NovelToon NovelToon

Creepy Camping

ajak camping?

"WOY!! KARNA BESOK LIBUR 2 MINGGU, KITA KEMPING YOOO" teriak Yandi yang naik di atas meja, kebetulan sekarang lagi jamkos.

"AYOO! GUE IKUT YAN!!, GUE IKUTT!" setuju anta dengan heboh.

"GUE JUGA MAU IKUT YAN" Devan mengacungkan tangannya sambil nyengir menampilkan gigi kelinci nya.

"GUE IKUT BAAANGGG" Alvi ikut ikutan naik meja sambil loncat loncat kecil, tetap begitu yang berada di sekitar Alvi was was takut meja nya patah.

"WOY KLEAN ANAK KECIL GA BOLEH IKUT!!" Bima menunjuk kepada Alvi dan Devan, sekalian menyindir tinggi badan Devan.

"WOY YANDI KAPAN KEMPINGNYA!!" teriak dewa, tetapi si Yandi tidak mendengarnya yang sibuk menuliskan siapa saja yang ikut.

"Heh! enak aja lo bocil, gue sama Lo lebih tua gue ya!" Jawab devan kepada bima sambil melotot.

"Awas tu bola mata keluar" celetuk Jaka, tetapi sang empu hanya mengabaikannya. Di sebelahnya ada yang tertawa dengan celetukan si Jaka, yaitu Tono alias Hartanto. Karna namanya terlalu susah untuk mereka sebutkan, teman temannya sering manggil ia dengan sebutan Tono atau Anto.

"Halah tua aja bangga" bima memutar bola matanya sambil ngupil memakai jari tengah.

"Iyalah, gue mah udah bisa makan garem, elo masih berenang renang di air ketuban" bangga Devan. Selanjutnya mereka adu cekcok tiada akhir.

"BANG GUE IKUTTT!" Aska yang baru datang dari kamar mandi masuk kelas dengan heboh sambil berlari, dan satu tangan ia acungkan.

"Anjir suara si Aska cempreng bet dah" jaja mengusap ngusap telinganya yang terasa berdengung.

"UDAH YA GAIS, SABAR JANGAN RIBUT DULU GAIS NANTI DI KIRA ADA PASAR DADAKAN SAMA GURU" ucap Yandi dengan embel embel sebutan gais kepada teman temannya.

"WOY BEBEGIG SAWAH, KAPAN KEMPINGNYA!! DARI TADI GUE NANYA GA DI JAWAB JAWAB!!" Teriak dewa mulai emosi.

"KEMPINGNYA BESOK, DAN TADI LO BILANG APA? BEBEGING SAWAH?!" Yandi mulai emosi juga sama dengan Dewa sambil meletakan kedua tangannya di pinggang.

"GUE GANTENG KAYAK YEDAM TREASURE GINI DI BILANG BEBEGING SAWAH!!" Yandi malah menyombongkan dirinya sambil menyugarkan rambut ke belakang, dengan muka menyebalkan di mata dewa.

"Idih si najis" sinis dewa. Murid yang mendengar percekcokkan keduanya menyoraki Yandi dengan kesombongan nya.

"SSSSTTT.... UDAH UDAH GA USAH TERIAK GITU, IYA TAU GUE GANTENG" Yandi makin menjadi jadi, sorakan murid yang hampir lenyap kini kembali menyorakinya.

"YANG MAU IKUT KEMPING, KUMPUL DI RUMAH A'A YANDI YA GAISS" teriak kembali Yandi, murid yang di depannya hanya menampilkan wajah jijik dengan sebutan A'A itu, Sang empu hanya tersenyum Pepsodent.

Devan hanya bisa tersenyum jijik dengan teman semasa TK nya itu, "bagaimana bisa tuhan menghilangkan kewarasan teman temannya ini" ucapnya dalam hati, kata itu tidak ia tunjukkan kepada yandi saja tetapi semua teman dekatnya, ia hanya bisa istigfar dalam hati.

...🥀🥀...

"SAMLEKOM PEOPLE" dewa membuka pintu rumahnya, bukan membuka melainkan mendobrak. Membuat orang rumah yang ada di dalam terkejut apalagi adeknya -kiana yang sedang tidur di sofa, terkejut dengan sangat tidak estetik mendengar dobrakan pintu yang sangat keras. Hampir saja ia jantungnya pindah ke lambung.

"WOY DEWA, ITU PINTU KALO RUSAK GUE USIR LO DARI RUMAH" Kiana melempar bantal sofa tepat mengenai wajah kakanya, ia tidak masalah jika terbangun dari tidurnya karna ulah Kaka biadabnya karna hari juga sudah menunjukan jam 16.57. Kata orang tua dulu jika sore sore ada orang lagi tidur harus di bangunkan soalnya pamali alias dosa, itu yang ia dengar.

Jennie -ibunya datang mendengar keributan di depan di susul oleh ayahnya -seokjin "astaga dewa!! Udah kayak maling aja kamu" ucap Jennie.

