semua belum berakhir
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
tidak adanya sosok ibu membuat Dave semena-mena terhadap anaknya
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Rykel memiliki sifat yang ia warisi dari Dave dimana suara tembakan sudah menjadi rutinitasnya
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pertemuan Rykel dengan sosok baru yang membuatnya merasakan perasaan aneh dan terus ingin merasakannya akankah Rykel meninggalkan Dave dan lebih memilih sosok baru itu?
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
tapi bagaimana jika Rykel membawa sosok itu pada Dave? membuat sosok baru itu menjadi pasangan hidup dan matinya seorang Dave?
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
kebenaran selalu terungkap.
Rykel sangat kecewa.
hatinya terlalu sakit menerima kenyataan
tapi otaknya berperan aktif menyembunyikan kebenaran.
_____________________________________________
\=\=> up tidaknya novel baru ini tergantung dari kesibukan author tersendiri tapi author akan pastikan novel ini terus up untuk mengisi rasa penasaran kalian pada novel posesif Daddy
-author cuman mau bilang kalau ada cerita yang hampir sama itu murni karena tidak disengaja author tidak pernah mengcopy cerita orang lain
(rindu gak sosok wanita dibawah ini?)
Tok...tok..
Sang maid membuka pintu kamar tuan mudanya ia melihat sang tuan muda yang masih tertidur betapa takutnya sang maid untuk membangunkan sang tuan muda "tu..tuan muda bangun... Tuan besar memanggil anda..." Sang tuan muda perlahan membuka matanya membuat sang maid gemetar takut "Elly?... Apa Daddy memanggilku?..." Helaan nafas lega Elly keluarkan
"Iya tuan muda anda dipanggil tuan besar..." Elly mengucapkannya dengan senyum hangat di wajahnya berbeda dengan tadi saat ia masuk "baiklah aku akan siap-siap..." Rykel bangun dari tidurnya ia berjalan menuju kamar mandi lalu bersiap menemui Dave di ruang kerjanya
Drap.. Drap..
Rykel berdiri di depan pintu ruang kerja yang biasa Dave tempati terdapat puluhan penjaga di lorong tersebut bertujuan untuk menjaga Dave
Rykel memegang kenop pintu ia membukanya perlahan pemandangan di depan matanya tidak pernah berubah sejak dulu Dave selalu duduk dengan tatapan dingin dan laptop di depannya "Daddy?... Apakah ada sesuatu?..." Rykel tersenyum begitu manisnya saat ia tersenyum bahkan gerak-geriknya seorang Rykel sama seperti Violet dimana senyuman manis selalu ia perlihatkan wajah polos dan juga imut membuat seorang Rykel terlihat sempurna
"Perusahaan disini hampir bangkrut, pergilah bereskan dengan RAPI!!" tak ada kelembutan di nada bicaranya hawa di sekitar Rykel sangat dingin bahkan tatapan Dave begitu tajam tapi itu tidak membuat Rykel takut "baik Daddy..." Rykel berbalik menutup pintu kembali lalu berjalan menuju mobil pribadinya "ke perusahaan Daddy..." Ujarnya pada supir dihadapannya dan mobil pun melaju dengan kecepatan normal
Sesampainya di perusahaan Dave yang berada di USA itu Rykel langsung berjalan menuju ruang kerja ayahnya yaitu sang CEO dan sangat mengejutkan setelah Rykel mengutak-atik laptop Dave terdapat kerugian yang amat besar yang mencapai lima ratus milliar dan tentu Rykel tidak bodoh ia tahu siapa yang sudah korupsi seperti ini dan sepertinya orang tersebut ingin menjual data perusahaan Rykel kembali berdiri dan berjalan menuju ruang manajer axen
BRAK!!..
