NovelToon NovelToon

Aku Pertaruhkan Semuanya Pada Status LUCK (LUCK GAMBLING)

1. Mencari Nafkah di Dunia Game

Konomi Mitsuki, belakangan ini, Remaja 15 tahun ini tengah ketagihan dengan sebuah game yang secara tidak sengaja ia temukan dalam sebuah forum diskusi di internet.

Gamenya lumayan terkenal, namun terkenal dengan sistem perkembangan kemampuan Player nya yang Sulit.

Semua tindakan player bahkan mempengaruhi perkembangan Misi serta Quest para Player nya.

Bahkan semua NPC serta Momon sekalipun di berikan sebuah kecerdasan buatan. Tidak terkecuali Momon sekelas Slime liar sekalipun.

Hari ini adalah minggu keduanya di dalam game, dirinya masih saja sibuk mengumpulkan tanaman Herbal di Hutan dekat Gerbang Kota.

Selama 2 minggu ini jugalah Konomi merasakan susahnya berkembang di dunia game yang satu ini.

Awalnya Konomi merasa Bahwa Job yang ia ambil, akan sangat bermanfaat untuk pertarungan dalam Party sebagai seorang Support, tetapi mimpi nya harus kandas bahkan di hari pertama dia membuat karakternya.

Entah sudah berapa kali dirinya di tolak dan di cemooh oleh Player lain yang kendati nya memang lebih kuat darinya.

Wajar saja, karena Konomi memang telat bermain 2 Bulan dari player lainnya.

Terlebih lagi, Job yang ia mainkan sekarang adalah sebuah Job sampingan yang biasanya di buat hanya untuk Akun Tuyul saja.

Mimpinya yang indah dimana dia akan bersenang senang bersama Party permanen harus kandas, tidak ada yang mau menerimanya.

Membuat ulang karakter baru pun, bertentangan dengan Prinsipnya "Satu untuk selamanya".

Oleh karena itulah saat ini dirinya terpaksa bermain sebagai Player Independen yang Mandiri.

Meski terlihat selalu menggerutu tidak jelas, namun sebagai Player yang tersisihkan, dirinya sangat terkenal di kalangan Player yang senasib dengannya.

Bagaimana tidak, Konomi terkenal ramah pada orang yang baik padanya, namun terkenal pelit bahkan Brutal dalam bernegosiasi dalam berniaga antar Player sombong yang pernah menolaknya dalam setiap Party.

Konomi adalah Alchemist berbakat dengan tingkat Keberuntungan hampir mendekati 300%.

Bagaimana tidak, Konomi yang pada awalnya tergiur dengan Drop Item Langka yang Setara Item Cheat, memaksakan semua Point Stat nya ke LUCK.

Namun rencana liciknya yang berharap bisa menumpang pada Party Kuat dengan Imbalan Potion Gratis, harus kandas.

Tidak ada Player yang menerima Orang malas dan hanya menumpang.

" jika hanya potion yang bisa kau tawarkan, mohon maaf saja. NPC bahkan juga menjualnya"

Begitulah jawaban semua orang yang mencacinya.

Mereka tidak salah dan itu benar adanya. Lagipula siapa yang mau menggendong Player secara cuma cuma kan ?

Konomi harus menelan pahitnya kenyataan itu dan berakhir sendirian.

Meski Player lain yang senasib dengannya selalu menawarkan undangan Party namun dirinya tetap menolak.

Menurutnya, jika dia tetap ikut dengan mereka, mereka hanya akan berakhir di misi pengumpulan bahan ataupun mengantar surat ke kota sebelah saja.

Hal itu hanya akan membuang waktu saja, menurutnya misi pengumpulan seperti itu lebih menguntungkan jika dilakukan sendirian, karena Bonus tambahan yang ia peroleh.

"Dengan Status Luck ku yang hampir 300 Point di tambah Pisau pengumpul yang ku dapat dari membunuh Golem di daerah tambang, membuat Semua Bahan yang ku panen menjadi berkali lipat, lagi pula siapa yang butuh Para Otak Otot seperti mereka, dan lagi dengan limit harian pembelian Potion yang di batasi NPC, Pasti membuat Para Otak Otot itu Mencari Ku."

Konomi yang notabene nya bertubuh mungil itu tampak menggemaskan ketika bergumam di tengah rerumputan ketika mengumpulkan tanaman herbal untuk Stock.

Wajahnya memang manis dan sengaja dibuat mirip menyerupai dirinya di dunia nyata, atau bisa di bilang sistim lah yang mengatur sebagai Default.

" Ann... oy... oy... "

Dari pinggir jalanan seorang Alchemist dengan Chara Anak lelaki usia 10 Tahun menyapanya.

Anak itu baru saja kembali dari misi mengantarkan surat ke kota sebelah.

Anak laki-laki itu memarkirkan kudanya tepat di depan Ann yang menatap malas kearahnya.

"Hahaha, jangan memasang wajah kesal begitu, wajah imut mu jadi rusak." canda anak lelaki yang merasa terancam itu.

"Seandainya aku tau cara Melaporkan player, sudah ku Laporkan kau dari dulu atas tuduhan Pelecehan verbal."

"Ayolah, jangan begitu. tidak seperti di dunia nyata, tanaman obat mu tidak akan rusak jika di injak oleh Mount."

"cih, bagai mana Misi mu, apa kau sudah di PK hari ini ?." cetus Ann yang terus melanjutkan mengumpulkan tanaman Herbal nya.

"Ann chan, mengapa kau begitu dingin padaku."

"Percuma Berpura-pura menangis padaku, kau bahkan bukan Laki-laki asli."

"Apa yang kau bilang, Aku adalah Laki-laki loh."

".Percuma menirukan suara Anak laki-laki mu, kalian samasekali tidak mirip, Bahkan Anak laki-laki mu jauh lebih imut."

"Shota con."

"Berisik !." Konomi yang menggunakan In Game Name Ann, tersipu karena di goda oleh Wanita dewasa dengan tubuh Anak Laki Lakinya.

"cih, Ann chan tidak asik."

"Jadi, Apa kau di PK di perjalanan ?."

" hah... " Anak lelaki bersuara Wanita dewasa itu menghela nafas panjang yang berat, bahkan dirinya juga menggunakan emoticon wajah lelah di atas kepalanya. tidak sesuai dengan umurnya yang sudah punya 2 anak.

" Uwa, aku turut berduka padamu" ucap Ann prihatin.

" Tapi aku berhasil mengalahkan mereka berkat resep Potion Getah yang kau berikan waktu itu, hanya butuh 15 menit untuk menyelesaikan mereka semua, lihat apa yang kudapat...."

Dengan wajah bangga wanita 2 Anak itu memamerkan tangkapan layar isi jarahan di inventori Mount nya.

"Uwa, Aku turut berduka untuk mereka."

"Hihihi, aku juga merasa begitu."

"Ah, ini di Forum Lelang Lumayan mahal, ini juga, ini, ini, ini juga."

"Root San, sebenarnya dengan siapa kau berurusan ?."

"Entahlah, aku tidak terlalu memperhatikan, begitu mereka muncul aku langsung melempar Botol berisi getah ini dan memukul mereka sampai tubuh mereka menghilang." jawab Wanita penyandang nama Root sembari tersenyum Ahoge nya.

"Saat ini pasti mereka sedang menangis ketika sadar, hampir semua peralatan mereka lenyap dari akun mereka. Sebaiknya langsung di jual saja di lelang, pasang harga tinggi, rata kanan saja, pastikan orang-orang sombong seperti mereka berpikir 2 kali untuk berurusan dengan Player sampingan seperti kita."

