NovelToon NovelToon

Pesona Papa Sahabatku

PPS ~ 01

Happy reading, tolong jangan mengaitkan cerita ini dengan hal apa pun terutama yang berbau agama, terima kasih🙏😊🤗

“Hai Om, siang!” sapa gadis cantik bernama Aneska Mahendra pada pria tampan sedang duduk di sofa yang tak lain adalah papah dari sahabatnya, Alex.

“Siang, Nes. Bagaimana kabarmu?” jawab Alex seraya bertanya kabar.

“Baik, Om,” sahut Aneska yang menatap tanpa kedip pada Alex.

Aneska selalu dibuat terpesona oleh penampilan Alex, meski sudah berumur nyatanya kharisma dan ketampanannya tak memudar sedikit pun. Alex malah semakin tampan di usianya yang sudah menginjak kepala empat. Itu terbukti dari Aneska yang sangat tergila-gila padanya dan diam-diam menyukai papah sahabatnya itu.

‘Oh Om Alex, seandainya kau duda, aku akan maju paling depan untuk menjadi sugar babymu. Aku berharap kau akan menjadi duda agar aku bisa menjadikanmu milikku,’ batin Aneska penuh harap.

“Oi, lu liatin apa sampai bengong begitu?” tanya Rania pada sahabatnya yang masih menatap tanpa kedip pada Alex.

“Liatin Om ganteng,” jawab Aneska tanpa sadar membuat Rania terkejut hingga rahangnya hampir saja jatuh, tapi sepersekian detik kemudian ide isengnya muncul.

“Tunggu bokap jadi duda lagi, baru dah lu pepet dan jangan kasih kendor,” bisik Rania seketika membuat Aneska tersadar, wajahnya menjadi merah merona bagaikan kepiting rebus, sedangkan Rania terkekeh geli tapi yang menjadi target utamanya malah asyik dengan tabnya.

“Apaan lu ih, sudah ayolah kerjai tugasnya.” Aneska yang gugup mengalihkan ucapannya seraya membuka tasnya guna mengambil buku, Rania dengan mesem-mesem mau tak mau ikut membuka bukunya, mereka mengerjakan tugas kuliah dengan serius.

Aneska sesekali mencuri pandang pada Alex yang masih sibuk dengan tabnya, hal itu diketahui oleh Rania. Rania hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu, ia sebenarnya sudah tahu kalau Aneska menyukai Papahnya. Namun, Rania tak ingin membuat sahabatnya menjadi malu dan canggung.

Tak lama, Lisa, ibu tiri Rania datang dari dalam kamarnya dengan berjalan melenggokkan tubuhnya. Wanita itu menghampiri Alex dan langsung duduk di sampingnya seraya menyandarkan kepalanya pada lengan Alex dengan manja. Hal itu membuat Aneska kesal dibuatnya, ia mengepalkan tangannya erat, ingin sekali rasanya ia menarik rambut Lisa agar ia menjauh dari Om ganteng pujaannya itu.

‘Awas saja kau Nenek lampir. Saat gua bongkar kelakuan lu ke Om Alex, siap-siap saja nangis darah,’ batin Aneska yang sepertinya memiliki rencana untuk Lisa.

“Sayang, bisakah malam ini kita makan malam di luar berdua saja? Rasanya sudah lama sekali kita tak pernah makan malam di luar, terakhir saat Rania ulang tahun saja,” ucap Lisa manja ingin makan malam di luar hanya berdua bersama dengan Alex.

“Aku lelah, masih banyak pekerjaan yang belum kuselesaikan. Jika kau ingin makan malam di luar, kau bisa mengajak teman-temanmu, bukankah itu sudah menjadi kebiasaanmu?” Alex menolak ajakan Lisa dengan menarik tangan yang dipeluk oleh Lisa, Alex memang selalu bersikap dingin pada istrinya itu karena ia memang tak menyukainya, Alex menikah dengan Lisa hanya karena permintaan dari Ibunya.

Setelah kepergian istrinya—Margaret, Alex tak pernah dekat atau pun membuka hatinya untuk wanita lain. Setelah lima tahun sendiri, sang Ibu memintanya untuk menikahi anak dari sahabatnya. Alex tak ingin berdebat, jadi ia menyetujui saja permintaan ibunya, tapi ia sama sekali tak pernah menyukai istrinya itu meski sudah menikah lama.