Dewa hanya cengengesan dengan membawa bantal sofa yang tadi di lempar Kiana itu di tangannya, "hampura atuh mah, pah" dewa menundukkan badannya seperti orang Korea atau orang Jepang meminta maaf. Lalu ia duduk di dekat Kiana.

Mama dan papa nya hanya menggeleng gelengkan kepalanya lalu ikutan duduk di sofa sebrang.

"Ma, pa, bangke, Kiana mau mandi dulu ya" Kiana beranjak dari sofa.

"Enak bener Lo manggil gue bangke" sinis dewa. Kiana mengacungkan jari tengahnya tanpa melihat ke belakang.

"Udah udah, sekarang kamu mandi gih" lerai Jennie yang entah sejak kapan ibunya itu sudah memakai bando di kepalanya siap siap ingin maskeran.

"Ma, pa besok kan sekolahan dewa mau libur 2 Minggu, besok dewa ikut temen temen kemping yah" mohonnya.

"Iya, tapi hati hati bawa semprotan nyamuk, obat nyamuk juga, trus siapin sompel" ucap seokjin berturut turut, takut anaknya kena gigitan nyamuk demam berdarah.

"Iya iya pah, yaudah dewa mandi dulu ya ni badan udah kayak permen cair nempel di plastik, lengket bet" dewa pergi ke kamar sambil kodek kodek kuping.

"Yah, kamu tau kan sikapnya dewa gimana? Aku takut dia kena gebukan teman temannya" bisik jennie yang sedang mengaduk ngaduk maskernya.

"Suruh aja Kiana ikut biar si dewa di jagain Kiana, Kiana kan agak waras dari kakanya" bisik seokjin, dengan di tangannya sebuah koran menutupi wajahnya.

...🥀🥀...

"Yah, Bun" ucap Tono dan Aska barengan. Ayah dan bunda nya lalu menoleh dengan raut muka seakan bertanya ada apa.

"Aska sama Hartanto mau kemping sama temen ya" izin Aska kepada mereka. Lidia -kaka dari Aska hanya menatap mereka dengan datar, ia sudah feeling jika ia akan di paksa ikut agar tambah seru.

Mereka sedang ada di dapur, jisoo -bundanya sedang memasak jika Lidia sedang di depan kulkas, lagi ngadem katanya. Ayahnya -taehyung duduk di sofa kecil dekat dapur sambil meminum kopi.

"Iya boleh" jisoo mengambil pisau lalu memotong daun bawang.

"Silahkan, siapa yang ngelarang" ucap taehyung menyruput kopinya. Tono dan Aska mengucapkan 'yess' bersamaan.

"Gue gamau ikut ya, Abang adek tersayang." ucap Lidia dengan tersenyum manis. Ucapan itu langsung di tolak mentah mentah oleh Abangnya, yaitu Tono.

"Lo harus ikut, biar kita sengsara sama sama di dalem hutan" perkataan Tono di setujui oleh Aska.

"Dih, mau susah ko ngajak ngajak, kalian aja gue gamau" ucap Lidia sambil memakan es batu.

"Ayolah, kakaku cayang, kwamu kan cwantikk, ikut cama adwekmu ini yaa!" Ucap Aska dengan suara di buat seimut mungkin, membuat wajah melas. Yang malah terdengar oleh Tono dan Lidia sangat menjijikan.

"Iya iya gue ikut, tapi Lo ga usah ngomong kayak gitu, jijik gue dengernya" ingin sekali Lidia berkata kasar tetapi ia sadar jika ia sedang berada di dekat orang tua. Aska hanya cengengesan tanpa dosa.

...🥀🥀...

Besoknya jam 05.23, "dek ikut Kaka kamu kemping ya, ibu takutnya Kaka kamu berulah" tanya Jennie baik baik.

"Gamau ah Bu, di sana banyak cowo, masa Kiana cewe sendirian" gerutu Kiana.

"Gapapa dek, kamu pasti tau sikap Kaka kamu gimana" seokjin menanyakan baik baik.

"EKHEMM EKHEMM, aduh keselek sendok, Bau bau perghibahan nih" ucap dewa garuk garuk pantatnya yang gatal, ia baru bangun tidur dengan rambut acak acakan, memakai kolor sepongebob warna biru dan kaos putih berlengan pendek.

"Nah contohnya seperti itu nak" bisik seokjin kepada Kiana.

...🥀🥀...

"WOY naren"

"Uy, apaan Yan?" Naren yang sedang memasak nasi goreng terganggu oleh dering ponselnya yang ternyata, si Yandi telpon.

"Kemping Yo, banyak yang ikut tau" beri tau Yandi.

"Ayo lah tapi kapan?" Tanya naren dengan santuy nya sambil mengaduk ngaduk nasi goreng di wajan.

"Sekarang" jawab Yandi tanpa dosa.