"Ann chan, meski omongan mu menyedihkan, tetapi isi kepalamu itu menyeramkan, padahal wajahmu imut seperti ini." Root menusuk nusuk pipi gemoy Ann yang memang mengundang orang untuk menyentuhnya.

"Jangan sentuh aku, dari pada itu, aku dapat bagian kan ?." mata jahil Ann kembali merusak wajah indahnya.

Root hanya menggeleng pelan dengan tingkah Ann yang mempunyai beragam ekspresi, meski begitu dirinya tetap berhutang kepada Ann yang selalu menolongnya sedari awal. Seperti Potion Foam lengket yang di singgung nya di awal.

Meski terlihat sederhana, namun dengan merombak resep bawaan yang di berikan sistem, menjadikan ramuan yang di buat Ann menjadi Ramuan baru dan membuka pembuatan Ramuan tingkat lanjut yang mampu menahan Monster sekelas Mini Boss sekalipun.

"10 Persen !." ucap Root sembari menusuk pipi Ann lagi.

"Setuju."

Dengan wajah gembira hanya dengan tawaran kecil, Ann kembali dengan rutinitas kecilnya.

Begitu juga dengan Root, setelah dirinya mendaftarkan semua jarahannya ke pelelangan Antar Player, dirinya pamit untuk Log Off di Penginapan Dalam Kota.

Sedangkan Ann, masih mempunyai Agenda lain.

Dirinya masih harus leveling, meski statusnya kini 0 Damage, karena 0 point pada STR dan INT, Namun dirinya bukan sama sekali tidak bisa menyerang.

Battle Pointnya tidak kalah dengan Player Atas yang sudah di lengkapi peralatan bagus.

Semua itu dikarenakan Status LUCK nya yang tinggi, menjadikan semua serangannya selalu mendapatkan serangan kritikal, bahkan jika dia hanya menggunakan Ranting biasa yang mempunyai Serangan 10 point, serangan yang keluar pasti akan Ribuan bahkan hampir mencapai Puluh Ribuan.

Hal Inilah yang membuatnya tidak mau lagi masuk ke dalam sebuah Party.

Kesenangan ini hanya milik dirinya seorang yang kebetulan menemukan kebetulan ini.

"Fufu, Sepertinya aku paham Perasaan Gadis yang menyandang Gelar Benteng Berjalan."

Selagi menyusuri Dungeon Tambang Terbengkalai, Ann dengan santai berjalan sembari bersenandung ria tanpa khawatir diserang Momon keroco yang mengabaikannya, karena Status LUCK nya.

Tidak terasa kaki kaki mungilnya sudah berhasil membawanya dengan selamat ketempat yang ia tuju.

Dirinya kini tengah berdiri tepat didepan Pintu Besi besar dengan desain menyeramkan.

Di saat ia hendak mengkonfirmasi dirinya sebagai penantang, seseorang di belakangnya meneriakinya dengan cemoohan Player Kelas Atasnya.

"Oy, Newbie yang di sana, sarang Slime Bukan di dalam sana, di depan gerbang Kota kau bisa menemukan Slime kuat level 5, jika beruntung kau bisa dapat drop Botol Kosong untuk Ramuan mu."

Ejekan itu berhasil mengundang gelak tawa dari Anggota Partainya yang tengah beristirahat guna memulihkan HP maupun Stamina mereka paska membersihkan jalan untuk sampai kemari.

"siapa ?"

"Lihat siapa yang bertanya ?, inilah alasannya mengapa kau tidak bisa berkembang, kau bahkan tidak tau siapa kami, bahkan di kota awal kami terkenal karena mampu menyelesaikan Boss di balik Pintu ini kurang dari 30 menit, kau tau?."

"Aku tidak bertanya." Ann dengan santainya membalas kesombongan Player yang mengenakan Equipment yang kacau itu.

Sekali lagi semua Player tertawa, kali ini untuk mengasihani lawan bicara Ann yang sombong.

Semua orang selain Party Player itu tau siapa Sosok Ann sebenarnya.

"Dasar tidak tau diri, seharusnya kau bersyukur ada Player baik hati yang memberikan saran kepadamu, tapi apa yang ku dapat, sebuah ejekan dari seorang Newbie ?."

"Oy, Newbie, sebaiknya kau tidak macam macam dengan Gadis itu, Meski imut begitu dia jauh lebih kuat dari Boss di dalam sana, hahaha "

Mendengar ocehan dari player lainnya, membuat Player Sombong berspekulasi bahwa dirinya tengah di lecehkan karena di bilang lebih lemah.

"Tenang... Tenang... aku tau kalian menahan ku untuk tidak menakuti Player baru. Tapi tenang saja aku sama sekali tidak menakutinya aku hanya memberi saran seperti kataku sebelumnya. benar begitu kawan-kawan ?" ucapnya sembari meminta kebenaran atas kata katanya pada Kawan Separtainya.

Sembari mengiyakan dengan nada mencemooh, semua anggota Parti nya mulai bersiul menggoda dan memuja Player Sombong yang meninggikan bahunya sembari memandang rendah ke arah Ann.

Ann memang tidak memperlihatkan wajah terintimidasi, tetapi bagi orang-orang yang mengetahui siapa Ann dan berapa menakutkannya Ann, mereka berusaha menenangkan Ann tanpa berani mendekati Ann.

"Oy kawan, sebaiknya kau benar-benar tidak membuat Ann marah, ini demi keberlangsungan bermain mu kedepannya."

"kau terlalu cemas, ini hanya game, jangan dibawa perasaan." Player Sombong kembali bersikap angkuh dan bermain sok bijak.

"Oy, sebaiknya kau tahan temanmu, Gadis itu lebih berbahaya dari kalian berlima." ucap Player baik hati lagi memperingatkan Party Sombong yang masih mencemooh Ann yang sendirian saja.

"Tenang saja, kawanku itu sudah dewasa, dia tau batasan dalam bercanda."

"Terserah kalian, setidaknya aku sudah memperingatkan kalian, dan Ann Chan, kami sama sekali tidak ada sangkut dengan mereka, jadi kedepannya tolong jangan marah kepada kami, tapi tenang saja, kami tetap pelanggan setia toko mu."

Player baik hati itu benar-benar panik dan perkataannya yang dalam itu seakan membenarkan, bahwa dia dan rekannya yang lain tidak ada sangkut pautnya dengan party sombong ini.

"Tenang saja, aku tau, tidak perlu khawatir, kalian adalah dompet ber... maksudku Pelanggan Berjalan ku " Ann tersenyum Manis.

Player baik hati itu merasa lega, meski tadi sempat mendengar sesuatu yang sedikit... di rombak di tengah jalan.

"Terima kasih."

"Ngomong Ngomong, Jarang sekali melihat kalian semua Berkumpul bersama. apa ada Raid Boss Ivent ?"

"Tidak ada, hanya Raid Normal dan juga... "

Player sopan itu sedikit canggung untuk melanjutkan, karena ada player yang bukan pelanggan di sekitar.

"Ah, aku paham." ucap Ann sembari menepuk telapak tangannya dengan genggaman tangan yang lain.

Perlahan Ann mendekati Player baik itu.

" Butuh berapa?."

"Kami hanya punya segini."

"Oh, tidak masalah, apa ini cukup?."

"Eh?"

"Anggap saja hari ini Layanan Pelanggan tetap."

"Terima kasih banyak, kami akan selalu menjadi Pelanggan Tetap mu, Ann chan." Semua Player yang kebanyakan adalah Para Pria 20 Tahunan mulai memuja Ann sebagai Dewi Penolong mereka.