“Atau Tante bisa mengajak berondong peliharaan Tante untuk menemani Tante makan dan menghabiskan malam panas seperti biasanya,” celetuk Aneska seketika membuat Alex dan Lisa terkejut dan menoleh menatap pada gadis cantik yang masih asyik memandang laptopnya.

Wanita itu berdiri dan menghampiri Aneska dengan tatapan marah.

“Apa maksud kamu anak kecil? Kamu jangan memfitnah aku di depan suami dan putriku,” tanya Lisa dengan amarah yang ia tahan, Alex masih menyimak dengan tenang, ia tak ingin tersulut emosi sebelum semuanya jelas.

“Apa yang dikatakan oleh sahabatku bukanlah omong kosong semata, kami memiliki buktinya. Dan Tante, tolong ralat ucapan Anda, saya bukan putri Anda dan tak akan pernah menjadi putri wanita murahan seperti Anda.” Rania membenarkan perkataan sahabatnya dan memprotes sebutan Lisa pada dirinya membuat wanita itu mengepalkan tangannya, tapi sebisa mungkin ia mencoba mengontrol emosinya jangan sampai ia kelepasan di depan Alex, Aneska tersenyum licik di depan Lisa.

“Bukti apa yang kalian miliki, bisakah kalian berikan padaku?” pinta Alex yang ternyata sudah berada di dekat Lisa sehingga membuat wanita itu terkejut dan hampir saja jantungnya lepas.

Lisa langsung berbalik dan mengusap dada bidang Alex untuk menenangkan suaminya itu.

“Sayang, mereka mungkin hanya sedang bercanda saja untuk mengeprank kita. Aku tak mungkin melakukan hal seperti itu, aku sangat mencintaimu,” ucap Lisa dengan suara yang begitu lembutnya membuat Aneska dan Rania memutar bola matanya jengah.

“Sudahlah Tante, tak perlu bersandiwara lagi, kami sudah muak tingkah Tante yang bersikap lembut dan manja pada Papah tapi bersikap seperti ja lang ketika berada di luar rumah. Apa yang aku katakan benar adanya dan buktinya sudah kukirim ke nomor ponsel Papah,” ucap Rania yang memang sudah muak dengan tingkah Ibu tirinya itu.

Alex langsung mendorong tubuh Lisa yang memeluk dirinya dan berjalan menuju meja di mana ponselnya berada. Lisa sudah terlihat pucat pasi karena ketakutan, kemungkinan terburuknya ia pasti akan diceraikan dan diusir dari rumah mewah tersebut. Bagi Lisa, hal itu sungguh sesuatu yang menyeramkan karena pasti ia akan hidup terpuruk jauh dari kemewahan.

“Mas, Mas Alex, dengarkan aku. Itu pasti foto atau video editan, tak mungkin aku melakukan hal seperti itu dengan pria lain selain dirimu.” Lisa mencoba menjelaskan sebelum Alex melihat bukti apa yang Rania kirimkan padanya, Alex berhenti sejenak ketika akan membuka kunci ponselnya dan menatap pada Lisa dengan dahi yang dikerutkan.

“Mengapa kamu begitu panik, Lisa? Bukti apa yang dikirimkan oleh Rania pun belum jelas, tapi kenapa kamu sudah berasumsi bawa ini adalah sebuah foto atau video. Apa jangan-jangan yang dikatakan oleh Rania dan Anes benar kalau kamu bermain dengan pria lain di belakangku?”

Skak mat, rasanya seperti tersambar petir disiang bolong. Suaranya seakan tertahan di tenggorokan, Lisa tak dapat membela dirinya. Aneska dan Rania yang melihat hal tersebut beradu tos dengan senyum liciknya, rencana keduanya berjalan setengah jalan.

“Bu—bukan begitu, Mas. Biasanya kan selalunya foto atau video yang digunakan sebagai bukti kejahatan atau perselingkuhan. Sedangkan keduanya di jaman sekarang ini sangat mudah dipalsukan hanya untuk merugikan orang lain,” jawab Lisa yang gugup.

“Apa pun itu, jika kamu merasa tak melakukannya maka kamu tak perlu panik. Kecuali jika kamu memang benar-benar melakukannya, kamu pasti akan mati-matian untuk membuat aku tak melihatnya.”

Lisa pasrah ketika Alex membuka kunci ponselnya, ia sudah tak bisa membela dirinya lagi.

‘Habislah aku, jika Mas Alex sampai tahu, maka aku akan menjadi gembel dalam sekejap,’ batin Lisa menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya. Kira-kira apa isi pesan yang dikirimkan oleh Rania pada papahnya itu?

