Hari ini setelah pulang sekolah, Fatimah Saraswati atau lebih dikenal dengan nama Fatimah Akan pergi ke rumah sahabat dekatnya Salsabila atau sebut saja dengan salsa. Dengan tujuan mengerjakan tugas dari sekolah bersama-sama. Karena jarak sekolah dan rumah Salsa lumayan dekat. Akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan kaki saja.
Setelah 30 menit berjalan akhirnya sampai lah mereka di rumah Salsa. Ada mobil yang terparkir didepan rumah Salsa. Yang tentu belum pernah Fatimah lihat selama main ke Rumah Salsa.
"Eh sal, kayak nya ada tamu tuh di rumah Loe. Loe kenal gak Sal dari mobilnya." tanya Fatimah sambil berjalan masuk.
" Kayaknya sih pernah tau tapi gue lupa Fat" ucapnya
" Ya udah yuk kita masuk aja,kita lihat siapa tamunya." imbuhnya lagi.
Kemudian mereka berjalan bersama memasuki rumah.
" Assalammualaikum, mami...." teriak Salsa.
" Hust, berisik tahu bisa nggak sih gak teriak Sal" tegur ku.
" Loe kayak gak tau gue aja. Lagian yah mami itu kalo udah asyik nonton Drakor. Gak akan denger kalo kita GK teriak." elak nya.
"Tapi ya gak segitu juga sista, ini rumah bukan hutan"sahutku.
Mereka berjalan santainya, hingga tak sadar saat melewati ruang keluarga. Banyak pasang mata yang menyaksikan perdebatan kecil mereka. Hingga terdengar sapaan dari mami citra, maminya Salsa.
" Loh anak gadis mami udah pulang. Ada Fatimah juga ya. Mau ngerjain tugas?" sapa mami citra.
" Iya mam, ada tugas sains." jawab Salsa.
" Ayo Salim dulu sama om Arga Hutomo dan Tante Dewi Handayani " ucap mami.
Salsa menuruti apa yang diminta mami citra. Ia berjalan mendekati kearah Dua orang paruh baya dan Dua orang cowok yang tampaknya sih seumuran.
"Wah sudah besar kamu nak, sudah jadi anak gadis. Terakhir kita ketemu kamu masih kecil banget." ucap Tante Dewi.
" ah Tante bisa aja." balas Salsa tersenyum manis.
" Loh satunya siapa namanya kok diam aja disana, sini nak" tanya Tante Dewi lagi.
" ini Fatimah namanya, sahabat nya Salsa. Udah kayak anak ku sendiri mbak" ucap mami memperkenalkan Fatim.
Aku kemudian melakukan apa yang tadi dilakukan oleh Salsa.
" Oh ya Sal, Fatim, yang dua anak cowok itu adalah keponakan papi. Anak nya om dan tante ini. Namanya Hendra dan satunya Hendri mereka kembar. Dan bagusnya lagi besok mereka masuk sekolah yang sama dengan kalian" ucap mami citra menjelaskan.
Mereka pun mulai berkenalan.
" Achmad Hendra Kurniawan kamu bisa panggil aku Hendra" ucapnya memperkenalkan diri.
" Achmad Hendri Kurniawan, Hendri"ucap Hendri begitu datar.
" Gue Salsabila bisa di panggil salsa, Sabil atau Bila. Tapi terserah Loe mau panggil apa. Sedangkan dia sahabat gue namanya Fatimah Saraswati." ucap salsa sambil mengenalkan Fatimah pada sepupunya.
Hendra menyambut uluran tangan Salsa dan Fatimah dengan ramah sedangkan sikap Hendri kebalikannya. Ia begitu datar dan dingin, namun di dalam sorot mata Hendri nampak sekali ada sebuah kelembutan. Tapi berusaha ia tutupi dengan sikap datar dan dinginnya.
" Karena hari udah siang banget, sebaiknya kita makan dulu. Salsa, Fatimah, sebaiknya kalian keatas dulu , ganti baju terus mami tunggu dimeja makan." ucap mami.
" Mami, sama yang lain makan aja dulu. Aku sama Fatimah gak ikut makan soalnya sebelum pulang kita mampir makan dulu di kantin." balas Salsa.
" Maaf ya Tante, Om , kak. Salsa gak bisa temenin makan siang." tambah Salsa.
Mereka hanya mengangguk, Fatimah dan Salsa lalu berjalan keatas kearah kamar tidur Salsa. Karena lelah, Mereka berdua Langsung merebahkan diri diatas kasur begitu sampai kedalam kamar.