"WHATT?? MENDADAK BANGETT ANJIR!!" Di sebrang sana terdengar naren grasak grusuk mematikan kompor, sepertinya menyiapkan barang barang, mana belum mandi.

"Lo ngapain ngajak nya sekarang bamsattt!!!" Emosi naren.

"Ya mangap, gue lupa ngajak Lo semalem" Yandi cengengesan. Emang teman durjana.

Setelah itu terdengar telpon di matikan.

...🥀🥀...

"Ma kita berangkat, samlekomm" salam dewa yang sudah ada di motor dengan Kiana. Lalu pergi kerumah temannya supaya berangkat bareng.

"Waalaikumsalam, ck, ck, ck, ucap salam aja ga bener" Jennie geleng geleng kepala melihat kelakuan anaknya.

"Mah, kayaknya kita lupa sesuatu...." Tanya seokjin.

"Apa?"

"Kamu lupa perkataan nenek aku dulu sebelum kita nikah?" Seokjin mulai was was.

"Oh iya mamah lupa, gimana dong ini yah" Jennie menatap suaminya, ia takut ada hal terjadi dengan anaknya.

"Tenang ma, ada kiana, pasti Kiana menjaga kakanya agar tidak melakukan sesuatu. Berdoa saja" seokjin menenangkan istrinya agar tidak panik.

...🥀🥀...

"udah kumpul semua??" ucap Yandi kepada teman temannya di halaman rumahnya.

"WOYYY GUE KETINGGALAN" teriak Riyan yang di bonceng oleh dewa.

BROKOTOKKK BROKOTOKKK BROKOTOKKKK

Motor yang di bonceng tiga orang itu berhenti di halaman rumah yandi. Kiana turun dengan kaki bagai ager ager, bagaimana tidak gemetaran? Ia di depan motor sambil jongkok, pas ada batu terpaksa dagunya kena stang motor membuat dagunya memar. Ia sudah mengumpat sepanjang jalan tetapi kakanya dan riyan hanya cekikikan bagai kuntilanak.

"Adohh, kaki gue jedag jedug" Kiana mendudukan dirinya di kursi reot milik Yandi.

"Untung ga gue tinggal Lo bertiga" celetuk Yandi, mengangkat barang barang teman temannya ke mobil.

"Brisik Lo kampret, Meimei gue kayaknya kekurangan asupan bensin" dewa menggoyang goyangkan motornya.

"CIH, motor buluk, butut, nan reot gitu di khawatirin" sindir jaja si punya motor Astrea.

"Dari pada si Bambang, udah cicilan, geter geter, ban nya botak lagi" sindir dewa meledek motor Astrea milik jaja.

"HEH PARA SETAN, ayo cepet berangkat mau disini Ampe malem Lo?" celetuk aska, melihat yang lain sudah pada berangkat memakai motor semua kecuali Yandi, naren, zev, dan Alvi memakai mobil. Barang barang mereka semua sudah di bawa oleh mobilnya si bule -zev.

perjalanan

"Ini udah jam berapa mud?" Tanya anta kepada samud yang duduk di pertengahan anta dan Jaka.

"Udah hampir jam setengah empat" celetuk samud asal.

"Ko Lo bisa tau? Lo kan ga bawa jam?" Jawab lagi anta, sambil fokus nyetir.

"Lo kan tau kalo si samud ga bawa jam? Ngapain nanya, dombaa!!" Kesal Jaka, membalas pertanyaan anta.

"Ngegas Mulu Lo bang, cepet keriput mampus, nanti si neneng ilfil mau Lo?" Sindir anta, mengingat Jaka suka pada pandangan pertama sama anak tetangganya.

"Si neneng aja belum kenal Ama gue" jawab Jaka.

"Ya makanya, kenalan" ucap anta.

"Gimana mau kenalan, orang gue liat dia pas tadi kerumah Lo," Ujar Jaka tampak berfikir.

"ANJIRR LAH!, GUE BELUM NGASIH MAKAN SI TINI!, AYAM BETINA CANTIK BOHAY GUE!!" pekik jaka heboh, ia grasak grusuk di motor takut ayamnya mati mendadak.

"Eh anjing, gausah grasak-grusuk gitu bego!, Lo mau kita nyusruk ke semak semak?" Tegur anta yang merasa motornya oleng sedikit.

"Heh kambing!! Gue sama Lo lebih tua gue ya! Ngomongnya yang sopan!" tegur Jaka, namun anta nampak bodo amat.

...🥀🥀...

"Duh, itu mobil nya si bule cepet banget!" keluh dewa, sekarang Kiana di tengah dan Riyan di belakang.

"Gimana sih, ni motor butut Lo" ledek Kiana.

"Sabar dong ah, Meimei sayang ayo semangat jangan nyerah." dewa menepuk nepuk pelan motor Mio nya agar semangat berjalan, mengingat meimei nya kekurangan bensin.

"Motor goal geol gini ko masih Lo pertahanin bang?" Sindir Riyan sambil menyedot es cekeknya.