Pesona Papa Sahabatku || Isti Shaburu || Noveltoon

PPS ~ 02

Alex membuka pesan yang dikirim oleh putrinya itu yang ternyata sebuah voice not, ia menatap pada putrinya dengan dahi yang berkerut seolah bertanya, apa ini. Rania yang ditatap oleh papahnya langsung mengangkat bahunya sebelah dan tersenyum seakan memberikan jawaban, bukalah Papah.

Alex yang mengerti langsung memutar rekaman voice not itu dan meletakkan ponselnya di atas meja. Seketika Lisa langsung mengangkat kepalanya dan menatap pada sumber suara tersebut sambil menggelengkan kepalanya.

“Enggak, itu bukan suaraku. Aku tak pernah mengatakan hal seperti itu, terlebih dengan pria lain. Aku sangat mencintaimu, Mas.” Lisa menggelengkan kepalanya seraya mengguncang lengan Alex.

“Siapa yang lebih hebat, Sayang? Aku atau suamimu yang kaya raya itu?” tanya suara pria.

“Tentu lebih hebat dirimu, Sayang. Mas Alex sudah tak pernah menyentuhku, aku bahkan sudah lupa bagaimana permainan dirinya. Makanya aku memilih dirimu menjadi kekasih gelapku untuk memuaskanku yang kurang sentuhan ini,” jawab suara wanita yang tak lain suara Lisa.

“Aku akan selalu memuaskanmu, Sayang. Asalkan kau penuhi kebutuhanku. Kapan pun aku butuh uang, dan berapa pun yang kuinginkan, kau harus memberikannya padaku maka aku akan selalu memuaskan dirimu. Suamimu kan konglomerat, jadi tak akan sulit bagimu memberikan sedikit uang yang kuminta,” ucap sang pria.

“Kamu tenang saja, berapa pun yang kamu minta pasti akan kuberikan asalkan kau memuaskanku dan bersedia bertemu denganku kapan pun aku minta tak peduli sedang apa dirimu. Lagi pula, Mas Alex tak akan peduli dengan uang sedikit yang kukeluarkan, toh dia begitu sibuknya hingga tak memedulikanku yang haus belaian ini,” jawab Lisa yang selanjutnya terdengar suara desa han dan era ngan yang begitu membuat Alex meradang.

Alex mendorong dan menghempaskan tubuh Lisa hingga wanita itu tersungkur dilantai. Wajahnya begitu murka dengan apa yang didengarnya. Sungguh selama ini ia telah menerimanya dengan sabar mengingat ia sama sekali tak mencintai istrinya itu. Namun, Alex mencoba bersikap tenang untuk menyelesaikan masalah ini.

“Mas, ini tak seperti yang kau pikirkan. Suara itu bukanlah suara milikku, itu pasti ulah putrimu yang ingin memisahkan aku denganmu. Percaya sama aku, Mas, aku tak pernah mengkhianatimu sedikit pun.” Lisa mencoba meyakinkan Alex bahwa yang suaminya dengar itu adalah kebohongan semata.

“Sudahlah, Tante, terima saja nasib kamu yang sudah dibuang oleh Om Alex. Om Alex tanpamu tak akan kesepian.” Aneska berjalan mendekati Alex dengan tatapan merendahkan pada Lisa menolak diusir.

“Om, jangan terlalu emosi nanti Om bisa darah tinggi loh. Wanita ja lang seperti Tante Lisa ini tak pantas Om pertahankan, lebih baik Om buang saja dia dan aku akan dengan senang hati menjadi penggantinya,” sambungnya dengan meletakan kepalanya didada bidang Alex dengan sedikit rasa takut, takut Alex akan melemparnya.

Tanpa Aneska duga, Alex malah memeluknya dengan erat. “Tentu saja, Baby, Om akan membuang sampah kotor ini pada tempatnya, Om juga tak sudi memakai barang bekas. Untuk apa masih memakai barang bekas yang menjijikkan, sedangkan ada kamu yang masih segar,” ucap Alex menatap merendahkan pada Lisa dengan wajah yang menahan amarahnya.

“Enggak, Mas, kamu gak boleh seperti ini sama aku. Kamu sudah janji pada Mommy kalau kamu akan membahagiakan aku dan mencintai aku seperti kamu mencintai mendiang istrimu. Aku ini anak sahabat Mommy kamu, Mas, kamu gak bisa lakukan ini sama aku.” Lisa menggelengkan kepalanya seraya memegang kaki Alex, ia sungguh takut jika Alex benar-benar akan membuangnya seperti yang dikatakannya.

