"Ditolak bekerja lagi, ternyata mencari pekerjaan sendiri itu sangat sulit" ucap Mariana sambil menghela nafas, setelah keluar dari suatu tempat, "seandainya saja waktu itu itu aku menerima tawaran dari sekolah untuk bekerja di luar kota mungkin aku tidak akan seperti ini, "tega kamu nur, aku sengaja menolak tawaran dari pihak sekolah dan lebih tawaran yang kamu berikan, tapi kamu malah memberikan pekerjaan itu pada yang lainnya" ucap Mariana kembali menghela nafas.
Mariana setiap hari pergi mencari pekerjaan tapi sampai sekarang belum dapat juga" ucap Mariana lirih, "bagaimana nasib teman-temanku yang sudah bekerja di luar kota, pasti mereka sudah senang bisa menikmati gaji selama dua bulan" ucap Mariana lagi yang kini merasa menyesal karena menolak tawaran penyalur bekerja dari pihak sekolah.
Assalamualaikum, pak bu Mariana pulang", ucap Mariana mengucapkan salam sesampainya di rumah, "waalaikumsalam, bagaimana mar kamu dapat pekerjaan hari ini", ucap bu erna ibunya Mariana, "belum bu" ucap Mariana pelan.
"kalau kamu belum mendapatkan pekerjaan juga apa salahnya kamu membantu bapak bertani di kebun, lagi pula berkebun juga merupakan suatu pekerjaan dan bisa dapat uang" ucap bapak danu bapaknya bapaknya, "tidak mau pak, Mariana mau bekerja selain bertani, Mariana hargai usaha bapak sebagai petani, tapi Mariana belum siap kalau harus jadi petani, Mariana tidak mau panas-panasan" ucap Mariana "ya sudah sekarang kamu mandi dulu sana, sudah sore" ucap bu erna.
Waktu menunjukkan jam dua lebih lima menit seperti biasa Mariana bangun malam lalu ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, kemudian melaksanakan shalat tahajud, dilanjutkan sholat witir, lalu berdoa memohon kepada Allah SWT agar dimudahkan dalam segala usaha yang aku lakukan.
" Ya Allah ampunilah dosa-dosa hamba dan keluarga hamba, permudahkan lah segala urusan hamba, dan bantulah hamba agar bisa mendapat pekerjaan yang engkau ridhoi, amin". Ucap doa Mariana Sambil menadahkan tangan di hadapan Allah SWT berharap adanya suatu keajaiban.
Pagi hari ibu erna hendak ke pasar Mariana diminta untuk mengantarkan ibu berbelanja, sebelum berangkat ibu menghitung menyusun daftar belanja apa saja yang akan di beli untuk hari ini, "Mar antar kan ibu ke pasar, ibu mau belanja", ucap bu erna, " iya bu, ayo Mariana panaskan sepeda dulu" ucap Mariana
Mariana bergegas mempersiapkan diri kemudian membuka pintu dan mengeluarkan sepeda motor untuk dan meletakkan di halaman rumah lalu menstarter motor untuk dipanaskan terlebih dahulu sebelum dipakai.
Sambil menunggu ibu Mariana bercermin di kaca spion sepeda motor lalu datanglah ibu, "ayo mar ibu sudah siap, kita berangkat sekarang" ucap bu erna, " iya bu" ucap Mariana.
Tidak lama mengendarai motor sampailah kami di pasar, Ibu langsung berbelanja sementara mariana menunggu ibu di tempat parkir.
Dari depan toko tempat Mariana parkir ada sesuatu yang menarik perhatian disalah satu toko yang masih tutup.
Sesuatu itu adalah poster menempel di dinding toko tentang sebuah lowongan pekerjaan tepatnya di sebuah pabrik rokok yang sedang berkembang.
"Alhamdulillah ada lowongan kerja di pabrik Rokok AC" ucap Mariana sambil melihat dan membaca apa saja persyaratannya.
Langsung saja Mariana mengambil ponsel miliknya dan memfoto untuk dilihat kembali saat di rumah nanti.
Sambil tetap menunggu ibu yang sedang berbelanja, Mariana merasa senang dan berharap bisa dapat bekerja di pabrik rokok AC itu.
Dari kejauhan tampak ibu datang dengan membawa barang belanjaan, Mariana menghampiri ibu dan membawakan sebagian belanjaan untuk diletakkan di sepeda motor.