"Bisa diem ga si lo cil? Meimei gue nanti tersinggung, mau Lo di turunin di jalan sama si Meimei?" Jawab dewa dengan sinis, Riyan hanya bodo amat sambil menyruput es cekeknya.

"Kiw bang dewa, motornya kok pelan banget kek siput ya HAHAHAHAHAHA" tiba tiba dari arah belakang muncul si Bambang yang di bawa oleh jaja dengan ledekannya.

"Kenapa motornya bang?" Tanya Devan yang duduk paling belakang. Andre yang berada di tengah hanya prihatin melihat teman di sebelahnya.

"Bensin si meimei dikit lagi abis" dewa tidak memperdulikan perkataan si jaja, ia hanya menjawab pertanyaannya Devan.

Dan yah, si Meimei mati di tempat. "Loh Meimei sayang kenapa harus mati di sini ya ampun nak, si Bambang yang udah keropos aja jarang mogok kayak kamu loh." ucap dewa sengsara.

"Dew" panggil jaja, ia berniat menyombongkan motornya dan pergi lebih dulu.

"Gausah singkat nama gue!!" Emosi dewa.

"Motor astrea Dong boss, tahan banting dan kalo sekali jalan bisa freestyle." Ucap jaja merasa bangga sembari menepuk nepuk pelan Bambang.

"Astrea Nih boss, senggol dong" tengilnya dan segera menggas motornya menjauh.

"NYENYENYENYE!!"

"MOTOR APA KURSI PIJET NOH GETER SEMUAA!" pekik dewa merasa kesal di ledek.

"MOTOR CICILAN PERBULAN AJA BANGGA" lanjut dewa, melihat jaja dan temannya sudah tak terlihat.

Setelah itu dewa mendorong motornya, "ko gamau jalan sih? Apa ban nya macet ya?".

Dewa melihat ke belakang, ternyata Kiana dan Riyan masih nangkring di atas motor, "WOY bocil kampret, turun anjir malah diem disitu, emang kagak berat apa." tegur dewa. Akhirnya mereka turun dan ikut jalan kaki.

...🥀🥀...

"Ka! coba kaki Lo tengkelin ke depan!, Ni kaki gue susah nih ga ada tengkelan" ucap Lidia paling belakang karna Aska ingin di tengah.

Aska menaikan kakinya ke paha Tono, "enak bener Lo nengkelin kaki bau Lo ke paha mulus gue!" Ujar Tono tidak terima.

"Yaelah di tengkelin salah, di paha Lo juga salah, gue tengkelin juga kaki gue di kepala lo ya bang." Ucap Aska kesal.

"Yaudah ni gue tengkelin di pundak Lo aja nih" lanjutnya, dengan grasak-grusuk.

"Eh oleng, oleng!" Lidia merasa motor yang di tumpangi nya oleng.

Dengan sadar, Tono langsung memposisikan motor dengan benar, "eh Aska Lo bisa diem ga sih, hampir aja kita kejebur got".

"Orang salah kalian" protesnya gamau disalahkan, sekarang kakinya sudah kembali di paha Tono.

...🥀🥀...

"Hadohhh, sesekk banget sih, harusnya tadi gue ikut si zev aja naik mobil!" Gerutu Dion di motor yang berada di tengah tengah Raka dan Bima.

"Sabar dong! Bentar lagi juga nyampe" Bima mempercepat laju motornya.

"Gini nih, orang kaya, kalo minum teh pucuk sama uletny- ANJINGG!!" Raka yang niat ingin menyindir Dion, malah dirinya yang akan terjungkal ke belakang.

"Lo majuan dikit Napa bang!, pantat gue di atas Awang Awang gini, yaelah!" Raka protes karna Dion yang ingin menang sendiri, padahal Dion bisa majuan dikit karna jok motornya Bima masih luas.

"GABISA! Gue ga suka di gempit, sesek perut mahal gue" tolak Dion.

"Halah, tai busar Lo aja kagak Lo bersihin" sinis Raka.

"HEH! Gue bersihin tiap hari ye, pake soklin cair di tambah rinso. Jadi busar gue mah wangi wangi ae" sombong Dion sambil ngegas.

"Ga sekalian pake boom aja bang?" Tanya Bima, yang langsung dapet tempeleng dari dion di kepalanya yang tertutupi helm warna kuning.

Sedangkan di sisi lain, Yandi, zev, naren, dan Alvi sudah sampai di tempat tujuan. "Yang lain belum nyampe ya?" Tanya Yandi.

"Lo nanya ke siapa bang?" Alvi membawa dua koper miliknya.

"Sama nyamuk" sinis Yandi, Alvi hanya ber oh ria saja.

"Lo ngapain bawa dua koper? Udah kayak mau nginep di hotel bintang 10 aja" ucap naren membuka bungkusan nasi uduk sisa pagi,

HUEEKKK

dan ternyata sudah basi, naren melempar bungkusan itu ke sembarang arah, yang langsung di gerumuti lalat lalat yang kelaparan.

