NovelToon NovelToon

Anak Kembar Ketua Gangster

Anak Kembar 01

" Jane kalian pergilah. Bersembunyi lah bersama Rex. Dia akan membawamu ke tempat yang aman. Aku akan datang setelah semua ini selesai."

" Tidak Dean, aku akan terus bersamamu. Kita akan berjuang bersama. Aku tidak akan meninggalkanmu di sini sendiri."

Janella tergugu, dia tidak bisa meninggalkan Dean dalam kondisi seperti ini. Bagaimanapun ini sangat berbahaya. Dean di serang secara terus menerus oleh organisasi lainnya. Jane tentu tidak ingin meninggalkan Dean sendiri.

" Sayang, kamu harus menjaga kandunganmu dengan baik. Aku akan baik-baik saja."

Dor!

Dor!

Dor!

Suara tembakan kembali menggema. Dengan sedikit paksaan Jane dibawa pergi oleh Rex, tangan kanan dari Dean. Rex dan beberapa orang pengawal lainnya pergi mengamankan Janella dengan perut besarnya.

" Rex, kembalilah. Bantu Dean, aku tidak tenang jika kamu tidak bersamanya."

" Tapi Nyonya, Tuan memerintahkan saya untuk mengawal nyonya."

" Kak Rex, apa yang dikatakan kakak ipar benar, pergilah dan bantu kakakku. Aku akan menjaga Kak Jane."

Meskipun Olinda juga khawatir kepada Rex tapi benar juga bahwa saat ini Dean lebih membutuhkan Rex ketimbang mereka. Lagi pula saat ini sudah ada beberapa orang yang mengikuti mereke untuk berjaga.

" Olinda, apakah kakak mu akan baik-baik saja?"

" Tenang saja kakak ipar. Aku yakin Kak Dean akan baik-baik saja. Apa Kakak Ipar lupa kalau Kak Dean adalah ketua Gangster paling berpengaruh di negara ini. Percayalah semua akan baik-baik saja."

Jane sungguh khawatir, ia ingin membantu Dean.tapi kondisi tubuhnya sangat tidak memungkinkan.Saat ini perutnya sudah begitu besar. Menurut hasil USG dokter mengatakan bahwa Jane mengandung anak kembar. Tapi untuk jenis kelaminnya belum diketahui. Kandungan Jane sudah memasuki 7 bulan, maka dari itu Jane tidak bisa membantu Dean melawan para musuh.

Oleh Olinda--adik Dean,jane dibawa pergi sejauh mungkin bersama setidaknya 5 pengawal. Dini hari mereka sampai juga di kota S. Jane meringis sambil memegangi perutnya.

"Auchhh, ssss. Lind, Olinda ... sepertinya aku akan melahirkan Linda."

" Apa benar begitu kak. Joy, bawa ami ke rumah sakit terdekat!"

" Baik nona!"

Joy, salah satu pengawal yang ditempatkan oleh Dean di sisi Jane dan Olinda itu segera mempercepat laju mobilnya.Sebuah rumah sakit terlihat di tepi jalan. Joy langsung menghentikan mobilnya itu tepat di depan pintu IGD.

"Dokter tolong, kakak ku mau melahirkan. Pemeriksaan sebelumnya mengatakan bahwa kakak ku hamil anak kembar," Olinda menjelaskan kondisi Jane. Dokter yang mendengar paham, Jane langsung dibawa ke ruang penanganan. Operasi caesar harus segera dilakukan karena Jane mengalami pendarahan.

" Dokter, lakukan yang terbaik untuk anak-anak ku," cap Jane lirih.

"Anda tenang saja nyonya, kami akan melakukan yang terbaik untuk Anda dan anak-anak Anda."

Dalam hitungan detik Jane sudah tidak lagi sadarkan diri. Dokter melakukan pembedahan pada perut Jane untuk mengeluarkan anak kembar tersebut.Suara tangis bayi terdengar jelas.Di luar ruang operasi Olinda dan Joy bernafas lega, keturunan Benicio dilahirkan dengan selamat.