Alex melepaskan pelukannya pada Aneska dan berjongkok dengan satu kaki menopang tubuhnya dan mencengkeram rahang Lisa membuat wanita itu meringis kesakitan.

“Aku memang pernah berjanji pada Mommy akan menerima dan membahagiakanmu, tapi itu jika kau menjadi istri yang baik dan tidak macam-macam di belakangku. Seharusnya kau bersikap manis dan jangan banyak lagu, maka semua ini masih bisa kau nikmati dengan tenang. Aku tahu motif Ibumu menawarkanmu pada Mommyku, karena Ibumu ingin hidup mewah. Salahkan saja dirimu yang menjadi wanita ja lang sehingga membuatmu kehilangan semuanya.” Alex menghempaskan wajah Lisa hingga wanita itu tersungkur kembali.

“Enyah kau dari sini dan jangan pernah muncul kembali di hadapanku jika tak ingin kubu nuh. Aku akan mengurus perceraian kita dan akan kukirim surat perceraian itu ke kediaman orang tuamu. Pergi, sebelum kusuruh Victor membuangmu ke rumah bordil,” usir Alex yang dijawab gelengan kepala oleh Lisa yang langsung memeluk kaki Alex ketika pria tampan itu berdiri.

“Enggak, Mas, aku tak ingin pergi dari sini. Beri aku satu kesempatan, aku janji tak akan mengulanginya. Aku akan setia sama kamu sampai ma ti,” rengek Lisa masih mencoba mengiba pada Alex.

“Lepaskan tangan kotor Tante dari kekasihku, mulai saat ini Tante sudah bukan siapa-siapa di rumah ini. Untuk apa Om Alex memberikan Tante kesempatan pada wanita kotor seperti Tante, sedangkan ada aku yang akan memberikan kehangatan pada Om Alex.” Aneska yang geram langsung melepas paksa pelukan Lisa pada kaki pria yang ia cintainya itu hingga wanita itu kembali tersungkur untuk yang ke sekian kalinya.

Lisa tak terima diperlakukan oleh ABG yang menurutnya masih bau kencur itu. Ia bangkit dan hendak memberinya pelajaran pada Aneska.

Plaaakkkk....

Sebuah tamparan mendarat di pipi Lisa sebelum ia sempat memberikan pelajaran pada Aneska. Ia sungguh terkejut karena orang yang menamparnya adalah Alex. Lisa tak menyangka kalau Alex akan menampar dirinya demi seorang gadis bau kencur seperti Aneska.

“Tamparan ini untuk sakit hatiku karena kau sudah berani-beraninya mengkhianatiku dengan bermain bersama pria lain di belakangku. Tamparan ini juga untuk menyadarkanku akan perbuatan menjijikkanmu yang tak akan bisa kutolerir apalagi kuberi kesempatan,” ucap Alex dengan tatapan tajam bagai padah yang menghunus pada jantung lawannya.

“Victor, bawa wanita kotor ini ke rumah bordil, pastikan ia tak bisa melarikan diri dari tempat tersebut,” panggil Alex pada asisten kepercayaannya.

“Jangan, Mas, aku akan pergi, tapi izinkan aku mengemas barang-barangku, kumohon,” pinta Lisa memohon, ia berencana untuk kalah saat ini agar Alex tak memasukkannya ke rumah bordil.

“Biarkan dia mengemasi barang-barangnya Pah,” ucap Rania menyela untuk memberi izin Lisa mengemasi barangnya. “Namun, aku akan mengawasinya. Selain pakaian, tak akan kubiarkan dia membawa perhiasannya yang dibeli menggunakan uang Papah,” sambungnya dengan seringai licik di wajahnya membuat Lisa terkejut dan panik.

“Jangan begitu kejam, kalau kau ambil perhiasanku, lalu bagaimana denganku? Bagaimana aku bisa bertahan hidup di luar sana? Please, jangan lakukan ini padaku, setidaknya biarkan aku membawa perhiasanku untuk kujual agar aku bisa membeli apartemen sebagai tempat tinggal, aku juga butuh uang untuk bertahan hidup,” mohon Lisa yang tak terima perhiasannya diambil oleh putri tirinya itu.