"Terima kasih sudah menggunakan Layanan Perusahaan kami."

"Oy bocah !! beraninya kau mengabaikan ku?." Player Sombong itu kembali berulah dan memancing amarah Ann.

"Ah, kau masih disini ?"

"Apa kau bilang ?" Pancingan nya sama sekali tidak berpengaruh pada Ann dan malahan dirinyalah yang terpancing dengan kata-kata Ann yang datar.

" !! "

Player sombong itu terkejut dengan sebuah layar pemberitahuan kecil yang muncul di depannya, ketika ia hendak memukul Ann.

"Hahahaha!!" Player sombong itu menertawai Ann karena berani mengiriminya Undangan Duel.

Sedangkan Semua Player baik yang notabene nya adalah Pelanggan setia Toko Berjalan Ann.Corps Menggelengkan kepala mereka serentak.

Sayangnya Player itu tidak mengindahkan Peringatan Player baik.

"Ku Terima, untuk memudahkan mu...."

"Untuk memudahkan mu, aku hanya akan menggunakan Satu tangan." potong Ann mengintimidasi.

Si Player Sombong terkejut karena kata-kata mutiara nya di potong.

"Ah, aku juga tidak akan keluar dari lingkaran ini." ejek Ann kemudian sembari membuat sebuah lingkaran kecil di sekitar kaki-kaki mungilnya.

Si Player Sombong semakin terprovokasi, seharusnya dirinya lah yang bertugas memprovokasi Pemain Baru karena dirinya lumayan kuat untuk kelas Newbie.

"Ah, aku juga hanya akan menggunakan Ranting biasa ini"

Tentu saja yang barusan itu adalah provokasi yang terbaik sejauh ini. Player Sombong semakin naik pitam.

Tetapi Provokasi dari Ann tidak sampai di sana.

"Masih kurang ?. Baiklah aku akan menutup mataku."

Untuk yang terakhir... itu sukses membuat Player sombong murka.

Dengan Kasar, Player sombong itu melesat cukup cepat, tetapi tidak terlalu cepat untuk indra perasa Ann yang di dapat dari Status LUCK nya yang tinggi.

Hanya dengan satu ayunan ringan dari Ann, mampu mengangkat tubuh Player Sombong itu ke udara, bersamaan dengan ledakan udara yang mampu menghempaskan player terjauh dari pusat ledakan sekalipun.

Jika di lihat rekaman ulangnya, bisa digambarkan.

Sebuah pusaran angin kecil namun cepat tercipta dan saling bertabrakan karena ayunan ranting dari Ann. Sesaat sebelum Tubuh Player Sombong itu mencapai jarak serang ranting dari Ann, Tubuhnya terhempas karena 2 pusaran tadi bertabrakan sehingga menghasilkan daya ledak yang kuat, sehingga menghempaskan orang yang paling dekat dari pusat dan berakhir menjadi buliran XP.

"Eh ? masih belum menyerang?."

TING !!

Disaat Ann menunggu lawannya untuk menyerang, sebuah Notifikasi datang dan mengejutkannya.

* PLAYER ANN, MEMENANGKAN DUEL *

"Eh ?! Sudah selesai ? apa belum mulai ? apa dia kabur?."

"Tidak, Itu sudah selesai, Player itu sudah kalah, bahkan tidak sampai 3 detik." Puji Player Baik ketika keluar dari puing langit langit goa yang jatuh menimpa mereka.

"Aku tau, aku hanya menghina mereka." kecam Ann dengan senyum manis penuh intimidasi ke arah sisa Party Player Sombong lainnya.

Tidak mau menakuti Player yang lebih lemah darinya, Ann kemudian meninggalkan lokasi dan kembali ke bisnis awalnya.

Menaklukan Boss di balik Pintu raksasa.

Setelah kepergian Ann, Party yang lain membantu Player Sombong dan kawannya untuk berdiri.

"Aku sudah memperingatkan kalian tadi, tapi kalian tidak mendengarkan, sekarang kalian akan kesulitan bermain game ini, kedepannya kalian mungkin tidak bisa bermain dengan bebas lagi."

Player Baik itu memberikan tatapan kasihan kepada semua member Party Sombong itu.

"Apa maksud mu?."

"Gadis itu adalah pemimpin sindikat penjual Potion dan memimpin Kelompok Player Produksi, asal kalian tau, saat ini NPC tengah membatasi pembelian harian Potion bukan?."

"Yah, sedari awal sudah begitu."

"Benar, untuk meringankan beban itu, maka dibutuhkan lah Potion yang dijual oleh Player lain dan Gadis yang baru saja kalian jadikan musuh adalah Pemimpin perusahaan yang merangkul Player-Player tersisihkan seperti yang sudah kalian lakukan barusan."

"Tidak hanya itu," dari belakang Pemimpin party, pemimpin party lainnya juga ikut menimpali "Gadis itu jauh lebih kuat dari kita semua meski Naga di dalam sana ikut mengeroyok nya."

"Kau bercanda ?!!"

Player itu tampak tidak percaya karena tengah mendengar sebuah bualan tidak masuk akal.

Tetapi...

Di Detik kemudian.

*Player Ann... Berhasil Mengalahkan Ancient Black Mural Dragon...*

Sebuah musik pertanda keberhasilan terdengar di lantai tempat mereka berada, bersamaan dengan catatan waktu yang muncul dari layar yang menempel di dinding sebelah pintu masuk Ruangan Boss.

00:00:30 Ann

00:00:31 Ann

00:00:34 Ann

00:00:45 Ann

00:00:56 Ann

Semua Anggota Party Yang sombong tercengang dengan apa yang dilihatnya melalui catatan yang luar biasa tidak mungkin terjadi itu.

"Kami awalnya juga bereaksi seperti kalian, tetapi bedanya, kami tidak mencari gara-gara dengan Pemilik Dungeon ini."

"Pe... pe-pe-pe-pe-pemilik...?!!"

"Ya, Gadis itu, Salah satu Player Pemegang Gelar 'Dungeon Master.'"

2. Konomi Si Paling Beruntung

"Aku pulang."

Seorang Gadis dengan perawakan kecil terpaku pada sebuah kotak besar di atas lemari sandal, di depan Pintu masuk.

Seharusnya kotak itu tidak ada di sana pagi ini, namun rasa penasaran mengalahkannya.

Ia secara diam-diam mendekati kotak tersebut dan kemudian mengintip sebuah amplop surat dengan motif lucu di atasnya.

"Ara, Konomi, sudah pulang? Ibu tidak dengar kamu datang."

"!!."

Konomi yang terkejut hanya mampu tersenyum canggung pada wanita Cantik yang sedang membawa kardus berat di lorong menuju dapur.

"A-Aku pulang."

"Un~ Selamat datang di rumah." dengan manis dan polos wanita itu membalas salam Konomi, lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju dapur, tanpa khawatir bahwa Konomi tengah mengintip Surat di atas paket.

"Fiuh." Gadis ini menghembuskan nafas lega tidak di marahi karena mengintip paket orang lain.

Konomi yang tidak menaruh minat lagi pada isi surat itu, kini berjalan menaiki tangga ke kamarnya di lantai 2.

"Konomi, ada paket untukmu dari Onii-chan."

Baru Saja Konomi membuka Pintu kamarnya, dirinya dengan kecepatan kilat membuang semua atribut sekolahnya kelantai begitu saja, kurang dari 5 detik ia sudah melesat ke pintu depan dimana Paket yang ia coba intip tadi berada.

Matanya berkaca kaca karena senang, senyum lebarnya yang aneh merusak wajah indahnya.