" uhhhh enaknya bisa tiduran begini." ucap Fatimah.
" iya loe bener bgt Fat, gila aja pak Heru ngasih tugasnya banyak bgt." imbuh Salsa.
" Otak sama tangan ku berasa keriting. Eh Sal, itu tadi saudara loe? Kok kayaknya loe gak kenal sih sama saudara sendiri." tanya Fatimah melihat reaksi Salsa yang nampak asing dengan kedatangan orang-orang itu.
" Gue sih pernah denger nama-nama tadi. Tapi ya gitu karena gue orang nya cuek banget. Jadi gak tahu deh, mana saudara gue. Lagian ya saudara papi sama mami tuh banyak banget. Males gue suruh ngapalin satu-satu. Yang penting gue gak lupa sama mami papi tuh udah cukup." ucap Salsa.
" Dasar sedeng loe, mana ada anak lupa sama orang tua nya sendiri. Yang ada loe dikutuk noh sama mami jadi Malin Kundang versi loe." ejek Fatimah.
Setelah cukup lama obrolan ngalor ngidul gak berfaedah dan melupakan tujuan awal mereka untuk mengerjakan tugas sekolah. Mereka malah tertidur lelap sampai teriakan mami dari luar kamar pun tak membuat mereka terusik.
Mungkin karena mami sudah lelah mencoba membangunkan mereka berdua. Akhirnya mami Citra menyerah dan membiarkan saja mereka tidur.
Hingga sinar matahari berganti bulan dan bintang. Fatimah yang merasa tidur nya sudah cukup akhirnya terbangun.
Dan betapa kaget nya ia karena melihat suasana di luar jendela yang sudah gelap dengan penerangan dari lampu yang temaram.
" Astaghfirullah, udah malem aja. Gawat, bisa nyap-nyap nih ibu. Jam berapa sekarang? Nih bocah, malah ikut tidur, mana kebo banget." gerutu Fatimah.
Fatimah bergegas bangun, dan pergi ke kamar mandi. Setelah dirasa sudah merasa segar. Ia keluar dari kamar mandi dan melihat jam dinding ternyata sudah menunjukkan pukul 7 malam. Lalu ia berjalan ke tempat tidur untuk membangunkan Salsa. Bersamaan itu terdengar suara derit pintu. Ternyata adalah Mami yang masuk ke kamar.
" Mami kira masih pada tidur, habisnya udah mami bangunin dari sore gak ada yang bangun. Jadi mami biarin aja deh. Pasti Salsa masih susah ya di banguninnya. Dasar nih anak, kebo banget. Sekarang kamu makan malam dulu aja. Biar nih anak urusan mami" gerutu mami citra sebal karena ulah Salsa.
" Fatimah tunggu Salsa aja deh mi." ucap Fatimah.
Setelah berbagai cara di lakukan, akhirnya membuah kan hasil. Akhirnya Salsa terbangun juga dari tidurnya. Dan mendapatkan Omelan dari mami.
Karena males mendengarkan Omelan mami yang semakin panjang dan lebar. Salsa dengan secepat kilat berlari masuk ke kamar mandi. Butuh waktu 15 menit untuk Salsa membersihkan diri. Kemudian mereka turun ke meja makan menyusul mami Citra yang lebih dulu sudah berada di sana.
Dimeja makan sudah nampak papi, mami, juga keluarga Om Arga. Lalu Salsa dan Fatimah bergegas mencari tempat duduk di sebelah Mami Citra.Yang ternyata berhadapan langsung dengan si kembar.
Setelah dirasa semua sudah berkumpul di meja makan. Papi mempersilahkan untuk semua orang menyantap makanan yang telah disajikan.
Satu persatu mereka mulai mengisi piring mereka dengan nasi dan berbagai lauk yang sudah dihidangkan diatas meja.
" Oh ya, bagaimana persiapan kalian untuk masuk sekolah?" Tanya papi Kevin papinya Salsa kepada si kembar.
" Sudah beres om, sudah diurus sama asisten papa. Dan besok kami sudah bisa sekolah." jawab Hendra disela menyantap makanannya.
" Emangnya mau sekolah dimana kak?" ucap Salsa ikut nimbrung.
" Sekolah di SMA BINA PERTIWI." sahut Hendra.
" Itukan sekolah kita kan Fat? Wah pasti besok disekolah kita pada heboh. Soalnya kedatangan dua cowok ganteng. Hi..hi...hi" celoteh Salsa yang langsung membuat gelak tawa semua orang kecuali Hendri.