" Anda keluarga pasien?"

" Ya, saya adik iparnya dokter."

" Selamat, kakak Anda melahirkan bayi kembar laki-laki dan perempuan."

Olinda mengucapkan syukur dan terimakasih kepada dokter yang baru saja menyelesaikan operasi. Tapi sepertinya kabar baik itu harus disertai sebuah kabar buru.

" Nona Olinda, saya baru mendapatkan kabar. Tuan ... ." Joy rasanya tidak sanggup untuk mengatakan kebenaran yang baru saja dia dengar itu.

" Ada apa Joy, jangan membuatku penasaran. Segera katakan!"

" Tuan, Tuan Dean meninggal. Bersama Tuan Rex, rumah kita berhasil di bakar oleh musuh."

Bruk!

Olinda langsung jatuh pingsan. Joy memanggil petugas medis untuk membantunya merawat Olinda. Joy tidak percaya begitu saja dengan berita itu. Dia menghubungi banyak orang yang ia kenal di kota T untuk mencari kebenarannya.Tapi sayang, semua berita itu benar adanya. Bahkan kabar meninggalnya Dean langsung menjadi berita hangat dikalangan gangster dan mafia. Jason -- kakak Janella di tanah air bahkan langsung terbang ke negara S untuk mengunjungi adiknya.

" Tidak, Dean tidak mungkin meninggal. Semua itu pasti bohong. Aku tidak percaya, jika aku belum melihat mayatnya dengan mata dan kepala ku sendiri aku tidak akan percaya."

Kabar meninggalnya Dean membuat Jane terpuruk. Ia bahkan hampir kehilangan nyawa karena nekat berlari setelah operasi baru saja selesai. Jason bahkan harus membuat Jane tertidur untuk sementara waktu agar tidak bisa melakukan perbuatan yang bodoh.

"Olinda, maaf merepotkan mu untuk merawat si kembar lebih dulu. Aku sudah membuatkan susu khusus untuk si kembar. Susu itu merupakan pengganti ASI untuk sementara. Formula di dalamnya sangat mirip dengan ASI tapi bagaimanapun tetap lebih baik ASI kemana-mana," sesal Jason.

"Tidak masalah kak. Aku juga kehilangan, tapi Kak Jane pasti sangat kehilangan terlebih dia baru saja melahirkan."

Olinda begitu pengertian, Jason sungguh beruntung, Jane memilki adik ipar yang juga menyayanginya. Oleh Jason-- Jane, Olinda, dan si kembar dibawa ke tanah air. Di tanah Air Jane akan mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit miliknya.

" Mommy ... Mommy !"

Jane membalikkan tubuhnya saat suara kedua anaknya memanggilnya.Wanita itu masih begitu cantik, malah semakin cantik diusianya yang sudah kepala 3. Dua bocah itu berlari lalu memeluk sang ibu.

"Ethan, Emma jangan berlari begitu. Aunty tidak bisa mengejar kalian. Huh, semakin besar kalian semakin pandai membuat ulah," keluh Olinda.

"Maafkan aku ya Lind, kamu sudah sangat susah 5 tahun ini. Jika aku lebih bisa menerima kematian Dean lebih cepat, kamu pasti tidak akan terkurung di sini bersamaku."

" Jangan bicara begitu kak. Kita ini kan keluarga. Jika aku tidak berada bersama Kak Jane, aku harus dimana dan kemana? Kak Jane adalah keluarga ku satu-satunya setelah Kak Dean tiada."

Air mata Olinda akhirnya luruh juga. Ia tak lagi punya siapa-siapa. Dean sudah meninggal, kekasih hatinya Rex pun sama. Sekarang hanya ada Jane, dan kedua ponakan kembarnya yang membuat Olinda masih punya harapan untuk selalu bisa hidup lebih lama.

" LInd, aku punya rencana. Aku ingin membawa Ethan dan Emma kembali ke negara A tepatnya di kota T. Aku ingin memberitahu Ethan dan Emma dimana Daddy mereka berada dan berasal."