"Alhamdulillah, Sudah Bu belanjanya "ucap Mariana tersenyum, " sudah, mar, ayo kita pulang" ucap bu erna.
Mariana langsung menstarter dan tancap gas untuk pulang. "Bu ada lowongan kerja di pabrik rokok AC, Mariana coba daftar ya bu siapa tahu di terima" ucap Mariana, "kalau kamu berminat ya boleh nanti coba bicara sama bapak di rumah" ucap bu erna.
Sesampai di rumah ibu langsung pergi ke dapur untuk memasak sementara Mariana langsung ke kamar untuk melihat foto tentang lowongan kerja di pabrik rokok AC.
Tanpa perlu berpikir lagi Mariana langsung menyiapkan data yang diperlukan, dan segera menulis surat lamaran kerja, dengan penuh kepercayaan dan harapan agar bisa diterima.
" Bu bapak mana "ucap Mariana, " bapak ikut kerja di ladang pak Wahyu " jawab bu erna
Sekitar pukul delapan pagi Mariana langsung berangkat menuju pabrik rokok AC.
" Bu doakan Mariana semoga bisa diterima di pabrik AC ya "ucap Mariana, " tentu saja ibu doakan semoga diterima, mau berangkat sekang "ucap bu erna, " iya bu assalamualaikum "ucap Mariana pergi berlalu, "waalaikum salam hati-hati dijalan" ucap bu erna sambil meracik bumbu untuk memasak.
Sesampainya di pabrik Mariana langsung mendaftar, " permisi mbak, saya dapat informasi kalau dipabrik ini masih membutuhkan karyawan" ucap Mariana, " iya nama kamu siapa", ucap bagian pendaftaran sambil menyiapkan sebuah buku untuk mencatat identitas, "Dewi Mariana " jawab Mariana .
" Oke mbak Mariana apa kamu sudah tahu apa saja perlengkapan yang harus dilengkapi" ucap bagian pendaftaran, " ini mbak sudah mariana bawa coba periksa apa ada yang masih kurang" jawab Mariana sambil menyerahkan berkas lowongan kerja, " saya lihat dulu ya, foto ukuran 4x6, foto copy KTP, surat permohonan kerja, dan foto copy KK, masing-masing satu lembar, oke sudah lengkap ya, sekarang kamu isi surat formulir pendaftaran ini diisi sesuai nama di KTP" ucap bagian pendaftaran kemudian menyodorkan formulir pendaftaran calon karyawan. " Iya mbak" jawab Mariana.
Setelah selesai menulis formulir pendaftaran Mariana langsung menyerahkan kembali, " mbak ini sudah selesai" ucap Mariana penuh semangat, disertai senyum. "Oke saya periksa dulu ya" ucap bagian pendaftaran, sambil memeriksa data yang Mariana bawa dan formulir yang baru saja Mariana tulis.
" Iya semua sudah sesuai, silahkan tunggu diruang sebelah, nanti dipanggil, ganti dengan pendaftar yang lainnya" ucap bagian pendaftaran, " Iya mbak" jawab Mariana.
Mariana pun bergegas pindah ke ruangan antrian yang ternyata sudah ada banyak pendaftar yang datang sebelum aku datang, tidak lama kemudian datanglah seorang laki-laki dan memanggil nama para pendaftar hingga akhirnya nama Mariana ikut terpanggil.
"Dewi Mariana" ucap staf kantor, " iya kak" ucap Mariana , akhirnya nama Mariana juga dipanggil, silahkan kalian semua ikut saya" ucap staf kantor.
Sambil berjalan memasuki ruang yang sangat luas yang didalamnya ada banyak sekali meja dan di setiap meja ada masing-masing satu mesin giling, plastik tembakau, kuas, gunting, kertas rokok, kertas koran untuk membungkus rokok, dan lem.
" Oke sekarang silahkan kalian menentukan tempat kalian masing-masing nanti ada mbak Sinta yang akan memberikan arahan kepada kalian cara menggiling rokok "ucap staf kantor,
Dalam suasana yang hening para calon karyawan tidak bicara satu sama lain, dan hanya mendengarkan suara hembusan angin yang tertiup melewati celah-celah jendela, tidak lama kemudian datanglah seorang perempuan yang bernama sinta dan diapun memperkenalkan diri sebelum memberikan arahan.