Fatimah yang sejak tadi menjadi pendengar. Tanpa sengaja tatapan nya jatuh pada sosok dingin dan datar Hendri. Kalian pasti bertanya bagaimana membedakan antara Hendra dan Hendri.
Tentu saja dari sifat mereka yang sangat berbeda. Walaupun wajah dan postur tubuh yang sama mirip sekali. Tapi sifat mereka sangat berbeda jauh sekali.
Hendra yang ramah dan cepat akrab dengan orang lain. Sedangkan Hendri malah terkesan dingin dan datar juga cuek dengan sekitar.
Tanpa disangka Hendri juga menatap Fatimah. Dengan tatapan yang sulit diartikan. Awalnya Fatimah tak terlalu merespon tatapan dingin itu. Tapi lama kelamaan Fatimah pun merasa risih. Fatimah lalu membalas tatapan dingin itu dengan memelototi balik Hendri.
Bukannya menyudahi tatapannya, ia malah lebih memperdalam tatapannya pada Fatimah. Karena saking gemasnya dengan ulah Fatimah. Hendri tersenyum, yang membuat Fatimah cukup tertegun karena melihat senyum manis Hendri.
Wajah Hendri yang biasa dingin dan datar untuk sekian detik berubah terlihat sangat mempesona dengan senyum terukir di bibirnya.
Semua orang yang berada di meja makan tidak ada yang menyadari perubahan mimik wajah Hendri selain Fatimah. Karena mereka sibuk mengobrol satu sama lain.
Hingga akhirnya, momen itu harus berakhir saat papi Kevin bertanya pada Hendri.
" Hendri, bagaimana dengan usaha bengkel yang sedang kamu rintis saat ini? Apakah sudah ada kemajuan." tanya papi Kevin.
" Sudah Lumayan om untuk bengkel yang baru dibuka" jawab Hendri singkat.
" Emang kak Hendri punya bengkel Pi. Dimana?" tanya Salsa penasaran.
" Punya dan baru dibuka. Di Deket sekolah kalian." balas papi Kevin.
" O... Bengkel besar didepan supermaket alfamei. Wah kalo itu mah bukan lumayan lagi Pi. Kata temen Salsa, ramai banget bengkelnya sampai antri-antri. Wah Fat, bisa tuh si Bejo bawa ke bengkel kak Hendri. Pasti sama kak Hendri dikasih gratis. Daripada di bawa ketempat lain pasti nguras kantong banget." celoteh Salsa.
" Siapa Bejo?" tanya Hendra penasaran.
" Si Bejo itu motor matic Fatimah" jawab Salsa.
Kemudian acara makan malam itu harus berakhir dengan kedatangan Pak Mulyono, ayah dari Fatimah.
Kemudian acara makan malam itu harus berakhir dengan kedatangan Pak Mulyono, ayah dari Fatimah.
" assalamualaikum" ucap salam pak Mulyono.
" waalaikumsalam " jawab salam semua orang.
" Mari masuk ini pak, ayo gabung makan malam disini." Ajak papi.
" Ayo yah, jangan malu-malu" sahut Salsa.
Salsa dan Fatimah sama-sama menganggap orang tua Fatimah atau pun Salsa adalah orang tua sendiri karena saking akrabnya.
" Terima kasih, dan maaf mengganggu makan malamnya. Saya kesini mau jemput Fatimah saja pak. Karena sudah malam, ibunya cemas dari tadi karena Fatimah belum pulang." terang ayah Fatimah.
Fatimah yang mengerti maksud ayahnya akhirnya pamit dari meja makan segera menuju ke kamar Salsa untuk mengambil tasnya.
" Pi, mi, Salsa, om dan Tante juga kakak sekalian. Fatimah pamit pulang dulu ya, makasih sudah ngijinin Fatimah buat makan malam bersama." Ucap Fatimah sambil menyalami dan mencium tangan orang tua Salsa dan orang tua si kembar.
" Idih kata-kata loe bikin gue enek tau." ejek Salsa.
" Dasar temen gak ada akhlak, udah gue balik dulu. Masalah tugas biar gue yang kerjain nanti hasilnya gue kirim lewat chat ya." ucapku pura-pura marah.
" Ha....ha ...ha. Asyik gue jadi gak usah capek-capek mikir deh. Gitu dong, sering-sering aja begini kalo ada tugas kelompok lagi." tawa Salsa.