Yandi tertawa renyah melihat naren hampir muntah melihat nasi uduk nya yang basi. Yang langsung di lempar sendal jepit 12 ribuan oleh naren.

"Ini tuh satu koper hitam punya gue, satu lagi koper pink punya Abang gue!!" Ucap Alvi menjawab pertanyaan naren sambil menunjuk koper koper nya.

"Oh iya gue lupa lo kan punya Abang ya" jawabnya dengan kekehan.

"GAA! GUE GA PUNYA ABANG! Yang ini punya monyet bekantan" kesal Alvi menunjuk satu koper warna pink, naren hanya mengangguk sambil mengeluarkan minuman mixue yang udah cair, Yang langsung di sruput oleh Yandi tetapi sang empu tidak sadar. Zev yang melihat itu menatap malas kedua temannya yang tidak pernah akur itu.

"Punya si anta ngapain coba harus warna pink?" Komen lagi naren yang ingin minum mixue nya tetapi sedotannya tidak ada di tempat, ia melihat ke sebelahnya ternyata sedotannya ada di mulut Yandi. Langsung ia Jambak rambutnya, bodo amat jika si Yandi hampir botak tengah, tetapi Yandi hanya tertawa dengan naren yang mengumpat kesal.

"Dia kan suka joget bareng banci" celetuk alvi meledek, untung tidak ada kakanya, jika ada bisa bisa dirinya di sleding oleh sarung bau apek kesayangan kakanya itu.

"Apakah disini tidak ada penjaga nya?" Tanya zev keheranan, karna sekarang mereka berada di tengah hutan tanah kosong yang penuh daun berjatuhan.

"Yang gue liat dari informasi orang, tempat kemping yang ini ga ada penjaganya. Katanya langsung buka tenda aja" ucap Yandi melihat kembali handphone nya, dengan rambut acak acakan.

BROKOTOKKK BROKOTOKKK BROKOTOKKKK KROTOKK TOOKK

Terdengar suara motor berhenti dengan suara kenalpot seperti tersedak biji salak.

"Ya ampun Bambang sayang, untung kamu mogoknya pas udah sampe" jaja turun dari motor astrea miliknya. Devan dan Andre juga segera turun karna jaja ingin mengecek motor astrea butut miliknya.

BROKOTOKKK BROKOTOKKK BROKOTOKKKK

"HAHAHAHAHAHAHA"

Terdengar suara ketawa dewa menggunakan motor Mio nya yang sudah menyala, bersama satu motor di belakang yang di tumpangi dua orang.

"motor Mio dong boss, motor sejuta kenangan. Bukan motor sejuta perbulan." Ledek dewa pada motor astrea temannya yang masih dicicil itu.

"Bacot Lo sumirto, orang sombong pantatnya lebar" ucap jaja yang tak terima Bambang miliknya dihina.

"Yeee, yang sombong duluan siape Sukiyem?" sindir dewa merasa menang.

"Motor Lo kok bisa nyala lagi bang?" Tanya Andre keheranan.

"Noh ada orang Baek yang mau donasi bensin" yang menjawab bukan dewa melainkan adiknya -kiana sambil menunjuk dua orang di belakangnya.

"Sebenernya gue gamau donasiin bensi gue ke kalian, cuma karna gue Soleh dan berhati malaikat, jadi gue kasih deh" ucap salah satu dari dua orang itu yang membawa kamera di lehernya dengan senyum Pepsodent.

"Soleh? Perasaan gue ga pernah liat Lo jum'atan" celetuk teman satunya, membuat temannya melotot. Temannya ini tidak bisa menjaga mulutnya sekali.

"Oh iya kenalin nama gue Gilang" ucap yang membawa kamera.

"Ini temen gue namanya Masta" Gilang memperkenalkan temannya yang asal ceplos tadi.

"Iya, kenalin juga gue Yandi kasep" ucap Yandi dengan kesombongannya sambil menyugarkan rambutnya kebelakang.

"HUEEKKK" ucap naren dengan ekpresi ingin muntah, yang langsung dapat tampolan Yandi di pipinya.

Mereka semua memperkenalkan dirinya dengan berbagai gaya. Gilang dan Masta hanya iya iya aja.

"Yaudah kita buka tenda disini aja" ucap Devan, langsung mengodok isi tas nya untuk mengeluarkan tenda.

"Tapi yang lain belum datang" jawab andre.

"Udah gapapa, nanti juga mereka datang sendiri ko, gue udah kirim lokasinya sama mereka" sahut yandi sama mengodok tas nya, tetapi bukan tenda yang ia keluarkan tetapi Snack. Andre hanya mengangguk sebagai jawaban.