"selamat pagi semuanya sudah lama menunggu, perkenalkan saya sinta, disini saya akan memberikan arahan cara menggiling rokok, dan jika kalian lulus tes ini kemungkinan kalian bisa langsung bekerja di pabrik rokok AC ini". Ucap mbak Sinta.
Dengan penuh semangat dan antusias Mariana mendengarkan dan memperhatikan penjelasan mbak sinta tentang cara menggiling rokok.
"baiklah mungkin penjelasan saya bisa dimengerti, dan sekarang coba kalian membuat tiga puluh batang rokok mulai dari sekarang, silahkan" ucap mbak Sinta.
Mariana mulai menggiling rokok untuk pertama kalinya sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Sinta tadi.
Langkah pertama yaitu memasukkan tembakau di mesin giling dan meratakan antara kanan dan kiri, untuk isian tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang semua harus rata dan menjepitkan tembakau di mesin giling.
Langkah kedua, mengambil kertas bungkus rokok yang sudah diberi lem di salah satu sisi kanan, kemudian tangan kiri meletakkan di garis penentuan yang ada di mesin giling, dan tangan kanan memegang tarikan kendali mesin giling dengan satu tarikan lalu jadilah satu batang rokok yang sesuai.
"mbak Sinta coba lihat hasil buatan saya apakah sudah sesuai" ucap Mariana ke mbak Sinta.
Mbak Sinta datang menghampiri sambil meriksa.
"iya cukup lumayan isian antara kanan dan kiri harus sama, buat sebanyak tiga puluh batang rokok, nanti dipilih mana yang lebih baik" ucap mbak Sinta, "iya mbak" jawab Mariana.
Mariana pun menggiling rokok hingga selesai.
"Mbak aku sudah selesai" ucap Mariana, "baik bagi yang sudah selesai boleh dirapikan tempatnya, sisa tembakau yang tidak terpakai boleh di kembalikan ke plastik, nanti kita sama- sama ke proses selanjutnya", ucap mbak Sinta.
pun merapikan meja dan membersihkan dengan kuas yang tersedia di rak meja bagian bawah.
"Baiklah semua sudah selesai dan setiap meja sudah rapi, kita lanjutkan ya, perhatikan setiap batang rokok kalian, di setiap ujungnya masih ada sisa tembakau yang tidak terbungkus kertas, itu kalian gunting, caranya tekan diujung kertas rokok lalu gunting tepat diantara kertas rokok dan sisa tembakau, begitupun sebaliknya dan lakukan yang sama dengan batang rokok yang lain", ucap mbak wati menjelaskan.
Sambil memeriksa satu persatu hasil guntingan rokok para calon karyawan.
"Sekarang dari tiga puluh batang rokok pilih dua puluh lima batang rokok yang bagus, dan buat satu rol dengan cara ambil satu lembar kertas rol letakkan di tangan kiri, kemudian baris pertama, ambil lima batang rokok letakkan di tangan kiri, baris kedua, ambil lima batang rokok, baris ketiga ambil enam batang rokok, baris keempat ambil empat batang rokok, dan baris kelima, ambil lima batang rokok, kemudian sejajarkan bagian kiri dan rapikan dan rekatkan dengan lem pada kertas rol, satu rol rokok sudah jadi", ucap mbak Sinta
Bagi yang masih bingung boleh mengulangi membuat satu rol sampai mahir dan tidak kaku lagi.
Setelah cukup lama belajar membuat satu rol tibalah waktunya menentukan langkah yang terakhir yaitu menimbang satu rol rokok dengan ketentuan berat antara empat puluh lima gram sampai empat puluh sembilan gram, dan setelah ditimbang berat rokok yang aku buat dari dua puluh lima batang rokok mencapai empat puluh tujuh gram, itu berarti aku masuk kriteria dan diterima bekerja di pabrik ini.
"Alhamdulillah aku lolos " ucap Mariana dengan penuh rasa syukur.
"Terima kasih kalian sudah mau belajar menggiling, buat kalian yang lolos besok pagi sudah boleh mulai bekerja, dan yang belum lolos silahkan mendaftar lagi karena masih ada banyak waktu dan pihak pabrik masih membutuhkan banyak calon karyawan", ucap mbak Sinta.
Proses pendaftaran dan seleksi calon karyawan pun sudah selesai, Mariana dan yang lainnya bergegas keluar dari ruangan.