Setelah itu aku pamit pulang dengan diantar Salsa sampai ke pintu depan. Tapi sebelum sampai keluar rumah Salsa nampak tatapan Hendri yang mengikuti ke arah Fatimah dan pak Mulyono berjalan keluar.
" Sampai ketemu besok disekolah. Dah sist.." Ucap Salsa yang di balas anggukan oleh Fatimah.
Kemudian Fatimah naik motor matic yang dikendarai ayah nya. Motor pun melaju meninggalkan rumah Salsa.
Keesokan harinya, Pagi-pagi sekali Fatimah sudah berangkat sekolah menggunakan motor kesayangannya si Bejo.
Jarak rumah Fatimah dan sekolahnya lumayan cukup jauh. Butuh waktu kurang lebih setengah untuk sampai ke sekolah itu pun jika tidak ada macet.
Dan untungnya Fatimah yang sudah dibiasakan hidup disiplin dan mandiri oleh orang tuanya. Maka terlambat tidak pernah ada dalam kamusnya.
Sesampainya disekolah Fatimah langsung memarkirkan si Bejo di lahan parkir yang telah disediakan oleh pihak sekolah khusus siswa.
" Assalamu'alaikum pak Parjo. Titip dan jagain si Bejo ya, jangan sampai lecet Lo" sapa Fatimah kepada satpam sekolah dengan sedikit bercanda.
" Waalaikummussalam, beres pokoknya mah neng Fatimah. Bapak jagain si Bejo biar tetep mulus " ucap pak Parjo sambil tertawa.
Fatimah pun berjalan menuju ke kelasnya. Disepanjang jalan yang ia lewati, terdengar kasak kusuk dari para siswa. Fatimah merasa heran, jarang sekali sekolah seheboh ini apalagi masih pagi.
Akhirnya sampailah Fatimah di kelasnya. Ia langsung menuju bangku yang biasa ia duduki. Tak beberapa lama datanglah Salsa dengan kehebohannya yang bar-bar.
" Pagi Sayangku,my sweety" teriak nya sambil mendekati ku.
" Aduh Salsa sayang, bisa gak sih pagi-pagi jangan teriak. Ini sekolah bukan hutan, jadi harus sleeey" ucap Fatimah.
" Eh Fatimah loe tau gak kenapa anak-anak pada heboh semua?" tanya Salsa antusias.
" Gue gak tau dan gak mau tau."ucap Fatimah cuek.
" Kok gitu sih loe, jangan bikin gue bad mood deh. Bisa gak sih loe pura-pura kepo gitu. Biar gue nya gak bad mood. Sebel gue sama loe." gerutu Salsa cemberut.
Fatimah yang tau kalo Salsa sedang gondok dengan nya. Akhirnya mencoba merayu Salsa supaya mood nya kembali.
" Salsa yang cantiknya kayak princess nya kata Mami Citra" ucap Fatimah sedikit bercanda.
" Tuh kan loe gitu makin sebel gue" omel Salsa.
" Ya deh gue minta maaf, emang ada apaan sih sampe semua Rakyat disekolah ini pada heboh banget pagi-pagi."Rayu Fatimah.
" Itu gara-gara ada murid baru pindahan. Dan loe tahu anak pindahan itu kak Hendra dan kak Hendri" ucapnya lagi.
" Oh jadi itu alasan sekolah kita gempar pagi-pagi" jawab Fatimah santai.
" Iyalah, kan kemarin papi sama mami udah bilang kalo si kembar bakal satu sekolah sama kita. Loe lupa? Tapi ada satu masalah, si kembar bakal di taroh di kelas mana. Papi sama mami gak bilang sama gue." ucapnya.
Bel masuk pun berbunyi, jam sudah menunjukkan pukul 7 tanda pelajaran akan segera dimulai. Semua siswa kelas 2 sosial, mempersiapkan buku pelajaran yang akan diajarkan. Beberapa menit kemudian masuk lah pak Andre guru sosiologi bersama kepala sekolah.
Kemudian di ikuti dua siswa cowok yang tinggi mereka hampir sama.
Salsa dan Fatimah yang melihat siapa yang berada di belakang kepala sekolah sedikit terkejut.
Kemudian kepala sekolah memperkenalkan si kembar pada semua siswa dikelas. Si Kembar mulai mengenalkan dirinya satu persatu. Kehebohan pun terjadi apalagi para siswi kecuali Salsa dan Fatimah. Karena mereka sudah sama-sama mengenal. Suasana didalam kelas menjadi riuh oleh teriakan dan pertanyaan yang dilontarkan mereka.