Bahkan paket yang tadinya terlihat biasa saja kini dimatanya berubah menjadi pusaka yang berharga, bahkan jika di animasi kan kotak itu kini tengah memancarkan cahaya suci keemasan.

"ah, Konomi, makan malam hari ini Mama masak makanan kesukaan mu loh, hari ini kan... hump~~"

Wanita cantik yang ternyata adalah Mama Konomi, kini sedang cemberut lucu.

Dia sama sekali tidak menemukan Konomi di pintu depan, begitu juga dengan paket di atas lemari sendal.

Padahal dirinya yakin bahwa dia mendengar suara langkah Konomi beberapa detik yang lalu.

Selain itu.

Kini Konomi dengan hati-hati meletakkan paket yang Sejatinya berupa kardus polos dengan logo expedisi Hutan Tropis itu di meja belajarnya.

Dengan teliti dan pelan, dirinya membuka selotip yang menyegel kardus tersebut.

"Ensiklopedia apa kali ini ya?"

Konomi seakan sudah tau apa isinya, karena sebelumnya dia secara sengaja sudah meracuni otak Kakak Laki Lakinya dengan obrolan betapa penasarannya dirinya dengan sebuah buku tentang tanaman langka yang ia lihat di perpustakaan sekolah.

Jadi, gadis naif ini sudah yakin dengan hadiah yang di dapatnya.

"....."

Konomi harus menerima kenyataan pahit untuk pertama kalinya selama 15 tahun dirinya hidup.

Selama ini dirinya sudah dimanja dan semua keinginannya selalu di kabulkan, bahkan pemberian nama Konomi sendiri di maksudkan agar anak gadis satu-satunya ini selalu mendapatkan keberuntungan sepanjang hidupnya.

Meski selalu di manja, tetapi Konomi adalah Anak yang tau diri, meski semua permintaannya selalu di kabulkan, tetapi dirinya tidak selalu meminta ini itu pada siapapun.

Jika itu masih pada taraf bisa ia beli menggunakan uang jajan bulanan bahkan tabungannya, maka ia tidak akan meminta pada siapapun dengan jurus rayuan mautnya.

Tetapi kali ini, untuk pertama kalinya Konomi merasa sedih.

Paket berat yang ia kira adalah beberapa buku ensiklopedia ternyata berubah menjadi Sebuah Helm.

"Onii-chan, Untuk apa Onii-chan memberiku Helm segala?, aku bahkan tidak bisa naik sepeda dengan benar, lalu apa-apaan dengan sarung tangan ini, ini terlalu dingin untuk di bawa berkendara, Onii-chan."

Konomi terpuruk, tidak... tidak sampai marah, hanya kecewa, juga merasa konyol, bahkan mata dan senyumnya tampak bergetar.

"!!"

Tetapi...

"Apa ini?, ah! ensiklopedia!!!."

Konomi langsung bersemangat ketika menemukan sebuah buku tebal yang menyelip di satu sisi.

Dengan hati hati Konomi mengeluarkan buku itu dari soketnya.

Konomi menggosokkan buku itu ke pipinya, menyatakan bahwa dia jatuh cinta pada buku.

Dia juga menempelkan bibirnya dengan sexy pada cover yang sama sekali tidak dilihatnya.

Disaat halaman pertama ia buka, dengan satu hirupan besar ia memanjakan hidungnya dengan aroma tinta percetakan dan kertas pabrikan.

Dengan perlahan ia membuka matanya dengan pelan, memperlihatkan mata indahnya yang berwarna Jingga permata, sepasang mata itu berkilau dengan indah ketika menerima pantulan cahaya matahari yang masuk ke kamarnya.

Dengan senyum mesum dan air liur yang menetes, Konomi mulai meraba setiap halaman yang ia buka, setelah melewati halaman kosong hingga Nama Penulis dan Percetakan, akhirnya tibalah jemarinya sampai pada Halaman Daftar Isi.

Dengan hati-hati mata indah itu membaca satu persatu isi pada bab Pertama.

"hump~ hump~." konomi mengangguk angguk kecil menandakan dirinya mengerti.

"hump~ Hump~." sekali lagi dirinya mengangguk.

Dirinya berhenti membaca daftar isi pada bab pertama, kemudian Konomi langsung menuju Bab Pertama yang di maksud.

Matanya yang antusias itu perlahan mulai memudar dikala satu persatu paragraf hingga halaman itu ia baca.

Matanya mulai kehilangan cahaya bersamaan hilangnya semangat yang membara di beberapa saat yang lalu.

RRRRTTTT...

RRRRTTTT...

RRRRTTTT...

"nn." sapa Konomi ketika mengangkat panggilan telpon.

"Konomi chan, Paket nya sudah di terima?"

"nn."

"Konomi chan suka?"

"nn."

"Syukurlah, Onii-chan sampai cemas jika Konomi chan tidak suka."

"nn."

"eh, Konomi chan?, kau baik-baik saja?"

"nn."

"Konomi chan, kau sakit?"

"nn."

"Konomi chan?! kau terluka? kau baik-baik saja? siapa yang melukaimu?!."

"onii-chan, Bodoh!!"

Tuuuttuuut

Panggilan berakhir.

Konomi hanya duduk lemas di lantai kamarnya sembari menatap kosong kearah buku tebal yang sempat ia banting tadi.

Senyum sinis nya terlihat ketika ia kembali mengingat tingkah konyolnya ketika bermanja ria pada buku yang salah.

Di Detik kemudian Konomi mulai bangkit, Konomi membawa buku tersebut keluar kamarnya ketika ia tiba-tiba mendapat ide gila, seperti membakar buku tersebut menggunakan api kompor di dapur.

Baru saja Konomi hendak membuka pintu kamarnya, Smartphonenya kembali bergetar.

Sebagai Anak baik, Konomi tidak membiarkan panggilan itu menunggu lama.

"nn?!." Sapa Konomi dingin, ketika Gadis ini tau siapa orang di seberang transmisi.

"Konomi chan marah ke Onii-chan?."

"nn."

"Konomi chan benar-benar marah?.“

"nn."

Mendengar jawaban dingin dari adik kesayangannya, sang Kakak terpuruk sampai terdengar bunyi benda jatuh, beberapa detik kemudian juga ikut terdengar beberapa suara orang lain yang ikut tertangkap.

"tidak apa-apa, aku baik-baik saja," Sepertinya ada orang lain di sekitar Sang Kakak dan orang-orang itu mengkhawatirkan Sang kakak yang kemungkinan jatuh dari kursi. "Konomi chan, Bisa beri tau Onii-chan mengapa kamu Marah, onii-chan akan minta maaf dan janji tidak akan mengulanginya, jadi jangan marah lagi ya?."

Konomi sangat disayang, dimanja, diperhatikan dan dicintai semua anggota keluarganya.

Begitupun dengan Konomi, dirinya juga pertama kalinya merajuk seperti ini, terlebih kepada anggota keluarganya sendiri.

"Huh... Aku mengerti, aku juga salah, aku minta maaf."

"onii-chan juga minta maaf."

"onii-chan tidak perlu minta maaf, itu hanya akan membuatku sakit."

"eh, Konomi sakit?."

"Tidak, lupakan, Aku baik-baik saja."

"Jadi, mengapa Konomi chan merajuk?."

Konomi terkejut, kakaknya tau dirinya sedang merajuk. Konomi curiga bahwa kakaknya sadar dan tadi hanya akting belaka.

"....."

"hahaha... maaf, onii-chan hanya menggoda mu, onii-chan tau Konomi menginginkan Ensiklopedia tumbuhan bukan, tentu saja onii-chan ingat, wajah Konomi saat bercerita malam itu sangat imut dan menggemaskan, bagaimana mungkin onii-chan lupa."