Hari pun semakin siang, calon pendaftar semakin banyak dan terus berdatangan, Mariana bersyukur karena berangkat lebih pagi dari mereka dan langsung diterima bekerja di pabrik AC.
"telur ayam dari mana to pak, memangnya ayam bapak yang dikandang sudah ada yang bertelur" ucap Mariana, "lho berarti kamu tidak tau, ayam bapak kan sudah bertelur walaupun belum banyak" ucap pak danu, "tadi bapak lihat ada empat lalu bapak ambil dan bapak letakkan di dekat pintu bagian gudang, kamu ambil untuk lauk bekal kamu besok" ucap bapak danu lagi.
"Alhamdulillah kalau begitu, terimakasih pak" ucap Mariana bergegas menuju kandang untuk mengambil telur yang ada di bagian gudang kandang.
Hari sudah larut malam, ibu sudah selesai membuat kue donat
"Alhamdulillah selesai juga akhirnya saatnya menyisihkan di lemari" ucap bu erna yang menyisihkan kue donat di lemari agar aman.
Setelah selesai bu erna merapikan serta membereskan ruangan agar terlihat bersih dan segara beristirahat.
Ayam sudah berkokok, Mariana terbangun setelah mendengar suara adzan subuh sekitar jam empat pagi, ini adalah hari pertama kalinya Mariana bekerja..
Mariana beranjak dari tempat tidur dan segera mandi, "kalian sudah bangun" ucap Mariana pada bapak dan ibu yang sudah bangun lebih dulu dan sekarang sedang memasak di dapur.
" selamat pagi pak, bu "ucap Mariana, "eh mar, sudah bangun rupanya, cepat mandi dulu sana lalu segera sholat subuh" ucap bu erna, " baik bu" jawab Mariana.
Mariana segera mandi kemudian sholat subuh di kamar.
Mariana pun sarapan sebelum berangkat bekerja, dan sekitar jam enam lebih dua puluh lima menit, Mariana langsung berangkat dengan membawa bekal yang sudah disiapkan oleh bu erna.
" pak, bu Mariana berangkat bekerja dulu, assalamualaikum" ucap Mariana,
" waalaikumsalam hati-hati dijalan" jawab bapak dan ibu, Mariana pun pamit pada mereka untuk bekerja.
Sesampainya di pabrik Mariana langsung memarkirkan sepeda ditempat parkir, kemudian langsung berjalan kearah depan pabrik untuk bergabung dengan karyawan baru lainnya.
Sebelum mulai bekerja sebagai karyawan baru, Mariana diharuskan mengikuti apel pagi untuk menerima arahan terlebih dahulu dari staf kantor sebelum memulai bekerja.
"assalamualaikum, selamat pagi semua" ucap staf kantor,
"waalaikumsalam", jawab para karyawan dengan serentak.
"selamat buat kalian yang lolos Tes Kemarin sehingga untuk saat ini kalian resmi menjadi bagian dari keluarga dan karyawan pabrik AC, semangat dong" ucap staf kantor memberikan semangat.
"baik langsung saja, nama-nama kalian nanti akan diabsen berdasarkan urutan waktu dan tanggal kalian mendaftar mulai dari hari rabu minggu lalu sampai hari selasa kemarin" ucap staf kantor.
Staf kantor pun mulai mengabsen dan menyebut nama karyawan baru satu persatu, mama Mariana pun ada diurutan ke enam puluh tujuh dari seratus tujuh belas karyawan baru yang disebutkan namanya.
"oke untuk mempersingkat waktu disamping saya ada mbak eka yang akan menjadi mandor kalian, jadi apapun yang kalian perlukan atau mengalami kesulitan saat menggiling silahkan menghubungi mbak eka" ucap staf kantor.
Staf kantor memerintahkan agar mbak eka bertanggung jawab atas tugasnya sebagai mandor di ruang D.
Proses apel pagi selesai kami pun diperintahkan untuk mulai bekerja.
"silahkan ikuti saya" ucap mandor eka sambil menuju ke arah ruang D.
Mariana pun mulai berjalan dan melewati ruangan yang dipakai untuk tes kemarin, dan semakin menjauh, akhirnya sampailah di sebuah ruangan yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.
Mandor eka mulai membuka pintu dan kamipun dipersilahkan masuk, setelah berada didalam ruangan mataku langsung tertuju pada plastik besar yang berisi tembakau dimeja dan baki besar dibawah meja.
