan."

Dengan perlahan-lahan Sophie mengangkat kedua orang itu dan memukul mereka sampai terpental ke pohon di belakang tembok ruang ganti, ia lalu berbalik dan mengecek keadaan Haru dengan ekspresi seperti semula, tawa dan senyum mewarnai wajahnya.

Karena khawatir Sophie bertanya keadaan Haru serta meminta maaf karena harus melihat kejadian yang tidak mengenakan.

"Haru apa kau baik-baik saja? Apa kau terluka? Aku minta maaf karena kau harus melihat kejadian seperti itu, aku harap kau melupakan kedua orang mesum itu karena aku sudah mengurus mereka." Sophie sambil memegang tangan Haru dengan lembut. "kau tidak perlu khawatir karena mereka tidak akan bangun untuk beberapa saat."

Saat Haru ingin mengatakan sesuatu perutnya tiba-tiba berbunyi dan menciptakan keheningan sejenak, lalu mereka berdua mulai tertawa bersama-sama.

Untuk beberapa saat Sophie menawarkan bantuan kepada Haru di mana ia akan membantu Haru untuk mengeringkan dirinya. Setelah selesai mengganti baju, Sophie mengajak Haru ke kantin sekolah sebelum pergi ke kelas.. karena ia juga sedikit lapar.

Mereka pun berjalan menuju ke kantin sekolah dan tidak lupa membawa payung, dan dengan tawa di wajah mereka.. saat tiba di kantin mereka mencari tempat duduk yang pas. Setelah mencari Haru akhirnya menemukan sebuah bangku dan meja yang ia nilai paling bersih, ia lalu mengajak Sophie ke sana.

"Sophie, liat itu di pojokan dekat jendela, sepertinya dari semua tempat di sana yang paling bersih." Haru berkata sambil menunjukkan tempatnya.

Saat melihat tempat itu mereka memutuskan untuk duduk di sana. Sophie lalu berdiri dan berkata bahwa ia akan pergi untuk memesan makanan, karena menurutnya Haru mungkin membutuhkan istirahat. ia berjalan menuju dapur kantin di sana ia bertemu dengan kokinya. Dan dengan sopan ia meminta untuk di buatkan masakan.

"Permisi, aku mau pesan nasi goreng dengan telur omlete dan juga nasi kari pedas. terima kasih, aku akan menunggu di ruang makan." Sophie berbalik dan berniat untuk pergi.

"Aku tidak akan membuatnya karena sekarang bukan jam istirahat." koki itu berbicara sambil duduk di kursi. "ditambah lagi kalian seharusnya berada di ruang kelas tapi malah keluyuran di luar. jika aku memberitahu guru, kalian pasti akan terkena masalah."

Dengan amarah Sophie menatap koki itu, namun seketika ia teringat kata mamanya untuk tidak menyelesaikan masalah dengan jalur kekerasan. Ia lalu menutup mata sambil membayangkan betapa tenangnya air sungai yang mengalir dari puncak gunung. ia membuka mata sambil menghela nafas panjang.

"Buatkan aku nasi goreng omlete, dan nasi kari pedas. jika aku tidak mendapatkannya dalam waktu lima belas menit, aku akan membuatmu melihat bulan di siang hari.. aku harap kau mengerti." Sophie pergi meninggalkan koki itu.

Saat hendak kembali ke tempat duduknya, Sophie ingat bahwa ia belum membeli air minum. ia pun pergi menuju mesin penjual otomatis dan kembali ke tempat duduknya.

"Hey, Haru kau terlihat tidak bahagia. bagaimana jika kita bermain sambung kata sampai pesanannya datang?" kata Sophie yang ingin menghibur Haru

Namun Haru hanya diam saja tanpa mengatakan hal itu, yang sepertinya ia masih merajuk karena lapar. Sophie merasa reaksi Haru itu wajar karena jika seseorang sedang lapar mereka akan menjadi rese. Sepuluh menit kemudian makanannya datang, yang membuat ia menjadi kembali bersemangat.

"Aku pikir kalau kau lebih memilih untuk tidak membawakan makanan?" Bisik Sophie kepada koki itu, namun koki itu tidak menjawab dan hanya pergi berlalu dari hadapan mereka.

"Apa kau menyukai nasi goreng omletenya?" Sophie tersenyum menatap Haru

"Bagaimana kau bisa tahu aku sangat menyukai nasi goreng omlete, walaupun tidak seenak buatan mama. tapi aku sedikit menyukainya, mungkin karena aku sangat lapar." Haru terlihat sangat menikmati makanannya.