Setelah perkenalan selesai pak Andre mempersilahkan si kembar mencari bangku yang kosong. Sedangkan pak kepala sekolah pamit undur diri.
" Hai Sal, Fat kalian juga dikelas ini. Enak nih kita satu kelas." sapa Hendra. Yang duduk di bangku belakang Salsa.
" Kak Hendra kok gak bilang sih kalo satu kelas sama kita. Tau gitu tadi pagi Salsa berangkat bareng kalian aja."gerutu Salsa.
" Kita baru tahu barusan kalo kita satu kelas." ucap Hendra.
Hendri yang duduk dibangku belakang ku pun hanya diam fokus melihat ke depan.
" Salsa, udah diam loe. Noh pak Andre udah ngliatin loe dari tadi" peringat Fatimah pada Salsa pelan.
Dan benar saja tatapan tajam pak Andre tertuju pada Salsa yang tadi ngobrol dengan Hendra. Akhirnya semua siswa fokus mendengarkan setiap pelajaran yang diajarkan.
Waktu terus berlalu, bel kembali berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang waktunya untuk istirahat. Para siswa berhamburan keluar kelas. Ada yang ke perpustakaan, ada yang ke kamar mandi, ada pula yang ke kantin. Ada Juga sebagian siswa masih tetap dikelas.
Sedangkan Salsa dan Fatimah, memilih untuk ke kantin.
"Kalian gak ke kantin?" tanya Salsa setelah mengemas bukunya ke dalam tas.
" kalo iya, ayo bareng sekalian" ajak Fatimah.
Tak menunggu lama si kembar pun mengikuti langkah Salsa dan Fatimah pergi ke kantin. Saat didalam kantin tiba-tiba suasana menjadi senyap karena kedatangan ke empat orang itu.
Semua mata tertuju pada kedatangan mereka. Namun itu hanya bertahan sementara, mulai terdengar sorak sorai dan suara sumbang bersahutan dari para kumpulan cewek-cewek centil.
Salsa dan Fatimah yang mendengar kehebohan itu merasa sedikit risih. Sehingga mereka bergegas mencari bangku kosong agar bisa secepatnya memesan makanan.
Sedangkan si kembar dengan santainya tak memperdulikan kehebohan tersebut. Mereka hanya mengikuti langkah Salsa dan Fatimah dari belakang. Setelah mereka mendapatkan meja kosong yang berada dipojok kantin. Kemudian Fatimah segera memesan makanan juga minuman bersama Hendra.
Sambil menunggu pesanan mereka siap, Fatimah dan Hendra kembali ke meja mereka. Sampai beberapa saat kemudian, akhirnya pesanan mereka diantarkan.
Tak ada percakapan diantara mereka, karena fokus menikmati makanan. Saat sedang asyik menikmati makanan. Tiba-tiba meja mereka di hampiri segerombolan siswi. Salah satunya cewek terpopuler di sekolah ini.
" Hai, boleh kenalan nggak?" tanya salah satu siswi.
Hendri tak meresponnya, sedangkan Hendra hanya tersenyum tanpa ada tanggapan.
" Hai, kenalin namaku Nayla. Siswi populer di sekolah ini, juga putri kepala sekolah." ucap yang lainnya lagi yang ternyata bernama Nayla.
Fatimah yang melihat kehebohan di meja nya. Akhirnya memutuskan untuk pamit lebih dulu pergi dari kantin. Karena ia merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.
Salsa yang melihat sahabatnya pergi, memilih untuk menyusulnya. Hendri yang diam-diam memperhatikan Fatimah pun segera menyeret Hendra untuk menyusul Salsa dan Fatimah.
" Hendri, gue belum selesai makan. Main seret aja gak bilang-bilang." ucap Hendra kesal.
" Udah tinggalin aja, loe gak liat Salsa dan Fatimah udah pergi duluan." Ucapnya.
" Lah kita ditinggalin ini" ucap Hendra.
Hendra dan Hendri pun pergi dari kantin dan mengabaikan para siswi tadi. Tapi sebelum pergi Hendra masih sempat-sempatnya membeli beberapa cemilan dan 2 botol air putih. Setelah membayarnya, segera ia berjalan menuju ke kelas menyusul yang lain.
Para siswi tadi pun yang merasa diabaikan pun akhirnya bubar dengan rasa dongkol atas sikap si kembar.
Sesampainya dikelas, Fatimah segera kembali ke bangkunya di susul Salsa dan kemudian si kembar.