Betapa terkejutnya sang manajer melihat anak pemilik perusahaan mendatanginya secara langsung "tuan muda ada urusan apa anda kesini?.." tanya nya dengan sopan Rykel menatap sang manajer perlahan mata hijaunya berubah menjadi mata hitam yang amat menakutkan dan siapapun juga tau jika ini sisi tergelap Rykel yang akan keluar saat ia sedang marah tapi terkadang sisi tergelap tersebut akan tiba-tiba keluar dengan tak terduganya
"Kerugian yang tidak sedikit!! cara main mu cukup rapi hanya saja kamu terlalu bodoh meninggalkan sedikit jejak!!' Rykel berjalan menuju axen yang tengah berdiri di depan Sofanya saat Rykel memiringkan kepalanya melihat sang manajer axen yang sudah keringat dingin sang menejer axen perlahan memasukan tangannya ke dalam saku celananya
Klak
Tatapan Rykel berpaling ke saku celana tersebut ia mendengar jelas suara pistol di dalam saku celana tersebut membuat Rykel tertawa remeh "jangan macam-macam denganku... Kau tau jika aku tidak bisa diremehkan!!" Rykel begitu angkuh ia mengambil pisau lipat di sakunya memperlihatkannya pada axen "tembaklah aku!!"
Axen menggerakkan tangannya bersiap menembak kepala Rykel tapi dengan cepat tangan kiri Rykel mengambil alih pistol tersebut lalu menarik tangan kanan axen untuk lebih mendekat dan
Jleb
Pisau kecil itu menancap tempat di bawah rahang axen membuat axen tak bisa bergerak merasakan sakit yang begitu besar "hm.. pistol ini sangat murahan!!.. sama seperti dirimu manusia bodoh tidak berguna!!..." Rykel menatap axen yang perlahan melepas nyawa dan setelah itu tak ada pergerakan axen telah tewas "huwek..." Rykel menutup mulutnya kini mata hijaunya kembali lagi "ugh.. kenapa harus sekarang sih..." Rykel berjalan keluar ruangannya ia langsung menghadap kanan untuk bersender sejenak "bereskan mayatnya.." ujarnya pada bawahannya "itu sangat menjijikan kenapa Baran pergi di saat waktu yang tidak tepat..." Ya! Rykel berbicara dengan dirinya sendiri dimana sisi tergelap tersebut ia beri nama Baran dan inilah kelainan yang Rykel punya sejak ia lahir dimana Dave pun sudah mengetahuinya dan itulah mengapa Dave mempercayakan pekerjaannya pada Rykel
Ceklek
Rykel menbuka pintu ruang kerja Dave dimana pemandangan selalu sama hanya tatapan dingin dan mata lelah yang ia lihat "Daddy semua sudah selsai..." Ujar Rykel pada Dave di hadapannya "kemampuanmu sangat buruk!! Hanya satu orang saja kau memakan waktu satu jam!!.. pergilah asah kembali kemampuanmu!!" Ujar Dave begitu dingin wajah datarnya sangat menakutkan "ba.. baiklah Daddy.." Rykel keluar dari ruangan dingin tersebut ia berjalan menuju tempat latihannya
Rykel anak manis dan juga tampan itu sangat menyayangi Dave karena bagaimanapun Dave adalah orang tuanya seberusaha apapun Rykel menanyakan dimana ibunya Dave Takan pernah menjawab dan seberusaha apapun Rykel mencari keberadaan ibunya semuanya hanya sia-sia ia tak pernah menemukan jejak ibunya berada perlahan Rykel pun sudah menganggap bahwa ibunya sudah tewas tapi setidaknya Dave beri tahu siapa nama ibu kandung Rykel Dave terlalu cuek ia terlalu egois menyembunyikan satu manusia karena alasan pribadi
Rykel berdiri di atas ring menghadap lawan barunya yang sepertinya cukup kuat karena lawannya kemarin masuk UGD karena pukulan beruntun Baran "silahkan tuan muda.." salah satu maid di sana memberikan sebuah botol berisikan racun yang setiap hari dosisnya semakin bertambah tanpa rasa ragu Rykel membukanya dan langsung meminumnya hingga habis "baiklah mari kita mulai..." Ujar Rykel dengan senyumannya lalu ia memejamkan matanya
Jeng!
Rykel sudah tidak ada yang ada hanya Baran yang tengah menatap tajam lawan dihadapannya "sialan dosisnya terlalu banyak!!.." ujar Baran memaki racun yang sudah ia minum "Rykel kau harus beritahu Daddy jika racunnya terlalu banyak!!.." ujarnya pada diri sendiri
Bugh..