"Tapi..."

"Apa Konomi sudah membuka Paket dari onii-chan?."

"Sudah, tapi..."

"Apa Konomi tau apa itu?."

"Sebuah helm dan sarung tangan."

"Benar. Tapi Konomi tau bukan, jika itu bukan digunakan untuk berkendara?."

"nn... Dibuku Panduannya juga di jelaskan, terus apa?."

"Itu dia, Hadiah sebenarnya dari Onii-chan ada di dalam sana."

"Onii-chan mau aku membongkar nya?."

"Hahaha, Konomi chan kan pintar, Pasti tau Maksud perkataan Onii-chan."

"Cih, Onii-chan ingin aku Bermain game."

"Pingpong pingpong."

"Aku baru dengar ada orang yang menyuruh adiknya bermain game ketimbang belajar yang rajin."

"hahaha, itu tidak salah. Tetapi Konomi chan, Onii-chan juga ingin Konomi chan menikmati masa muda yang indah. Onii-chan juga jamin, Konomi chan tidak akan Bosan, di dunia sana jauh menarik dari ensiklopedia tanaman, tentu saja Onii-chan tau, karena selera kita sama," belum sempat sangat kakak menyelesaikan kalimatnya, ada seseorang wanita yang menginterupsi perbincangan kakak adik yang manis. "ah, Konomi chan, Onii-chan sudahi dulu ya, ada meeting penting, jangan di bakar buku panduannya, baca yang teliti. Sampai jumpa nanti malam dan juga... Selamat Ulang Tahun Tuan Putri Kecil Ku..."

Dengan satu kecupan kecil, panggilan telepon di matikan.

Dan tampak seorang Gadis dengan senyum merona sedang menutupi wajahnya.

"apa apaan kecupan itu, itu memalukan, apa otakmu rusak berani melakukan itu di kantormu?, onii-chan bodoh." cecar Konomi di sela tersipu nya.

Konomi memandangi Buku tebal di lantai yang tadi hendak di bakarnya, kemudian kembali terngiang kata-kata kakaknya.

"Jangan di bakar, ya."

"Konomi, bantu Mama menyiapkan makan malam!." dari lantai bawah, Sang ibu berteriak sedikit keras.

"Aku datang."

Konomi bergegas berganti pakaian dan langsung berlari menuju dapur.

Meninggalkan Buku Tebal yang tadi hendak dibakarnya, kembali ke tempatnya dengan rapih.

Tetapi, satu hal yang luput dari pantauan Konomi.

Sebuah Chip Micro SD yang jatuh ke kolong Kasurnya ketika ia Marah dan sempat Membanting Buku tebal itu sebelum hendak membakarnya.

Konomi sama sekali tidak menyadari bahwasanya Isi dari Chip tersebut jauh lebih mengagumkan dari sekedar Ensiklopedia yang selama ini ia idam idamkan.

Tetapi, mari kita biarkan sejenak, karena memang bukan waktunya, dalam waktu dekat, Konomi pasti menemukan chip tersebut.

Seperti pepatah sok bijak mengatakan.

"Segala sesuatu itu tidak perlu datang tepat waktu, Melainkan di waktu yang tepat."

^^^Prof. Sok Bijak^^^

******

Malam hari itu, Konomi merayakan Pesta ulang tahun Kecilnya yang ke 15, Beserta Ibu yang Cantik namun Lemot, Ayah yang tampan dengan tubuh kekar mirip Penjahat Kesepian, dan sebuah Tablet Komputer yang menggambarkan seorang pemuda keren dengan atribut pesta ulang tahun yang berlebihan, siapa lagi kalau bukan sang kakak yang paling menyayangi adik perempuannya.

Meski sore tadi sang kakak bilang 'sampai jumpa makan malam nanti', Konomi Paham maksudnya hanya lewat Panggilan Vidio, sang kakak jauh di negeri asing, mengadu skill nya pada perusahaan impiannya.

Tapi mari kita kesampingkan kehidupan membosankan sang kakak.

Pesta Ulang tahun Konomib Cukup meriah meski tidak jauh berbeda dengan makan malam biasa.

Pipi Konomi juga sudah mendapatkan kecupan brutal dari kedua orang tuanya.

Konomi juga sedikit risih, karena dirinya takut akan terbiasa kedepannya, terutama dirinya kini sudah remaja.

Akan sangat memalukan jika semua teman temanya tau jika dirinya masih bermanja dengan orang tuanya di usianya yang sudah 15 tahun ini.

******

Konomi Pamit undur diri dengan alasan ingin mencoba hadiah dari Onii-chan nya tercinta.

Konomi membaca sebentar buku panduan itu lagi.

Setelah di mengerti, Konomi mulai menghubungkan Helem dan sarung tangan yang di dapat nya ke Komputer di kamarnya.

Setelah penyesuaian nya dirasa cukup, Konomi mulai mengenakan Perangkat Diver, mulai menyalakannya dan kemudian Berbaring di Kasur nya.

Senyumnya menggambarkan ketidak sabaran nya, karena cerita Kakaknya tadi sore.

Head Gear Driver mulai menyala, bersamaan dengan Driver Glove yang saling sinkron.

Di detik kemudian.

Konomi dibawa ke sebuah ruangan kubus biru pucat yang besar, di sekitarnya ada seorang Maskot kecil mirip Bayi Naga yang menyambutnya dengan senyum dengan deretan taring lucu.

"Selamat datang di : *IGNORANTIA ONLINE*, Karakter Seperti apa yang ingin anda buat ?."

"eh, aku harus mulai dari sini?."

"Benar, untuk kenyamanan bermain para player, kami memberikan kesempatan untuk Semua Player kami berkreasi menggunakan imajinasi mereka, anda juga bisa menggunakan tombol dadu jika anda ingin membuat karakter dengan acak, atau..."

Belum sempat sang maskot menyelesaikan penjelasannya, Konomi sudah terlebih dahulu menekan Tombol Dadu tersebut, tidak sampai sedetik, sebuah cermin besar muncul di hadapannya.

"eh, ini kan aku."

"oh, Avatar yang mengagumkan." Puji sang maskot mengitari Konomi yang terpana dengan Avatar nya di cermin.

"Apa ini rusak ?, mengapa tidak berubah?"

"Tidak, tentu saja ini bekerja, pada awalnya player hanya berupa manekin tanpa wajah karena itulah kami menyediakan fitur Penyesuaian untuk memanjakan Player kami."

"tapi aku tidak suka warna merah."

"Kalau hanya itu, anda hanya perlu mengatur warna rambut anda sesuai dengan warna yang anda inginkan." jelas sang maskot lagi.

"eh?."

Tapi telat, Konomi sudah terlebih dahulu lagi memencet Tombol dadu lagi.

Sang maskot sampai menatapnya malas kearah Konomi, terlebih ketika Konomi senang dengan warna rambut barunya.

Tanpa merubah keseluruhan Avatar nya yang sebelum tombol dadu kedua kalinya di tekan, Konomi langsung menekan tombol lanjut, tanpa merias lagi wajahnya.

kali ini menu baru muncul, sebuah halaman kecil untuk Nama Karakternya.

"hmm... Onii-chan pernah bilang, menggunakan Nama Asli di Dalam Game adalah sebuah tindakan yang ceroboh."

Setelah menimbang ini itu selama kurang dari 10 detik.

Konomi mengetikkan sebuah Nama, namun sayang, Sistem menolaknya.