Hendra menyerahkan sebotol air mineral dan juga cemilan ke pada Fatimah.
" Nih buat loe, gue tahu loe tadi baru sempet makan sedikit. Jadi terima ini lumayan bisa ganjel tuh perut" ucap Hendra yang juga menyerahkan cemilan pada Salsa.
" Makasih ya DRA" ucap Fatimah.
" Iya, oh ya bisa gue minta no hp loe nggak? " tanya Hendra kepada Fatimah.
" Buat apa no hp gue?" tanya Fatimah.
" Ya kalo gue ada perlu sama loe gue jadi gak bingung mau ngehubungi loe kemana. Lagian gue minta no hp loe ke Salsa gak kasih takut loe marah" jawab Hendra.
" Kasih hp loe ke gue " ucap Fatimah.
Dengan cepat Hendra dan Hendri menyerahkan hp mereka bersamaan. Fatimah dan Salsa yang melihat ulah mereka sedikit kaget dan heran.
Fatimah lalu mengambil hp keduanya lalu mengetikkan no hpnya secara bergantian. Hendra yang lebih ekspresif tampak senang setelah mendapatkan no hp Fatimah.
Berbeda dengan sikap Hendri yang dingin. Tersenyum pun sangat jarang ia tampilkan. Setelah memasukkan hp mereka kedalam kantong celana masing-masing. Tak beberapa lama bel masuk pun berbunyi. Semua siswa kembali fokus mengikuti pelajaran.
Hampir tiga jam mereka lalui dengan fokus mengikuti pelajaran. Bel pulang pun berbunyi, para siswa yang mendengarkan bel tersebut bersorak gembira.
Tak ada seorangpun yang membuang waktunya, mereka semua bergegas merapikan buku-bukunya dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah dirasa sudah beres, para siswa mulai berhamburan meninggalkan kelas.
" Salsa,Hendra, Hendri, gue balik duluan ya. Soalnya tadi pagi ibu udah pesen ke gue suruh buru-buru balik. Pesanan kue ibu lagi banyak-banyaknya,Kasian ibu keteteran." pamit Fatimah.
Ibu Fatimah yaitu ibu Sumarni memiliki toko kue didepan rumahnya sedangkan ,Ayah Fatimah yaitu pak Mulyono pedagang kelontong yang letak tokonya bersebelahan dengan punya ibu Sumarni.
" Iya deh, loe cepetan balik Sono. Kasian ibu pasti capek. Salam ya buat ibu, inget hati-hati bawa si Bejo" ucap Salsa.
Si Kembar hanya mengangguk sebagai respon. Fatimah lalu berjalan sedikit cepat menuju tempat si Bejo terparkir.
Si Kembar hanya mengangguk sebagai respon. Fatimah lalu berjalan sedikit cepat menuju tempat si Bejo terparkir.
Hari berganti hari, seiring berjalannya waktu. Hubungan pertemanan antara Fatimah, Salsa dan juga si kembar semakin erat terjalin. Begitu juga dengan perasaan Hendri yang semakin lama semakin besar kepada Fatimah. Perubahan sikap, perhatian yang diam-diam di berikan Hendri tanpa ada orang yang tahu.
Cukup membuat Fatimah menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh dibalik perubahan sikap Hendri padanya. Walau pun tetap saja tampang wajah Hendri yang dingin, datar juga irit bicara. Tapi itu semua berbanding terbalik saat mereka sedang berdua.
Seperti saat ini, hari ini sepulang sekolah mereka berjanji untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Fatimah. Tapi karena ada hal yang mendesak akhirnya hanya Fatimah dan Hendri saja yang bisa mengerjakannya. Sedangkan Salsa dan Hendra tidak bisa karena ada urusan penting masing-masing yang tidak bisa ditinggalkan.
" Hendri, tugas kelompoknya gak papa nih kita kerjain berdua aja?" tanya Fatimah saat akan memulai mengerjakan tugas.
" Emang kenapa, loe keberatan?"tanyanya.
" emm... gak juga sih. Cuma kan kita ngerjainnya berdua doang. Mana tugasnya banyak banget lagi." ucap Fatimah sambil menghela nafas.
Hendri yang tahu apa yang dipikirkan Fatimah akhirnya mencari solusi terbaik agar Fatimah tidak merasa berat mengerjakannya.
" Loe kerjain tugas yang ini, nanti yang lainnya biar aku kerjain" ucap Hendri sambil menunjukkan lembaran halaman tugas.