Pukulan yang Baran tepis dengan kasar menyebabkan lawannya jatuh tersungkur walaupun keringat dingin terus menetes Baran terus bertahan melawan racun ditubuhnya "haah!!... Racunnya dua kali lipat dari kemarin ughh!.." Baran mengeluarkan darah dari dalam mulutnya "tuan muda anda baik-baik saja?!" Tanya maid tadi dengan khawatir "diam!!.. aku baik-baik saja!... Mari kita selesaikan pertarungan ini!!.." Baran berusaha menegakkan tubuhnya ia mendongak memejamkan matanya lalu berlari menghampiri lawannya yang sudah lemas tak berdaya "ampun tuan muda saya mohon ampuni saya... Saya mengaku salah!.." smirk terlihat jelas di wajah Baran kepuasan sangat menyenangkan bahkan Baran masih menikmati wajah takut lawannya "baiklah kawan aku sudah selsai sekarang lihatlah pecundang ini..." Mata hijau itu kembali lagi "apa kau baik-baik saja?.." tanya Rykel sedikit khawatir "sebaiknya kau berhati-hati dengan Baran karena ia sedikit gila..." Apakah Rykel tidak salah bicara? Ia tidak sadar jika ia dan Baran sama-sama gila
"Uhh.. apa-apaan ini kenapa Daddy sadis sekali menambah terlalu banyak racun membuat tubuhku sakit!..." Ujar Rykel memegangi dadanya yang sakit "Baran gila!.. kau terlalu keras memukulnya membuat tanganku sakit!!..." Teriak Rykel di kamarnya
Tok... Tok..
"Masuk..." Rykel melirik pintu "Elly ada apa?.." Rykel berdiri menghampiri Elly "tuan besar memanggil anda..." Rykel tau mengapa Dave memanggilnya dan itu bukan hal yang baik "baiklah aku akan kesana..."
"kau tau apa kesalahanmu?!" Dave berdiri mendekati Rykel yang tengah menundukan kepala takut "ya, Daddy aku tau..." Rykel mengepalkan tangannya saat Dave berada tepat dihadapannya "panggilkan Baran!!.." inilah yang Rykel tidak mau dengar dari Dave karena saat Rykel bertukar dengan Baran maka Baran akan diserang oleh Dave "baiklah..." Rykel memejamkan matanya berusaha mengumpulkan emosinya dan Baran pun datang menatap datar Dave "kau tau apa kesalahanmu?!!" Baran tidak menjawab ia memalingkan pandangannya ia terlalu malas bertemu Dave
Buagh..
Tendangan kasar Dave berikan pada Baran membuat Baran menubruk pintu dan langsung terduduk tendangan Dave cukup keras tidak lebih tepatnya sangat keras "kau tau jika aku melukaimu maka Rykel juga akan terluka?!.." Baran memegangi perutnya racunnya saja belum hilang dan Dave sudah menambah rasa sakitnya itu sangat menyebalkan "aku tanya sekali lagi apa kesalahanmu?!!" Dave mensejajarkan tubuhnya dengan Baran yang masih terduduk "lain kali aku akan menghabisi lawanku... aku hanya tidak mood untuk membunuh, maaf Daddy dia sudah memohon untuk tidak dibunuh~"
"Jangan pernah memiliki rasa kasihan pada lawanmu!!.." Dave berteriak begitu kencang "dan jangan katakan lain kali tapi mulai sekarang habisi siapapun yang menghalangimu untuk melakukan perintahku!!.." Dave berdiri ia kembali ke kursi mewahnya "kembalilah!" Baran mengangguk lalu berusaha untuk berdiri dan keluar dari ruangan tersebut "ah sakit sekali mengapa kamu tidak menghindari tendangan Daddy sih..." Ujar Rykel dengan kesal "huh!.. aku harus istirahat.." Rykel berjalan menuju kamarnya ia mengganti pakaiannya dan di perutnya terdapat luka lebam yang cukup besar akibat tendangan Dave "sampai nanti Baran..." Ujar Rykel lalu memejamkan matanya
Dave selalu teringat masa lalu saat dimana Violet memarahinya dimana Violet begitu marah dan begitu dendam dengan kematian papanya yang tewas akibat kecelakaan di jalanan jika boleh jujur Dave sayang pada Rykel tapi ia tidak pernah menunjukannya Dave selalu berfikir jika ia mati kelak ia ingin Rykel bisa menjaga dirinya sendiri dan jika kamatian Dave karena pembunuhan seseorang yang memiliki dendam padanya maka Dave ingin Rykel membantai orang tersebut itulah mengapa Dave mendidik dengan keras Rykel maximova ralat lebih tepatnya Baran maximova karena Rykel tidak bisa bertarung ia hanya bisa merengek manja berbeda jauh dengan Baran
Rykel membuka matanya sepertinya ia ingin muntah rasanya sangat mual ini pasti akibat tendangan Dave yang begitu kencang "Baran ini sangat sakit!" Rykel memegangi perutnya air mata Rykel mulai berlinang ia ingin sekali menangis tapi ia tidak mau di sebut cengeng oleh Baran
Dave berdiri mendekati anon yang tengah duduk di sofa "obati dia aku tidak ingin dia sakit karena itu sangat merepotkan!!.." dingin. Tidak ada kehangatan di dalam kata-katanya "apakah kau tidak ingin Rykel sembuh?.. hilangkan sisi tergelapnya kau sudah gila Dave mengapa kau sekejam ini pada anakmu sendiri?!.. jangan jadikan anakmu pelampiasan dari Violet!!.." Dave tak memperdulikan ucapan Anik yang hanya ocehan anak baru gede itu "terutama perutnya..." Dave berdiri ia kembali ke kursinya dan langsung menghadapa pekerjaan yang sudah menumpuk 'perut? Apakah ada sesuatu?'