Karena penasaran Haru bertanya pada Sophie karena tidak menyentuh makanannya, dan berpikir makanannya tidak sesuai selera.

"Sophie apa kau tidak menyukai makanannya?" tanya Haru penasaran

"Bukannya tidak suka tapi aku sedang memikirkan sesuatu, aku akan menceritakannya nanti kalau ingat." Sophie berkata sambil tersenyum.

Setelah makan mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum pergi ke kelas, lima menit berlalu dan mereka beranjak dari bangku menuju ke kelas. Dengan sopan Sophie mengetuk pintu, dan ibu guru Anissa mempersilahkan masuk.

"Kalian terlambat 45 menit, apa kalian punya pembelaan tentang hal itu?" tanya bu Anissa dengan nada tidak senang

"Aku mempunyai hak untuk tidak mengatakannya, kau bukan mamaku jadi kau tidak berhak atas kegiatan yang akan aku lakukan." ucap Sophie dengan wajah datar.

"Kalau begitu sepulang sekolah kalian berdua harus menghadap ruang guru." ucap bu Anissa

"Aku harus berada di rumah tepat waktu, atau mama akan marah" Jelas Sophie pada guru.

"Kalau begitu sebagai hukuman kalian berdua harus memperkenalkan nama kalian di depan kelas." kata bu Anissa yang lalu duduk ke kursinya.

Bu Anissa mempersilahkan Haru dan Sophie memperkenalkan diri, dengan suara lantang Sophie memperkenalkan dirinya setelah itu giliran Haru.

"Namaku adalah Haru Sakura Tanaka, mohon bantuannya di semester depan." Haru berkata sambil membungkukkan badan.

Tiba-tiba ekspresi wajahbu Anissa berubah dari tersenyum menjadi terkejut, hanya Sophie yang memperhatikan perubahan ekspresi wajah bu Anissa sementara yang lain hanya menganggap itu hal yang biasa.

Setelah selesai perkenalan bu guru menyuruh mereka duduk di bangku kosong, dan entah kenapa mereka duduk bersebelahan. Sophie mengambil secarik kertas dan menuliskan sesuatu lalu berdiri.

"Bu Anissa aku punya pertanyaan," Sophie berkata sambil memberikan kertas itu, dan kembali duduk.

Tak terasa lonceng istirahat telah berbunyi, Haru mengajak Sophie bertemu dengan teman baiknya Yuuki. Dengan penuh semangat ia dan Sophie berjalan ke depan kelas Yuuki.

"Aku tidak sabar bertemu dengan Yuuki, aku yakin dia akan senang melihatmu juga Sophie." kata Haru dengan mata berbinar-binar.

Beberapa saat kemudian Yuuki keluar dari kelas tapi dia tidak sendirian, dia sedang bersama seorang laki-laki. yang sepertinya Sophie mengenal orang itu.

"Apa Yuuki mengabaikan aku, karena laki-laki itu? Apa dia membuang persahabatan kami hanya untuk orang asing itu?" Haru duduk sambil menangis.

"Sepertinya aku mengenal orang itu, kalau aku tidak salah nama nya Andi Julian. dia adalah anak tunggal dari kepala sekolah, dan dia juga terkenal karena ..." kata-kata Sophie terhenti karena seseorang menepuk pundaknya.

Sophie berbalik dan menatap sosok misterius itu, karena tidak mengenalnya. Sophie memutuskan untuk mengabaikan hal itu.

"Kau orang yang memukul anak buahku, kau akan membayar nya dengan nyawamu." Orang misterius itu berkata sambil memegang kerah Sophie

Tiba-tiba Haru berdiri dan menghapus air mata di pipinya, ekspresi Haru pun berubah dari sedih menjadi kosong.

"Sophie ikut aku ke sebuah tempat, ada hal yang ingin aku lakukan di sana." Haru berkata sambil memegang tangan Sophie. "Tapi jika aku pergi ke sana mungkin akan bosan, lagi pula berdua lebih baik dari pada sendirian. Benar kan?"

Orang itu pun melepaskan tangannya dari kerah baju Sophie, dan hanya menatap dengan kebingungan.

"Kamu mau kemana memangnya?" Tanya Sophie penasaran.

Haru berjalan dan tiba di sebuah pohon, setelah menatap cukup lama ia menyentuh pohon tersebut. Lalu ia menatap memandang ke arah Sophie dan mengulurkan tangannya.