" Lah ya gak bisa gitu dong, kita kerjain aja bareng-bareng. Kalo aku ngerjain ini dan kamu sisanya. Gak adil dong, dari dulu yang namanya tugas kelompok yang dikerjain sama-sama." ucap Fatimah.
Hendri yang mendengar ucapan Fatimah. Tanpa sadar tersenyum lebar. Entah apa yang ia pikirkan. Tapi yang jelas, Fatimah yang jarang-jarang bisa melihat senyuman Hendri. Untuk sesaat merasa terpesona. Karena senyuman Hendri membuat tingkat ketampanannya semakin meningkat.
Hendri yang melihat Fatimah menatapnya tanpa berkedip. Semakin membuat Hendri merasa gemas.
" Ngapain loe ngliatin gue kayak begitu, gue akuin gue emang ganteng dari lahir. Jadi gak usah ngliatinnya kayak begitu. Awas jatuh cinta ntar loe ke gue." ucapnya narsis.
Fatimah yang mendengar ucapan Hendri yang seperti itu. Malah tertawa, karena baginya ucapan Hendri sangat lucu.
" Sejak kapan loe narsis begitu Hen? Gak ada hujan gak ada angin loe ngomong begitu. Lagian sejak kapan gue cinta sama loe. Idih ogah gue, loe kan dingin dan kaku banget orang nya. Masak gue pacaran sama kulkas 10 pintu kayak loe. Amit-amit dah" ucapku sambil tertawa.
" Jangan ketawa loe, apa loe bilang gue kulkas 10 pintu. Mana ada ya cowok seganteng dan sekeren gue berubah jadi begituan. Lagian jodoh mana ada yang tahu." ucap Hendri sebal.
" Awas aja loe sampek jatuh cinta ke gue, gak pake lama gue lamar loe ke orang tua loe detik itu juga" ancamnya pada Fatimah.
Fatimah yang mendengarnya semakin tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Hendri yang melihat reaksi Fatimah tersebut semakin kesal. Fatimah yang sadar akan sikapnya yang mulai keterlaluan akhirnya menghentikan tawanya.
" Maaf....maaf. Soalnya sikap loe berubah banget kalo kita lagi berdua. Kayak bukan Hendri yang biasanya. Sekarang kita kerjain tugasnya. Takut gak selesai tugasnya, kan besok harus dikumpulin." ucap Fatimah.
Akhirnya mereka mengerjakan tugas kelompok mereka dengan khusyuk. Ditengah-tengah mengerjakan tugas, datanglah ibu Fatimah sambil membawa nampan. Yang berisi beberapa macam kue dan juga minuman.
" Wah Bu, tahu aja kita lagi laper. Maaf udah merepotkan Bu. Dan terima kasih untuk makanan dan minumannya" ucap Hendri.
Ya ini pertama kalinya Hendri datang ke rumah Fatimah. Walaupun sebenarnya orang tua Fatimah sudah mengenal teman-teman dari Fatimah.
" Iya gak papa, gak ngerepotin kok. Lagian kue buatan sendiri gk pake beli. Kalo kurang bisa ambil tuh di toko. Gak usah sungkan, emm ini yang namanya Hendra apa Hendri ya. Maaf ibu jarang ketemu kalian. Jadi ibu gak hapal kalian" ucap ibu ramah.
" Ini yang namanya Hendri Bu, Hendra nya lagi ada urusan sama papanya. Gak bisa ditinggal kayak nya sih penting banget gitu." kata Fatimah menjelaskan.
" oh gitu, terus anak ibu yang cewek satunya mana kan katanya kelompoknya kalian berempat?" tanya ibu .
" Salsa nganter mami cek up Bu, ke rumah sakit. Soalnya papi gak bisa nemenin lagi di luar kota ada bisnis katanya. Jadinya Salsa yang nemenin. Terus kata salsa jatah kue nya nanti suruh nitipin Hendri"ucap Fatimah menjelaskan kemudian tertawa.
Mengingat pesan yang disampaikan Salsa ketika akan berpisah di depan sekolah tadi.
" Iya nanti ibu nitip buat Salsa ya Hendri. Sekarang kalian cepetan kerjain tugasnya. Ibu tinggal dulu buat pesanan kue orang." ucap ibu Fatimah seraya pergi kembali ke dalam.
" Dasar ngerepotin dan bikin malu aja tuh bocah satu." gerutu Hendri yang masih bisa didengar oleh Fatimah.