" Apa kakak yakin? Apa Kak Jane sudah siap?"

Jane sudah memikirkan hal ini dari satu tahun terakhir ini.Jason juga sudah tahu.bahkan Jane sudah mempersiapkan keberangkatannya esok hari. Emma dan Ethan juga sangat senang mengetahui mereka akan datang mengunjungi Daddy mereka meskipun mereka juga sudah tahu bahwa Daddy mereka sudah tidak ada.

Perjalanan dari tanah air ke negara A sekitar 17 jam. Bandara JFK terlihat begitu sangat sibuk dnegan orang yang berlalu lalang.Joy rupanya sudah berdiri di sana untuk menjemput Jane.

" Selamat datang Nyonya, senang melihat Anda kembali."

" Terimakasih Joy. Anak-anak, ucapkan salam kepada Paman Joy"

"Hallo Paman, salam kenal."

Joy tertegun melihat si kembar.Wajah mereka benar-benar mengingatkan Joy kepada Dean. Joy membawa semua orang menuju ke mobil. Ia akan langsung membawa Jane kembali ke rumah. Tapi Jane menolak, dia ingin pergi ke taman yang biasanya dikunjunginya bersama Dean dulu saat awal-awal hamil. Joy hanya bisa pasrah, ia tahu Jane masih belum melupakan Dean. Cinta Jane dan Dean sangat kuat.

" Kalian tunggu saja di sini. Aku akan jalan bersama si kembar."

" Mom, ini apakah dulu Mommy dan Daddy suka jalan kemari?" tanya Emma. Gadis kecil yang baru pertama kali menginjakkan kakinya di taman itu merasa sangat familiar.JAne hanya mengangguk menjawab pertanyaan putrinya. Ia memindai setiap sudut taman melihat kemana saja biasanya ia akan duduk bersama Dean. Hingga mata Jane terkunci kepada seseorang. Ia lalu berlari ke arah orang itu. Dia sangat Yakin orang itu adalah orang yang sangat a kenal.

" Dean, kau kah itu. Dean kau masih hidup!"

" Siapa kamu, maaf aku tidak kenal denganmu!"

TBC

Anak Kembar 02

Olinda tidak mengerti ada apa dengan sang kakak ipar. Setelah kembali dari taman, Jane hanya diam tidak berkata sedikit pun. ia bahkan langung masuk ke dalam kamar dan menyuruh kedua anak kembarnya untuk bermain sendiri.

" Ada apa dengan Mommy kalian?" tanya Olinda kepada Ethan dan Emma.

" Tadi saat di taman, Mommy melihat seorang paman. Mommy memanggilnya dengan nama Dean, tapi paman itu mengatakan tidak mengenal Mommy," Jelas Emma.

" Iya Aunty Olin, setelah itu Mommy terlihat menangis dan langung membawa kami pergi. Apalagi ada seorang wanita dan anak kecil seusia kita yang menghampiri," imbuh Ethan.

Olinda tentu terkejut saat mendengar penjelasan kedua ponakannya. Bagaimana sang kakak bisa muncul di taman itu, padahal kabar kematiannya jelas beredar 5 tahun yang lalu. Olinda yang tidak percaya dengan kematian Dean jga berusaha mencari, namun tidak pernah mendengar sedikitpun kabar itu. Padahal dia sudah berusaha mengerahkan seluruh anggota Dean yang tersisa untuk mencari, namun semuanya nihil.

"Baiklah anak-anak, kalian istirahatlah di kamar dulu. Aunty harus mengurus sesuatu."

Olinda mengantarkan kedua keponakannya menuju kamar dan langsung pergi keluar. Sepertinya dia harus membicarakan hal ini kepada Joy, bagaimanapun juga Joy adalah yang bertugas mengurus Kelompok dan Kartel Magna Arbor. Joy menjadi orang kepercayaan Olinda saat dia menemani Jane di Tanah Air. Namun, Olinda tetap terus mengawasi Joy, ia juga sering bolak balik Tanah Air dan Negara A untuk memantau. Awalnya Dean tidak mengijinkan Olinda untuk terjun ke bisnis hitam itu, namun kepergian Dean tentu saja membuat Olinda harus melakukannya.