"mereka ga curiga?"

perkenalan + orang baru

"kering tuh gigi nyengir Mulu" -anta

"ini mata ga bisa melotot dikit Napa? Ngantuk banget..., mata gue butuh insto!!" -Devan

"Duit berharga gue hilangg" -dion

"Tetaplah bernafas, walau hidupmu beban" -samud

"Jika hari ini gagal, ada hari esok untuk berjuang, kalo gagal lagi, itu si derita Lo" -dewa

"What is jancok?" -zev

"jancok is cute, ganteng" -riyan

"stoberry, mangga, level. Sorry ngga apel" -yandi

"pengambilan latar belakang udah oke. Ekpresi udah oke. Emosi juga oke. Tapi kamera gue ilang, kampret lah."-gilang

"Lo tinggal makan ikan mentah dua, sama minum air selokan lima gayung. Udah deh, besoknya jadi mermet" -aska

"hallo ada yang bisa saya banting?" -naren

"Ka, itu kok idung nya bolong?" -hartanto

"Apapun masalahnya, diam solusinya." -masta

"Dia lebih setan daripada setan" -andre

"Gausah Deket Deket, kita udah jadi mantan" -jaja

"Apartemen kalo berantem jadi aparmusuh ya?" -Alvi

"Hp mu Xiaomi, kartuku three. Kayanya kita cocok jadi Xiaomi is three. Anjay gini amat status aing ALLAHUAKBAR."-raka

"Gue pernah memanusiakan seseorang yang ternyata setan, yaampun." -bima

"Yang kabur duluan, bulu keteknya jadi rainbow, iiwwhhh jyjyq."-jaka

"Burung, burung apa yang suka nolak?"

"Burung gakgak XIXIXI" -lidia

"You know lieur? Lieur is situation when your hulu feel like dung deng and jelengang jelengang bebeledagan till you want huekkk borolo Utah saking lieurnya!" -kiana

...❤️❤️...

"ADUHH, akhirnya sampe juga" Dion segera turun dari motornya, Raka yang masih belum turun, mulutnya kena sepak kaki Dion.

"Woilah! sepatu Lo kena mulut gue anjir" ucap Raka ngegas, ia mengusap ngusap mulutnya yang kotor, lalu ia juga ikut turun.

"Dia siapa bang? Kok penampilannya kayak dukun ya?" Bisik Riyan kepada Yandi, sambil melihat penampilan Dion.

"Heh gaboleh gitu!!" Tegur Yandi, "tapi iya ya, kok mirip dukun, pake batu akik segala" lanjut Yandi memegang dagunya untuk berfikir, pasalnya waktu kumpul di rumahnya tidak ada manusia spek dukun seperti ini, trus ini datang dari mana?. Ia melihat Dion memakai batu akik, tiga sebelah kiri, dua di sebelah kanan.

"Oi Raka! Lo ngapain bawa dukun kesini?" Teriak seseorang yaitu alvi, sambil menunjuk Dion.

"Enak aja Lo bocil! Gue bukan dukun ya! Gue ini holang kaya, Lo ga liat gue pake kalung Segede gaban gini?" Oceh dion tak terima di bilang dukun.

"Kalo ga liat, mata Lo pake insto dulu biar jrennggg. Orang ganteng gini di bilang dukun! Buka mata Lo yang lebar, selebar sarung wadimor" lanjut ocehan Dion, sambil ngerap.

Yang di omelin hanya melongo, sepertinya untuk saat ini alvi tidak akan menghina dan mengejek Dion lagi.

Yandi dan Riyan hanya cekikikan di belakang melihat sang teman di omelin oleh teman baru nya.

"Dia Dion, dia di ajak sama gue dan Raka buat ikut kemping" timpal naren di dekat mobil, lalu Dion ngangguk setuju.

"Udah buruan pasang tenda! Yang lain udah pasang noh" ucap Bima kesal kepada Raka, sambil menunjuk tenda temannya.

"Trus gue sama siapa?" Dion menunjuk dirinya sendiri.

"Sama gue" ucap dewa menimpali. Setelah itu Dion menghampiri tenda dewa yang berwarna biru tua.

Dari arah belakang terdengar suara dua motor beriringan. itu adalah motor Tono yang di tumpangi oleh Aska dan Lidia, satu lagi motor anta yang di tumpangi oleh samud dan Jaka.

"Noh dah Dateng semua" ucap Yandi kepada Andre.

"Hallo gess, wasup dengan anta ganteng disini" ucap anta turun duluan dari motor. Lalu di susul oleh Jaka yang turun, Samud masih nangkring di motor sambil sibuk nyedot es cekeknya yang belum habis habis dari tadi.

Aska yang mendengar itu langsung mengekpresikan wajahnya seakan ingin muntah. Untung tidak terlihat oleh anta.

"Ganteng dari mananya? Dari lubang idung?" Celetuk alvi mengejek.

"Eh, Lo adek durjana ya Lo! Sini Lo!" Ucap anta mengejar adeknya yang kekurangan akhlak. Mereka kejar kejaran muter muter mobilnya zev.

"Wih bisa di abadikan nih" ucap Gilang, memegang kamera nya siap memvideo mereka. Masta di sebelahnya hanya melihat malas tetangganya itu.