"Ini adalah ruangan D tempat kalian bekerja di setiap meja sudah alat dan bahan untuk membuat rokok silahkan kalian mencari tempat duduk terlebih dahulu" ucap mandor eka.
Akhirnya Mariana memilih meja dan beranjak duduk.
Dalam satu ruangan yang besar ini ada empat baris meja, di setiap baris ada lima puluh meja yang saling berhadapan.
Mariana berada di meja baris kedua dan kursi kedua dari kiri serta menghadap pintu.
"Berapa kilogram tembakau ini" ucap Mariana dalam hati.
"semua sudah menemukan kursi masing-masing di depan kalian ada dua belas kilo gram tembakau, silahkan pergunakan tembakau kalian dan fasilitas yang sudah tersedia dirak meja" ucap mandor eka, " kartu pengenal ini digunakan hanya untuk menyetor rokok yang diletakkan dibaki" ucap mandor eka lagi setelah membagikan sebuah kartu pengenal pada masing-masing karyawan.
Proses kerja pun sudah dimulai, Mariana membuka tali plastik yang berisi tembakau dan mulai menggiling rokok dengan perlahan.
Melihat kanan dan kiri serta arah depan mereka juga bekerja dengan penuh semangat, Mariana pun demikian.
Tanpa disadari Mariana telah membuat sekitar tiga ratus batang rokok, "ini sudah banyak, digunting dan dirol dulu saja, nanti buat lagi, ucap mandor eka, " iya mbak " jawab Mariana.
"Hai aku Mariana, nama kamu siapa" ucap Mariana memberanikan berkenalan dengan teman yang berada di sebelah kanan, "hai juga aku yuni" ucap teman yang berada di sebelah kanan, menyebutkan namanya, "hai aku siti", ucap teman yang berada di sebelah kiri yang langsung menyebutkan namanya, "iya aku Mariana" ucap Mariana menjawab dan memperkenalkan diri.
Sambil menggunting batang rokok, Mariana berkenalan dengan karyawan baru lainya yang ada di samping kanan dan kirinya, kamipun bertanya satu sama lain tentang proses mulai dari mendaftar kerja hingga akhirnya bisa duduk di sini.
Selesai menggunting Mariana melanjutkan mengerol rokok sampai selesai.
Sambil sesekali mengobrol membuat suasana menjadi tidak canggung dan kaku lagi saat bekerja, setelah selesai menggunting dan membuat rol Mariana melanjutkan menggiling.
Tet
Tet
Tet
"Wah ada apa ini" tanya salah satu karyawan baru.
"untuk semua kalau mendengar bunyi seperti ini berarti waktunya istirahat", jawab mandor eka.
Ternyata hari sudah menunjukkan jam sebelas lebih tiga puluh menit, saat nya para karyawan beristirahat, sekitar kurang lebih satu jam.
"Waktunya makan siang" ucap salah satu karyawan, "kalau mau makan mohon untuk diluar ruangan, jangan sampai ada yang makan di ruang kerja" ucap mandor eka, "siap mandor" ucap karyawan yang lain.
"Yuk keluar cari tempat untuk makan" ucap Mariana kepada jarmi yang berada di sebelah kiri dan yuni sebelah kananku, "ayo, perutku sudah terasa lapar" Jawab Yuni dan juga jarmi.
Hari ini selain mendapatkan pekerjaan Mariana juga mendapatkan teman baru.
"Pada membawa bekal apa kalian" ucap yuni pada kami berdua, "aku bawa mie sama telur" jawab Mariana singkat, "sama aku juga lauk nya mie" ucap jarmi.
Kami bertiga tanpa malu malu mulai membuka bekal dan saling bertukar lauk, "ada yang mau kerupuk" ucap jarmi kepada kami, " mau dong kalau ada kerupuk pasti enak" jawab yuni, "aku juga mau" jawab Mariana.
Kamipun mulai menyantap makanan dengan lahapnya karena memang sudah merasa lapar.
Proses makan siang sudah selesai masing-masing dari kami mengemas wadah bekal dan memasukkan kembali ke dalam tas.
"Alhamdulillah, perut sudah terisi, tenaga pulih kembali" ucap jarmi dengan penuh syukur, "Alhamdulillah" ucap Mariana, begitu juga dengan yuni, berucap syukur setelah selesai makan.