"Sophie, ayo kita memanjat pohon ini. Seperti nya seru jika kita melihat sekeliling atas, bukankah itu menyenangkan?" Haru tersenyum dengan lembut.

Namun Sophie hanya terdiam dan bingung dengan perilaku Haru, dengan menghela nafas Sophie memutuskan untuk memanjat pohon itu.

Chapter 02 : Persahabatan Baru

Mereka terliha bahagia sambil duduk dan bersantai menikmati angin sepoi-sepoi yang menghembus dengan lembut.

"Hey, Sophie. Kau terlihat sedih, ada apa? Jika kau punya masalah, kau tidak perlu khawatir karena aku akan selalu berada di sisi mu. Lagipula kita adalah teman, benar kan? Tentu saja Yuuki juga bersama kita." ucap Haru dengan wajah berseri-seri.

Tapi Sophie hanya menggeleng, sambil memejamkan matanya ia merasakan panas matahari yang menyinari wajahnya.

"Hey Haru, apa tidak apa-apa kalau kita memanjat pohon dengan menggunakan rok? Bukankah itu aneh?" Tanya Sophie yang masih memejamkan matanya.

Mendengar hal itu membuat Haru tertawa mendengar perkataan Sophie yang menurutnya sangat lucu.

"Kau lucu sekali Sophie, kau baru saja mengatakannya ketika kita berada di atas pohon. Kau bahkan tidak menyadari hal itu ketika kita akan memanjat." Haru tertawa lepas.

"Apa iya ya? Waduh... kalau begitu aku lupa, maaf ya... harus nya aku mengatakannya lebih awal." Sophie melihat banyak murid berjalan jalan.

"Pohon ini tidak terlalu tinggi, jika saja setinggi menara mungkin kita bisa melihat seluruh bagian sekolah dari sini." ucap Haru yang berdiri melihat sekeliling.

"Haru jangan berdiri, selain itu akan berbahaya karena kau akan terjatuh tapi juga itu akan membuat... kau tahu kan?" ucap Sophie sambil memegang tangan Haru.

"Tapi aku menggunakan celana pendek." kata Haru dengan percaya diri. "aku sudah mempersiapkan hal ini sebelumnya."

Meski merasa aneh tapi Sophie hanya bisa menatap Haru yang terlihat sangat bahagia, ia yang tidak ingin Haru menjadi sedih memilih untuk membiarkan nya di sana. Tak lama kemudian Haru memutuskan untuk duduk, dan mengayunkan kakinya dengan pelan.

Sinar matahari ditambah dengan angin sejuk memanglah kombinasi yang sangat tepat. Haru dan Sophie berbincang-bincang sambil bercanda tawa, membicarakan hal-hal yang tidak ada hubungan nya dengan kehidupan sekolah. Setelah beberapa saat Sophie memutuskan untuk turun dari atas pohon.

"Haru, apa kau tidak mau turun? Kita sudah beberapa menit di atas," Ucap Sophie sambil turun dari pohon.

"Tidak... masih belum... aku akan berada di sini untuk sementara waktu, lagi pula beristirahat sejenak dengan menikmati keindahan alam." Haru berbicara sambil memejamkan mata.

Untuk bebrapa alasan Sophie memilih untuk meninggalkan Haru yang sepertinya menikmati waktu di atas pohon, ia lalu memutuskan untuk pergi ke perpustakaan untuk mencari beberapa informasi yang mungkin ia butuhkan.

Saat di perpustakaan Sophie bertemu Yuuki dan Andi yang terlihat bahagia bersama, ia memutuskan untuk menyapa mereka.

"Hai, kau pasti Yuuki.. Haru sering membicarakan hal tentangmu, dan yang di sebelahmu in siapa? Temanmu kah?" tanya Sophie yang sebenarnya sudah tahu identitas Andi.

"Namaku Andi Julian, senang bertemu denganmu. Dan hubunganku dengan Yuuki adalah pacar," Andi tersenyum namun terlihat menyembunyikan sesuatu.

Namun meski tidak percaya dengan yang di katakan Andi, Sophie memilih untuk memasang sebuah senyuman lebar.

"Aku minta maaf karena selalu lupa memperkenalkan diri, namaku Sophie aku adalah teman Haru." Sophie menunggu jawaban dari Yuuki dan Andi. "Senang bertemu dengan kalian, namun apa yang kalian lakukan di taman sekolah yang sunyi ini?"

Namun mereka hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa membuat pertanyaan Sophie menggantung di udara. Mereka berdua hanya menatap satu sama lain sambil menunggu ada satu dari mereka yang berbicara duluan.