"Hello gess, welkombekk to my cennel" ucap gilang di video, "hari ini, niatnya aku sama tetanggaku mau kemping berdua gess," Gilang merangkul Masta, tapi Masta memutar bola matanya malas.

"Tapi ternyata eh ternyata, ada penghuni lain mau kemping juga gess. Jadi kita banyakan disini" oceh Gilang, memperlihatkan mereka semua.

"Wih keknya seru tuh, nanti malem gue coba live stream di ig ah" ucap naren semangat sambil melihat ocehan gajelas gilang. Yang di tanggapi oleh masta bodo amat.

Di sisi lain, "bang gue satu tenda sama siapa?" Ucap Kiana kepada dewa.

"Sama Lidia, adeknya si Tono. Kalo Lo sama gue, mau Lo di perkaos temen temen gue?" Ujar dewa, menakut nakuti.

"Berdua doang?" Kiana bertanya seperti itu, karna takut ia dengan Lidia di takut takuti oleh penghuni hutan ini.

"Ya iyalah berdua Eneng! Kan disini yang cewe cuma Lo sama lidia!" Kesal dewa, ingin sekali menyekik adeknya ini tetapi kasian.

...🥀🥀...

"Ya ampun Bambang kamu kenapa sih nak!" Terlihat Jaja sedang mengecek kenalpotnya.

Jaja menggerung gerungkan motor Astrea miliknya, membuat asap hitam keluar dari kenalpot bututnya.

"Hadohh!, UHUKK, jamet! Lo bisa ga sih gausah ngegas motor reot Lo di depan gue" ucap naren yang sedang memakan nasi rendang sambil mengibas ngibaskan tangan, terlihat nasi rendang yang tersisa setengah menjadi bau. Naren membeli satu nasi rendang itu di jalan waktu pemberangkatan. Tetapi belum juga habis, naren udah kena karma lagi, Nasib nasib.

"Hehe, ya mangap" ucap jaja tidak ikhlas sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Sialan Lo!" Kesal naren membuang nasi rendangnya ke tengah hutan.

"Hallo gess, liat nihh, ini Abang aing" Lidia merangkul Tono yang sedang ngupil, ia meminjam kamera Gilang, karna ia ingin masuk kontennya.

"Dan ini adek aing yang paling goblok" Lidia melepas rangkulannya, gantian merangkul Aska, yang di tanggapi oleh Aska dengan muka datar.

"WOY cunguk, udahh, DURASII DURASII!" Gilang merebut kameranya di tangan lidia, sudah satu jam lamanya Gilang live, "udah ya gess, nanti kita live lagi malam, ini udah sore kita mau mandi di kolam renang dulu ya, byebye" Gilang mematikan Livestream nya.

"Emang di hutan ada kolam renang?" Tanya Lidia heran.

"Tuhh" Gilang menunjuk sungai berwarna kecoklatan.

"Mboh karepmu" Lidia pergi dari sana, daripada makin pusing melihat kelakuan teman barunya ini.

...🥀🥀...

"Menurut gue muka Lo sama naren, kayak spek spek Sunda gitu" ucap andre, ia menutup sebelah matanya, untuk menilik lebih jauh muka Yandi dan naren di belakang Yandi, yang sedang makan.

"Gue sama naren kan emang asli orang Sunda, orang kita tetanggaan." ucap Yandi.

"Lah? Kenapa si naren ga sekolah di SMA kita?" Tanya balik Andre.

"Kamu nanyeaa??" Entah sejak kapan naren ada di sebelahnya sambil jongkok dengan mulut penuh.

"ASTAGHFIRULLAH ANJING BERTELUR! Sejak kapan Lo ada di sini monyet!" Kaget Andre dengan tidak estetik.

"Kamu bertanya tanya?" Jail naren dengan nasi uduk di tangannya.

Andre nampak istigfar, menarik lalu nafas dalam dalam, "KAMU NANYAA! KAMU NANYA!! GUE UDAH MUAKKK!" Andre ngambek, lalu masuk ke dalam tenda.

"Hayoo, sia naren!, si Andre jadi ngambek gara gara sia ieu mah!" ejek Yandi. Naren hanya tertawa dengan mulut penuh. [hayoo, Lo naren, si Andre jadi ngambek gara gara Lo ini mah!]

"Ngambekkan, kayak cewe ambeyan" teriak naren kepada Andre yang di dalam tenda.

Andre yang mendengar itu semakin marah, lalu ia pergi ke sungai untuk membersihkan tubuhnya.

...🥀🥀...

Jam 19.32 malam.

Di tenda.

"Aing nempo si Gilang live streaming, jadi hayang ngiluan euy" ucap naren lalu membuka Instagram nya. [Gue liat si Gilang live streaming, jadi pengen ikutan ey]

"Halah, paling nu nempo na dua tilu jelma!" Sinis Yandi bermain handphone. [Halah, paling yang liat nya dua tiga orang!]