Anon mengetuk pintu kamar Rykel lalu membukanya secara perlahan ia melihat Rykel yang tengah duduk sembari memegangi perutnya "Rykel?" Anon memastikan apakah itu Rykel atau bukan tapi saat Rykel berbalik anon bernafas lega karena mata itu sekarang berwarna hijau kata Dave sisi tergelap anaknya itu saat matanya berubah menjadi hitam "iya paman?.." anon duduk di samping Rykel "apakah ada yang sakit?" Rykel menggeleng "tidak" ujarnya dengan cepat padahal perutnya sangat sakit "apakah aku boleh melihat perutmu?..." Rykel sedikit takut jika harus memperlihatkan luka yang dibuat oleh Dave tadi pagi, anon menarik perlahan kaos yang Rykel pakai ke atas dan terlihat jelas lebam di perutnya bahkan ini sampai keunguan dasar Dave brengsek apakah seperti ini mengurus anak satu-satunya? Anon sangat berharap Dave memberikan Rykel padanya tapi itu mustahil untuk Dave lakukan "bisa kamu panggilkan Baran?" Ujar anon ingin mengobrol dengan sisi gelap Rykel
"tidak bisa Paman..." Rykel menggelengkan kepalanya "kenapa?.." tanya anon karena jika ia dengar cerita Dave katanya ia bisa melihat Baran kapanpun ia mau "Baran bisa saja bunuh paman..." Ujarnya dengan lembut "tapi jika dengan Dave?... Kenapa dia baik-baik saja?" Anon bukan berarti ingin Dave kenapa-napa hanya saja aneh jika Dave baik-baik saja sedangkan iblis tergelap Rykel tengah menampakan dirinya "karena Baran tau jika itu Daddy... Sekejam apapun Daddy ia mengirimkan paman untuk mengobatiku.... Dia sayang padaku hanya saja caranya yang salah mungkin karena tidak ada mommy..."
'kau salah Rykel! Aku tidak membunuhnya karena aku tau jika kau menyayanginya!" Begitu jelas Rykel mendengar suara Baran
Anon tersentak ia mendongak melirik Rykel sebuah kesalahan besar untuk anon yang menatap Rykel dengan keterkejutannya karena bagaimana pun Rykel tau apa itu psikologis "paman mengetahui sesuatu?..." Anon memalingkan wajahnya "pakai salep ini nanti malam maka lebamnya akan hilang..." Anon berdiri meninggalkan Rykel yang masih bingung "akh!.. ada apa?" Tanya Rykel karena merasakan Baran yang ingin menggantikan posisinya dengan Rykel "jangan kamu tidur lagi aja"
semuanya jadi hening Rykel mengambil salep tersebut lalu menyimpannya di atas laci Rykel bisa merasakan perasaan Baran ada api disana sepertinya Baran sedang marah ia harus menahan Baran untuk tidak keluar karena bisa saja secara langsung Baran melukai orang terdekatnya Rykel tidak mau tubuhnya membunuh orang lain tapi jiwa Baran begitu kuat
'aku muak dengan perlakuan pria tua itu aku ingin belaian aku ingin sosok baru yang memberikan cintanya dengan tulus aku ingin mommy! Hanya paman anon yang bisa memberitahuku dimana mommy! Lihat saja paman kau sendiri yang ingin melihatku maka aku sendiri yang akan menampakan wujudku jangan pernah menyesal dengan apa yang sudah paman ucapkan! Aku akan segera datang!'