"Apa pertanyaanku terlalu sulit? Atau mungkin kalian tidak ingin menjawabnya? Itu tidak apa-apa jika kalian tidak mau menjawab, tapi aku harap kalian langsung mengatakan dengan jujur agar aku tidak perlu menunggu lama jawaban kalian." Sophie tersenyum ramah.

"Aku minta maaf karena aku tidak tahu harus memulai dari mana, aku juga tidak bisa memberitahumu segala hal karena separuhnya adalah menyangkut hal pribadi." Yuuki berkata sambil menundukkan kepala.

"Katakan padaku yang jujur, aku tidak akan menghakimimu. Bicarakanlah denganku mungkin aku bisa membantumu, karena kau adalah teman baik dari temanku Haru. Yang itu berarti kau juga adalah temanku." Sophie berbicara sambil memegang pundak Yuuki dengan lembut.

Tapi entah kenapa ketika pandangan Sophie berbalik saling bertatapan dengan Andi ekspresinya berubah menjadi sinis.

"Kau, apa yang kau sembunyikan dariku, aku yakin kau melakukan sesuatu pada Yuuki sehingga membuat dia menempel padamu." Sophie mencengkram leher Andi dan menatap dengan emosi. "katakan sihir macam apa yang kau rapalkan pada Yuuki atau kau akan menyesali telah hidup di dunia."

Tiba-tiba Haru muncul entah dari mana lalu datang di belakang mereka dan menepuk pundak Sophie sehingga membawa dia ke kenyataan.

"Sophie kau kenapa? Kau terlihat sedang berhalusinasi, apa yang kau pikirkan? Kenapa kau diam dan termenung saja?" Tanya Haru dengan wajah khawatir.

Mendengar suara Haru membuat Sophie menjadi kebingungan ia hanya memeluk Haru karena ia senang bisa melihatnya bahagia.

"Kamu kenapa Sophie, kau bertingkah seakan-akan kita telah lama tidak bertemu selama beberapa bulan." Haru tertawa menggoda Sophie.

"Jika kau tidak keberatan aku dan Yuuki akan pergi ke perpustakaan untuk membaca buku." Andi berkata sambil memegang tangan Yuuki dan berjalan menuju ke perpustakaan.

"Tunggu, ada sesuatu yang aku ingin kau lakukan untukku, jangan khawatir aku tidak akan meminta hal-hal yang tidak pantas atau tidak bisa kau lakukan. Bagaimana jika kau memperkenalkan dirimu pada Haru." Sophie berharap Andi dan Haru menjadi akrab.

Untuk bebrapa alasan Sophie berpikir bahwa jika Haru dan Andi berteman baik, masa depan yang ia lihat tidak akan terjadi. sementara Haru tersenyum menatap Andi sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Andi.

"Senang bertemu denganmu, Andi. aku harap kita bisa berteman dengan baik." Haru tersenyum sambil menyembunyikan perasaan cemburunya.

"Namaku Andi, dan aku adalah pacar Yuuki. Senang bertemu denganmu Haru, aku yakin bisa menjadi teman baik denganmu juga." Andi tersenyum dan memegang tangan Haru.

Namun Sophie hanya melihat mereka berdua dan merasa bosan, di sisi Andi yang tidak mau melepaskan tangan Haru karena ada hal yang sepertinya ia pikirkan.

Sementara Haru tidak melepaskan tangan Andi karena ia tidak terima teman nya Yuuki bersama dengan seseorang selain dirinya. Sophie merangkul mereka bertiga dan memecahkan suasana canggung di sana.

"Bagaimana kalau kita ke kantin? Bukankah kalian sudah lapar? Jangan khawatir karena teman kalian yang super ini akan mentraktir kalian, hebat kan aku?" Sophie menyombongkan dirinya.

Tanpa menunggu lama Sophie menarik lengan mereka bertiga ke kantin yang sepertinya sedang ramai, walaupun mereka bertiga tidak terlihat bahagia dan sepertinya tidak nyaman dengan kelakuan Sophie.

Namun meski tidak di anggap Sophie tetap mengajak mereka ke kantin, tapi semua meja telah penuh dengan orang-orang. Sophie berdiri di depan sebuah meja dan menatap orang-orang disana dengan tersenyum. Tanpa di duga orang-orang itu langsung berdiri ketika melihat senyuman Sophie. ia menatap teman-temannya mengajak mereka ke meja yang sudah kosong.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!