" Joy, sudah dengar apa yang diceritakan oleh Ethan dan Emma?" tanya Olinda

" Sudah Nona, saya sungguh terkejut mendengar fakta itu. Tadi nona dan tuan muda juga mengatakan tentang Tuan Dean, tapi saat saya berlari mencoba untuk menghampiri, orang yang dimaksud sudah tidak ada," jelas Joy.

Olinda dan Joy terdiam saat ini. Keduanya sama-sama sedang berpikir megenai keberadaan Dean yang muncul selama 5 tahun kabar kematiannya. Dan dari cerita Ethan juga Emma, sepertinya Dean hilang ingatan.itu pun jika benar adalah Dean dan bukan hanya orang yang mirip.

Riwayat Jane yang pernah mengalami depresi parah setelah Dean meninggal membuat Olinda sedikit ragu dengan apa yang jane lihat.

" Joy selidiki, coba retas kamera pengawas sekitar taman. Kita harus pastikan itu kakak ku atau bukan," tegas Olinda memberi perintah.

" Baik Nona, saya aka melakukan segera."

Joy pergi dari ruang kerja milik Dean yang sekaran dipakai oleh Olinda.Rumah yang habis terbakar itu kembali dibangun persis seperti rumah sebelumnya. Janella lah yang meminta. Ia ingin anak-anaknya hidup dengan kenangan sang ayah meskipun sudah tidak lagi ada bersama mereka.

" Kak, jika kamu masih hidup maka kembalilah," ucap Olinda.

Gadis berusia 25 tahun menangis tergugu. Dean adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki. Rasanya sangat sakit mengetahui Dean yang meninggal bahkan tidak berpamitan.

" Kak Rex, jika kemarin aku sudah ikhlas dengan kepergian mu sekarang harapan itu muncul lagi. Aku sungguh berharap masih hidup Kak."

Di dalam kamar Si Kembar, Ethan dan Emma jelas tidak bisa tidur. Mereka mengingat kembali ekspresi ibu mereka yang kembali sedih. Sudah bertahun-tahun ini tidak melihat wajah sedih sang ibu, dan kali ini wajah ibu mereka sangat sedih. Bahkan sampai menangis.

" Apakah Paman tadi adalah Daddy kita? Tapi jika dilihat-lihat dia mirip dengan kita Et," ucap Emma sambil melihat ke arah kaca.

" Aku rasa juga begitu. Tapi bukankah tadi ada seorang wanita dan anak kecil di sana. Bahkan anak kecil itu memanggilnya denan sebutan ayah," imbuh Ethan.

Keduanya menjadi diam, mereka merasa ada yang tidak beres dengan semua yang terjadi tadi. Bocah 5 tahun itu mengambil tab nya lalu mencoba mencari nama Dean. Ethan tentu sangat ingat saat sang ibu memanggil pria itu dengan nama Dean.

Tak ... tak ... tak ... .

Tangan Ethan begitu lincah menari di atas keyboard layar sentuh itu.Dia sangat fokus, sedangkan Emma dia memilih untuk duduk diam di samping Ethan. Emma cukup melihat apa yang dilakukan kakak kembarnya itu. Ya, kata sang mommy, Ethan adalah kakak Emma karena dia lahir lebih dulu dari pada dirinya.

" Lihatlah Em, ini paman yang tadi. Tapi data yang muncul hanya satu tahun kebelakang aku yakin ada yang menyembunyikan fakta sesungguhnya," dalih Ethan.

" Aku setuju padamu kakak ku. Sepertinya kita harus mencarinya pelan-pelan. Kita tidak boleh terburu-buru. Jika memang dia adalah daddy kita, maka tidak akan aku biarkan siapapun mengambilnya," tegas Emma.

" Ya, aku juga tidak rela Daddy kita menjadi Daddy orang lain."