Konomi mencoba lagi dan lagi. Namun sistem tetap menolaknya.

"Nona, Kami membatasi penggunaan karakter Nama Pemain hanya berkisar penggunaan Huruf dan angka saja, itu juga berlaku untuk penggunaan Kanji dan sekelasnya, Minimal 4 karakter dan maksimal 12 karakter tanpa Spacy."

"Cih, Merepotkan."

"hahaha, aku tau ini merepotkan. Peraturan ini bertujuan agar player tidak sulit untuk mengenali player lain, ataupun juga memudahkan player lain melaporkan player lain yang melanggar aturan."

"Aku Mengerti."

Nyatanya Konomi sama sekali tidak Mengerti, Gadis ini dengan gamblang hanya mengetikkan 3 karakter yang tiba-tiba terbesit di benaknya.

Dan berhasil, Sistem menerimanya.

Bahkan sang maskot di buat terkejut, ketika ia hendak memeriksa apakah ada Bug yang menempel, ternyata semua aman.

Kali ini, Konomi di suguhkan dengan banyak halaman pemilihan Jobs yang terperinci.

Konomi tampak depresi hanya ketika di suguhkan Page Page yang besarnya hampir menyamai cermin di kamar Kakak Laki Lakinya.

Masing-masing halaman terdapat Gambar Avatar dan senjata mereka, juga terdapat grafik status dasar hingga Tingkat kesulitan penggunaan karakternya.

Konomi kembali terpaku dan mulai berfikir lebih kritis.

Dan sang maskot menunggu Konomi dengan sabar, sembari bersantai di atas kepala Konomi.

5 menit kemudian.

"Yup, Sudah di putuskan. Aku akan Menjadi Alchemist."

Tanpa menunggu Bu dan Ba, Konomi juga memasukan semua Stat Point awalnya ke Stat Luck : 25.

"sip." gumam Konomi sembari menengok Sang Maskot yang terpana melihat pengaturan akhir Konomi.

Meski mungil, namun Konomi tampak mempesona dalam kategori lain, dengan balutan pakaian Laboratorium nya.

Kini hanya tersisa tombol meluncur ke Game yang tersisa.

Konomi sudah tidak sabar untuk menjelajah Dunia yang di agung agungkan oleh kakaknya.

Tetapi, dirinya tampak kesepian ketika harus berpisah dengan Maskot lucu yang sudah menemaninya hampir 10 Menit belakangan.

"Ini perpisahan." ucap sang Maskot. Suaranya sedih. Tidak bersemangat seperti di awal berjumpa.

Padahal dia hanya AI, tapi Konomi sampai dibuat ikut merasakan kesepian.

"Kau mau ikut, tuan maskot?."

"Terima kasih dengan ajakannya, pasti akan menyenangkan bertualang bersama Nona di dunia Sana. Tetapi tugas ku di sini, membantu Player baru untuk membuat karakter impian Mereka. Lagi pula Aku sama sekali tidak bisa keluar dari lingkaran pengulangan ini. Ini adalah takdir ku, dan tempat ku adalah di sini. Tetapi aku berterima kasih karena sudah di undang."

"Sang Maskot benar-benar ingin bertualang, lingkaran pengulangan yang selalu ia lakukan setiap ada player baru pasti membuatnya bosan, tetapi meski bosan dia tetap bekerja dengan senyum lucu seperti itu setiap saat. Sungguh dedikasi yang membanggakan." Puji Konomi didalam hati.

"Benar juga, Mengapa tidak menjadi Familiar ku saja?." Saran Konomi santai.

"Nona. Player hanya bisa menjadikan Monster di Dunia sana sebagai familiar, Sedangkan Saya hanyalah sebuah maskot yang hanya bisa bicara."

"Eh, tapi aku bisa mengundang mu sebagai Familiar ku."

Ting!!!

"!!!!"

Sang maskot tentu saja terkejut bukan main.

Ini pertama kalinya dia menemukan sebuah Bug pada halaman pembuatan karakter.

Dirinya juga dengan cepat melaporkan kejadian ini, namun menu laporannya sama sekali tidak menemukan suatu kejanggalan.

Sang maskot sempat berfikir, apakah ini kesempatannya?.

Tidak perlu waktu lama bagi nya untuk menekan tombol Terima itu.

Dan tidak butuh lama juga untuk pasangan Tuan dan Familiar itu untuk meluncur ke dunia petualangan baru.

*******

Mereka langsung di Teleportasi kesebuah lapangan hijau luas di mana hamparan bunga warna warni mengelilingi mereka.

Pemandangan indah dengan lanskap dunia fantasi memanjakan Mata Konomi.

Beragam hewan kecil yang sedikit berbeda dengan di Bumi mulai terlihat.

Bahkan aroma wangi dari bunga ikut memanjakan hidungnya, ketika angin yang di hasilkan oleh kepakan Naga jinak lewat di atas kepalanya.

Seperti Kata Onii-chan nya, Dunia ini jauh lebih Mengagumkan dari sekedar ensiklopedia.

Konomi Bersyukur dia mencoba Game ini.

3. Konomi Menuju Kota Awal

"Menakjubkan."

"Aku juga sepakat, Master."

Seorang Pemula dan Familiarnya tampak Menikmati pemandangan Dunia Fantasy yang terpapar dihadapan mereka.

Seakan terkena efek pesona, mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka pertama di teleportasi kan, meski seekor Naga raksasa dengan Bulu Putih berkilau, lewat di Atas kepala mereka.

""Naga yang cantik."" Gumam mereka bersamaan.

Mereka juga saling memandang karena untuk pertama kalinya mereka bicara saling bersamaan.

Detik kemudian mereka tertawa tanpa alasan.

Sungguh pemandangan manis dari dua mahluk lucu yang sedang bersenang senang.

"Ngomong-ngomong, sekarang kita ada dimana?."

"Kurasa kita saat ini sedang berada di desa di selatan Kota Awal." Naga kecil berpendapat.

"Begitu kah?, kalau begitu kita hanya perlu berjalan sambil menikmati pemandangan saja."

"Roger!!"

Dengan begitu, dimulailah perjalan indah dari kedua Mahluk Lucu.

Disepanjang jalan mereka benar-benar menikmati perjalanan mereka.

Meski Perjalanan mereka masih jauh dan membutuhkan waktu yang lama, Konomi sama sekali tidak mengeluh.

Disepanjang perjalanan Konomi juga sempat bertemu dengan beberapa Kelinci bertanduk yang dengan senang hati bermanja dengan nya.

Beberapa Rusa tanduk juga sempat ikut menikmati perjalanan Konomi.

Tidak lupa pula para kawanan Slime Biru yang terkadang melompat ceria seakan memanggil nya untuk bermain.

Sepanjang perjalanan itu jugalah Konomi untuk pertama kalinya, mendapatkan XP ketika memetik tanaman yang di curigai adalah tumbuhan herbal.

Tenteng!!

Sebuah Notifikasi terdengar untuk kelima kalinya semenjak dirinya login.

"Selamat Master, anda sekarang sudah Level 5, Hanya beberapa langkah lagi menuju Player Top, dan mengguncang Dunia IGNORANTIA."

"Jangan terlalu bermimpi, meski begini aku ini tau diri. mana mungkin Player yang baru bermain beberapa jam bisa menjadi Top Player." Konomi tertawa kecil dengan harapan besar dari Familiar nya yang sangat antusias karena bisa bebas dari penjara membosankan.

Saat ini, Konomi Hampir memenuhi Inventori nya dengan berbagai tanaman herbal, bahkan juga ada beberapa Jamur, mulai dari yang bisa dimakan sampai yang beracun sekalipun.