" Santai aja kali Hen, udah biasa Salsa begitu ke ibu. Sama kayak papi maminya Salsa udah anggap aku kayak anaknya sendiri. Begitupun Salsa, ayah sama ibu udah anggap Salsa kayak anaknya sendiri." jelas Fatimah.
Mereka pun kembali mengerjakan tugas kelompoknya. Waktu terus berlalu hingga hari menjelang malam. Tugas mereka akhirnya selesai. Kemudian Hendri membereskan buku-buku yang berserakan dan juga laptopnya. Lalu membantu Fatimah membereskan barang-barang yang lainnya.
Setelah dirasa semua sudah kembali rapi. Hendri berpamitan dengan kedua orang tua Fatimah yang sedang asyik ngobrol di teras rumah.
" Pak Bu, Hendri pamit pulang dulu. Udah malam, takut mama nyariin. Makasih ya Bu buat kue nya, enak banget. Lain kali boleh Hendri maen lagi kesini buat nyicipin kue ibu lagi?" ucapnya sambil tersenyum ramah.
" oh ya boleh banget, ajak yang lain juga. Nanti ibu siapin banyak kue buat kalian. Dan ini nitip buat Salsa ya. Terima kasih." ucap ibu Fatimah sambil menyerahkan paperbag kepada Hendri.
" Iya Bu nanti Hendri sampaikan. Assalamualaikum pak Bu" pamit Hendri sambil bersalaman dengan orangtua Fatimah.
" Waalaikumussalam, hati-hati dijalan jangan ngebut." pesan ayah Fatimah.
Hendri hanya mengangguk seraya menaiki motornya.
Motor Hendri pun melaju keluar pekarangan rumah Fatimah sampai tak terlihat lagi.
Akhirnya Fatimah dan kedua orangtuanya masuk kedalam rumah.
Keesokan harinya saat disekolah.
" Fatimah, makasih ya kue nya. Dan gue minta maaf gk bisa bantu ngerjain tugas kelompok kemarin. Mami sih ngajaknya mendadak banget. Pake acara disana lama banget lagi. Tahu gitu gue gak mau deh suruh nemenin cek up lagi." gerutu Salsa saat baru tiba di sekolah.
" Eh Loe oon banget ya, emang mau sama siapa lagi mami perginya kalo gak sama loe. Anaknya kan cuma satu, loe doang. Lagian ya kalo papi ada, palingan perginya Ama papi bukan Ama loe." ucap Fatimah.
" Sebenarnya sih mami males banget pergi Ama loe, loekan bawel banget. Ngerepotin juga, sangking aja mami kepaksa. Jadi mau gak mau harus ngajak loe. Aslinya mah ogah banget mami." ejek Fatimah.
" Ih temen apaan loe, suka banget ngeledekin gue. Eh biarpun gue bawel dan suka ngerepotin. Tapi cuma gue yang betah temenan Ama loe, cewek cuek, yang punya otak rada gesrek." timpal Salsa yang tak mau kalah.
" Eh yang gesrek bukan cuma gue ya loe lebih parah" balas Fatimah.
Begitulah setiap hari isi perdebatan mereka. Namun tak membuat mereka sakit hati atau menjauh. Malah dari perdebatan itu membuat mereka semakin erat dalam persahabatannya.
" Fatimah, si kembar mana nih kok belum Dateng. Gak biasanya,mereka berangkat kesiangan." tanya Salsa keheranan.
" mana gue tau, emang gue emaknya" ucapku sambil membuka buku pelajaran.
" ihh dasar temen gak ada akhlak." ucap Salsa.
Beberapa menit kemudian yang dibicarakan datang juga.
" Halo cewek-cewek cantik. Pasti nyariin kita ya" sapa Hendra seperti biasa.
Sedangkan Hendri masih dengan mode kulkas 10 pintunya.
" Tumben banget kalian berangkat rada siang. Kemana aja kalian?" tanya Salsa.
Fatimah hanya diam menyimak obrolan mereka.
" Motor gue tadi bocor, jadi nyari tukang tambal ban dulu. Ini juga motor nya gue tinggal disana. Untung aja ada Hendri di belakang gue, jadinya gue nebeng Hendri kesini" jelas Hendra. Salsa hanya mengangguk paham.
Bel pun berbunyi tanda pelajaran akan segera dimulai. Suasana kelas yang tadinya ramai berubah hening saat ada guru masuk ke dalam kelas.
Semua siswa fokus mengikuti setiap pelajaran yang diberikan. Hanya terdengar suara guru menjelaskan dan sesekali beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan.
Suaa
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!