Sepertinya Ethan dan Emma begitu teguh. Saat ini mereka berdua bahkan sudah membuat rencana untuk mendapatkan informasi lebih mengenai seorang Dean Alexander yang sebenarnya memiliki nama asli Dean Benicio. Ya, nama Dean ternyata juga sudah berubah, tentu hal ini tidak sesederhana yang dipikirkan.

TBC

Note:

Bagi yang belum tahu Dean Benicio, dia adalah musuh Arduino ( karya: Mafia Somplak dan Cewek Anyep). Tapi dia berubah baik, dan Janella adalah adik Jason. Sama, keduanya juga di karya itu. ini Author buatkan cerita tersendiri. semoga terhibur.

Anak Kembar 03

Elizabeth Martinez, seorang wanita berusia 27 itu tampak risau saat duduk di ruang makan. Ia bahkan tidak fokus saat menyuapi Bobby--putranya yang baru berusia 4 tahun. Gelagatnya itu tentu ditangkap oleh mata sang ayah--Pablo Martinez. Tidak pernah Eliz tampak begitu tidak fokus saat sedang melayani putra dan 'suaminya' di meja makan.

" Apa yang sedang kau pikirkan Eliz, mengapa sepertinya kamu sedang khawatir begitu," tanya Pablo kepda sang putri.

" A-aku tidak apa-apa Pa. Hanya sedikit lelah saja," jawab Eliz singkat.

Pablo hanya membuang nafasnya kasar. Jawaban Eliz tentu hanya sedapatnya saja, dia jelas sedang ada yang dipikirkan.Tapi Pablo tidak ingin membahas ini saat ini. Waktu makan adalah waktu dimana mereka menikmati makanan dan bukan tempat untuk berbincang ataupun berdiskusi. Maka dari itu Pablo membiarkan Eliz terlebih dulu. Ia akan bertanya lebih lanjut nanti.

Di sudut yang berbeda Dean seperti tengah berpikir sesuatu. Ia bahkan sampai mengerutkan alisnya. Hal yang tidak pernah dilakukannya selama dia datang ke kediaman Martinez. Hal tersebut tentu membuat Eliz bertanya-tanya, ada apa gerangan yang menjadi pikiran Dean. Jangan-jangan tentang wanita yang mereka tadi temui di taman. Eliz menggelengkan kepalanya mengusir semua kekhawatirannya.

" Dean adalah milikku, aku tidak akan membiarkan siapapun mengambilnya. Tidak satupun boleh berada di sisi Dean kecuali aku dan Bobby. Aku adalah istrinya dan Bobby adalah anaknya, tidak boleh ada istri yang lain ataupun anak yang lain." Eliz berbicara dalam hati. tangannya mencengkeram erat dress nya di bawah meja.

Lain pikiran Eliz lain pula pikiran Dean, pria itu sedari tadi berpikir keras dengan wanita yang ia temui. Suara itu seperti pernah ia kenal sebelumnya, tapi dimana jelas Dean tidak bisa mengingat. Semakin ia berusaha untuk mengingat maka kepala nya akan terasa sakit dan bertambah sakit.

" Arghhhh!!" Dean berteriak keras membuat seisi ruang tamu terkejut. bahkan Bobby merasa takut sat melihat Dean menjambak rambutnya sendiri.

" Dean, kamu kenapa?" tanya Eliz yang tidak bisa dijawab oleh Dean. Pria itu masih terus berteriak dan bahkan sekarang memukul kepalanya.

" Bu, apa yang terjadi dengan ayah. Ayah kenapa bu?" tanya Bobby ketakutan.

"Ayah sedang sakit, Ibu antar kamu ke kamar ya. Bermainlah bersama Bibi Marry. Ibu akan merawat Ayah agar segera sembuh."

Bobby menurut, awalnya Eliz sendiri yang akan mengantar Bobby, tapi oleh Bibi Marry Bobby diambil dari gendongan Eliz agar Eliz bisa langsung merawat Dean.

" Dean, aku akan membawamu ke kamar untuk beristirahat."