Dave merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi tapi ia terlalu malas untuk memikirkannya ia berjalan ke arah kamarnya ia bersiap untuk tidur ia tidak perduli dengan apa yang akan dilakukan anaknya selagi itu tidak mengganggunya ia akan mendiamkannya
"Maaf Rykel aku harus melakukannya ini juga demi kebaikanmu!!" Ujar Baran berjalan menuju parkiran dan melakukan mobil dengan kecepatan normal sangat tenang saat Baran mengendarai walaupun sekarang ia masih dibawah umur tapi ia terlalu nekad untuk anak seusianya rumah anon sangat jauh lebih tepatnya berbeda negara tapi baran yakin jika anon belum pulang ke negara asalnya sangat mudah untuk menemukan anon itu karena GPS kecil yang Baran pasang di tangan anon "kamu sangat kurang hati-hati paman!!" Smirk Baran begitu indah bahkan senyuma palsu Rykel saja kalah "aku bodoh bahwa paman itu sahabat pria tua itu pasti paman tau masa lalunya!!" Baran memarkirkan mobilnya di salah satu hotel ternama disana
"Maaf, tapi tempat ini bukan untuk bermain..." Apakah pendengaran Baran rusak? Sejak kapan hotel jadi tempat bermain? Dan apakah resepsionis itu tengah berbicara padanya? Oh Come on! Ini bukan saatnya untuk membuat lelucon "menyingkir dari hadapanku!!" Pistol sudah dengan sempurna berada di kepala resepsionis itu "anak kecil kamu jangan main-main sama pistol mainan seperti ini kamu lebih baik pulang lalu ti~"
Dor!!
Dia mati konyol. Itu yang Baran pikirkan "Diam semuanya! Jangan ada yang menghalangi jalanku jika tidak ingin bernasib sama seperti orang bodoh ini!!" Semua hening dan apa ini?! Baran merasakan Rykel yang berusaha mendorong jiwanya tapi maaf Rykel aku masih belum puas dengan bantaian ini "jangan pernah lapor polisi! Karena otakku lebih cerdas dari kalian!" Baran begitu angkuh ia berbalik menaiki lift laku melambai saat pintu lift tertutup ia melihat handphonenya ternyata anon ada di lantai dua
Baran mengetuk pintu kamar anon "Rykel?.. kamu mau apa malam-malam seperti ini kesini?" Hanya senyuman dan setelah itu mata Baran terbuka
Deg
"Baran?" Baran langsung masuk ke dalam apartemen tersebut ia melihat sekeliling lalu duduk di ranjang "ada apa? Bukannya kamu tidak bisa muncul jika orang lain yang memanggil?.." begitu banyak pertanyaan yang ingin anon lontarkan "tenanglah paman!! Jangan terburu-buru seperti itu!.. aku hanya akan bertanya satu kali... Dimana mommy?" Anon mengusap kasar wajahnya "Dia sudah tewas..." Baran tertawa hambar "jangan bohong!.." rasa sedih marah semua bercampur aduk "kau masih kecil Baran!!"
Suara mobil polisi terdengar jelas di Indra pendengaran Baran "merepotkan! Padahal aku sudah bilang jangan panggil polisi aku hanya membunuh Satu orang saja!" Anon tersentak kaget "kau membunuh?" Baran mengangguk "baiklah akan aku cari tahu sendiri dan aku bukan anak kecil paman, aku mesin pembunuh mari aku buktikan!" Tarikan tangan Baran begitu kuat menyeret anon ke jendela
Prangg!!
Anon terjatuh dari lantai dua
Baran melihat ke atas laci terdapat handphone anon yang bisa ia gunakan untuk melacak mommynya ia masih belum percaya jika mommynya mati Baran keluar apartemen dengan tenangnya ia berjalan melewati para polisi disana ia memakai sweater nya dan masuk ke dalam mobilnya ia membuka sedikit kaca mobilnya melirik rmsakah satu teman resepsionis yang baru saja ia bunuh kedipan mata Baran berikan lalu pergi dengan kecepatan tinggi
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!