"Hari ini kita pulang jam berapa ya" ucap yuni dengan penuh tanda tanya, "kurang tau" ucap Mariana dan jarmi, tanpa sengaja aku dan jarmi menjawab secara bersamaan, "wow" ucap yuni dengan nada tinggi yang membuat Mariana tersentak kaget, "yuni kenapa kamu tertawa begitu kencang bikin kaget aja", ucap Mariana yang merasa kaget, "ha ha ha kok bisa barengan sih kalian "ucap yuni sambil tersenyum, "astagfirullah, ya tidak tau lah bikin kaget saja" ucap jarmi yang ternyata juga kaget.
Tidak terasa canda tawa mulai muncul diantara kami dan semakin kompak sebagai teman.
Terlihat dari kejauhan muncul mandor eka, yang hendak masuk ruang D tempat kami bekerja.
"mbak eka" ucap yuni memanggil mandor eka, "mbak eka sini", panggilan yuni membuat mandor eka datang menghampiri, " ada apa kalian memanggilku"ucap mandor eka.
"Begini mbak kitakan sudah selesai makan boleh tidak kita kembali keruang kerja sekarang" ucap Yuni bertanya pada mandor eka, "tentu boleh tapi tidak boleh bawa makanan atau minuman apapun kecuali permen" ucap mandor eka menjelaskan.
"oya mbak biasanya pulang nya jam berapa ya" ucap yuni, "sekitar jam tiga sore" jawab mandor eka, "jadi jam sebelas lebih tiga puluh menit sampai dua belas lebih tiga puluh menit kalian istirahat dan sekitar jam tiga kalian boleh pulang" ucap mandor eka menjelaskan lagi.
"Sudah jelas ya, ada pertanyaan lagi, kalau sudah tidak ada pertanyaan saya pergi", ucap mandor eka menjelaskan lalu pergi meninggalkan kami.
Teet
Teet
Teet.
Pertanda jam istirahat telah selesai, Mariana dan teman nya pun mulai masuk untuk melanjutkan menggiling rokok dengan santai.
"Mariana kamu tadi sudah dapat berapa" ucap jarmi, yang tadi aku dapat empat ratus batang rokok, "kalau kamu dapat berapa" ucap Mariana kembali bertanya pada jarmi, "tidak sampai empat ratus batang rokok masih banyak kamu" ucap jarmi, "ya sudah kalau begitu, ayo menggiling nya yang cepat, semangat dong" ucap Mariana, "Mariana, jarmi waktunya tinggal sedikit jangan ngobrol aja ayo cepat kerja" ucap yuni, kepada Mariana dan jarmi.
"Iya ini juga lagi kerja"ucap jarmi, "waktunya tinggal sedikit bagaimana kalau kita usahakan untuk membuat sekitar lima ratus batang rokok untuk hari ini", ucap Mariana pada kedua temannya, "oke aku tinggal sedikit nih" jawab jarmi diikuti dengan yuni.
Kamipun mulai mempercepat dan seakan berlomba untuk menggiling rokok, menggunting serta mengerol rokok, dan meletakkannya dibaki yang tersedia.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan jam dua lebih tiga puluh menit.
"untuk semua segera selesaikan dan lanjutkan menggilingnya karena masih ada waktu sekitar tiga puluh menit lagi", ucap mandor eka meminta agar secepatnya menggiling rokok dan juga menyelesaikannya.
Karena aku sudah selesai menggiling, untuk hari ini sebagai pemula menggiling batang rokok sebanyak lima ratus dua puluh lima batang rokok itu sangatlah luar biasa karena dibuat seharian dengan sekuat tenaga.
"Masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi segera selesaikan dan bersihkan meja masing-masing dan kembalikan sisa tembakau yang tidak terpakai dan jangan lupa kartu pengenal nya diselipkan diantara rokok di baki masing-masing" ucap mandor eka berkata dengan penuh semangat.
Teet teet teet
Bel pun berbunyi tanda telah berakhir nya semua kegiatan hari ini, terlihat lantai dan setiap meja sudah bersih.
Para karyawan bergantian keluar dari ruang D.
Setelah berada di luar Mariana menuju parkiran untuk mengambil sepeda motor dan segera pulang. "selamat tinggal semua jumpa lagi besok" ucap Mariana pada yuni dan juga pada jarmi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!