Beruntung semua item di pisah sesuai dengan jenisnya, jadi Konomi tidak perlu khawatir jika racunnya menyebar ke tanaman lain.

Tetapi, Grinding Mereka terpaksa harus terhenti, ketika sebuah firasat yang di enkripsi lewat notifikasi persepsi muncul.

"!!!"

2 Mahluk lucu yang sedang asyik mengumpulkan tanaman herbal, di kejutkan dengan suara teriakan kesakitan dari kejauhan.

Konomi yang penasaran mencoba mendongakkan kepalanya, karena saat ini mereka sedang di dalam kepungan rerumputan yang lumayan tinggi untuk ukuran dirinya.

Merasa tidak berhasil, Konomi mencoba memperbesar Mini Map di pojok kanan Atas.

Kebanyakan layarnya hanya hitam kelam, sedangkan Pemetaan yang terbuka hanyalah jalan yang sudah mereka tempuh saja.

Namun di dekatnya memang ada beberapa titik merah sekitar belasan yang sedang mengepung 3 titik berwarna biru.

"Biru adalah teman, merah adalah musuh!!"

"Grrrrt..."

"Gao-Gao Tenanglah, mereka akan mendengar kita jika kau terus bersuara."

Konomi menarik ekor Familiar nya yang baru saja ia Namai itu mendekat.

Gao-Gao dengan tenang menempel di bahu Konomi.

Konomi mendekat dengan hati-hati dan mendekat hingga hampir keluar kejalan.

Sungguh tindakan yang berbahaya bagi Player Baru untuk berhadapan dengan Musuh yang jumlahnya melebihi jumlah jari di tangannya.

Konomi sadar akan hal itu, namun pemandangan di depan matanya sekarang, terpaksa membuatnya harus melakukan hal ini.

Belasan bandit tengah mengepung sebuah kereta barang keluarga kecil.

Sang Ayah yang menjadi kusir saat ini tertangkap dan sedang di injak di tanah, wajahnya tampak babak belur dan menyisakan Sedikit HP.

Sang Ibu Saat ini Tengah memeluk dan menutupi Anak perempuannya yang masih kecil.

Beberapa Penjahat juga sesekali memukul Kereta yang di naiki Ibu dan Anak gadisnya.

Para penjahat tertawa puas karena lelucon yang dibuat kawannya itu.

Sang Ayah yang terkulai lemas hanya mampu merentangkan tangannya yang lemas ke arah Istri dan anaknya.

Konomi sadar situasi ini masih belum mampu ia tangani, namun rasa kemanusiaannya tidak mampu melihat pemandangan itu lebih jauh lagi.

Meski harus Mati dan terkena Death Penalty, dirinya harus maju.

Konomi keluar dari persembunyiannya dan meraih sebuah ranting di depannya.

Dengan berlari langsung menuju Penjahat yang memukuli Sang Ayah, Konomi menusuk mata penjahat itu.

Penjahat itu tidak sempat meneriakkan kesakitan dan langsung berubah pecahan partikel dan Dikonsumsi oleh Konomi sebagai XP.

"eh?!."

Konomi Terkejut karena para penjahat itu sama sekali tidak kuat seperti yang ia pikir.

"Bawa Istri dan anakmu menjauh dari sini, Serahkan yang disini pada petualang."

Sang Ayah hanya diam tak mampu bergerak.

Namun di detik kemudian, Konomi yang sadar mengapa Si Suami tidak bergerak, menyiramkan HP Potion hadiah Login Hari Pertama ketubuh Sang Suami dan langsung melemparnya ke dalam kereta, di bantu Gao-Gao yang ternyata sangat kuat dalam mengangkat beban.

Konomi juga menampar Bokong kuda agar keluarga itu bisa melarikan diri.

Usahanya berhasil, kereta semakin menjauh dan beruntung para penjahat atau bandit tidak mengejar mereka.

Konomi mulai terdesak, meski jumlah mereka sempat di kurangi oleh Kuda ketika berlari, namun Konomi masih saja kalah jumlah.

Dari 15 bandit dengan di kurangi yang sudah Menjadi XP, mereka masihlah tersisa 11 Bandit lagi.

Konomi tetap tenang dan sama sekali tidak terintimidasi.

Dalam pikirannya, meski dirinya dikalahkan, dirinya hanya akan terkena Death Penalty saja, lain halnya dengan para NPC Yang tidak bisa di bangkitkan Ketika Mati.

Konomi merelakan dirinya untuk di bantai oleh para bandit setelah melakukan hal baik.

Tidak ada penyesalan di dalam hatinya, jika itu untuk berbuat baik.

Tetapi.... setelah lama menunggu, tidak ada satupun dari para bandit yang menyerang dirinya.

Para bandit hanya terdiam gemetar melihat Konomi.

"Ah!."

Konomi mendongakkan kepalanya di mana Gao-Gao tengah terbang rendah di atas kepala Konomi.

Wajah Lucu Gao-Gao tidak ada lagi, Konomi bahkan sempat melihat bayangan transparan sosok Gao-Gao yang dewasa meski hanya beberapa detik. Begitu Gagah dan Sangar dengan massa otot yang proporsi.

Konomi tidak menyia-nyiakan Kesempatan yang sudah dibuat Familiar nya.

Sekali lagi seperti tadi Konomi berlari mendekati Bandit yang tidak bersenjata dan menusuk mata Bandit itu.

Dengan cepat XP menyelinap ke tubuh Konomi.

Konomi terus mengulang serangan yang sama, meski ada beberapa Bandit yang sempat melawan, namun Konomi Jauh lebih cepat dari mereka yang terkena Efek Ketakutan(Fear).

kini tersisa 5 Bandit, termasuk Orang yang di curigai adalah Pemimpin mereka.

HP Konomi sama sekali tidak tersentuh, sedangkan HP Para bandit nyaris hanya menyisakan garis tipis berwarna merah saja.

Semua itu bukan karena di sengaja, melainkan Konomi sama sekali tidak berhasil mengurangi HP Mereka dan merubah nya menjadi XP.

"XP ku...." Konomi menangis didalam hatinya. Konomi baru sadar di pertengahan jika XP yang dihasilkan dari mengalahkan Bandit-bandit sebelumnya itu sangatlah besar.

"Jangan bergerak, letakkan senjata kalian dan menyerah!!"

Itu bukanlah suara Konomi, melainkan Seorang dengan Armor tentara Abad pertengahan yang tengah mengendarai kuda.

Di belakangnya, menyusul beberapa orang yang menggunakan Armor yang seragam.

Para Bandit dengan patuh menuruti permintaan Sang Kesatria, bahkan dengan sukarela di tangkap.

Mereka seperti di lirik seekor monster ketika Konomi menatap mereka terkejut.

Sang Kesatria yang Konomi Lihat tadi di awal, mendekatinya dengan wajah prihatin.

"Nona, anda baik-baik saja?, apa mereka melukaimu?".

"eh, tidak, aku baik-baik saja."

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Konomi dibuat tersipu oleh Pria lain selain Kakak Laki Lakinya.

"Anda yakin?."

"100% yakin."

"Baguslah jika begitu." Sang kesatria tampan kembali tersenyum tenang mendengar Konomi baik-baik saja.

"Kapten...!"

"Jika tidak keberatan, Saya tinggal sebentar nona, anda bisa meminta bantuan pada bawahan saya, kalau begitu Saya undur diri."

Sang Kapten yang tengah berdiskusi kecil sesekali tersentak sembari menatap kearah Konomi yang sedang bercanda dengan Gao-Gao.