"Kembae lah. Si jaja kamana eta budak teh." Ucap naren mencari teman satu tendanya, ternyata si Jaja sedang bermain dengan motor Astrea butut miliknya. [Biarin lah. Si Jaja kemana tu anak]

"Hallo gesss" naren melambaikan tangan ke kamera, padahal tidak ada yang menonton.

Setelah beberapa menit, ada 8 penonton setia yang menonton naren ngupil pake jempol.

"Wihh, banyak nih yang nonton" heboh naren mengguncang guncang tubuh Yandi yang sedang sibuk.

Yandi berdehem, melihat ke arah naren, "ya terus?".

"Sekalinya ada yang nonton, langsung komen pertanyaan random" ucap naren melihat komenan, yang kebetulan memakai bahasa Sunda juga. Yandi kembali ke kegiatan main handphone nya.

"Bahasa Indonesiana cikur naon?..." Naren tampak berfikir sebentar. [Bahasa Indonesia nya cikur apa?]

"pangkas rambut." Celetuknya.

Yandi yang sedang asik bermain handphone, pendengarannya tertuju ke celetukannya naren, "Cukur goblok etamah Ari sia!?" Ucapnya dengan emosi. [Cukur goblok itu mah ai kamu]

"Ooh beda??" Ucap naren agak polos polos goblok.

"Beda anying!!" Yandi yang mulai emosi, "Cik atuh mikir saeutikmah nyieun konten teh!!" Lanjutnya, Yandi lalu merebahkan dirinya dan lanjut main handphone lagi. [Sok, mikir sedikit mah atuh bikin konten tuh!!]

"Maap gess gatau" naren cengengesan dengan tangan yang ia satukan seperti memohon ke kamera nya.

Dan penonton naren pun berkurang 3, naren menghela nafas dalam dalam. Sepertinya ia tidak bisa seperti Gilang yang penontonnya ratusan bahkan ribuan.

...🥀🥀...

Di tenda lain, "hai gess balik lagi dengan gue" sapa Gilang ke kamera nya, ia melakukan live streaming lagi melanjutkan yang tadi siang.

"Liat gess, kita ada di dalam tenda" Jaka mengambil kamera Gilang dan memperlihatkan, Aska yang sedang main ff dan Tono sedang ngopi sambil baca buku novel.

Gilang dan Jaka mengocehh dan membahasa hal-hal random. Beberapa saat hening menyergap mereka, hanya ada suara game ff milik aska. Gilang dan Jaka sedang sibuk membaca komenan netizen.

"Kalian tau ga sih, suara sirine kalo lagi sama orang yang kalian suka?" Celetuk aska tiba tiba. Menghentikan main gamenya yang sudah kalah.

"Kenapa?" Saut Jaka dengan pertanyaan random Aska.

"Miss you Miss you Miss you" ucap Aska dengan suara dibuat seperti suara sirine.

"Iya gess temen kita lagi ada depresi akan cinta ya gess" ucap Gilang ke kamera nya.

Pendengaran Tono tertuju ke meraka, Tono hanya tertawa melihat kelakuan adeknya yang sedikit depresott karna di putusin mantannya dua Minggu lalu.

"Gue belakangan ini lagi stress kan" lanjut Aska. "Jadi gue tuh beli kacang kerjaannya."

"Kenapa?" Tanya lagi Jaka.

"Karna melepas peanut" jawab Aska dengan muka sok polos.

"Iya deh serah lu aja deh!! Gue cape" Tono mulai pasrah karna perutnya mulai sakit akibat kebanyakan tertawa. Sudah tertawa karna novel yang ia baca sekarang di tambah dengan lelucon Aska.

"Tapi lu tau ga? Alasannya kenapa itu donat tengahnya bolong" ucap Jaka memberi pertanyaan.

Mereka semua diam, hampir otaknya traveling, tapi di sadarkan lagi oleh ucapannya Jaka.

"Karna cukk, yang utuh hanya cintaku padanya" Jaka dengan pedenya menggibaskan rambutnya kebelakang.

"ANJIIIRRRR, makin makin emang GILAA!" Ucap Gilang heboh sambil tepuk tangan.

Mereka hening lagi, tapi diluar, suara motor butut Astrea milik jaja terdengar sedang di gerung gerungkan.

"Anjir, itu motor siapa sih brisik banget!" Kesal Tono memegang kupingnya.

"WOY JAMETT! BRISIK JINGAN!" Jaka nongol di tendanya, berteriak dengan lantang.

Jaja menghentikan suara motornya, "ga usah ngegas kampret!" Jaja malah makin menggerungkan motornya dengan sangat brisik.

Lalu ada yang melempar sendal jepit mengenai kepala jaja, membuat sang empu berhenti menggerungkan motornya, ternyata Devan yang sama nongol di tendanya dengan rambut acak acakan, sepertinya ia sedang tidur.

Jaja hanya cengengesan, lalu meminta maaf hanya ke Devan saja. Jaka yang melihat itu, memutar bola mata malas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!