*****

Happy reading, kalau rame, mau aku lanjutkan updatenya

Jangan lupa like, komen dan subscribenya yah🙏😊🤗

Komen positif yah, ini hanya cerita halu auhor ajah, jangan disangkut pautkan dengan logika atau agama apa pun, see u😘

PPS ~ 03

Rania berjalan mendekati Lisa yang masih terduduk dilantai dengan menyedihkan.

“Tante, apakah Tante pernah berpikir bagaimana perasaan Papahku saat Tante bermain dengan berondong Tante itu? Apakah Tante pernah berpikir ketika ketahuan nasib Tante akan berakhir seperti ini? Sekarang setelah ketahuan, dengan mudahnya Tante meminta kesempatan untuk memperbaiki semuanya, apakah tante pikir wanita di dunia ini hanya Tante seorang? Sungguh lucu sekali, mengapa kami harus memikirkan bagaimana kehidupan Tante di luar sana seperti apa,” dengan begitu kejamnya putri tiri yang selama ini tak dianggap oleh Lisa berkata demikian.

“Seharusnya Tante berpikir terlebih dulu apa konsekuensinya sebelum mengkhianati Papahku. Kurang apa Papahku sehingga Tante berselingkuh dengan pria muda yang kenyataannya tak memiliki apa-apa. Sungguh wanita bo doh, hanya demi has rat semata malah membuang kekayaan yang sudah digenggam,” sambungnya mencibir perbuatan Lisa hingga wanita itu meradang.

“Pandai sekali kau bicara yah, anak kecil. Kau juga menghamburkan uang Papahmu, mengapa kau harus begitu sombongnya di depanku. Kita sama-sama menghabiskan uang Alex, jadi jangan terlalu sombong di depanku.” Lisa yang tak sadar diri berbalik menyerang Rania dengan kata-katanya.

Plaaakkk...

“Saya pewaris resmi dari tuan Alexander, lalu siapa kau berani mengkritikku seperti itu? Sungguh tak sadar diri dan tak tahu malu.”

Satu tamparan mendarat di pipi Lisa membuat wanita itu bangkit dan hendak membalasnya, ia tak terima putri tirinya yang sedari dulu ia benci kini berani mendaratkan tangannya di pipinya.

“Beraninya kamu,” geram Lisa memegang pipinya yang panas karena tamparan yang diberikan oleh Rania.

“Sebaiknya Tante cepat kemasi pakaian Tante dan pergi dari sini sebelum aku berubah pikiran dan mengusir Tante tanpa sehelai benang pun,” titah Rania dengan bersikap begitu arogannya, ia memang pantas bersikap arogan karena ia adalah seorang pewaris dari pemilik perusahaan nomor satu di kotanya.

“Awas kamu yah, anak kecil.” Lisa menunjukkan jari telunjuknya di depan wajah Rania membuat gadis cantik itu menatap tajam padanya.

“Apa? Mau mengancamku? Mau kupanggilkan Victor untuk menyeret Tante dan membuang Tante ke rumah bordil?” ancam Rania yang membuat Lisa ketakutan dan seketika langsung berjalan menuju kamarnya untuk membereskan pakaiannya.

Rania mengikuti Lisa dari belakang guma mengawasi wanita itu. Ia benar-benar tak akan membiarkan Lisa membawa apa pun selain pakaiannya dari rumah sang papah. Sungguh gadis yang kejam.

“Victor,” panggil Alex setelah Lisa selesai dengan berkemasnya membuat wanita itu ketakutan.

“Mas, kamu jangan begitu kejam sama aku, Mas. Aku sudah menuruti apa yang putrimu katakan, masa kamu masih ingin membuangku ke rumah bordil.” Lisa sudah memasang wajah ketakutan, ia sungguh takut kalau Alex akan menyuruh Victor membawanya ke rumah bordil.

“Iya, Tuan besar.” Victor datang langsung menghampiri majikannya membuat Lisa semakin ketakutan.

“Antar mantan Nyonya Alexander ke tempat yang sudah saya siapkan memang untuknya.” Alex memberikan sebuah kunci pada Victor tanpa menghiraukan perkataan Lisa.

“Baik, Tuan besar.” Victor langsung menjalankan perintah majikannya dengan membawa Lisa dengan paksa.

“Mas, kumohon jangan begini sama aku. Jangan suruh Victor membawaku ke rumah bordil, aku berjanji tak akan mengganggu kehidupanmu lagi, Mas,” teriak Lisa yang sama sekali tak ia pedulikan, Victor terus membawanya hingga keluar dari rumah mewah tersebut.