Eliz memapah Dean untuk kembali ke kamar, sedangkan Pablo ia megambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Sepertinya pembicaraan antara Pablo dan orang itu terlihat sangat serius.

" Aku harap kamu mengerti dan menjalankan tugasmu degan baik. Aku tidak ingin putri kesayanganku sedih. Aku mau nama Dean Benicio hilang dari muka bumi ini. Yang ada hanyalah Dean Alexander, menantu dari seorang Pablo Martinez," tegas Pablo.

Orang yang berada di sebarang sana tentu mengerti dan sangat paham dengan perintah sang tuan. Di dalam rumah sakit, orang tersebut sedang berada di ruangannya. Tangannya memegang sebuah botol obat yang memang waktunya untuk diberikan.

" Entah apa yang akan terjadi dengan orang itu jika terus menerus meminum obat ini. Aku harap orang tersebut tetap dalam kondisi mental yang baik meskipun aku sendiri tidak yakin," gumam seorang pria yang menggunakan jas dokter pelan.

Sebenarnya apa yang dia lakukan sangat bertentangan dengan nalurinya sebagai dokter. Dokter adalah seseorang yang bertugas menyembuhkan orang dan bukannya membuat orang semakin sakit. Tapi dia hanya bisa mengikuti kemauan orang itu. Dia sudah banyak berhutang banyak terhadap Palo Martinez, salah satunya yakni berjalannya rumah sakit yang ia kelola tidak lepas dari dana invetasi yang dikucurkan oleh Pablo Martinez.

" Aku tidak tahu bagaimana dan seperti apa Tuhan akan menghukum ku. Aku akan menanggung semuanya."

Dokter Arthur melepaskan jas dokternya dan menggantungkannya di gantungan baju. Ia memasukkan botol berisi obat tadi ke dalam tas nya dan bersiap menuju ke kediaman Martinez. Satu tugas yang sangat bertentangan dengan hati nuraninya tapi tetap harus dia jalankan. Dia jelas tidak punya pilihan lain. Hal ini sungguh membuatnya tidak bisa berbuat apapun selain menurut.

Arthur mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Kebohongan, tipuan yang ia lakukan selama 5 tahun ini sungguh membuat hatinya tidak tenang. Berkali-kali dia memohon ampun dengan apa yang ia lakukan, namun agaknya permohonan ampun itu percuma karena masih terus ia lakukan.

" Semoga ada waktunya aku berhenti melakukan semua ini."

Arthur tergugu, di sepanjang perjalanan menuju kediaman Martinez dia selalu mohon ampun dalam hati. Dia meminta pengampunan kepada Tuhan atas apa yang ia perbuat.

Ckiiiiit

Arthur mengentikan mobilnya tepat di depan mansion milik Martinez. Dia berjalan dengan rasa enggan. Tapi sebuah sambutan hangat diterima oleh Arthur dari pemiliki rumah.

" Syukurlah dokter, lihatlah apa yang terjadi pada suamiku," ucap Eliz dengan nada khawatir. Rupanya sedari tadi dia terus menunggu Arthur datang.

" Jangan khawatir Nyonya, saya yakin Tuan Dean tidak apa-apa," sahur Arthur menenangkan.

Eliz langsung membawa Arthur ke kamar dimana Dean berada. Bisa Arthur lihat Dean masih kesakitan sambil mencengkeram erat kepalanya. Arthur langsung meraih tangan Dean agar pria itu tidak terus menjambak rambutnya sendiri.

" Nyonya, bisakah Anda mengambilkan saya air putih hangat," pinta Arthur.

" Baik, baik akan aku ambilkan."

Eliz langsung pergi keluar kamar, dan Arthur mencoba memeriksa kondisi Dean. tapi saat ia hendak memeriksa Dean menggunakan stetoskop, Dean mencengkeram erat tangan Arthur lalu menarik tubuh sang dokter hingga wajah keduanya sangat dekat.

Arthur tentu terkejut, terlebih tatapan mata membunuh milik Dean belum pernah ia lihat sebelumnya.

" Obat apa yang kau berikan kepadaku?"

Glek!

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!