Wajah Sang Kapten terlihat seperti sudah menelan makanan pahit. Di detik kemudian Sang Kapten dengan sikap tenang nya kembali mendekati Konomi.

"Nona, Jika tidak keberatan bisa minta waktu anda sebentar ?. Ada beberapa Pertanyaan yang ingin kami ajukan."

Wajah Sang Kapten tampak waspada, namun Konomi sama sekali tidak sadar, dirinya terlalu sibuk menikmati keindahan mahakarya di hadapannya, tanpa dirinya mengiyakan ajakan dari Sang Kapten.

Konomi ikut menumpang di belakang Sang Kapten.

Gao-Gao yang sadar dengan tingkah gemas Masternya hanya tersenyum ringan sembari merebahkan tubuhnya di atas kepala kuda kesatria di sebelah.

15 menit pada Jam Dunia nyata, Rombongan mereka sampai ke depan Gerbang Barat, melewati antrian panjang dari NPC yang ingin Masuk.

Mau itu Konomi ataupun Gao-Gao, Mereka sama sekali tidak sadar kalau mereka sudah sampai, jika saja Penjaga Gerbang tidak menyapa Sang Kapten dengan suara lantang.

Konomi dibuat malu oleh Sang Kapten karena terlalu banyak menatapnya.

Sang Kapten yang turun terlebih dahulu membantu Konomi untuk Turun.

Bukannya mengulurkan tangannya, namun Sang Kapten malah menggendong Konomi seperti anak kecil, sangat hati-hati dan pelan.

Konomi mengutuk ketidak keberdayaannya karena lupa mengedit tinggi Avatar nya.

Konomi di giring kedalam Kantor Kesatria Di Gerbang. 5 Bandit yang tidak sempat ia jadikan XP sudah di Penjarakan.

Kini waktunya bagi Konomi untuk dimintai Keterangan.

Tidak sulit, hanya dimintai beberapa kronologi oleh Penjaga Gerbang, dengan di dampingi Sang Kapten Kesatria.

Tidak butuh waktu lama, karena Konomi sangat Kooperatif dan itu juga cocok dengan laporan dari korban dan tersangka.

"Apa keluarga itu baik-baik saja?."

"Ya, mereka baik-baik saja, Kami tidak bisa hanya berterimakasih saja kepada nona yang sudah menolong warga kami, namun untuk saat ini, hanya ini yang bisa kami Hadiahkan, namun untuk kedepannya, jika Suatu saat nanti Nona membutuhkan Bantuan, Kami Korps Kesatria Siap membantu."

"tidak perlu berlebihan, melihat mereka sehat saja aku sudah senang."

"Terimakasih banyak."

"Jangan dipikirkan."

Ksatria di meja itu kemudian beralih ke arah Kapten Kesatria yang sedari tadi berdiri di belakang Konomi.

Konomi sesekali mencuri curi pandang meski sudah ketahuan.

"Kami juga berterima kasih kepada Party Roland karena selalu membantu kami berpatroli, sungguh kami sangat terbantu, Krisis kekurangan personil kami masih saja dalam kebuntuan."

"Tidak perlu khawatir, itu sudah menjadi tugas kami sebagai Petualang." Sang Kapten Kesatria yang di panggil Roland Memberikan Sebuah Hormat kepada Kesatria.

Sampai disini, Konomi sedikit menaruh curiga dengan Perbincangan Ke Dua Pria ini, namun tidak sampai mengetahui bahwa, Roland bukanlah Seorang NPC.

*******

Setelah ramah tamah dengan beberapa anggota Korps Kesatria selesai, Konomi akhirnya keluar menemui Keluarga yang sudah ia selamatkan.

Keluarga itu bersikeras ingin berterima kasih secara langsung pada Gadis Pemberani yang sudah menyelamatkan mereka sekeluarga dari Kejadian menakutkan yang menimpa mereka.

Konomi bersikeras menolak Sejumlah uang yang lumayan banyak dari Sang Suami.

Menurut Konomi, Mereka jauh lebih membutuhkan uang daripada dirinya.

Sebagai gantinya, dikemudian hari, Mereka dengan senang hati akan memberikan diskon kepada Konomi ketika mereka selesai membuka Toko di Kota ini.

Konomi mengantarkan kepergian keluarga kecil itu dengan lambaian kesepian.

Lama Konomi menatapi kereta mereka yang semakin mengecil.

Gao-Gao yang merasakan perasaan tidak menyenangkan dari Masternya, Memeluk pelan dahi Masternya.

"Maaf memperlihatkan mu pemandangan yang menyedihkan."

"Master menangis?."

"Tidak sampai menangis, Hanya kesepian saja."

"Master tenang saja, masih ada aku." Gak-Gao Menyemangati.

Konomi tersenyum lebar menunjukan Deretan gigi putih nya yang rapi dan mengelus Kepala Gao-Gao dengan lembut.

"Nona, tunggu sebentar."

"Ya!"

Konomi tidak sengaja tersentak dengan lucu ketika dia mengenali suara orang yang memanggilnya dari belakang.

Konomi berbalik dan lebih terkejut lagi ketika Sang Kapten Kesatria tidak lagi mengenakan Pakaian ber Armor.

Diikuti dengan 5 anggota nya yang lain di belakang.

Mereka semua saat ini lebih terlihat seperti seorang Petualang, ketimbang Kesatria dengan baju bebas mereka.

"Maaf mencegat Anda di tengah kesibukan Anda, tetapi sebagai seorang Penolong yang sudah membantu Daily Mission kami, Kami ingin mentraktir Anda untuk Makan siang. Bagaimana?."

"......"

Konomi sama sekali tidak mendengar Permintaan Sang Pria Tampan dengan Pakaian petualang nya.

Konsentrasinya Buyar seketika, setiap kali mata mereka bertatapan.

"Hey, Konomi chan, boleh Kami menambahkan mu ke Daftar Teman?." Permintaan itu datang dari Seorang wanita Petualang berjubah Pendeta.

Konomi tanpa sadar menekan setiap tombol Apply yang muncul.

"eh?!."

Konomi sadar beberapa detik kemudian setelah nama aslinya di panggil, bukan dengan nama Avatar nya.

Dihadapannya semua Pria dan wanita menatapnya dengan senyum menggoda.

"Siapa?!." tanya Konomi sembari mundur seribu langkah menjauh.

"hahaha, lihat caranya menjauh memang mirip dengan Konomi." Sang Pendeta wanita kembali bicara.

Konomi kembali teringat pesan Onii-chan nya, Hati-hati dengan Pemberian nama untuk Avatar kita. Ada kemungkinan orang-orang yang mengenal kita lewat Nama Avatar kita, akan memanfaatkan kita ataupun mengancam kita di dunia nyata.

Konomi yakin dia tidak meng entri kan Nama aslinya.

Konomi mendongakkan kepalanya guna memeriksa IGN(In Game Name) nya.

Jelas Tertulis Ann dengan 3 Alfabet. Lalu bagaimana mereka bisa tau Nama Aslinya.

"Ah, maaf, seharusnya Kami memanggilmu Dengan panggilan Ann disini, Maaf." Kali ini seorang Pria dewasa dengan perisai besi sesar di punggungnya, Pria kekar itu sempat Memukul kepala Sang Pendeta wanita.

"Sebelum itu bisa kita pergi ke tempat lain terlebih dahulu, restoran atau kamar penginapan misalnya?." Saran Seorang gadis bercadar dengan pakaian mirip Assassin.

Konomi tampak ragu pada awalnya, namun karena Pria yang di taksir Konomi Juga meminta dengan enggan, Konomi menyanggupi permintaan Mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!