Alex bisa bernapas lega karena wanita yang membuatnya marah sudah pergi, ia mendudukkan bokongnya di sofa dengan menghela napasnya.

“Pah, Papah serius meminta Victor untuk membawa Tante Lisa ke rumah bordil?” tanya Rania penasaran, begitu juga dengan Aneska yang juga menganggukkan kepalanya tak sabar ingin mendengar jawaban dari pria pujaannya itu.

“Enggak, papah hanya meminta Victor untuk membawanya ke tempat yang jauh dari kita agar dia tak mengganggu kita lagi,” jawab Alex memberitahu.

“Ke mana?” tanya Rania lagi yang penasaran.

“Kamu tak perlu tahu, yang penting dia tak akan mengganggu kita lagi. Ya sudah, papah masuk ke ruang kerja dulu yah.” Alex bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang kerjanya, mata Aneska terus saja menatap kepergian pria yang selama ini menjadi pujaan dalam hatinya.

“Ran, gua izin ke ruangan bokap lu bentar yah, ada yang mau gua omongin sama bokap lu.” Aneska meminta izin pada sahabatnya itu untuk menemui Alex membuat Rania terkejut tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh sahabat baiknya itu, bagi Aneska ini adalah kesempatan emas yang tak akan ia sia-siakan begitu saja.

“Lu mau ngapain ke ruangan bokap gua, Nes?” tanya Rania yang penasaran apa yang akan dilakukan sahabatnya itu.

“Ada deh, rahasia.” Aneska mengerlingkan matanya dengan senyuman licik terpancar di wajah cantiknya.

“Jangan bilang elu serius naksir bokap gua?” kembali Rania bertanya penuh penasaran.

“Nanti gua ceritain, yang terpenting sekarang gua gak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.” Aneska bangkit dan berjalan menuju di mana ruang kerja Alex berada.

Di depan pintu ruang kerja Alex, Aneska menarik napasnya dan membuangnya perlahan guna mengusir rasa gugupnya. Kemudian ia membuka pintu tersebut dan masuk secara diam-diam agar tak menimbulkan suara. Ia melihat Alex yang sedang berada di depan laptopnya begitu tampan dan mempesona.

‘Oh my god, priaku memang sangat tampan ketika sedang serius, ingin rasanya aku berada dalam pangkuannya dan memeluknya erat,’ batin Aneska yang tak berkedip memandang Alex yang sedang menyibukkan diri dengan pekerjaannya.

“Om,” panggil Aneska yang sudah berada di depan Alex, Alex mengalihkan pandangannya pada gadis kecil itu dengan tatapan penuh tanya.

“Kenapa, Nes?” tanya Alex yang menutup laptopnya.

“Aku serius dengan ucapanku tadi, Om. Aku menyukai Om Alex dan aku ingin menjadi wanitanya Om Alex.” Aneska memberanikan diri untuk duduk di pangkuan Alex dan mengalungkan tangannya pada pria yang penuh dengan kharisma itu meski umurnya sudah tak muda lagi. Alex menatap gadis kecil itu dan belum memberikan reaksi apa pun.

“Saya ini sudah tua, saya juga papah dari sahabatmu, bahkan saya sahabat dekat papahmu. Apa kamu tak malu menyukai pria yang lebih layak menjadi papahmu?” tanya Alex ingin memastikan perasaan gadis kecil itu agar Aneska tak menyesal nantinya mengingat umurnya yang sudah tua.

“Om, aku menyukai Om Alex sudah sejak lama, bahkan sedari aku masih duduk dibangku SMA aku sudah jatuh hati pada Om Alex. Tapi saat itu, Om Alex masih bersama dengan Tante Lisa dan aku tak ingin menjadi orang ketiga. Namun, ketika aku mengetahui keluan Tante Lisa yang bagaikan ja lang, aku berpikir kalau aku memiliki kesempatan untuk membuat kalian pisah dan membuat Om menjadi milikku. Dan sekarang adalah kesempatan bagiku, kumohon beri aku kesempatan itu untuk aku berada disisi Om Alex, menjadi kekasih untuk Om Alex yang selalu membuat Om bahagia,” ucap Aneska menjelaskan bahwa telah lama ia sudah jauh cinta dan terpesona pada papah sahabatnya itu.

Bagaimana jawaban dan tanggapan Alex? Apakah Alex akan menerima gadis yang lebih pantas menjadi putrinya itu untuk jadi kekasihnya?

Pesona Papa Sahabatku || Isti Shaburu || Noveltoon

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!